Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN CEDERA OTAK

DI RUANG 19 RSUD dr. SAIFUL ANWAR


MALANG
SATUAN ACARA PENYULUHAN
CEDERA OTAK

Tema : Cedera Otak


SubTopik : Cedera Otak
Hari / tanggal : , Januari 2020
Waktu Pertemuan : 30 menit
Tempat : Di ruangan 19 RSUD dr. SYAIFUL ANWAR Malang
Sasararan : Keluarga pasien

A. Latar Belakang
Trauma kepala atau cedera kepala merupakan kasus yang sangat sering

terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Cedera kepala yang sering terjadi

pada orang dewasa karena kecelakaan lalu lintas. Terjatuh dari sepeda

motor, tabrakan, kepala terbentur bagian dari mobil karena mobil yang

dinaiki menabarak atau terjungkal dan lain sebagainya. Karena seringnya

terjadi trauma kepala pada orang yang mengendarai sepeda motor ketika

kecelakaan, maka akhirnya diwajibkan siapa saja yang mengendarai sepeda

untuk menggunakan helm sebagai pelindung kepala. Namun masih banyak

yang menggunakan helm hanya sekedar sebagai syarat untuk mentaati

peraturan lalu lintas yaitu dengan memakai helm yang kurang memenuhi

syarat maupun tali helm yang tidak terikat ketika dipakai sehingga ketika

terjadi kecelakaan lalu lintas masih terjadi cedera kepala yang berat.
SAP tentang cedera otak, akan membahas tentang pengertian apa itu

cedera otak, etiologi/penyebab, manifestasi klinik, cara pencegahan dan

petalaksanaannya.

Tujuan dilakukan penyuluhan ini agar keluarga pasien memahami

pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta pencegahan dan

penanganannya sehigga dapat meminimalisir dampak dari cedera otak.

Penyuluhan ini juga salah satu peran perawat yaitu memberikan promosi

kesehata serta mengedukasi karena mencegah lebih baik dari pada

mengobati.

1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Cedera Otak selama 30
menit, seluruh keluarga pasien dapat memahami dan mengerti
mengenai cedera otak.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan mengenai Cedera Otak
selama 30 menit, keluarga mampu memahami :
1. Pengertian Cedera Otak
2. Etiologi Cedera Otak
3. Macam-macam Cedera Otak
4. Tanda dan gejala Cedera Otak
5. Penatalaksanaan Cedera Otak
B. Kisi-kisi Materi
1. Pengertian Cedera Otak
2. Etiologi Cedera Otak
3. Macam-macam Cedera Otak
4. Tanda dan gejala Cedera Otak
5. Penatalaksanaan Cedera Otak
C. Media
 LCD
 Powerpoint
 leaflet
D. Metode
 Ceramah
 Tanya jawab

E. Rencana Pelaksanaan
NO Kegiatan Pendidikan Kesehatan Waktu Kegiatan Klien
1. Member Salam 0,5 menit 1.Klien kembali menyapa
sapa tersebut

2. Memperkenalkan diri 3 menit 2.Klien Memperhatikan

3. Memberikan penjelasan tentang 10 menit 3. Klien menndengarkan


Cedera Otak penjelasan yang diberikan

4. Memberikan kesempatan kepada 7 menit 4. Klien mengajukan


penduduk untuk bertanya pertanyaan
5. Memberi jawaban atas pertanyaan 7 menit 5. Klien mendengarkan
yang diajukan jawaban yang diberikan

6. Menyimpulkan hasil penyuluhan 2,5menit 6. Klien mendengarkan


dan evaluasi dengan baik
F. SETTING TEMPAT
Keterangan :

NS : Naeasumber

NS P : Peserta

P P

P P

G. Evaluasi
1. Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberika oleh pemateri
2. Peserta mampu mengajukan pertanyaan tentang Cedera Otak
Lampiran Materi

Cedera Kepala

I. Metode dan Tteknik Penyuluhan


1. Ceramah dan tanya jawab
2. Dengan alat bantu media powerpoint
II. Materi Penyuluhan
Memahami Cedera Otak
1. Pengertian
Cidera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang
disertai atau tanpa disertai perdarahan interstisil dalam substansi otak tanpa
diikuti terputusnya kontinuitas otak. Cedera kepala yaitu adanya deformitas
berupa penyimpangan bentuk atau penyimpangan garis pada tulang
tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi – descelarasi) yang
merupakan perubahan bentuk dipengaruhi oleh perubahan peningkatan
pada percepatan factor dan penurunan percepatan, serta rotasi yaitu
pergerakan pada kepala dirasakan juga oleh otak sebagai akibat perputaran
pada tindakan pencegahan (Ristanto., 2017).

2. Etiologi
Penyebab cedera kepala dibagi menjadi cedera primer yaitu cedera yang
terjadi akibat benturan langsung (kecelakaandan jatuh) maupun tidak
langsung, dan cedera sekunder yaitu cedera yang terjadi akibat cedera saraf
melalui akson meluas, hipertensi. intrakranial, hipoksia, hiperkapnea /
hipotensi sistemik. Cedera sekunder merupakan cedera yang terjadi akibat
berbagai proses patologis yang timbul sebagai tahap lanjutan dari kerusakan
otak primer, berupa perdarahan, edema otak, kerusakan neuron
berkelanjutan, iskemia, peningkatan tekanan intrakranial dan perubahan
neurokimiawi (Sastrodiningrat, A. G. 2006).

3. Manifestasi Klinis
a. Cidera kepala ringan (kelompok resiko rendah)
a) Sadar penuh, orientasi baik (GCS: 14-15)
b) Tidak ada kehilangan kesadaran
c) Pasien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing
d) Paseien dapat menderita abrasi, laserasi atau hematoma kulit
kepala
e) Tidak ada kriteria sedang berat
b. Cidera kepala sedang (kelompok resiko sedang)
a) GCS 9-13 (konfusi, letargi, atau stupor)
b) Konkusi
c) Amnesia pasca trauma
d) Muntah
e) Tanda kemungkinan fraktur kranium (tanda battle sign, mata
rabun, otore, rinorea cairan serebrospinal, hemotimpanum)
f) Kejang
c. Cidera kepala berat (kelompok resiko berat)
a) Cidera GCS 3-8 (koma)
b) Penurunan derajat kesehatan secara progresif
c) Tanda neurologis fokal
d) Cedera kepala penetrasi, atau teraba fraktur depresi kranium

4. Pencegahan
Pencegahan cedera kepala dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut
(Rahmawati, Ika, 2013):

a) Menggunakan alat pengaman saat melakukan olahraga-olahraga,


seperti sepakbola, bersepeda, menyelam, tinju, dan sebagainya.
b) Selalu menggunakan alat pelindung diri, seperti helm atau pelindung
kepala, saat bekerja.
c) Memasang pegangan besi di kamar mandi dan samping tangga untuk
mengurangi risiko terpeleset.
d) Memastikan lantai selalu kering dan tidak licin.
e) Memasang penerangan yang baik di seluruh rumah.
f) Memeriksa kondisi mata secara rutin.
g) Berolahraga secara teratur untuk mereggangkan otot

5. Penatalaksanaan
Pada penderita dengan cedera kepala ringan, dapat diatasi dengan cara
memberikan es atau handuk dingin pada daerah yang mengalami trauma
untuk membantu mengurangi bengkak. Jika terdapat luka, tutup dengan
perban bersih dan tekan selama 5 menit. Luka robek di kepala sering
berdarah banyak. Jika terjadi cedera kepala berat, maka segera dibawa ke
rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan untuk mencegah
timbulnya komplikasi klinis lainnya.
Berikut adalah hal-hal yang bisa dilakukan untuk penatalaksanaan penderita
cedera kepala sedang dan berat saat di luar rumah sakit (Manley, T. G,
2012):
1. Amankan jalan nafas dan berikan oksigen. Jika muntah harus
dimiringkan ke kiri dengan posisi log roll (membatasi gerakan tulang
belakang penderita).
2. Stabilisasi penderita pada papan untuk tulang belakang/ backboard.
Batasi gerakan leher dengan collar kaku dan alat untuk imobilisasi
kepala.
3. Segera bawa ke rumah sakit terdekat atau telpon ambulan 118.

6. Evaluasi
1. Apa pengertian Cedera Otak?
2. Apa saja etiologinya ?
3. Apa saja tanda dan gejalanya ?
4. Apa saja pencegahan dan penatalaksanaanya ?
7. Hasil Evaluasi
Keluarga pasien mengerti dan memahami dengan semua yang telah
disampaikan mengenai Cedera Otak
DAFTAR PUSTAKA

E. Marilynn Doenges, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk


Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. EGC :
Jakarta
Rahmawati, Ika. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Nilai
Revised Trauma Score Dalam Memprediksi Mortality Pasien Cedera Kepala
Berat Di RSD. Mardi Waluyo Blitar. Tesis. Universitas Brawijaya.
RN.PhD.Jackson Marilynn.”Panduan Praktis Edukasi Pasien”.PT. Erlangga :
Jakarta.2009
Ristanto, Riki , M., Indra, Rasjad , Sri Poeranto , Ika Setyorini.2017. Akurasi
Revised Trauma Score Sebagai Prediktor Mortality Pasien Cedera Kepala.
Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2016. Hlm.
76-90
Smeltzer. C Suzanne. Bare G Renda. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Edisi 8. EGC : Jakarta
Sastrodiningrat, A. G. 2006. Memahami FaktorFaktor yang Mempengaruhi
Prognosa Cedera Kepala Berat. Majalah Kedokteran Nusantara. 39(3).
Manley, T. G., Rosenfeld, V. J., Maas, I. A., Bragge, P., Morganti-Kossman, M.
C., Gruen, L. R. (2012). Early Management of Severe Traumatic Brain
Injury. Journal of The Lancet. 380 (9847):1088-98. doi: org/10.1016/S0140-
6736(12)60864-2.

Anda mungkin juga menyukai