SKENARIO 5
“NYERI PERUT KANAN ATAS”
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2020
SKENARIO 5
“NYERI PERUT KANAN ATAS”
Seorang wanita usia 45 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan
atas. Keluhan di sertai dengan buang air besar dan feses yang berwarna pucat.
Keluhan di rasa semakin memberat Ketika makan makanan berlemak. Setelah di
lakukan pemeriksaan fisik, dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan
penunjang lanjutan pada saluran empedu.
4. Karena bilirubin karena adanya enzim enzim, ketika adanya sekresi bilirubin
warna feses akan pucat ketika feses berwarna pucat di karenakan adanya
ganguan di kandung empedu. sel hepatosis mengandung kolestrol, Sel
hepatosit menghasilkan garam empedu dan kolesterol berkonjugasi dengan :
Glycine → Glycocholic acid + Na2+ atau K+
Tourine → Tourocholic acid + Na2+ atau K+
Empedu mengandung:
a. Air
b. Garam empedu
c. Kolesterol
d. Pigmen empedu (bilirubin)
e. Asam lemak lesitin
f. Ion-ion seperti Na+, K+, Ca+, Cl-
g. Bikarbonat (HCO3-).
Empedu di sekresi secara terus menerus oleh hati sekitar ,di simpan di
empedu selama 12 jam ,Ketika usus membutuhkan si empedu akan
mengeluarkan Kembali ,di sel hepatosit di kolestrol berasal dari sel darah
merah, empedu mengalir ke splingter odi ,sekitar 97,7 % air dan 2,4%,
penyimpanan di kantong empedu,fesica biliaris tidak kosong dan tersisa
cairannya, otot kandung empedu berkontraksi akan mengalir ke ductus
listikus dan berakhir ke duodenum ,di bantu oleh factor saraf dan hormone,
dan asam lemak amino.
MIND MAP
vesica fellea
(biliaris)
fungsi dan
struktur faktor yang Mekanisme
mempengaruhi
-FUNGSI PENGELUAR
mikroskopis makroskopi -FAKTOR PROSES
PERSYARAF AN CAIRAN
s PERSYARAF PEMBENTU
AN EMPEDU
AN KAN
-FUNGSI EMPEDU
CAIRAN -FAKTOR
-Lapisan EMPEDU HORMON
muskularis - letak
-Tunika - batas-batas
Mukosa - vaskularisasi
-Tunika - duktus
serosa - inervasi
- limfatik
REFLEKSI DIRI
Alhamdulillah PBL pertemuan pertama scenario 5 telah selesai, saya lebih
memahami tentang vesica fellea. Terimakasih kepada dr Tissa telah hadir pada
pertemuan pertama. Semoga kedepannya saya lebih baik lagi.
STEP 6 INFORMATION GATHERING AND PRIVAT STUDY
BELAJAR MANDIRI.
B. Mikroskopis
Fungsi utama kandung empedu adalah mengumpulkan,
menyimpan, memekatkan, dan mengeluarkan empedu bila diperlukan
untuk emulsifikasi lemak. Empedu secara terus menerus diproduksi oleh
hepatosit dan diangkut melalui duktus ekskretorius ke kandung empedu
untuk disimpan. Di sini, natrium secara aktif diangkut melalui epitel
selapis silindris kandung empedu ke dalam jaringan ikat ekstraselular
sehingga tercipta tekanan osmotik yang kuat. Ion klorida dan air mengikuti
secara pasif sehingga empedu memekat. Pengeluaran empedu ke dalam
duodenurn berada di bawah kontrol hormon. Sebagai respons terhadap
masuknya lemak makanan ke dalam duodenum proksimal, hormon
Mukosa terdiri dari epitel silindris selapis (1) dan jaringan ikat
lamina propria (2) dibawahnya yang mengandung jaringan ikat longgar,
beberapa jaringan limfoid difus, dan pembuluh darah, venula dan arteriol
(9) Dalam keadaan tidak teregang, dinding kandung empedu
memperlihatkan lipatan mukosa (7) temporer yang menghilang saat
kandung empedu teregang oleh empedu. Lipatan mukosa (7) mirip dengan
vili di usus halus; namun, ukuran dan bentuknya berbeda, dan susunannya
tidak teratur. Kriptus atau diverticulum (3, 8) terdapat di antara lipatan
mukosa (7) dan sering membentuk indentasi yang dalam di mukosa. Pada
potongan melintang, divertikulum atau kriptus (3, 8) di lamina propria (2)
mirip dengan kelenjar tubular. Namun, tidak ada kelenjar di dalam
kandung empedu, kecuali di collum vesicae biliaris. Di bagian eksternal
lamina propria (2) yaitu otot kandung empedu dengan berkas serat otot
polos (10) tersusun acak yang tidak menunjukkan lapisan-lapisan yang
jelas dan serat elastic (4) yang tersebar. Di sekeliling berkas serat otot
polos (10) terdapat lapisan tebal jaringan ikat (6) padat yang mengandung
pembuluh darah besar, arteri dan vena (11), pembuluh limfe, dan saraf (5).
Serosa (12) melapisi seluruh permukaan kandung empedu yang
menggantung bebas. Lapisan jaringan ikat, tempat kandung empedu
melekat pada permukaan hati, disebut adventisia.2
B. Pengosongan empedu
Hati terus menyekresikan empedu, bahkan diantara waktu makan.
Lubang duktus biliaris ke dalam duodenum dijaga oleh sfingter oddi, yang
mencegah empedu masuk ke duodenum kecuali sewaktu pencernaan
makanan. Ketika sfingter ini tertutup, empedu yang disekresikan oleh hati
menabrak sfingter yang tertutup dan dialihkan balik ke dalam kandung
empedu, suatu struktur kecil berbentuk kantong yang terselip dibawah tapi
tidak langsung berhubungan dengan hati. Karena itu, empedu tidak
diangkut langsung dari hati ke kandungan empedu. Empedu kemudian
disimpan dan dipekatkan di kandung empedu di antara waktu makan.
Transpor aktif garam di luar kandung empedu, yang diikuti air secara
osmosis, menghasilkan konsentrasi konstituen organik yang 5 sampai 10
kali lebih besar. 3
Setelah makan, empedu masuk ke duodenum akibat efek
kombinasi relaksasi sfingter oddi, kontraksi kandung empedu, dan
peningkatan sekresi empedu oleh hati. Jumlah empedu yang disekresikan
per hari berkisar dari 254 mL hingga 1 liter, bergantung pada derajat
perangsangan karena menyimpan empedu yang terkonsentrasi, kandung
empedu adalah lokasi utama bagi presipitasi konstituen empedu
konsentrasi menjadi batu empedu. Untungnya, kandung empedu tidak
berperan dalam fungsi digestif yang penting, sehingga pengankatannya
sebagai terapi bagi penyakit kandung empedu atau batu empedu tidak
menghadapi masalah bermakna. Setelah pengangkatan kandung empedu,
sekresi empedu di antara waktu makan disimpan di duktus biliaris
komunis, yang menjadi terdilatasi. 3
DAFTAR PUSTAKA