Chapter 7
a. Abstrak memainkan peranan yang sangat penting dalam tesis. Abstrak merupakan bagian
pertama yang dibaca oleh penguji (Pearce, 2005; Paltridge & Stairfield, 2007:155) dan
merupakan elemen yang sangat penting peranannya dalam mendorong pembaca untuk membaca
lebih jauh isi tesis atau karya tulis ilmiah lain. Fungsi abstrak adalah memberikan ringkasan isi
dari dokumen (dalam hal ini tesis) yang akan dibaca oleh pembaca (Thomas, 2000). Sejalan
dengan Hyland, Evans dan Gruba (2002) juga menegaskan bahwa abstrak harus
- Apa kesimpulan yang bisa ditarik dari penelitian itu (Evans & Gruba, 2002:128, lihat
juga Sternberg, 1988 untuk penjelasan yang sama mengenai apa saja yang harus
Berkaitan dengan ciri linguistik dari abstrak dalam bahasa Inggris khususnya, berdasarkan
pengamatan penulis dalam membimbing atau menguji tesis, banyak mahasiswa yang mengalami
kesulitan menggunakan tense dalam abstrak. Sebagian ada yang menggunakan past tense,
sebagian simple present. Berkenaan dengan hal ini, Cooley dan Lewkowicz (2003, lihat juga
Paltridge & Stairfield, 2007) mengatakan bahwa ada dua cara mahasiswa bisa memandang
abstrak dalam tesisnya: sebagai ringkasan dari tesis atau disertasinya, atau sebagai ringkasan dari
penelitian yang telah dilakukan. Kalau abstrak dipandang sebagai ringkasan dari tesis atau
disertasinya, maka abstrak menggunakan present tense. Contoh:
Kalau abstrak dipandang sebagai ringkasan dari penelitian yang telah dilakukannya, maka simple
Present perfect tense digunakan untuk memperlihatkan hubungan antara penelitian sekarang
Dalam menulis ucapan terima kasih ada hal yang tricky. Ucapan terima kasih ini bersifat
pribadi,
dan kadang-kadang ada orang yang ingin menulis ucapan terima kasih sebanyak banyaknya dan
disertasi (Prof. Frances Christie) menyarankan bahwa ucapan terima kasih dalam tesis atau
disertasi hendaknya cukup satu halaman saja. Sebut saja orang-orang yang paling berperan
dalam proses penyelesaian tesis atau disertasinya, tidak perlu semua orang disebut. Hal ini
sejalan dengan apa yang disarankan oleh Glatthorn dan Joyner (2005:162) bahwa ucapan terima
kasih harus ditulis secara singkat, dan jangan terlalu effusive (mengungkapkan rasa terima kasih
dengan cara yang terlalu menyolok). Berikut adalah contoh ucapan terima kasih yang ditulis oleh
penulis dalam disertasi, dan dalam
ucapan terima kasih itu, bisa dilihat bahwa penulis menyebut dosen pembimbing sebagai orang
yang dianggap berkontribusi paling banyak dalam penyelesaian tesis dan disertasinya.
ACKNOWLEDGEMENTS
Many people have helped me throughout this study. My first and foremost thanks go to my
supervisors, Prof Frances Christie and Dr. Kristina Love. Prof. Frances Christie has been a
constant source of knowledge, strong encouragement and sustained critical support for the whole
course of the study. Dr. Kristina Love has been the main supervisor and also a constant source of
knowledge, strong encouragement as well as critical support after Prof. Frances Christie‟s
resignation from the University of Melbourne. Without Dr. Kristina‟s guidance and supervision,
I can hardly imagine the completion of the research project. It has indeed been a great privilege
and joy to work under the guidance and scaffolding of both the supervisors, which made every
step on the road to the completion of the research project as easy as possible.
My special thanks are also due to the students, who have given me an opportunity to learn
together. Some colleagues in the research site also deserve a special mention, especially Pak
Bukhori and Ibu Safrina, for help so generously given to me and Dr. Bachrudin Musthafa, who
acted as an external supervisor under the University of Melbourne Post Graduate Overseas
Research Experience Scheme (PORES) grant, for his guidance during the data collections.
I also thank many lecturers and students in the Department of Language, Literacy and Arts
Education, the University of Melbourne, for their share and support as well as feedback to my
study in various department presentations.
My heartfelt thanks go to my parents, sisters, in laws who in different, but equal ways, have
contributed to my study immeasurably, for their sincere love and prayers
seperti dikatakan oleh Paltridge dan Stairfield (2007:80) merupakan bagian akhir yang
ditulis oleh mahasiswa ketika menulis tesis atau disertasinya, tetapi table of contents merupakan
salah satu bagian pertama yang dilihat oleh penguji dan pembaca lainnya.
daftar isi sebenarnya bisa dibuat sejalan dengan penulisan tesis, dengan cara memformat setiap
bab yang ditulis. Pelabelan untuk setiap bab dan sub-bab sebaiknya konsisten. Di program
Microsoft Word ada kolom yang berisi heading 1 sampai tak terhingga tergantung kita mau
berapa level. Kalau kita konsisten dalam penulisan, misalnya, setiap judul bab diberi heading1,
sub-heading 1.1, heading 2, sub-heading 1.1.1 heading 3 dan seterusnya, maka di akhir
Insert -------------- Reference --------------Index and Tables --------- Table of Content (lihat
Berikut adalah
contoh bagian dari Table of Contents dari disertasi yang dibuat oleh penulis (Emilia, 2005) dan
diformat.
Dari daftar isi di atas bisa dilihat bahwa judul Table of Contents biasanya dalam huruf kapital,
bisa ditulis di pinggir atau di tengah. Setelah itu ke bawah sedikit, di margin kanan muncul Page,
atau “Halaman” kemudian ke bawah lagi, di margin kiri muncul Abstract, Acknowledgement
dan
seterusnya. Judul bab biasanya ditulis dengan huruf kapital (huruf awal dari nama bab, nama
tabel, atau gambar ditulis dalam huruf kapital juga ketika nama itu disebut di dalam tesis atau
disertasi, misalnya, … in Chapter 3 (Bab 3)… as can be seen in Table 3 (seperti dapat dilihat di
Bab 3, dan sebagainya). Namun demikian, judul sub-bab biasanya ditulis dengan huruf kecil,
dan hanya huruf awalnya saja dari setiap Content Words atau “Key Words” (Anderson & Poole,
2001:91) yang ditulis huruf besar. Atau, kalau mengikuti petunjuk APA, maka judul sub-bab
ditulis huruf kecil, kecuali huruf pertama dalam kata pertama dari judul itu yang ditulis dengan
huruf kapital. Sub-bab biasanya ditulis menjorok. Judul bab dan sub-bab tidak memakai tanda
baca.
Bab ini akan membahas satu asumsi yang sering muncul di kalangan mahasiswa maupun
dosen pembimbing mengenai kapan sebaiknya menulis pendahuluan. Akan diperlihatkan dalam
bab ini bahwa walaupun mungkin benar bahwa sebelum penelitian dan analisis data selesai, dan
penulisan tesis atau disertasi secara keseluruhan selesai, maka pendahuluan belum bisa ditulis.
Namun demikian, alangkah baiknya kalau menulis pendahuluan dilakukan di awal, sebelum bab-
bab lainnya. Kalau ada perubahan nanti, sesuai dengan apa yang ditulis dalam bab-bab
selanjutnya dari tesis.
Fungsi pendahuluan
atau “the window to the thesis” (Clare & Hamilton, 2003:25) dan merupakan kesempatan
pertama bagi penulis untuk membimbing pembaca, memberikan ide yang jelas dari apa yang
yang akan dilakukan, apa pertanyaan penelitian atau hipotesisnya dan dimana penelitian itu
1. Penelitian apa (yang telah dilakukan sebelumnya) yang telah menggiring pada penelitian
kita?
2. Kontribusi apa yang diberikan penelitian kita kepada penelitian yang telah ada?
3. Mengapa kontribusi yang diberikan oleh penelitian kita penting atau menarik?
Selain itu, menurut Glatthorn dan Joyner (2005:165) beberapa faktor latar belakang khusus
Latar belakang sosial: Perkembangan dan perubahan dalam masyarakat yang membuat
Latar belakang intelektual: Gerakan intelektual dan filosofis utama yang terjadi pada
Latar belakang profesional: Perkembangan dalam bidang kita yang membuat persoalan
Latar belakang penelitian: Metode baru yang tampaknya perlu dipakai atau teori baru
yang tampaknya perlu diuji, atau adanya gap atau kekosongan dalam pengetahuan yang
ada.
Tujuan utama dari bab pendahuluan, menurut Swales dan Feak (1994)
Elemen (Move) dalam Bab Pendahuluan (dikutip dari Paltridge & Stairfield, 2007:83)
a. Dengan memperlihatkan bahwa bidang penelitian secara umum penting dan sentral,
problematik, menarik atau relevan dalam satu atau lain hal (opsional)
b. Dengan memberikan informasi yang menjadi latar belakang tentang topik penelitian (bersifat
pilihan) c. Dengan memperkenalkan dan menelaah hasil karya penelitian sebelumnya dalam
bidang yang dikaji (wajib). d. Dengan mendefinisikan istilah.
a. Dengan menyatakan tujuan penelitian atau hakekat penelitian yang dilakukan atau pertanyaan
penelitan/hipotesa (wajib).
c. Dengan menjelaskan struktur tesis dan memberikan sinopsis mini atau previu dari bab-bab
selanjutnya (wajib).
Chapter 10
Ada dua hal yang akan dibahas dalam bab ini, yakni fungsi bab metodologi penelitian,
serta
bagian atau elemen–elemen yang biasanya dibahas dalam bab metode penelitian. Pembahasan
Bab metodologi merupakan bagian sentral untuk mendemonstrasikan validitas penelitian yang
dijustifikasi dengan sumber data sekunder mengenai penelitian yang dipakai dalam penelitian
lain sebelumnya (Thody, 2006:90). Bab metode penelitian ditulis untuk membanguan kredibilitas
mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitiannya. Bagian metodologi penelitian
mendeskripsikan secara rinci metodologi, materi dan prosedur penelitian atau mendeskripsikan
“how the inquiry will be (was) approached” (Moriarti, 1997:86; Hamilton & Clare, 2003a:12;
Kilbourn, 2006). Metode penelitian pada dasarnya bisa dikategorikan dalam dua kelompok besar,
yakni kualitatif
dan kuantitatif (Roberts, 2000; Thomas & Brubaker, 2000; Evans & Gruba, 2002; Hamilton &
Clare, 2003a,b,c). Dalam bab metodologi penulis biasanya diharuskan untuk membuat justifikasi
mengenai apa yang dilakukannya atau metodologi serta prosedur penelitian yang dipakainya.
Paparan mengenai metodologi, menurut Thody (2006:90), sebaiknya mencakup dua hal:
Data primer, yakni catatan atau rekaman dari metodologi yang dipakai dalam penelitian;
Data sekunder dari sumber lain, berkaitan dengan metodologi, yang menjustifikasi apa
yang dilakukan dalam penelitian yang dilaporkan dan memberikan perbandingan dengan
Ada beberapa hal yang harus dibahas dalam bagian ini, dan menurut Hamilton dan Clare
(2003a:12, lihat juga Oliver, 2004) beberapa hal itu, di antaranya adalah:
1. Desain penelitian, misalnya rencana untuk melakukan penelitian dan melakukan penelitian
termasuk tahap-tahap yang dilakukan untuk memperlihatkan kerja keras. Ini didefinisikan
2. Siapa yang menjadi partisipan, dan bagaimana mereka dipilih. Kalau di negara yang
memerlukan ethics approval, bagian ini harus menyebutkan bagaimana ethics approval
diperoleh.
4. Bagaimana data diproses, dianalisis dan diusun. Bagian ini, menurut Oliver (2004) sebaiknya
Petunjuk umum untuk menuliskan metodologi, menurut Hamilton dan Clare (2003a:13)
adalah bahwa proses pelakasanaan penelitian diterangkan dan dijustifikasi dengan cara yang
akurat dan
pendekatan penelitian diterangkan. Dengan memberikan gambaran mengenai pelaksanaan
penelitian, tambah Hamilton dan Clare, maka penulis akan memungkinkan pembaca untuk
Berikut adalah beberapa hal yang perlu dijelaskan dalam bab metode penelitian, berdasarkan
penjelasan dari Swetnam (2000); Hamilton dan Clare (2003a); Calabrese (2006) dan Murray
(2002). Beberapa hal yang harus dipaparkan itu adalah sebagai berikut:
Ex.hal 234-235
4. Analisis data
Ada beberapa hal yang perlu dijelaskan secara rinci dalam bab metodologi penelitian, terutama
berkaitan dengan metode atau desain penelitian, tempat dan partisipan penelitian, teknik
Setelah memaparkan pengumpulan data, maka tahap selanjutnya dari proses menulis tesis atau
disertasi adalah memaparkan dan membahas data, yang posisinya dalam tesis atau disertasi
biasanya berada di Bab Empat. Untuk itu, Bab Sebelas dari buku ini akan membahas bagaimana
data yang telah diperoleh dipaparkan dan dianalisis dalam tesis atau disertasi, yang biasanya
disimpan dalam Bab Empat.
Bab ini akan membahas salah satu bab dalam tesis atau disertasi yang paling penting dan
juga paling sulit, yakni menulis bab yang mempresentasikan dan menganalisis data. Akan
diperlihatkan dalam bab ini bahwa ada dua pendapat mengenai cara memaparkan data dan
pembahasan data. Beberapa pakar penulisan tesis dan disertasi menyarankan data dan interpretasi
atau analisis data dipisahkan. Tetapi ada juga yang menyatukan bab data dan presentasi data
seperti yang umum dipakai dalam bidang politik, hukum, pendidikan, dan sosiologi (lihat
pembahasan dalam Sternberg, 1988; Rudestam & Newton, 1992; Swales & Feak, 1994;2004;
Tujuan dan fungsi dari bagian presentasi data adalah memaparkan data atau temuan sejelas
mungkin dan dengan demikian, penulis sebaiknya merencanakan terlebih dahulu apa saja yang
akan dipaparkan dalam bagian ini (Rudestam & Newton, 1992:79). Data mengacu pada apa
yang terjadi sebagai konsekuensi dari apa yang dilakukan atau prosedur penelitian yang dipakai.
Pembahasan atau discussion mengacu pada interpretasi atau signifikansi dari hasil penelitian.
Data menggambarkan apa yang terjadi, discussion atau pembahasan menerangkan apa arti data
yang diperoleh.
Kalau menggunakan grafik, tabel atau chart atau gambar, menurut Moriarti (1997:88) dalam
melaporkan percobaan sains, yang juga relevan dengan laporan penelitian dalam bidang sosial,
ada beberapa hal yang perlu.
diperhatikan:
1. Grafik, tabel dan gambar itu harus disebutkan dulu dalam teks laporan sebelum grafik atau
tabel itu muncul;
Ada dua cara umum yang bisa dipakai dalam mengorganisasikan data, yakni berdasarkan cara
pengumpulan data atau berdasarkan pertanyaan penelitian (Rudestam & Newton, 1992; Thomas,
2000; Paltridge & Stairfield, 2007). Berdasarkan pengalaman penulis, dan berdasarkan hasil
temuan penelitian yang sedang dilakukan penulis dalam menganalisis tesis, penulis berkeyakian
bahwa memaparkan data berdasarkan metode pengumpulan data mungkin lebih baik. Hasil
analisis tesis mahasiswa menunjukkan bahwa mahasiswa yang memaparkan data berdasarkan
pertanyaan penelitian, cenderung tidak berusaha untuk menjawab pertanyaan penelitian ini
dengan data yang didapat dari semua teknik pengumpulan data yang dipakai.
Pemaparan data kuantitatif Bagian pemaparan data biasanya memaparkan hasil multiple anayisis
dari data. Masing-masing analisis bisa dipecah menjadi beberapa pernyataan yang menerangkan
temuan utama penelitian, yang sebagiannya mungkin dipaparkan dalam bentuk tabel atau grafik.
Ada empat pernyataan yang biasanya dibuat dalam menganalisis data kuantitatif.
Bagian pemaparan data sebaiknya membahas bagaimana peneliti menganalisis data yang
dikumpulkan dalam penelitian, temuan utama yang dihasilkan dari analisis data dan apakah
temuan mendukung pertanyaan penelitian yang diajukan (Burton, 2002:71). Dalam memaparkan
data, menurut Burton (2002), tense yang digunakan sebaiknya past tense (kalau tesis atau
disertasi ditulis dalam bahasa Inggris), mengingat kita berbicara tentang hasil dari analisis yang
Elemen dalam bab pemaparan data Dikutip dari Paltridge & Stairfield (2007:135).
Move : tujuan
Memaparkan data: Memaparkan results atau data penelitian. Memaparkan prosedur. Menyatakan
kembali hipotesa atau pertanyaan penelitian. Mengatakan datanya apa dan menyoroti data untuk
menraik perhatian pembaca. Memberikan bukti seperti satatistik, contoh, sering memaparkan
informasi secara visual (misalnya grafik, tabel, gambar, foto).
Mengomentari data : Mulai menginterpretasi data dan membuat pernyataan. Mencari makna dan
signifikansi, mungkin menunjuk pada kontribusi kepada bidang ilmu yang diteliti. Membuat
perbandingan dengan penelitian sebelumnya (sering dengan membuat justifikasi terhadap
metode atau prosedur) Bisa mengomentari kelebihan atau kelemahan atau generalisability dari
data.
Kesalahan yang sering dibuat dalam memaparkan data adalah bahwa penulis memaparkan data
yang sangat banyak. Semakin banyak data yang dipaparkan, semakin berat beban penulis untuk
menganalisis data dan beban pembaca untuk memahami data yang dipaparkan (Rudestam &
Newton, 1992:81-82).
Kesalahan kedua adalah anggapan bahwa dalam memaparkan data, unsur kreativitas penulis
kurang berperan. Hal ini sangat bertentangan dengan konsep bahwa menulis jenis teks apa pun
melibatkan faktor kreativitas penulis, seperti dikemukakan oleh Evans dan Gruba (2902) dan
Sementara itu, dalam membahas data, menurut Sternberg (1988:53) ada beberapa tahap yang
harus dibahas:
1. Bagaimana data cocok dengan hipotesa awal (penelitian kuantitatif) atau bagaimana data
Struktur organisasi atau elemen yang biasanya ada dalam pembahasan data, menurut Hopkins
dan Dudley-Evans (1988), yang dikutip oleh Paltridge dan Stairfield (2007:147), bisa
1. Latar belakang penelitian (Informasi mengenai latar belakang penelitian); 2. Pernyataan hasil
penelitian (Statement of results); 3. Hasil yang diharapkan dan tidak diharapkan (Un)expected
outcomes; 4. Referensi terhadap penelitian sebelumnya; Penjelasan mengenai hasil penelitan
yang tidak diharapkan: mengemukakan alasan atas munculnya hasil atau data yang tidak diduga
atau tidak diharapkan (kalau memang ini benar) atau data yang berbeda dengan temuan
penelitian sebelumnya (lihat juga Gltthorn and Joyner, 2005:209). 5. Exemplification
(pemberian contoh) : Memberi contoh untuk mendukung penjelasan yang diberikan dalam tahap
no 5 di atas; 6. Deduksi atau pernyataan – membuat pernyatan yang lebih umum yang muncul
dari hasil penelitian, misalnya menarik kesimpulan, menyatakan hipotesa; 7. Dukungan dari
penelitian sebelumnya: mengutip penelitian sebelumnya untuk mendukung pernyataan yang
dibuat; 8. Rekommendasi- membuat rekomendasi untuk penelitian yang akan datang; 9.
Pembenaran penelitian yang akan datang: Memberikan argumentasi mengapa penelitian yang
akan datang direkomendasikan (dikutip dari Paltridge & Stairfield, 2007: 147).