Anda di halaman 1dari 23

BAHAN AJAR

Sistem Sirkulasi pada Manusia


Indikator Pencapaian Kompetensi:
Menjelaskan struktur dan fungsi komponen darah pada manusia
Menjelaskan mekanisme pembekuan darah
Menjelaskan cara penggolongan darah pada manusia
Menjelaskan manfaat penggolongan darah pada tranfusi darah
Membedakan sistole dan diastole pada tekanan darah manusia

Membedakan sistem peredaran darah besar dengan sistem peredaran darah kecil

Mendeskripsikan sistem peredaran limfa

Menganalis kaitan kelainan organ peredaran darah terhadap fungsi sistem peredaran darah
Sistem Sirkulasi
Sistem Peredaran Sistem Limfa Gangguan Sistem Teknologi Sistem
Darah Peredaran Darah Peredaran Darah

Darah Organ Limpa

Plasma Cairan Limpa


darah

Sel dan keping Aliran Limpa


darah

Eritrosit Leukosit Trombosit Duktus Limfatikus


Sinistra

Mekanisme Duktus Limfatikus


Pembekuan Darah Dekstra

Golongan Darah

Sistem AB0 Sistem Rhesus

Manfaat Penggolongan darah


terhadap Tranfusi Darah

Organ Peredaran
darah

Jantung

Pembuluh
Darah

Arteri Kapiler Vena

Mekanisme
Peredaran Darah
pada Manusia

Peredaran darah pulmonalis

Peredaran darah sistemik

A Darah
Darah adalah cairan tubuh yang terdapat pada jantung dan pembuluh darah. Komponen penyusun
darah, yaitu plasma darah sekitar 55%, sedangkan sel-sel darah dan keping darah sekitar 45%. Sel darah
dan keping darah lebih berat dibandingkan plasma darah, sehingga komponen tersebut dapat dipisahkan
melalui teknik sentrifugal (metode yang digunakan untuk mempercepat proses pengendapan partikel-
partikel).
Gambar 1. Komponen darah setelah proses sentrifugasi
1) Plasma darah
Plasma darah manusia mengandung 90 % air dan 10 % zat-zat terlarut. Zat-zat terlarut tersebut,
yaitu:
a. Protein plasma, terdiri atas albumin, globulin dan fibrinogen.
1. Albumin, terdapat sekitar 55-60% dari keseluruhan protein plasma. Albumin biosintesis dihati.
Albumin berfungsi untuk menjaga volume dan tekanan darah.
2. Globulin membentuk sekitar 35% protein plasma. Terdapat dua jenis globulin yakni:
a. Alfa dan beta globulin, disintesis di hati, berfungsi sebagai pembawa lipid, hormon, dan berbagai
substrat lainnya.
b. Gama globulin (imunoglobulin), merupakan antibodi yang berfungsi dalam imunitas tubuh dan
disintesis di jaringan limfosit.
3. Fibribogen, membentuk sekitar 4% protein plasma, disintesis di hati, dan berfungsi pada
mekanisme pembekuan darah.

Pada plasma darah terdapat pula serum lipoprotein, yaitu senyawa biokimiawi yang mengandung
protein dan lemak. Serum lipoprotein dapat berupa enzim, antigen dan toksin.
b. Garam (mineral), plasma dan gas terdiri atas O2 dan CO2. Konsentrasi garam kurang dari 1 %.
Garam ini diserap dari usus dan berfungsi untuk menjaga tekanan osmotik dan pH darah. Adapun
gas yang diserap dari jaringan paru-paru. O2 berfungsi untuk pernapasan sel dan CO2 merupakan
sisa metabolisme.
c. Zat-zat makanan terdiri atas lemak, glukosa, dan asam amino sebagai makanan sel. Zat makan ini
diserap dari usus.
d. Sampah nitrogen, hasil metabolisme terdiri atas urea dan asam urat. Sampah –sampah ini
diekskresikan oleh ginjal.
e. Zat-zat lain seperti hormon, vitamin dan enzim yang berfungsi untuk metabolisme. Zat-zat ini
dihasilkan oleh berbagai macam sel.
2) Sel darah
a. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah memiliki bentuk seperti cakram/bikonkaf, tidak mempunyai inti sel (nukleus),
ukurannya kira-kira 0,007 mm, tidak dapat bergerak, dan warnanya kuning kemerah-merahan, karena di
dalamnya mengandung hemoglobin. Warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya mengandung
banyak oksigen. Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin yang dapat mengikat
oksigen. Hemoglobin tersusun atas suatu protein globin, yang terdiri atas 4 rantai polipeptida yang melekat
pada 4 gugus hem yang mengandung zat besi.
Jumlah sel darah merah pada laki-laki sehat sekitar 4,2-5,4 juta sel/mm 3 darah, sedangkan pada
wanita sehat sekitar 3,8-4,8 juta sel/mm 3 darah. Satu tetes darah setara dengan 50 mm3. Hematokrit
adalah rasio volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma darah dengan menggunakan metode sentrifugal
dibandingkan total darah. Nilai sampel darah dinyatakan dalam persentase. Hematokrit laki-laki 42%-54%,
sedangkan hematokrit perempuan 37%-47%. Fungsi eritrosit adalah mengikat O2 dari paru-paru untuk
diedarkan ke seluruh tubuh dan mengikat CO2 dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
Proses pembentukan eritrosit disebut eritropoiesis, terjadi di sumsum merah tulang dan diatur oleh
hormon eritropoietin. Produksi eritrosit juga dipengaruhi oleh hormon kortison, hormon tiroid, dan hormon
pertumbuhan. Hormon eritropoietin merupakan suatu hormon lipoprotein yang diproduksi di ginjal.
Kecepatan produksi eritropoiten berbanding terbalik dengan persedian oksigen di dalam jaringan. Jika
penerimaan oksigen pada jaringan berkurang, akan menyebabkan produksi eritrosit semakin meningkat.
Rata-rata umur eritrosit kurang lebih 120 hari. Eritrosit menjadi rusak dan dihancurkan dalam retikulum
endotelium terutama dalam limfa dan hati.

Gambar 2. Sel darah merah (Eritrosit)

b. Sel Darah Putih (Leukosit)


Beberapa ciri-ciri yang di miliki leukosit, yaitu mempunyai nukleus, tidak mempunyai hemoglobin,
ukurannya lebih besar dari eritosit, jumlah lebih sedikit dari eritosit kira-kira 6000-10.000/mm3, adanya
pergerakan seperti amoeba. Leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap benda asing, virus dan
bakteri.

Gambar 3. Sel-sel darah putih pada manusia


Macam-macam leukosit, meliputi:
1. Agranulosit
Leukosit yang tidak mempunyai granula di dalamnya, terdiri dari:
a) Limfosit, memiliki inti sel yang besar dan tiap 1 mm3 darah mengandung 1500-3000 butir. Fungsinya
membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam jaringan tubuh.
b) Monosit, terbanyak dibuat di sumsum merah, ukurannya lebih besar dari limfosit, fungsinya sebagai
fagosit dan banyaknya tiap 1 mm3 darah mengandung 100-700 butir. Di bawah mikroskop terlihat
bahwa warna biru sedikit abu-abu, mempunyai inti sedikit kemerahan.

2. Granulosit
Disebut juga leukosit bergranula terdiri dari:
a) Neutrofil, atau polimor nuklear leukosit, mempunyai inti sel yang berangkai kadang seperti terpisah,
protoplasmanya banyak bintik-bintik halus/granula, banyaknya tiap 1 mm 3 darah mengandung 3000-
7000 butir. Neutrofil berfungsi sebagai fagosit yang sangat aktif menyerang dan menghancurkan bakteri,
virus dan agen penyebab cedera lainnya.
b) Eosinofil, ukuran dan bentuknya sama seperti neutrofil tetapi granula dalam sitoplasmanya lebih
besar,dan banyaknya tiap 1 mm3 darah mengandung 100-400 butir. Eosinofil berfungsi sebagai fagosit
yang lemah dan berperan dalam pembuangan racun penyebab radang pada jaringan yang cedera.
c) Basofil, sel ini kecil dari pada eosinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur. Di dalam
protoplasmanya terdapat granula-granula besar. Banyaknya tiap 1 mm3 darah mengandung 20-50 butir
dan dibuat di sumsum merah. Basofil berfungsi untuk meningkatkan aliran darah ke jaringan yang
cedera.

3) Keping Darah (Trombosit)


Karakteristik trombosit:
a) Trombosit merupakan fragmen sel, tidak bernukleus, berasal dari megakariosit yang besar di dalam
sumsum tulang.
b) Berjumlah 150.000-400.000 butir sel/mm3 darah, berbentuk tidak beraturan dengan ukuran setengah
dari ukuran eritrositatau berdiameter 2-4 μm, tidak berwarna, dan mudah pecah jika tersentuh benda
kasar.
c) Sitoplasma terbungkus oleh membran plasma yang mengandung berbagai jenis granula yang
berperan dalam proses pembekuan darah.
d) Trombosit merupakan struktur yang sangat aktif, di dalam darah berumur 5-9 hari. Trombosit yang
sudah tua diambil oleh makrofag di hati limfa pada saat darah melewati organ tersebut.
e) Trombosit berfungsi dalam hemostatis (penghentian), perbaikan pembuluh darah yang robek, dan
pembekuan darah. (Irnaningtyas. 2014:188)

Gambar 4. Trombosit

B Mekanisme Pembekuan Darah


1. Proses Pembekuan Darah
Apabila terjadi luka dan darah keluar maka trombosit (keping darah) akan bersentuhan dengan
permukaan luka yang kasar dan pecah sehingga mengeluarkan enzim trombokinase/tromboplastin. Enzim
trombokinase ini akan keluar bercampur dengan plasma darah. Enzim trombokinase akan mengubah
protrombin menjadi trombin dengan bantuan ion Ca 2+ dan vitamin K. Trombin yang terbentuk selanjutnya
akan mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin. Fibrin adalah protein berupa benang-benang
yang tidak larut dalam plasma darah. Benang-benang fibrin yang terbentuk akan saling bertautan menutup
luka sehingga darah tidak keluar lagi.

Gambar 5. Proses Pembekuan Darah


Gambar 6. Proses Pembekuan Darah

2. Faktor-Faktor Pembekuan Darah


a. Protrombin
Adalah senyawa globulin yang larut dalam plasma darah. Protrombin dibuat di dalam hati dengan
bantuan vitamin K. Protrombin akan diubah menjadi trombin.
b. Fibrinogen
Adalah protein plasma yang disintesis di hati, dapat diubah menjadi fibrin.
c. Ion Kalsium
Adalah ion anorganik dalam plasma serta dapat diperoleh dari makanan dan tulang. Ion kalsium
diperlukan pada seluruh tahap proses pembekuan darah.
d. Tromboplastin (Trombokinase)
Adalah protein plasma (enzim) yang disintesis di dalam hati dan memerlukan vitamin K dalam
bekerja. Enzim ini merupakan faktor antihemofilia (FAH).
e. Vitamin K
Vitamin E yang sangat penting dalam sintesis protrombin dan faktor pembekuan lainnya di dalam hati,
diabsorpsi dari usus dan bergantung pada garam empedu yang diproduksi hati. Jika saluran empedu
tersumbat oleh batu empedu maka pembekuan darah akan berkurang.

C Cara Penggolongan Darah pada Manusia


Golongan Darah
Golongan darah adalah klasifikasi darah suatu individu berdasarkan ada atau tidaknya zat antigen
warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis
karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Di dunia ini sebenarnya
ditemukan sekitar 46 jenis antigen, tetapi yang sangat dikenal hanya antigen ABO dan Rh (rhesus).
Meskipun semua jenis darah tampak sama, tetapi kandungan proteinnya sangat beragam. Apabila
protein asing yang tidak sesuai masuk ke dalam tubuh maka tubuh akan berusaha untuk membunuhnya
dengan cara penggumpalan (aglutinasi). Protein asing tersebut dinamakan antigen atau aglutinogen.
Adapun penyebab timbulnya zat penolak dinamakan antibodi atau aglutinin. Aglutinogen terdapat di dalam
eritrosit sedangkan aglutinin terdapat dalam plasma darah.
Penyebaran golongan darah di dunia bervariasi, bergantung pada populasi atau ras, misalnya
sekitar 40-45% bangsa Eropa memiliki golongan darah Rh - (rhesus negatif), sedangkan bangsa Indonesia
hampir 100% memiliki Rh+ (rhesus positif) atau kurang dari 1% yang memiliki Rh- (rhesus negatif).
1. Penggolongan Darah Sistem ABO
Penggolongan darah sistem ABO ditemukan oleh ilmuwan Austria bernama Karl Landsteiner pada
tahun 1900. Karl Landsteiner menemukan perbedaan aglutinogen dan aglutinin yang terkandung dalam
darah manusia. Atas dasar inilah Landsteiner memperkenalkan sistem penggolongan darah ABO yang
membedakan darah ke dalam empat golongan darah yaitu A, B, AB, dan O.
Penggolongan darah sistem ABO dilakukan berdasarkan ada atau tidaknya antigen (aglutinogen)
tipe A dan tipe B pada permukaan eritrosit, serta antibodi (aglutinin) tipe α (anti-A) dan tipe β (anti-B) di
dalam plasma darahnya. Penggolongan darah sistem ABO dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini!.

Tabel 1 Golongan Darah Sistem ABO dengan Unsur Aglutinogen dan Aglutininnya
Jenis Golongan Darah Unsur pada Membran Sel Darah Unsur di Dalam Plasma Darah
Merah (Eritrosit)
Aglutinogen (Antigen) Aglutinin (Antibodi)
A A β (anti-B)
B B α (anti-A)
AB A dan B -
O - α (anti-A) dan β (anti-B)

Gambar 7. Perbedaan struktur molekul aglutinogen pada membran eritrosit golongan darah A, B, AB, dan
O.
2. Penggolongan Darah Sistem Rh (Rhesus)
Penggolongan darah sistem rhesus ditemukan oleh Karl Landsteiner dan Wiener pada tahun
1940, setelah melakukan riset dengan menggunakan darah kera rhesus (Macaca mulatta), yaitu species
kera yang banyak dijumpai di India dan Cina.
Penggolongan darah sistem rhesus berdasarkan ada atau tidak adanya aglutinogen (antigen) RhD
pada permukaan sel darah merah. Antigen RhD berperan dalam reaksi imunitas tubuh. Individu yang
memiliki antigen RhD disebut Rh+ (rhesus positif), sedangkan individu yang tidak memiliki antigen RhD
disebut Rh- (rhesus negatif). Individu Rh- (rhesus negatif) tidak memiliki aglutinin anti-RhD dalam plasma
darahnya, tetapi akan memproduksi aglutinin anti-RhD jika bertemu dengan darah Rh+ (mengandung
antigen RhD).
Tabel 2 Golongan Darah Sistem Rhesus dengan Unsur Aglutinogen (Antigen)
Jenis Golongan Darah Unsur pada Membran Sel Darah Merah (Eritrosit)
Aglutinogen (Antigen)
Rh+ (rhesus positif) RhD
-
Rh (rhesus negatif) -

Manfaat penggolongan darah pada transfusi darah


Transfusi darah adalah proses mentransfer darah dari seseorang ke sistem peredaran darah
orang lain. Transfusi darah bertujuan untuk menyelamatkan jiwa yang dilakukan pada kondisi medis
tertentu, misalnya kehilangan darah dalam jumlah besar akibat dari trauma, operasi, atau tidak
berfungsinya organ pembentuk sel darah merah. Transfusi darah juga dapat digunakan untuk mengobati
anemia berat, trombositopenia (berkurangnya trombosit) yang disebabkan oleh penyakit darah, gangguan
pembekuan darah (hemofilia), dan kelainan darah sel sabit (siklemia) yang memerlukan transfusi darah
lebih sering.
Pada awalnya, proses transfusi menggunakan darah secara keseluruhan, tetapi praktik medis
modern biasanya hanya menggunakan komponen darah. Darah harus disimpan di dalam lemari es untuk
mencegah pertumbuhan bakteri dan memperlambat metabolisme sel. Transfusi dilakukan setelah 20-30
menit unit darah (kantong darah) dikeluarkan dari lemari tempat penyimpanan agar pasien tidak menggigil.
Sebelum proses transfusi, rincian pribadi pasien dicocokkan dengan darah yang akan ditransfusikan, untuk
mengurangi risiko reaksi transfusi. Sebuah unit darah yang berisi darah 250 mL-500 mL biasanya diberikan
selama 4 jam.
Orang yang memberikan darahnya disebut donor, sedangkan orang yang menerima darah disebut
resipien. Pada saat transfusi darah diberikan, plasma darah dari donor diencerkan oleh plasma darah
resipien sehingga aglutinin (antibodi) donor tidak dapat menyebabkan aglutinasi (penggumpalan). Namun
aglutinogen (antigen) pada sel donor sangat penting dalam transfusi. Jika golongan darah donor tidak
cocok dengan golongan darah resipien, maka aglutinin (antibodi) dalam plasma darah resipien akan
menggumpalkan sel darah merah donor, akibatnya pembuluh darah kecil akan tersumbat dan terjadi
hemolisis yang akan melepaskan hemoglobin ke dalam aliran darah. Hemoglobin yang terbawa ke tubulus
ginjal akan mengendap dan menutup tubulus, akibatnya ginjal menjadi tidak berfungsi.
Golongan darah O disebut donor universal, karena golongan darah O tidak memiliki aglutinogen
(antigen) untuk digumpalkan., sehingga dapat diberikan kepada resipien semua golongan darah, asalkan
volume transfusinya sedikit. Golongan darah AB disebut resipien universal, karena tidak memiliki aglutinin
(antibodi) dalam plasma darahnya yang akan menggumpalkan darah, sehingga dapat menerima darah dari
donor semua golongan darah.

Tabel 3 Kesesuaian Transfusi Darah berdasarkan Sistem ABO dan Rhesus


Resipien DONOR
O- O+ A- A+ B- B+ AB- AB+
-
O √ X X x X x x x
+
O √ √ X x X x x x
A- √ X √ x X x x x
A+ √ √ √ √ X x x x
-
B √ X X x √ x x x
B+ √ √ X x √ x x x
AB- √ X √ x √ x √ x
AB+ √ √ √ √ √ √ √ √
Keterangan:
(√) = sesuai, tidak menyebabkan hemolisis
(x) = tidak sesuai, dapat menyebabkan hemolisis

1) Pengaruh Faktor Rhesus pada Transfusi Darah


Jika seseorang memiliki darah Rh- (rhesus negatif), diberi darah dari donor Rh+ (rhesus positif),
maka akan segera memproduksi aglutinin anti-RhD. Transfusi tersebut pada awalnya tidak
membahayakan, tetapi transfusi darah Rh+ selanjutnya akan mengakibatkan hemolisis sel darah merah
donor, karena aglutinin anti-RhD pada resipien yang terbentuk sudah banyak. Hemolisis adalah pecahnya
membran eritrosit sehingga hemoglobin terlepas bebas ke palsma darah. Akibatnya ginjal harus bekerja
keras mengeluarkan sisa pecahan sel-sel darah merah tersebut. Kondisi ini bukan hanya menyebabkan
tujuan transfusi darah gagal, tetapi akan memperparah kondisi resipien.
2) Pengaruh Faktor Rhesus terhadap Janin saat Kehamilan
Faktor rhesus tidak berpengaruh terhadap kesehatan, tetapi perlu diperhatikan oleh pasangan
ayah-ibu dengan rhesus yang berbeda. Jika ibu memiliki darah rhesus positif dan janin yang dikandungnya
memiliki rhesus negatif, perbedaan ini tidak menimbulkan masalah. Namun, jika ibu memiliki darah rhesus
negatif sedangkan janin yang dikandungnya memiliki rhesus positif (warisan dari ayah), tubuh ibu secara
alamiah akan bereaksi membentuk zat antibodi anti-RhD untuk melindungi tubuh ibu sekaligus melawan
“benda asing” (antigen RhD darah janin). Akibatnya sel darah merah janin akan pecah dan hancur
(hemolisis). Kondisi ini dapat menyebabkan kematian janin di dalam rahim atau jika lahir bayi menderita
eritroblastosis fetalis, yaitu pembengkakan hati dan limpa, anemia, penyakit kuning (jaudice), dan gagal
jantung.
Eritroblastosis fetalis dapat dicegah dengan pemberian injeksi anti-D (Rho) imunoglobulin atau
RhoGam pada ibu. RhoGam akan menghancurkan sel darah merah janin yang beredar dalam darah ibu,
sebelum sel darah merah janin memicu pembentukan antibodi ibu yang dapat menembus ke dalam
sirkulasi darah janin. Hal tersebut akan membuat janin terlindung dari serangan antibodi ibu. Injeksi
RhoGam terus diulang pada setiap kehamilan selanjutnya, yaitu kehamilan kedua, ketiga, dan seterusnya.

Tabel 4 Hubungan antara Ayah, Ibu, dan Janin dengan Keperluan Injeksi RhoGam pada Ibu
Ibu Ayah Janin Injeksi Imunoglobulin (RhoGam) pada Ibu
Rhesus positif Rhesus positif Rhesus positif Tidak diperlukan
Rhesus Rhesus negatif Rhesus negatif Tidak diperlukan
negative
Rhesus positif Rhesus negatif Bisa Rhesus +/- Tidak diperlukan
Rhesus negatif Rhesus positif Bisa Rhesus +/- Diperlukan

Gambar 8. Diagram terjadinya eritroblastolisis fetalis


Organ yang Terlibat dalam Sistem Peredaran Darah Manusia
A. Jantung

Jantung terletak dalamGambar 1. Struktur


rongga dada Jantung
agak sebelah kiri, diantara paru-paru kanan dan paru-paru
kiri. Massanya kurang lebih 300 gram, besarnya sebesar kepalan tangan. Jantung memiliki fungsi untuk
memompa darah. Dengan adanya jantung, darah dapat dialirkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh
darah.
Jantung mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
1. Dinding jantung
Dinding jantung merupakan bagian yang membungkus ruangan jantung. Dinding ini terdiri
atas tiga lapis, yaitu:
a. Perikardium adalah selaput yang menutup permukaan jantung. Diantara keduanya terdapat
cairan limfa yang berfungsi untuk menahan gesekan.
b. Miokardium adalah bagian tengah yang terdiri atas otot jantung dan mampu berkontraksi untuk
memompa darah.
c. Endokardium adalah selaput yang membatasi ruangan jantung yang tersusun atas lapisan
endotelium.
2. Ruangan jantung
Ruangan jantung manusia berjumlah empat terdiri dari dua serambi (atrium), yaitu atrium
kanan dan atrium kiri serta dua bilik (ventrikel), yaitu bilik kanan dan bilik kiri. Bagian bilik (ventrikel)
jantung berdinding lebih tebal dibandingkan serambi (atrium) jantung. Hal ini berhubungan dengan
fungsinya untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga harus lebih kuat, sedangkan dinding
serambi (atrium) lebih tipis karena fungsinya hanya memompakan darah ke paru-paru.
a. Atrium
Atrium disebut juga serambi. Pada jantung terdapat dua atrium yaitu atrium kanan
(serambi kanan) berfungsi untuk menerima darah dari seluruh tubuh yang kaya akan karbon
dioksida kemudian membawanya ke ventrikel kanan dan atrium kiri (serambi kiri) yang
berfungsi untuk menerima darah dari paru-paru yang kaya akan oksigen dan membawanya ke
ventrikel kiri melalui katup bikuspidalis (mitral).
b. Ventrikel
Ventrikel disebut juga bilik. Ventrikel berfungsi untuk menerima darah dari atrium
kemudian membawanya keluar dari jantung. Ada dua macam ventrikel yaitu ventrikel kanan
(bilik kanan) berfungsi untuk menerima darah dari atrium kanan dan membawanya ke paru-
paru melalui batang pulmonali dan ventrikel kiri (bilik kiri) yang berfungsi untuk menerima darah
dari atrium kiri dan membawanya ke seluruh tubuh melalui aorta.

3. Katup jantung
Antara serambi dan bilik, antara bilik dan nadi terdapat katup atau valvula. Fungsi katup ini
untuk menjaga agar aliran darah tetap searah. Katup jantung terdiri atas dua, yaitu sebagai berikut:
a. Katup trikuspidalis, terdapat diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Katup ini berfungsi
memisahkan atrium kanan dan ventrikel kanan dan mencegah agar darah dalam ventrikel
kanan tidak kembali ke atrium kanan.
b. Katub biskupidalis (katub mitral), terdapat diantara atrium kiri dan ventrikel kiri. Katub ini
berfungsi untuk mencegah agar darah dari ventrikel kiri tidak kembali ke atrium kiri.

B. Pembuluh Darah
Berdasarkan aliran darahnya, pembuluh darah dibedakan atas tiga, yaitu:
1. Pembuluh nadi atau arteri
Pembuluh nadi adalah pembuluh yang mengangkut darah dari jantung ke seluruh tubuh,
serta mengangkut oksigen ke organ-organ tubuh. Letak pembuluh arteri agak ke dalam tubuh bila
dibandingkan dengan pembuluh darah vena. Hanya beberapa bagian tertentu yang letaknya agak
ke tepi, seperti di leher, pergelangan tangan dan pelipis. Pembuluh arteri ikut berdenyut mengikuti
denyutan jantung. Aliran darah di dalam arteripun sangat cepat, karena berasal langsung dari
jantung. Dinding atreri juga bersifat elastis sehingga mampu menahan tekanan yang kuat dari
jantung sehingga pembuluh darah arteri tidak mudah sobek. Pembuluh ini dibedakan menjadi
aorta, arteri, dan arteriola.
a. Aorta adalah pembuluh darah yang langsung berhubungan dengan jantung dan merupakan
pembuluh arteri yang terbesar.
b. Arteri adalah cabang dari aorta
c. Arteriola adalah pembuluh nadi yang berhubungan dengan kapiler, sehingga berfungsi untuk
mengangkut darah dari arteri ke kapiler dan juga sebagai regulator (pengaturan) utama aliran
darah dan tekanan darah.
d. Arteri pulmonalis adalah pembuluh arteri yang membawa darah dari jantung ke paru-paru.
Arteri ini mengalirkan darah yang mengandung yang mengandung karbon dioksida.
Dinding pembuluh nadi lebih tebal, kuat, dan elastis dibandingkan dinding pembuluh balik.
Pembuluh nadi harus kuat karena harus menahan tekanan darah yang dipompa oleh jantung.
Saat jantung berdenyut, maka pembuluh nadi pun ikut berdenyut akibat tekanan darah yang
terpompa. Jika kamu meraba pembuluh nadi, kamu dapat merasakan denyut nadi tersebut. Salah
satu tempat yang denyutnya dapat kamu rasakan dengan mudah adalah pembuluh nadi yang
berada di dekat pergelangan tangan, di dekat tulang yang lurus dengan ibu jari.
Pembuluh arteri terdiri atas tiga lapisan sebagai berikut:
a. Tunika intima adalah lapisan terdalam dari pembuluh darah yang terdiri atas selapis sel
endotel yang membatasi permukaan dalam pembuluh. Di bawah lapisan endotel adalah
lapisan subendotel yang terdiri atas jaringan penyambung jaringan halus yang kadang-kadang
mengandung sel otot polos yang berperan untuk kontraksi pembuluh darah. Lapisan ini
berperan dalam kontraksi pembuluh darah.
b. Tunika media adalah lapisan tengah dari pembuluh darah yang terdiri atas serat otot polos
yang tersusun melingkar. Pada arteri yang lebih besar, tunika media dipisahkan dari tunika
intima oleh suatu lamina elastis interna. Membran ini terdiri atas serat elastik biasanya
berlubang-lubang sehingga zat-zat dapat masuk melalui lubang-lubang yang terdapat dalam
membran dan memberikan suplai O2 dan makan lainnya kepada sel-sel yang terletak jauh di
dalam pembuluh. Pada pembuluh besar sering ditemukan lamina elastika eksterna yang lebih
tipis yang memisahkan tunika media dari tunika adventitia yang terletak di luar.
c. Tunika adventitia adalah lapisan terluar yang terdiri atas banyak jaringan ikat kolagen dan
elastis.
2. Pembuluh balik atau vena
Pembuluh balik adalah pembuluh yang mengangkut darah dari seluruh organ tubuh
menuju ke jantung. Dinding pembuluh balik lebih tipis
dibandingkan dinding pembuluh nadi. Vena dibedakan menjadi venule, vena, dan vena cava.
a. Venula adalah pembuluh balik yang paling kecil yang berhubungan dengan kapiler, yang
berfungsi untuk mengalirkan darah dari organ tubuh kembali ke jantung.
b. Vena adalah pembuluh balik yang menerima darah dari venule, yang berfungsi untuk
mengangkut darah ke jantung dari venule serta mengangkut darah yang kaya akan
karbondioksida.
c. Vena cava adalah pembuluh balik besar yang langsung berhubungan dengan jantung, yang
berfungsi untuk mengaliirkan darah dari seluruh tubuh yang mengandung CO 2 masuk ke
dalam jantung.
Vena cava ada dua, yaitu vena cava inferior yang letaknya di atas jantung dan vena kava
superior yang terletak di bawah vena cava inferior.
d. Vena pulmonalis adalah vena yang membawa darah dari paru-paru ke dalam jantung. Vena ini
mengalirkan darah yang mengandung oksigen. Vena pulmonalis terbagi atas dua yaitu:
- Vena pulmonalis dextra yaitu vena yang membawa darah dari paru-paru kanan
- Vena pulmonalis sinistra yang membawa darah dari paru-paru kiri
Pembuluh vena terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
a. Tunika intima terdiri atas lapisan endotelium yang mengandung sel pipih selapis dan
lapisan subendotelium yang berisi jaringan ikat tipis langsung berhubungan dengan tunika
adventitia.
b. Tunika media adalah lapisan ini tipis, otot polosnya bercampur dengan jaringan ikat.
c. Tunika adventitia adalah lapisan paling tebal pada vena. Lapisan ini merupakan lapisan
yang paling berkembang sehingga sel-sel otot polosnya dan serat kolagennya sudah mulai
terlihat.

Gambar 2. Perbedaan struktur lapisan pembuluh arteri dan pembuluh vena

3. Pembuluh kapiler
Pembuluh kapiler adalah pembuluh halus yang menghubungkan arteriole dengan venule. Kapiler
merupakan pembuluh halus yang dindingnya hanya setebal selapis sel. Pada pembuluh inilah terjadi
pertukaran oksigen dari darah dengan karbon dioksida jaringan. Pembuluh kapiler ukurannya sangat
kecil dan halus serta memiliki dinding yang tipis. Pembuluh kapiler hanya dapat dilalui oleh satu butir
sel darah merah saja. Pembuluh kapiler berfungsi memasok darah dari arteriola ke organ-organ tubuh,
dan membuang sampah hasil metabolisme organ tubuh. Sehingga pembuluh kapiler ini dapat
berhubungan langsung dengan sel-sel tubuh. Ciri-ciri pembuluh kapiler adalah:
a. Berukuran sangat kecil dengan diameter 5-10 mikrometer
b. Denyutnya tidak dapat dirasakan
c. Tidak mempunyai katup
d. Tersebar diseluruh permukaan tubuh
e. Bercabang-cabang
f. Tersusun atas selapis sel sangat sempit
Gambar 3. Perbedaan Pembuluh Darah Arteri, Vena dan Kapiler

C. Siklus Jantung (Sistem Sistole dan Diastol)


Siklus jantung terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan jantung) dan diastole
(relaksasi dan pengisian jantung). Atrium dan ventrikel mengalami siklus sistol dan diastole yang
terpisah. Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi ke seluruh jantung, sedangkan relaksasi
timbul satelah repolarisasi otot jantung.
a. Sistole
Tekanan pada dinding arteri selama fase detak jantung ketika kontraksi otot jantung dan
memompa darah dari bilik ke dalam arteri disebut tekanan sistolik.
Ketika jantung berdetak atau kontraksi, darah akan terdorong melalui arteri keseluruh tubuh.
Gaya ini menciptakan tekanan pada arteri. Inilah yang disebut tekanan darah sistolik.
Seseorang dapat dikatakan memiliki tekanan darah sistolik normal jika angka sistolik
berada di bawah 120. Jika tekanan darah sistolik 120-139, berarti Anda mengalami
prehipertensi, atau atas kondisi yang berisiko tinggi terkena tekanan darah tinggi. Bahkan
orang-orang yang mengalami prehipertensi juga berisiko tinggi terkena penyakit jantung.
Tekanan darah sistolik berada pada angka 140 atau lebih dianggap sebagai hipertensi atau
tekanan darah tinggi.
b. Diastole
Tekanan pada dinding arteri ketika otot jantung mengendur dan memungkinkan ruang
untuk diisi dengan darah disebut tekanan diastolik. Tekanan darah diastolik adalah jumlah
tekanan darah atau angka bawah yang menunjukkan tekanan dalam arteri saat jantung
beristirahat (di antara ketukan/detak).Tekanan darah diastolik dikatakan normal, jika kurang dari
80. Tekanan darah diastolik antara 80 dan 89 menunjukkan prehipertensi. Dan tekanan darah
diastolik 90 atau lebih tinggi menunjukkan hipertensi atau tekanan darah tinggi.

(a) (b)
Gambar 4. (a) Sistole (b) Diastole

D. Sistem Peredaran Darah Besar dan Sistem Peredaran Darah Kecil


1. Mekanisme Peredaran Darah
Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan
dari dan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah mengalir melewati jantung sebanyak
dua kali sehingga disebut sebagai peredaran darah ganda yang terdiri dari:

a. Peredaran darah besar (sistemik), yaitu peredaran darah dari jantung (bilik kiri) menuju
keseluruh tubuh (kecuali paru-paru) dan kembali ke jantung (serambi kanan).

Ventrikel kiri --- Aorta --- Arteri --- Arteriola --- Kapiler ---  Venula ---
Vena --- Vena cava superior dan vena cava inferior --- Atrium kanan.
Atau :

b. Peredaran darah kecil (pulmonalis), yaitu peredaran darah dari jantung (bilik kanan) menuju ke
paru-paru kembali ke jantung (serambi kiri). Selain itu, ada juga sistem vena porta, yaitu vena dari
suatu alat tubuh sebelum menuju ke jantung, mampir dulu ke suatu alat.

Ventrikel kanan --- Arteri pulmonalis --- Paru – paru --- Vena pulmonalis
----- Atrium kiri Atau

Pada peredaran darah kecil inilah darah melakukan pertukaran gas di paru-paru. Darah
melepaskan karbon dioksida dan mengambil oksigen dari alveoli paru-paru. Oleh karena itu, darah
yang berasal dari paru-paru ini banyak mengandung oksigen. Darah yang banyak mengandung zat
sisa metabolisme dan karbon dioksida kembali ke serambi kanan jantung melalui pembuluh balik.
Untuk lebih memahami itu, perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar 5 (a) Peredaran Darah Kecil


(b) Peredaran Darah Besar

Sistem limfa merupakan suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau
getah bening dalam tubuh. Limfa berasal dari merupakan cairan yang berasal dari plasma darah yang
keluar dari sistem kardiovaskuler ke dalam jaringan di sekitarnya (cairan intestisisal). Cairan ini
kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa dan selanjunya dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi
secara difusi

A. Komponen Sistem Limfa


Sistem limfa terdiri atas organ limfa, pembuluh limfa dan cairan limfa

Gambar 5.1 Komponen Sistem Limfa


1. Organ limfa
Organ limfa mencakup empat komponen organ, yakni nodus limfa, kelenjar timus, kelenjar
amandel (tonsil) dan limpa.
a. Nodus limfa
Nodus limfa memiliki struktur berbentuk oval berukuran 1-20 mm, tersusun dari sejumlah
pembuluh limfa. Nodus limfa antara lain nodus sub maksila dibagian dasar mulut, nodus servik di
leher, nodus supratroklear di atas lekukan siku, nodus ketiak dan nodus inguen di lipatan paha.
Fungsi nodus limfa adalah menyaring dan menghancurkan partikel asing agar tidak menyebar ke
jaringan tubuh. Jika terlalu banyak bakteri menyerang, nodus limfa akan membengkak karena
terjadi proliferasi limfosit dan sel-sel lainnya.

Gambar. 5.2 Struktur Nodus Limfa

b. Kelenjar timus
Timus terletak di dada berwarna kemerahan, terdiri atas 2 lobus dan berperan dalam
sistem kekebalan karena memproduksi limfosit T. Ukuran limfosit pada bayi 10 gram dan
berkembang hingga 30-40 gram saat remaja dan selanjutnya akan mengecil lagi
c. Kelenjar amadel (tonsil)
Tonsil terletak di bagian kanan dan kiri faring di belakang rongga mulut. Tonsil berfungsi
menahan kuman (misanya bakteri dan virus) yang masuk melalui mulut, hidung dan
kerongkongan.

Gambar 5.3Tonsil (Amandel)


d. Limpa (lien)
Kelenjar berwarna ungu tua yang terdapat di sebelah kiri abdomen (di bawah iga ke-9, 10, 11 dan
permukaan luarnya menyentuh diafragma. Limfa berfungsi menghasilkan limfosit dan antibodi,
menghancurkan sel darah putih dan trombosit serta menghasilkan sel darah merah pada janin.

Gambar 5.4 Limpa


2. Pembuluh Limfa
Pembuluh limfa terdapat di seluruh organ tubuh kecuali saraf pusat, bola mata, telinga
dalam, epidermis kulit, kartilago dan tulang. Pembuluh limfa terdiri atas komponen sebagai berikut.
a. Kapiler limfa berupa pembuluh limfa terkecil dengan struktur yang mirip pembuluh darah, namun
memiliki lebih banyak pori. Kapiler limfa memiliki lubang yang menyerupai katup dan filamen
jangkar. Lubang yang menyerupai katup pada kapiler terdapat pada sambungan endotelium
yang bersebelahan. Berbeda dengan endotelium kapiler darah, pada kapiler limfa sel-sel
endotelium saling tumpang tindih yang berkaitan dengan pengaturan pergerakan cairan limfa
dari dan keluar kapiler. Sementara filamen jangkar berperan untuk menempelkan sel endotelium
kapiler ke kolagen di sekitarnya.
b. Saluran limfa (Lakteal) merupakan kapiler limfa khusus yang terdapat pada vili yang memanjang
ke dalam usus halus. Pembuluh ini memiliki fungsi khusus untuk pengangkutan lemak
c. Pembuluh pengumpul yang merupakan pembuluh yang terbentuk ketika kapiler limfa bersatu.
Struktur pembuluh pengumpul tersusun atas tiga lapisan (tunika) seperti pada vena, namun
berukuran lebih tipis. Selain itu, pada pembuluh terdapat katup yang mencegah aliran balik
cairan limfa.
d. Batang limfa, yakni pembuluh yang terbentuk dari penyatuan pembuluh pengumpul. Ada
sembilan batang limfa utama di dalam tubuh, yakni batang limfa lumbar, jugulum, subklavia, dan
bronkomediastinum yang masing-masing berpasangan di kiri dan kanan tubuh serta batang usus
tunggal.
e. Duktus limfa, yakni pembuluh limfa yang terbesar. Ada dua macam batang saluran limfa utama,
yakni : duktus limfatikus sinistra dan duktus limfatikus dekster. Duktus limfatikus sinistra (kiri)
disebut juga duktus torasikus mengumpulkan cairan mengumpulkan cairan dari seluruh tubuh,
kecuali kuadran kanan atas serta menerima cairan limfa dari pembuluh limfa yang berasal dari
kepala kiri, leher kiri, dada sebelah kiri, anggota gerak bawah dan alat-alat dalam rongga perut.
Duktus limfatikus dekstra (kanan) merupakan pembuluh limfa yang pendek menerima cairan
limfa dari pembuluh limfa yang berasal dari kepala kanan, leher kanan, dada kanan, lengan
sebelah kanan dan trunkus bronkomediastanal kanan (saluran penampung limfa dari rongga di
antara paru-paru)

3. Cairan Limfa
Cairan lmfa merupakan cairan jaringan yang diabsorbsi ke dalam kapiler limfa. Cairan limfa
berwarna kekuning-kuningan mengandung plasma protein, limfosit, keping darah, fibrinogen,
limfosit,, keping darah, fibrinogen, lemak dan sedikit oksigen. Ciran limfa tidak mengandung sel
darah merah dan karbondioksida.

B. Mekanisme Peredaran Limfa


Cairan limfa berasal dari cairan jaringan melalui difusi atau filtrasi ke dalam kapiler-kapiler
limfa hingga masuk ke sistem peredaran darah melalui vena. Sirkulasi limfa relatif lambat yakni
sekitar 3 liter cairan limfa masuk ke dalam sirkulasi darah selama 24 jam dibandingkan dengan
aliran darah yang berkisar 5 liter tiap menit. Limfa beredar satu arah dari tempat pengumpulannya
dalam jaringan kemudian dikembalikan ke dalam aliran darah. Pada sistem limfa tidak ada pompa
sebagaimana jantung pada pembuluh darah. Limfa beredar seperti aliran pada pembuluh balik
(vena). Faktor-faktor yang mendorong aliran limfa adalah kontraksi otot rangka disekitarnya,
ekspirasi dan inspirasi paru-paru, dan kontraksi otot polos pada dinding pembuluh limfa. Selain itu
aliran limfa dapat dibantu dengan pemijatan (massage) dan olahraga

Masuknya cairan limfa ke dalam pembuluh limfa diawali pada kapiler limfa. Cairan interstisial
dari jaringan masuk ke dalam kapiler limfa akibat perbedaan tekanan osmotik antara lingkungan di
sekitar pembuluh (ruangan sel jaringan) dengan tekanan di dalam kapiler. Kapiler limfa yang
memiliki permeabilitas tinggi menyebabkan cairan intersitial masuk ke dalam kapiler. Setelah
berada dalam kapiler cairan interstisial disebut sebagai cairan limfa. Cairan limfa lalu mengalir ke
saluran penampung seterusnya ke pembuluh limfa yang paling besar. Cairan limfa mengalir
melewati nodus-nodus limfa, dimana cairan selanjutnya disaring untuk menjaga kualitas cairan
darah. Selanjutnya, cairan plasma dikembalikan ke dalam aliran darah.

Gambar. 5.5 Sistem Sirkulasi Limfa

C. Fungsi Sistem Limfa


Fungsi sistem limfa pada manusia adalah sebagai berikut.
1. Mengembalikan kelebihan cairan jaringan. Jika cairan tidak dikeluarkan maka akan terkumpul
dalam ruang antar sel dan menyebabkan edema
2. Mengendalikan kualitas aliran cairan jaringan dengan cara menyaringnya di dalam nodus-nodus
limfa sebelum dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi
3. Mengeluarkan zat-zat toksin dan debris sel (sel-sel yang rusak) dari jaringan setelah terjadi
infeksi atau kerusakan jaringan
4. Mengangkut lemak yang sudah teremulsi dari usus halus ke dalam sistem peredaran darah
5. Mengembalikan protein plasma ke dalam sistem sirkulasi agar tidak terakumulasi dan
mengganggu dinamika kapiler
6. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfa ke dalam sirkulasi darah
7. Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme
8. Menghasilkan antibodi yang melindungi tubuh terhadap infeksi

Gangguan sistem Peredaran Darah

1. Anemia
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin di dalam sel darah
merah berada di bawah normal. Anemia ditandai oleh hematokrit rendah. Anemia memiliki
beberapa tipe diantaranya adalah anemia perinosa yang disebabkan ketidakmampuan tubuh
menyerap vitamin B12, anemia gizi karena kekurangan zat besi di dalam makanan dan anemia
aplastik yang disebakan oleh kegagalan sumsum tulang memproduksi sel darah merah
2. Hemofilia
Hemofilia adalah kegagalan dalam proses pembekuan darah pada pembuluh darah yang cedera
(darah sulit membeku). Pada penderita hemofilia, luka kecil dapat menyebabkan penderita
mengalami pendarahan hebat. Hemofilia disebakna oleh defisiensi faktor pembekuan darah. Sekitar
80% hemofilia disebabkan oleh kelainan genetik yang diwariskan melalui kromosom X pada
gonosom.
3. Leukimia
Leukimia atau biasa dikenal sebagai kanker darah dalah gangguan produksi leukosit yang terlalu
banyak. Kelebihan leukosit ini berdampak pada autofagositas, dimana leukosit menyeang sel tubuh
sendiri.
4. Siklemia (Sickle cell disease)
Siklemia adalah penyakit genetik akibat mutasi gen yang menyebabkan sel darah memiliki
hemoglobin yang berbentuk bulan sabit. Struktur leukosit seperti ini mengandung sedikit
hemoglobin dan fungsinya pengikatan oksigen terganggu. Selain itu, sel sabit ini sangat rapuh dan
mudah pecah saat melewati pembuluh darah yang berakibat terjadinya anemia, penyumbatan
pembuluh darah, kerusakan organ dan kematian.
5. Talasemia
Talasemia adalah penyakit akibat kelainan sel darah merah yang berbentuk tidak normal, cepat
rusak, kekurangan oksigen dan berumur lebih pendek dibandingkan eritrosit normal. Penderita
menjadi pucat, lemah pusing, sesak napas, sulit tidur dan warna kulit menghitam.
6. Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah arteri meingkat hingga di atas normal. Hipertensi menyebabkan
pecahnya pembuluh darah dan jika terjadi peda pembuluh darah yang menyuplai otak dapat
mengakibatkan stroke.
7. Hipotensi
Hipotensi adalah tekanan darah turun hingga di bawah batas normal. Penyebab hipotensi adalah
kehamilan, berbaring terlalu lama, konsumsi obat pelangsing secara berlebihan dan dehidrasi
8. Arteriosklerosis
Arteriosklerosis adalah penyakit degeneratif arteri yang menyebabkan sumbatan bertahap yang
dakibatkan oleh plak lemak hingga mengurangi aliran darah. Arteriosklerosis disebabkan oleh
kolesterol teroksidasi, radikal bebas, tekanan darah tinggi, homosistein, bahan kimia yang
dibebaskan dari sel lemak dan bakteri atau virus perusak dinding pembuluh darah.
9. Arterosklerosis
Arterosklerosis adalah penyakit degeneratif yang disebabkan oleh pengerasan pembuluh darah
akibat timbunan zat kapur. Hal ini berakibat pada penurunan elastisitas pembuluh dan mengganggu
aliran darah.
10. Trombus dan Embolus
Trombus adalah gumpalan bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah ditempat terjadinya
kerusakan. Sementara itu, embolus adalah gangguan sirkulasi dimana gumpalan bekuan darah
bergerak di dalam sirkulasi dan menyumbat pembuluh darah yang lebih kecil.
11. Jantung koroner
Jantung koroner adalah tersumbatnya arteri koronener sehingga aliran darah yang menyuplai sel-
sel otot jantung hanya berjumlah sedikit. Akibatnya, suplai nutrisi dan oksigen ke jantung menjadi
berkurang dan mengganggu fungsi kerja jantung. Jantung koroner dapat disebabkan oleh
kebiasaan merokok, makanan berkolesterol tinggi, kegemukan, kolesterol, diabetes melitus,
penuaan, tekanan darah tinggi dan faktor keturunan
12. Varises
Varises adalah pelebaran pembuluh darah vena, biasanya pada anggota tubuh bawah (misalnya
betis). Varises disebabkan oleh menurunnya elastisitas pembuluh vena misalnya karena terlalulama
berdiri atau memakai sepatu hak tinggi yang memaksa vena bekerja lebih berat.
13. Hemoroid (Wasir)
Wasir adalah pelembaran pembuluh vena di sekitar anus. Gangguan ini umumnya disebabkan
karena feses yang terlalu pada akibat kurang mengkonsumsi serat, kurang olahraga, terlalu lama
duduk dan mengangkat beban yang terlalu berat
14. Limfangitis
Limfaningtis adalah infeksi dan peradangan pembuluh limfa sehingga tampak garis-garis merah di
bawah kulit. Jika terjadi infeksi biasanya kelenjar pada lipatan paha dan ketiak akan terasa sakit
15. Edema
Edema adalah akumulasi volume abnormal cairan interstisial pada ruanagan di antara sel. Edema
dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan filtrasi dalam kailer akibat gagal jantung, maupun
penurunan tekanan osmotik plasma akibat penyakit ginjal dan kekurangan protein
16. Infark Miokard (IM)
Infark miokard umumnya dikenal sebagai serangan jantung. Penyakit ini terjadi akibat sekelompok
otot jantung mati karena penyumbatan mendadak dari arteri koroner. Gejala yang umum berupa
nyeri dada luar biasa.

SOAL-SOAL LATIHAN

Perhatikan gambar di bawah ini!

Pasangan nomor komponen darah dan fungsi dari sel darah yang tepat adalah....

A. 1 Membantu proses pembekuan darah


B. 2 Mengantarkan sari-sari makanan ke seluruh tubuh
C. 3 Mengikat oksigen dan mengedarkannya ke seluruh tubuh
D. 4 Menjaga kekebalan tubuh
E 5 Meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera

Perhatikan ciri-ciri dari sel darah berikut:


1. Tidak dapat membelah diri
2. Memproduksi antibodi
3. tidak memiliki granula di dalam sitoplasmanya
4. Menghasilkan zat antikoagulan
5. Bergranula besar berwarna keunguan hingga hitam
6. Bergranula kecil berwarna oranye kemerahan
Ciri-ciri basofil, yaitu ....
a. 1, 3, dan 4
b. 1, 4, dan 5
c. 2, 3, dan 6
d. 2, 4, dan 5
e. 2, 4, dan 6

Perhatikan skema pembekuan darah berikut ini!

Faktor yang dihilangkan dari skema pembekuan darah tersebut adalah berturut-turut....
a. Trombokinasi, ion kalsium dan fibrin
b. Tromboplastin, protombin dan ion kalsium
c. Ion kalsium, tromkinasi, dan protombin
d. Ion kalsium, protombin dan trombokinase
e. Protombin, ion kalsium dan trombokinase

Manakah hasi tes golongan darah sistem ABO dan Rhesus yang paling benar?
(keterangan: (+) = menggumpal, (-) = tidak menggumpal)

Jenis Serum yang diteteskan pada Darah Golongan darah

Anti-A Anti-B Anti-AB Anti-D

A. + + + + AB+

B. + - + + B+

C. - + + + A+

D. - - - - ABˉ

E. + - + - Bˉ

Transfusi darah dengan sistem ABO dan Rhesus yang paling sesuai (tidak membahayakan resipien
meskipun dilakukan berkali-kali) adalah....
Golongan darah resipien Golongan darah donor

A. ABˉ AB+

B. ABˉ Oˉ

C. A+ AB+

D. Bˉ B+

E. Oˉ O+

Perhatikan gambar struktur jantung berikut ini!


X

Bagian yang ditunjuk oleh huruf X berfungsi……


A. Menerima darah yang mengandung banyak O2 dari jaringan tubuh dan memponya ke bilik kanan
B. Menerima darah yang mengandung banyak CO2 dari seluruh tubuh dan mempompanya ke bilik kanan
C. Menerima darah yang mengandung O2 dari paru-paru dan memompanya ke bilik kiri
D. Menerima darah yang mengandung banyak CO2 dari serambi kanan dan memompanya ke paru-paru
E. Menerima darah yang menganung banyak O2 dari serambi kiri dan memompanya ke seluruh tubuh

Perhatikan gambar berikut ini!

Jika bagian yang ditunjuk huruf Y mengalami kerusakan, maka yang akan terjadi adalah…
A. Darah dari ventrikel kiri akan kembali lagi ke atrium kiri
B. Darah dalam ventrikel kanan akan kembali lagi ke atrium kanan
C. Proses pengaliran darah yang mengandung O2 dari ventrikel kiri ke seluruh tubuh terganggu
D. Proses pengaliran darah yang mengandung CO2 dari ventrikel kiri ke seluruh tubuh terganggu
E. Proses pengaliran darah yang mengandung CO2 dari seluruh tubuh ke atrium kanan terganggu

Perhatikan gambar berikut ini!

X
Fungsi pembuluh darah yang ditunjuk oleh huruf X adalah…..
A. Membawa aliran darah menuju jantung
B. Membawa darah yang kaya akan oksigen
C. Tempat pertukaran gas yang dibawa oleh arteri
D. Membawa darah meninggalkan jantung menuju seluruh tubuh
E. Membawa darah yang dari pembuluh kapiler

Perhatikan gambar berikut ini!


X

Jika bagian yang ditunjuk huruf X berkontraksi, maka akan mengakibatkan terjadinya…
A. Tekanan sistol karena darah masuk ke ventrikel
B. Tekanan diastol karena darah masuk ke atrium
C. Tekanan diastol karena darah dipompa ke paru-paru
D. Tekanan diastole karena darah dipompa keluar atrium
Tekanan sistol karena darah dipompa keluar dari ventrikel

Perhatikan gambar berikut ini!

Apabila pada bagian yang ditunjuk oleh huruf S mengalami penyumbatan oleh lemak, maka proses
peredaran darah yang akan terganggu adalah proses pengaliran darah yang mengandung banyak…
A. Oksigen dari bilik kanan menuju paru-paru
B. Oksigen dari paru-paru menuju serambi kiri
C. Oksigen dari bilik kiri menuju seluruh tubuh
D. Karbon dioksida dari bilik kanan menuju paru-parU
E. Karbon dioksida dari seluruh tubuh menuju serambi kanan

Perhatikan pernyatan berikut.


I. Berhubungan dengan vili ileum
II. Disusun oleh penyatuan dari sejumlah pembuluh limfa
III. Berperan dalam produksi limfosit T
IV. Terletak di bagian kanan dan kiri faring
Perrnyataan yang berkaitan dengan tonsil, nodus limfa dan saluran limfa (lakteal) secara berturut-turut
adalah...
a. I, II, III
b. II, III, IV
c. III, II, I
d. IV, II, I
e. IV, III, II

Perhatikan pernyataan berikut


I. Menerima cairan limfa dari pembuluh limfa yang berasal dari kepala kanan, leher kanan, dada kanan,
lengan sebelah kanan dan trunkus bronkomediastanal
II. Mengumpulkan cairan limfa dari seluruh tubuh kecuali kuadran kanan atas
III. Biasa disebut sebagai duktus torasikus
IV. Menampung aliran limfa dari saluan lakteal
Manakah yang merupakan deskripsi dari duktus limfatikus dekster?
a. I dan II
b. I dan III
c. II dan III
d. II dan IV
e. III dan IV

Berikut adalah faktor-faktor pendorong aliran limfa, kecuali...


a. Kontraksi otot rangka
b. Kontraksi bilik jantung
c. Ekspirasi dan inspirasi paru-paru
d. Kontraksi otot polos pada dinding pembuluh
e. Massage (pemijatan)

Peredaran limfa bersifat satu arah, dimana cairan intertisial dari jaringan dikembalikan lagi dalam aliran
darah melalui vena. Bagian pembuluh yang dilewati oleh aliran limfa secara berturut-turut adalah..
a. ruang antar sel jaringan-kapiler limfa-saluran pengumpul-batang limfa-duktus limfa-vena cava-jantung
b. ruang antar sel jaringan-kapiler limfa-saluran pengumpul-saluran limfa-duktus limfa-vena cava-jantung
c. ruang antar sel jaingan-kapiler limfa--batang limfa-saluran pengumpul -duktus limfa-vena cava-jantung
d. ruang antar sel jaringan-saluran pengumpul-kapiler limfa-batang limfa-duktus limfa-vena cava
e. ruang antar sel jaingan-kapiler limfa-saluran pengumpul-duktus limfa- batang limfa -vena cava-jantung

Gangguan berupa kelainan pada sel darah merah yang berdampak pada berkurangnya kemampuan darah
dalam mengikat oksigen adalah....
a. Artherosklerosis dan Anemia
b. Hemofilia dan Siklemia
c. Siklemia dan Thalasemia
d. Anemia dan hipertensi
e. Hemofilia dan anemia

Artheriosklerosis, Wasir dan embolus merupakan jenis gangguan sistem peredaran yang mengganggu
fungsi kerja organ....
a. Jantung
b. Paru-paru
c. Pembuluh darah
d. Jantung dan pembuluh darah
e. Limfa
DAFTAR PUSTAKA

Campbell N.A. Mitchell LG, Reece JB, Taylor MR, Simon EJ. 2010. Biology, 8th ed. Benjamin Cummings
Publishing Company, Inc., Redword City, England.

Ferdinand.P, Fictor dan Moekti Ariebowo. 2009. Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI SMA/MA. Jakarta :
Pusat Perbukuan Departemen pendidikan Nasional.
Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Kistinnah, Idun dan Lestari, Endang Sri. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya SMA/MA untuk
Kelas XI (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen pendidikan Nasional.
Sri Lestari, Endang dan Idun Kistinnah. 2006. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya untuk SMA/MA
Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai