Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Setiap individu, pernah mengalami nyeri dalam tingkatan tertentu. Nyeri
merupakan alas an yang paling umum orang mencari kesehatan. Walaupun
merupakan salah satu dari gejala yang paling sering terjadi di bidang medis ,
nyeri merupakan salah satu yang paling sedikit dipahami. Individu yang sering
mengalami nyeri merasa tertekan atau menderita dan mencari upaya untuk
menghilangkan nyeri. Nyeri bersifat subyektif, tidak ada dua individu yang
mengalami nyeri yang sama dan tidak ada dua kejadian nyery yang sama
menghasilkan respon ataau perasaan identik pada seorang individu.Nyeri
merupakan sumber penyebab frustasi, baik klien maupun bagi tenaga
kesehatan. Nyeri dapat merupakan factor utama yang menghambat
kemampuan dan keinginan individu untuk pulih dari suatu penyakit.
Nyeri berbeda dari sensasi lain,yaitu bahwa nyeri memberi peringatan
bahwa ada sesuatu yang salah ,nyeri mendahului sinyal lain , dan nyeri
berkaitan dengan perasaan tidak menyenangkan. Nyeri ternyata merupakan
sensasi yang sangat rumit karena jika nyeri berkepanjangan dan jaringan
rusak, jalur-jalur nosiseptor sentral mengalami fasilitasi dan reorganisasi.
IASP mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subyekt dan pengalaman
emosional yang tidak menyenagkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang
actual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana
terjadi kerusakan.
Individu dewasa dan anak-anak yang mengalami nyeri merasa tubuh dan
kehidupannya hilang kontrol. Berbagai upaya harus dilakukan untuk
memberikan berbagai pilihan atau kontrol terhadap kehidupan sehari-hari
mereka (lubkin, 1995).

Konsep Nyeri 1
2.1. RUMUSAN MASALAH
2.1.1 Apa yang dimaksud dengan nyeri?
2.2.2 Jelaskan dan bagaimana mekanisme nyeri?
2.2.3 Jelaskan yang dimaksut respon perilaku nyeri?
2.2.4 Bagaimana klasifikasi nyeri?
2.2.5 Apa saja faktor yang mempengaruhi nyeri ?
2.2.6 Sebutkan dan jelaskan manajemen nyeri?
2.2.7 Bagaimana menyusun asuhan keperawatan Nyeri?

2.3 TUJUAN
Mengetahui, memahami dan mengerti pengertian nyeri, mekanisme nyeri,
respon perilaku nyeri, klasifikasi nyeri, manajemen dan asuhan keperawatan
nyeri.

Konsep Nyeri 2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI NYERI


Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat
sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal
skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan
atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. Ada beberapa pendapat
menurut beberapa ahli mengenai pengertian nyeri :
1. Mc. Coffery (1979), nyeri sebagai suatu keadaan yang memengaruhi
seseorang yang keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah
mengalaminya.
2. Wolf Weifsel Feurst (1974), nyeri merupakan suatu perasaan menderita
secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan
3. Arthur C. Curton (1983), nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi
tubuh, timbul ketika jaringan sedang dirusak, dan menyebabkan individu
tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri.
4. Scrumum, nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak
dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, dan emosional.
2.2. MEKANISME NYERI
Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan.
Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung
saraf yang sangat bebas dan memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki
myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera,
persendian, dinding arteri, hati, dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat
memberikan respons akibat adanya stimulus dan rangsangan. Stimulus
tersebut dapat berupa zat kimiawi seperti histamin, bradikinin, prostaglandin,
dan macam-macam asam yang dilepas apabila terdapat kerusakan pada
jaringan akibat kekurangan oksigen. Stimulasi yang lain dapat berupa termal,
listrik, atau mekanis.

Konsep Nyeri 3
Selanjutya, stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut ditransmisikan
berupa impuls-impuls nyeri ke sumsum tulang belakang oleh duan jenis
serabut yang bermyelin rapat atau serabut A (delta) dan serabut lamban
(serabut C). Impuls-impuls yang ditransmisikan oleh tersebut delta A
mempunyai sifat inhibitor yang ditransmisikan ke serabut C. Serabut-serabut
aferen masuk ke spinal melalui akar dorsal (dorsal root) serta sinaps pada
dorsal horn. Dorsal horn terdiri atas beberapa lapisan atau laminae yang saling
bertautan. Di antara lapisan dua dan tiga terbentuk substansia gelatinosa yang
merupakan saluran utama impuls. Kemudian, impuls nyeri menyeberangi
sumsum tulang belakang pada interneuron dan bersambung ke jalur spinal
asendens yang paling utama, yaitu jalur spinothalamic tract (STT) atau jalur
spinithalamus dan spinoreticular tract (SRT) yang membawa informasi
tentang sifat dan lokasi nyeri. Dari proses transmisi terdapat dua jalur
mekanisme yang terjadinya nyeri., yaitu jalur opiate dan jalur nonopiate.
Jalur opiate ditandai oleh pertemuan reseptor pada otak yang terdiri atas jalur
spinal desendens dari thalamus yang melalui otak tengah dan medula ke
tanduk dorsal dari sumsum tulang belakang yang berkonduksi dengan
nociceptor impuls supresif. Serotonin merupakan neurotransmiter dalam
impuls supresif. Sistem supresif lebih mengaktifkan stimulasi nociceptor yang
ditransmisikan oleh serabut A. Jalur nonopiate merupakan jalur desendens
yang tidak memberikan respons terhadap naloxone yang kurang banyak
diketahui mekanismenya (Barbara C. Long, 1989).

Konsep Nyeri 4
2.3. RESPON PERILAKU NYERI
Sensasi nyeri terjadi ketika merasakan nyeri. Gerakan tubuh yang khas dan
ekspresi wajah yang mengindikasikan nyeri dapat ditunjukkan oleh pasien
sebagai respons perilaku terhadap nyeri. Respons tersebut seperti
menggerutkan dahi, gelisah, memalingkan wajah ketika diajak bicara. Pada
respons perilaku dapat diamati dari hal berikut :
a. Pernyataan verbal ( mengaduh, menangis, sesak napas, mendengkur).
b. Ekspresi wajah (meringis, menggelutukkan gigi, mengigit bibir)
c. Gerakan tubuh (gelisah, immobilisasi, ketegangan otot, peningkatan
gerakan jari dam tangan)
d. Kontak dengan orang lain atau interaksi sosial (menghindari percakapan,
menghindari kontak sosial, penurunan rentang perhatian, fokus pada
aktivitas menghilangkan nyeri).
2.4. KLASIFIKASI NYERI
Klasifikasi secara umum dibagi menjadi dua yaitu nyeri akut dan kronis:
a. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya
peningkatan tegangan otot.
b. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan,
biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6
bulan.

Konsep Nyeri 5
Perbedaan nyeri akut dan kronis

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis


Pengalaman Satu kejadian Satu situasi, status
eksistensi
Sumber Sebab eksternal atau Tidak diketahui atau
penyakit dari dalam pengobatan yang terlalu
lama
Serangan Mendadak Bisa mendadak,
berkembang, dan
terselubung
Waktu Sampai 6 bulan Lebih dari 6 bulan
sampai bertahun-tahun
Pernyataan nyeri Daerah nyeri tidak Daerah nyeri sulit
diketahui dengan pasti dibedakan intensitasnya,
sehingga sulit
dievaluasi(perubahan
perasaan)
Gejala-gejala klinis Pola respons yang khas Pola repons yang
dengan gejala yang lebih bervariasi dengan sedikit
jelas gejala (adaptasi)
Pola terbatas Berlangsung terus, dapat
bervariasi
Perjalanan Biasanya berkurang Penderitaan meningkat
setelah beberapa saat setelah beberapa saat

Sumber: Barbara C. Long, 1989

Selain klasifikasi nyeri diatas, terdapat jenis nyeri yang spesifik, diantaranya
nyeri somatis, myeri viseral, nyeri menjalar (referent pain), nyeri psikogenik,
nyeri phanton dari ekstermitas, nyeri neurologis, dll.

Konsep Nyeri 6
Perbedaan nyeri Somatis dan nyeri Viseral

Karakteristik Nyeri somatis Nyeri viseral

Superfisial Dalam
Kualitas Tajam, tajam, tumpul, Tajam, tumpul,
Menusuk, nyeri terus. nyeri terus, kejang
Dan membakar
Menjalar Tidak Tidak Ya
Stimulasi Torehan, abrasi Torehan, Distensi, iskemia,
Terlalu panas panas, iskemia spasmus, iritasi
Dan dingin pergeseran kimiawi (tidak ada
tempat torehan)
Reaksi Otonom Tidak Ya Ya
Refleks kontraksi Tidak Ya Ya
otot

Sumber. Barbara C. Long, 1989.

Nyeri menjalar adalah nyeri yang terasa pada bagian tubuh yang lain,
umumnya terjadi akibat kerusakan pada cidera organ viseral.
Nyeri psikogenik adalah nyeri yang tidak diketahui secara fisik yang
timbul akibat psikologis.
Nteri phantom adalah nyeri yang disebabkan karena salh satu ekstermitas
diamputasi.
Nyeri neurologis adalah bentuk nyeri yang tajam karena adanya spasme
disepanjang/ beberapa jalur saraf.

Konsep Nyeri 7
2.5.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, di


antaranya adalah :
1. Arti Nyeri. Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan
hampir sebagian arti nyeri merupakan arti yang negative, seperti memba-
hayakan merusak, dan lain-lain. Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai
faktor, seperti usia, jenis kelamin, latar belakang, social budaya,
lingkungan dan pengalaman.
2. Persepsi Nyeri. Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat subjektif
tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluative kognitif). Persepsi ini
dipengaruhi oleh faktor yang dapat memicu stimulasi nociceptor.
3. Toleransi Nyeri. Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri
yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor
yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain akibat,
obat-obatan, hipnotis, gesekan atau garukan, pengalihan perhatian,
kepercayaan yang kuat, dan sebagainya. Sedangkan faktor yang menurun-
kan toleransi antara lain kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang
tidak kunjung hilang, sakit, dan lain-lain.
4. Reaksi Terhadap Nyeri. Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk
respons seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas,
menangis, dan menjerit. Semua ini merupakan bentuk respon nyeri yang
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti arti nyeri, tingkat persepsi
nyeri, pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan social, kesehatan fisik
dan mental, rasa takut, cemas, usia, dan lain-lain.

2.6. MANAJEMEN NYERI

Dalam manajemen nyeri, terdapat empat teknik yang bisa digunakan,


antara lain :
1. Stimulas kutaneus

Konsep Nyeri 8
Merupakan teknik reduksi nyeri dengan melakukan stimulasi pada
kulit untuk menghilangkan nyeri. Beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara
lain :

 Kompres dingin

 Analgetic ointments

 Counteriritan, seperti plester hangat

 Contralateral stimulation, yaitu massage kulit pada area yang berlawanan


dengan area nyeri

2. Distraksi
Merupakan teknik reduksi nyeri dengan mengalihkan perhatian kepada
hal lain sehingga kesadaran terhadap nyerinya berkurang. Teknik distraksi
dapat dilakukan diantaranya dengan cara :

 Nafas dalam lambat dan berirama

 Massage and slow, rhythmic breating


 Rhythmic singing and tapping
 Active listening
 Guided imagery (kekuatan imajinasi klien bisa dengan mendengarkan
musik yang lembut)
3. Anticipatory Guidance
Merupakan teknik reduksi yang dilakukan oleh perawat dengan cara
memberikan informasi yang dapat mencegah terjadinya misinterpretasi dari
kejadian yang dapat menimbulkan nyeri dan membantu pemahaman apa yang
diharapkan. Informasi yang diberikan kepada klien diantaranya :

 Penyebab nyeri

 Proses terjadinya nyeri

 Lama dan kualitas nyeri

 Berat-ringannya nyeri

 Lokasi nyeri

 Informasi tentang keamanan yang akan diberikan kepada klien

Konsep Nyeri 9
 Metode yang digunakan perawat pada klien untuk mengurangi nyeri

 Hal-hal yang diharapkan klien selama prosedur

4. Relaksasi
Teknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri kronik dan memberikan
beberapa keuntungan, antara lain :

 Relaksasi akan menurunkan ansietas yang berhubungan dengan nyeri atau


stres.

 Menurunkan nyeri

 Menolong individu untuk melupakan nyeri

 Meningkatkan periode istirahat dan tidur

 Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain

 Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyeri

Stewart (1976: 959), menganjurkan beberapa teknik relaksasi antara lain sebagai
berikut :

 Klien menarik nafas dalam dan menahannya di dalam paru

 Secara perlahan-lahan keluarkan udara dan rasakan tubuh menjadi kendor


dan rasakan betapa nyaman hal tersebut

 Klien bernafas dengan irama normal dalam beberapa waktu

 Klien mengambil nafas dalam kembali dan keluarkan secara perlahan -


lahan, pada saat ini biarkan telapak kaki relaks. Perawat minta kepada
klien untuk mengkonsentrasikan pikiran pada kakinya yang terasa ringan
dan hangat.

 Ulangi langkah diatas dan konsentrasikan pikiran pada lengan, perut,


punggung dan kelompok otot-otot yang lain.

 Setelah klien merasa relaks, klien dianjurkan bernafas secara perlahan.


Bila nyeri menjadi hebat klien dapat bernafas secara dangkal dan cepat.

Konsep Nyeri 10
2.6. ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASALAH NYERI
2.6.1 Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada masalah nyeri yang dapat dilakukan adalah adanya
riwayat nyeri; keluhan nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas nyeri, kualitas, dan
waktu serangan. Pengkajian dapat dilakukan dengan cara PQRST :
 P (pemacu), yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri,
 Q (quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul atau tersayat,
 R (region), yaitu daerah perjalanan nyeri,
 S (severity) adalah keparahan atau intensitas nyeri,
 T (time) adalah lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri.
Intensitas nyeri dapat diketahui dengan bertanya kepada pasien melalui
skala nyeri berikut :
Skala nyeri numerik

Skala peringkat nyeri wajah oleh Wong-Baker

Konsep Nyeri 11
2.6.2 Diagnosis Keperawatan
Terdapat beberapa diagnosis yang berhubungan dengan masalah nyeri,
diantaranya :
1. Nyeri akut akibat fraktur panggul.
2. Nyeri kronis akibat arthritis.
3. Gangguan mobilitas akibat nyeri pada ekstremitas.
4. Kurangnya perawatan diri akibat ketidakmampuan menggerakkan
tangan yang disebabkan oleh nyeri persendian.
5. Cemas akibat ancaman peningkatan nyeri.

2.6.3 Perencanaan Keperawatan


1. Mengurangi dan membatasi faktor-faktor yang menambah nyeri.
2. Menggunakan berbagai tekhnik noninvasif untuk memodifikasi nyeri yang
dialami.
3. Menggunakan cara-cara untuk mengurangi nyeri yang optimal, seperti
memberikan analgesik sesuai dengan program yang ditentukan.

2.6.4 Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan


1. Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri, misalnya ketidakper-
cayaan, kesalahpahaman, ketakutan, kelelahan dan kebosanan.
2. Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan tekhnik-tekhnik seperti
tekhnik latihan pengalihan, tekhnik relaksasi, dan stimulasi kulit.
3. Pemberian obat analgesik, yang dilakukan guna mengganggu atau
memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi dengan cara
mengurangi kortikal terhadap nyeri.
Nama Nama Dosis Cara Serangan Puncak Lama
Generik Dagang Pemberian Khasiat
Morphin sulfat - 5-20 mg Sc, im 5-10 60 4-6 jam
per 3-4 menit menit
jam
Codein sulfat - 15-60 Sc, po 5-30 30-60 3-4 jam
mg per menit menit
3-4 jam
Hydromorphone Dilaudid 2-4 mg Iv, im, sc, 5-15 1 jam 4-6 jam

Konsep Nyeri 12
hydrochloride per 4-6 po menit
jam
Meperidine Demeral 50-150 Iv, im, sc, 10-15 30-60 2-4 jam
hydrochloride mg per po menit menit
3-4 jam
Methadone Dolophine 2,5-10 Im, sc, po 10 menit 1-2 jam 4-6 jam
mg per
3-4 jam
Pentazocine Talwin 50-100 Po
mg per
3-4 jam

4. Pemberian stimulator listrik, yaitu dengan memblok atau mengubah


stimulus nyeri dengan stimulus yang kurasng dirasakan. Bentuk stimulator
metode stimulus listrik meliputi TENS, percuntaneus implanted spinal
cord epidural stimulator, dan stimulator columna vertebra.

2.6.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan
dalam merespon rangsangan nyeri, diantaranya hilangnya perasaan nyeri,
menurunnya intensitas nyeri, adanya respons fisiologis yang baik, dan pasien
mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri.

Konsep Nyeri 13
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan
bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang
dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.

3.2 SARAN

Nyeri merupakan keluhan yang paling umum yang dialami pasien


yang datang ke pelayanan kesehatan. oleh karena itu, sebagai seorang
perawat harus mampu untuk memahami nyeri yang dialami pasien untuk
melakukan intervensi pada pasien.

Konsep Nyeri 14
DAFTAR PUSTAKA

Alimul Aziz H. 2009. PENGANTAR KEBUTUHAN DASAR MANUSIA : Aplikasi


Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Kennedy Sheldon Lisa. 2009. KOMUNIKASI UNTUK KEPERAWATAN :
Berbicara dengan Pasien. Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga
http://www.galeripustaka.com/2013/03/manajemen-nyeri.html

Konsep Nyeri 15

Anda mungkin juga menyukai

  • Cedera Kepala Ringan
    Cedera Kepala Ringan
    Dokumen26 halaman
    Cedera Kepala Ringan
    Ely Prayunika Dewi
    80% (5)
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Sikap Perawat Dalam Praktek
    Sikap Perawat Dalam Praktek
    Dokumen15 halaman
    Sikap Perawat Dalam Praktek
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen13 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • RKM Perina
    RKM Perina
    Dokumen5 halaman
    RKM Perina
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen23 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Aisa Titip LP
    Aisa Titip LP
    Dokumen16 halaman
    Aisa Titip LP
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • RKM Perina
    RKM Perina
    Dokumen5 halaman
    RKM Perina
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • MENGENAL GANGGUAN MENTAL ORGANIK DAN NON ORGANIK
    MENGENAL GANGGUAN MENTAL ORGANIK DAN NON ORGANIK
    Dokumen36 halaman
    MENGENAL GANGGUAN MENTAL ORGANIK DAN NON ORGANIK
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Seminar Jurnal Keperawatan Gerontik
    Seminar Jurnal Keperawatan Gerontik
    Dokumen12 halaman
    Seminar Jurnal Keperawatan Gerontik
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen23 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Cover Mater
    Cover Mater
    Dokumen37 halaman
    Cover Mater
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen15 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen33 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen16 halaman
    Bab 1
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen23 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Seksual
    Gangguan Seksual
    Dokumen16 halaman
    Gangguan Seksual
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • ARITMIA
    ARITMIA
    Dokumen18 halaman
    ARITMIA
    nugrahita
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen13 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Seksual
    Gangguan Seksual
    Dokumen16 halaman
    Gangguan Seksual
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • CAMPAK
    CAMPAK
    Dokumen6 halaman
    CAMPAK
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen13 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • CAMPAK
    CAMPAK
    Dokumen6 halaman
    CAMPAK
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Anemia Edit
    Anemia Edit
    Dokumen13 halaman
    Anemia Edit
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Campak
    Campak
    Dokumen12 halaman
    Campak
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Campak
    Campak
    Dokumen12 halaman
    Campak
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • KLMPK 1 Patfis
    KLMPK 1 Patfis
    Dokumen11 halaman
    KLMPK 1 Patfis
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Cover Mater
    Cover Mater
    Dokumen37 halaman
    Cover Mater
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat