Anda di halaman 1dari 2

Stop Bullying

Dari beberapa sumber yang telah saya temukan, semua sepakat mengartikan bullying
sebagai suatu tindakan yang mengganggu orang lain, bisa secara fisik, verbal, atau emosional.
Bullying biasanya dilakukan oleh sekelompok atau orang yang merasa dirinya lebih kuat
daripada orang yang di bully. Karena pembully merasa bahwa dirinyalah yang kuat sehingga
menganggap lemah terhadap orang yang di bully. Bullying adalah penggunaan kekuasaan
atau kekuatan untuk menyakiti, menindas dan mengancam orang, sehingga membuat
perasaan korban tidak nyaman. Bullying juga dikatakan sebagai serangkaian aksi negatif
yang dilakukan oleh satu/lebih orang terhadap orang lain selama kurun waktu tertentu. Pelaku
bullying biasanya mencuri-curi kesempatan dalam melakukan aksi bully, teteapi terkadang
juga dilakukan secara terbuka atau didepan banyak orang. Sedangkan korban bully biasanya
sudah menyadari bahwa aksi bully yang menimpa dirinya akan terjadi berulangkali. Apakah
bullying ini hanya terjadi di lingkup sekolah atau pada pelajar? Jawabnya tidak, karena
bullying tersebut merupakan tindakan kekerasan yang dapat terjadi dimanapun dan tidak
memandang usia.

Apakah dampak bullying bagi korban?

Korban biasanya merasakan berbagai emosi atau perilaku negatif, seperti marah,
dendam, takut, malu, tertekan, tidak percaya diri, sedih, tidak nyaman, terancam. Lambat laun
jika aksi bully terus menimpa korban, maka dapat mengembangkan perasaan korban rendah
diri dan tidak berharga. Dan apabila korban masih bertahan dalam bullying, korban biasanya
terganggu konsentrasi dan prestasi belajarnya. Dampak psikologis yang muncul adalah
kemungkinan untuk timbulnya masalah pada korban, seperti rasa cemas, selalu merasa takut,
depresi, dan keinginan bunuh diri. Lalu bagaimana upaya yang perlu dilakukan oleh guru
atau orang tua untuk meminimalisir hal tersebut?, yaitu memperhatikan gejala-gejala
perubahan anak dan kemudian segera untuk mendekatinya. Kemudian kita sebagai guru atau
orang tua tenang dalam bertindak sambil meyakinkan pada anak bahwa ia mendapat
perlindungan dari perilaku bullying. Selanjutnya melaporkan kepada guru/pihak sekolah agar
dilakukan penyelidikan, meminta konselor atau guru BK agar melakukan penyelidikan
terhadap masalah yang telah terjadi. Dan mengajarkan anak cara-cara menghadapi bullying.
Stategi yang mungkin dapat diterapkan oleh korban yaitu untuk menyembunyikan kemarahan
atau kesedihannya, mengajarkan korban untuk memberanikan menatap mata pelaku bullying,
tidak berjalan sendirian, tenang dalam situasi apapun, jika dalam keadaan bahaya sebaiknya
menyingkir dari pelaku bullying.

PSIKOPEDAGOGIA, Bullying dan Upaya Meminimalisirkannya, Vol. 1, No. 1, Juni 2012

Anda mungkin juga menyukai