Anda di halaman 1dari 24

1

Skenario 5

Sumbatan di Empedu

Seorang wanita usia 40 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan disertai dengan
mual dan buang air besar dengan feses yang berwarna pucat dan urin berwarna gelap seperti teh.
Keluhan dirasa semakin memberat ketika makan makanan berlemak. Pada pemeriksaan
didapatkan peningkatan urobilinogen pada urin. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter
menjelaskan bahwa keluhn tersebut timbul karena adanya sumbatan di saluran empedu.

STEP 1

1. Empedu : cairan yang bersifat basa yang berwarna hijau kekuningan karena
mengandung pigmen bilirubin, biliverdin, dan urobilin.

2. Urobilinogen : hasil dari reduksi bilirubin oleh bakteri yang ada pada usus.

STEP 2

1. Bagaimana struktur makroskopis dan mikroskopis vesica fellea ?

2. Mengapa keluhan tersebut semakin memberat ketika mengonsumsi makanan berlemak ?

3. Apa yang menyebabkan feses berwarna pucat dan urin seperti teh ?

4. Mengapa terjadi sumbatan di saluran empedu yang menyebabkan nyeri perut kanan ?

5. Bagaimana cara empedu disekresikan ?

6. Factor apa saja yang dapat mempengaruhi dari empedu itu sendiri ?

STEP 3

1. Panjang: 7 – 10 cm

Permukaan:

- dorsal : seperti buah pir

- ventral : melekat pada hepar

terdiri dari 3 bagian:

- fundus

- corpus
2

- collum

diameter: 4 cm

batas:

- anterior : dinding anterior abdomen dan facies inferior hepatis

- posterior : colon transversum, bagian pertama dan kedua duodenum

- kanan : hepar lobus dextra

- kiri : hepar lobus sinistra

vaskularisasi:

- arteri : arteri cystica

- vena : vena cystica

komposisi : 90 % air, garam empedu, bilirubin, kolesterol

penampang : 30 – 50 ml

terdapat muskulus selapis untuk kontraksi

Histologi

Lapisan:

- epitel (mukosa) : epitel silindris selapis

- lamina propria : sinus rockitansky aschoff

- otot polos : sirkular, longitudinal, obliq

- tunika adventitia

2. Karena ada sumbatan

empedu tidak dapat dikeluarkan


3

3. Karena ada sumbatan

bilirubin tidak diekskresi

feses tidak berwarna

4. Terjadi sumbatan

terjadi iritasi ductus

menimbukan nyeri

5. Sekresi empedu terdiri dari 2 tahap : tahap 1 dan tahap 2

6. 3 faktor :

- Kimiawi

- Hormon = sekretin

- Saraf = N. vagus
4

STEP 4

1. Makroskopis

2. Adanya lemak

CCK meningkat

Menyebabkan kontraksi semakin kuat


5

3.

Karena ada sumbatan

Bilirubin tidak dapat disekresi Kontraksi ke sirkulasi


ke duodenum enterohepatik

Bilirubin tidak Bilirubin


Sehingga tidak ada duodenum
terkonjugasi konjugasi
dan tidak ada sterkobilin yang
terbentuk

Tidak dapat
diproses
Feses pucat

Kembali ke sirkulasi

Mengendap Lewat ginjal


ke jaringan

Urin pekat
ikterus

4. Terdapat sumbatan

Terjadi kontraksi terus menerus untuk mengeluarkan sumbatan

Metabolisme anaerob dan penumpukan asam laktat (pada sel muskularis)


6

Menyebabkan rangsangan pada ujung saraf (nosisreseptor)

Muncul rasa nyeri

5. Tediri 2 tahap :

- Tahap 1 : terjadi ketika sel hepatosit mengsekresi bilirubin, garam empedu

Empedu masuk disekresi di kanalikulus biliaris

- Tahap 2 : di dalam hepatosit terdapat sel epitel yang berbentuk lempeng

di dalam sel epitel lempeng terdapat makrovaskular (sinusoid)

6. Faktor – factor :

- Saraf = N. Vagus melalui asetilkolin untuk meningkatkan kontraksi


empedu

- Hormon :

- CCK

Kimus masuk ke duodenum

CCK merangsang vesica fellea kontraksi

Vesica fellea mesongkan


7

- Sekretin = merangsang sekresi pancreas untuk meningkatkan


sekresi empedu

Meningkatkan sekresi Natrium bikarbonat oleh sel sekretoris dan


empedu

MIND MAP

VESICA
FELLEA

METABOLISME STRUKTUR FUNGSI FAKTOR


SEKRESI

MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS

STEP 5

1. Lapisan dan struktur yang khas pada vesica fellea

2. Hubungan antara fungsi dan cairan empedu

3. Komposisi bilus atau cairan empedu

STEP 6

Belajar Mandiri
8

STEP 7

1. Mikroskopis Vesika fellea


Mikroskopis
Kandung empedu adalah organ kecil berbentuk buah pir yang terletak
pada permukaan inferior hati. Panjangnya sekitar 10 cm, dan ukuran pada
potongan melintang sekitar 4 cm. Kandung empedu dapat menampung sekitar
70 mL empedu. Organ ini mirip kantong dengan satu bukaan. Bagian terbesar
organ ini membentuk badan, dan bukaan yang berlanjut menjadi duktus
sistikus, disebut leher. Leher mempunyai tonjolan yang disebut kantong
Hartmann, tempat batu empedu biasanya tersangkut. Kandung empedu
menyimpan dan memekatkan empedu dan mengeluar-kannya ke dalam
duodenum saat diperlukan.1
Struktur Kandung Empedu
Dinding kandung empedu terdiri atas empat lapisan: epitel, lamina
propria, otot polos, dan serosa/adventisia. Mukosa kandung empedu kosong
sangat berlipat-lipat membentuk rigi paralel tinggi. Saat kandung empedu
teregang penuh oleh empedu, lipatan berkurang menjadi beberapa lipatan
pendek, dan mukosa menjadi relatif licin. Lumen kandung empedu dilapisi oleh
epitel selapis kolumnar, yang tersusun oleh dua macam sel, yaitu: sel jernih
yang lebih umum, dan sel sikat yang lebih jarang. Inti kedua macam sel tersebut
bentuknya oval dan terletak di basal, dan sitoplasma supranuklirnya terkadang
menampilkan granula sekretoris berisi musinogen. Pada mikrograf elektron,
permukaan luminalnya menampilkan mikrovili pendek yang dilapisi oleh
selapis tipis glikokaliks. Bagian basal sitoplasmanya sangat kaya mitokondria,
yang menyediakan banyak enerji untuk pompa Na+, K+-ATPase yang terdapat
di membran sel basolateral.1
9

Gambar 1. Tampak Preparat Vesika Fellea1


Mikrograf cahaya kandung empedu kosong (132x). Amati mukosa
kandung empedu yang sangat berlipat yang menandakan bahwa kandung
empedu dalam keadaan kosong. Perhatikan bahwa lumen kandung empedu
dilapisi oleh epitel selapis kolumnar.1
Lamina proprianya tersusun oleh jaringan ikat longgar berpembuluh
darah yang kaya serat elastin dan kolagen. Pada leher kandung empedu, lamina
propria-nya mengandung kelenjar simple tubuloalveolar, yang menghasilkan
sejumlah kecil mukus untuk melumasi lumen bagian yang menyempit ini.
Lapisan otot polos pada kandung empedu tipis dan terutama tersusun oblik
(serong), sedangkan sebagian kecil tersusun longitudinal. Walaupun jaringan
ikat adventisia melekat pada kapsula Glisson pada hati, jaringan ikat tersebut
dapat dilepaskan dari kapsula Glisson dengan relatif mudah. Permukaan
kandung empedu yang tidak melekat pada hati dilapisi oleh peritoneum atau
serosa, yang memberikan tampilan licin, karena dilapisi epitel gepeng selapis.1
10

Saluran (Duktus) Ekstrahepatik


Duktus hepatikus kanan dan kiri bersatu dan membentuk duktus
hepatikus komunis, yang bergabung dengan duktus sistikus yang keluar dari
kandung empedu. Penggabungan kedua duktus tadi akan melanjutkan diri
sebagai duktus koledokus (common bile duct), yang panjangnya 7 to 8 cm, dan
kemudian menyatu dengan duktus pankreatikus untuk membentuk ampulla
Vater. Ampula membuka ke dalam lumen duodenum pada papila duodenal.
Pembukaan duktus koledokus dan duktus pankreatikus dikontrol oleh suatu
kofpleks yang terdiri atas empat otot, yaitu: sfingter koledokus, sfingter
pankreatikus, sfingter ampula, dan fasikulus longitudinalis, yang secara
bersama- sama disebut sfingter Oddi.1
Histofisiologi Kandung Empedu
Kandung empedu menyimpan, memekatkan, dan mengeluarkan
empedu. Pengeluaran empedu dicetuskan oleh kolesistokinin dan stimulasi
vagal. Fungsi primer kandung empedu adalah menyimpan, memekatkan, dan
mengeluarkan empedu. Empedu terus- menerus dibuat oleh hati dan harus
menuju ke kandung empedu. Hal ini menuntut otot sfingter koledokus,
pankreatikus dan ampula agar selalu berada dalam posisi menutup sehingga
empedu tertahan dan berbalik kembali ke pangkal duktus koledokus untuk
menuju duktus sistikus dan kemudian masuk ke kandung empedu.1
MIKROSKOPIS
1) Tunika mukosa : banyak pembuluh darah, kelenjar
mukosa tersebar, jaringan ikat jarang
2) Tunika muskularis : terisi oto polos tipis
3) Tunika subserosa : jaringan menutupi otot polos
4) Tunika serosa : terkadang terdapat ductus luska

Makroskopis Vesika Fellea


Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk
buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh
untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah
11

sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya,
melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini
terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.2
Kandung empedu berbentuk bulat lonjong seperti buah advokat dengan panjang
sekitar 4-6 cm dan berisi 30-60 ml empedu. Bagian fundus umumnya menonjol
sedikit ke luar tepi hati, di bawah lengkung iga kanan, di tepi lateral m. rektus
abdominis. Sebagian besar korpus menempel dan tertanam di dalam jaringan
hati. Kandung empedu tertutup seluruhnya oleh peritoneum viseral, tetapi
infudibulum kandung empedu tidak terfiksasi ke permukaan hati oleh lapisan
peritoneum. Apabila kandung empedu mengalami distensi akibat bendungan
oleh batu, bagian infudibulum menonjol seperti kantong Hartmann.3

Gambar 2. Vesika Fellea2


Duktus sistikus panjangnya 1-2 cm dengan diameter 2-3 mm. Dinding
lumennya mengandung katup berbentuk spiral Heister, yang memudahkan
cairan empedu mengalir masuk ke dalam kandung empedu, tetapi menahan
aliran keluarnya.2
12

Saluran empedu ekstrahepatik terletak di dalam ligamentum


hepatoduodenale yang batas atasnya porta hepatis, sedangkan batas bawahnya
distal papilla Vater. Bagian hulu saluran empedu intrahepatik berpangkal dari
saluran paling kecil yang disebut kanalikulus empedu yang meneruskan
curahan sekresi empedu melalui duktus interlobaris ke duktus lobaris, dan
selanjutnya ke duktus hepatikus di hilus.2
Panjang duktus hepatikus kanan dan kiri masing-masing antara 1-4 cm.
Panjang duktus hepatikus komunis sangat bervariasi, bergantung pada letak
muara duktus sistikus. Duktus koledokus berjalan di belakang duodenum
menembus jaringan pancreas dan dinding duodenum membentuk papilla Vater
yang terletak di sebelah medial dinding duodenum. Ujung distalnya dikelilingi
oleh otot sfingter Oddi, yang mengatur aliran empedu ke dalam duodenum.
Duktus pankreatikus umumnya bermuara di tempat yang sama dengan duktus
koledokus di dalam papilla Vater, tetapi dapat juga terpisah.2
Sering ditemukan variasi anatomi kandung empedu, saluran empedu,
dan pembuluh arteri yang mendarahi kandung empedu dan hati. Variasi yang
kadang ditemukan dalam bentuk luas ini, perlu diperhatikan para ahli bedah
untuk menghindari komplikasi pembedahan, seperti perdarahan atau cedera
pada duktus hepatikus atau duktus koledokus.2
Salah satu fungsi hati adalah untuk mengeluarkan empedu, normalnya
antara 600-1200 ml/hari6. Kandung empedu mampu menyimpan sekitar 45 ml
empedu5. Diluar waktu makan, empedu disimpan untuk sementara di dalam
kandung empedu, dan di sini mengalami pemekatan sekitar 50 %. Fungsi
primer dari kandung empedu adalah memekatkan empedu dengan absorpsi air
dan natrium. Kandung empedu mampu memekatkan zat terlarut yang kedap,
yang terkandung dalam empedu hepatik 5-10 kali dan mengurangi volumenya
80-90%4.

2. Hubungan fungsi dan cairan empedu


a. Garam-garam empedu mempunyai dua fungsi penting pada traktus intestinal.
13

pada Pencernaan dan Absorpsi Lemak Sel hati menyintesis sekitar 6 gram
garam empedu setiap harinya. Prekursor garam empedu adalah kolesterol, baik
yang ada dalam diet atau yang disintesis dalam sel-sel hati selama
berlangsungnya metabolisme lemak. Kolesterol pertama diubah menjadi asam
kolat atau asam kenodeoksikolat dalam jumlah yang kurang lebih sama. Asam-
asam ini selanjutnya akan bergabung terutama dengan glisin dan dalam jumlah
yang lebih sedikit, dengan taurin untuk membentuk asam empedu terkonjugasi
gliko dan tauro. Garam-garam dari asam ini terutama garam natrium, kemudian
akan disekresi dalam empedu. Garam-garam empedu mempunyai dua fungsi
penting pada traktus intestinal.3
Pertama, garam-garam ini bekerja sebagai deterjen pada partikel lemak
dalam makanan. Hal ini mengurangi tegangan permukaan partikel dan
memungkinkan agitasi dalam traktus intestinal untuk memecahkan gelembung-
gelembung lemak menjadi gelembung-gelembung yang sangat kecil. Proses ini
disebut emulsifikasi atau fungsi deterjen garam-garam empedu.3
Kedua, dan yang jauh lebih penting daripada fungsi emulsifikasi, garam
empedu membantu absorpsi (1) asam lemak, (2) monogliserida, (3) kolesterol,
dan (4) lemak lain dalam traktus intestinal. Garam empedu melakukan fungsi
ini dengan cara membentuk kompleks-kompleks fisik yang kecil dengan lemak
ini; kompleks ini disebut misel, dan bersifat semi larut dalam kimus akibat
muatan listrik dari garam-garam empedu. Lemak usus "diangkut" dalam bentuk
ini ke mukosa usus, tempat lemak kemudian diabsorbsi ke dalam darah. Tanpa
adanya garam-garam empedu dalam traktus intestinal, 40 persen lemak yang
dicerna akan dikeluarkan bersama tinja, dan orang sering kali mengalami defisit
metabolisme akibat hilangnya nutrien ini. Sirkulasi Enterohepatik Garam-
Garam Empedu. Sekitar 94 persen garam empedu direabsorbsi ke dalam darah
dari usus halus, kurang lebih setengahnya dengan cara difusi melalui mukosa
pada bagian awal usus halus dan sisanya melalui proses transpor aktif inelewati
mukosa usus pada bagian distal ileum. Garam empedu lalu memasuki darah
portal dan diteruskan kembali ke hati. Pada saat mencapai hati, ketika pertama
14

lewat melalui sinusoid vena, garam-garam empedu diabsorbsi kembali hampir


seluruhnya kembali ke dalam sel-sel hati dan kemudian disekresikan kembali
ke dalam empedu. Dengan cara ini, sekitar 94 persen dari semua garam empedu
disirkulasikan kembali ke dalam empedu, sehingga rata-rata garam ini akan
mengalami sirkulasi sebanyak 17 kali sebelum dikeluarkan bersama tinja.
Sejumlah kecil garam empedu yang dikeluarkan ke dalam tinja akan diganti
dengan sejumlah garam baru yang dibentuk secara terus-menerus oleh sel-sel
hati. Sirkulasi ulang garam empedu ini disebut sirkulasi enterohepatic garam-
garam empedu. Jumlah empedu yang disekresi oleh hati setiap harinya sangat
bergantung pada tersedianya garam-garam empedu makin banyak jumlah
garam empedu pada sirkulasi enterohepatik (biasanya sekitar 2,5 gram), makin
besar kecepatan sekresi empedu. Tentu saja, pencernaan garam empedu
tambahan dapat meningkatkan sekresi empedu beberapa ratus mililiter per hari.
Bila fistula empedu mengosongkan garam-garam empedu keluar selama
beberapa hari sampai beberapa minggu sehingga garam empedu tidak dapat
direabsorbsi dari ileum, hati akan meningkatkan produksi garam-garam
empedu 6 sampai 10 kali lipat, yang akan meningkatkan kecepatan sekresi
empedu kembali normal. Keadaan ini memperlihatkan bahwa kecepatan sekresi
garam empedu hati sehari-hari dikontrol secara aktif oleh tersedianya (atau
kurang tersedianya) garam empedu di dalam sirkulasi enterohepatik. Peran
Sekretin dalam Pengaturan Sekresi Empedu. Selain efek perangsangan yang
kuat dari asam empedu sehingga terjadi sekresi empedu, hormon sekretin yang
juga merangsang sekresi pankreas meningkatkan sekresi empedu, kadang-
kadang lebih dari dua kali lipat selama beberapa jam sesudah makan.
Peningkatan sekresi ini hampir semuanya adalah sekresi larutan encer yang
kaya natrium bikarbonat oleh sel epitel duktulus dan duktus empedu, dan bukan
peningkatan sekresi oleh sel-sel parenkim hati itu sendiri. Bikarbonat kemudian
akan diteruskan ke dalam usus halus dan bergabung dengan bikarbonat dari
pankreas untuk menetralkan asam hidroklorida dari lambung. Jadi, mekanisme
umpan-balik sekretin untuk menetralkan asam duodenum bekerja tidak hanya
15

melalui efeknya terhadap sekresi pankreas tetapi juga, dalam jumlah yang lebih
sedikit, melalui efeknya terhadap sekresi oleh duktulus dan duktus hati.3

b. Peran Sekretin dalam Pengaturan Sekresi Empedu.


Selain efek perangsangan yang kuat dari asam empedu sehingga terjadi
sekresi empedu, hormon sekretin yang juga merangsang sekresi pankreas
meningkatkan sekresi empedu, kadang-kadang lebih dari dua kali lipat selama
beberapa jam sesudah makan. Peningkatan sekresi ini hampir semuanya adalah
sekresi larutan encer yang kaya natrium bikarbonat oleh sel epitel duktulus dan
duktus empedu, dan bukan peningkatan sekresi oleh sel-sel parenkim hati itu
sendiri. Bikarbonat kemudian akan diteruskan ke dalam usus halus dan
bergabung dengan bikarbonat dari pankreas untuk menetralkan asam
hidroklorida dari lambung. Jadi, mekanisme umpan-balik sekretin untuk
menetralkan asam duodenum bekerja tidak hanya melalui efeknya terhadap
sekresi pankreas tetapi juga, dalam jumlah yang lebih sedikit, melalui efeknya
terhadap sekresi oleh duktulus dan duktus hati.3

a) EFEK DETERJEN GARAM EMPEDU4

Efek deterjen merujuk kepada kemampuan garam empedu untuk mengubah


globulus lemak besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak butiran lemak
yang mernbentul: suspensi di dalam kimus cair. Dengan menguraikan globulus
berukuran besar menjadi kecil, butiranbutiran yang telah stabil meningkatkan luas
permukaan yang tersedia untuk tempat kerja lipase pankreas. Untuk mencerna lemak,
lipase harus berkontak langsung dengan molekul trigliserida. Karena tidak larut dalam
air, trigliserida cenderung menggumpal menjadi butirbutir besar dalam lingkungan
usus halus yang banyak mengandung air. Jika garam empedu tidak mengemulsifikasi
gumpalan besar lemak ini, lipase hanya dapat bekerja pada permukaan gurnpalan besar
tersebut dan pencernaan lemak akan sangat lama.4
16

Gambar 3 : Struktur garam empedu dan Absorpsi ke permukaan droplet lipid


berukuran kecil.4

Gambar 4 : Pembentukan emulasi lipid melalui kerja garam empedu.4


17

Garam empedu tercadsorpsi di permukaan butiran lemak, yaitu bagian larut-


lemak garam empedu larut dalam butiran lemak, meninggalkan bagian larut air yang
bermuatan negatif menonjol dari permukaan butiran lemak tersebut.4

Gerakan mencampur oleh usus memecah butiran lemak besar menjadi butiran-
butiran yang lebih kecil. Butiran-butiran kecil ini akan cepat bergabung kembali jika
tidak ada garam empedu yang terserap di permukaan mereka dan menciptakan
selubung muatannegatif larut air di permukaan setiap butiran kecil. Karena muatan
yang sama saling tolak-menolak, gugus-gugus bermuatan negatif di permukaan butiran
lemak menyebabkan butiran tersebut saling menjauh dan mencegah butir-butir kecil
kembali bergabung membentuk gumpalan lemak besar. 4

b) PEMBENTUKKAN MISEL4

Gambar 1.6 : Sebuah misel. Konstituen empedu (garam empedu, lesitin). 4


18

Garam empedu—bersama dengan kolesterol dan lesitin, yang juga merupakan


konstituen empedu— berperan penting dalam mempermudah penyerapan lemak
melalui pembentukan misel. Seperti garam empedu, lesitin (suatu fosofolipid yang
serupa dengan yang terdapat pada dwilapis lipid membran plasma) memiliki bagian
yang larut lemak dan bagian yang tarut air, sementara kolesterol hampir sama sekali
tak-larut dalam air.4

Dalam suatu misel, garam empedu dan lesitin bergumpal dalam kelompok-
kelompok kecil dengan bagian larut-lemak menyatu di bagian tengah membentuk inti
hidrofobik, sementara bagian larut-air membentuk selubung hidrohlik di sebelah luar.
Sebuah misel memiliki garis tengah 3 hingga 10 nm, dibandingkan dengan diameter
rata-rata droplet lipid teremulsifikasi yang 1000 nm. 4

Misel larut dalam air berkat selubung hidrofiliknya, tetapi dapat


melarutkan bahan tak-larut air di bagian tengahnya yang larut-lemak. Karena
itu, misel merupakan wadah yang dapat digunakan untuk mengangkut
bahanbahan tak-larut air melalui isi lumen yang cair. Bahan larut-lemak
terpenting yang diangkut di dalam misel adalah produk-produk pencernaan
lemak, serta vitamin larut-lemak, yang semuanya diangkut ke tempat
penyerapannya dengan cara ini. Jika tidak menumpang di dalam misel yang
larut air ini, berbagai nutrien mengangkut bahan-bahan tak-larut air melalui isi
lumen yang cair. Bahan larut-lemak terpenting yang diangkut di dalam misel
adalah produk-produk pencernaan lemak (monogliserida dan asam lemak
bebas), serta vitamin larut-lemak, yang semuanya diangkut ke tempat
penyerapannya dengan cara ini.4

3. KOMPOSISI EMPEDU

Empedu mengandung beberapa konstituen organik, yaitu garam empedu,


kolesterol, lesitin (suatu fosfolipid), dan bidirubin (semua berasal dari aktivitas
hepatosit) dalam suatu cairun encer alkalis (ditambahkan oleh sel duktus) yang serupa
19

dengan sekresi NaHCO3 pankreas. Meskipun empedu tidak mengandung enzim


pencernaan apapun, bahan ini penting dalam pencernaan dan penyerapan lemak,
terutama melalui aktivitas garam empedu.3

Tabel 1.1 Komposisi Empedu3

EMPEDU HATI EMPEDU KANDUNG


EMPEDU
AIR 97.5 g/dl 92 g/dl

GARAM EMPEDU 1.1 g/dl 6 g/dl

BILIRUBIN 0.04 g/dl 0.3 g/dl

KOLESTEROL 0.1 g/dl 0.3 to 0.9 g/dl

ASAM LEMAK 0.12 g/dl 0.3 to 1.2 g/dl

LESITIN 0.04 g/dl 0.3 g/dl

Na+ 145 mEq/L 130 mEq/L

K+ 5 mEq/L 12 mEq/L

Ca++ 5 mEq/L 23 mEq/L

Cl- 100 mEq/L 25 mEq/L

HCO3- 28 mEq/L 10 mEq/L

Tabel 1

Komposisi empedu saat pertama kali disekresi oleh hati dan kemudian setelah
dipekatkan dalam kandung empedu. Tabel ini menunjukkan bahwa zat yang paling
banyak disekresikan dalam empedu adalah garam empedu, yang banyaknya kira-kira
setengah dari total zat-zat yang juga terlarut dalam empedu. Bilirubdn, kolesterol,
20

lesitin, dan elektrolit yang biasa terdapat dalam plasma, juga disekresikan atau
diekskresikan dalam konsentrasi besar.3

Dalam proses pemekatan di kandung empedu, air dan elektrolit dalam jumlah
besar (kecuali ion kalsium) direabsorbsi oleh mukosa kandung empedu; pada dasarnya
semua zat lain, terutama garam empedu dan zat-zat lemak kolesterol dan lesitin, tidak
direabsorbsi dan, karena itu, menjadi sangat pekat dalam empedu di kandung empedu.2

Yang paling banyak disekresikan dalam empedu, kira-kira ½ dari zat-zat total
yang terlarut adalah garam empedu. Bilirubin, kolesterol, lesitin, dan elektrolit bisa ada
dalam plasma, dieksresikan dan sekresikan dalam konsentrasi yang besar. 4 asam
empedu yang ditemukan pada manusia adalah : 3

(1) Asam Kolat

(2) Asam Deoksikolat

(3) Asam Kenodioksikolat

(4) Asam Litokolat.


21

DAFTAR PUSTAKA

1. Hiatt J.L, Gartner L.P. Buku Ajar Berwarna Histologi Edisi 3. Singapore:
Elsevier. 2016

2. Drake R.L, Vogl Wayne, Mitchel A.W.M, Gray’s Basic Anatomy. Singapore.
2012

3. John E, Hall. Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 12.
Singapore: Elsevier. 2016

4. Lauralee sherwood. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta:


EGC. 2014.
22

REFLEKSI DIRI
23

REFLEKSI DIRI
24

REFLEKSI DIRI

Anda mungkin juga menyukai