STEP I
Step II
STEP III
1. Seven Star Doctor adalah model yang dilakukan oleh calon dokter
untuk di tuntut professional dalan pekerjaan dan tulus dalam melakukan
pekerjaan, khususnya unutk selalu fight dalam keadaan apapun demi
profesi yang mulia. Untuk menjadi seorang dokter, idealnya calon dokter
harus peduli pada orang lain dengan menjalin komunikasi yang baik dan
meneliti juga mengambil suatu keputusan dengan singkat dan tepat.
1
Seorang calon dokter harus bisa mengatur dan memimpin pekerjaan dalam
tim.
STEP IV
2
berpusat pada siswa (student centered). Akibatnya siswa akan menjadi lebih
aktif, termotivasi, dan yang terpenting siswa secara mandiri untuk mencari
pengetahuannya.
3
Definisi
Penerapan
4
2008), di mana langkah-langkah pembelajaran SDL terbagi menjadi 6
langkah yaitu:
1) preplanning (aktivitas awal proses pembelajaran),
2) menciptakan lingkungan belajar yang positif,
3) mengembangkan rencana pembelajaran,
4) mengidentifikasi aktivitas pembelajaran yang sesuai,
5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan monitoring,
6) mengevaluasi hasil belajar individu.
Sintak pembelajaran SDL di atas sangat sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran biologi dalam kaitannya dengan penggunaan metode ilmiah
(scientific method).
Esensi penggunaan metode pembeajaran SDL dalam pembelajaran
bahasa Indonesia menerapkan sistem pembelajaran secara mandiri. Sistem
pembakajaran secara mandiri ini dapat mengembangkan siswa secara aktif.
Belajar secara aktif akan membuat siswa lebih paham dengan materi yang
ia peroleh. Akan tetapi, pembelajaran secara aktif memerlukan
peningkatan minat belajar siswa agar siswa dapat belajar secara efektif dan
berkualitas. ICT (information and comunication technology) meruapakan
salah satu pendekatan dan metode yang digunakan untuk meningkatkan
aspek kualitas dan efektifitas (Dryden dan Vos, 2003).
5
siswa, serta tentu saja memberi keterampilan penggunaan teknologi tinggi
(advance skill).
STEP V
STEP VI
Belajar mandiri
STEP VII
7 Stars Doctor adalah tujuh keahlian atau bisa dibilang kecakapan yang
harus dimiliki oleh seorang dokter. Mahasiswa kedokteran yang kelak akan
menjadi dokter harus bisa mengimplementasikan tujuh bintang yang ada itu. 7
STARS DOCTOR itu anatara lain adalah Care Provider ( Penyedia Pelayanan
Kesehatan dan Perawatan ), Decision Maker ( Pengambil Keputusan ),
Communicator ( Komunikasi yang Baik ), Community Leader ( Pemimpin
Masyarakat ), Manager ( Pengelola Manajemen ), Researcher (peneliti), dan
Iman dan Taqwa. Itulah yang dinamakan sebagai “7 Stars Doctor”. Dimana
kita sebagai calon dokter dituntut untuk profesional dalam pekerjaan dan tulus
dalam melakukan pekerjaan, khususnya dokter yang dituntut untuk selalu fight
dalam berbagai keadaan demi profesi yang mulia. Seven Star Doctor
sebenarnya merupakan bagian yang telah ditetapkan oleh WHO, yang dikenal
dengan Five Star Doctor. Karena dirasa kurang, ada dua poin penting yang
kemudian ditambahkan hingga terlahirlah Seven Star Doctor. Dua poin
penting tersebut ialah ‘researcher’ serta ‘iman dan takwa’.
6
Pasien yang sudah sakit, apalagi sakit parah, tentu merasa khawatir dan
mentalnya sedang ambruk. Jika ia ditangani oleh dokter yang tak acuh, maka
bisa dipastikan sang pasien tidak akan sembuh. Seseorang yang sakit itu harus
mendapat perawatan yang layak agar proses penyembuhannya berjalan
optimal sehingga pasien bisa terbebas atau sembuh total dari sakitnya.
Pelaksana pelayanan kedokteran harus terpadu, berkesinambungan.
Penanganan yang meliputi pengobatan, pencegahan, perawatan dan
rehabilitasi semuanya dilakukan secara menyeluruh, berkelanjutan dan
terintegrasi. Dalam proses recovery pasien, peran seorang dokter sangat vital
sehingga seorang dokter harus benar-benar peduli. Care provider, artinya
dalam mengobati dokter juga perlu memenuhi kebutuhan mental dan sosial
dari pasien. Karena sakit bukan hanya masalah fisik, tetapi juga mental dan
psikologi. Maka, dokter sebagai care provider juga perlu menjangkau aspek
mental dan psikologoi tersebut.
7
untuk kondisi mental dan sosialnya, serta dapat
mempertanggungjawabkannya.
Faktor keempat yang harus dimiliki oleh seorang dokter yang berkualitas
adalah pemimpin masyarakat (community leader). Seumur hidupnya, seorang
dokter tidak mungkin bekerja sendiri. Seorang dokter akan lebih banyak
bekerja dalam tim dibandingkan bekerja sendiri, misalnya waktu mengoperasi
pasien, saat proses diagnosis penyakit, seorang dokter akan memerlukan
dokter lain, staf laboratorium, bahkan kerjasama dari pasien sendiri untuk bisa
dimintai keterangan agar penyakitnya bisa ditemukan. Karena itu kemampuan
bekerja sama dan sifat kepemimpinan sangat dibutuhkan oleh dokter. Sebagai
“community leader” dokter membantu mengambil keputusan dalan ikhwal
kemasyarakatan, yang paling utama adalah kesehatan dan kedokteran
keluarga, sebagai pemantau, penelaah ikhwal kesehatan dan kedokteran
8
keluarga. Pengaruh atau influence yang diberikan seorang dokter di
masyarakat secara tidak langsung menjadikan seorang dokter community
leader di wilayahnya. Secara umum, seorang dokter akan terjun langsung
dalam menyelesaikan masalah kesehatan. Keterlibatan langsung seorang
dokter di masyarakat ini memunculkan sosok pemimpin di masyarakat.
9
dianggap bisa menyembuhkan banyak penyakit, terutama penyakit infeksi
virus, bakteri. Tapi, sekarang, antibiotik banyak yang resisten. Virus, bakteri,
parasit sudah mampu melawan antibiotik sehingga diperlukan penemuan obat
baru lagi yang lebih mujarab dari penisilin. Kalau tidak dilakukan penelitian
dan tidak ada dokter yang meneliti, mana mungkin ada obat baru.
Yang perlu diketahui tentang apa saja yang harus dikerjakan seorang
dokter yang professional . antara lain
10
Komunikasi dokter-pasien adalah hubungan yang terjadi antara dokter
dengan pasien selama proses pemeriksaan atau pengobatan. Komunikasi
dokter-pasien merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh
setiap dokter, karena kompetensi ini dapat menentukan keberhasilan
penyelesaian masalah kesehatan pasien. Hingga saat ini, dapat dikatakan
bahwa para dokter masih mengabaikan kompetensi komunikasi dokter-pasien,
baik dalam proses pendidikan maupun praktik kedokteran.
11
Keterampilan interpersonal dalam komunikasi dokter-pasien kini
semakin mendapatkan perhatian dalam proses berlangsungnya pendidikan
kedokteran. Seperti yang telah jelaskan oleh WHO. Profil ideal seorang dokter
adalah memenuhi karakter karakter minimal yang salah satu poinnya adalah
dokter merupakan seorang komunikator yang baik.
12
Sebagian besar orang berasumsi bahwa keterampilan inte kebiasaan
yang telah dilakukan sehari-hari, sehingga banyak orang merasa sudah
mempunyai kemampuan keterampilan interpersonal yang baik, bahkan
sebagian orang menganggapnya remeh. interpersonal merupakan
Keterampilan interpersonal sama seperti kemampuan (skil) yang lainnya,
sehingga memerlukan usaha untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki
setiap individu. Keberhasilan keterampilan interpersonal bergantung pada
penanaman nilai dan pengulangan atau repetisi secara berulang-ulang
sehingga terbentuk keterampilan interpersonal dalam pikiran dan perilaku
manusia. 5
13
kegiatan belajarnya, mengevaluasi hasil pekerjaannya, mengidentifikasi
kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya. Kegiatan-kegiatan ini akan
sangat membantu mahasiswa mencapai apa yang diharapkan sebagai
tujuan pendidikannya. Dengan memiliki self-directed learning yang baik,
mahasiswa memiliki kepercayaan diri untuk menyampaikan ide
matematikanya. Mahasiswa yang memiliki jadwal belajar dan konsisten
dengan jadwal yang membuat pasti memiliki kemampuan yang lebih
dalam menyelesaikan masalah matematika. Mereka lebih kreatif dan kritis
mengungkapkan gagasan matematika mereka. Memiliki self-directed
learning juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, kritis, dan
logis.Menyadari pentingnya kemampuan komunikasi matematis dan self-
directed learning dalam belajar matematika, maka penulis menganggap
perlu melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana kemampuan
komunikasi matematis mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian ini, dosen
dapat menentukan strategi pembelajaran apa yang tepat dalam upaya
menumbuhkembangkan dan meningkatkan kemampuan komunikasi
matematis dan self-directed learning mahasiswa.
Self-directed learningTerdapat 58,3% mahasiswa yang jarang menciptakan
lingkungan belajar yang produktif. Sedangkan 25% mahasiswa
menyatakan bahwa kadang-kadang menciptakan lingkungan belajar yang
produktif. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa tidak mempersiapkan
diri sebelum mengikuti perkuliahan, jarang bertanya kepada dosen apa
yang tidak mereka pahami, jarang mengajak teman-temannya berdiskusi
tentang materi perkuliahan. Selain itu mahasiswa juga tidak mengetahui
cara terbaik untuk dirinya belajar.Berkaitan dengan mengatur kegiatan
belajar, sebanyak 66,67% mahasiswa menyatakan jarang melakukan itu.
Sedangkan sebanyak 25% mahasiswa mengatakan jarang sekali mengatur
kegiatan belajar. Mereka jarang memanfaatkan waktu luang untuk belajar.
Mereka belajar apabila disuruh dosen atau orang lain, atau ada tugas yang
diberikan oleh dosen. Sebanyak 33% mahasiswa mengatakan jarang
memiliki inisiatif untuk memulai belajar. Kebanyakan mereka melakukan
kegiatan belajar apabila ada tugas atau tes yang diberikan dosen. Berkaitan
14
dengan mencari sumber-sumber belajar, hanya 16,67% yang sering
melakukannya. Sedangkan 58% mengatakan jarang mencari sumber-
sumber lain selain yang diberikan oleh dosen. Untuk membuat jadwal
belajar, paling banyak (50%) mahasiswa yang jarang membuat jadwal
belajar dan sebanyak 66,67% mahasiswa yang tidak konsisten dengan
jadwal belajar yang dibuat. Sebanyak 75% mahasiswa yang jarang
mengevaluasi kelebihan dan kekurangannya dalam belajar, diikuti
sebanyak 16,67% yang jarang sekali melakukan evaluasi terhadap hasil
kerjanya. Upaya peningkatan kemampuan komunikasi matematis berkaitan
erat dengan self-directed learning. Mahasiswa yang kurang atau tidak
memiliki self-directed learningmengalami kesulitan meningkatkan
kemampuan komunikasi matematis.6
15
Trend ketiga adalah belajar terpusat padamahasiswa
(selfdirectedlearning/learner-centredlearning). Trend ini dilandasi teori belajar
orang dewasa (adult learning)yang mensyaratkan peran aktif mahasiswa dalam
proses pembelajaran.
Trend kelima adalah integrasi dan kontak atau paparan dini dengan
pasien (early clinical contact/exposure). Trend ini mendorong pendekatan
disiplin ilmu menjadi lebih terintegrasi antar disiplin dan antar profesi.
16
pada sisi yang lain ICT dapat digunakan untuk kepentingan proses pendidikan
dokter itu sendiri. Kesembilan trend ini dapat dijadikan tolok ukur inovasi di
suatu institusi pendidikan kedokteran. Senada dengan perkembangan atautrend
diatas, Harden mengajukan model strategi SPICES dalam pendidikan
kedokteran.6 SPICES merupakan rangkaian strategi pendidikan yang tersusun
dari Student centred, Problem based, Integrated/ Interprofessional
education,Comunity based, Elective/Early clinical exposure dan Systematic.
Pendekatan ini lahir sebagai suatu inovasi akan strategi pendidikan yang ada
sebelumnya, yaitu Teacher centred, Information oriented, subject/discipline
based,Hospital based,Uniformdan opportunistic. Model ini menjadi strategi
pendidikan yang harus digunakan oleh seluruh institusi pendidikan kedokteran
di Indonesia karena merupakan standar yang telah ditetapkan KKI.4
17
berbasis masalah, berbasis komunitas, elektif dan studi sistematis dari konsep
ini adalah dengan menggunakan SPICES. PBL menggunakan masalah ini
sebagai titik fokus untuk tujuan penyelidikan dan penelitian siswa. Inti dari
PBL melibatkan presentasi situasi yang otentik dan bermakna, yang berfungsi
sebagai dasar untuk penyelidikan dan penyelidikan.1
18
mempengaruhi kualitas lulusan dari suatu institusi. Penilaian dengan model
SPICES dapat menunjukkan arah dari proses pembelajaran yang dilakukan.3
19
2. Problem-Based Learning.
Belajar dimulai dengan masalah atau Problem-based Learning yang
sebenarnya dan otentik, akan memberi makna kepada siswa. Melalui suatu
masalah, siswa akan mempelajari konsep / teori pada saat yang bersamaan
menyelesaikan masalah. Dengan demikian, belajar tidak hanya menghasilkan
(menjawab) tetapi juga menghasilkan proses (bagaimana mengatasi masalah).2
3. Integrated
Pendekatan terpadu berdasarkan pandangan bahwa pembelajar atau siswa
membangun pemahaman mereka tentang topik yang harus mereka pelajari
daripada merekam pelajaran formulir disusun secara sistematis. Tujuan
pembelajaran tentang pembelajaran terpadu adalah membantu siswa mencapai
tujuan pembelajaran yang saling terkait.2
4. Community
SPICES strategi belajar mengambil masalah yang terjadi di masyarakat
sebagai "starter" untuk memperoleh pembelajaran yang bermakna. Belajar
dengan strategi ini juga mengajak siswa untuk dapat menerapkan apa yang
telah dia pelajari ke dalam konteks masyarakat.2
5. Elective
Setiap siswa memiliki beragam karakteristik. Pembelajaran yang inovatif
harus membayar memperhatikan karakteristik pada setiap siswa. Sebagai
subjek dapat menentukan kapan siswa ingin belajar dan cara belajar. Guru
bertindak sebagai sumber belajar, tutor, konselor, evaluator, dan pembicara
motivasi.2
6. Sistematic
Substansi materi pelajaran, umumnya hirarkis. Sebuah materi kadang-kadang
membutuhkan bahan lain sebagai prasyarat. Setiap langkah prosedural adalah
prasyarat untuk langkah selanjutnya. Dengan demikian, penelitian harus
dilakukan secara sistematis.2
20
Dilihat dari komponen yang terkandung dalam SPICES akronim,
strategi ini menawarkan beberapa keuntungan sebagai tindak lanjut, antara
lain:
21
DAFTAR PUSTAKA
22