PENDAHULUAN
1
haus dia akan minum banyak. Banyak minum inilah yang dapat melancarkan
air susu.
Dalam makalah ini kita mempelajari tentang perkembanagn nilai budaya
dan kaitannya dengan kesehatan masyarakat. Hal ini berkaitan dengan
pentingnya petugas kesehatan mempelajari kebudayaan di suatu wilayah agar
dapat memperbaiki status kesehatan masyarakat di daerah tersebut.
1.4 MANFAAT
Kita akan menambah wawasan tentang hubungan berbagai macam sosial
budaya terhadap kesehatan. Supaya kita, khususnya perawat bisa lebih
profesional dalam menangani pasien yang hubungannya masih erat dengan
kebudayaan mereka.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Perubahan sosial dan budaya yang terjadi seiring tekanan besar yang
dilakukan manusia terhadap sistem alam sekitar, menghadirkan berbagai macam
risiko kesehatan dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. Sebagai contoh,
kita terus mempertinggi konsentrasi gas-gas tertentu yang menyebabkan
meningkatkan efek alami rumah kaca (green house) yang mencegah bumi dari
pendinginan alami (freezing).
2.1.1 Aspek Sosial yang Mempengaruhi Status Kesehatan dan
Perilaku Kesehatan.
Ada beberapa aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan antara lain
adalah :
1. Umur
Jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola penyakit
berdasarkan golongan umur. Misalnya balita lebiha banyak menderita penyakit
infeksi, sedangkan golongan usila lebih banyak menderita penyakit kronis
seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, kanker, dan lain-lain.
2. Jenis Kelamin
Perbedaan jenis kelamin akan menghasilkan penyakit yang berbeda pula.
Misalnya dikalangan wanita lebih banyak menderita kanker payudara,
sedangkan laki-laki banyak menderita kanker prostat.
3. Pekerjaan
Ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit. Misalnya
dikalangan petani banyak yang menderita penyakit cacing akibat kerja yang
banyak dilakukan disawah dengan lingkungan yang banyak cacing. Sebaliknya
buruh yang bekerja di industri, misal di pabrik tekstil banyak yang menderita
penyakit saluran pernapasan karena banyak terpapar dengan debu.
3
4. Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi juga berpengaruh pada pola penyakit. Misalnya
penderita obesitas lebih banyak ditemukan pada golongan masyarakat yang
berstatus ekonomi tinggi, dan sebaliknya malnutrisi lebih banyak ditemukan
dikalangan masyarakat yang status ekonominya rendah.
Menurut H.Ray Elling (1970) ada 2 faktor sosial yang berpengaruh pada perilaku
kesehatan :
· Self concept
Self concept kita ditentukan oleh tingkatan kepuasan atau ketidakpuasan
yang kita rasakan terhadap diri kita sendiri, terutama bagaimana kita ingin
memperlihatkan diri kita kepada orang lain. Apabila orang lain melihat kita
positip dan menerima apa yang kita lakukan, kita akan meneruska perilaku kita,
begitu pula sebaliknya.
· Image kelompok
Image seorang individu sangat dipengaruhi oleh image kelompok. Sebagai
contoh, anak seorang dokter akan terpapar oleh organisasi kedokteran dan
orang-orang dengan pendidikan tinggi, sedangkan anak buruh atau petani tidak
terpapar dengan lingkungan medis, dan besar kemungkinan juga tidak bercita-
cita untuk menjadi dokter.
4
Tuhan, dan sakit atau mati adalah takdir, sehingga masyarakat kurang berusaha
untuk segera mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit.
3. Sikap ethnosentris
Sikap yang memandang kebudayaan sendiri yang paling baik jika
dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain.
4. Pengaruh perasaan bangga pada statusnya
Contoh : Dalam upaya perbaikan gizi, disuatu daerah pedesaan tertentu,
menolak untuk makan daun singkong, walaupun mereka tahu kandungan
vitaminnya tinggi. Setelah diselidiki ternyata masyarakat bernaggapan daun
singkong hanya pantas untuk makanan kambing, dan mereka menolaknya karena
status mereka tidak dapat disamakan dengan kambing.
5. Pengaruh norma
Contoh : upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak
mengalami hambatan karena ada norma yang melarang hubungan antara dokter
yang memberikan pelayanan dengan bumil sebagai pengguna pelayanan.
6. Pengaruh nilai
Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku
kesehatan. Contoh : masyarakat memandang lebih bergengsi beras putih daipada
beras merah, padahal mereka mengetahui bahwa vitamin B1 lebih tinggi diberas
merah daripada diberas putih.
7. Pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses
sosialisasi terhadap perilaku kesehatan. Kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil
akan berpengaruh terhadap kebiasaan pada seseorang ketika ia dewasa. Misalnya
saja, manusia yang biasa makan nasi sejak kecil, akan sulit diubah kebiasaan
makannya setelah dewasa.
8. Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan
Apabila seorang petugas kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku
kesehatan masyarakat, maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang
akan terjadi jika melakukan perubahan, menganalisis faktor-faktor yang
terlibat/berpengaruh pada perubahan, dan berusaha untuk memprediksi tentang
apa yang akan terjadi dengan perubahan tersebut.
5
2.2 DISIPLIN SOSIAL BUDAYA BERKAITAN DENGAN KESEHATAN
Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan
resultante dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun
masalah buatan manusia, social budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika,
dan sebagainya. Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho
socio somatic health well being , merupakan resultante dari 4 faktor yaitu:
1. Environment atau lingkungan.
2. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan
dengan ecological balance.
3. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi
penduduk, dan sebagainya.
4. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif,
promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan
faktor yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya
derajat kesehatan masyarakat. Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan
pasien sangat dipengaruhi oleh faktor -faktor seperti kelas social, perbedaan
suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan yang sama (yang ditentukan
secara klinis), bergantung dari variable-variabel tersebut dapat menimbulkan
reaksi yang berbeda di kalangan pasien.
Oleh para ahli kesehatan, antropologi kesehatan di pandang sebagai
disiplin biobudaya yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial
budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara
keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia yang mempengaruhi kesehatan
dan penyakit. Penyakit sendiri ditentukan oleh budaya: hal ini karena penyakit
merupakan pengakuan sosial bahwa seseorang tidak dapat menjalankan peran
normalnya secara wajar.
6
mengapa kesehatan itu adalah politik, karena dalam bidang kesehatan adanya
disparitas derajat kesehatan masyarakat, dimana sebagian menikmati kesehatan
sebagian tidak. Oleh sebab itu, untuk memenuhi equity atau keadilan harus
diperjuangkan.
Kesehatan adalah bagian dari politik karena derajat kesehatan atau
masalah kesehatan ditentukan oleh kebijakan yang dapat diarahkan atau
mengikuti kehendak (amenable) terhadap intervensi kebijakan politik.
Kesehatan bagian dari politik karena kesehatan adalah hak asasi manusia.
7
bagaimana penyakit itu dapat menyerang seseorang. Ini dapat dilihat dari sikap
merka terhadap penyakit tersebut. Ada kebiasaan dimana setiap oang sakit
diisolasi dan dibiarkan saja. Kebiasaan ini ini mungkin dapat mencegah
penularan dari penyakit-penyakit infeksi seperti cacar dan TBC.
Pelayanan kesehatan yang moderen oleh sebab itu harus disesuaikan dengan
kebudayaan setempat, akan sia-sia jika ingin memaksakan sekaligus cara-cara
moderen dan menyapu semua cara-cara tradisional. Bila tenaga kesehatan
berasal dari lain suku atau bangsa, sering mereka merasa asing dengna penduduk
setempat . ini tidak aan terjadi jika tenaga kesehatan tersebut berusaha
mempelajari kebudayaan mereka dan menjembatani jarak yang ada diantara
8
mereka. Dengan sikap yang tidak simpatik serta tangan besi, maka jarak tersebut
akan semakin lebar. Setiap masyarakat mempunyai cara pengobatan dan
kebiasaan yang berhubungan dengan ksehatan masing-masing. Sedikit usaha
untuk mempelajari kebudayaan mereka . akan mempermudah memberikan
gagasan yang baru yang sebelumnya tidak mereka terima.
Kebudayaan yang dianut oleh masyarakat tertentu tidaklah kaku dan bisa
untuk di rubah, tantangannya adalah mampukah tenaga kesehatan memberikan
penjelasan dan informasi yang rinci tentang pelayanan kesehatan yang akan di
berikan kepada masyarakat. Ada banyak cara yang bisa dilakukan ,mulai dari
perkenalan program kerja, menghubungi tokoh-tokoh masyarakat maupun
melakukan pendekatan secara personal.
9
teknologi dalam bidang kesehatan, diantaranya: Mempermudah Dokter dan
Perawat dalam memonitor kesehatan pasien monitor detak jantung pasien lewat
monitor komputer, aliran darah , memeriksa organ dalam pasien dengan sinar X.
Sebagai contoh saat perawatan Almarhum Mantan Presiden Soeharto di Rumah
Sakit Pertamina Jakarta, tahun 2008. Dengan teknologi modern bisa memonitor,
bahkan menggantikan fungsi organ dalam seperti Jantung, Paru-paru dan Ginjal.
Itu merupakan teknologi kesehatan yang digabungkan dengan teknologi
Informasi dan Komputer. Namun dalam penggunaan IPTek di bidang kesehatan
juga akan memberikan dampak antara lain:
Dampak positif:
Dampak negatif:
10
2. Timbulnya penyakit asbestos yang diderita karyawan pabrik asbes, diduga
disebabkan banyaknya debu yang berterbangan dan mengandung oksida
silicon.
3. Timbulnya penyakit karena kesibukan atau kekhawatiran ketika bekerja,
seperti darah tinggi, jantung, ginjal, liver dan lain-lain.
4. Timbulnya penyakit karena kesalahan gaya hidup, misalnya penyakit
jantung, hipertensi, stress dan AIDS.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perubahan sosial dan budaya yang terjadi seiring tekanan besar yang
dilakukan manusia terhadap sistem alam sekitar, menghadirkan berbagai
macam risiko kesehatan dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia Masalah
kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari
berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan
manusia, social budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya.
3.2 SARAN
12
DAFTAR PUSTAKA
13