Anda di halaman 1dari 4

Otak harus menerima lebih kurang satu liter darah per menit, yaitu sekitar

15% dari darah total yang dipompa oleh jantung saat istirahat agar berfungsi normal.
Otak mendapat darah dari arteri. Yang pertama adalah arteri karotis interna yang
terdiri dari arteri karotis (kanan dan kiri), yang menyalurkan darah ke bagian depan
otak disebut sebagai sirkulasi arteri serebrum anterior. Yang kedua adalah
vertebrobasiler, yang memasok darah ke bagian belakang otak disebut sebagai
sirkulasi arteri serebrum posterior. Selanjutnya sirkulasi arteri serebrum anterior
bertemu dengan sirkulasi arteri serebrum posterior membentuk suatu sirkulus willisi
.Ada dua hemisfer di otak yang memiliki masing-masing fungsi. Fungsi-fungsi dari
otak adalah otak merupakan pusat gerakan atau motorik, sebagai pusat sensibilitas,
sebagai area broca atau pusat bicara motorik, sebagai area wernickeatau pusat bicara
sensoris, sebagai area visuosensoris, dan otak kecil yang berfungsi sebagai pusat
koordinasi serta batang otak yang merupakan tempat jalan serabut serabut saraf ke
target organ

Gejala neuorologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah diotak


bergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokalisasinya. Gejala
utama stroke iskemik akibat trombosis serebri adalah timbulnya deficit neurologic
secara mendadak/sub, didahului gejala prodormal, terjadi pada waktu istirahat atau
bangun pagi dan kesadaran biasanya tidak menurun. Komplikasi cacat akibat stroke
berdasarkan gangguan neurology fokal otak dapat berupa: Gangguan motoris adalah
kelemahan atau kelumpuhan separo anggota gerak, kekakuan pada satu extremitas
atau separo tubuh, mulut dan atau bibir mencong, lidah mencong, pelo, melihat dobel
(diplopi), kelopak mata sulit di buka (ptosis), gerakan tak terkendali (chorea /
atetosis), kejang–kejang (seizer), tersedak (aspirasi), tidak keluar suara
(disfoni/afoni).
Implus motorik yang dibangkitkan dalam salah sebuah sel pyramidal pada
daerah motorik dalam kortex, melintasi axon atau serabut saraf yang sewaktu
menyusui sumsum tulang balakang , berada di dalam substansi putih. Axon itu
mengait dendrite sel saraf motorik pada kornu anterior sumsum tulang belakang.
Kemudian implus merambat pada axon sel-sel tersebut, yang membentuk serabut-
serabut motorik akar anterior saraf sumsum tulang belakang , dan dihantar kepada
tujuan akhirnya dalam otot.
Implus berjalan dari kortex serbri menuju sumsum tulang belakang, melalui
jalur-jalur menurun yang sebut traktus serebro spinalis atau trakus piramidalis.
Neuron pertama, yaitu neuron motorik atas, memiliki badan-badan sel dalam daerah
pre- Rolandi pada kortekx sebri dan serabut-serbutnya berpadu erat pada saat mereka
melintas antara nucleus-kaudatus dan lentiformis dalam kapsula interna.
Neuron motorik bawah, yang bermula sebagai badan sel dalam kornu anterior
sumsum tulang belakang, keluar, lantas masuk akar anterior saraf spinalis, lalu
didistribusikan ke periferi dan berakhir dalam organ motorik, misalnya otot.
Kerusakan pada neuron motorik, dari segi klinis perlu dibedakan antara
kerusakan pada neuron motorik atas , seperti jalur motorik pada daerah otak, dan
gangguan pada neuron motorik bawah.
GANGGUAN BAHASA

Karena berbagai aspek bahasa terletak di bagian-bagian korteks yang berbeda


maka kerusakan di bagian tertentu otak dapat menyebabkan gangguan selektif bahasa.
Kerusakan di daerah Broca menyebabkan kegagalan membentuk kata, meskipun
pasien masih mengerti bahasa lisan dan tulisan. Pasien mengetahui apa yang mereka
inginkan tetapi tidak dapat mengekspresikan diri mereka. Meskipun mereka dapat
menggerakkan bibir dan lidah namun mereka tidak dapat membentuk perintah
motorik yang tepat untuk mengartikulasikan kata yang diinginkan. Sebaliknya, pasien
dengan lesi di daerah \Ternicke tidak dapat memahami kata yang mereka lihat atau
dengar. Mereka dapat berbicara dengan lancar, namun kata-kata yang mereka
ucapkan dengan sempurna tidak memiliki arti. Mereka tidak dapat menghubungkan
arti ke kata atau memilih kata yang sesuai untuk menyampaikan pikiran mereka.
Gangguan bahasa akibat kerusakan daerah korteks spesifik seperri ini dikenal sebagai
afasia, yang sebagian besar ditimbulkan oleh stroke. Afasia jangan dikacaukan
dengan hambatan berbicara, yang disebabkan oleh defek pada aspek mekanis bicara,
misalnya kelemahan atau inkoordinasi otot-otot yang mengontrol perangkat vokal.
Disleksia, gangguan bahasa yang lain, adalah kesulitan belajar membaca karena
kesalahan interpretasi kata-kata. Gangguan ini timbul akibat kelainan perkembangan
di koneksi-koneksi antara daerah penglihatan dan daerah bahasa kortela atau di dalam
daerah bahasa itu sendiri; yaitu, pasien lahir dengan "cacat kabel" di dalam sisrem
pemrosesan bahasa. Bukti-bukti yangada menunjukkan bahwa disleksia berakar pada
defisit dalam pemrosesan fonologis, yang berarti gangguan kemampuan untuk
menguraikan bahasa tulisan menjadi komponen-komponen fonetik yang
mendasarinya. Pengidap disleksia mengalami kesulitan mengurai dan, karenanya,
mengidentifikasi dan memberi arri pada kata-kata. Keadaan ini sama sekali tidak
berkaitan dengan kemampuan intelektualitas.

Jika seorang anak berusia kurang dari 2 tahun mengalami kerusakan hemisfer
kiri maka fungsi bahasa dipindahkan ke hemisfer kanan tanpa menghambat
perkembangan bahasanya tetapi dengan mengorbankan kemampuan-kemampuan
nonverbal lain yang samar yang biasanya dilalaanakan oleh hemisfer kanan. Hingga
usia l0 tahun, setelah kerusakan hemisfer kiri, kemampuan bahasa biasanya dapat
dibentuk kembali di hemisfer kanan setelah periode kehilangan temporer. Namun jika
kerusakan ierjadi setelah masa remaja dini maka kemampuan bahasa mengalami
gangguan permanen meskipun masih mungkin terjadi pemulihan terbatas. Bagian-
bagian otak yang berperan dalam memahami dan mengungkapkan bahasa tampaknya
telah ditentukan secara perma-nen sebelum masa remaja. Bahkan pada orang normal,
terdapat bukti adanya plastisitas awal dan kemudian sifat permanen dalam
perkembangan bahasa. Bayi dapat membedakan antara dan mengartikulasikan
keseluruhan rentang bunyi bicara, tetapi setiap bahasa hanya menggunakan sebagian
dari suara tersebut. Seiring dengan bertambahnya usia, anak sering kehilangan
kemampuannya untuk membedakan antara atau mengekspresikan bunyi bicara yang
ddak penring dalam bahasa ibu mereka. Sebagai contoh, anakJepang dapat
membedakan antara bunyi "r" dan "1" tetapi banyak orang dewasa Jepang tidak dapat
menyadari perbedaan antara kedua kata tersebut.

Anda mungkin juga menyukai