Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATERNITAS II

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GONORE

Dosen Pengampu:
Ns. Nur Rahmawati, S.Kep MPH

Disusun Oleh:
Kelompok 8

1. Susilowati
2. Theresia iswidaningrum
3. Teo Aji Prasetyo
4. Viviyana Eka Nur Qulist
5. Winda fitriani
6. Yulia rahmawati Supraba

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaium Wr. Wb.


Alhamdulilllah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk dapat melaksanakan dan menyelesaikan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan karena
keterbatasan data dan pengetahuan penulis serta waktu yang ada saat ini, dengan rendah hati
penulis makalah ini mengharap kritik dan saran yang membangun dari kalangan pembimbing
untuk kesempurnaan makalah yang kami kerjakan ini.

Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua


pihak yang telah membantu terselesaikanya kegiatan makalah untuk mata kuliah sistem
muskuluskeletal, terutama kepada dosen pembimbing. Terlepas dari semua kekurangan
penulisan maklah ini, baik dalam susunan dan penulisanya yang salah, penulis memohon maaf
dan berharap semoga penulisan makalah ini bermanfaat khususnya kepada kami selaku penulis
dan umumnya kepada pembaca yang budiman.

Akhirnya, semoga Allah senantiasa meberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada siapa saja
yang mencintai pendidikan. Amin Ya Robbal Alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris: gonorrhea atau gonorrhoea)
adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang
menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata
(konjungtiva).
Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan
persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput
di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi (Wikipedia).
Namun penyakit gonore ini dapat juga ditularkan melalui ciuman atau kontak badan yang
dekat. Kuman patogen tertentu yang mudah menular dapat ditularkan melalui makanan,
transfusi darah, alat suntik yang digunakan untuk obat bius.
Penyakit menular seksual juga disebut penyakit venereal merupakan penyakit yang paling
sering ditemukan di seluruh dunia. Pengobatan penyakit ini efektif dan penyembuhan cepat
sekali. Namun, beberapa kuman yang lebih tua telah menjadi kebal terhadap obat-obatan dan
telah menyebar ke seluruh dunia dengan adanya banyak perjalanan yang dilakukan orang-
orang melalui transportasi udara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Gonore ?
2. Apa Penyebabnya Gonore ?
3. Apa Manifestasi Klinis Gonore ?
4. Bagaimana Patofisiologi Penyakit Gonore ?
5. Bagaimana Penatalaksanaan Medis Gonore ?
6. Diagnosa Keperawatan Gonore
7. Intervensi Keperawatan Gonore

C. Tujuan
1.Untuk Mengetahui Definisi Gonore
2. Untuk Mengetahui Penyebabnya Gonore ?
3. Untuk Mengetahui Manifestasi Klinis Gonore
4. Untuk Mengetahui Patofisiologi Penyakit Gonore
5. Untuk Mengetahui Penatalaksanaan Medis Gonore
6. Untuk Mengetahui Keperawatan Gonore
7. Untuk Mengetahui Intervensi Keperawatan Gonore
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Kencing nanah atau gonore ( bahasa Inggris : gonorrhoea ) adalah penyakit menular
seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam
uretra, leher rahim, rectum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva). Gonore bisa
menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada
wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul
sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi (Wikipedia, 2009).
Gonorhea adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria Gonorhea yang pada
umumnya ditularkan melalui hubungan kelamin, tetapi dapat juga secara langsunv dengan
eksudat yang efektif (Dr. Soedarto, Penyakit – penyakit Infeksi DI Indonesia, 1990, hal 74).

B. Etiologi
Penyebab pasti penyakit gonore adalah bakteri Neisseria gonorrhea / Gonokok yang
bersifat patogen yang di temukan oleh Neisser dari Polandia pada tahun1879 dan baru
diumumkan apada tahun 1882. Kuman tersebut termasuk dalam grup Neisseria dan dikenal
ada 4 spesies, yaitu N. gonorrhoeae dan N. meningitidis yang bersifat patogen serta N.
cattarrhalis dan N. pharyngis sicca yang bersifat komensal. Keempat spesies ini sukar
dibedakan kecuali dengan tes fermentasi.
Gonokok termasuk golongan diplokok berbentuk bji kopi berukuran lebar 0,8 u dan
panjang 1,6 u bersifat tahan asam. Pada sediaan langsung dengan pewarna gram bersifat
gramnegatif , terlihat di luar dan di dalam leukosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat
mati dalam keadaan kering , tidak tahan suhu di atas 39°C dan tidak tahan zat disinfektan.
Secara marfalogi gonogok terdiri atas 4 tipe ,yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai pili yang
yang bersifat virulen dan bersifat nonvirulen pili akan melekat pada mukosa epitel dan akan
menimbulkan reaksi radang.
Kuman Neisseria gonorrhea paling mudah menginfeksi daerah dengan mukosa epitel
kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang atau imatur, misalnya pada vagina wanita
yang belum pubertas.
Galur N. gonorrhoeae penghasil penisilinase (NGPP) merupakan galur gonokokus yang
mampu menghasilkan enzim penisilinase atau beta-laktamase yang dapat merusak penisilin
menjadi senyawa inaktif, sehingga sukar diobati dengan penisilin dan derivatnya, walaupun
gejala dengan peninggian dosis Bakteri ini melekat dan menghancurkan membrane sel epitel
yang melapisi selaput lender, terutama epitel yang melapisi kanalis endoserviks dan uretra.
Infeksi ekstragenital di faring, anus, dan rectum dapat dijumpai pada kedua jenis kelamin.
Untuk dapat menular, harus terjadi kontak langsung mukosa ke mukosa.

C. Manifestasi Klinis
Menurut Mutaqqin (2011) manifestasi klinis gonorea antra lain :
1. Pria
a. Gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi.
b. Gejala berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra kemudian di ikuti nyeri ketika
berkemih.
c. Disuria yang timbul mendadak, rasa buang air kecil disertai dengan keluar lendir
mukoid dari uretra
d. Retensi urin akibat inflamasi prostat
e. Keluarnya nanah dari penis.
2. Pada Wanita :
a. Gejala aawal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi
b. Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan
c. Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Namun, beberapa penderita
menunjukkan gejala yang berat seperti desakan untuk berkemih
d. Nyeri ketika berkemih
e. Keluarnya caran dar vagina
f. Demam
g. Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, indung telur, uretra, dan rektum serta
menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual. Wanita dan
pria homoseksual yang melakukan hubungan seks melalui anus, dapat menderita
gonorhea directumnya. Penderita akan merasa tidak nyaman disekitar anusnya dan
dari recrumnya keluar cairan. Daerah disekitar anus tampak merah dan kasar serta
tinja terbungkus oleh lendir dan nanah.

D. Patofisiologi
Menurut mutaqqin (2011), Neisseria gonorrhea adalah bakteri gram-negatif yang di
tularkan melalui hampir semua kontak seksual. Bakteri secara langsung menginfeksi uretra,
endoserviks, saluran anus, konjungtiva dan faring. Infeksi dapat meluas dan melibatkan
prostat, Vas deferens, vesikula seminalis, epididimis, serta testis pada pria;dan kelenjar skene,
bartholini, endometrium, tuba fallopi dan ovarium pada wanita. Komplikasi lebih lanjut
adalah dermatitis, atritis, endokarditis, mioperikarditis, dan hepatitis.
Pada pria akan timbul gejala-gejala dan tanda-tanda uretritis dalam waktu 2-5 hari sampai
1 bulan setelah inokulasi. Tanda pertama adalah sekret uretra purulen berwarna kuning atau
kuning kehijauan. Pada pria yang tidak disirkumsisi dapat terjadi balanopostitis sehingga
timbul sekret dari bawah prepusium. Komplikasi balanopostitis adalah fimosis akibat
peradangan dan edema pada glans. Kurang dari 5% pria dengan uretritis gonokok yang tidak
berkomplikasi menjadi asimtomatik. Jika tidak diobati, dalam waktu 10-14 hari, infeksi akan
naik dari uretra anterior ke uretra posterior. Disuria menjadi bertambah berat dan menjadi
malaise, sakit kepala, serta limfadenopati regional. Infeksi yang terus berlanjut menyebabkan
prostatitis, epididimitis dan sistisis.
Masa inkubasi pada wanita berlangsung sedikitnya 2 minggu. Tempat primer dari infeksi
adalah endoserviks, dengan infeksi uretra pada 70-90% kasus. Uretritis primer tanpa
melibatkan serfiks jarang terjadi pada wanita, tetapi dapat terjadi pada mereka yang telah
menjalani histerektomi total. Lebih dari separuh wanita yang terinfeksi dengan gonorhoe tidak
mempunyai gejala kalaupun ada hanya gejala ringan yang sering kali di abaikan, seperti
sekret vagina, disuria, sering berkemih, sakit punggung belakang, serta nyeri abdomen dan
panggul. Pada pemeriksaan serviks tanpak rapuh dan bengkak, sering disertai sekret purulen
atau mukopurulen. Kelenjar batholini mungkin terkena sehingga dapat terbentuk abses.
Mukosa rektum dapat terinfeksi pada pria dan wanita sebagai akibat otoinokulasi atau
hubungan seksual melalui anus. Infeksi pada faring adalah akibat kontak seksual orogenital.
Konjungtivitis gonokok terjadi melalui kontaminasi langsung pada mata melalui jari handuk.
Neonatus mendapat konjungtivitis gonokok pada persalinan sel melalui jalan lahir yang
terinfeksi.
E. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
Menurut Vietha (2009), Pada pengobatan gonorea yang perlu diperhatikan adalah
efektivitas. Harga dan sesedikit mungkin efek taksiknya, pemilihan resimen pengobatan
sebaiknya mempertimbangkan pula tempat infeksi, resistensi galur N. Gonorhoeae
terhadap animicrobial dan kemungkinan infeksi chlamydia trachomatic yang terjadi
bersamaan. Secara epidemiologi pengobatan yang dianjurkan adalah obat dengan dosis
tunggal. Macam macam obat yang dapat dipakai antara lain :
a. Pilihan utama dan kedua adalah siprofloksasin 500 mg dan ofloksasin 400 mg. Berbagi
resimen yang dapat diberikan adalah :

1) Siprofloksasin 500 mg per oral atau


2) ofloksasin 400 mg per oral, atau
3) seftriakson 250 mg injeksi intramuskuler atau
4) spektinomisin 2 mg injeksi intramuskuler
b. Medikamentosa
1) walaupun semua gonokokus sebelumnya sangat sensitif terhadap penicilin banyak
“strain” yang sekarang relatif resisten. Tetapi penicilin, amoksisilin dan tetrasiklin
masih tetap merupakan pengobatan pilihan.
2) untuk sebagian besar infeksi, penicilin G dalam aqua 4,8 unit ditambah 1 gr
probonesid per oral sebelum penyuntikan penicilin merupaka pengobatan yang
memadai.
3) pengobatan jangka panjang diperlukan untuk endokarditis man meningitis
gonokokus.
2. Non-farmakologi
Memberikan pendidikan kapada klien dengan menjelaskan tentang :
1) Bahaya penyakit menular seksual
2) Pentingnya mematahui pengobatan yang diberikan
3) Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya
4) Hindrai hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak
dapat dihindari.
5) Cara-cara menghindari infeksi PMS di masa yang akan datang.

F. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri saat BAK berhubungan dengan adanya reaksi inflamasi pada
uretra
2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan adanya reaksi penyakit ( reaksi inflamasi )
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan jaringan yang ditandai dengan
adanya abses dan kemerahan.

G. Intervensi keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri saat BAK berhubungan dengan adanya reaksi inflamasi
pada uretra
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan klien akan merasa nyaman saat berkemih.
Kriteria Hasil :
a. Klien tampak rileks saat berkemih
b. Klien secara verbal mengatakan tidak sakit / tidak nyeri
c. Skala nyeri klien 2 – 3
d. Tanda – tanda vital klien dalam batas normal
Intervensi :
a. Kaji skala nyeri pasien
b. Observasi tanda-tanda nyeri non verbal, seperti ekspresi wajah gelisah, menangis.
c. Observasi tanda-tanda vital.
d. Ajarkan klien tehnik relaksasi
e. Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang.
f. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi analgesik.

2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan adanya reaksi penyakit ( reaksi


inflamasi )
Tujuan : setelah dilakukan intervensi keperawatan suhu tubuh klien dalam batas
normal
Kriteria Hasil :
a. Suhu tubuh klien normal
b. Klien tampak nyaman
c. Secara verbal klien mengatakan nyaman
d. Tanda – tanda vital klien normal
Intervensi :
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
2. Jelaskan pada klien dan keluarga klien untuk mengompres klien pada daerah arteri
besar misalnya pada aksila dan leher
3. Observasi suhu tubuh klien setiap 2 jam sekali
4. Observasi nadi, tekanan darah dan respirasi rate klien
5. Tingkatkan inktake cairan dan nutrisi klien
6. Kolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian obat antipiretik

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan jaringan yang ditandai dengan
adanya abses dan kemerahan.
Tujuan : setelah dilakukan intervensi keperawatan dalam waktu 3 x 24 jam gangguan
integritas kulit klien akan teratasi.
Kriteria Hasil :
a. Abses tidak ada
b. Kemerahan tidak ada
c. Mempertahankan integritas kulit
d. Tidak terjadi infeksi dan komplikasi
Intervensi
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga klien
2. Jelaskan pada klien agar tetap menjaga kekeringan dan kebersihan di daerah luka
3. Observasi kondisi kerusakan jaringan kulit klien, catat adanya pembengkakan dan
kemerahan.
4. Bersihkan dan keringkan kulit khususnya daerah dengan kelembaban tinggi
5. Kolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian obat antibiotik
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kencing nanah atau gonorrhea adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum,
tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva). Penyebab pasti penyakit gonore adalah
bakteri Neisseria gonorrhea / Gonokok yang bersifat patogen.
Bakteri secara langsung menginfeksi uretra, endoserviks, saluran anus, konjungtiva dan
farings.Infeksi dapat meluas dan melibatkan prostate, vas deferens, vesikula seminalis,
epididimis dan testis pada pria dan kelenjar skene, bartholini, endometrium, tuba fallopi dan
ovarium pada wanita.
Setelah melekat, gonokokus berpenetrasi ke dalam sel epitel dan melalui jaringan sub
epitel di mana gonokokus ini terpajan ke system imun (serum, komplemen, immunoglobulin
A(IgA), dan lain-lain), dan difagositosis oleh neutrofil. Virulensi bergantung pada apakah
gonokokus mudah melekat dan berpenetrasi ke dalam sel penjamu, begitu pula resistensi
terhadap serum, fagositosis, dan pemusnahan intraseluler oleh polimorfonukleosit.Faktor yang
mendukung virulensi ini adalah pili, protein, membrane bagian luar, lipopolisakarida, dan
protease IgA.Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah daerah epitel kolumnar dari uretra
dan endoserviks, kelenjar dan duktus parauretra pada pria dan wanita, kelenjar Bartolini,
konjungtiva mata dan rectum.Infeksi primer yang terjadi pada wanita yang belum pubertas
terjadi di daerah epitel skuamosa dari vagina.
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, A. 1999. Dasar Patologi Penyakit. Jakarta : EGC


Muttaqin, A. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta : Salemba
Medika

Vietha. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gonorhoe.


http://viethanurse.wordpress.com/asuhan – keperawatan – klien – dengan – Gonorhoe.html
diakses tanggal 27 september 2013

Anda mungkin juga menyukai