Anda di halaman 1dari 18

 Scene 1

Waktu : Pagi Hari


Suasana : Bahagia, Bersemangat, Damai, Ramai, Ceria
Latar : Pasar
Pemeran : Raja Boko, Putri Roro, Istri Raja Boko, Pedagang, Warga Desa
Biasa, Jin
Act : Penduduk Desa dan kerajaan yg bersatu
- Setelah MC, masuk music ceria menegangkan.
- Muncul judul teater
- 1 pemeran masuk dengan perlahan dan suara narrator masuk

- Dengan iringan music, para pedagang dan penduduk desa


kembali ke kegiatannya masing – masing
Narator : Matahari pun mulai menampakan senyumnya, pasar yang
semakin ramai ditemani hangatnya sinar matahari.
Pedagang 1 : Mariiii, sayur segarr, yurr sayurrr
Pedagang 2 : Buahnya buu, masak pohonn, segar segarr
Narator : Seruan para pedagang itu pun, tiba – tiba berhenti saat terdengar
suara langkah kaki para tentara yang sontak mengagetkan para pedagang dan
penduduk
- Para tentara masuk dengan gagahnya serta dipikulnya senjata dengan
pakainnya yang rapid an tampangnya yang mengangkan
Narator : Dengan wajah – wajah yang kebingungan, para pedagang dan
penduduk pun langsung berkumpul mendakati para tentara. Lalu, datanglah
Raja Boko serta istrinya. Raja Boko adalah raja yang dermawan dan bijaksana.
Tidak hanya itu, IA juga memiliki seorang Putri yang diberinya nama Roro
Jonggrang.
- Raja Boko, Istri Boko masuk dibelakang para tentara. Di belakang raja
Boko dan istri, terdapat Roro Jonggrang dengan dayang – dayangnya.
- Para pedagang dan warga bergembira menyambut datangnya raja, Istri ,
serta Putri Roro Jonggrang
Raja Boko : Wahai rakyat – rakyatku. Bagaimana kabar kalian ? Baik?
Saya Prabu Boko, Raja kalian yang kalian cintai di kerajaan ini.
Saya ingin mengucapkan terimakasih atas kesetiaan kalian.
NArator : Ditengah – tengah kegembiraan ini, ada beberapa dayang yang
terlena …..
Dayang 1 : yuhuuu, mari bapak ibu ( dengan centilnya )
Dayang 2 : (sibuk dengan membenarkan rambutnya sambil tersenyum –
senyum )
- Para dayang dengan centilnya yang melebihi Roro Jonggrang, sangat
merassa gembira hingga kelewatan
- Lalu, Roro Jonggrang menoleh ke belakang dan melihat tingkah
dayangnya yang kecentilan
Roro Jonggrang : Hei dayang, ngapain kalian seperti itu, sok kecentilan banget (
dengan nada sewot )
Dayang : Heheheehe, maaf putrii, kami kan juga kesenangan ( tersipu malu
)
Narator : Tidak hanya itu, ada juga jin- jin yang mngintip keramaian ini.

 Scene 2
Waktu :Subuh
Suasana : Bahagia, Bersemangat, Damai, Ramai, Ceria
Place :Desa
Musik : Musik ceria menegangkan
Lampu : Redup halus
Pemeran :Petani, Warga Desa Biasa, Pedagang

Narrator : Di kota Yogyakarta, terdapat sebuah Kerajaan yang megah dan


kokoh. Sebuah desa yang damai dan sukacita. Hamparan sawahnya yang luas,
embun pagi yang merasuk ke dalam tulang, matahari yang masih senang
bersembunyi, diisi dengan datangnya salah satu penduduk desa ini.
- Dilanjutkan oleh 4 pemeran masuk yaitu pedagang, petani, dan warga sambil menari – nari
- Kemudian 1 pemeran tadi bertemu dan berbincang dengan 4 pemeran yang sudah masuk
- Masuk di desa yang ramai penduduk dan pedagang menata dagangannya

Pedagang : Yurrr, Sayurrrr, mari mari sayur segarnya, dipilih - pilih

- Pada saat beberapa rakyat membeli sayur – sayuran,

Pemeran 1 : Ayam sekarang berapa pak harganya?

Pedagang : Masih sama kok, Rp 36.000 per kilo

Pemeran 2 : Ini belanjaan saya pak, dihitung berapa semuanya

Pedagang : Baik bu, tunggu sebentar ya

Narrator : Pada saat beberapa rakyat membeli sayur – sayuran, terlihat berlalu lalang
beberapa petani yang akan mulai bekerja di sawah lengkap dengan barang bawaannya. Kemudian
bertemulah seorang Bandung Bondowoso dengan Putri Roro Jonggrang ditengah keramaian
penduduk.

- Dari arah kiri, berjalan Roro Jonggrang, Ibu Roro Jonggrang, dan dayang – dayangnya ,
- Dari arah kanan, berjalanlah Bandung Bondowoso dan mereka pun bersenggolan, lalu Roro
Jonggrang perrgi begitu saja dan Bandung melihat kepergian Roro Jomnggrangsemua
penduduk menari bersama sama diiringi dengan music yang ceria
- Kembali berkegiatan dan lampu meredup

 Scene 3
Waktu : Maghrib
Suasana : Tegang, serius
Place : Didalam Hutan
Pemeran : Bandung Bondowoso, Dukun, Prajurit Bandung Bondowoso,
Mata-mata kerajaan Boko
Act : Persiapan Penyerangan kerajaan Boko oleh Bandung
Bondowoso tetapi diintip oleh mata-mata kerjaan Boko
Narator : Pada mala mini, beberapa pasukan Kerajaan Boko ditugaskan
untuk mengintai Kerajaan Bandung Bondowoso. Sesampainya di hutan mereka
malah tertidur pulas.
- Beberapa pasukan Boko masuk ke stage, dan tertidur
Narator : Beberapa saat kemudian, para prajurit Bandung Bondowoso
datang dan langsung meletakkan senjatanya dengan keras sehingga
mengagetkan pasukan raja Boko dan mereka pun terbhangun
Pasukan Boko 1 : eeehhh, suara apa ini ? ( sambil berbisik dan kaget )
Pasukan Boko 2 : ahh, gimana sih kamu malah tertidur!!
Pasukan Boko 1 : Lah, orang kamu juga tertidur kok, huhhh
PAsukan Boko 2 : oooo iya yaaa, eh eh , lihat itu, sst jangan berisik ( sambil
mengintip )

Narator : Kemudian, datangkah Ban dung Bondowoso di depan para


prajuritnya dengan angkuhnya. Para prajurit pun sontak memberikan hormat
kepada Bandung Bondowoso
- Bandung Bondowoso masuk dan diberi hormat oleh para pasukannya
Bandung Bondowoso : selamat malam para prajurit!! ( dengan tegas )
Prajurit Bandung : Selamat malam!!
Bandung Bondowoso : Malam ini kita akan melakukan balas dendam ke
Kerajaan Boko. Segera siapkan semuanya!!!
Prajurit Bandung Bondowoso : Baik Bandung
Bandung Bondowoso : Jangan sampai ada yang tertinggal, kita
harus memenangkan pertarungan ini
Prajurit Bandung Bondowoso : Baik Bandung, apa strategi yang akan kita
gunakan dalam peperangan nanti?
Bandung Bondowoso : Itu adalah strategi yang akan kita gunakan
dalam peperangan nanti. Kita harus memenangkan peperangan itu.
Prajurit Bandung Bondowoso : Baik Bandung, kami akan berusaha agar
Kerajaan kami memenangkan peperangan.
Bandung Bondowoso : Tetapi tunggu, kita tak cukup mempersiapkan
sendiri. Kita harus mencari cara lain untuk mengalahkan Kerajaan Prabu Boko.
Prajurit Bandung Bondowoso : Bagaimana caranya Bandung??
Bandung Bondowoso :Hmmmmmm, bagaimana yaa?? ( Sambil
bepikir keras )
Bandung Bondowoso : Bagaimana kalau kita memakai dukun agar
kita menang ?
Prajurit Bandung Bondowoso : Yakin Bandung? Lalu apa yang harus kami
lakukan Bandung?
Bandung Bondowoso : Yakin, karena kita harus menang!!! Bawa
dukun desa ke dalam hutan.
Prajurit Bandung Bondowoso : BaikkBandung, akan kami panggil ke dalam
hutan.

Prajurit Bandung Bondowoso pun segera keluar hutan untuk memanggil


dukun. Mereka bergegas untuk menemui dukun tersebut. Setelah sampai di
rumah Dukun, Prajurit Bandung Bondowoso memberitahukan akan adanya
peperangan antara Kerajaan Bandung Bondowoso dengan Kerajaan Praku Boko.
Si dukun pun berniat untuk membantu Kerajaan Bandung Bondowoso.
Akhirnya, Prajurit Bandung Bondowoso dan Dukun segera menuju hutan untuk
menemui Bandung Bondowoso.
Sesampainya di hutan,Prajurit dan Dukun langsung menghadap pada Bandung
Bondowoso.
Dukun : Apa yang harus saya perbuat Bandung?
Bandung Bondowoso : Aku mau kamu membuat lemah Kerajaan Prabu Boko
dan memenangkan Kerajaan kita. Bagaimana caraanyaa harus bisaa!!
Narator : Dipertengahanpembicaraan mereka, Pasukan Bandung
Bondowoso melihat orang yang tidak dikenal. Setelah ditelusuri, orang itu
adalah mata –mata dari Kerajaan Prabu Boko. Secara cepat, Prajurit Bandung
Bondowoso mengejar orang – orang tidak dikenal itu.
- Beberapa pasukan Boko, kaget dan langsung melarikan diri
Bandung Bondowoso : Heiiii, siapa kalian ? Berani – beraninya masuk dalam
tempat persembunyianku! Heiii, kejar ,mereka!! ( bicara kepada pasukannya )
- Pasukan Boko lari menuju Kerajaan Boko
 Scene 4
Waktu : Malam Hari
Suasana : Tegang, emosi
Place : Latar Kerajaan Boko
Pemeran : Raja Boko, Bandung Bondowoso, Prajurit Bandung, Prajurit Boko
Act : -Penyerangan Kerajaan Boko
- Raja boko memerintahkan untuk membawa putri kabur ke tempat
persembunyian di hutan
- Pasukan Boko yang tadi lari dikejar, masuk dalam Kerajaan Boko
Narator : Dengan tergesa-gesa, nafas yang tidak beraturan, keringatnya
yang menetes kemana – mana, pasukan Boko pun memberitahukan bahwa
Kerajaan Bandung akan menyerang Kerajaan Boko.
Raja Boko : tunggu, tunggu, ada apa ini? Apa yang terjadi dengan kalian ?
(kebingungan )
Pasukan Boko 1 : Maaf raja, kami dikejar oleh pasukan Bandung Bodowoso (
sambil terbata – bata )
Pasukan Boko 2 : Raja, Kerajaan Bandung Bondowoso akan menyerang
Kerajaan kita
Raja Boko : Aapaaaaa?!!!!
Pasukan Boko 2 : Benar Raja
Raja Boko : PAtih, segera bawa istri dan anakku ke dalam hutan
Ratu : Tidak, aku akan bersamamu Raja
Raja Boko : Jangan! Ini terlalu berbahaya untukmu, aku tidak ingin terjadi apa
– apa denganmu
Ratu : Tidak apa-apa, mati sekalipun tidak apa, aku akan menamni kamu
Raja Boko : ( terdiam sejenak ) Baikklah, bawa anakku segera ke hutan Patih!
Patih : Baik Prabu, saya akan segera membawa Roro Jonggrang masuk ke dalam
hutan.
Prabu Boko : Baikk, kita harus mempersiapkan semuanya dengan baik,
saya ingin kita menang!!

PAsukan Boko : BAik prabu, kita akan menyiapkan semuanya.

SCENE 5
Narator : Tak lama dari itu, Pasukan Bandung dan Bandung Bondowoso
yang tadi mengejar para pasukan raja Boko pun datang ke Kerajaan Prabu Boko.
Dengan cepat dan sigap, pasukan Prabu Boko pun bersiap
Raja Baka : Wahaipasukanku!!!
Pasukan : HIOOOOOO (saling berseru dan menghentakkan sekali
senjata ke bumi)
Raja Baka : Perjuangkan tanah mu dan duniamu dari tajamnya
cakarharimau itu!!!!
Pasukan : IYYYYYYYOOOOOO!!!! (mengangkat senjata dan berseru)
Disisi lain….
Bandung : Bwahahahaha! (tangan diangkat )PASUKAAAAN!!
Pasukan : RAJAKUUUUUU!
Bandung : Terkam merekaaaaaa!!!!! (sambil menunjuk angkat senjata
ke lawan)
- Pada saat Bandung akan membunuh Raja Boko, tiba – tiba Ratu datang
Rartu : hentikan!!! Suamiku sudah tidak bisa apa-apa lagi
Bandung Bondowoso : Aku akan tetap membunuhnya, karena dia musuhku
Ratu : Kalau kau ingin membunuh suamiku, kau harus membunuhnya juga
Bandung Bondowoso : Baik, jika itu maumu ( membunuh Raja Boko dan
Ratu)
Narator : Dengan ini Bandung Bondowoso resmi menguasai Kerajaan Boko
-BLACKOUT menyorot ke Raja BOKO-
Scene 6
Sementa waktu itu, Patih kerajaan Baka masih sadar dan berlari menuju
persembunyian untuk menyampaikan pesankepada Sang Tuan Putri.
Prajurit Boko : Tuan Putri..! Tuan Putri!! (memegang luka di perut
dan berjalan tertatih)
Dayang : Patih! Kau terluka! Mari kita obati!
Prajurit Boko : Tidak usah! Ini sudah tidak penting! Panggil Tuan Putri! Ada
pesan penting untuknya.
Dayang berlari menuju persembuyian Tuan Putri.
Putri Roro : Astaga Patih! Ada apadenganmu! Bagaimana bisa? Siapa
yang melakukanini?? Katakan!
Prajurit Boko : Tuan Putri yang baik hati, ughugh (batuk). Prabu… ughugh
Prabu..
PutriRoro : Ada apa dengan ayah ?
Prajurit Boko : Prabu… telah dikalahkan. Ughughugh
PutriRoro : Apaa?? Oleh siapa Patih? Katakan, kumohon! (menangis)
Prajurit Boko : Oleh BANDUNG BONDOWOSO!!
PutriRoro : Apa? Bandung Bondowoso?? Apa kau tidak salah Patih?
Prajurit Boko: Tidak, Putri. Inilah fakta yang terjadi
Dayang 1 : Sudah Putri, jangan menangis terus ( DAyang menghibur Roro
Jonggrang )
Narator : ditengah tangisan mereka, Roro Jonggrang berpikir untuk
memberi pelajaran kepada Bandung Bondowoso.
- Kemudian, Roro, istri Boko, dan para dayang saling berpelukkan dan
berbisik bahwa mereka harus bisa untuk melewati ini
- Pada saat itu, ada jin yang diam – diam melihat kejadian ini, jin itupun
turut merasakan kesedihan Roro Jonggrang
Jin : aduhh, kasihan sekali Putri cantikku, aku tidak tega melihat Ia menangis
seperti itu ( meneteskan air mata )
PutriRoro : Baik! Kuputuskan. Aku akan berjalan, melangkah bahkan
berlari paling depan untuk perjuangan ini! Tapi, Dayang, kalian tunggu disini
sebelum aku kembali.

SCENE 7
PutriRoro : Bandung! Hey Bandung! Keluarkau!! (diulangi 1x)
PengawalBandung : Hey, siapakamu! Beraninyateriak-teriakpada Raja!!
(dipegangtangannyakasar)
PutriRoro : Heh! Lepaskanaku! Aku taka da keperluandengamu! Dan
Ingatya, Aku, Tuan PutriRoroJonggrang.
PengawalBandung : Aduh, manaada Tuan Putri kayak gini, ckckkc
PutriRoro : Hey, Bandung! Keluarkau! Cepat, Keluaar!
- Bandung keluar
Bandung Bondowoso : Siapa yang berani – berani mengusik ketenangan
Raja baru Prambanan?
Roro Jonggrang : Kau bukan Raja Prambanan, kau hanyalah pembunuh
busuk!! ( mereka bertatap muka dan sedikit kebingungan)
Bandung Bondowoso : Ohh, siapa gerangan engkau, wanita cantik ? dan untuk
apa kau datang ke Kerajaan baruku?
Roro Jonggrang : Hei pembunuh, aku adalah orang yang akan merebut kembali
Kerajaan ini darimu
Bandung Bondowoso : Tenanglah cantik, wajah cantikmu tidak cocok dihiasi
kemarahan seperti itu
Roro Jonggrang : kau ingin aku tidak marah dihadapan orang yang
membunuh ayahku? Bajingan kau Bandung!!
Bandung Bondowoso : Ayahmu?? Aku tidak tahu siapak ayahmu….. Ohhh
apa kauu….
Roro Jonggrang : Ya! Raja Boko adalah ayahku dan kau membunuhnya!!
Bandung Bondowoso : Jadi begini cara takdir mempertemukan kita kembali,
saat pertama melihatmu, aku ingin sekali mempersuntingmu setelah tahu begini
akhirnya.
Roro Jonggrang : Aku tidak sudi menjadi istrimu pembunuh!!
Bandung : Roro, roro, pertarungantetaplahpertarungan. Pastiada yang
menjadijaminannya. Dan sekarangakulahRajanya, Roromanis
(sambilgenitsmleha). Jadi, sekarang, taka da gelarapapununtukmu. Oooh…
ataukauinginmenjadi ‘mantanputri’ RoroJonggrang?
PutriRoro : KAU!!! Beraninyakau! Akan
kurebutnegriinidaritangankotormu, Bandung!
(emosimembaramajumaubakuhantamtpbandunggatakutceunah)
Patih : Putri, tenangPutri. Selesaikandenganhatidingindandamai.
Makasemuaakanberjalandengan lancer. TenangPuti (menghalauputrimaju)
Bandung : dengarkanitu, mantan-tuan-putriRoroJonggrang.
Ah, beginisaja. KauakanmenjadiPutridikerajaanini,
bahkanRatu. Jikakaumenerimakusebagaibelahanjiwamuselamanya.
PutriRoro : Berani-beraninyakau, setelahembunuhAyahkutanparasaiba,
dansebagianbesarrakyatku, hah!!!!
Bandung : bukankahsudahkubilang, akutaktahu, manis.
Jadibagaimanapenawaraku?
PutriRoro : Masihberaninya, kau. Huh
Bandung : Apaperklukuusirkaudaritanahini pula?
PutriRoro : Baiklah. Kuterimalamaranmu. Tapisebelumnya,
kauharusmenyelesaikan Challenge dariku.
Bandung : astaga..apapunakankulakukan, sayang. Apalagiuntukkmu.
PutriRoro : Buatkanaku, 1000 candi! Dalamsemalam!
(jeduaaarrpetirmenggelegar)
Bandung & Jin: HAH! DALAM SEMALAM???
Jin 1 : eehhssstsss, nantiketahuan!
Bandung : Tunggu, tutuutnggu. Semalam? Apakaugila, Roro?
PutriRoro : Kalaukautidaksanggup,
makaakutakakanmenerimakasihcintamu yang besaritu!
Bandung : Baik, baik,
akankulakukansegalacarauntukmemenuhipermintaanpujaanhatikuini.
Tunggusaja! Akan kubuatcandiitudalamsemalam!

Di sisi lain
Jin 1 : widiihhgila. 1000 candicoyyy!
Jin 2 : iye bro! semalemlagiya. Mintatolongsiapacoba!
Jin : Yamntatolong Jin lah! Siapalagi.
Jin 2 : Maksudmu, kita?
Jin : kamupikirjincumankitabertiga? Masihbanyakjindiluarsana
yang aktifikutkomunitasmakanyajobnyarame!
Jin 1 : wadau, serujugayaada job gitu.
Jin : Eh, cobadeh kalian pikirin, gimanacaranyabikin 1000
candiitugagal!
Jin 2 : lhamaungapainjin! Kamugilaya, kalaukitadijampi-
jampigimana?
Jin : emangnyakamutegamelihat Tuan
PutriRorokesakitandalambatin,
jiwadanhatinyamenghadapiharimaugilaitusetiaphari, kalaumerekabersama?
Jin 1 : HIlihhh, jin, jin, ngomongajakamucemburukaann? Susah
amatbilangnya.
Jin 2 : Ealahdalah, anceneBambang !Tinggalbilangajakoksusahsiihh.
Jin : ehehehheehheh (malu )
Jin 1 : Eh! Hey, gimanakaloppakeideku! Sinikumpul! (bisik-bisik)
Jin & Jin2 : Widii, sabi bet!
Bersama : Yok, Laksanakan!!!
ADEGAN 8 " Perencanaan Penggagalan Pembangunan Candi"
Waktu : Siang Hari
Setting : Bersembunyi di Hutan
Suasana : Serius
Pemeran : Putri Roro, Warga Desa, dan Dayang- Dayang

Narator :
Pada siang itu, Putri Roro Jonggrang bersama dengan dayang-dayangnya ke sebuah
hutan untuk membuat penggagalan pembangunan candi bersama dengan warga
desa
Dayang : " Tuan Putri… Apakah gerangan yang terjadi dengan Tuan
Putri?. Mengapa wajah Tuan Putri begitu murung?"(sambil membawakan
Teh)
Putri Roro : "Begini dayangku, jika saya kau yang berada diposisiku
apakah yang akan kau lakukan untuk menggagalkan pembuatan 1000
candi itu?"
Dayang : (terdiam)
Putri Roro : " Bayangkan saja bagaimana mungkin aku akan menjadi
kekasih seorang pembunuh ayahku sendiri. Dayang apakah harus
kulakukan?"
Dayang : " Maaf Tuan Putri, jika Tuan berkenan menerima saran dari
hambamu ini, lebih baik Tuan Putri menemui warga desa untuk membantu
penggagalan pembuatan candi itu."
Putri Roro : " Cerdik sekali kau dayang, aku akan menemui warga desa
dan sekarang siapkan cadarku , kita akan pergi secara diam - diam."
Dayang : "Baikla Tuanku, akan hamba siapkan." ( mengambil
selendang untuk menutupi wajah )
Putri Roro : " Berjanjilah padaku dayang, bahwa engkau tidak akan
memberitahu kepada bandung akan rencana ku ini " ( sambil memakaikan
tuan putri selendang(cadar) )
Dayang : " Baik Tuan, tidak akan hamba beritahu bandung akan hal ini.
Mari tuan ( sambil menunjukkan jalan dan mereka berdua pergi )
( latarnya hutan dan beberapa orang desa )
Putri Roro : " Jadi kedatanganku kemari ialah untuk meminta bantuan
kalian." ( Rakyat berkumpul mendengarkan putri ngomong )
Rakyat 1 : " Maaf jika hamba lancang, masalah apakah yang merisaukan
Tuan Putri sehingga mengharuskan Tuan datang kemari ?
Putri Roro : " Bandung Bondowoso telah membunuh ayahku dan
sekarang Bandung ingin mempersunting aku untuk menjadi istrinya. Apa
jadinya aku menjadi istri seorang pembunuh
( rakyat terdiam dan bingung )
Putri Roro : " aku memberikan Bandung satu syarat yang mustahil, yaitu
Bandung harus mendirikan 1000 candi untukku."
Rakyat 2 : " Bbbbaagaimana jika Bandung berhasil?"
Putri Roro : " Hal itu tidak akan terjadi, karena aku akan membatalkan
pembuatan candi itu "
Rakyat 3 : " Membatalkannya ?. Bagaimana mungkin?"
Putri Roro : " Aku ingin saat malam tiba kalian memukul padi dilesung
sebelum matahari terbit dan menaburkan bunga-bunga yang harum
bunganya agar ayam-ayam berkokok dan menandakan itu sudah pagi dan
pembuatan candi itu tidak selesai tepat pada waktunya."
Rakyat 1 : " Baikla Tuanku, akan kami turuti apa yang diperintahkan
oleh putri " ( seluruh rakyat desa mengangguk angguk )
Dayang : " Baikla, saat ini kalian kembalilah bekerja " (rakyat bubar
dan dayang putri kembali ke kerajaan )

ADEGAN 9 " Pembangunan Candi"


Waktu : Malam Hari
Setting : Rumah dukun dan Tanah Lapang
Suasana : Mencekam, mistis, dan sakral
Pemeran : Bandung Bondowoso, Dukun, Jin (tokoh utama), dan
pasukan jin

Narator :
Malam pun tibaBandung dan dukun memanggil jin-jin itu dan membuat candi

Bandung : " Mpu…. Bolehkah saya meminta bantuanmu?"


Dukun : " Hahaha, Bandung- Banduunggg, gerangan apa yang
membawamu kemari Bandung ."
Bandung :"Bisakah kau membantuku memanggilkan beberapa jin
untukku mpu?"
Dukun :" Hmmm, Jin ? Mau kau apakan Jin-jin ku bandung?"
Bandung :" Untuk membantuku membangun 1000 candi sebelum
matahari terbit. Aku harus memenuhi persyaratan yang diberikan Roro Jonggrang
agar aku dapat menikahi Ia. Tolong ya pleaseeeeeee ."
Dukun :" itu hal mudah bandung jika kau memberikan aku emas dan
beberapa dayang untuk menemaniku hahahahahah."
Bandung : " Wah jika soal itu , tenanglah akan kuberikan kepadamu."
(ketawa jahat bersama)

( masuk ke tanah lapang untuk buat candi )

Bandung :" Disinilah aku akan membuatkan candi untuk Sayangku roro
jonggrang Mpu."
Dukun :" Baiklah,sekarang akan ku panggilkan jin-jinku." ( dukun dan
bandung duduk sebelah bersila dan dukun membaca mantra berisikan beberapa
sesajen )
( Jin-jinnya datang)

Dukun : " Aku memanggil kalian untuk membantu Tuanku Bandung


Bondowoso menyelesaikan 1000 candi sebelum matahari terbit dan jika ayam
sudah berkokok maka kembalilah kalian."
Jin Utama : " Siap Bosskuhhhh, hahaha." ( Jin lainnya juga ikut ketawa )
Dukun : " Selamat bekerja , ku tinggal dulu ."

( jin mulai buat candi dan bandung jalan jalanliatin )

Jin utama :" Aku kan juga cinta dengan roro jonggrang, jika teman
temanku ini berhasil menyelesaikan candi ini maka bandung akan menjadi suami
roro jonggrangku hmmm." ( Monolog dan jin lainnya masih asik membuat candi."
Jin Utama : hmmmm… ( jin berpikir ). Aku ada ide aha ( sambil ketawa
kecil dan berperilaku jika sudah punya ide dan ia langsung merusak beberapa
candi yang sudah jadi saat itu)

ADEGAN 10 " Kegagalan Pembangunan Candi"


Waktu : Pagi Hari
Setting : Istana dan Tanah Lapang
Suasana : Tegang
Pemeran : Bandung Bondowoso, Dukun, Jin (tokoh utama), pasukan
jin, Putri Roro Jonggrang, Dayang, dan Rakyat

(Dalam istana dan dalam keadaan gupuh )

Dayang : " Tuan Putri Tuannnn Putri. Tuan putri tolonglah tuan untuk
bangun karena matahari telah terbit ( Putri Roro Jonggrang baru bangun dan
menguap )
Putri Roro :" Sudahlah dayang, mengapa kau membangunkan aku pagi
sekali."
Dayang :" Tuan putri roro,
ppeeeemmmmbbbaaannnnggguuuunnnnaannn ccaannndddiii nya tuan,
pembangunan candinya."
Putri Roro : " Apakah warga desa sudah memukul lesung dan
menaburkan bunga?
Dayang :" Aaaaa Iiiituuu Tuan Putriiii ( Terbantah bantah )

(putri roro bangun dan langsung melihat warga diikuti oleh dayang tadi )

Putri Roro :"hei- hei, Apakah kalian juga kesiangan sepertiku ?"' ( warga
baru memukul lesung dan menebarkan bunga)

( rakyat hanya menunduk dan memukul lesung )

Putri Roro :" Kalian semua ikutlah denganku."( warga desa dan dayang
mengikuti putri roro ke tempat pembangunan candi dengan agak kebingungan
mau diajak kemana )

( ditempat pembangunan candi sudah ada bandung, dukun, jin utama, jin
lainnya dan datang putri roro, dayang ,dan warga )

Putri Roro :" Heiiii …. Bandung manakah 1000 candi yang aku mau,
sudah kau buatkan bukan ?"
Bandung :" hahahah, tentunya sudah sayangku roro jonggrang." (
ketawa jahat )
Putri Roro :" baiklah didepan akan kuhitung candi ini 1,2,3,4,5,6…. (
sambil nunjuk nunjuk candinya dalem hati itungnya )
Putri Roro :" bandungggg… bandunggg lihatlah candi ini berjumlah
hanya 999 candi maka dari itu karena tidak berjumlah 1000 maka aku tidak
mau menjadi istrimu bandung, sudahlah..
Bandung :" wahai roro, mengapa engkau sangat licik ? kau telah
menggagalkan usahaku untuk mewujudkan 1000 candi yang tinggal kurang satu
candi lagi semua ini karena kelicikan mu bersama dayang dayangmu dan warga
warga ini ( sambil nunjuk dayang dan warga ).
Bandung :" Jika candi ini kurang 1 lagi maka penggantinya ialah kau
roro jonggrang maka dari itu terkutuklah engkau menjadi candi yang terakhir!"
Hahahaha
Putri Roro :" Aaahhhhh Tidak…"
Dayang :" Tuuuuuaaaannnnn Putriiiiiiiiii tttuuuuuaaaannnn …"
(merintih )
Bandung :" hahahahahahaha, aku adalah raja atas prambanan."
( warga menangis dan dayang - dayang menangis dan bandung pun , dukun,
dan jin lainnya pergi sambil ketawa- ketawa jahat )
( dalam satu panggung ada dayang dan warga yg menangis tetapi didalam satu
panggung ada jin utama menangis tetapi fokus lightingnya hanya ke jin utama )

Jin Utama : " apakah ini yang namanya cinta, kenapa harus seperti ini
hmmmm… semua ini salahku, jika aku tidak merusak candi itu maka sayangku
roro jonggrang akan hidup bersama ku selamaanya hmmm. Maafkan aku
rorooooooo…. ( penyesalan dan menangis)

Narator :
Pada akhirnya Putri Roro Jonggrang menjadi satu candi untuk menggenapi
sembilan ratus sembilah puluh sembilan itu dan Bandung mengambil alih
Kerajaan Prambanan.

-THE END-

Anda mungkin juga menyukai