Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN POLA MAKAN TERHADAP KEJADIAN

ACNE VULGARIS PADA MAHASISWA PRODI


PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI 2017

Oleh

Adelia Sekartanti

15310006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MALAHAYATI

BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari

lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1.5 m2 dengan berat kira-

kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta

merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat

kompleks,elastic dan sensitive, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras,

dan juga bergantung pada lokasi tubuh.

Warna kulit berbeda-beda, dari kulit yang berwarna terang (fair skin),

pirang dan hitam, warna merah muda pada telapak kaki dan tangan bayi, serta

warna hitam kecoklatan pada genitalia orang dewasa.

Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut, tipis, dan tebalnya; kulit

yang elastic dan longgar terdapat pada palpebra, bibir, dan preputium, kulit

yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa. Kulit yang

tipis terdapat pada muka, yang lembut pada leher dan badan, dan yang

berambut kasar terdapat pada kepala.

Salah satu penyakit kulit yang selalu mendapat perhatian bagi para remaja

dan dewasa muda adalah jerawat atau dalam bahasa medisnya acne vulgaris.

Penyakit ini tidak fatal, tetapi cukup merisaukan karena berhubungan dengan

menurunnya kepercayaan diri akibat berkurangnya keindahan wajah penderita

(Yuindartanto,2009).
Akne vulgaris adalah penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan

menahun folikel pilosebasea. Akne meliputi berbagai kelainan kulit yang

hampir mirip satu dengan yang lainnya, sehingga diperlukan penggolongan

atau klasifikasi untuk membedakannya. Gambaran klinis akne vulgaris sering

polimorfi; terdiri atas berbagai kelainan kulit berupa komedo, papul, pustul,

nodus, dan jaringan parut yang terjadi akibat kelainan aktif tersebut. Akne

vulgaris umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri, namun

gejala sisa akne vulgaris dapat menetap seumur hidup, berupa jaringan parut

hipertrofik maupun hipotrofik.

Penyebab pasti timbulnya acne belum diketahui namun acne yang terjadi

pada usia pubertas dipengaruhi oleh beberapa factor resiko yaitu:

meningkatnya kadar hormon androgen, penggunaan kosmetik,stres, personal

hygiene yang buruk dan pola tidur yang tidak baik seperti tidur larut malam

(Sleep Research and Treatment, 2006).

Adapun berbagai faktor. penyebab acne sangat banyak (multifaktorial),

antara lain : genetik, endokrin, faktor makanan, keaktifan dari kelenjar

sebasea sendiri, faktor psikis, iklim, infeksi bakteri (Propionibacterium acnes),

dan kosmetika ( Victor, 2010).

Kejadian acne vulgaris sebesar 85 % dan terjadi pada usia 14 -17 tahun

pada wanita dan 16 -19 tahun pada laki-laki, dengan lesi predominan adalah

komedo dan papul. Acne sudah timbul pada anak usia 9 tahun namun

puncaknya pada laki-laki terutama usia 17-18 tahun sedangkan wanita usia 16

-17 tahun. Acne vulgaris umumnya lebih banyak terjadi pada laki-laki

dibandingkan dengan wanita pada rentang usia 15 -44 tahun yaitu 34 % pada
laki -laki dan 27 % pada wanita (Jurnal Kedokteran Media Medika Indonesia,

2008).

Berdasarkan sebuah penelitian yang dilaksanakan oleh tim peneliti dari

Harvard School of Public Health oleh Prof. Dariush Mozaffarian di

Departemen Epidemiologi di HSPH, orang yang rajin meminum susu secara

rutin tiap hari, diperkirakan pasti akan memiliki jerawat. Menurut para ahli

itu, sepertinya pengolahan susu lah yang menjadi penyebab meningkatnnya

kadar hormon dalam susu, hingga resiko untuk menjadi penyebab jerawat

besar pula(Elsany, 2013).

Mahasiswa yang terkena jerawat (acne vulgaris) merasa dirinya kurang

percaya diri karena terlalu banyak jerawat diwajahnya. Sehingga kadang-

kadang ada mahasiswa yang menurun kepercayaan dirinya ketika masuk

dalam kelas. Sebagian mungkin enjoy-enjoy saja, tapi ada yang jerawat (acne

vulgaris) banyak dimuka merasa malu jika berhadapan dengan lawan jenis.

Sebagian besar mahasiswa mereka makan seadanya. Dan yang memang

tersedia dikampus saja yang mereka makan. Kantin di kampus sebagian besar

menjual makanan-makanan ringan seperti snack, minuman dingin, gorengan.

Makanan seperti ini memicu aktifnya hormon androgen dan memproduksi

sebum, sehingga timbul lah jerawat.

Pola makan yang buruk dapat memperparah timbulnya jerawat. Sejauh ini,

jerawat (acne vulgaris) dinyatakan berhubungan dengan indeks glisemik suatu

makanan. Indeks glisemik merupakan satuan pengukuran peningkatan gula

darah yang disebabkan oleh makanan tertentu. Konsumsi makanan dengan

indeks glisemik yang tinggi (seperti Permen, Soda dan Soft drink, Es krim,
Coklat, Biskuit, Sereal, gula halus, roti, pasta, dan makanan gorengan)secara

terus-menerus dapat menyebabkan obesitas, diabetes, sakit jantung, tekanan

darah tinggi, serta perubahan komposisi dan produksi sebum yang dapat

memicu inflamasi serta jerawat pada kulit. Hal ini dapat terjadi dikarenakan

makanan dengan kadar index glikemik tinggi, bisa memicu fluktuasi atau naik

turunnya hormon. Salah satunya adalah hormon insulin, yang bisa mendorong

kemunculan sebum, salah satu Penyebab Jerawat (Winarno dan Ahnan 2014).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah terdapat hubungan antara

pola makan terhadap kejadian acne vulgaris pada mahasiswa Prodi

Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Malahyati

Angkatan 2017?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pola makan

terhadap kejadian acne vulgaris pada mahasiswa prodi pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Angkatan 2017.

13.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui distribusi penderita acne vulgaris pada mahasiswa Prodi

Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Angkatan

2017.
2. Mengetahui distribusi pola makan penderita acne vulgaris pada

mahasiswa Prodi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas

Angkatan 2017.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk

menambah pengetahuan khususnya bagi mahasiswa kedokteran

Universitas Malahayati tentang hubungan pola makan terhadap kejadian

acne vulgaris pada mahasiswa Prodi Pendidikan Dokter Fakultas

Kedokteran Universitas Malahayati Angkatan 2017.

1.4.2 Bagi Institusi Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi

bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien acne

vulgaris.

1.4.3 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan wacana dan sumber informasi

yang memperkaya pengetahuan peneliti tentang hubungan pola makan

terhadap kejadian acne vulgaris pada mahasiswa Prodi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati 2017.


1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan referensi bagi

peneliti selanjutnya yang ingin meneliti acne vulgaris.

1.5 Ruang Lingkup

1.5.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross-

sectional.

1.5.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2018.

1.5.3 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas

Malahayati Angkatan 2017.

1.5.4 Objek Penelitian

Hubungan pola makan terhadap kejadian acne vulgaris pada

mahasiswa Prodi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas

Malahayati Angkatan 2017.

1.5.5 Subjek Peneliti

Mahasiswa Prodi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Universitas Malahayati Angkatan 2017 yang menderita acne vulgaris.

Anda mungkin juga menyukai