PENDAHULUAN
Konsep Nyeri 1
2.1. RUMUSAN MASALAH
2.1.1 Apa yang dimaksud dengan nyeri?
2.2.2 Jelaskan dan bagaimana mekanisme nyeri?
2.2.3 Jelaskan yang dimaksut respon perilaku nyeri?
2.2.4 Bagaimana klasifikasi nyeri?
2.2.5 Apa saja faktor yang mempengaruhi nyeri ?
2.2.6 Sebutkan dan jelaskan manajemen nyeri?
2.2.7 Bagaimana menyusun asuhan keperawatan Nyeri?
2.3 TUJUAN
Mengetahui, memahami dan mengerti pengertian nyeri, mekanisme nyeri,
respon perilaku nyeri, klasifikasi nyeri, manajemen dan asuhan keperawatan
nyeri.
Konsep Nyeri 2
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep Nyeri 3
Selanjutya, stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut ditransmisikan
berupa impuls-impuls nyeri ke sumsum tulang belakang oleh duan jenis
serabut yang bermyelin rapat atau serabut A (delta) dan serabut lamban
(serabut C). Impuls-impuls yang ditransmisikan oleh tersebut delta A
mempunyai sifat inhibitor yang ditransmisikan ke serabut C. Serabut-serabut
aferen masuk ke spinal melalui akar dorsal (dorsal root) serta sinaps pada
dorsal horn. Dorsal horn terdiri atas beberapa lapisan atau laminae yang saling
bertautan. Di antara lapisan dua dan tiga terbentuk substansia gelatinosa yang
merupakan saluran utama impuls. Kemudian, impuls nyeri menyeberangi
sumsum tulang belakang pada interneuron dan bersambung ke jalur spinal
asendens yang paling utama, yaitu jalur spinothalamic tract (STT) atau jalur
spinithalamus dan spinoreticular tract (SRT) yang membawa informasi
tentang sifat dan lokasi nyeri. Dari proses transmisi terdapat dua jalur
mekanisme yang terjadinya nyeri., yaitu jalur opiate dan jalur nonopiate.
Jalur opiate ditandai oleh pertemuan reseptor pada otak yang terdiri atas jalur
spinal desendens dari thalamus yang melalui otak tengah dan medula ke
tanduk dorsal dari sumsum tulang belakang yang berkonduksi dengan
nociceptor impuls supresif. Serotonin merupakan neurotransmiter dalam
impuls supresif. Sistem supresif lebih mengaktifkan stimulasi nociceptor yang
ditransmisikan oleh serabut A. Jalur nonopiate merupakan jalur desendens
yang tidak memberikan respons terhadap naloxone yang kurang banyak
diketahui mekanismenya (Barbara C. Long, 1989).
Konsep Nyeri 4
2.3. RESPON PERILAKU NYERI
Sensasi nyeri terjadi ketika merasakan nyeri. Gerakan tubuh yang khas dan
ekspresi wajah yang mengindikasikan nyeri dapat ditunjukkan oleh pasien
sebagai respons perilaku terhadap nyeri. Respons tersebut seperti
menggerutkan dahi, gelisah, memalingkan wajah ketika diajak bicara. Pada
respons perilaku dapat diamati dari hal berikut :
a. Pernyataan verbal ( mengaduh, menangis, sesak napas, mendengkur).
b. Ekspresi wajah (meringis, menggelutukkan gigi, mengigit bibir)
c. Gerakan tubuh (gelisah, immobilisasi, ketegangan otot, peningkatan
gerakan jari dam tangan)
d. Kontak dengan orang lain atau interaksi sosial (menghindari percakapan,
menghindari kontak sosial, penurunan rentang perhatian, fokus pada
aktivitas menghilangkan nyeri).
2.4. KLASIFIKASI NYERI
Klasifikasi secara umum dibagi menjadi dua yaitu nyeri akut dan kronis:
a. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya
peningkatan tegangan otot.
b. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan,
biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6
bulan.
Konsep Nyeri 5
Perbedaan nyeri akut dan kronis
Selain klasifikasi nyeri diatas, terdapat jenis nyeri yang spesifik, diantaranya
nyeri somatis, myeri viseral, nyeri menjalar (referent pain), nyeri psikogenik,
nyeri phanton dari ekstermitas, nyeri neurologis, dll.
Konsep Nyeri 6
Perbedaan nyeri Somatis dan nyeri Viseral
Superfisial Dalam
Kualitas Tajam, tajam, tumpul, Tajam, tumpul,
Menusuk, nyeri terus. nyeri terus, kejang
Dan membakar
Menjalar Tidak Tidak Ya
Stimulasi Torehan, abrasi Torehan, Distensi, iskemia,
Terlalu panas panas, iskemia spasmus, iritasi
Dan dingin pergeseran kimiawi (tidak ada
tempat torehan)
Reaksi Otonom Tidak Ya Ya
Refleks kontraksi Tidak Ya Ya
otot
Nyeri menjalar adalah nyeri yang terasa pada bagian tubuh yang lain,
umumnya terjadi akibat kerusakan pada cidera organ viseral.
Nyeri psikogenik adalah nyeri yang tidak diketahui secara fisik yang
timbul akibat psikologis.
Nteri phantom adalah nyeri yang disebabkan karena salh satu ekstermitas
diamputasi.
Nyeri neurologis adalah bentuk nyeri yang tajam karena adanya spasme
disepanjang/ beberapa jalur saraf.
Konsep Nyeri 7
2.5.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI
Konsep Nyeri 8
Merupakan teknik reduksi nyeri dengan melakukan stimulasi pada
kulit untuk menghilangkan nyeri. Beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara
lain :
Kompres dingin
Analgetic ointments
2. Distraksi
Merupakan teknik reduksi nyeri dengan mengalihkan perhatian kepada
hal lain sehingga kesadaran terhadap nyerinya berkurang. Teknik distraksi
dapat dilakukan diantaranya dengan cara :
Penyebab nyeri
Berat-ringannya nyeri
Lokasi nyeri
Konsep Nyeri 9
Metode yang digunakan perawat pada klien untuk mengurangi nyeri
4. Relaksasi
Teknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri kronik dan memberikan
beberapa keuntungan, antara lain :
Menurunkan nyeri
Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyeri
Stewart (1976: 959), menganjurkan beberapa teknik relaksasi antara lain sebagai
berikut :
Konsep Nyeri 10
2.6. ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASALAH NYERI
2.6.1 Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada masalah nyeri yang dapat dilakukan adalah adanya
riwayat nyeri; keluhan nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas nyeri, kualitas, dan
waktu serangan. Pengkajian dapat dilakukan dengan cara PQRST :
P (pemacu), yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri,
Q (quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul atau tersayat,
R (region), yaitu daerah perjalanan nyeri,
S (severity) adalah keparahan atau intensitas nyeri,
T (time) adalah lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri.
Intensitas nyeri dapat diketahui dengan bertanya kepada pasien melalui
skala nyeri berikut :
Skala nyeri numerik
Konsep Nyeri 11
2.6.2 Diagnosis Keperawatan
Terdapat beberapa diagnosis yang berhubungan dengan masalah nyeri,
diantaranya :
1. Nyeri akut akibat fraktur panggul.
2. Nyeri kronis akibat arthritis.
3. Gangguan mobilitas akibat nyeri pada ekstremitas.
4. Kurangnya perawatan diri akibat ketidakmampuan menggerakkan
tangan yang disebabkan oleh nyeri persendian.
5. Cemas akibat ancaman peningkatan nyeri.
Konsep Nyeri 12
hydrochloride per 4-6 po menit
jam
Meperidine Demeral 50-150 Iv, im, sc, 10-15 30-60 2-4 jam
hydrochloride mg per po menit menit
3-4 jam
Methadone Dolophine 2,5-10 Im, sc, po 10 menit 1-2 jam 4-6 jam
mg per
3-4 jam
Pentazocine Talwin 50-100 Po
mg per
3-4 jam
Konsep Nyeri 13
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan
bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang
dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.
3.2 SARAN
Konsep Nyeri 14
DAFTAR PUSTAKA
Konsep Nyeri 15