Anda di halaman 1dari 10

NAMA : UMU WAFIKA ROHMAH

NPM : 16380075

KELAS :B

1. Penyelesaian
a. Baca perhitungan berikut dan gunakan informasi tersebut untuk membuat tabel, dan
interpretasikan!
Tahun Usia Jumlah Persentase

15-17 910 31,5%


1982 18-20 3.468 48,2%
21-24 4.645 51,5%
>25 12.168 34,2%
Jumlah 21.191 165,4%
15-17 826 29,1%
1983 18-20 3.141 46,8%
21-24 4.270 50,6%
>25 11.723 33,1%
Jumlah 19.960 159,6%
15-17 799 26,8%
1984 18-20 3.128 44,3%
21-24 4.392 49,0%
>25 11.741 31,5%
Jumlah 20.060 151,6%
15-17 734 24,0%
1985 18-20 2.653 40,2%
21-24 4.156 45,9%
>25 11.451 30,2%
Jumlah 18.994 140,3%
15-17 810 25,4%
1986 18-20 2.850 41,4%
21-24 4.313 47,2%
>25 12.008 30,5%
Jumlah 19.981 144,5%

Interpretasinya :
Berdasarkan tabel diatas kelompok usia di amerika serikat dalam jumlah angka estimasi
terbanyak yang terlibat dalam kecelakaan berakibat fatal dapat terlihat bahwa tabel 1 pada
tahun 1982 yaitu dengan jumlah 21.191 dan jumlah angka estimasi sedikit yang terlibat
dalam kecelakaan berakibat fatal dapat terlihat di tabel 4 pada tahun 1985 yaitu dengan
jumlah 18.994
Kemudian berdasarkan tabel diatas kelompok usia di amerika serikat dalam estimasi
persentase pengemudi dengan kadar alkohol darah yang terlibat dalam kecelakaan berakibat
fatal terbanyak dapat terlihat pada tabel 1 pada tahun 1982 yaitu dengan jumlah 165,4% dan
estimasi presentase pengemudi dengan kadar alkohol dalam darah yang sedikit terlibat dalam
kecelakaan berakibat fatal dapat terlibat pada tabel 4 pada tahun 1985 yaitu dengan jumlah
140,3%.

b.Menurut anda, apa efek yang ditimbulkan oleh tubuh apabila meminum minuman
yang mengandung alkohol dalam jumlah yang sangat banyak?

Selain efek langsung yang umum diketahui dari mabuk akibat menenggak minuman keras
terlalu banyak — mual dan muntah, misalnya — binge drinking (pesta miras) dan kebiasaan
kronis minum minuman keras dapat mempengaruhi Anda dalam berbagai cara.

1. Kerusakan otak

Rutinitas binge drinking yang rutin dilakukan dalam jangka waktu panjang (lebih dari empat
kali per bulan) dapat menyebabkan kerusakan otak permanen, gangguan kejiwaan serius,
seperti kecemasan, depresi hingga skizofrenia, serta membangun sebuah ketergantungan
terhadap alkohol atau menjadi seorang alkoholik.

Dilansir dari US News, tanda penyalahgunaan dan ketergantungan alkohol termasuk


ketidakmampuan mengendalikan ‘hobi’ minum, keterikatan dengan minuman keras,
konsumsi yang berkelanjutan terlepas dari dampak negatif terhadap fisik dan mental, serta
tanda-tanda sakaw saat mencoba menghentikan atau mengurangi minuman keras.

Alkohol dapat merusak lebih dari satu bagian otak, mempengaruhi bagaimana seseorang
bersikap dan berperilaku, termasuk kemampuan belajar dan mengingat.

2. Penyakit jantung

Jumlah alkohol yang Anda kosumsi memiliki keterkaitan langsung terhadap tekanan darah
Anda. Menenggak tiga gelas minuman keras atau lebih dalam satu kesempatan dapat
meningkatkan tekanan darah Anda secara sementara, namun, kebiasaan terlibat dalam pesta
miras yang rutin dapat menyebabkan peningkatan risiko mengembangkan hipertensi dalam
jangka panjang.

Hipertensi meningkatkan risiko Anda untuk mengalami serangan jantung, stroke, atau gagal
jantung kongestif. Tingkat alkohol dalam darah yang melebihi batas wajar juga dapat
melemahkan otot-otot jantun, yang juga akan mempengaruhi paru, hati, otak, dan sistem
organ dalam tubuh lainnya. Binge drinking dapat menyebabkan kerja detak jantung tidak
normal (aritmia jantung) dan telah dikaitkan dengan kematian mendadak.

Hipertensi juga dapat meningkatkan risiko Anda terhadap penyakit ginjal kronis.

3. Kanker

Alkohol adalah senyawa karsinogen yang dapat sangat mudah mempengaruhi bagian sekitar
kepala dan leher.
Rutin terlibat dalam aktivitas binge drinking (lebih dari empat kali dalam satu bulan) juga
dapat meningkatkan risiko Anda mengembangkan beberapa tipe kanker, termasuk kanker
mulut dan tenggorokan, esofagus, hati, dan payudara.

Menenggak minuman keras dalam jumlah banyak dan rutin serta dibarengi oleh merokok
telah dikaitkan dengan peningkatan kanker mulut dan tenggorokan hingga 80 persen pada
pria dan 65 persen pada wanita.

4. Masalah paru

Saat seseorang muntah akibat meminum alkohol, ia dapat tersedak jika muntahan memblokir
jalur pernapasan dan sebagian residunya terhisap masuk ke dalam paru. Hal ini berakibat
fatal.

Seseorang yang terlibat dalam pesta miras dan menenggak minuman keras di luar batas wajar
lebih mungkin untuk mengembangkan infeksi paru dan menderita kolaps paru,
serta pneumonia.

5. Gangguan hati

Alkohol adalah racun bagi tubuh. Menenggak alkohol dalam jumlah banyak dalam waktu
singkat pada awalnya akan menyebabkan penumpukan lemak dalam hati. Saat kebiasaan
binge drinking ini terus dilakuukan, hati akan mengalami peradangan, menyebabkan hepatitis
alkoholik, yang berakibat pada kegagalan hati dan kematian.

Kebiasaan meminum terlalu banyak alkohol dapat menciptakan luka dan kerusakan permanen
pada hati, yang mengakibatkan Anda mengembangkan sirosis hati dan peningkatan risiko
kanker hati.

Wanita lebih rentan terhadap dampak negatif alkohol terhadap kesehatan hati.

6. Masalah perut dan sistem pencernaan

Minum minuman keras di luar batas wajar dapat menyebabkan Anda mengembangkan kista
dalam perut dan usus, serta perdarahan dalam. Alkohol dapat mengakibatkan perut meradang
(gastritis), yang akan menghalangi kelancaran proses pencernaan makanan dan nutrisi
penting, sekaligus meningkatkan risiko kanker perut dan kolon.

Kebiasaan kronis terlibat dalam pesta miras juga dapat menyebabkan peradangan pada
pankreas, yang bisa sangat menyiksa. Tidak hanya mual, muntah, demam, dan penyusutan
berat badan, namun juga dapat berakibat kematian.

7. Keracunan alkohol

Jika seseorang menenggak alkohol di luar ambang batas toleransi tubuhnya, kadar alkohol
dalam darah akan berubah menjadi sangat beracun. Anda dapat menjadi sangat kebingungan,
tidak responsif, mengalami pernapasan pendek, bahkan kehilangan kesadaran hingga koma.

Jika keracunan alkohol sangat ekstrem, Anda bisa mengalami koma dan pada akhirnya
berujung pada kematian.
Tingkat alkohol dalam darah yang mencapai 0,08 persen adalah batas ilegal untuk
mengemudi di banyak belahan dunia, akan tetapi sampai saat ini Indonesia masih belum
memiliki ketentuan hukum yang membatasi jumlah konsentrasi alkohol legal dalam darah.

2. penanganan (pengobatan/obat2an) pasien yang mengalami penyakit Pneumonia


menurut saya :

► Pengobatan Pneumonia

Pengobatan pneumonia bertujuan untuk menyembuhkan infeksi yang terjadi, serta mencegah
komplikasi yang ditimbulkan. Pengobatan dilakukan sesuai penyebab serta tingkat keparahan
yang dialami. Untuk pneumonia ringan, pasien akan diberi obat berupa:

 Obat pereda nyeri. Obat ini diberikan untuk meredakan demam dan rasa tidak
nyaman. Contoh obat ini adalah ibuprofen atau paracetamol.
 Obat batuk. Obat ini dapat meredakan batuk sehingga penderita bisa beristirahat.
Pemberian obat ini sebaiknya dilakukan dalam dosis yang rendah. Selain meredakan
batuk, terdapat jenis obat batuk yang berfungsi untuk mengencerkan dahak.
 Antibiotik. Obat ini digunakan untuk mengatasi pneumonia akibat bakteri. Sebagian
besar penderita pneumonia memberi respons yang baik terhadap antibiotik dalam
waktu 1-3 hari.

Di samping pemberian obat, beberapa upaya mandiri juga dapat dilakukan di rumah untuk
mempercepat kesembuhan dan mencegah pneumonia kambuh kembali. Upaya tersebut
meliputi:

 Banyak beristirahat.
 Mengonsumsi banyak cairan.
 Tidak melakukan kegiatan yang berlebihan.
Jika mendapati anggota keluarga mengalami kesulitan bernapas atau terjadi peningkatan
frekuensi napas, segeralah bawa ke rumah sakit. Dengan demikian dapat dilakukan untuk
penanganan yang tepat.

Perawatan di rumah sakit juga dibutuhkan untuk penderita pneumonia yang berusia kurang
dari 2 bulan, tampak lebih sering tidur dan lemas, sesak napas, memiliki kadar oksigen darah
yang rendah, serta mengalami dehidrasi.
Perawatan di rumah sakit dapat berupa:

 Pemberian antibiotik melalui suntikan.


 Penambahan oksigen. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan kadar oksigen dalam
aliran darah, melalui selang atau masker oksigen.
 Rehabilitasi paru. Terapis akan membimbing pasien melakukan latihan pernapasan
untuk memaksimalkan penyerapan oksigen.

Sedangkan pasien pneumonia dengan gejala yang sangat parah, perlu ditempatkan dalam
ruang perawatan intensif dan dipasangkan alat bantu pernapasan atau ventilator.

Dokter akan melakukan penanganan terhadap pneumonia dengan cara sebagai berikut:

 Terapikausal
Terapi ini dilakukan dengan cara pemberian obat antibiotik atau obat antijamur
 Terapi suportif umum
Penanganan ini disesuaikan dengan keadaan pasien, misalnya ketika pemberian terapi
oksigen
 Terapi inhalasi
Dengan cara menyalurkan obat langsung ke paru-paru, terapi ini sangat bermanfaat
pada kondisi pasien yang membutuhkan pengobatan segera. Terapi ini dapat
menghindari efek samping yang berkelanjutan, mengencerkan dahak yang kental dan
kekuningan, serta mengatasi infeksi.
 Fisioterapi dada
Cara ini dilakukan untuk mempermudah proses pengeluaran dahak dari paru.

Meningkatkan daya tahan tubuh sangat penting untuk menghindarkan diri dari
pneumonia. Karena itu, jagalah kebersihan diri dengan menerapkan hal-hal berikut dalam
keseharian:

 Rajin mencuci tangan


 mengenakan masker ketika pergi ketempat umum
 berolahraga secara teratur
► Penyebab Pneumonia
Pneumonia disebabkan oleh berbagai mikroorganisme. Beberapa di antaranya adalah bakteri
(S. Penumonia, H, influenza, S. aureus, P. aeruginosa, M. tuberculosis, M. kansasii, dan
sebagainya), jamur (P. carinii, C. neoformans, H. capsulatum, C. immitis, S. fumigatus, dan
sebagainya), protozoa, serta virus (CMV dan herpes simpleks).

Selain itu, ada beberapa penyebab langsung yang juga dapat memicu pneumonia, seperti:

 Kebiasaan merokok
 Jantung kronik
 Diabetes melitus
 Kelemahan struktur organ pernapasan
 Penurunan tingkat kesadaran

Kuman yang menyebabkan pneumonia biasanya berbeda antara daerah satu dengan daerah
lainnya. Hal ini disebabkan oleh:

 Interaksi pasien yang kemudian menyebabkan infeksi


 Bagaimana terjadinya interaksi
 Gangguan sistem kekebalan tubuh
 Adanya penyakit kronik
 Polisi lingkungan
 Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai

3. Apa yang anda ketahui tentang farmakoepidemiologi? Mengapa


farmakoepidemiologi perlu di pelajari? Sejauh mana farmakoepidemiologi diperlukan
dalam pelayanan kesehatan?

► Epidemiologi diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal ini berarti epidemiologi hanya
mempelajari penyakit-penyakit menular saja, tetapi dalam perkembangan. Epidemiologi juga
mempelajari penyakit-penyakit non-infeksi sehingga epidemiologi dapat diartikan sebagai
studi tentang penyebaran penyakit pada manusia didalam konteks lingkungannya. Mencakup
juga tentang ppola-pola penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut.
► Farmakoepidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi atau penyebaran penyakit
pada sekelompok manusia dan faktor-faktor yang yang mempengaruhi terjadinya penyakit
tersebut.

► Farmakoepidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan (faktor


yang menentukan) dari keadaan atau peristiwa terkait kesehatan pada populasi tertentu, dan
aplikasi dari ilmu tersebut untuk mengendalikan masalah-masalah kesehatan” (McKenzie et
al., 2011; Center for Disease Control and Prevention, 2004; Murti, 1997). Definisi tersebut
dapat dipecah menjadi kata kunci-kata kunci berikut:

1) Ilmu
Sebagai ilmu pengetahuan atau sains yang merupakan dasar dari ilmu kesehatan masyarakat,
epidemiologi menggunakan metode ilmiah melalui metode penelitian dan biostatistika, untuk
menarik kesimpulan yang benar (valid) dan dapat diandalkan untuk jangka panjang (reliabel).

2) Distribusi
Epidemiologi mempelajari distribusi frekuensi dan pola dari penyakit/masalah kesehatan
berdasarkan tempat, orang, dan waktu. Pendekatan ini sering disebut dengan epidemilogi
deskriptif.

3) Determinan
Epidemiologi mempelajari determinan penyakit pada populasi tertentu. Pendekatan ini sering
disebut dengan epidemiologi analitik. Pada epidemiologi analitik, dipelajari hubungan sebab
akibat antara paparan dengan terjadinya penyakit. Penggunaan istilah determinan mencakup
faktor risiko dan penyebab penyakit. Faktor risiko dimaknai sebagai hal-hal yang
meningkatkan peluang atau kemungkinan untuk terjadinya penyakit atau masalah kesehatan,
baik ada hubungan sebab akibat atau tidak. Dengan demikian, pada epidemiologi analitik,
kita tidak sekedar bertanya mengenai What, who, where, dan when, melainkan bertanya
mengenai how dan why.

4) Keadaan atau peristiwa terkait kesehatan


Dahulu penyakit menular memang banyak menjadi perhatian dari epidemiologi. Tetapi, hal
ini tidak sepenuhnya benar karena praktek epidemiologi saat ini menunjukkan bahwa
epidemiologi juga telah diterapkan pada kejadian kesehatan dalam pengertian yang lebih luas.
Dengan demikian, selain masalah infeksi, masalah lingkungan, penyakit kronik, masalah
perilaku, dan trauma juga menjadi obyek dari epidemiologi.

5) Populasi
Fokus studi epidemiologi bukan individu, melainkan kelompok individu, misalnya penduduk
kota atau wilayah tertentu, masyarakat miskin, kelompok pekerja tertentu seperti buruh
pabrik, kelompok umur tertentu seperti anak yang mengalami gizi buruk, kelompok lansia
yang mengalami hipertensi, kelompok ibu hamil, dan lain-lain. Perspektif populasi juga
mengandung arti, epidemiologi memperhitungkan kausa penyakit yang terletak pada level
makro, yaitu populasi dan lingkungan. Hal ini berangkat bahwa individu hidup dalam
lingkungannya, baik fisik, sosial, ekonomi, maupun kultural, sehingga timbulnya
penyakit/masalah kesehatan dapat dipengaruhi oleh berbagai hal.

6) Penerapan
Epidemiologi tidak hanya sebagai cara atau alat untuk menganalisis penyakit dan
determinannya. Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian latar belakang di atas,
epidemiologi memiliki peran yang lebih aktif. Data-data epidemiologis akan digunakan oleh
pengambil keputusan/kebijakan untuk menentukan dan mengembangkan serta mengevaluasi
intervensi dalam rangka mengendalikan dan mencegah masalah-masalah kesehatan yang
mereka hadapi.
karena epidemiologi merupakan salah satu kegiatan kesehatan masyarakat yang antara lain
bertujuan untuk:
1. Mengidentifikasi penyebab dan faktor risiko penyakit/masalah kesehatan;
2. Menentukan tingkat, jangkauan atau luasnya penyakit/masalah kesehatan;
3. Mempelajari perjalanan alamiah dan prognosis penyakit di masyarakat;
4. Mengevaluasi cara-cara pencegahan dan penatalaksanaan, baik yang sudah ada
sebelumnya maupun yang baru dan;
5. Menyediakan dasar bagi pengembangan keputusan dan kebijakan kesehatan (Gordis,
2004).

Iya perlu, untuk mengetahui distribusi faktor-faktor penyebab masalah kesehatan dan
mengarahkan intervensi yang diperluka
4. Apa yang anda ketahui tentang penyakit cardiovascular? contohkan 1 penyakit
cardiovascular yang anda ketahui dan bagaimana cara pencegahannya?

Penyakit jantung, yang juga dikenal dengan istilah penyakit kardiovaskuler, adalah berbagai
kondisi di mana terjadi penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah yang dapat
menyebabkan serangan jantung, nyeri dada (angina), atau stroke.

Beberapa penyakit yang dikategorikan sebagai penyakit jantung adalah

 Penyakit pembuluh darah, seperti penyakit arteri koroner


 Masalah irama jantung, yang disebut aritmia
 Cacat jantung bawaan
 Kondisi jantung lainny, seperti kondisi yang mempengaruhi otot jantung, katup
jantung, atau irama jantung

► Contoh penyakit cardiovascular yaitu penyakit jantung koroner


Penyakit jantung koroner terjadi jika suplai darah ke jantung melalui pembuluh darah koroner
terhambat oleh lemak. Penimbunan lemak di dalam pembuluh darah ini dikenal dengan
istilah aterosklerosis dan merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.
Banyak orang terlambat sadar akan bahaya dan risiko penyakit jantung koroner ini. Sehingga
terlambat dalam penanganannya. Beberapa kondisi orang yang berisiko terkena penyakit
jantung koroner adalah malas berolahraga, menu makanan tidak sehat seperti banyak lemak,
kebiasaan merokok, diabetes, hipertensi/darah tinggi, obesitas dan lainnya, yang jarang
disadari.

Kebiasaan buruk lainnya yang memicu penyakit jantung ini adalah kebiasaan makan
makanan yang asin. Sebab, garam memiliki kandungan natrium klorida yang dapat
meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, tekanan darah tinggi, hingga gagal ginjal.

► Diagnosis Penyakit Jantung Koroner


Untuk memastikan penyakit jantung bisa dilihat dari hasil diagnosis dokter. Guna
memastikan apakah gejala di atas merupakan serangan jantung atau bukan, dokter akan
melakukan diagnosa sebagai berikut:
 Cek keluhan/gejala dan riwayat kesehatan keluarga
 Dilakukan tes darah
 Tes X-Ray
 Tes Elektrokardiogram (EKG)
 Tes angiografi koroner
 Tes CT Scan
 MRI Scan

► Penanganan Penyakit Jantung Koroner


Rutinlah mengonsumsi obat yang diresepkan dokter.

Apabila sudah terlanjut terserang penyakit jantung, maka beberapa tindakan medis berikut ini
biasanya akan dilakukan oleh dokter, tergantung dari kondisi pasien, yaitu:

a. Rutin mengonsumsi obat yang diresepkan dokter spesialis jantung pada tahap awal sakit

b. Penanganan Stent, yakni melalui operasi jika kondisi pembuluh darah jantung tersumbat
dan tidak diobati dengan obat oral

c. Pengobatan jangka panjang rutin dan tidak boleh berhenti hingga kondisi jantung membaik

d. Operasi By Pass Jantung (cangkok jantung) jika kondisi darurat, dimana jantung sudah
tidak lagi berfungsi optimal dan perlu diganti dengan jantung baru yang sehat

► Pencegahan Penyakit Jantung Koroner


Hindari penyakit jantung dengan rutin berolahraga dan menjaga pola hidup sehat.

Hampir semua kasus penyakit jantung berawal dari minimnya kesadaran dan pengetahuan
akan gaya hidup sehat penderita. Oleh karena itu, penting melakukan gaya hidup sehat
sebagai berikut:

a. Tidak merokok dan minum minuman keras/beralkohol

b. Jalani pola makan sehat dengan konsumsi buah-buahan serta sayuran dan kurangi makanan
berlemak

c. Mengontrol kadar gula dan tekanan darah dalam batas normal

d. Olahraga teratur

Anda mungkin juga menyukai