Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang :
Apresiasi seni rupa adalah kegiatan yang banyak dilakukan di sekitar kita. Kegiatan
tersebut mampu memberikan suatu penghormatan kepada para seniman karena para
pengamat dapat mengamati, merasakan, dan menghormati keberagaman konsep dan
variasi konvensi artistic eksistensi dunia seni rupa.
Namun masih banyak orang yang belum mampu mengapresiasi karya seni rupa dan
menilai karya seni hanyalah suatu karya yang tidak jelas keindahannya. Pada makalah
ini penulis akan memberikan contoh apresiasi karya seni rupa serta penjelasannya
yang nantinya dapat membantu para pembaca agar bisa mengapresiasi suatu karya seni
rupa dengan baik.

1
BAB II

A. Rumusan Masalah :
1. Apa pengertian/yang dimaksud dengan topi caping?
2. Dimana lokasi pembuatannya?
3. Kapan usaha tersebut dimulai?
4. Siapa nama pemiliki usaha tersebut?
5. Kenapa kita perlu mengapresiasi sebuah karya seni?
6. Bagaimana proses pembuatan anyaman topi caping?

B. Tujuan :
1. Untuk mengetahui bagaimana cara mengapresiasi sebuah karya seni
2. Untuk mengetahui proses pembuatan anyaman topi caping.

2
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Topi Caping


Caping adalah topi atau penutup kepala yang terbuat dari silatan/potongan irisan tipis
ruas bambu. Biasanya terbuat dari silatan bambu apus dan bambu jawa yang
mempunya sifat halus, tipis, dan panjang ruasnya teratur, serta ringan. Bentuk caping
melebar dengan lingkaran antara 40-60 cm serta ujungnya ada yang runcing dan
tumpul. Caping biasanya dipakai para petani saat bekerja di sawah. Entah pada saat
mengolah tanah, menebar bibit, menanam, menyiangi, maupun saat panen. Tidak
menutup kemungkinan digunakan juga saat mencari kayu bakar, rumput, atau jamur
dipinggir hutan. Tujuan menggunakan topi caping adalah untuk melindungi kepala
dari teriknya sinar matahari dan serangan atau gangguan hewan liar yang banyak
terdapat di ladang dan hutan. Seperti lebah dan ular, saat mereka merasa terusik
dengan kehadiran petani.

3
B. Langkah Pembuatan Topi Caping
Pembuatan caping memerlukan kesabaran dan ketelitian. Bambu yang digunakan
adalah bambu yang memiliki kualitas baik. Bambu yang digunakan diambil dari
daerah Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Lombok Utara. Berikut adalah
keterangan tentang alat dan bahan yang digunakan untuk membuat topi caping serta
proses pembuatannya.
1. Alat dan Bahan :
 Bambu
 Sabit
 Parang
 Amplas
 Pelitur
 Jarum
 Benang
2. Langkah Kerja :

 Pilih bambu yang bagus: rosnya panjang, belum terlalu tua


dan tidak terlalu muda
 Potong-potong tiap ros bambu itu, biasanya yang paling
pangkal dan paling ujung dibuang
 Bambu dibersihkan dari kulitnya menggunakan sabit/alat
terbuat dari besi, hingga bambu bersih dan berwarna putih.
 Ambil satu ros bambu yang bersih itu, kemudian dibelah
menjadi beberapa bagian, tiap belahan kira kira lebarnya 2,5
cm s.d. 3 cm.
 Belahan-belahan bambu itu masih dibelah tipis-tipis, belahan
tipis itu berbentuk lembaran-lembaran.
 Lenbaran-lembaran tipis itu dibelah-belah menjadi beberapa
lembar lagi, kira-kira lebarnya 0,3 s.d. 0,4 cm.
 Lembaran kecil-kecil itu masih diperhalus, nama khasnya
cara menghaluskan lembaran kecil itu disebut besut bisa juga
ongot. Besut atau ongot ini menggunakan sabit, lembaran
kecil itu digesekkan ke sabit bagian tajam, menggunakan jari
telunjuk kiri untuk menekannya, jari telunjuk kiri biasanya
dialasi kain atau yang lain, supaya tidak terkena sabit.
Tangan kiri bertugas mengapit peganggan sabit sehingga

4
tidak mudah bergerak, sedangkan tangan kanan memegang
lembaran kecil itu untuk diapitkan, setelah terapit, tangan
kanan menarik lembaran itu hingga lembaran menjadi halus.
 Setelah lembaran kecil itu dihaluskan semua, baru proses
penganyaman.
 Penganyaman harus menggunakan langkah dua, dan
dianyam membentuk kerucut. Untuk membuat sebuah
caping membutuhkan anyaman kerucut seperti ini dua buah.
 Berikutnya membuat babonan (alasan yang nantinya
diletakkan di antara dua anyaman kerucut di atas.
 Babonan, dibuat dengan cara ros bambu yang dibelah-belah
3,5 -4 cm, dibelah membentuk lembaran namun lebih tebal
(0,1 cm) dan kaku dibanding yang digunakan untuk
membuat anyaman kerucut di atas.
 Lembaran-lembaran tebal itu kemudian dianyam juga
membentuk kerucut.
 Setelah jadi babonan, kemudian anyaman kerucut itu
ditumpuk menjadi satu, dengan urutan: paling luar yang
anyaman kerucut tipis, tengah babonan, dan bawahnya
babonan anyaman kerucut lagi, jadi perlu dua anyaman
kerucut dan satu babonan untuk membuat sebuah caping.
 Setelah disatukan dengan rapat, pinggirnya dipotong hingga
kerucut itu pinggirnya membentuk lingkaran, perlu
menggunakan jangka.
 Setelah itu pinggir kerucut itu perlu diapit dengan yang
namanya gapit agar tidak renggang.
 Gapit dibuat dari belahan bambu yang berbentuk
lingkaran/elips juga bisa. Lingkaran/elips itu dibelah menjadi
dua bagian. kedua bagian itulah yang digunakan untuk
mengapit pinggir kerucut.
 Agar apitan kuat, perlu yang namannya dijejet. Njejet
menggunakan alat jarum dan benang. Benang dililitkan ke
lingkaran yang sudah mengapit, menggunakan jarum untuk
menjahitkan ke kerucut.
 Jarak antara lilitan yang satu dengam yamg lain kira-kira 0,2
cm-0,3 cm, serapi mungkin.
 Setelah lingkaran itu terlilit semua, jadilah caping yang awal.

5
 Untuk membaut caping yang bagus lagi, capig awal itu perlu
diasapi hingga berwarna kekuningan, ingat asap saja, bukan
api. Bisa juga lapisan luar caping di pelitur biar kelihatan
mengkilat.

6
C. Mengenai Tempat Usaha Kerajinan
Saya berhasil mencari toko yang membuat kerajinan dari bambu dan rotan dan
mewancarai pemilik toko tersebut. Nama toko tersebut adalah “UD. Bambu Kuning
dan Rotan” yang didirikan oleh Ibu Hj. Miskiyah. Usaha tersebut didirikan pada tahun
1988. Lokasinya terdapat di Jl. Raya Gunung Sari, Gunung Sari, Lombok Barat.
Banyak kerajinan yang terbuat dari bambu dan rotan yang dibuat oleh para pegawai
toko tersebut, salah satu kerajinan dari bambu yang dibuat adalah topi caping.

7
D. Pengertian dan Tujuan Apresiasi Seni Rupa
Apresiasi seni rupa adalah aktivitas mengindra karya seni rupa, merasakan,
menikmati, menghayati, dan membandingkan suatu karya seni untuk dinilai atau
dinikmati dari segi keindahannya. Menurut Bren G. Wilson dalam bukunya yang
berjudul Evaluation of Learning in Art Education, apresiasi sendiri memiliki 3 konteks
utama, yaitu feeling (perasaan) yang berkaitan dengan perasaan mengenai suatu
keindahan, valuing (penilaian) yang berkaitan dengan penilaian suatu karya seni, dan
emphatizing (empati) yang berkaitan dengan pengormatan atau penghargaian terhadap
dunia seni dan profesi seperti pelukis.

Tujuan seseorang melakukan apresiasi seni rupa adalah untuk menjadikan masyarakat
agar tahu apa, bagaimana, dan alasan dari karya seni tersebut diciptakan. Maka, dapat
disimpulkan bahwa agar masyarakat dapat menanggapi, menghayati, dan menilai
suatu karya. Tujuan lain dari apresiasi seni rupa adalah untuk mengembangkan nilai
estetika dari suatu karya seni, serta mengembangkan kreasi dan untuk suatu
penyempurnaan hidup.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan :
Dengan mengamati dan menilai karya seni tirai Topi Caping dari bambu dan rotan
tersebut, maka dengan demikian kita telah mengapresiasi suatu karya seni rupa.
Dengan demikian, kita dapat merasakan, menikmati, mengahayati, dan menghargai
nilai-nilai keindahan dalam karya seni serta menghormati keberagaman konsep dan
variasi konsep artistik yang telah dituangkan dalam suatu karya seni rupa yang dalam
hal ini adalah karya seni Topi Caping dari bambu dan rotan. Itulah yang dimaksud
mengapresiasi karya seni yang baik.

B. Saran :
Setelah membaca makalah tersebut diharapkan bagi para pembaca dapat mengetahui
makna apresiasi seni rupa dan mampu mengapresiasi karya seni tersebut dengan baik.

Saya sebagai penulis, menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata
kesempurnaa. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pemikiran dan sumber yang
diperoleh penulis. Oleh karena itu, saran dan kritikan dari para pembaca sangat
membantu dalam penyempurnaan karya tulis ini.

C. Lampiran :

9
DAFTAR PURTAKA
 https://lasidin.blogspot.com/2018/08/cara-membuat-tirai-bambu.html?m=1
 https://www.dekoruma.com/artikel/89984/inspirasi-model-tirai-bambu
 http://hebinooto.blogspot.com/2011/11/pengertian-apresiasi-karya-seni-
rupa.html?m=1
 https://ilmuseni-com.cdn.ampproject.org/v/s/ilmuseni.com/seni-rupa/apresiasi-seni-
rupa/amp?usqp=mq331AQOKAGYAZOLhr7houWf9wE%3D&amp_js_v=a2&amp_
gsa=1#referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fi
lmuseni.com%2Fseni-rupa%2Fapresiasi-seni-rupa
 https://saptianto.blogspot.com/2014/10/cara-membuat-topi-caping-dari-bambu.html
 https://www.kompasiana.com/aremangadas/5ad18b87dd0fa80b22240333/caping-topi-
petani-tradisional-dari-bambu?page=all

10

Anda mungkin juga menyukai