Golongan Darah
Organ Peredaran
darah
Jantung
Pembuluh
Darah
Mekanisme
Peredaran Darah
pada Manusia
Peredaran darah
pulmonalis
Peredaran darah
sistemik
3.6.1 Darah
Darah adalah cairan tubuh yang terdapat pada jantung dan pembuluh darah. Komponen
penyusun darah, yaitu plasma darah sekitar 55%, sedangkan sel-sel darah dan keping darah
sekitar 45%. Sel darah dan keping darah lebih berat dibandingkan plasma darah, sehingga
komponen tersebut dapat dipisahkan melalui teknik sentrifugal (metode yang digunakan
untuk mempercepat proses pengendapan partikel-partikel).
Pada plasma darah terdapat pula serum lipoprotein, yaitu senyawa biokimiawi yang
mengandung protein dan lemak. Serum lipoprotein dapat berupa enzim, antigen dan
toksin.
b. Garam (mineral), plasma dan gas terdiri atas O 2 dan CO2. Konsentrasi garam kurang
dari 1 %. Garam ini diserap dari usus dan berfungsi untuk menjaga tekanan osmotik dan
pH darah. Adapun gas yang diserap dari jaringan paru-paru. O 2 berfungsi untuk
pernapasan sel dan CO2 merupakan sisa metabolisme.
c. Zat-zat makanan terdiri atas lemak, glukosa, dan asam amino sebagai makanan sel. Zat
makan ini diserap dari usus.
d. Sampah nitrogen, hasil metabolisme terdiri atas urea dan asam urat. Sampah –sampah
ini diekskresikan oleh ginjal.
e. Zat-zat lain seperti hormon, vitamin dan enzim yang berfungsi untuk metabolisme. Zat-
zat ini dihasilkan oleh berbagai macam sel.
2) Sel darah
a. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah memiliki bentuk seperti cakram/bikonkaf, tidak mempunyai inti sel
(nukleus), ukurannya kira-kira 0,007 mm, tidak dapat bergerak, dan warnanya kuning
kemerah-merahan, karena di dalamnya mengandung hemoglobin. Warna ini akan bertambah
merah jika di dalamnya mengandung banyak oksigen. Setiap eritrosit mengandung sekitar 300
juta molekul hemoglobin yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin tersusun atas suatu
protein globin, yang terdiri atas 4 rantai polipeptida yang melekat pada 4 gugus hem yang
mengandung zat besi.
Jumlah sel darah merah pada laki-laki sehat sekitar 4,2-5,4 juta sel/mm 3 darah,
sedangkan pada wanita sehat sekitar 3,8-4,8 juta sel/mm 3 darah. Satu tetes darah setara
dengan 50 mm3. Hematokrit adalah rasio volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma darah
dengan menggunakan metode sentrifugal dibandingkan total darah. Nilai sampel darah
dinyatakan dalam persentase. Hematokrit laki-laki 42%-54%, sedangkan hematokrit
perempuan 37%-47%. Fungsi eritrosit adalah mengikat O2 dari paru-paru untuk diedarkan ke
seluruh tubuh dan mengikat CO2 dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
Proses pembentukan eritrosit disebut eritropoiesis, terjadi di sumsum merah tulang dan
diatur oleh hormon eritropoietin. Produksi eritrosit juga dipengaruhi oleh hormon kortison,
hormon tiroid, dan hormon pertumbuhan. Hormon eritropoietin merupakan suatu hormon
lipoprotein yang diproduksi di ginjal. Kecepatan produksi eritropoiten berbanding terbalik
dengan persedian oksigen di dalam jaringan. Jika penerimaan oksigen pada jaringan
berkurang, akan menyebabkan produksi eritrosit semakin meningkat. Rata-rata umur eritrosit
kurang lebih 120 hari. Eritrosit menjadi rusak dan dihancurkan dalam retikulum endotelium
terutama dalam limfa dan hati.
2. Granulosit
Disebut juga leukosit bergranula terdiri dari:
a) Neutrofil, atau polimor nuklear leukosit, mempunyai inti sel yang berangkai kadang seperti
terpisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus/granula, banyaknya tiap 1 mm 3 darah
mengandung 3000-7000 butir. Neutrofil berfungsi sebagai fagosit yang sangat aktif
menyerang dan menghancurkan bakteri, virus dan agen penyebab cedera lainnya.
b) Eosinofil, ukuran dan bentuknya sama seperti neutrofil tetapi granula dalam sitoplasmanya
lebih besar,dan banyaknya tiap 1 mm 3 darah mengandung 100-400 butir. Eosinofil
berfungsi sebagai fagosit yang lemah dan berperan dalam pembuangan racun penyebab
radang pada jaringan yang cedera.
c) Basofil, sel ini kecil dari pada eosinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur. Di
dalam protoplasmanya terdapat granula-granula besar. Banyaknya tiap 1 mm 3 darah
mengandung 20-50 butir dan dibuat di sumsum merah. Basofil berfungsi untuk
meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera.
Gambar 4. Trombosit
3.6.2 Mekanisme Pembekuan Darah
1. Proses Pembekuan Darah
Apabila terjadi luka dan darah keluar maka trombosit (keping darah) akan bersentuhan
dengan permukaan luka yang kasar dan pecah sehingga mengeluarkan enzim
trombokinase/tromboplastin. Enzim trombokinase ini akan keluar bercampur dengan plasma
darah. Enzim trombokinase akan mengubah protrombin menjadi trombin dengan bantuan ion
Ca2+ dan vitamin K. Trombin yang terbentuk selanjutnya akan mengubah fibrinogen menjadi
benang-benang fibrin. Fibrin adalah protein berupa benang-benang yang tidak larut dalam
plasma darah. Benang-benang fibrin yang terbentuk akan saling bertautan menutup luka
sehingga darah tidak keluar lagi.
Gambar 7. Perbedaan struktur molekul aglutinogen pada membran eritrosit golongan darah A, B, AB, dan O.
2. Penggolongan Darah Sistem Rh (Rhesus)
Penggolongan darah sistem rhesus ditemukan oleh Karl Landsteiner dan Wiener
pada tahun 1940, setelah melakukan riset dengan menggunakan darah kera rhesus (Macaca
mulatta), yaitu species kera yang banyak dijumpai di India dan Cina.
Penggolongan darah sistem rhesus berdasarkan ada atau tidak adanya aglutinogen
(antigen) RhD pada permukaan sel darah merah. Antigen RhD berperan dalam reaksi imunitas
tubuh. Individu yang memiliki antigen RhD disebut Rh + (rhesus positif), sedangkan individu
yang tidak memiliki antigen RhD disebut Rh - (rhesus negatif). Individu Rh- (rhesus negatif)
tidak memiliki aglutinin anti-RhD dalam plasma darahnya, tetapi akan memproduksi aglutinin
anti-RhD jika bertemu dengan darah Rh+ (mengandung antigen RhD).
Tabel 2 Golongan Darah Sistem Rhesus dengan Unsur Aglutinogen (Antigen)
Jenis Golongan Darah Unsur pada Membran Sel Darah
Merah (Eritrosit)
Aglutinogen (Antigen)
+
Rh (rhesus positif) RhD
-
Rh (rhesus negatif) -
Tabel 4 Hubungan antara Ayah, Ibu, dan Janin dengan Keperluan Injeksi RhoGam pada Ibu
Injeksi Imunoglobulin
Ibu Ayah Janin
(RhoGam) pada Ibu
Rhesus positif Rhesus positif Rhesus positif Tidak diperlukan
Rhesus negative Rhesus negatif Rhesus negatif Tidak diperlukan
Rhesus positif Rhesus negatif Bisa Rhesus +/- Tidak diperlukan
Rhesus negatif Rhesus positif Bisa Rhesus +/- Diperlukan
Campbell N.A. Mitchell LG, Reece JB, Taylor MR, Simon EJ. 2010. Biology, 8th ed.
Benjamin Cummings Publishing Company, Inc., Redword City, England.
Ferdinand.P, Fictor dan Moekti Ariebowo. 2009. Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen pendidikan Nasional.
Firmansyah, Rikky, dkk. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas XI SMA/MA
(BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen pendidikan Nasional.
Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Kistinnah, Idun dan Lestari, Endang Sri. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya
SMA/MA untuk Kelas XI (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen pendidikan
Nasional.
Sri Lestari, Endang dan Idun Kistinnah. 2006. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya
untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen pendidikan Nasional.