Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kebudayaan atau disebut juga kultur merupakan keseluruhan cara hidup
manusia sebagai warisan sosial yang diperoleh individu dari kelompoknya.
Pengetahuan tentang suatu kebudayaan tertentu dapat digunakan untuk
meramalkan berbagai kepercayaan dan perilaku anggotanya. Untuk itu petugas
kesehatan perlu mempelajari kebudayaan sebagai upaya mengetahui perilaku
masyarakat di kebudayaan tersebut sehingga dapat turut berperan serta
memperbaiki status kesehatan di masyarakat tersebut.
Dalam tiap kebudayaan terdapat berbagai kepercayaan yang berkaitan
dengan kesehatan. Di pedesaan masyarakat jawa, ibu nifas tidak boleh makan
yang amis-amis (misalnya : Ikan) karena menurut kepercayaan akan membuat
jahitan perineum sulit sembuh dan darah nifas tidak berhenti. Menurut ilmu gizi
hal tersebut tidak dibenarkan karena justru ikan harus dikonsumsi karena
mengandung protein sehingga mempercepat pemulihan ibu nifas. Disinilah
peran petugas kesehatan untuk meluruskan anggapan tersebut.
Di sisi lain ada kebudayaan yang sejalan dengan aspek kesehatan. Dalam
arti kebudayaan yang berlaku tersebut tidak bertentangan bahkan saling
mendukung dengan aspek kesehatan. Dalam hal ini petugas kesehatan harus
mendukung kebudayaan tersebut. Tetapi kadangkala rasionalisasinya tidak
tepat sehingga peran petugas kesehatan adalah meluruskan anggapan tersebut.
Sebagai contoh, ada kebudayaan yang menganjurkan ibu hamil minum air
kacang hijau agar rambut bayinya lebat. Kacang hijau sangat baik bagi
kesehatan karena banyak mengandung vitamin B yang berguna bagi
metabolisme tubuh.
Petugas kesehatan mendukung kebiasaan minum air kacang hijau tetapi
meluruskan anggapan bahwa bukan membuat rambut bayi lebat tetapi karena
memang air kacang hujau banyak vitaminnya. Ada juag kebudayaan yang
menganjurkan ibu menyusui untuk amakan jagung goring (di Jawa disebut
“marning”) untuk melancarkan air susu. Hal ini tidak bertentangan dengan
kesehatan. Bila ibu makan jagung goring maka dia akan mudah haus. Karena

1
haus dia akan minum banyak. Banyak minum inilah yang dapat melancarkan
air susu.
Dalam makalah ini kita mempelajari tentang perkembanagn nilai budaya
dan kaitannya dengan kesehatan masyarakat. Hal ini berkaitan dengan
pentingnya petugas kesehatan mempelajari kebudayaan di suatu wilayah agar
dapat memperbaiki status kesehatan masyarakat di daerah tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Terdapat berbagai macam masalah yang akan kita bahas, yaitu :
1. Apa itu sosial budaya dan pengaruhnya terhadap gaya hidup dan
kesehatan?
2. Apa itu disiplin sosial budaya yang berkaitan dengan kesehatan ?
3. Apa yang dimaksud politik berkaitan dengan kesehatan ?
4. Apa yang dimaksud ekonomi berkaitan dengan kesehatan ?
5. Apa itu sistem pelayanan kesehatan dalam sosial budaya ?
6. Apa kemajuan IPTEK dibidang kesehatan ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Mengetahui sosial budaya dan pengaruhnya terhadap gaya hidup dan
kesehatan.
2. Mengetahui disiplin sosial budaya yang berkaitan dengan kesehatan.
3. Mengetahui politik yang berkaitan dengan kesehatan.
4. Mengetahui ekonomi yang berkaitan dengan kesehatan.
5. Mengetahui sistem pelayanan kesehatan dalam sosial budaya.
6. Mengetahui kemajuan IPTEK dibidang kesehatan.

1.4 MANFAAT
Kita akan menambah wawasan tentang hubungan berbagai macam sosial
budaya terhadap kesehatan. Supaya kita, khususnya perawat bisa lebih
profesional dalam menangani pasien yang hubungannya masih erat dengan
kebudayaan mereka.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SOSIAL BUDAYA DAN PENGARUHNYA TERHADAP GAYA


HIDUP DAN KESEHATAN

Perubahan sosial dan budaya yang terjadi seiring tekanan besar yang
dilakukan manusia terhadap sistem alam sekitar, menghadirkan berbagai macam
risiko kesehatan dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. Sebagai contoh,
kita terus mempertinggi konsentrasi gas-gas tertentu yang menyebabkan
meningkatkan efek alami rumah kaca (green house) yang mencegah bumi dari
pendinginan alami (freezing).
2.1.1 Aspek Sosial yang Mempengaruhi Status Kesehatan dan
Perilaku Kesehatan.
Ada beberapa aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan antara lain
adalah :
1. Umur
Jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola penyakit
berdasarkan golongan umur. Misalnya balita lebiha banyak menderita penyakit
infeksi, sedangkan golongan usila lebih banyak menderita penyakit kronis
seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, kanker, dan lain-lain.

2. Jenis Kelamin
Perbedaan jenis kelamin akan menghasilkan penyakit yang berbeda pula.
Misalnya dikalangan wanita lebih banyak menderita kanker payudara,
sedangkan laki-laki banyak menderita kanker prostat.

3. Pekerjaan
Ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit. Misalnya
dikalangan petani banyak yang menderita penyakit cacing akibat kerja yang
banyak dilakukan disawah dengan lingkungan yang banyak cacing. Sebaliknya
buruh yang bekerja di industri, misal di pabrik tekstil banyak yang menderita
penyakit saluran pernapasan karena banyak terpapar dengan debu.

3
4. Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi juga berpengaruh pada pola penyakit. Misalnya
penderita obesitas lebih banyak ditemukan pada golongan masyarakat yang
berstatus ekonomi tinggi, dan sebaliknya malnutrisi lebih banyak ditemukan
dikalangan masyarakat yang status ekonominya rendah.

Menurut H.Ray Elling (1970) ada 2 faktor sosial yang berpengaruh pada perilaku
kesehatan :
· Self concept
Self concept kita ditentukan oleh tingkatan kepuasan atau ketidakpuasan
yang kita rasakan terhadap diri kita sendiri, terutama bagaimana kita ingin
memperlihatkan diri kita kepada orang lain. Apabila orang lain melihat kita
positip dan menerima apa yang kita lakukan, kita akan meneruska perilaku kita,
begitu pula sebaliknya.
· Image kelompok
Image seorang individu sangat dipengaruhi oleh image kelompok. Sebagai
contoh, anak seorang dokter akan terpapar oleh organisasi kedokteran dan
orang-orang dengan pendidikan tinggi, sedangkan anak buruh atau petani tidak
terpapar dengan lingkungan medis, dan besar kemungkinan juga tidak bercita-
cita untuk menjadi dokter.

2.1.2 Aspek Budaya yang Mempengaruhi Status Kesehatan Dan


Perilaku Kesehatan
Menurut G.M. Foster (1973) , aspek budaya dapat mempengaruhi
kesehatan, yaitu:
1. Pengaruh tradisi
Ada beberapa tradisi didalam masyarakat yang dapat berpengaruh negatif
terhadap kesehatan masyarakat.
2. Sikap fatalistis
Hal lain adalah sikap fatalistis yang juga mempengaruhi perilaku
kesehatan. Contoh : Beberapa anggota masyarakat dikalangan kelompok
tertentu (fanatik) yang beragama islam percaya bahwa anak adalah titipan

4
Tuhan, dan sakit atau mati adalah takdir, sehingga masyarakat kurang berusaha
untuk segera mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit.
3. Sikap ethnosentris
Sikap yang memandang kebudayaan sendiri yang paling baik jika
dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain.
4. Pengaruh perasaan bangga pada statusnya
Contoh : Dalam upaya perbaikan gizi, disuatu daerah pedesaan tertentu,
menolak untuk makan daun singkong, walaupun mereka tahu kandungan
vitaminnya tinggi. Setelah diselidiki ternyata masyarakat bernaggapan daun
singkong hanya pantas untuk makanan kambing, dan mereka menolaknya karena
status mereka tidak dapat disamakan dengan kambing.
5. Pengaruh norma
Contoh : upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak
mengalami hambatan karena ada norma yang melarang hubungan antara dokter
yang memberikan pelayanan dengan bumil sebagai pengguna pelayanan.
6. Pengaruh nilai
Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku
kesehatan. Contoh : masyarakat memandang lebih bergengsi beras putih daipada
beras merah, padahal mereka mengetahui bahwa vitamin B1 lebih tinggi diberas
merah daripada diberas putih.
7. Pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses
sosialisasi terhadap perilaku kesehatan. Kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil
akan berpengaruh terhadap kebiasaan pada seseorang ketika ia dewasa. Misalnya
saja, manusia yang biasa makan nasi sejak kecil, akan sulit diubah kebiasaan
makannya setelah dewasa.
8. Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan
Apabila seorang petugas kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku
kesehatan masyarakat, maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang
akan terjadi jika melakukan perubahan, menganalisis faktor-faktor yang
terlibat/berpengaruh pada perubahan, dan berusaha untuk memprediksi tentang
apa yang akan terjadi dengan perubahan tersebut.

5
2.2 DISIPLIN SOSIAL BUDAYA BERKAITAN DENGAN KESEHATAN
Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan
resultante dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun
masalah buatan manusia, social budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika,
dan sebagainya. Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho
socio somatic health well being , merupakan resultante dari 4 faktor yaitu:
1. Environment atau lingkungan.
2. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan
dengan ecological balance.
3. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi
penduduk, dan sebagainya.
4. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif,
promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan
faktor yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya
derajat kesehatan masyarakat. Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan
pasien sangat dipengaruhi oleh faktor -faktor seperti kelas social, perbedaan
suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan yang sama (yang ditentukan
secara klinis), bergantung dari variable-variabel tersebut dapat menimbulkan
reaksi yang berbeda di kalangan pasien.
Oleh para ahli kesehatan, antropologi kesehatan di pandang sebagai
disiplin biobudaya yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial
budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara
keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia yang mempengaruhi kesehatan
dan penyakit. Penyakit sendiri ditentukan oleh budaya: hal ini karena penyakit
merupakan pengakuan sosial bahwa seseorang tidak dapat menjalankan peran
normalnya secara wajar.

2.3 POLITIK BERKAITAN DENGAN KESEHATAN


2.3.1 Politik Kesehatan
Politik kesehatan merupakan upaya pembangunan masyarakat dalam
bidang kesehatan. Bambra et al (2005) dan fahmi umar (2008) mengemukakan

6
mengapa kesehatan itu adalah politik, karena dalam bidang kesehatan adanya
disparitas derajat kesehatan masyarakat, dimana sebagian menikmati kesehatan
sebagian tidak. Oleh sebab itu, untuk memenuhi equity atau keadilan harus
diperjuangkan.
Kesehatan adalah bagian dari politik karena derajat kesehatan atau
masalah kesehatan ditentukan oleh kebijakan yang dapat diarahkan atau
mengikuti kehendak (amenable) terhadap intervensi kebijakan politik.
Kesehatan bagian dari politik karena kesehatan adalah hak asasi manusia.

2.3.2 Hubungan Politik dan Kesehatan


Politik kesehatan adalah kebijakan negara di bidang kesehatan. Yakni
kebijakan publik yang didasari oleh hak yang paling fundamental, yaitu sehat
merupakan hak warga negara. Sehingga dalam pengambilan keputusan politik
khususnya kesehatan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat sebaliknya
politik juga dipengaruhi oleh kesehatan dimana jika derajat kesehatan
masyarakat meningkat maka akan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat.

2.4 EKONOMI BERKAITAN DENGAN KESEHATAN


Ekonomi kesehatan dapat didefinisikan sebagai penerapan teori, konsep dan
teknik ilmu ekonomi pada sektor kesehatan, dengan demikian ekonomi
kesehatan berkaitan erat dengan hal-hal sebagai berikut :
1. Alokasi sumber daya diantara berbagai upaya kesehatan
2. Jumlah sumber daya yang dipergunakan dalam pelayanan kesehatan
3. Pengorganisasian dan pembiayaan dari berbagai pelayanan kesehatan
4. Efisiensi pengalokasian dan penggunaan berbagai sumber daya
5. Dampak upaya pencegahan, pengobatan, dan pemulihan kesehatan pada
individu dan masyarkat

2.5 SISTEM PELAYANAN KESEHATAN DALAM SOSIAL BUDAYA


2.5.1 Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Pelayanan Kesehatan
Menjadi sakit memang tidak diharapkan oleh semua orang apalagi penyakit-
penyakit yang berat dan fatal. Masih banyak masyarakat yang tidak mengerti

7
bagaimana penyakit itu dapat menyerang seseorang. Ini dapat dilihat dari sikap
merka terhadap penyakit tersebut. Ada kebiasaan dimana setiap oang sakit
diisolasi dan dibiarkan saja. Kebiasaan ini ini mungkin dapat mencegah
penularan dari penyakit-penyakit infeksi seperti cacar dan TBC.

Bentuk pengobatanyang di berikan biasanya hanya berdasarkan anggapan


mereka sendiri tentang bagaimana penyakit itu timbul. Kalau mereka
menganggap penyakit itu disebabkan oleh hal-hal yang supernatural atau magis,
maka digunakan pengobatan secara tradisional. Pengobatan modern dipilih bila
meraka duga penyebabnya adalah fator ilmiah. Ini dapat merupakan sumber
konflik bagi tenaga kesehatan, bila ternyata pengobatan yang mereka pilih
berlawana denganpemikiran secara medis.

Didalam masyarakat industri modern iatrogenic disease merupakan


problema. Budaya menuntut merawat penderita di rumah sakit, pada hal rumah
sakit itulah tempat ideal bagi penyebaran kuman-kuman yang telah resisten
terhadp anti biotika.

2.5.2 Kebudayaan dan Sistem Pelayanan Kesehatan.

Bila suatu bentuk pelayanan kesehatan baru di perkenalkan kedalam suatu


masyarakat dimana faktor-faktor budaya masih kuat. Biasanya dengan segera
mereka akan menolak dan memilih cara pengobatan tradisional sendiri. Apakah
mereka akan memilih cara baru atau lama, akan memberi petunjuk kepada kita
akan kepercayaan dan harapan pokokmereka lambat laun akann sadar apakah
pengobatan baru tersebut berfaedah , sama sekali tidak berguna, atau lambat
memberi pegaruh. Namun mereka lebih menyukai pengobatan tradisional karena
berhubungan erat dengan dasar hidup mereka. Maka cara baru itu akan
dipergunakan secara sangat terbatas, atau untuk kasus-kasus tertentu saja.

Pelayanan kesehatan yang moderen oleh sebab itu harus disesuaikan dengan
kebudayaan setempat, akan sia-sia jika ingin memaksakan sekaligus cara-cara
moderen dan menyapu semua cara-cara tradisional. Bila tenaga kesehatan
berasal dari lain suku atau bangsa, sering mereka merasa asing dengna penduduk
setempat . ini tidak aan terjadi jika tenaga kesehatan tersebut berusaha
mempelajari kebudayaan mereka dan menjembatani jarak yang ada diantara

8
mereka. Dengan sikap yang tidak simpatik serta tangan besi, maka jarak tersebut
akan semakin lebar. Setiap masyarakat mempunyai cara pengobatan dan
kebiasaan yang berhubungan dengan ksehatan masing-masing. Sedikit usaha
untuk mempelajari kebudayaan mereka . akan mempermudah memberikan
gagasan yang baru yang sebelumnya tidak mereka terima.

Pemuka-pemuka didalam masyarakat itu harus di yakinkan sehingga


mereka dapat memberikan dukungan dan yakin bahwa cara-cara baru tersebut
bukan untuk melunturkan kekuasaan mereka tetapi sebaliknya akan memberika
manfaat yang lebih besar.pilihan pengobatan dapat menimbulkan kesulitan.
Misalnya bila pengobatan tradisional biasanya mengunakan cara-cara
menyakitkan seperti mengiris-iris bagian tubuh atau dengan memanasi
penderita,akan tidak puas hanya dengan memberikan pil untuk diminum. Hal
tersebut diatas bisa menjadi suatu penghalang dalam memberikan pelayanan
kesehatan, tapi dengan berjalannya waktu mereka akan berfikir dan menerima.

2.5.3 Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Pelayanan Kesehatan

Hubungan antara faktor sosial budaya dan pelayanan kesehatan sangatlah


penting untuk di pelajari khususnya bagi tenaga kesehatan. Bila suatu informasi
kesehatan yang baru akan di perkenalkan kepada masyarakat haruslah di barengi
dengan mengetahui terlebih dahulu tentang latar belakang sosial budaya yang
dianut di dalam masyarakat tersebut.

Kebudayaan yang dianut oleh masyarakat tertentu tidaklah kaku dan bisa
untuk di rubah, tantangannya adalah mampukah tenaga kesehatan memberikan
penjelasan dan informasi yang rinci tentang pelayanan kesehatan yang akan di
berikan kepada masyarakat. Ada banyak cara yang bisa dilakukan ,mulai dari
perkenalan program kerja, menghubungi tokoh-tokoh masyarakat maupun
melakukan pendekatan secara personal.

2.6 KEMAJUAN IPTEK DIBIDANG KESEHATAN


Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK ) akan berperan besar dalam
meningkatkan layanan kesehatan warga dunia. Akselerasi penggunaan TIK
dalam dunia kesehatan semakin meningkat dan mudah. Adapun manfaat

9
teknologi dalam bidang kesehatan, diantaranya: Mempermudah Dokter dan
Perawat dalam memonitor kesehatan pasien monitor detak jantung pasien lewat
monitor komputer, aliran darah , memeriksa organ dalam pasien dengan sinar X.
Sebagai contoh saat perawatan Almarhum Mantan Presiden Soeharto di Rumah
Sakit Pertamina Jakarta, tahun 2008. Dengan teknologi modern bisa memonitor,
bahkan menggantikan fungsi organ dalam seperti Jantung, Paru-paru dan Ginjal.
Itu merupakan teknologi kesehatan yang digabungkan dengan teknologi
Informasi dan Komputer. Namun dalam penggunaan IPTek di bidang kesehatan
juga akan memberikan dampak antara lain:

Dampak positif:

1. Meningkatkan ilmu dan fasilitas di bidang kedokteran.


Berkembangnya cabang-cabang ilmu di bidang pengobatan dan
penemuan alat kedokteran seperti mikroskop, banyak membantu
pemecahan masalah di bidang kedokteran.
2. Meningkatkan Teknologi Obat-obatan.
Dengan ditemukannya teknologi material, orang dapat mengetahui
susunan suatu zat, sifat-sifatnya jumlah masing-masing bagian dari susunan
suatu persenyawaan. Dasar pemisahan suatu bersenyawa dari campurannya
dan pembentukan senyawa baru dari senyawa lain merupakan awal dari
pembuatan teknologi di bidang obat-obatan.
3. Memberantas Penyakit Menular.
Perkembangan ilmu pengetahuan menyebabkan kberhasilan ilmu
kedokteran dalam mengikuti tingkah laku dinamika gelombang epidemic,
sehingga mampu mengadakan usaha pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular.

Dampak negatif:

1. Timbulnya penyakit kanker yang dianggap berasal dari kemajuan IPTEK,


yang sampai saat ini masih belum ditemukan obatnya, melainkan upaya
untuk mencegah meluasnya bagian yang terserang.

10
2. Timbulnya penyakit asbestos yang diderita karyawan pabrik asbes, diduga
disebabkan banyaknya debu yang berterbangan dan mengandung oksida
silicon.
3. Timbulnya penyakit karena kesibukan atau kekhawatiran ketika bekerja,
seperti darah tinggi, jantung, ginjal, liver dan lain-lain.
4. Timbulnya penyakit karena kesalahan gaya hidup, misalnya penyakit
jantung, hipertensi, stress dan AIDS.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Perubahan sosial dan budaya yang terjadi seiring tekanan besar yang
dilakukan manusia terhadap sistem alam sekitar, menghadirkan berbagai
macam risiko kesehatan dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia Masalah
kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari
berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan
manusia, social budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya.

3.2 SARAN

Petugas kesehatan perlu mempelajari kebudayaan sebagai upaya


mengetahui perilaku masyarakat di kebudayaan tersebut sehingga dapat turut
berperan serta memperbaiki status kesehatan di masyarakat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arfandi Sade.2016.Politik Kesehatan./ http://arfandisade-as.blogspot.co.id


/2012/08/politik-kesehatan.html (Diakses pada tanggal 3 Januari 2016)

Gusti Hartanti.2012.Peranan Ekonomi Kesehatan Dalam Perencanaan Kesehatan./


http://www.slideshare.net/gustihartanti/peranan-ekonomi-kesehatan-dalam-
peren canaan -kesehatan. (Diakses pada tanggal 3 Januari 2016)

Mega Aprilia Puspasari.2011.Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Pelayanan


Kesehatan./http://siput-biru.blogspot.co.id/2011/11/pengaruh-sosial-budaya-
ter hadap.html(Diakses pada tanggal 3 Januari 2016)

Muhammad Rifki Said.2016.Politik dan Kesehatan (Ilmu Sosian dan Masalah


Kesehatan)./ http://catatanrifki.blogspot.co.id/2012/12/politik-dan-kesehatan-
imu-sosial-dan.html(Diakses pada tanggal 3 Januari 2016)

Siti Rohmi.2016.Makalah Pengaruh Sosial Budaya Masyarakat Terhadap


Kesehatan./ http://sitirohmie.blogspot.co.id/2013/04/makalah-pengaruh-
sosial-budaya.html(Diakses pada tanggal 3 Januari 2016)

Sukosrianggono.2011.Peranan IPTEK Diberbagai Bidang Kehidupan./


https://sukosrianggono.wordpress.com/2013/10/09/peranan-iptek-diberbagai-
bidang-kehidupan/(Diakses pada tanggal 3 Januari 2016)

13

Anda mungkin juga menyukai

  • Cedera Kepala Ringan
    Cedera Kepala Ringan
    Dokumen26 halaman
    Cedera Kepala Ringan
    Ely Prayunika Dewi
    80% (5)
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Sikap Perawat Dalam Praktek
    Sikap Perawat Dalam Praktek
    Dokumen15 halaman
    Sikap Perawat Dalam Praktek
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen13 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • RKM Perina
    RKM Perina
    Dokumen5 halaman
    RKM Perina
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen23 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Aisa Titip LP
    Aisa Titip LP
    Dokumen16 halaman
    Aisa Titip LP
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • RKM Perina
    RKM Perina
    Dokumen5 halaman
    RKM Perina
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • MENGENAL GANGGUAN MENTAL ORGANIK DAN NON ORGANIK
    MENGENAL GANGGUAN MENTAL ORGANIK DAN NON ORGANIK
    Dokumen36 halaman
    MENGENAL GANGGUAN MENTAL ORGANIK DAN NON ORGANIK
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Seminar Jurnal Keperawatan Gerontik
    Seminar Jurnal Keperawatan Gerontik
    Dokumen12 halaman
    Seminar Jurnal Keperawatan Gerontik
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen23 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • ARITMIA
    ARITMIA
    Dokumen18 halaman
    ARITMIA
    nugrahita
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen15 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen33 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen16 halaman
    Bab 1
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Seksual
    Gangguan Seksual
    Dokumen16 halaman
    Gangguan Seksual
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen15 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • CAMPAK
    CAMPAK
    Dokumen6 halaman
    CAMPAK
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Seksual
    Gangguan Seksual
    Dokumen16 halaman
    Gangguan Seksual
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Anemia Edit
    Anemia Edit
    Dokumen13 halaman
    Anemia Edit
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • CAMPAK
    CAMPAK
    Dokumen6 halaman
    CAMPAK
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Cover Mater
    Cover Mater
    Dokumen37 halaman
    Cover Mater
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen13 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen23 halaman
    Bab I
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Campak
    Campak
    Dokumen12 halaman
    Campak
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Campak
    Campak
    Dokumen12 halaman
    Campak
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • KLMPK 1 Patfis
    KLMPK 1 Patfis
    Dokumen11 halaman
    KLMPK 1 Patfis
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat
  • Cover Mater
    Cover Mater
    Dokumen37 halaman
    Cover Mater
    Yanis Sofi
    Belum ada peringkat