Anda di halaman 1dari 26

RUMAH SAKIT UMUM

umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Umum Kasih Bunda (RSU Kasih Bunda) memiliki visi
terwujudnya rumah sakit yang terbaik dalam memberikan pelayanan
kesehatan dengan cepat, tepat, profesional dan penuh kasih. Misi untuk
memenuhi visi tersebut salah satunya adalah meningkatkan kualitas SDM
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
Peningkatan kualitas SDM yang profesional mensyaratkan adanya tenaga
kerja yang kompeten di bidangnya.
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset yang paling penting
yang dimiliki oleh rumah sakit, karena keberhasilan dan mutu pelayanan
berada di pundak mereka, maka perlu dikembangkan dan dibuat peraturan,
kebijakan, prosedur dalam hubungan antar individu dan rumah sakit untuk
mencapai tujuan dan rencana strategis rumah sakit yang telah ditetapkan.
Untuk mencapai hal tersebut di atas maka diperlukan manajemen SDM yang
berarti suatu pendekatan strategis terhadap keterampilan, motivasi,
pengembangan dan manajemen pengorganisasian sumber daya manusia.
Manajemen SDM diciptakan untuk membentuk kultur rumah sakit yang
layak, dan memasukkan program-program yang mendukung nilai-nilai pokok
dari rumah sakit dan memastikan keberhasilannya serta bersifat proaktif,
bukan reaktif. Diperlukan adanya aturan pekerjaan, struktur organisasi dan
keterlibatan seluruh individu rumah sakit, kerjasama, saling ketergantungan,
dan saling menghormati profesi untuk mencapai tujuan rumah sakit.

1
RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan mengembangkan dan membuat peraturan, kebijakan,
prosedur dalam hubungan antar individu dan rumah sakit untuk mencapai
tujuan dan rencana strategis.
2. Tujuan Khusus
a. Menciptakan hubungan kerja yang baik, mengatur kewajiban dan hak
karyawan terhadap RSU Kasih Bunda ataupun sebaliknya sehingga
terwujud ketenangan kerja dan produktivitas kerja maksimal yang
bermanfaat bagi kedua belah pihak.
b. Mendapatkan dan mempertahankan kuantitas dan kualitas sumber
daya manusia yang diperlukan.
c. Menilai prestasi kerja karyawan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
d. Memotivasi karyawan untuk bekerja dengan efektif dan meningkatkan
produktivitas

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Ruang lingkup pelayanan Bagian Personalia meliputi 2 (dua) fungsi, yakni :
1. Fungsi- fungsi manajemen
a. Perencanaan (planning)
b. Pengorganisasian (organizing)
c. Pengarahan (directing)
d. Pengendalian (Controling )
2. Fungsi-fungsi operasional
a. Pengadaan tenaga Kerja (procurement)
b. Pengembangan (development)
c. Kompensasi
d. Integrasi

2
RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

e. Pemeliharaan (maintenance)
f. Pemutusan hubungan kerja (separation)

D. BATASAN OPERASIONAL
1. Personalia
Personali Adalah orang yang merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan dan mengendalikan atas pengadaan tenaga kerja,
pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan
hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran
perorangan, organisasi, dan masyarakat.
2. Perencanaan (Planning)
Perencanaan berarti penentuan program yang akan membantu tercapainya
sasaran yang telah disusun untuk perusahaan itu. Dengan kata lain proses
penentuan akan melibatkan partisipasi aktif dan kesadaran penuh dari
seorang personalia, dengan keahliannya dalam bidang sumber daya
manusia.
3. Pengorganisasian (organizing)
Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan, dala hal ini seorang
personalia harus mampu menyusun suatu organisasi dengan merancang
struktur hubungan antara pekerjaan , dan faktor-faktor fisik lainnya.
Apabila serangkaian tindakan telah ditentukan, organisasi harus disusun
untuk melaksanakannya.
4. Pengarahan (directing)
Fungsi sederhana dari pengarahan adalah untuk membuat atau
mendapatkan karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus
mereka lakukan. Dalam hal ini seorang personalia harus mampu
mengarahkan karyawan – karyawan untuk dapat bekerja sesuai dengan
ketentuan dari perusahaan di tempat dia bekerja.

3
RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

5. Pengendalian (controlling)
Pengendalian adalah fungsi manajerial yang berhubungan dengan
pengaturan kegiatan agar sesuai dengan rencana Perusahaan yang
sebelumnya telah dirumuskan berdasarkan analisis terhadap sasaran dasar
organisasi
6. Pengadaan tenaga kerja (procurement)
Fungsi operasional dari seorang personalia adalah berupa usaha untuk
memperoleh jenis dan jumlah yang tepat dari karyawan yang diperlukan
untuk menyelesaikan sasaran organisasi. Hal-hal yang dilakukan dalam
kaitan ini adalah penentuan sumber daya manusia yang dibutuhkan dan
perekrutannya, seleksi, dan penempatan . Penentuan sumber daya manusia
yang diperlukan harus bersandar pada tugas-tugas yang tercantum pada
rancangan pekerjaan yang ditentukan sebelumnya. Untuk mengangkat
pegawai secara ilmiah, terlebih dahulu orang harus menyusun suatu
standar kepegawaian untuk menguji para pelamar. Standar ini harus
menetapkan kualitas minimum yang dapat diterima yang diperlukan agar
mampu melaksanakan tugas-tugas jabatan dan tanggung jawab sehingga
bisa ditentukan kemampuan manusia yang dibutuhkan untuk
melaksanakannya.
7. Pengembangan (development)
Pengembangan merupakan peningkatan keterampilan melalui pelatihan
yang perlu untuk prestasi kerja yang tepat. Kegiatan ini amat penting dan
terus tumbuh karena perubahan-perubahan teknologi, reorganisasi
pekerjaan, tugas manajemen yang semakin rumit. Dalam hal ini seorang
personalia harus dapat menuntun karyawan – karyawannya jika ada
pelatihan – pelatihan untuk meningkatkan prestasi merja mereka.

4
RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

8. Kompensasi (compensation)
Dalam hal ini seorang personalia harus dapat menentukan kompensasi
kepada karyawan – karyawannya sesuai dengan kedudukan mereka dalam
suatu perusahaan.
9. Integrasi (integration)
Integrasi merupakan usaha untuk menghasilkan suatu rekonsiliasi
(kecocokan) yang layak atas kepentingan-kepentingan perorangan
(individu), masyarakat , dan organisasi. Definisi ini berpijak atas dasar
kepercayaan bahwa masyarakat kita terdapat tumpang tindih terhadap
kepentingan yang cukup berarti. Artinya harus terjadi saling
menguntungkan antara perusahaan dan masyarakat terutama masyarakat
yang ada di sekitar itu.
10. Pemeliharaan (maintenance)
Pemeliharaan merupakan usaha untuk mengabadikan angkatan kerja yang
mempunyai kemauan dan mampu untuk bekerja. Terpeliharanya kemauan
untuk bekerja sangat dipengaruhi oleh komunikasi dengan para karyawan,
keadaan jasmani (fisik) karyawan, dan kesehatan serta keselamatan kerja.
11. Pemutusan Hubungan Kerja (separation)
Jika tugas dari seorang personalia adalah untuk mendapatkan karyawan,
adalah logis bahwa fungsi terakhir adalah memutuskan hubungan kerja
dan mengembalikan orang-orang tersebut kepada masyarakat. Seorang
personalia bertanggung jawab untuk melaksanakan proses pemutusan
hubungan kerja sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang telah
ditentukan, dan menjamin bahwa warga masyarakat yang dikembalikan itu
berada dalam keadaan yang sebaik mungkin.

E. LANDASAN HUKUM
1. Pasal 27 (2) Undang-Undang Dasar 1945;

5
RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Buku III tentang Perikatan Bab


VII A tentang Persetujuan-Persetujuan Untuk Melakukan Pekerjaan.
(S.1847 No.23) ;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja ;
4. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tetang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja ;
5. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tetang Ketenagakerjaan ;
6. Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian/ Perselisihan
Hubungan Industrial ;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tetang Peraturan Pelaksana
Jaminan Sosial Tenaga Kerja ;
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi Nomor Per-
02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam
Menyelenggarakan Keselamatan Kerja;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 tetang Perlindungan Upah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tetang Peraturan Pelaksana
Jaminan Sosial Tenaga Kerja ;
11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi Nomor Per-
02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam
Menyelenggarakan Keselamatan Kerja;
12. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep-72/Men/1984, tentang
Dasar Perhitungan Upah Lembur ;

6
RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Kepala Sub Bagian Personalia
1. Minimal S1 dan berpengalaman di bidang HRD
2. Memiliki kemampuan kepemimpinan
3. Berwibawa
4. Sehat
5. Jujur dan Disiplin

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Analisa kebutuhan ketenagaan dilakukan oleh Kasubag Personalia bersama
dengan Kabag Umum setiap setahun sekali, dengan menggunakan metode
yang ditetapkan. Tenaga kerja di bagian personalia saat ini berjumlah 1 orang,
yang terdiri 1 shift, yaitu pagi (non shift).

C. PENGATURAN JAGA
Pengaturan tenaga kerja di Bagian Personalia berdasarkan non shift, dengan
jam operasional kerja yaitu :
Senin – Jumat : 08.00 – 16.00 WIB
Sabtu : 08.00 – 14.00 WIB

7
RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

Personalia

8
RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

B. STANDAR FASILITAS
Agar kegiatan di bagian personalia dapat berjalan optimal, maka perlu
didukung dengan sarana, peralatan dan perlengkapan yang memadai baik
untuk ruang administrasi, pelaksanaan Interview dan Recruitment.
1. Ruang Administrasi
Ruang administrasi bagian personalia terletak di lantai 5. Sarana terdiri
dari :
a. Meja : 1 buah
b. Kursi : 1 buah
c. Telepon : 1 buah
d. Komputer : 1 unit
e. Printer : 1 Unit
f. Lemari Berkas : 1 Unit (Lemari Berkas Kepegawaian)
1 Unit (Lemari Besar)
g. Rak : 1 Unit
h. Alat Tulis Kantor
2. Ruang untuk kegiatan Recruitment terletak di lantai 5 di ruang cafetaria /
ruang meeting management apabila peserta recruitment 2 (dua) orang atau
lebih. Apabila peserta recruitment hanya 1 orang, maka pelaksanaan bias
dilakukan di ruang administrasi personalia.
3. Ruang untuk kegiatan interview dilakukan di ruang administrasi.

9
RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. PEREKRUTAN
Calon tenaga kerja yang akan direkrut dapat diambil dari internal
rumah sakit maupun eksternal rumah sakit. Perekrutan tenaga kerja dari dalam
biasanya dilakukan oleh rumah sakit yang telah lama berjalan dan memiliki
sistem karier yang baik. Perekrutan tenaga kerja dari dalam memiliki
keuntungan, diantaranya adalah tidak mahal, promosi dari dalam dapat
memelihara loyalitas dan dedikasi pegawai, dan tidak diperlukan masa
adaptasi yang terlalu lama, karena sudah terbiasa dengan suasana yang ada.
Namun demikian perekrutan dari dalam juga berarti terjadinya pembatasan
terhadap bakat yang sebenarnya tersedia bagi rumah sakit dan mengurangi
peluang masuknya pemikiran baru.

1. Eksternal
Seringkali rumah sakit membutuhkan tenaga kerja dengan syarat-syarat
tertentu yang tidak dimiliki oleh SDM yang ada. Untuk itu perekrutan
calon tenaga kerja akan diambil dari luar rumah sakit. Beberapa sumber
yang dapat digunakan dalam perekrutan eksternal seperti :
a. Lembaga pendidikan
b. Teman/anggota keluarga karyawan
c. Lamaran terdahulu yang telah masuk
d. Agen tenaga kerja
e. Karyawan rumah sakit lain
f. Asosiasi profesi
g. Outsourcing

10
RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

Metode perekrutan karyawan dengan sumber dari luar perusahaan,


dilakukan melalui:
a. Iklan di media massa (Media elektronik dan internet)
b. Akuisisi dan merger
c. Open house
d. Memasang iklan lowongan di instansti yang berhubungan

2. Internal
Beberapa alternatif perekrutan dari dalam organisasi melalui :
a. Promosi
b. Transfer/Rotasi
c. Pengkaryaan Kembali
d. Kelompok Pekerja Sementara / Kontrak Kerja

B. SELEKSI
Seleksi adalah proses penyaringan yang dilaksanakan untuk memilih
calon karyawan yang memenuhi persyaratan untuk diterima sebagai karyawan
rumah sakit.
1. Teknik Seleksi
a. Formulir Lamaran
Kegunaan :
1) Eliminasi yang tidak memenuhi persyaratan
2) Landasan untuk wawancara
3) Verifikasi riwayat kerja
b. Wawancara Kerja
Tujuan :
1) Mendapatkan informasi
2) Menjual unit organisasi

11
RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

3) Memberikan informasi
4) Menjalin persahabatan
c. Landasan Psikologis
1) Motivasi Pelamar
2) Masa lalu untuk masa depan
d. Langkah Wawancara yang Efektif
1) Perencanaan wawancara
2) Menjalin hubungan
3) Mengajukan pertanyaan
4) Menutup wawancara
5) Menelaah wawancara
e. Isi Wawancara
1) Pencapaian akademik
2) Kualitas pribadi
3) Pengalaman Kerja
4) Kemampuan inter personel
5) Orientasi Karyawan
f. Tes-tes Seleksi
1) Tes Kecerdasan umum
2) Tes Kemampuan
3) Tes kinerja
4) Tes Psikologis
5) Tes Kesehatan

2. Proses Seleksi
a. Pengisian Lamaran : untuk wawancara
b. Wawancara Pekerjaan:
1) Untuk mengetahui subjek bidang tertentu
2) Untuk mengukur kualitas yang tidak dapat diukur dengan tes lain

12
RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

3) Untuk mengetahui informasi kepada pelamar mengenai RSU


Kasih Bunda
4) Untuk memberi kesan positif pelamar terhadap RSU Kasih Bunda
c. Pemeriksaan referensi dan latar belakang untuk mengetahui kredibiitas
dari sumber referensi
d. Pemeriksaan Fisik ; Tuntutan pekerjaan
e. Wawancara dengan kepala bagian / seksi penggunan tenaga kerja
tersebut.
f. Wawancara dengan Direksi terkait
g. Keputusan untuk di lanjutkan atau ditolak.

C. WAWANCARA
Untuk membuat pelamar agar mengemukakan hal - hal yang ingin kita
ketahui:
1. Karakter Pribadi
2. Minat Bekerja
3. Kedewasaan
4. Pendidikan
5. Pengalaman Kerja
6. Kemampuan Teknis
7. Umum

13
RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

BAB V
LOGISTIK

Keperluan logistik di bagian personalia meliputi peralatan operasional dan


ATK (Alat Tulis Kantor ) dipenuhi melalui bagian logistik umum.

A. ALUR PERMINTAAN LOGISTIK

Kepala Sub Bagian Permintaan


Logistik Umum
Personalia Barang

B. PERENCANAAN
Pengadaan kebutuhan bagian personalia mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Tingkat Persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah
persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah sisa stok.
Tingkat persediaan minimum adalah jumlah barang yang diperlukan untuk
memenuhi kegiatan operasional normal, sampai pengadaan berikutnya
dari pembekal atau ruang penyimpanan umum.
2. Perkiraan Jumlah Kebutuhan
Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau
pembelian bahan dalam periode 6-12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah
pemeriksaan untuk periode 6-12 bulan untuk tahun yang akan datang.
Jumlah rata – rata pemakaian bahan untuk satu bulan perlu dicatat.

14
RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

C. PERMINTAAN
Permintaan barang tersebut dilakukan sesuai kebutuhan permintaan, kebagian
logistik farmasi (untuk barang medis) dan logistik umum (untuk barang non
medis dan formulir bon permintan barang) atau kebagian pengadaan dengan
menggunakan Formulir Bukti Bon Permintaan.
Dalam keadaan mendesak dan stock barang di bagian personalia, maka
permintaan barang bisa dilakukan sewaktu – waktu pada jam kerja sesuai
kebutuhan.

15
RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien adalah sistem yang sudah dijalankan di rumah sakit untuk
memberikan jaminan keselamatan pasien sehingga kepercayaan pasien
meningkat. Sistem keselamatan pasien termasuk :
1. Asesmen resiko pasien.
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien.
3. Pelaporan dan analisis insiden.
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya.
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
1. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan.
2. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

B. TUJUAN
Tujuan keselamatan pasien ini adalah :
1. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit.
2. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
3. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).

C. TATALAKSANA KESELAMATAN PASIEN


Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju
keselamatan pasien rumah sakit. Adapun tujuh langkah tersebut adalah :
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan
kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.

16
RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

2. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan fokus


yang kuat dan jelas tentang keselamatan pasien.
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko. Mengembangkan sistem
dan proses pengelolaan resiko, serta melakukan identifikasi dan
pengkajian hal potensial bermasalah.
4. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan karyawan agar dengan
mudah dapat melaporkan kejadian/insiden, serta rumah sakit mengatur
pelaporan kepada Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-cara
komunikasi yang terbuka dengan pasien.
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Mendorong
karyawan untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana
dan mengapa kejadian itu timbul.
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.
Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk
melakukan perubahan pada sistem pelayanan.

D. INSIDEN TERKAIT PERSONALIA


Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang mungkin timbul pada kegiatan
personalia antara lain dapat disebabkan oleh :
1. Kecelakaan di lingkungan kerja (dalam keadaan sedang bekerja)
2. Kecelakaan saat perjalanan ke tempat kerja maupun saat perjalanan
sepulang kerja.

17
RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

BAB VII
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

A. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


Undang-undang nomor 36 tahun 2009 pasal 164 ayat 1 menyatakan bahwa
upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat
dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan
oleh pekerjaan. Rumah sakit adalah tempat kerja yang termasuk dalam
kategori tersebut di atas, berarti wajib menerapkan upaya kesehatan dan
keselamatan kerja. Program kesehatan dan keselamatan kerja di tim
pendidikan pasien dan keluarga bertujuan melindungi karyawan dari
kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan di luar rumah sakit.
Dalam undang-undang dasar 1945 pasal 27 ayat 2 (dua) disebutkan bahwa
“setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”. Dalam hal ini yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang
bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja berada dalam kondisi sehat
dan selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat
hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
Kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari
perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini bagian kesehatan lingkungan dan
perlindungan terhadap rumah sakit. Pegawai adalah bagian integral dari
rumah sakit. Jaminan kesehatan dan keselamatan kerja akan meningkatkan
produktivitas pegawai dan meningkatkan produktivitas rumah sakit. Undang-
undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dimaksudkan untuk
menjamin :
1. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada
dalam keadaan sehat dan selamat.
2. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara tepat dan
efisien.

18
RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

3. Agar proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan.


Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat
digolongkan pada tiga kelompok, yaitu :
1. Kondisi dan lingkungan kerja
2. Kesadaran dan kualitas pekerja
3. Peranan dan kualitas manajemen
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dapat terjadi bila :
1. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus
2. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses
produksi
3. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan
terlalu panas atau terlalu dingin.
4. Tidak tersedia alat-alat pengaman.
5. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran
dan lain-lain.
Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja
adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan
sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima)
kegiatan pokok yaitu :
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang.
2. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan dan
masker guna mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi/kimia
yang lain.
3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai.
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan .
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.

19
RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

B. BAHAYA DAN RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


Bahaya dan risiko kesehatan dan keselamatan kerja yang mungkin dapat
terjadi pada bagian kesehatan lingkungan antara lain :
1. Kelompok Fisik :
a. Kurangnya pencahyaan di ruang kerja dapat mengakibatkan kelelahan
mata dan ketajaman mata menurun.
b. Suhu yang ekstrim (panas atau dingin) dapat mengakibatkan banyak
hilangnya cairan tubuh, kelelahan, pusing / sakit kepala.
2. Kelompok Bahaya Kimia
Cairan bahan kimia yang digunakan pada bagian kesehatan lingkungan,
petugas kesehatan lingkungan dapat terpapar atau terpercik dari cairan
tersebut.
3. Kelompok Bahaya Biologi
Virus atau bakteri, petugas kesehatan lingkungan kemungkinan dapat
terpapar penyakit menular, bakteri atau virus yang ada di lingkungan
rumah sakit.
4. Kelompok Fisiologi / ergonomi
Cara kerja yang salah, sehingga dapat menyebabkan kecelakaan atau
penyakit akibat kerja (terjatuh atau tertusuk benda tajam)
5. Kelompok Psikologi
Suasana kerja yang tidak baik, hubungan antar pekerja yang kurang
harmonis, sehingga dapat menurunkan kinerja dan produktivitas kerja.

C. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PETUGAS


PERSONALIA
Untuk menjamin kesehatan, petugas kesehatan lingkungan harus dilakukan
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan minimal 1 tahun sekali.
Keselamatan kerja yang harus diperhatikan oleh petugasPersonalia, untuk
menghindari kecelakaan atau penyakit akibat kerja adalah:

20
RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

1. Membudayakan cuci tangan sesuai prosedur.


2. Selalu menggunakan alat pelindung diri apabila dibutuhkan.
3. Tidak melanggar prosedur atau instruksi kerja yang mengarah pada
keselamatan dan kesehatan kerja.

21
RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Agar setiap kegiatan Personalia memenuhi standar pelayanan dan baku
mutu yang ditetapkan oleh pemerintah.
2. Tujuan Khusus
a. Menghilangkan kinerja pelayanan yang substandar
b. Terciptanya kegiatan Personalia secara optimal
c. Meningkatkan efesiensi kegiatan
d. Menurunkan hasil baku mutu kualitas lingkungan yang tidak
memenuhi syarat menjadi memenuhi syarat

B. UPAYA PENINGKATAN MUTU


Upaya peningkatan mutu pelayanan dilakukan melalui upaya peningkatan
mutu pelayanan RSU Kasih Bunda secara efektif dan efisien agar tercapai
derajat kesehatan yang optimal. Upaya ini dilakukan melalui:
a. Optimasi tenaga, sarana dan prasarana
b. Pemberian pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan
yang dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan
kebutuhan pasien
c. Pemanfaatan teknologi tepat guna, hasil penelitian dan pengembangan
pelayanan kesehatan
Setiap petugas harus mempunyai kompetensi bidang profesinya, sehingga
mutu pelayanan dapat ditingkatkan, angka kesalahan dapat diperkecil
sesuai dengan target mutu kesehatan lingkungan. Fungsi dari
pengendalian mutu adalah
1. Mengawasi setiap tahapan proses

22
RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

2. Menjamin keamanan kegiatan yang dihasilkan


3. Menghasilkan kegiatan yang bermutu.

C. PENCATATAN DAN PELAPORAN


1. Pencatatan
Pencatatan di bagian Personalia dilakukan sesuai dengan jenis
kegiatannya. Beberapa jenis pencatatan bagian Personalia yaitu :
1. Pencatatan data kepegawaian terbaru
2. Pencatatan kehadiran kepegawaian
3. Pencatatan Rekapitulasi Absensi dan Lembur Karyawan
4. Pencatatan kegiatan lainnya.

2. Jenis Laporan
Laporan dibuat oleh Kepala Sub Bagian Personalia yang terdiri dari :
1. Laporan Harian
Laporan harian dilakukan setiap hari oleh Kepala Sub Bagian
Personalia baik secara lisan maupun tulisan mengenai kegiatan yang
dilaksanakan setiap hari oleh bagian personalia.
2. Laporan Bulanan
Laporan bulanan dibuat oleh Kepala Sub Bagian Personalia dalam
bentuk tertulis setiap bulannya, yaitu laporan Personalia.

D. MONITORING
Monitoring adalah suatu upaya untuk mengamati dan melihat hasil (kualitas
dan kuantitas) dari proses/semua kegiatan yang terdapat pada Bagian
Personalia Rumah Sakit, yaitu dengan cara :

23
RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

Output
Mutu  Penilaian kinerja karyawan sesuai standar
 Perhitungan kebutuhan karyawan sesuai standar
 Angka Keterlambatan Karyawan
 Angka Turn Over Karyawan
 Angka Lembur Karyawan
 Angka Ketidakhadiran Karyawan
 Angka Kecelakaan Kerja Karyawan
Performa Prosentase Pencapaian Program :
 Filling Data Karyawan
 Pengurusan Surat Izin Karyawan
 Pengurusan Absensi Karyawan
 Pengadaan Karyawan Baru
 Penindakan Indisipliner Karyawan
 Pengurusan Kecelakaan Kerja Karyawan
 Penilaian Kinerja Karyawan

E. EVALUASI
Tujuan dilakukan evalusi adalah untuk mengukur kinerja dari program-
program personalia, evaluasi dilakukan terhadap :
1. Data Hasil Monitoring
Data hasil monitoring dikumpulkan, disajikan dalam bentuk grafik,
kemudian dibandingkan dengan bulan ke bulan dan dari tahun ke tahun.
Data dibuat trend dan dilakukan analisa setiap 6 bulan sekali.
Data dibandingkan dengan standar atau nilai yang diharapkan dari setiap
indikator / parameter yang diukur. Analisa dilakukan untuk mencapai
penyebab dari penyimpangan yang ditemukan dari proses pengumpulan
data.

24
RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

2. Hasil Proses Monitoring


Selain melakukan analisa data indikator yang diukur, analisa juga
dilakukan terhadap data subjektif hasil pengawasan (observasi)
pelaksanaan SOP di lapangan. Adapun proses-proses yang esensialunuk
dilakukan pengawasan di lapangan oleh Personalia :
a. Ketaatan karyawan terhadap peraturan perusahaan.
b. Disiplin dalam melakukan procedure absensi.
3. Insiden/Kejadian
Setiap insiden yang berhubungan dengan Personalia Rumah Sakit Umum
Kasih Bunda terutama untuk permasalahan karyawan dikumpulkan dan
dicatat kemudian di telaah oleh, kemudian dilakukan tindakan ataupun
dilakukan konsultasi untuk insiden tertentu. Hasil tersebut berbuah pada
kesimpulan / rekomendasi.

F. CONTINUOUS IMPROVEMENT
Setelah dilakukan analisis, maka hasil dilaporkan kepada Kepala Bagian
Umum dan kepala bagian terkait. Tidak lanjut akan berupa :
1. Penyusunan rencana kerja baru.
2. Perbaikan kebijakan/prosedur atau pembuatan kebijakan/prosedur baru.
3. Pelatihan/sosialisasi baik ke staf, dokter, jajaran managerial, maupun
pengunjung Rumah Sakit Umum Kasih Bunda.
4. Perbaikan pedoman Personalia rumah sakit.
5. Penambahan/penggantian sarana dan prasarana personalia rumah sakit.

25
RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PERSONALIA
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA

BAB IX
PENUTUP

Dengan dikeluarkannya Pedoman Pelayanan Bagian Personalia ini, maka


setiap petugas rumah sakit yang terkait agar senantiasa memperhatikan dan
menjalankan pelayanan sebaik-baiknya dan senantiasa mematuhi prosedur dan
mengembangkan pelayanan.
Demikian buku pedoman ini dibuat untuk menjadi Pedoman Pelayanan
Bagian Personalia, sehingga di dalam Pelayanan dapat berjalan dengan baik dan
sesuai standar yang telah ditetapkan undang-undang kesehatan yang berlaku. Dengan
terbitnya Buku Pedoman Pelayanan Bagian Personalia di RSU Kasih Bunda ini maka
segala kegiatan kesehatan lingkungan berlandaskan buku pedoman ini terhitung
setelah ditandatangani oleh Direktur RSU Kasih Bunda.

26

Anda mungkin juga menyukai