Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pada dasarnya bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman kerajaan
Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa penghubung antar suku di nusantara dan
sebagai bahasa yang di gunakan dalam perdagangan antara pedagang dari dalam nusantara
dan dari luar nusantara. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan
bahasa persatuan bangsa Indonesia.Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah
proklamasi Kemerdekaan Indonesia, teptnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai
berlakunya konstitusi.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Sejarah perkembangan Bahasa Indonesia?
2. Bagaimana Kedudukan Bahasa Indonesia?

C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka dapat disimpulkan tujuan dari pembuatan
makalah ini agar pembaca dapat mengetahui sejarah perkembangan Bahasa Indonesia
serta kedudukan Bahaasa Indonesia

D. Metode
Metode yang dalam pembuatan makalah ini yaitu dengan cara meringkas dari beberapa
sumber buku

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah bahasa indonesia sebelum dan sesudah kemerdekaan


Masuknya bangsa asing seperti Portugis, Inggris dan Belanda berdampak pada
perkembangan bahasa melayu. Banyak peneliti asing yang memfokuskan penelitiannya
pada bahasa melayu. Seorang musafir portugis, Pigafetta, menulis kamus “Vocabuli de
questi populi mari” yang mencatat 426 istilah melayu. Sedangkan Tome Pires menulis
buku “Suma Oriental” yang menyebut pulau sumatra, nusa tenggara, dan maluku.
Sementara itu, Danckaertes meneliti bahasa melayu di ambon.
Belanda yang paling lama bercokol di nusantara banyak memengaruhi perkembangan
bahasa melayu. Peneliti belanda, van lischoten, menulis bahwa bahasa melayu telah
menjadi bahasa pergaulayn yang sopan dan beradap. Pada tahun 1849 gubernur jendral
Rochusen mengatakan bahwa bahasa melayu telah menjadi lingua franca di hindia
belanda yang digunakan sebagai bahasa komunikasi antar suku bangsa. Kondisi itulah
yang melatar belakang Rochusen membuat kebijakan agar bahasa melayu dijadikan
bahasa pengantar disekolah – sekolah bumu putera. Di kalangan bangsa barat, bahasa
melayu di sebut Maleish.
Perkembangan bahasa melayu pada masa penjajahan belanda semakin pesat setelah
masuknya industri percetakan. Dipusat – pusat kota seperti batavia, Bandung, Semarang,
Surabaya, Medan, Surakarta, Menado, dan Yogyakarta bermunculan surat kabar
berbahasa melayu. Lembaga pendidikan seperti HIS, MULO,AMS, OSVIA, STOVIA,
dan NIAS yang menggunakan bahasa melayu sebagai bahasa pengantar atau sebagai
mata pelajaran juga berdiri di berbagai kota. Inilah yang mendirong berkembangnya
bahasa melayu menjadi bahasa pendidikan.
Pada tahun 1899 Van Deventer menulis artikel berjudul “Een Eereschuld” di majalah
Gids yang menyatakan bahwa belanda berutang budi pada Bangsa indonesia.Usulnya
yang terjadi atasedukasi, emograsi,dan irigasi kemudian dikenal dengan trias Van
Deventer pemikiran inilah yang mendasari dicetuskannya politik etis oleh ratu
Wilhelmina tahun 1901. Pemerintah Belanda kemudian mengeluarkan keputusan No.12
tanggal 14 September 1908 tentang pembentukan commissie voor de inlandsch school
2
en volkslectuur. Komisi ini diketuai GAJ. Hazeu dengan 6 anggota. Penerbitan berbagai
buku cerita, dongeng, dan karya sastra lainnya oleh komisi bacaan rakyat dimulai tahin
1910. Pada tahun 1917 komisi bacaan rakyat berubah namanya menjadi Balai Pustaka.
Bacaan yang harus diterbitkan harus lolos sensor cukup ketak. Sensor ini didasarkan
notarintes yang intinya melarang karya sastra yang bermuatan posotif, anti
pemerintah,dan menyinggung adat atau melanggar susila. Perkembangan bahasa melayu
semakain meningkat saat muncul organisasi pergerakan nasional. Setiap organisasi
pergerakan mempunyai media yang menjadi corong pergerakan. Ide – ide tentang
pergrakan di sampaikan pada tokoh dalam bahasa melayu sehingga mudah di pahami
oleh rakyat. Bahasa melayu kemudian ditransformasikan menjadi bahasa persatuan
dalam kongres pemuda tanggal 28 oktober 1928.
Bahas yang diangakat sebagai bahasa persatuan adalah bahasa melayu. Mengapa bahasa
melayu yang ditetapkan sebagai bahasa persatuan dengan nama bahasa indonesia
?menurut Anton M. Moeliono, pada tahun 1928 jumlah penutur bahasa melayu hanya
4,9%, sedangkan penutur bahasa jawa 47%, bahasa sunda 14,5%, dari sekitar 60 juta
penduduk indonesia. Salah satu alasannya adalah bahasa melayu telah menempati posisi
sebagai lingua franca di kepulauan nusantara. Dengan demikian, rakyat mampuh dengan
mudah mengikuti perkembangan perjuangan bangsa melalui beragam media berbahasa
indonesia.
Bahasa indonesia menjadi media komonikasi yang sangat penting selama masa
perjuangan bangsa. Pada tahun 1930-an terjadi polemik tentang keindonesiaan. Bermula
tulisan Sutan Takdir Alisjahbana “menuju masyarakat dan kebudayaan baru” di majalah
pujangga baru tahun 1935. STA menulis bahwa keindonesiaan adalah ciptaan baru abad
XX, suatu tanda kebangkitan kembali atau renaissans rakyat indonesia dalam persatuan
yang dinamis. Tulisan itu mendapat tanggapan luas antara tahun 1935-1938 di kenal
dengan polemik kebudayaan.
Elemen pujangga baru memelopori dilaksanakannya kongres bahasa indonesia 1 tahun
1938 di solo. Kongres itu menghasilkan beberapa keputusan : pertama, mendirikan
sebuah lembaga atau fakultas untuk mempelajari bahasa indonesia; kedua, membuat tata
bahasa baru yang sesuai dengan perubahan - perubahan yang terjadi dalam struktur
bahasa; ketiga, bahasa indonesia hendaknya di pakai sebagai bahasa hukum dan alat
bertukar pikiran dalam Volksraad.
3
Perkembangan bahasa indonesia sempat mendapatkan mumentumnya ketika jepang
menjajah indonesia. Bahasa belanda di larang penggunaannya dan diganti dengan bahasa
indonesia. Saat di lantik sebagai ketua PUTERA, Ir. Soekarno mengucapkan pidato
dalam bahasa indonesia. Pemerintah jepng kemudian mendirikan komisi bahasa
indonesia dibawah kontrol pengajaran pada tanggal 20 oktober 1943. Komisi ini terdiri
atas para tokoh pergerakan dan sastrawan seperti Ir.Soekarno, Dr.Muh. Hatta, H. Agus
Salim, dan Ki Hajar Dwantara komisi ini mencatat 7.000 istilah umum, teknologi bahasa
indonesia, tata bahasa normatif, dan kata – kata umum. Nama – nama kota yang berbau
Belanda pun diganti, Batavia menjadi jakarta, Buitenzorg menjadi bogor, dan Mr.
Cornelis menjadi jati negara. Bahasa Indonesia menjadi media komunikasi saat para
pemimpin menggagas dan memperdebatkan dasar – dasar negara konstitusi dan untuk
negara yang akan didirikan. Para pemimpin kemudian menempatkan bahasa indonesia
sebagai bahasa negara pada pasal 36 UUD 1945 (sebelum di amandemen). Dengan
demikian, bahasa melayu telah ditranformasikan dari bahasa persatuan sebagai mana isi
sumpah pemuda menjadi bahasa negara sesuai isi UUD 1945.
Salah satu tukokoh yang menyampaikan gagasannya tentang dasar negara adalah Ir.
Soekarno.(pidato “lahirnya pancasila” bisa dibaca di bagian belakang) bahasa indonesia
pun menjadi media untuk mengekpresikan kemerdekaan pada tanggal 17 agustus 1945.

Bahasa indonesia dalam perkembangannya dewasa ini telah berubah arah. Sampai
dengan tahun 60-an bahasa indonesia berkembang dengan menafaatkan sumber bahasa
melayu riau. Hal ini merupakan akibat daei kenyataan bahwa para pembina yang aktif
adalah para penulis dan redaktur balai pustaka yang merupakan penutur bahasa melayu
di sumatra, khususnya di Minangkabau. Perubahan arah itu berhubungan dengan
perubahan orientasi sumber pengembangannya karena peranan di bahasa daerah lain di
Indonesia khususnya bahasa Jawa dan Bahasa Sunda ikut berpengaruh dalam
menentukan ciri pengembangan bahasa Indonesia. Lagi pula bahasa Indonesia sudah
menyebar kesemuah provinse sebagai bahasa kedua atau ketiga di samping bahasa –
bahasa daerah.

Bahasa Indonesia yang kita kenal sekarang berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia
berkembang dan dikembangkan dengan modal utamanya adalah bahasa melayu yang penuntur

4
aslinya berada di tanah Melayu, yakni sebagian besar daratan pulau Sumatera dan daratan
Malaysia sekarang. Maksud konsep berkembang adalah bahwa bahasa melayu digunakan oleh
penuturannya secara alamiah, berkembang ke arah yang lebih modern sesuai dengan tuntutan
zaman penuturnya. Maksud konsep dikembangkan adalah bahwa bahasa melayu dikembangkan
secara terencana yang biasanya dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi, baik sebelum
kemerdekaan maupun hingga sekarang.

Pertumbuhan bahasa melayu yang diyakini banyak orang telah menjadi bahasa Indonesia di
wilayah penutur kepulauan Nusantara dapat dikemukkan dengan rumusan matematika, yaitu BM
+ bd +ba. Artinya, model utama bahasa Indonesia sekarang adalah bahasa Melayu (grafem BM
capital), kemudian bahasa Melayu yang dipakai pada masa sebelum kemerdekaan di sebagian
besarnya wilayah Nusantara juga telah diperkaya oleh bahasa daerah dan bahasa asing. Dengan
demikian, bahasa Indonesia sekarang adalah bahasa yang berkembang atau berasal dari bahasa
Melayu. Dalam hal ini bahasa Melayu adalah dasar pembentukan bahasa Indonesia sekarang
tidak sama dengan bahasa melayu yang ada sekarang yang masih digunakan oleh penutur bahasa
Melayu Medan, Riau, Jambi, Palembang, Malaysia, dan Brunai.

Perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia seperti sekarang diperkaya


oleh berbagai bahasa daerah dan bahasa asing. Pemerkayaan bahasa Indonesia tersebut
terutama dalam hal pemerkayaan kosakata. Pemerkayaan kosakata bahasa Indonesia oleh
kosakata bahasa daerah dan bahasa asing, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Bahasa Indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa Sansekerta, seperti negara, agama,
neraka, sorga, raja, bangsa. Singgasana, sengsara, dewa, pujangga, duka, bahasa putra,
saudara, dan anugerah.
b. Bahasa Indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa Jawa, seperti tempe, rampung,
mepet, lugu, dan lestari.
c. Bahasa Indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa Sunda, seperti oncom dan nyahok.
d. Bahasa Indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa Banjar, seperti gambut
e. Bahasa Indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa (daerah) Papua, seperti koteka
f. Bahasa Indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa Batak, seperti horas
g. Bahasa Indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa Minangkabau, seperti imbua,
rendang, kumuh dn datuk.

5
h. Bahasa Indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa Palembang, seperti mpek-mpek dan
mantam.
i. Bahasa Indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa Arab, seperti shalat, imama,
makmum, akhlak, akhir, akhirat, arwah, ilmu, infak, khilaf, khutbah, kitab, kabar, dan
makmur.
j. Bahasa Indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa Belanda, seperti asisten, advokad,
arsip, gubernur, abonemem, residen, provinsi, kondektur, masinis, amtemar, sepur,
tromol, kopling, klakson, dan balkon.
k. Bahasa Indonesia di perkaya oleh kosakata bahasa Inggris, seperti analisis, sintesis,
hipotesis, struktur, insruktur, formal, aktual, tim, pensil, standar, manajemen, abstrak,
dan akselerasi.
l. Bahasa Indonesia di perkaya oleh kosakata bahasa Portugis, seperti sepatu, celana,
lentera, dan jendela.
m. Bahasa Indonesia di perkaya oleh kosakata bahasa Tamil, seperti slogan, materai, dan
pualam.
n. Bahasa Indonesia di perkaya oleh kosakata bahasa Prancis, seperti salut, dan trotoar.
o. Bahasa Indonesia di perkaya oleh kosakata bahasa Parsai, seperti peduli dan kenduri
p. Bahasa Indonesia di perkaya oleh kosakata bahasa Cina, seperti bakwan, bakso,
bakmi, tauco, dan tauge

B. Peresmian nama Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Rwpublik Indonesia dan bahasa persatuan
bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Preolamasi
Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai
berlakunya konstitusi. Dari sudut pandang linguistic, bahasa Indonesia adalah satu
diantara dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa
Melayu – Riau dari abad ke-19. Dalam perkembangannya bahasa Indonesia mengalami
perubahan akibat penggunaannya sebagai bahasa kerja dilingkungan administrasi
colonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Oenanaman “Bahasa
Indonesia” diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 oktober 1928, untuk
menghindari kesan “Imperealisme Bahasa” apabila nama bahasa Melayu tetap
digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya bahasa Indonesia saat ini dari varian
6
bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun di Simenanjung Melaya. Hingga saat
ini, bahasa Indonesia merupakanbahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata –
kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa
asing. Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, bahasa
Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga
Indonesia menggunakan salah satu dari 748 yang ada diindonesia sebagai bahasa
ibu.penutur bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari - hari (kolokial)
atau mencampuradukkan dengan bahasa dialek melayulainnya atau bahasa ibunya.
Meskipun demikian bahasa Indonesia digunakan sangat luas diperguruan – perguruan.
Di media massa, sastra, perangkat lunak, surat menyurat resmi, dan berbagai forum
public lainnya sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia

7
C. Kedudukan bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia mempunyai sejarah yang panjang. Perannya bagi kehidupan
bangsapun telah dibuktikan sejak Zaman Kerajaan. Dari perjalanan sejarah bangsa
Indonesia, Bisa diketahui bahwa bahasa indonesia mempunyai kedudukan sebagai
bahasa nasional dan bahasa negara.
1. Bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
Kedudukan bahasa indonesia sebahgai bahasa nasional ditetapkan sejak diakuinya
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dalam kongres pemuda tanggal 28
oktober 1928. Para pemuda dari beragam suku bangsa dan budaya secara sadar
menaggalkan bahasa daerahnya dan mengakui bahasa melayu sebagai bahasa
persatuan dengan nama bahasa indonesia. Ini merupakan kesadaran berbangsa yang
patut diteladani karena mereka mau menghilangkan sekat – sekat etnis.
Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa indonesia mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. Lambang identitas nasional
b. Lambang kebanggaan nasional
c. Alat pemersatu bangsa
d. Alat komunikasi antar suku bangsa
e. Alat komunikasi antar daerah
2. Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara
Sejak proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945 bahasa indonesia mempunyai
kedudukan sebagai bahasa negara. Secara Yuridis formal hal itu sesuai dengan XV
pasal 36 UUD 1945 (sebelum diamandemen) setelah diamandemen kedudukannya
sebagai bahasa negara, bahasa indonesia mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Bahasa resmi kenegaraan
b. Bahasa pengantar didunia pendidikan
c. Bahasa resmi tingkat nasional dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan dan pemerintahan.
d. Bahasa resmi dalam pemgembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan
teknologi

8
BAB III

PENUTUP

Simpulan

Sesuai dengan pembahasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa ejaraha


perkembangan bahasa Indonesia serta kedudukannya sebagai berikut : Pada dasarnya
bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman kerajaan Sriwijaya, bahasa
Melayu dipakai sebagai bahasa penghubung antar suku di nusantara dan sebagai bahasa
yang di gunakan dalam perdagangan antara pedagang dari dalam nusantara dan dari luar
nusantara. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa
persatuan bangsa Indonesia. Bahasa indonesia menjadi media komonikasi yang sangat
penting selama masa perjuangan bangsa. Pada tahun 1930-an terjadi polemik tentang
keindonesiaan. Bermula tulisan Sutan Takdir Alisjahbana “menuju masyarakat dan
kebudayaan baru” di majalah pujangga baru tahun 1935. STA menulis bahwa
keindonesiaan adalah ciptaan baru abad XX, suatu tanda kebangkitan kembali atau
renaissans rakyat indonesia dalam persatuan yang dinamis. Tulisan itu mendapat
tanggapan luas antara tahun 1935-1938 di kenal dengan polemik kebudayaan.

9
DAFTAR RUJUKAN
Buku Bahasa Indonesia untuk penulisan karya ilmiah, oleh Dr.Hj.Esti Ismawati,M.Pd.
Buku Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah,oleh E.K.M.Masinambow dan Paul
Haenen, Jakarta 2002
Buku Bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi,oleh Rini Damayanti,S.Pd, M.Hum dan
Tri Indrayanti S.Pd, M.Pd

10

Anda mungkin juga menyukai