Merupakan celah antara mukosa bergerak dan tidak bergerak. Vestibulum diukur dari dasar fornix hingga
1. Cara pemeriksaan
Diperiksa menggunakan kaca mulut (nomor 3). Pemeriksaan dilakuka pada regio posterior dan anterior
terutama pada bagian yang tak bergigi, dimulai dari fornix sampai puncak ridge. Sedangkan pada daerah yang masih
a. Vestibulum dalam : Bila kaca mulut terbenam lebih dari setengah diameter
b. Vestibulum dangkal : Bila kacamulut yang terbenam kurang dari setengah diameter kacamulut.
Fungsi
Untuk retensi dan stabilitas gigi tiruan. Vestibulum yang lebih dalam lebih retentive daripada yang dangkal.
Frenulum
Frenulum yaitu lipatan jaringan lunak yang menahan pergerakan organ yang dapat bergerak, termasuk lidah.
Frenulum labialis pada rahang atas dan bawah dan frenulum lingualis pada rahang bawah merupakan struktur yang
1. Cara Pemeriksaan
Pemeriksaan frenulum meliputi tinggi-rendahnya perlekatan masing-masing. Frenulum lingualis pada rahang
bawah dan f.labialis pada rahang atas/bawah merupakan struktur yang perlekatannya seringkali dekat dengan puncak
residual ridge. Perlekatan semacam ini akan mengganggu penutupan tepi (seal) dan stabilitas gigi tiruan.Letak
ü Sedang : bila eprlekatannya kira-kira di tengah antara puncak ridge dan fornix.
2. Fungsi
Untuk retensi dan estetik. Frenulum yang tinggi dapat meng-ganggu penutupan tepi (seal) dan stabilitas
geligi tiruan.
Berfungsi untuk retensi dan stabilitas. Terdapat empat bentuk palatum, yaitu :
m. Torus Palatina
Merupakan tonjolan tulang yang terdapat pada garis tengah palatum. Fungsinya untuk stabilisasi gigi tiruan.
Torus palatina ini ada yang besar, sedang dan kecil. Pemeriksaannya dengan memakai burnisher, denngan menekan
n. Torus Mandibula
Cara pemeriksaannya sama seperti torus palatinus, pemeriksaan dengan cara menekan daerah palatum
menggunakan burnisher. Bila terasa ada daerah keras dan daerah tersebut berwarna putih bila ditekan maka
Kehadiran torus mandibularis dapat mempersulit upaya untuk memperoleh gigi tiruan yang nyaman karena
tepi-tepi gigi tiruan langsung menekan mukosa yang menutupi tonjolan tulang tersebut. Dalam hal demikian perlu
dilakukan pengambilan torus secara torektomi. Biasanya dilakukan pengambilan pada tulang ini bila pada pemasangan
Rongga Retromylohyoid
Merupakan perlekatan otot didaerah antara molar 2 dan molar 3 disebelah lingual. Daerah ini penting untuk
penting untuk daerah retensi gigi tiruan. Pemeriksaannya dilakukan pada daerah lingual didaerah gigi M2 dan M3
rahang bawah dengan kaca mulut. Kaca mulut yang terbenam lebih setengahnya menunnjukkan daerah retro yang
dalam, retro dangkal: kaca mulut terbenam kurang dari setengahnya, retro sedang : kaca mulut terbenam kira-kira
setengahnya.
Faktor retensi dan stabilisasi adalah faktor yang penting dalam keberhasilan gigi tiruan lengkap. Faktor-faktor yang
a. Faktor fisis: Peripherial seal, efektifitas peripherial seal sangat mempengaruhi efek retensi dari tekananatmosfer.
Posisi terbaik peripherial seal adalah di sekeliling tepi gigi tiruan yaitu pada permukaan bukal gigitiruan atas, pada
permukaan bukal gigi tiruan bawah.Peripherial seal bersambung dengan Postdam padarahang atas menjadi sirkular
seal. Sirkular seal ini berfungsi membendung agar udara dari luar tidak dapatmasuk ke dalam basis gigi tiruan
(fitting surface) dan mukosa sehingga tekanan atmosfer di dalamnya tetapterjaga. Apabila pada sirkular seal
terdapat kebocoran (seal tidak utuh/terputus) maka protesa akan mudahlepas. Hal inilah yang harus dihindari dan
menjadi penyebab utama terjadinya kegagalan dalam pembuatanprotesa gigi tiruan lengkap.Postdam, diletakkan
tepat disebelah anterior garis getar dari palatum molle dekatfovea palatina.
b. Adaptasi yang baik antara gigi tiruan dengan mukosa mulut. Ketepatan kontak antara basis gigi tiruan
denganmukosa mulut, tergantung dari efektivitas gaya-gaya fisik dari adhesi dan kohesi, yang bersama-sama
c. Perluasan basis gigi tiruan yang menempel pada mukosa (fitting surface). Retensi gigi tiruan berbandinglangsung
e. Faktor kompresibilitas jaringan lunak dan tulang di bawahnya untuk menghindari rasa sakit dan terlepasnyagigi
f. Pemasangan gigi geligi yang penting terutama untuk gigi anterior (depan) karena harus mengingat estetis
(ukuran,bentuk, warna) walaupun tidak kalah pentingnya untuk pemasangan gigi posterior (belakang) yang tidak harus
samaukurannya dengan gigi asli, tetapi lebih kecil, untuk mengurangi permukaan pengunyahan supaya tekanan
g. Untuk pemasangan gigi yang harus diperhatikan adalah personality expression, umur, jenis kelamin yang
mananantinya akan berpengaruh dalam pemilihan ukuran, warna dan kontur gigi. Disamping itu juga perlu
diperhatikan keberadaan over bite, over jet, curve von spee, curve monson, agardiperoleh suatu keadaan yang
Empat factor penting agar gigi tiruan penuh dapat berfungsi secara efisien adalah cukupnya dukungan,
retensi, keseimbangan otot dan keseimbangan oklusi. Factor-faktor retensi gigi tiruan seperti adhesi, kohesi,
tegangan permukaan interfasial dan daya tarik menarik kapiler terjadi karena adanya saliva dalam rongga mulut.
saliva berfungsi sebagai lubrikan dan bantalan basis GTP dan jaringan lunak.
Saliva dengan viskositas cair dalam jumlah yang banyak dapat membasahi anatomi gigi tiruan sehingga
mempertinggi tegangan permukaan. Sedangkan saliva yang banyak dengan viskositas kental menjadi factor penyulit
karena mudah melepas gigi tiruan. Pada penderita xerostomia saliva menjadi sangat berkurang sehingga akan
mengurangi retensi yang berakibat pada berkurangnya stabilisasi dan proteksi mekanis gigi tiruan dukungan jaringan
lunak oleh selapis tipis saliva. Oleh karena itu pada penderita xerostomia pembuatan GTP bisa disertai dengan
Selain adanya saliva, retensi dan stabilitas gigi tiruan juga dipengaruhi oleh kondisi anatomi landmark rongga
mulut yang bersifat baik mendukung dan ada yang mempersulit. Pada gigi tiruan lengkap rahang bawah, batas
posterior bagian sayap lingual dapat diperluas kea rah posteroinferior ke ruang retromylohyoid sehingga
menghasilkan retensi dan stabilisasi gigi tiruan. Apabila kedalaman ruang ini lebih dari setengah kaca mulut nomer 3,
menunujukkan bahwa daerah tersebut dalam dan dapat memberikan retensi yang efektif. Akan tetapi apabila daerah
1. Adanya perubahan dimensi (thermal dan stress) gigi tiruan yang dipakai
Macam cetakan
Hasil cetakannya secara lazim disebut model study/model diagnostic pada mana kita akan mempelajari masalah yang
mungkin timbul selama pembuatan geligi tiruan dan digunakan sebagai penunjang diagnostic.
Hasil cetakannya lazim disebut model kerja, yang digunakan untuk membuat geligi tiruan.
c. Macam teknik mencetak
Yang aktif adalah operatorya. Saat mencetak operator memegang sendok cetak sambil menggerakkan otot bibir,pipi,
kecuali gerakan lidah yang dilakukan oleh pasien. Cetakan dalam keadaan mulut terbuka untuk kasus normal, untuk
kasus bila masih terdapat beberapa gigi asli yang tinggal dilakukan:
Yang aktif adalah pasiennya sendiri selama encetaan maka sendok cetak pribadi harus dibuat dari bahan yang kuat,
Penyusunan gigi dilakukan secara bertahap yaitu penyusunan gigi anterior atas, gigi anterior bawah, gigi
posterior atas, gigi M1 bawah dan gigi posterior bawah lainnya. Dengan syarat utama :
1. Inklinasi mesio-distal
2. Inklinasi anterio-posterior atau inklinasi labio/bukopalatal/lingual sesuai dengan kecondongan tanggul gigitan. Bila
terlalu kelabial akan tampak penuh dan bila terlalu kepalatal akan tampak ompong.
- Penyusunan gigi harus disesuaikan dengan keadaan lingir, pada pasien yang sudah lama ompong sering sudah
- Resopsi pada lingir atas berjalan keatas dan kepalatal yang menyebabkan bibir jatuh dan tampak masuk, maka
penyusunan gigi tidak dilingir tapi lebih kelabial dan sebaliknya resopsi lingir bawah mengarah keanterior sehingga
Berhubung dengan tujuan pembuatan geligi tiruan ialah untuk memperbaiki fungsi pengunyahan, fungsi bicara
dan estetik maka perlu diperhatikan beberapa faktor dalam penyusunan gigi:
#oklusi sentris
#oklusi protusiv
#sisi kerja
d. Overbite dan overjet gigi atas dan bawah dalam hubungan rahang yang normal
e. Estetik :
# bentuk gigi hendaknya sesuai dengan bentuk lengkung rahang, bentuk kepala, bentuk muka, dan jenis kelamin.
# Susunan gigi tiruan hendaknya dibuat sewajar mungkin agar bila kelak geligi tiruan dipakai kelihatan wajar.
# Profil pasien yang menyangkut ketepatan dimensi vertikal dan oklusi sentrik kita tentukan. Dimensi vertikal yang
1. Edentulous ridge
3. Pasien yang masih punya beberapa gigi yang harus dicabut karena kerusakan gigi yang masih ada dan tidak mungkin
diperbaiki
4. Bila dibuatkan GTS gigi yang masih ada akan mengganggu keberhasilannya (prognosis GTSL buruk)
2. Pasien dengan usia lanjut, harus mempertimbangkan sifat dan kondisi pasien tersebut
4. OH yang buruk
· Pasien diinformasikan bahwa akan ada perubahan suara dan rasa tidak nyaman setelah pemasangan gigi tiruan,
namun hal itu tidak berlangsung lama dan akan kembali normal
· Pasien diintruksikan untuk memakai prothesa siang dan malam untuk 2-3 hari pertama pemakaian dan hanya
dilepas untuk dibersihkan setelah makan, sebelum tidur, dan pagi hari. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat
· Pasien diintruksikan untuk membaca atau bicara keras-keras selama 20menit/hari untuk penyesuaian dengan
· Pasien diintruksikan untuk kontrol 3-4 haro setelah pemakaian prothesa untuk pasien biasa dan 1-2 hari untuk
pasien yang memiliki kasus mukosa yang sudah menua dan mudah luka
DHE
· Gigi tiruan dibersihkan dengan sikat gigi dan pembersih khusus, maca pembersihnya yaitu :
Ø Larutan hipoklorida
· Gigi tiruan hendaknya dibersihkan setelah selesai makan dan direndam dengan air untuk mencegah pengeringan
· Mukosa pendukung dibersihkan dengan sikat gigi yang lembut dan perlahan untuk menghindari kerusakan mukosa
Palatum molle merupakan jaringan lunak di bagian posterior dari palatum durum. Housemembagi palatum molle
menjadi 3 yaitu:-Kelas I: palatum molle mempunyai pergerakan yang paling kecil, dapat dibuat postdam bentuk kupu-
kupu (C)-Kelas II: pergerakan membentuk sudut lebih kecil dari 30 derajat, postdam dibuat lebihKecil (D)-Kelas III:
Pergerakan membentuk sudut lebih kecil dari 60 derajat, postdam dibuatdengan bentuk V atau berupa parit.(E)
Gigi tiruan sebagian adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengembalikan beberapa gigi asli yang hilang dengan
dukungan utama adalah jaringan lunak di bawah plat dasar dan dukungan tambahan dari gigi asli yang masih tertinggal
dan terpilih sebagai gigi pilar. Restorasi prostetik ini sering disebut juga Removable Partial Denture (Applegate, 1960).
Kehilangan atau tidak adanya gigi baik sebagian atau seluruhnya akan menimbulkan berbagai gangguan pada orang
tersebut. Oleh sebab itu sebaiknya segera dibuatkan gigi tiruan pengganti.
Akibat-akibat yang timbul karena hilangnya gigi dalam jangka waktu yang lama dan tidak segera dibuatkan gigi tiruan
pengganti adalah :
1.Pada gigi asli yang hilang dapat terjadi penurunan efisiensi kunyah, gangguan fungsi bicara, memperburuk penampilan.
2.Pada gigi asli yang masih tertinggal dapat terjadi drifting yaitu bergeraknya gigi tetangga ke daerah yang tak bergigi,
erupsi gigi antagonis yang berlebihan.
3.Gangguan pada sendi temporomandibular
4.Terbentuknya poket gingiva pada gigi miring dan berlanjut menjadi poket periodontal.
5.Resesi gingiva akibat kurang stimulasi
6.Beban berlebihan pada jaringan pendukung
7.Terjadi ketidaksesuaian oklusi dan terbentuk ruang yang memudahkan terjadinya impaksi makanan
8.Kebersihan mulut terganggu
9.Trauma periodontal akibat gigi yang miring
10.Efek terhadap jaringan lunak di dalam mulut
11.Bila gigi yang hilang cukup banyak dapat mengakibatkan perubahan TMJ
12.Pada kasus kehilangan gigi anterior dapat menimbulkan rasa malu dan rendah diri karena estetis menjadi berkurang
serta kurang sempurnanya pengucapan beberapa huruf.
Tujuan Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian adalah :
1.Mengembalikan fungsi pengunyahan
2.Mengembalikan fungsi estetis
3.Mengembalikan fungsi bicara
4.Membantu mempertahankan gigi yang masih tertinggal
5.Memperbaiki oklusi
6.Meningkatkan distribusi beban kunyah
7.Mempertahankan jaringan lunak mulut yang masih ada agar tetap sehat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan GTS adalah :
1.Gigi tiruan tersebut harus tahan lama
2.Gigi tiruan tersebut harus dapat mempertahankan dan melindungi gigi yang masih ada serta jaringan yang sekitarnya.
3.Gigi tiruan tersebut tidak boleh merugikan pasien dalam bentuk apapun
4.Gigi tiruan tersebut harus mempunyai konstruksi dan desain yang harmonis.
Keberhasilan pembuatan GTS sangat tergantung pada peran serta pasien untuk mau dan dapat beradaptasi dalam
pemakaiannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
4.Direct Retainer
Merupakan bagian dari cangkolan GTS yang berguna untuk menahan terlepasnya gigi tiruan secara langsung. Direct
retainer ini dapat berupa klamer/cengkeram dan presisi yang berkontak langsung dengan permukaan gigi pegangan. Ciri
khas cangkolan tuang oklusal adalah lengan-lengannya berasal dari permukaan oklusal gigi dan merupakan cangkolan
yang paling sesuai untuk kasus-kasus gigi tiruan dukungan gigi karena konstruksinya sederhana dan efektif.
Fungsi direct retainer adalah untuk mencegah terlepasnya gigi tiruan ke arah oklusal. Prinsip desain cangkolan yaitu
pemelukan, pengimbangan, retensi, stabilisasi, dukungan, dan pasifitas.
Macam-macam cangkolan menurut Ney, yaitu : Akers clasp, Roach clasp, kombinasi Akers-Roach, Back Action clasp,
Reverse back Action clasp, Ring clasp, T clasp, I clasp, dan Compound clasp / Embrasure clasp.
5.Inderect Retainer
Inderect Retainer adalah bagian dari GTS yang berguna untuk menahan terlepasnya gigi tiruan secara tidak langsung.
Retensi tak langsung diperoleh dengan cara memberikan retensi pada sisi berlawanan dari garis fulkrum tempat gaya
tadi bekerja. Retensi itu dapat berupa lingual bar atau lingual plate bar.
6.Basis landasan
Basis adalah bagian dari gigi tiruan yang merupakan bagian untuk mengganti jaringan alveolaris yang hilang dan tempat
melekatnya anasir gigi tiruan.
Fungsi basis :
a.Sebagai pondasi utama gigi tiruan
b.Melanjutkan tekanan oklusal ke jaringan pendukung
c.Menunjang kebersihan dan perbaikan estetis
d.Memberikan stimulasi jaringan dibawahnya terutama kasus tooth borne.
e.Memberikan retensi dan stimulasi.
Keuntungan basis gigi tiruan kerangka akrilik: penghantar termis, ketepatan dimensional, kebersihan terjamin, kekuatan
maksimal, dengan ketebalan minimal.
7.Gigi tiruan pengganti
Merupakan bagian GTS yang berfungsi menggantikan gigi asli yang hilang. Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan gigi
yaitu : ukuran, bentuk, warna, dan bahan.
Faktor- faktor yang juga perlu diperhatikan dalam mendesain GTS :
1.Retensi
Merupakan kemampuan GTS dalam melawan gaya pemindah yang cenderung melepaskan GTS ke arah oklusal.
2.Stabilisasi
Merupakan kemampuan GTS untuk menahan gaya yang cenderung menggerakkan gigi tiruan dalam arah horizontal.
Stabilisasi ini sangat tergantung pada garis retensi yang dibuat pada gigi pegangan, dan dapat berupa aktivitas otot saat
berbicara, mastikasi, tertawa, batuk, bersin dan gravitasi untuk rahang atas.
3.Estetika
Penempatan cangkolan harus sedemikian rupa sehingga tidak terlihat dalam posisi apapun. Selain itu gigi tiruan harus
tampak asli dan pantas untuk tiap pasien. Hal ini meliputi warna gigi, posisi dan inklinasi tiap gigi, gingival contouring
harus sesuai dengan keadaan pasien dan perlekatan gigi di atas ridge.
KOMPONEN GTSL
Jawab:
1) Stabilisasi GT yang kurang dapat menyebabkan GT akan goyang kearah lateral. Akibatnya timbul tekanan
yang diterima jaringan sehingga dapat menyebabkan resorbsi tulang alveolar.
2) Pemasangan arah cangkolan dari distal ke mesial, pada kasus free-end pemasangan cangkolan arah distal
ke mesial dapat menyebabkan GT di edentulous dapat mengungkit, sehingga menyebabkan GT tidak stabil dan
dapat terjadi resorbsi tulang alveolar.
Jawab:
Gigi tiruan yang longgar dan tidak stabil adalah salah satu masalah yang paling umum yang dihadapi oleh
pasien gigi tiruan. Salah satu metode untuk mengatasi masalah ini adalah dengan teknik neutral zone. Neutral
zone adalah area dimana tekanan antara bibir, pipi, dan lidah dalam keadaan seimbang. Di zona inilah gigi
artificial seharusnya disusun dengan inklinasi dan posisi dengan benar.
Zona netral (neutral zone) merupakan ruang potensial antara bibir, pipi, dan lidah di sisi lain, di mana gigi
kodrat ataupun gigi artifisial dikenakan kekuatan yang bertentangan dari otot-otot sekitarnya. Pada gigi tiruan
dibuat pada neutral zone untuk mendapatkan kenyamaan dan artikulasi lebih baik. Selain itu pada neutral zone
pada gigi tiruan untuk mendapatkan stabilitas.
Pentingnya konsep neutral zone pada pemasangan gigi tiruan adalah untuk menempatkan neutral zone pada
edentulous area dimana gigi artificial seharusnya disusun sehingga kekuatan yang diberikan oleh otot yang
cenderung memberikan kestabilan pada gigi tiruan.
Jawab:
Retensi adalah kemampuan gigi tiruan bertahan terhadap pelepasan saat fungsi maupun istirahat (secara
vertikal). Faktor- faktor retensi adalah:
1) Undercut
Retensi dari daerah gerong pada jaringan pendukung. Misalnya pada rahang atas di daerah labial dan tuberositas
maksila, pada rahang bawah pada daerah retromylohioid.
2) Adhesi
Gaya tarik antara molekul yang berbeda jenis, misalnya antara landasan dengan saliva dan saliva dengan
mukosa.
3) Kohesi
Gaya tarik antara molekul yang sejenis, misalnya antara saliva dengan saliva.
4) Tekanan Atmosferik
Perbedaan tekanan udara di bawah landasan dengan di luar landasan, di bawah landasan harus 0 (nol).
Gesekan antara dua permukaan, misalnya antara landasan dengan mukosa, gigi sandaran dengan gigi buatan,
linggir alveolar dengan landasan, landasan pada daerah interdental (verkeilung), dan antara cangkolan dengan
gigi sandaran.
7) Muskular
Retensi dari otot didapatkan pada saat pencetakan sehingga didapatkan hasil tarikan otot. Otot yang berperan
adalah otot pipi, bibir, lidah, dan palatum.
8) Tegangan Permukaan
Bekerja pada permukaan zat cair yaitu pada saliva yang berada diseluruh landasan gigi tiruan.
9) Implan
10) Magnet
11) Gravitasi
Gaya tarik bumi yang sangat menguntungkan untuk gigi tiruan rahang bawah. Gravitasi didapatkan dengan cara
mempertebal landasan gigi tiruan sampai batas neutral zone (ruang setelah gigi asli dicabut, daya antara otot
lidah pipi dan gigi tiruan berada dalam keadaan seimbang).
13) Cangkolan
Jawab:
Stabilisasi adalah kemampuan gigi tiruan bertahan terhadap perpindahan tempat (displacement) saat berfungsi
(secara horizontal). Faktor- faktor Stabilisasi
1) Adaptasi Landasan.
9) Bracing (cangkolan kerangka logam) à lengan pemeluk pada frame denture, pada GTSLyang berperan
sebagai bracing adalah verkeilung.
11) Menyusun gigi dengan mengikuti kurva kompensasi (kurva Spee dan kurva Monson).
5. Mengapa pada kasus free end gigi sandaran dapat terungkit, jelaskan mekanismenya, dan
bagaimana solusinya?
Jawab:
Masalah pada gigi tiruan berujung bebas adalah gigi tiruan tidak stabil, yaitu gigi tiruan mudah bergeser dan
mengungkit. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan kompresibilitas dukungan ( support) antara bagian
posterior sade l ujung bebas dengan bagian anteriornya, dan tidak adanya gigi kodrat di sebelah distal sadel
(Keng, 1998). Perbedaan ini menimbulkan masalah yaitu gigi tiruan berujung bebas selalu tidak stabil. Gigi
tiruan yan g tidak stabil selanjutnya juga menimbulkan masalah terhadap kesehatan jaringan tersisa.
Adanya perbedaan kompresibilitas dukungan baik antara mukosa dengan mukosa, maupun antara mukosa
dengan jaringan periodontal gigi sandaran (yang mempunyai sandaran oklusal), mengakibatkan pada saat gigi
artifisial di bagian sadel tersebut kena tekanan kunyah, sadel gigi tiruan akan bergerak rotasi/mengungkit/tidak
stabil. Selain gigi tiruan yang tidak stabil, gigi sandaran pada kasus free end pun dapat terungkit, hal ini
bergantung dai tipe pengungkit, cangkolan, titik beban, dan titik fulkrum. Pada tipe pengungkit tipe satu,
cangkolan dari arah distal ke mesial pada gigi kodrat sebelah mesial dapat menyebabkan gigi tiruan tidak stabil
pada saat pengunyahan, sedangkan pada pengungkit tipe dua, cangkolah dari arah mesial ke distal pada gigi
kodrat sebelah mesial akan membuat gigi tiruan lebih stabil namun pengungkit tipe ini dapat menyebabkan gigi
sandaran terungkit.
Ungkitan dapat memaksimalkan kemampuan dan melipatgandakan gaya melalui fulkrum ke lengan resistensi
dan dapat memindahkan sebuah objek dengan gaya yang lebih kuat. Namun, dalam kasus gigi tiruan sebagian
lepasan, ungkitan dapat menyebabkan gigi menjadi torsi. Ungkitan kelas I dapat bertindak seperti tang yang
membuat efek linggis pada gigi sandaran. Ungkitan kelas I memiliki fulkrum yang terletak di antara lengan
beban dan lengan resistensi. Dengan ungkitan kelas I, fulkrum (yang berupa rest/cangkolan) akan memiliki
gaya horizontal yang berlebihan secara lateral pada gigi sandaran, yang dapat menyebabkan gigi terungkit, yang
pada akhirnya jika dibiarkan dapat membuat gigi goyang.
Untuk mencegah atau mengurangi efek ungkitan oleh gigi tiruan berujung bebas terhadap gigi sandaran dapat
dilakukan:
Dengan memindahkan letak titik fulkrum sehingga terletak paling anterior dibandingkan dengan titik retensi
dan titik beban. Caranya antara lain: mengubah arah cangkolan menjadi arah mesial ke distal atau membuat
indirect retainer yang letaknya lebih ke anterior dibanding letak titik retensi.
Walaupun dengan desain kelas II akan dapat dihindarkan terjadinya ungkitan oleh gigi tiruan terhadap gigi
sandaran, desain ini akan meyebabkan gigi tiruan lebih tidak stabil dibandingkan dengan ungkitan kelas I pada
saat terjadi tekanan kunyah ke arah apikal. Ungkitan akibat tekanan kunyah ke arah apikal sekarang sepenuhnya
ditanggung oleh lingir
Gaya ungkit yang terjadi sebagian diredam oleh adanya hubungan fleksibel (seperti per pada shock breaker).
Penghubung minor yang fleksibel antara lain: stress breaker; precission attachment yang mempunyai per;
tangan retainer dibuat dari bahan kawat klamer.
3) Retensi tambahan di gigi sandaran yang lain (makin ke anterior makin baik)
Pada ungkitan kelas I apabila dibuat retensi tambahan di gigi sandaran lainnya yang lebih ke anterior.
Surveying adalah menentukan secara akurat kontur ketinggian maksimum dalam kaitannya dengan dimana
model diposisikan atay prosedur melokalisasikan dan menggambarkan bentuk dan posisi gigi sebelum
mengerjakan gigi tiruan sebagian lepasan.
Manfaat surveying :
1) Dapat menentukan arah pemasangan (path of insertion) yang paling baik sehingga terjadi sangkutan
(interference) pada saat geligi tiruan dipasang dan dikeluarkan.
Langkah-langkah surveying :
1) Model yang akan disurvei diletakkan dan diklem pada meja model.
2) Posisi permulaan diambil bidang oklusal letaknya horizontal. Pada posisi ini umumnya hanya sediki
ditemukan sangkutan (interface) pada bagian proksimal daerah tak bergigi.
3) Apabila pada posisi horizontal ini diperoleh di daerah gerong yang cukup untuk meletakkan cangkolan
pada gigi sandaran, maka posisi ini lebih diambil untuk melakukan surveying selanjutnya.
4) Pada posisi ini pemasangan tegak lurus terhadap bidang oklusal. Arah pemasangan searah dengan
tongkat vertical (vertical spindle), selanjutnya masih pada posisi tersebut dilakukan pembuatan garis-garis
survey pada semua permukaan gigi sandaran dan pada bagian-bagian yang perlu penutupan (block-out).
5) Caranya dengan memasangkan batang pensil dan disinggungkan pada daerah yang disurvei.
6) Bila pada posisi horizontal tersebut ternyata terlalu banyak sangkutan dan tidak ditemukan daerah
gerong yang cukup pada gigi sandaran, maka perlu dilakukan perubahan posisi model (tilting).
7) Perubahan posisi model dapat dilakukan ke anterior, posterior, dan lateral. Disinilah arah pemasangan
sudah ditentukan (tidak tegak lurus dengan bidang oklusal). Masih tetap pada posisi ini dibuat garis survey,
pada bagian-bagian yang diperlukan.
8) Sebelum dilepas dari meja model, terlebih dahulu dilakukan tripoding, yaitu membuat 3 tanda titik pada
model (basis) dengan ketinggian yang sama.
9) Titik ini dipakai untuk menentukan kembali posisi model yang sudah dilepas.
10) Selain itu, pada bagian basis dapat pula digoreskan garis yang sejajar dengan tongkat vertical. Garis ini
yang disebut “Guide Marker” dan berguna untuk memberikan gambaran arah pemasangan pada model tertentu.
Estetik adalah keindahan yang harmonis sesuai dengan kepribadian sehingga tidak terlihat palsu atau
berlebihan. Faktor-faktor Estetik:
1) Menentukan dimensi vertikal dan relasi sentrik dengan baik dan sesuai.
3) Menentukan bentuk, warna, dan ukuran gigi artifisial sesuai usia dan jenis kelamin.
5) Kontur gusi.