Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Istilah demokrasi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani
“demokratia”terdiri dari dua kata,demos= rakyat dankratos/kratein=
kekuatan/pemerintahan.Secara harafiah, demokrasi berarti kekuatan rakyat
atau suatu bentuk pemerintahan negara dengan rakyat sebagai pemegang
kedaulatannya. Dalam konteks budaya demokrasi, maka rakyat berdasarkan
nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi anutan atau dipedomani akan
mampu diterapkan dalam praktik-praktik kehidupan demokratis yang tidak
hanya dalam pengertian politik saja, akan tetapi mampu diterjemahkan
dalam berbagai bidang kehidupan. Menurut Wakil Presiden RI yang pertama
Mohammad Hatta.disebutnya sebagai sebuah pergeseran dan penggantian
dari kedaulatan raja menjadi kedaulatan rakyat.Pandangam-pandangan
tentang pengertian demokrasi telah banyak dikaji oleh para ahli meskipun
terdapat perbedaan, namun pada dasarnya mempunyai kesamaan prinsip.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Terdapat berbagai macam masalah yang akan kita bahas, yaitu :
1. Apa yang dimaksud konsep strategis demokrasi ?
2. Apa yang dimaksud hakekat demokrasi ?
3. Bagaimana demokrasi dalam sistem NKRI ?
4. Bagaimana konsep demokrasi era reformasi ?
5. Bagaimanakah demokrasi berkualitas itu ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Selain rumusan masalah, kita juga akan membahas tujuan penulisan.
1. Memahami konsep strategis demokrasi.
2. Mengetahui hakekat demokrasi.
3. Mengatahui demokrasi yang ada dalam sistem NKRI.
4. Mengetahui konsep demokrasi era reformasi.

1
5. Mengetahui cara demokrasi berkualitas.

1.4 MANFAAT
Dengan adanya pemahaman mengenai demokrasi yang ada di negara
Indonesia ini, kita akan lebih memiliki pengetahuan luas tentang bagaimana
demokrasi yang ada di Negara kita berlangsung.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP STRATEGIS DEMOKRASI

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berkedaulatan dan merdeka


dimana bangsa yang merdeka tentunya akan mengatur urusan dalam negerinya
sendiri tanpa ada campur tangan lagi dari negera luar dalam urusan pemerintahan
. Sejak peristiwa proklamasi di tahun 1945, terjadi perubahan yang sangat
mendasar dari negara Indonesia , terutama yang berkaitan dengan kedaulatan
dan sistem pemerintahan dan politik . Pada awal masa kemerdekaan , kondisi
politik Indonesia belum sepenuhnya baik . Kondisi indonesia masih belum
tertata dengan baik dan belum stabil . Tetapi , setelah beberapa tahun berjalan
kondisi internal Indonesia sudah mulai teratur dan membaik . Selangkah demi
selangkah Indonesia mulai membenahi dan mengatur sistem pemerintahannya
sendiri .

Di zaman sekarang yaitu zaman yang serba modern dengan mulai


lunturnya rasa nasionalisme banyak pemuda Indonesia yang tidak mengerti akan
makna politik bebas aktif yang digunakan oleh Indonesia, dan tidak sedikit di
antara mereka yang salah mengartikan makna politik bebas aktif tersebut . Oleh
karena itu , kiranya kita perlu untuk membahas tentang politik dan strategi
bangsa Indonesia.

Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-pokok


pikiran yang terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berdasarkan
ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.
Landasan pemikiran dalam manajemen nasional sangat penting sebagai
kerangka acuan dalam penyususan politik strategi nasional, karena didalamnya
terkandung dasar negara, cita-cita nasional dan konsep strategi bangsa
Indonesia.

Proses penyusunan politik strategi nasional pada infrastruktur politik


merupakan sasaran yang akan dicapai oleh rakyat Indonesia. Sesuai dengan
kebijakan politik nasional, penyelenggara negara harus mengambil langkah-

3
langkah pembinaan terhadap semua lapisan masyarakat dengan mencantumkan
sasaran masing-masing sektor/bidang. Dalam era reformasi saat ini masyarakat
memiliki peran yang sangat besar dalam mengawasi jalannya politik strategi
nasional yang dibuat dan dilaksanakan oleh Presiden.

Implementasi Politik dan Strategi Nasional Implementasi politik dan


strategi nasional di bidang hukum:

1. Mengembangkan budaya hukum di semua lapisan masyarakat untuk


terciptanya kesadaran dan kepatuhan hukum dalam kerangka supremasi
hukum dan tegaknya negara hukum.
2. Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan
mengakui dan menghormati hukum agama dan hukum adat serta
memperbaharui perundang–undangan warisan kolonial dan hukum
nasional yang diskriminatif, termasuk ketidakadilan gender dan
ketidaksesuaianya dengan reformasi melalui program legalisasi.
3. Menyelenggarakan proses peradilan secara cepat, mudah, murah dan
terbuka, serta bebas korupsi dan nepotisme dengan tetap menjunjung
tinggi asas keadilan dan kebenaran.
4. Meningkatkan pemahaman dan penyadaran, serta meningkatkan
perlindungan. Penghormatan dan penegakan hak asasi manusia dalam
seluruh aspek kehidupan.
5. Menyelesaikan berbagai proses peradilan terhadap pelanggaran hukum
dan hak asasi manusia yang belum ditangani secara tuntas. Implemetasi
politk strategi nasional dibidang ekonomi.
6. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada
mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan sehat dan
memperhatikan pertumbuhan ekonomi, nilai–nilai keadilan, kepentingan
sosial, kualitas hidup, pembangunan berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan sehingga terjamin kesempatan yang sama dalam berusaha
dan bekerja, perlindungan hak–hak konsumen, serta perlakuan yang adil
bagi seluruh rakyat.
7. Mengembangkan persaingan yang sehat dan adil serta menghindarkan
terjadinya struktur pasar monopolistik dan berbagai struktur pasar
4
distortif, yang merugikan masyarakat. Implementasi politik strategi
nasional di bidang politik
8. Memperkuat keberadaan dan kelangsungan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang bertumpu pada kebhinekatunggalikaan. Untuk
menyelesaikan masalah–masalah yang mendesak dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, perlu upaya rekonsiliasi
nasional yang diatur dengan undang–undang.
9. Menyempurnakan Undang–Undang Dasar 1945 sejalan dengan
perkembangan kebutuhan bangsa, dinamika dan tuntutan reformasi,
dengan tetap memelihara kesatuan dan persatuan bengsa, serta sesuai
dengan jiwa dan semangat Pembukaan Undang–Undang Dasar 1945.
10. Mengembangkan sistem politik nasional yang berkedudukan rakyat
demokratis dan terbuka, mengembangkan kehidupan kepartaian yang
menghormati keberagaman aspirasi politik, serta mengembangkan
sistem dan penyelengaraan pemilu yang demokratis dengan
menyempurnakan berbagai peraturan perundang–undangan dibidang
politik.
a. Politik luar negeri
b. Penyelenggara negara
c. Komunikasi, informasi, dan media massa
d. Agama
e. Pendidikan Secara umum Pembangunan Daerah

2.2 HAKEKAT DEMOKRASI

Sejak adanya orde baru pada tahun 1998, kata demokrasi menjadi kosa
kataumum bagi siapa saja yang hendak menyatakan pendapatnya, hanya saja
kata demokrasimasih banyak di salah artikan. Dari kalangan cendekiawan
hingga kalangan awammenggunakan demokrasi dengan pengertian masing-
masing. berbeda dengan masa lalu,demokrasi kini telah menjadi milik semua
orang dengan pemahaman yang berbeda-beda. Secara bahasa etimiologis
demokrasi terdiri dari dua kata yunani, yaitu demos yang berarti rakyat atau
penduduk suatu tempat, dan cratein atau cratos, yang berarti kekuasaan atau
5
kedaulatan. Gabungan dua kata demos dan cratein atau demos-cratos
"demokrasi” memiliki arti suatu sistem pemerintahan dari, oleh, dan untuk
rakyat. Sedangkan pengertian demokrasi secara istilah "terminologi’’ adalah
seperti yang dinyatakan oleh para ahli demokrasi.

1. Joseph A. Schmeter
Mengatakan, demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional
untuk mencapai keputusan politik.
2. Sidney Hook
Berpendapat bahwa, demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana
keputusan-keputusan pemerintah yang penting didasarkan pada kese-
pakatan mayoritas baik secara langsung atau tidak langsung.
3. Philippe C. Schmitter
Menyatakan, demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan di-
mana pemerintah dimintai bertanggung jawab atas tindakan-tindakan
mereka di wilayah publik oleh warga negara, yang bertindak secara tidak
langsung melalui kompetisi dan kerjasama dengan para wakil mereka
yang telah terpilih.
4. Henry B. Mayo
Menyatakan, demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu
sistemyang menunjukkan bahwa kebijakan umum di tentukan atas dasar
mayoritas oleh wakil-wakil yang di awasi secara elektik oleh rakyat
dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip
persamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya
kebebasan politik.

Dari beberapa pendapat diatas, dapatlah disimpulkan bahwa hakikat


demokrasi adalah peran utama rakyat dalam proses sosial dan politik. Dengan
kata lain, pemerintahan demokrasi adalah pemerintahan ditangan rakyat yang
mengandung pengertian hal pemerintahan dari rakyat "goverment of the
people’’ pemerintahan oleh rakyat "goverment by the people’’ dan pemerintahan

6
untuk rakyat "goverment for the people’’. Ketiganya dapat di jelaskan sebagai
berikut :

1. Pemerintahan dari rakyat goverment of the people mengandung


pengertian bahwa suatu pemerintahan yang sah adalah pemerintahan
yang dapat pengakuan dan dukungan mayoritas rakyat melalui
mekanisme demokrasi.

2. Pemerintahan oleh rakyat goverment by the people mengandung


pengertian bahwa suatu pemerintahan menjalankan kekuasaannya atas
nama rakyat, bukan atas dorongan pribadi elite negara atau birokrasi.
3. pemerintahan untuk rakyat goverment for the people mengandung
pengertian bahwa kekukasaan yang diberikan oleh rakyat kepada peme-
rintah harus dijalankan oleh rakyat.

2.3 DEMOKRASI DALAM SISTEM NKRI

2.3.1 Konsep Demokrasi Republik Indonesia

Seperti yang kita ketahui, konsep demokrasi sudah berkembang sejak


200 tahun yang lalu. Konsep ini telah diperkenalkan oleh Plato dan Aristosteles
dengan isyarat untuk penuh hati-hati pada saat hendak menggunakan konsep
demokrasi ini. Menurut mereka, demokrasi itu memiliki dua sisi yang sangat
berbeda. Disatu sisi sangat baik, namun disisi lain juga dapat menjadi sangat
kejam.

Mungkin Indonesia menjadi salah satu penganut sistem demokrasi yang


telah merasakan secara nyata apa yang di khawatirkan oleh Plato dan
Aristosteles. Konsep demokrasi sangat mendewakan kebebasan, sehingga pada
akhirnya nanti tidak mustahil dapat menimbulkan anarki. Oleh sebab itu, yang
diperlukan disini adalah bagaimana mekanisme yang paling tepat untuk
mengontrol konsep demokrasi yang ada pada saat ini.

7
Dalam penerapannya, konsep demokrasi di Negara Kesatuan Republik
Indonesia dapat dipandang sebagai sebuah mekanisme dan cita-cita untuk
mewujudkan suatu kehidupan berkelompok yang sesuai dengan apa yang
terdapat dalam UUD 1945 yang disebut kerakyatan.

Dapat disimpulkan juga bahwa konsep demokrasi atau pemerintahan rakyat


yang diterapkan dinegara Indonesia itu berdasarkan pada tiga hal, yaitu :

1. Nilai-nilai filsafah pancasila atau pemerintahan dari, oleh, dan untuk


rakyat berdasarkan sila-sila pancasila.

2. Transformasi nilai-nilai pancasila pada bentuk dan sistem pemerintahan.

3. Merupakan konsekuensi dan komitmen terhadap nilai-nilai pancasila dan


UUD 1945.

2.3.2 Bentuk-bentuk demokrasi

Secara umum terdapat dua bentuk demokrasi yaitu demokrasi langsung dan
demokrasi perwakilan (tak langsung). Berikut penjelasan tentang dua hal
tersebut :

 Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi dimana setiap


rakyat mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan sehingga
mereka memilih pengaruh langsung terhadap keadaan politik yang
terjadi. Di era modern, sistem ini tidak praktis karena umumnya suatu
populasi negara cukup besar dan mengumpulkan seluruh rakyat ke dalam
satu forum tidaklah mudah, selain itu sistem ini menuntut partisipasi
yang tinggi dari rakyat, sedangkan rakyat modern cenderung tidak
memiliki waktu untuk mempelajari setiap permasalahan politik yang
terjadi di dalam negara.

 Demokrasi perwakilan (tidak langsung) merupakan demokrasi yang


dilakukan oleh masyarakat dalam setiap pemilihan umum untuk
menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka.

2.3.3 Prinsip-prinsip Demokrasi

8
Prinsip demokrasi dan prasyarat berdirinya negara demokrasi telah
terakomodasi dalam konstitusi Negara Kesatuan Repulik Indonesia. Prinsip-
prinsip demokrasi dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal
dengan “soko guru demokrasi”. Menurut Almadudi, prinsip demokrasi adalah :

1. Kedaulatan rakyat.

2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah.

3. Kekuasaan Mayoritas.

4. Hak-hak minoritas.

5. Jaminan Hak Asasi Manusia (HAM).

6. Pemilihan yang adil, bebas, dan jujur.

7. Persamaan di depan hukum.

8. Proses hukum yang wajar.

9. Pembatasan pemerintah secara kontitusional.

10. Pluralisme ekonomi, politik, dan sosial.

11. Nilai-nilai toleransi, pragtisme, kerja sama, dan mufakat.

2.3.4 Bentuk Demokrasi dalam Pemerintahan Negara

Ada dua bentuk demokrasi dalam sebuah pemerintahan negara, yaitu :

1. Pemerintahan Monarki (monarki mutlak, monarki konstitusional,


monarki parlementer). Monarki berasal dari bahasa Yunani. Monos yang
artinya Satu dan Archein artinya Pemerintah, jadi dapat di artikan
sebagai sejenis pemerintahan dalam suatu negara yang di pimpin oleh
satu orang (raja). Monarki dibagi ke dalam 3 jenis yaitu :

 Monarki Mutlak : Monarki yang bentuk pemerintahan suatu


negaranya dipimpin oleh raja dan bentuk kekuasaannya tidak
terbatas.

9
 Monarki Konstitusional : Monarki yang bentuk pemerintahan suatu
negaranya dipimpin oleh raja namun kekuasaan raja dibatasi oleh
konstitusi.

 Monarki Parlementer : Monarki yang bentuk pemerintahan suatu


negaranya dipimpin oleh raja namun kekuasaannya yang tertinggi
berada ditangan parlemen.

2. Pemerintahan Republik, berasal dari bahasa latin RES yang artinya


pemerintahan dan PUBLICA yang berarti rakyat. Dengan demikian
dapat diartikan sebagai pemerintahan yang dijalankan oleh dan untuk
kepentingan orang banyak.

2.3.5 Ciri-ciri Pemerintahan Demokratis

Ciri-ciri dari sistem pemerintahan yang demokratis dalam suatu negara, adalah :

1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan


keputusan politik, baik secara langsung atau perwakilan.
2. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
3. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
4. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat.

2.4 DEMOKRASI ERA REFORMASI

2.4.1 Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Reformasi (1998 -


SEKARANG)

Menurut Arti kata dalam bahasa Indonesia Pengertian Reformasi adalah


perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik atau agama)
dalam suatu masyarakat atau negara.

Munculnya reformasi disebabkan oleh krisis ekonomi dan politik di Asia,


ketidakpuasan masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan Soeharto
dan adanya para demonstran yang menginginkan diadakannya reformasi total,
peristiwa Trisakti yang menyebabkan presiden Soeharto mengundurkan diri dari
jabatannya.
10
2.4.2 Ciri-ciri Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Reformasi

Masa demokrasi pancasila pada Era Reformasi berusaha menembalikan


perimbanan kekuatan antara lembaga Negara,antara eksekutif, legeslatif dan
yudikatif. Berlangsung mulai dari Mei 1998 sampai dengan sekarang. Pada masa
ini peran partai politik kembali menonjol dan menjadi nafas baru buat indonesia.

Ciri-ciri demokrasi Pancasila masa Reformasi :

1. Mengutamakan musyawarah mufakat.


2. Mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa dan
Negara.
3. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain.
4. Selalu diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan
keputusan hasil musyawarah.
6. Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati yang
luhur.
7. Keputusan dapat dipertanggung jawabkan secara moral
kepada Than Yang Maha Esa, berdasarkan nilai-nilai
kebenaran dan keadilan.
8. Penegakan kedaulatan rakyat dengan memperdayakan
pengawasan sebagai lembaga negara, lembaga politik dan
lembaga swadaya masyarakat.
9. Pembagian secara tegas wewenang kekuasaan lembaga
Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif.
10. Penghormatan kepada beragam asas, cirri, aspirasi dan
program parpol yang memiliki partai.
11. Adanya kebebasan mendirikan partai sebagai aplikasi dari
pelaksanaan hak asasi manusia.

2.4.3 Kelebihan dan Kekurangan Pelaksanaan Demokrasi pada


Masa Reformasi

11
KELEBIHAN :

1. Berhasil menata kehidupan ketatanegaraan dengan amandemen UUD


1945.

2. Mendorong warganegara meningkatkan kapasitas pribadinya; misalnya


- meningkatkan kesadaran politik, meningkatkan pengetahuan pribadi
dll.

3. Kebebasan bicara dan berpendapat mulai berjalan.

4. Lebih mudah diterapkan dalam masyarakat yang lebih kompleks.

5. Menjamin stabilitas politik.

6. Penegakan hukum dan diplomasi antar bangsa.

7. Terbukanya pintu informasi yang begitu lebar, sehingga banyak


manfaat yang dapat dipetik.

8. Jumlah partai politik tidak dibatasi.

9. Politisasi birokrat.

10. Membangun klientelisme ekonomi.

KEKURANGAN :

1. Masyarakat yang terlalu bebas, dan mengartikan kebebasan dengan


boleh berbuat sebebas-bebasnya. Akibatnya : banyak demo yang
berakhir rusuh, pilkada yang berakhir rusuh.

2. Kebijakan pemerintah yang tidak menguntungkan publik tidak dapat


dikontrol langsung oleh rakyat, tetapi harus melalui DPR.

3. Masih banyak pemaksaan yang dilakukan pihak - pihak tertentu.

4. Pendidikan politik rakyat masih rendah.

5. Masih adanya diskriminasi dalam pengambilan keputusan.

12
6. KKN

7. Lemahnya stabilitas keamanan (konflik kebangsaan).

8. Banyak orang/masyarakat yang salah tafsir mengenai reformasi.

Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR –MPR
hasil Pemilu 1999 yang telah memilih presiden dan wakil presiden
sertaterbentuknya lembaga lembaga tinggi yang lain. Masa reformasi berusaha
membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain dkeluarkannya :

 Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok pokok reformasi.

 Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang


Referandum.

 Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang


bebas dari KKN.

 Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan


Presiden dan Wakil Presiden RI.

 Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV.

Amandemen terhadap UUD 1945 telah dilaksanakan oleh MPR melalui 4


tahap. Tahap kesatu mencakup 9 pasal, disahkan pada 19 oktober 1999. Tahap
kedua mencakup 25 pasal, disahkan pada 18 agustus 2000. tahap ketiga
mencakup 32 pasal, disahkan pada 9 november 2001. Tahap keempat mencakup
13 pasal, disahkan apda 10 agustus 2002.

2.4.4 Tujuh Kunci Pokok Sistem Pemerintahan Menurut Undang -


Undang Dasar 1945 Sebelum Amandemen:

 Indonesia adalah negara berdasar atas hukum yang dicantumkan dalam


penjelasan.

13
 Sistem konstitualisme, artinya dalam penyelengaraan pemerintahan
negara berdasarkan Undang Undang Dasar yang mengatur mekanisme
pembagian kekuasaan.

 Kedaulatan berada di tangan rakyat yang sepenuhnya dilakukan oleh


MPR. Oleh karena itu MPR dan DPR yang memilih presiden.

 Presiden adalah penyelenggara pemerintah tertinggi dibawah MPR,


sehingga presiden adalah bertanggung jawab pada MPR.

 Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.

 Menteri negara ialah pembantu presiden dan tidak bertanggung jawab


terhadap DPR. Jadi, presiden memiliki hak kewenangan mutlak untuk
mengangkat dan memberhentikan seorang menteri.

 Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas. Maksudnya, karena kata


tidak tak terbatas dikatakan terbatas tapi sebenarrnya tidak terbatas dan
dikatakan tidak terbatas, tetapi dibatasi oleh hukum dan konstitusi.

2.4.5 Tujuh Kunci Pokok Sistem Pemerintahan Menurut Undang -


Undang Dasar 1945 Setelah Amandemen :

1. Indonesia adalah negara hukum, yang dicantumkan dalam batang


tubuh pada pasal 1 ayat 3.

2. Sistem konstitualisme, artinya dalam penyelengaraan pemerintahan


negara berdasarkan Undang Undang Dasar yang mengatur mekanisme
pembagian kekuasaan.

3. Kedaulatan berada di tangan rakyat. Oleh karena itu, saat ini pemilihan
Presiden dilakuka langsung oleh rakyat.

4. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan, bukan tertinggi dan


bukan dibawah MPR.

5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.

14
6. Menteri negara ialah pembantu presiden dan tidak bertanggung jawab
terhadap DPR. Jadi, presiden memiliki hak kewenangan mutlak untuk
mengangkat dan memberhentikan seorang menteri.

7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas. Maksudnya, karena kata


tidak tak terbatas dikatakan terbatas tapi sebenarrnya tidak terbatas dan
dikatakan tidak terbatas, tetapi dibatasi oleh hukum dan konstitusi.

2.4.6 Pelaksanaan Pemilu 1999 - 2009 (Reformasi)

1. Pemilu 1999

a. Sistem Pemilu

Pemilu 1999 merupakan pemilu pertama pada masa reformasi.


Pemungutan suara dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 1999 secara serentak di
seluruh wilayah Indonesia. Sistem Pemilu 1999 sama dengan Pemilu
1997 yaitu sistem perwakilan berimbang (proporsional) dengan stelsel daftar.

b. Asas Pemilu

Pemilu 1999 dilaksanakan dengan asas langsung, umum, bebas, rahasia,


jujur, dan adil.

c. Peserta Pemilu 1999

Peserta Pemilu tahun 1999 diikuti oleh 48 Partai Politik

2. Pemilu 2004 (DPRD)

a. Sistem Pemilu

Pemilu 2004 dilaksanakan dengan sistem yang berbeda dari pemilu-


pemilu sebelumnya. Pemilu untuk memilih Anggota DPR dan DPRD (termasuk
didalamnya DPRD).

b. Asas Pemilu

15
Pemilu 2004 dilaksanakan dengan asas langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil.

c. Peserta Pemilu 2004

i. Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD tahun 2004 diikuti oleh 24
partai.

ii. Pemilu Tahun 2004.

Peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2004 putaran I (pertama)
sebanyak 5 (lima) pasangan, adalah sebagai berikut:

Karena kelima pasangan calon presiden dan wakil presiden peserta Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran I (pertama) belum ada yang memperoleh
suara lebih dari 50%, maka dilakukan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran II (kedua), dengan peserta dua pasangan calon presiden dan wakil
presiden yang memperoleh suara terbanyak.

No. Nama Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Putaran I :

 H. Wiranto, SH. dan Ir. H.Salahuddin Wahid.

 Hj. Megawati Soekarnoputri dan K. H. Ahmad Hasyim Muzadi.

 Prof. Dr. H. M. Amien Rais dan Dr. Ir. H. Siswono Yudo Husodo.

 H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Drs. H. Muhammad Jusuf


Kalla.

 Dr. H. Hamzah Haz dan H. Agum Gumelar, M.Sc.

No. Nama Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Putaran II :

 Hj. Megawati Soekarnoputri dan K. H. Ahmad Hasyim Muzadi.

 H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Drs. H. Muhammad Jusuf


Kalla.

16
Pasangan H. Susilo Bambang Yudoyono dan Drs. Muhammad Yusuf Kalla
akhirnya terpilih sebagai presiden dan wakil presiden untuk masa bakti 2004 -
2009.

3. Pemilu 2009

Pemilu 2009 merupakan pemilu ketiga pada masa reformasi yang


diselenggarakan secara serentak pada tanggal 9 April 2009 untuk memilih 560
Anggota DPR, 132 Anggota DPD, serta Anggota DPRD (DPRD Provinsi
maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 2009-2014. Sedangkan
untuk memilih presiden dan wakil presiden untuk masa bakti 2009-2014
diselenggarakan pada tanggal 8 Juli 2009 (satu putaran).

a. Sistem Pemilu

Pemilu 2009 untuk memilih Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD


Kabupaten/Kota dilaksanakan dengan sistem perwakilan berimbang
(proporsional) dengan sistem daftar calon terbuka. Kursi yang dimenangkan
setiap partai politik mencerminkan proporsi total suara yang didapat setiap
parpol. Asas Pemilu.

Pemilu 2009 dilaksanakan dengan asas langsung, umum, bebas, rahasia,


jujur, dan adil.

b. Peserta Pemilu

Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD Tahun 2009 diikuti oleh 44
partai, 38 partai merupakan partai nasional dan 6 partai merupakan partai lokal
Aceh.

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009 diikuti oleh 3 (tiga) pasangan
calon, yaitu:

a) Hj. Megawati Soekarnoputri dan H. Prabowo Subianto (didukung


oleh PDIP, Partai Gerindra, PNI Marhaenisme, Partai Buruh, Pakar Pangan,
Partai Merdeka, Partai Kedaulatan, PSI, PPNUI).

17
b) Dr. Susilo Bambang Yudhoyono dan Prof. Dr. Boediono (didukung
oleh Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP, PKB, PBB, PDS, PKPB, PBR, PPRN,
PKPI, PDP, PPPI, Partai Republikan, Partai Patriot, PNBKI, PMB, PPI, Partai
Pelopor, PKDI, PIS, Partai PIB, Partai PDI).

c) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla dan H. Wiranto, S.IP (didukung oleh


Partai Golkar, dan Partai Hanura)

2.4.7 Akibat Pelaksanaan Demokrasi Masa Reformasi (1998 –


Sekarang)

Pada zaman reformasi ini pelaksanaan demokrasi mengalami suatu


pergeseran yang mencolok walaupun sistem demokrasi yang dipakai yaitu
demokrasi pancasila tetapi sangatlah mencolok dominasi sistem
liberalcontohnya aksi demonstrasi yang besar-besaran di seluru lapisan
masyarakat. Memang pada zaman reformasi peranan presiden tidak mutlak dan
lahirnya sistem multi partai sehingga peranan partai cukup besar, akan
tetapidalam melaksanakan pemungutan suara juga pernah menggunakan voting
berarti peranan demokrasi pancasila belumlah terealisasi. Dengan melihat hal
tersebut diatas maka kesimpulan daripada pelaksanaan demokrasi di Indonesia
belum mencapai titik yang pasti danmasih belajar untuk memulai demokrasi
pancasila yang sudah dilakukan selama 40 tahun sampai sekarang masih belum
bisa dilaksanakan secara baikdan benar.

2.4.8 Hasil Amandemen

- Presiden dan wapres merupakan satu instusi penyelenggara


kekuasaan eksekutifnegara yang tertinggidibawah UUD.
- Presiden dan wapres dipilihlangsung olehrakyat, karena itusecara
politik tidak bertanggung jawab kepada MPR, melainkan
bertanggungjawab kepada rakyat.
- Presiden dan wapres dipertanggung jawabkan secara hukum
apabila melakukan pelanggaran hukum dan konstitusi.
18
- Para mentri adalah pembantu rakyat.
- Untuk membatasi kekuasaan presiden yang kedudukannya dalam
sistem pemerintahan presidensial sangat kuat sesuai kebutuhan
untuk menjamin stabilitas pemerintah, maka ditentukan pula
masa jabatan presiden 5 tahunan dan tidak boleh dijabat oleh
orang yang sama lebih dari 2 masa jabatan.

2.4.9 Dampak Reformasi Bagi Rakyat Indonesia :

- Pemerintahan orde baru jatuh dan muncul era reformasi. Namun


reformasi dan keterbukaan tidak diikuti dengan suasana tenang,
aman, dan tentram dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
Konflik antar kelompok etnis bermunculan di berbagai daerah
seperti Kalimantan Barat. Konflik tersebut dilatarbelakangi oleh
masalah-masalah sosial, ekonomi dan agama.
- Rakyat sulit membedakan apakah sang pejabat bertindak sebagai
eksekutif atau pimpinan partai politik karena adanya
perangkapan jabatan yang membuat pejabat bersangkutan tidak
dapat berkonsentrasi penuh pada jabatan publik yang
diembannya.
- Banyak kasus muncul ke permukaan yang berkaitan dengan
pemberian batas yang tegas pada teritorial masing-masing
wilayah, seperti penerapan otonomi pengelolaan wilayah
pengairan.
- Pemerintah tidak lagi otoriter dan terjadi demokratisasi di bidang
politik (misalnya: munculnya parpol-parpol baru), ekonomi
(misalnya: munculnya badan-badan umum milik swasta, tidak
lagi melulu milik negara), dan sosial (misalnya: rakyat berhak
memberikan tanggapan dan kritik terhadap pemerintah).
- Peranan militer di dalam bidang politik pemerintahan terus
dikurangi (sejak 2004, wakil militer di MPR/DPR dihapus).

19
2.5 DEMOKRASI BERKUALITAS

Sejak era sebelum masehi, demokrasi telah muncul sebagai mekanisme


politik yang diyakini dapat membawa kesejehteraan masyarakat, ia muncul
sebagai regulasi politik yang paling modern di zamannya. Dibanding dengan
sistem aristokrasi yang ada sebelumnya, demokrasi dianggap mampu berjalan
sesuai dengan harapan dan aspirasi masyarakat.

Optimisme terhadap demokrasi disebabkan karena mesin kekuasaan di


dalam demokrasi mengandaikan bahwa mesin kekuasaan yang dihasilkannya
yang berfungsi untuk mengatur kehidupan publik dihasilkan oleh keinginan
masyarakat melalui proses pemilihan.

Sehingga ia dianggap mampu membawa kehidupan masyarakat pada


kesejehteraan dan kebaikan. Munculah adagium populer dari Walter Reynolds,
yakni Vox populi vox Dei – suara rakyat (adalah) suara Tuhan. Dalam hal ini
suara kolektif masyarakat dianggap sebagai suatu “kebenaran”. Seolah-olah
sudah menjadi keniscayaan, apabila mesin kekuasaan yang dihasilkan oleh
jumlah suara terbanyak merupakan sebuah kebenaran dan dianggap mampu
membawa kesejahteraan masyarakat.

Namun menjadi pertanyaan yang cukup serius, ketika mesin kekuasaan


yang dihasilkan oleh jumlah suara terbanyak ternyata tak mampu membawa
kehidupan masyarakat pada kesejahteraan. Mengapa mesin kekuasaan yang
dihasilkan oleh jumlah suara terbanyak tak mampu membawa kebaikan pada
masyarakat luas? Lantas apa yang salah dari demokrasi?

Di awal kelahirannya, demokrasi sempat diragukan dapat membawa


kebaikan bagi masyarakat. Sokrates merupakan salah satu filsuf yang tegas
menolak hadirnya sistem demokrasi. Penolakan Sokrates berlandaskan bahwa
sistem demokrasi memberi kemungkinan besar suatu negara diperintah oleh
orang-orang dungu yang kebetulan memperoleh suara terbanyak. Karena tak
menutup kemungkinan bahwa masyarakat tidak selalu memberikan

20
dukungannya kepada orang-orang yang dianggap paling mampu dalam
menjalankan roda pemerintahan.

Tetapi lebih kepada orang yang mereka sukai dan celakanya orang yang
mereka sukai tidaklah selalu orang-orang yang kompeten membela nasib
hidupnya. Apa yang diungkapkan Sokrates menandakan bahwa demokrasi tak
cukup hanya bersandar pada jumlah suara terbanyak. Layaknya seperti
demokrasi yang berjalan sekarang ini di negeri kita, dimana secara rutin dan
regular kita melaksanakan agenda pemilihan umum (pemilu) untuk menentukan
siapa aktor-aktor yang akan menjadi penyelenggara negara, yang memerintah
kita. Aktor-aktor tersbut terpilih berdasarkan suara terbanyak.

Namun kenyataan pahit yang seringkali terjadi, aktor-aktor yang terpilih


menjadi penyelenggara negara tak mampu memainkan perannya sebagai
penyelenggara negara. Beberapa fungsi lembaga negara tak berjalan, persoalan-
persoalan mendesak terkait kehidupan publik tak mampu di selesaikan. Sehingga
masyarakat tak memperoleh imbas dari berjalannya sistem demokrasi.

21
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Istilah demokrasi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani
“demokratia”terdiri dari dua kata,demos= rakyat dankratos/kratein=
kekuatan/pemerintahan.Secara harafiah, demokrasi berarti kekuatan
rakyat atau suatu bentuk pemerintahan negara dengan rakyat sebagai
pemegang kedaulatannya. Dalam konteks budaya demokrasi, maka
rakyat berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi anutan
atau dipedomani akan mampu diterapkan dalam praktik-praktik
kehidupan demokratis yang tidak hanya dalam pengertian politik saja,
akan tetapi mampu diterjemahkan dalam berbagai bidang kehidupan.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berkedaulatan dan
merdeka dimana bangsa yang merdeka tentunya akan mengatur urusan
dalam negerinya sendiri tanpa ada campur tangan lagi dari negera luar
dalam urusan pemerintahan .

3.2 SARAN
Dengan adanya penjelasan diatas sebaiknya kita lebih
meningkatkan demokratis,karena bangsa ini menganut sistem
demokrasi.dengan kita memiliki rasa demokrasi yang tinggi maka akan
membantu kemajuan bangsa indonesia ini.

22
DAFTAR PUSTAKA

Alfait.2013.Pengertian, Hakikat dan Macam-macam Demokrasi. /http://alfa669.


blogspot.co.id/2013/01/pengertianhakikat-dan-macam-macam.html
(Diakses pada tanggal 17 Desember 2015)

Intan Juliana.2013.Konsep dan Bentuk Pemerintahan Demokrasi Dalam


Negara./ https://intanjulianaa.wordpress.com/2013/04/01/konsep-dan-
bentuk-pemerintahan -demokrasi-dalam-negara/ (Diakses pada tanggal 17
Desember 2015)

Mumu.2014.Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Reformasi./ http://mumumeut.


blogspot.co.id/2014/10/pelaksanaan-demokrasi-pada-masa.html. (Diakses
pada tanggal 17 Desember 2015)

Skul Bake.2015.Hakikat Demokrasi./ http://www.academia.edu/8064291/


HAKIKAT_ DEMOKRASI. (Diakses pada tanggal 17 Desember 2015)

Umi Sulastri.2013.Politik dan Strategi Nasional Demokrasi dan Implementasi./


http://quertyumi.blogspot.co.id/2013/07/politik-dan-strategi-nasional-
demokrasi.html. (Diakses pada tanggal 17 Desember 2015)

Wikipedia Bahasa Indonesia.2013.Demokrasi./ https://id.wikipedia.org/wiki/


Demokrasi. (Diakses pada tanggal 17 Desember 2015)

23

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Sikap Perawat Dalam Praktek
    Sikap Perawat Dalam Praktek
    Dokumen15 halaman
    Sikap Perawat Dalam Praktek
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen13 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen33 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Seminar Jurnal Keperawatan Gerontik
    Seminar Jurnal Keperawatan Gerontik
    Dokumen12 halaman
    Seminar Jurnal Keperawatan Gerontik
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • RKM Perina
    RKM Perina
    Dokumen5 halaman
    RKM Perina
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • MENGENAL GANGGUAN MENTAL ORGANIK DAN NON ORGANIK
    MENGENAL GANGGUAN MENTAL ORGANIK DAN NON ORGANIK
    Dokumen36 halaman
    MENGENAL GANGGUAN MENTAL ORGANIK DAN NON ORGANIK
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen23 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • RKM Perina
    RKM Perina
    Dokumen5 halaman
    RKM Perina
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen15 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Cover Mater
    Cover Mater
    Dokumen37 halaman
    Cover Mater
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen15 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen16 halaman
    Bab 1
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Aisa Titip LP
    Aisa Titip LP
    Dokumen16 halaman
    Aisa Titip LP
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen23 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Seksual
    Gangguan Seksual
    Dokumen16 halaman
    Gangguan Seksual
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • ARITMIA
    ARITMIA
    Dokumen18 halaman
    ARITMIA
    nugrahita
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen13 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Seksual
    Gangguan Seksual
    Dokumen16 halaman
    Gangguan Seksual
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • CAMPAK
    CAMPAK
    Dokumen6 halaman
    CAMPAK
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen13 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • CAMPAK
    CAMPAK
    Dokumen6 halaman
    CAMPAK
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Anemia Edit
    Anemia Edit
    Dokumen13 halaman
    Anemia Edit
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Cedera Kepala Ringan
    Cedera Kepala Ringan
    Dokumen26 halaman
    Cedera Kepala Ringan
    Ely Prayunika Dewi
    80% (5)
  • Campak
    Campak
    Dokumen12 halaman
    Campak
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Campak
    Campak
    Dokumen12 halaman
    Campak
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • KLMPK 1 Patfis
    KLMPK 1 Patfis
    Dokumen11 halaman
    KLMPK 1 Patfis
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Cover Mater
    Cover Mater
    Dokumen37 halaman
    Cover Mater
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat