Roro Jonggrang New Pol
Roro Jonggrang New Pol
Scene 2
Waktu :Subuh
Suasana : Bahagia, Bersemangat, Damai, Ramai, Ceria
Place :Desa
Musik : Musik ceria menegangkan
Lampu : Redup halus
Pemeran :Petani, Warga Desa Biasa, Pedagang
Narrator : Pada saat beberapa rakyat membeli sayur – sayuran, terlihat berlalu lalang
beberapa petani yang akan mulai bekerja di sawah lengkap dengan barang bawaannya. Kemudian
bertemulah seorang Bandung Bondowoso dengan Putri Roro Jonggrang ditengah keramaian
penduduk.
- Dari arah kiri, berjalan Roro Jonggrang, Ibu Roro Jonggrang, dan dayang – dayangnya ,
- Dari arah kanan, berjalanlah Bandung Bondowoso dan mereka pun bersenggolan, lalu Roro
Jonggrang perrgi begitu saja dan Bandung melihat kepergian Roro Jomnggrangsemua
penduduk menari bersama sama diiringi dengan music yang ceria
- Kembali berkegiatan dan lampu meredup
Scene 3
Waktu : Maghrib
Suasana : Tegang, serius
Place : Didalam Hutan
Pemeran : Bandung Bondowoso, Dukun, Prajurit Bandung Bondowoso,
Mata-mata kerajaan Boko
Act : Persiapan Penyerangan kerajaan Boko oleh Bandung
Bondowoso tetapi diintip oleh mata-mata kerjaan Boko
Narator : Pada mala mini, beberapa pasukan Kerajaan Boko ditugaskan
untuk mengintai Kerajaan Bandung Bondowoso. Sesampainya di hutan mereka
malah tertidur pulas.
- Beberapa pasukan Boko masuk ke stage, dan tertidur
Narator : Beberapa saat kemudian, para prajurit Bandung Bondowoso
datang dan langsung meletakkan senjatanya dengan keras sehingga
mengagetkan pasukan raja Boko dan mereka pun terbhangun
Pasukan Boko 1 : eeehhh, suara apa ini ? ( sambil berbisik dan kaget )
Pasukan Boko 2 : ahh, gimana sih kamu malah tertidur!!
Pasukan Boko 1 : Lah, orang kamu juga tertidur kok, huhhh
PAsukan Boko 2 : oooo iya yaaa, eh eh , lihat itu, sst jangan berisik ( sambil
mengintip )
SCENE 5
Narator : Tak lama dari itu, Pasukan Bandung dan Bandung Bondowoso
yang tadi mengejar para pasukan raja Boko pun datang ke Kerajaan Prabu Boko.
Dengan cepat dan sigap, pasukan Prabu Boko pun bersiap
Raja Baka : Wahaipasukanku!!!
Pasukan : HIOOOOOO (saling berseru dan menghentakkan sekali
senjata ke bumi)
Raja Baka : Perjuangkan tanah mu dan duniamu dari tajamnya
cakarharimau itu!!!!
Pasukan : IYYYYYYYOOOOOO!!!! (mengangkat senjata dan berseru)
Disisi lain….
Bandung : Bwahahahaha! (tangan diangkat )PASUKAAAAN!!
Pasukan : RAJAKUUUUUU!
Bandung : Terkam merekaaaaaa!!!!! (sambil menunjuk angkat senjata
ke lawan)
- Pada saat Bandung akan membunuh Raja Boko, tiba – tiba Ratu datang
Rartu : hentikan!!! Suamiku sudah tidak bisa apa-apa lagi
Bandung Bondowoso : Aku akan tetap membunuhnya, karena dia musuhku
Ratu : Kalau kau ingin membunuh suamiku, kau harus membunuhnya juga
Bandung Bondowoso : Baik, jika itu maumu ( membunuh Raja Boko dan
Ratu)
Narator : Dengan ini Bandung Bondowoso resmi menguasai Kerajaan Boko
-BLACKOUT menyorot ke Raja BOKO-
Scene 6
Sementa waktu itu, Patih kerajaan Baka masih sadar dan berlari menuju
persembunyian untuk menyampaikan pesankepada Sang Tuan Putri.
Prajurit Boko : Tuan Putri..! Tuan Putri!! (memegang luka di perut
dan berjalan tertatih)
Dayang : Patih! Kau terluka! Mari kita obati!
Prajurit Boko : Tidak usah! Ini sudah tidak penting! Panggil Tuan Putri! Ada
pesan penting untuknya.
Dayang berlari menuju persembuyian Tuan Putri.
Putri Roro : Astaga Patih! Ada apadenganmu! Bagaimana bisa? Siapa
yang melakukanini?? Katakan!
Prajurit Boko : Tuan Putri yang baik hati, ughugh (batuk). Prabu… ughugh
Prabu..
PutriRoro : Ada apa dengan ayah ?
Prajurit Boko : Prabu… telah dikalahkan. Ughughugh
PutriRoro : Apaa?? Oleh siapa Patih? Katakan, kumohon! (menangis)
Prajurit Boko : Oleh BANDUNG BONDOWOSO!!
PutriRoro : Apa? Bandung Bondowoso?? Apa kau tidak salah Patih?
Prajurit Boko: Tidak, Putri. Inilah fakta yang terjadi
Dayang 1 : Sudah Putri, jangan menangis terus ( DAyang menghibur Roro
Jonggrang )
Narator : ditengah tangisan mereka, Roro Jonggrang berpikir untuk
memberi pelajaran kepada Bandung Bondowoso.
- Kemudian, Roro, istri Boko, dan para dayang saling berpelukkan dan
berbisik bahwa mereka harus bisa untuk melewati ini
- Pada saat itu, ada jin yang diam – diam melihat kejadian ini, jin itupun
turut merasakan kesedihan Roro Jonggrang
Jin : aduhh, kasihan sekali Putri cantikku, aku tidak tega melihat Ia menangis
seperti itu ( meneteskan air mata )
PutriRoro : Baik! Kuputuskan. Aku akan berjalan, melangkah bahkan
berlari paling depan untuk perjuangan ini! Tapi, Dayang, kalian tunggu disini
sebelum aku kembali.
SCENE 7
PutriRoro : Bandung! Hey Bandung! Keluarkau!! (diulangi 1x)
PengawalBandung : Hey, siapakamu! Beraninyateriak-teriakpada Raja!!
(dipegangtangannyakasar)
PutriRoro : Heh! Lepaskanaku! Aku taka da keperluandengamu! Dan
Ingatya, Aku, Tuan PutriRoroJonggrang.
PengawalBandung : Aduh, manaada Tuan Putri kayak gini, ckckkc
PutriRoro : Hey, Bandung! Keluarkau! Cepat, Keluaar!
- Bandung keluar
Bandung Bondowoso : Siapa yang berani – berani mengusik ketenangan
Raja baru Prambanan?
Roro Jonggrang : Kau bukan Raja Prambanan, kau hanyalah pembunuh
busuk!! ( mereka bertatap muka dan sedikit kebingungan)
Bandung Bondowoso : Ohh, siapa gerangan engkau, wanita cantik ? dan untuk
apa kau datang ke Kerajaan baruku?
Roro Jonggrang : Hei pembunuh, aku adalah orang yang akan merebut kembali
Kerajaan ini darimu
Bandung Bondowoso : Tenanglah cantik, wajah cantikmu tidak cocok dihiasi
kemarahan seperti itu
Roro Jonggrang : kau ingin aku tidak marah dihadapan orang yang
membunuh ayahku? Bajingan kau Bandung!!
Bandung Bondowoso : Ayahmu?? Aku tidak tahu siapak ayahmu….. Ohhh
apa kauu….
Roro Jonggrang : Ya! Raja Boko adalah ayahku dan kau membunuhnya!!
Bandung Bondowoso : Jadi begini cara takdir mempertemukan kita kembali,
saat pertama melihatmu, aku ingin sekali mempersuntingmu setelah tahu begini
akhirnya.
Roro Jonggrang : Aku tidak sudi menjadi istrimu pembunuh!!
Bandung : Roro, roro, pertarungantetaplahpertarungan. Pastiada yang
menjadijaminannya. Dan sekarangakulahRajanya, Roromanis
(sambilgenitsmleha). Jadi, sekarang, taka da gelarapapununtukmu. Oooh…
ataukauinginmenjadi ‘mantanputri’ RoroJonggrang?
PutriRoro : KAU!!! Beraninyakau! Akan
kurebutnegriinidaritangankotormu, Bandung!
(emosimembaramajumaubakuhantamtpbandunggatakutceunah)
Patih : Putri, tenangPutri. Selesaikandenganhatidingindandamai.
Makasemuaakanberjalandengan lancer. TenangPuti (menghalauputrimaju)
Bandung : dengarkanitu, mantan-tuan-putriRoroJonggrang.
Ah, beginisaja. KauakanmenjadiPutridikerajaanini,
bahkanRatu. Jikakaumenerimakusebagaibelahanjiwamuselamanya.
PutriRoro : Berani-beraninyakau, setelahembunuhAyahkutanparasaiba,
dansebagianbesarrakyatku, hah!!!!
Bandung : bukankahsudahkubilang, akutaktahu, manis.
Jadibagaimanapenawaraku?
PutriRoro : Masihberaninya, kau. Huh
Bandung : Apaperklukuusirkaudaritanahini pula?
PutriRoro : Baiklah. Kuterimalamaranmu. Tapisebelumnya,
kauharusmenyelesaikan Challenge dariku.
Bandung : astaga..apapunakankulakukan, sayang. Apalagiuntukkmu.
PutriRoro : Buatkanaku, 1000 candi! Dalamsemalam!
(jeduaaarrpetirmenggelegar)
Bandung & Jin: HAH! DALAM SEMALAM???
Jin 1 : eehhssstsss, nantiketahuan!
Bandung : Tunggu, tutuutnggu. Semalam? Apakaugila, Roro?
PutriRoro : Kalaukautidaksanggup,
makaakutakakanmenerimakasihcintamu yang besaritu!
Bandung : Baik, baik,
akankulakukansegalacarauntukmemenuhipermintaanpujaanhatikuini.
Tunggusaja! Akan kubuatcandiitudalamsemalam!
Di sisi lain
Jin 1 : widiihhgila. 1000 candicoyyy!
Jin 2 : iye bro! semalemlagiya. Mintatolongsiapacoba!
Jin : Yamntatolong Jin lah! Siapalagi.
Jin 2 : Maksudmu, kita?
Jin : kamupikirjincumankitabertiga? Masihbanyakjindiluarsana
yang aktifikutkomunitasmakanyajobnyarame!
Jin 1 : wadau, serujugayaada job gitu.
Jin : Eh, cobadeh kalian pikirin, gimanacaranyabikin 1000
candiitugagal!
Jin 2 : lhamaungapainjin! Kamugilaya, kalaukitadijampi-
jampigimana?
Jin : emangnyakamutegamelihat Tuan
PutriRorokesakitandalambatin,
jiwadanhatinyamenghadapiharimaugilaitusetiaphari, kalaumerekabersama?
Jin 1 : HIlihhh, jin, jin, ngomongajakamucemburukaann? Susah
amatbilangnya.
Jin 2 : Ealahdalah, anceneBambang !Tinggalbilangajakoksusahsiihh.
Jin : ehehehheehheh (malu )
Jin 1 : Eh! Hey, gimanakaloppakeideku! Sinikumpul! (bisik-bisik)
Jin & Jin2 : Widii, sabi bet!
Bersama : Yok, Laksanakan!!!
ADEGAN 8 " Perencanaan Penggagalan Pembangunan Candi"
Waktu : Siang Hari
Setting : Bersembunyi di Hutan
Suasana : Serius
Pemeran : Putri Roro, Warga Desa, dan Dayang- Dayang
Narator :
Pada siang itu, Putri Roro Jonggrang bersama dengan dayang-dayangnya ke sebuah
hutan untuk membuat penggagalan pembangunan candi bersama dengan warga
desa
Dayang : " Tuan Putri… Apakah gerangan yang terjadi dengan Tuan
Putri?. Mengapa wajah Tuan Putri begitu murung?"(sambil membawakan
Teh)
Putri Roro : "Begini dayangku, jika saya kau yang berada diposisiku
apakah yang akan kau lakukan untuk menggagalkan pembuatan 1000
candi itu?"
Dayang : (terdiam)
Putri Roro : " Bayangkan saja bagaimana mungkin aku akan menjadi
kekasih seorang pembunuh ayahku sendiri. Dayang apakah harus
kulakukan?"
Dayang : " Maaf Tuan Putri, jika Tuan berkenan menerima saran dari
hambamu ini, lebih baik Tuan Putri menemui warga desa untuk membantu
penggagalan pembuatan candi itu."
Putri Roro : " Cerdik sekali kau dayang, aku akan menemui warga desa
dan sekarang siapkan cadarku , kita akan pergi secara diam - diam."
Dayang : "Baikla Tuanku, akan hamba siapkan." ( mengambil
selendang untuk menutupi wajah )
Putri Roro : " Berjanjilah padaku dayang, bahwa engkau tidak akan
memberitahu kepada bandung akan rencana ku ini " ( sambil memakaikan
tuan putri selendang(cadar) )
Dayang : " Baik Tuan, tidak akan hamba beritahu bandung akan hal ini.
Mari tuan ( sambil menunjukkan jalan dan mereka berdua pergi )
( latarnya hutan dan beberapa orang desa )
Putri Roro : " Jadi kedatanganku kemari ialah untuk meminta bantuan
kalian." ( Rakyat berkumpul mendengarkan putri ngomong )
Rakyat 1 : " Maaf jika hamba lancang, masalah apakah yang merisaukan
Tuan Putri sehingga mengharuskan Tuan datang kemari ?
Putri Roro : " Bandung Bondowoso telah membunuh ayahku dan
sekarang Bandung ingin mempersunting aku untuk menjadi istrinya. Apa
jadinya aku menjadi istri seorang pembunuh
( rakyat terdiam dan bingung )
Putri Roro : " aku memberikan Bandung satu syarat yang mustahil, yaitu
Bandung harus mendirikan 1000 candi untukku."
Rakyat 2 : " Bbbbaagaimana jika Bandung berhasil?"
Putri Roro : " Hal itu tidak akan terjadi, karena aku akan membatalkan
pembuatan candi itu "
Rakyat 3 : " Membatalkannya ?. Bagaimana mungkin?"
Putri Roro : " Aku ingin saat malam tiba kalian memukul padi dilesung
sebelum matahari terbit dan menaburkan bunga-bunga yang harum
bunganya agar ayam-ayam berkokok dan menandakan itu sudah pagi dan
pembuatan candi itu tidak selesai tepat pada waktunya."
Rakyat 1 : " Baikla Tuanku, akan kami turuti apa yang diperintahkan
oleh putri " ( seluruh rakyat desa mengangguk angguk )
Dayang : " Baikla, saat ini kalian kembalilah bekerja " (rakyat bubar
dan dayang putri kembali ke kerajaan )
Narator :
Malam pun tibaBandung dan dukun memanggil jin-jin itu dan membuat candi
Bandung :" Disinilah aku akan membuatkan candi untuk Sayangku roro
jonggrang Mpu."
Dukun :" Baiklah,sekarang akan ku panggilkan jin-jinku." ( dukun dan
bandung duduk sebelah bersila dan dukun membaca mantra berisikan beberapa
sesajen )
( Jin-jinnya datang)
Jin utama :" Aku kan juga cinta dengan roro jonggrang, jika teman
temanku ini berhasil menyelesaikan candi ini maka bandung akan menjadi suami
roro jonggrangku hmmm." ( Monolog dan jin lainnya masih asik membuat candi."
Jin Utama : hmmmm… ( jin berpikir ). Aku ada ide aha ( sambil ketawa
kecil dan berperilaku jika sudah punya ide dan ia langsung merusak beberapa
candi yang sudah jadi saat itu)
Dayang : " Tuan Putri Tuannnn Putri. Tuan putri tolonglah tuan untuk
bangun karena matahari telah terbit ( Putri Roro Jonggrang baru bangun dan
menguap )
Putri Roro :" Sudahlah dayang, mengapa kau membangunkan aku pagi
sekali."
Dayang :" Tuan putri roro,
ppeeeemmmmbbbaaannnnggguuuunnnnaannn ccaannndddiii nya tuan,
pembangunan candinya."
Putri Roro : " Apakah warga desa sudah memukul lesung dan
menaburkan bunga?
Dayang :" Aaaaa Iiiituuu Tuan Putriiii ( Terbantah bantah )
(putri roro bangun dan langsung melihat warga diikuti oleh dayang tadi )
Putri Roro :"hei- hei, Apakah kalian juga kesiangan sepertiku ?"' ( warga
baru memukul lesung dan menebarkan bunga)
Putri Roro :" Kalian semua ikutlah denganku."( warga desa dan dayang
mengikuti putri roro ke tempat pembangunan candi dengan agak kebingungan
mau diajak kemana )
( ditempat pembangunan candi sudah ada bandung, dukun, jin utama, jin
lainnya dan datang putri roro, dayang ,dan warga )
Putri Roro :" Heiiii …. Bandung manakah 1000 candi yang aku mau,
sudah kau buatkan bukan ?"
Bandung :" hahahah, tentunya sudah sayangku roro jonggrang." (
ketawa jahat )
Putri Roro :" baiklah didepan akan kuhitung candi ini 1,2,3,4,5,6…. (
sambil nunjuk nunjuk candinya dalem hati itungnya )
Putri Roro :" bandungggg… bandunggg lihatlah candi ini berjumlah
hanya 999 candi maka dari itu karena tidak berjumlah 1000 maka aku tidak
mau menjadi istrimu bandung, sudahlah..
Bandung :" wahai roro, mengapa engkau sangat licik ? kau telah
menggagalkan usahaku untuk mewujudkan 1000 candi yang tinggal kurang satu
candi lagi semua ini karena kelicikan mu bersama dayang dayangmu dan warga
warga ini ( sambil nunjuk dayang dan warga ).
Bandung :" Jika candi ini kurang 1 lagi maka penggantinya ialah kau
roro jonggrang maka dari itu terkutuklah engkau menjadi candi yang terakhir!"
Hahahaha
Putri Roro :" Aaahhhhh Tidak…"
Dayang :" Tuuuuuaaaannnnn Putriiiiiiiiii tttuuuuuaaaannnn …"
(merintih )
Bandung :" hahahahahahaha, aku adalah raja atas prambanan."
( warga menangis dan dayang - dayang menangis dan bandung pun , dukun,
dan jin lainnya pergi sambil ketawa- ketawa jahat )
( dalam satu panggung ada dayang dan warga yg menangis tetapi didalam satu
panggung ada jin utama menangis tetapi fokus lightingnya hanya ke jin utama )
Jin Utama : " apakah ini yang namanya cinta, kenapa harus seperti ini
hmmmm… semua ini salahku, jika aku tidak merusak candi itu maka sayangku
roro jonggrang akan hidup bersama ku selamaanya hmmm. Maafkan aku
rorooooooo…. ( penyesalan dan menangis)
Narator :
Pada akhirnya Putri Roro Jonggrang menjadi satu candi untuk menggenapi
sembilan ratus sembilah puluh sembilan itu dan Bandung mengambil alih
Kerajaan Prambanan.
-THE END-