LUCYANA
PENDAHULUAN
Asam senyawa yang dapat memberikan proton at
au ion H + ( proton donor )
Basa senyawa yang dapat menerima proton
( proton acceptor )
Ada 2 kelompok asam :
1. Asam karbonat ( H2CO3 )
2. Bukan asam karbonat : asam fosfat , asam sulfat
hasil metabolisme protein yang terikat
belerang atau fosfor ion H + dari asam ini
diekskresi lewat ginjal.
Produk metabolisme asam dalam jumlah relatif bes
ar. Oran
g dewasa / BB = 70 Kg : 20 m
ol CO2 & 70 – 100 mmol asam yang tidak menguap ( as
am sulfat, bikarbonat ) diekskresi oleh ginjal.
Asam laktat, beta hidroksibutirat, acetoasetat :
normal dimetabolisme menjadi CO2 dan air.
abnormal menumpuk dalam tubuh.
CO2 hasil akhir metabolisme KH & lemak :
CO2 ( larut )
CO2
R-NHCOO
CO2 CO2 + H2O
Cl - Cl - ca
HCO3 HCO3 + H +
O2
Hb O2 + HbH
O2 O2
Sel Jarin
gan Eritrosit
Plasma
Contoh :
1. Asidosis metabolik : pH rendah hiperventilasi
CO2 banyak dibuang CO2 turun.
2. Alkalosis metabolik : pH tinggi hipoventilasi C
O2 dihambat pCO2 meningkat
hipoventilasi
CO2 + H2O H2CO3 H + HCO3
hiperventilasi
Mekanisme kompensasi ginjal.
SYARAT SAMPEL :
1. Ketenangan pasien
Pasien yang takut hiperventilasi menurunkan pCO2.
2. Suhu tubuh darah normal pada 370 C , setiap
10 menit :
- pH turun 0,01
- pCO2 turun 1 mmHg
- pO2 turun 0,1 vol. %
3. Hiperproteinemia & hiperlipidemia melapisi
electrode fungsi menurun.
4. Lekositosis pO2 menurun
5. Volume antikoagulan heparin :
- Lebih : pH, pCO2, dan HCO3-
- Kurang : mikroagregat
6. Semprit plastik dapat menyerap CO2 dan O2. Ji
ka digunakan semprit plastik maka pemeriksaan
harus dilakukan dalam waktu 10 menit untuk me
ngurangi efek penyerapan tersebut.
7. Tutup lubang jarum dengan tutup karet
8. Pengiriman hendaknya dilakukan secepat mung
kin. Sebaiknya tes dilakukan paling lambat 15 me
nit setelah pengambilan spesimen
9. Untuk meyakinkan bahwa darah tidak membek
u, tetes pertama hendaknya dikeluarkan untuk m
elihat bekuan
Darah arteri = darah yang keluar dari ventrikel kiri, sehingg
a darah arteri paling baik dipakai dalam tes AGD. Tempat p
engambilan seperti arteri radialis dan arteri brahialis, arteri
femoralis
Darah vena dipengaruhi oleh kebutuhan metabolisme, sehi
ngga darah vena perifer tidak dapat dipakai untuk menilai o
ksigenasi karena pengambilan oksigen oleh berbagai organ
tidak sama.
Darah kapiler pada pasien dengan perfusi baik akan membe
rikan hasil yang hampir = arteri dengan perbedaan pH ± 1,5
mmHg.
Page 21
Page 22
Page 23
Arteri Vena Kapiler
pCO2
35 - 45 40 - 52 41 - 51
Saturasi O2
> 95 60 - 85 60 - 80
HCO3
22 - 26 22 - 28 22 - 26
Base Excess
-2 -+2 -2 -+2 -2 -+2
INDIKASI AGD
KLASIFIKASI :
1. Asidosis Metabolik
1. Fully compensated
2. Asidosis Respiratorik
2. Partially compensated
3. Alkalosis Metabolik
3. Uncompensated
4. Alkalosis Respiratorik
Faktor2 Penyebab :
1. Jumlah produksi asam organik > jumlah ekskresinya.
Contoh :
DM as. Aseto acetat & as. Beta hidroksi butirat
2. Ekskresi asam terganggu / berkurang. Conto
h : Gagal Ginjal, RTA.
3. Pembuangan HCO3 keluarnya cairan duodenum y
ang berlebihan HCO3 plasma disertai Cl atau N
a
2. ALKALOSIS METABOLIK
1. Tx. Basa ( NaHCO3 ), sitras pada transfusi, antacida.
2. Kehilangan HCl dari lambung & hipovolemia munta
h2 , obstruksi pylorus / intestinal atas.
3. Defisit ion K : sindroma cushing, K makanan , hiper
aldosteronisme, K
alium meningkatkan reabsorbsi Na , produksi NH
3 & sekresi H. Peningkatan sekresi H HCO3
4. Hipovolemia sekresi aldosteron reabsorbsi Na, H
CO3 atau Cl.
5. Tx. Diuretika yang mencegah absorbsi Na di tubulus.
Na dalam cairan tubulus distal memacu aldosteron
sekresi & ekskresi K.
6. Pencahar & infus cairan tanpa Kalium.
3. ASIDOSIS RESPIRATORIK
Keadaan dengan penurunan pembuangan CO2 di pulmo
pCO2 & asidosis respiratorik kronik & akut.
1. Langsung menekan system pusat nafas : Oba
t2 narkotika & barbiturat. Tra
uma sistem saraf pusat, tumor, proses degeneratif Inf
eksi sistem saraf pusat. Ko
ma. Hi
poventilasi sentral peripher.
2. Mengenai alat pernafasan : P
POM, Fibrosis paru, Status asmatikus, Infeksi paru be
rat, spasme larynx, Gangguan gerakan paru, Cacat da
da, gangguan persyarafan otot pernafasan.
3. Lain2 : Pemb
esaran abdomen ( peritonitis, ascites), obesitas.
4. ALKALOSIS RESPIRATORIK
Penurunan pCO2 & difisit CO2 primer meningkatnya fr
ekuensi dan kedalaman respirasi ion H dan pH .
1. Pacuan pusat nafas yang tidak berasal dari pernafasa
n: Ketegang
an , histeri, Hipoksia, hipertiroid.
Panas badan, Sepsis, Infeksi sistem saraf pusat. Ence
palopati metabolik ( penyakit hati )
2. Penyakit Paru : P
neumonia, asma, emboli paru. Pe
nyakit paru interstitiel, Gagal jantung congestif. Kom
pensasi pernafasan sesudah koreksi asidosis metabol
ik.
3. Lain2 : Hiper
ventilasi respiratoir.
Jenis gangguan pH pCO2 HCO3 B.E
Asidosis respiratorik
- tidak kompensasi ↓ ↑ N N
- kompensasi sebagian ↓ ↑ ↑ ↑
- kompensasi sempurna N ↑ ↑ ↑
Alkalosis respiratorik
- tidak kompensasi ↑ ↓ N N
- kompensasi sebagian ↑ ↓ ↓ ↓
- kompensasi sempurna N ↓ ↓ ↓
Asidosis metabolik
- tidak kompensasi ↓ N ↓ ↓
- kompensasi sebagian ↓ ↓ ↓ ↓
- kompensasi sempurna N ↓ ↓ ↓
Alkalosis metabolik
- tidak kompensasi ↑ N ↑ ↑
- kompensasi sebagian ↑ ↑ ↑ ↑
- kompensasi sempurna N ↑ ↑ ↑
RANGKUMAN
Tubuh dalam kaitannya dengan produk metabolisme
atau produk penyakit mengendalikan keseimbang
an asam & basa.
Pengendalian asam basa dilakukan bersama2 : s
ystem penyangga, pernafasan & ginjal.
Gangguan keseimbangan Asidosis / Alkalosis , R
espiratorik & Metabolik.
Menentukan gangguan murni / campuran atau nilai k
ompensasi perhitungan estimasi.
Penentuan Anion Gap memperkirakan jumlah ani
on yang tidak ditentukan di laboratorium rutin.
AGD Px. elektrolit : Na , K , Ca dan Cl
RUMUS KOMPENSASI :
1. Asidosis metabolik kompensasi alk. respiratorik.
HCO3 PRIMER & pCO2 kompensasi
Estimasi pCO2 : pCO2 = ( 1,5 x HCO3 ) + 8
2. Alkalosis Metabolik kompensasi As. Resp.
Estimasi pCO2 : pCO2 = ( 0,9 x HCO3 ) + 9
3. Asidosis respiratorik kompensasi Alk. Metab.
Estimasi HCO3 : HCO3 = ( 0,43 x pCO2 ) + 7,6