UTS FARMAKOEPIDEMIOLOGI - Umu Wafika Rohmah
UTS FARMAKOEPIDEMIOLOGI - Umu Wafika Rohmah
NPM : 16380075
KELAS :B
1. Penyelesaian
a. Baca perhitungan berikut dan gunakan informasi tersebut untuk membuat tabel, dan
interpretasikan!
Tahun Usia Jumlah Persentase
Interpretasinya :
Berdasarkan tabel diatas kelompok usia di amerika serikat dalam jumlah angka estimasi
terbanyak yang terlibat dalam kecelakaan berakibat fatal dapat terlihat bahwa tabel 1 pada
tahun 1982 yaitu dengan jumlah 21.191 dan jumlah angka estimasi sedikit yang terlibat
dalam kecelakaan berakibat fatal dapat terlihat di tabel 4 pada tahun 1985 yaitu dengan
jumlah 18.994
Kemudian berdasarkan tabel diatas kelompok usia di amerika serikat dalam estimasi
persentase pengemudi dengan kadar alkohol darah yang terlibat dalam kecelakaan berakibat
fatal terbanyak dapat terlihat pada tabel 1 pada tahun 1982 yaitu dengan jumlah 165,4% dan
estimasi presentase pengemudi dengan kadar alkohol dalam darah yang sedikit terlibat dalam
kecelakaan berakibat fatal dapat terlibat pada tabel 4 pada tahun 1985 yaitu dengan jumlah
140,3%.
b.Menurut anda, apa efek yang ditimbulkan oleh tubuh apabila meminum minuman
yang mengandung alkohol dalam jumlah yang sangat banyak?
Selain efek langsung yang umum diketahui dari mabuk akibat menenggak minuman keras
terlalu banyak — mual dan muntah, misalnya — binge drinking (pesta miras) dan kebiasaan
kronis minum minuman keras dapat mempengaruhi Anda dalam berbagai cara.
1. Kerusakan otak
Rutinitas binge drinking yang rutin dilakukan dalam jangka waktu panjang (lebih dari empat
kali per bulan) dapat menyebabkan kerusakan otak permanen, gangguan kejiwaan serius,
seperti kecemasan, depresi hingga skizofrenia, serta membangun sebuah ketergantungan
terhadap alkohol atau menjadi seorang alkoholik.
Alkohol dapat merusak lebih dari satu bagian otak, mempengaruhi bagaimana seseorang
bersikap dan berperilaku, termasuk kemampuan belajar dan mengingat.
2. Penyakit jantung
Jumlah alkohol yang Anda kosumsi memiliki keterkaitan langsung terhadap tekanan darah
Anda. Menenggak tiga gelas minuman keras atau lebih dalam satu kesempatan dapat
meningkatkan tekanan darah Anda secara sementara, namun, kebiasaan terlibat dalam pesta
miras yang rutin dapat menyebabkan peningkatan risiko mengembangkan hipertensi dalam
jangka panjang.
Hipertensi meningkatkan risiko Anda untuk mengalami serangan jantung, stroke, atau gagal
jantung kongestif. Tingkat alkohol dalam darah yang melebihi batas wajar juga dapat
melemahkan otot-otot jantun, yang juga akan mempengaruhi paru, hati, otak, dan sistem
organ dalam tubuh lainnya. Binge drinking dapat menyebabkan kerja detak jantung tidak
normal (aritmia jantung) dan telah dikaitkan dengan kematian mendadak.
Hipertensi juga dapat meningkatkan risiko Anda terhadap penyakit ginjal kronis.
3. Kanker
Alkohol adalah senyawa karsinogen yang dapat sangat mudah mempengaruhi bagian sekitar
kepala dan leher.
Rutin terlibat dalam aktivitas binge drinking (lebih dari empat kali dalam satu bulan) juga
dapat meningkatkan risiko Anda mengembangkan beberapa tipe kanker, termasuk kanker
mulut dan tenggorokan, esofagus, hati, dan payudara.
Menenggak minuman keras dalam jumlah banyak dan rutin serta dibarengi oleh merokok
telah dikaitkan dengan peningkatan kanker mulut dan tenggorokan hingga 80 persen pada
pria dan 65 persen pada wanita.
4. Masalah paru
Saat seseorang muntah akibat meminum alkohol, ia dapat tersedak jika muntahan memblokir
jalur pernapasan dan sebagian residunya terhisap masuk ke dalam paru. Hal ini berakibat
fatal.
Seseorang yang terlibat dalam pesta miras dan menenggak minuman keras di luar batas wajar
lebih mungkin untuk mengembangkan infeksi paru dan menderita kolaps paru,
serta pneumonia.
5. Gangguan hati
Alkohol adalah racun bagi tubuh. Menenggak alkohol dalam jumlah banyak dalam waktu
singkat pada awalnya akan menyebabkan penumpukan lemak dalam hati. Saat kebiasaan
binge drinking ini terus dilakuukan, hati akan mengalami peradangan, menyebabkan hepatitis
alkoholik, yang berakibat pada kegagalan hati dan kematian.
Kebiasaan meminum terlalu banyak alkohol dapat menciptakan luka dan kerusakan permanen
pada hati, yang mengakibatkan Anda mengembangkan sirosis hati dan peningkatan risiko
kanker hati.
Wanita lebih rentan terhadap dampak negatif alkohol terhadap kesehatan hati.
Minum minuman keras di luar batas wajar dapat menyebabkan Anda mengembangkan kista
dalam perut dan usus, serta perdarahan dalam. Alkohol dapat mengakibatkan perut meradang
(gastritis), yang akan menghalangi kelancaran proses pencernaan makanan dan nutrisi
penting, sekaligus meningkatkan risiko kanker perut dan kolon.
Kebiasaan kronis terlibat dalam pesta miras juga dapat menyebabkan peradangan pada
pankreas, yang bisa sangat menyiksa. Tidak hanya mual, muntah, demam, dan penyusutan
berat badan, namun juga dapat berakibat kematian.
7. Keracunan alkohol
Jika seseorang menenggak alkohol di luar ambang batas toleransi tubuhnya, kadar alkohol
dalam darah akan berubah menjadi sangat beracun. Anda dapat menjadi sangat kebingungan,
tidak responsif, mengalami pernapasan pendek, bahkan kehilangan kesadaran hingga koma.
Jika keracunan alkohol sangat ekstrem, Anda bisa mengalami koma dan pada akhirnya
berujung pada kematian.
Tingkat alkohol dalam darah yang mencapai 0,08 persen adalah batas ilegal untuk
mengemudi di banyak belahan dunia, akan tetapi sampai saat ini Indonesia masih belum
memiliki ketentuan hukum yang membatasi jumlah konsentrasi alkohol legal dalam darah.
► Pengobatan Pneumonia
Pengobatan pneumonia bertujuan untuk menyembuhkan infeksi yang terjadi, serta mencegah
komplikasi yang ditimbulkan. Pengobatan dilakukan sesuai penyebab serta tingkat keparahan
yang dialami. Untuk pneumonia ringan, pasien akan diberi obat berupa:
Obat pereda nyeri. Obat ini diberikan untuk meredakan demam dan rasa tidak
nyaman. Contoh obat ini adalah ibuprofen atau paracetamol.
Obat batuk. Obat ini dapat meredakan batuk sehingga penderita bisa beristirahat.
Pemberian obat ini sebaiknya dilakukan dalam dosis yang rendah. Selain meredakan
batuk, terdapat jenis obat batuk yang berfungsi untuk mengencerkan dahak.
Antibiotik. Obat ini digunakan untuk mengatasi pneumonia akibat bakteri. Sebagian
besar penderita pneumonia memberi respons yang baik terhadap antibiotik dalam
waktu 1-3 hari.
Di samping pemberian obat, beberapa upaya mandiri juga dapat dilakukan di rumah untuk
mempercepat kesembuhan dan mencegah pneumonia kambuh kembali. Upaya tersebut
meliputi:
Banyak beristirahat.
Mengonsumsi banyak cairan.
Tidak melakukan kegiatan yang berlebihan.
Jika mendapati anggota keluarga mengalami kesulitan bernapas atau terjadi peningkatan
frekuensi napas, segeralah bawa ke rumah sakit. Dengan demikian dapat dilakukan untuk
penanganan yang tepat.
Perawatan di rumah sakit juga dibutuhkan untuk penderita pneumonia yang berusia kurang
dari 2 bulan, tampak lebih sering tidur dan lemas, sesak napas, memiliki kadar oksigen darah
yang rendah, serta mengalami dehidrasi.
Perawatan di rumah sakit dapat berupa:
Sedangkan pasien pneumonia dengan gejala yang sangat parah, perlu ditempatkan dalam
ruang perawatan intensif dan dipasangkan alat bantu pernapasan atau ventilator.
Dokter akan melakukan penanganan terhadap pneumonia dengan cara sebagai berikut:
Terapikausal
Terapi ini dilakukan dengan cara pemberian obat antibiotik atau obat antijamur
Terapi suportif umum
Penanganan ini disesuaikan dengan keadaan pasien, misalnya ketika pemberian terapi
oksigen
Terapi inhalasi
Dengan cara menyalurkan obat langsung ke paru-paru, terapi ini sangat bermanfaat
pada kondisi pasien yang membutuhkan pengobatan segera. Terapi ini dapat
menghindari efek samping yang berkelanjutan, mengencerkan dahak yang kental dan
kekuningan, serta mengatasi infeksi.
Fisioterapi dada
Cara ini dilakukan untuk mempermudah proses pengeluaran dahak dari paru.
Meningkatkan daya tahan tubuh sangat penting untuk menghindarkan diri dari
pneumonia. Karena itu, jagalah kebersihan diri dengan menerapkan hal-hal berikut dalam
keseharian:
Selain itu, ada beberapa penyebab langsung yang juga dapat memicu pneumonia, seperti:
Kebiasaan merokok
Jantung kronik
Diabetes melitus
Kelemahan struktur organ pernapasan
Penurunan tingkat kesadaran
Kuman yang menyebabkan pneumonia biasanya berbeda antara daerah satu dengan daerah
lainnya. Hal ini disebabkan oleh:
► Epidemiologi diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal ini berarti epidemiologi hanya
mempelajari penyakit-penyakit menular saja, tetapi dalam perkembangan. Epidemiologi juga
mempelajari penyakit-penyakit non-infeksi sehingga epidemiologi dapat diartikan sebagai
studi tentang penyebaran penyakit pada manusia didalam konteks lingkungannya. Mencakup
juga tentang ppola-pola penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut.
► Farmakoepidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi atau penyebaran penyakit
pada sekelompok manusia dan faktor-faktor yang yang mempengaruhi terjadinya penyakit
tersebut.
1) Ilmu
Sebagai ilmu pengetahuan atau sains yang merupakan dasar dari ilmu kesehatan masyarakat,
epidemiologi menggunakan metode ilmiah melalui metode penelitian dan biostatistika, untuk
menarik kesimpulan yang benar (valid) dan dapat diandalkan untuk jangka panjang (reliabel).
2) Distribusi
Epidemiologi mempelajari distribusi frekuensi dan pola dari penyakit/masalah kesehatan
berdasarkan tempat, orang, dan waktu. Pendekatan ini sering disebut dengan epidemilogi
deskriptif.
3) Determinan
Epidemiologi mempelajari determinan penyakit pada populasi tertentu. Pendekatan ini sering
disebut dengan epidemiologi analitik. Pada epidemiologi analitik, dipelajari hubungan sebab
akibat antara paparan dengan terjadinya penyakit. Penggunaan istilah determinan mencakup
faktor risiko dan penyebab penyakit. Faktor risiko dimaknai sebagai hal-hal yang
meningkatkan peluang atau kemungkinan untuk terjadinya penyakit atau masalah kesehatan,
baik ada hubungan sebab akibat atau tidak. Dengan demikian, pada epidemiologi analitik,
kita tidak sekedar bertanya mengenai What, who, where, dan when, melainkan bertanya
mengenai how dan why.
5) Populasi
Fokus studi epidemiologi bukan individu, melainkan kelompok individu, misalnya penduduk
kota atau wilayah tertentu, masyarakat miskin, kelompok pekerja tertentu seperti buruh
pabrik, kelompok umur tertentu seperti anak yang mengalami gizi buruk, kelompok lansia
yang mengalami hipertensi, kelompok ibu hamil, dan lain-lain. Perspektif populasi juga
mengandung arti, epidemiologi memperhitungkan kausa penyakit yang terletak pada level
makro, yaitu populasi dan lingkungan. Hal ini berangkat bahwa individu hidup dalam
lingkungannya, baik fisik, sosial, ekonomi, maupun kultural, sehingga timbulnya
penyakit/masalah kesehatan dapat dipengaruhi oleh berbagai hal.
6) Penerapan
Epidemiologi tidak hanya sebagai cara atau alat untuk menganalisis penyakit dan
determinannya. Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian latar belakang di atas,
epidemiologi memiliki peran yang lebih aktif. Data-data epidemiologis akan digunakan oleh
pengambil keputusan/kebijakan untuk menentukan dan mengembangkan serta mengevaluasi
intervensi dalam rangka mengendalikan dan mencegah masalah-masalah kesehatan yang
mereka hadapi.
karena epidemiologi merupakan salah satu kegiatan kesehatan masyarakat yang antara lain
bertujuan untuk:
1. Mengidentifikasi penyebab dan faktor risiko penyakit/masalah kesehatan;
2. Menentukan tingkat, jangkauan atau luasnya penyakit/masalah kesehatan;
3. Mempelajari perjalanan alamiah dan prognosis penyakit di masyarakat;
4. Mengevaluasi cara-cara pencegahan dan penatalaksanaan, baik yang sudah ada
sebelumnya maupun yang baru dan;
5. Menyediakan dasar bagi pengembangan keputusan dan kebijakan kesehatan (Gordis,
2004).
Iya perlu, untuk mengetahui distribusi faktor-faktor penyebab masalah kesehatan dan
mengarahkan intervensi yang diperluka
4. Apa yang anda ketahui tentang penyakit cardiovascular? contohkan 1 penyakit
cardiovascular yang anda ketahui dan bagaimana cara pencegahannya?
Penyakit jantung, yang juga dikenal dengan istilah penyakit kardiovaskuler, adalah berbagai
kondisi di mana terjadi penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah yang dapat
menyebabkan serangan jantung, nyeri dada (angina), atau stroke.
Kebiasaan buruk lainnya yang memicu penyakit jantung ini adalah kebiasaan makan
makanan yang asin. Sebab, garam memiliki kandungan natrium klorida yang dapat
meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, tekanan darah tinggi, hingga gagal ginjal.
Apabila sudah terlanjut terserang penyakit jantung, maka beberapa tindakan medis berikut ini
biasanya akan dilakukan oleh dokter, tergantung dari kondisi pasien, yaitu:
a. Rutin mengonsumsi obat yang diresepkan dokter spesialis jantung pada tahap awal sakit
b. Penanganan Stent, yakni melalui operasi jika kondisi pembuluh darah jantung tersumbat
dan tidak diobati dengan obat oral
c. Pengobatan jangka panjang rutin dan tidak boleh berhenti hingga kondisi jantung membaik
d. Operasi By Pass Jantung (cangkok jantung) jika kondisi darurat, dimana jantung sudah
tidak lagi berfungsi optimal dan perlu diganti dengan jantung baru yang sehat
Hampir semua kasus penyakit jantung berawal dari minimnya kesadaran dan pengetahuan
akan gaya hidup sehat penderita. Oleh karena itu, penting melakukan gaya hidup sehat
sebagai berikut:
b. Jalani pola makan sehat dengan konsumsi buah-buahan serta sayuran dan kurangi makanan
berlemak
d. Olahraga teratur