PRE EKLAMPSIA
Disusun Oleh :
102118116
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum. wr. wb
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang yang senantiasa melimpahkan rahmat dan berkat-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Paper dengan judul “PRE EKLAMPSIA”.
Wassalamualaikum. wr. wb
Penyusun
DAFTAR ISI
2
Kata Pengantar ................................................................................................... 2
BAB I
BAB II
Definisi ............................................................................................................... 6
Epidemiologi ...................................................................................................... 6
Etiologi .............................................................................................................. 7
Diagnosis .......................................................................................................12
Klasifikasi .......................................................................................................13
penatalaksanaan ..................................................................................................14
Komplikasi..........................................................................................................16
BAB III
Kesimpulan ........................................................................................................19
LAPORAN KASUS............................................................................................20
Daftar Pustaka.....................................................................................................35
BAB I
PENDAHULUAN
3
Latar Belakang
4
hipertensi, edema dan proteinuria sering tidak diketahui atau tidak diperhatikan oleh
wanita yang bersangkutan. Sehingga tanpa disadari preeklampsia ringan akan
berlanjut menjadi preeklampsia berat, bahkan eklampsia pada ibu hamil
(Prawirohardjo, 2016).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
A. Definisi Preeklampsia
B. Epidemiologi Preeklampsia
C. Etiologi Preeklampsia
Terdapat beberapa teori yang diduga sebagai etiologi dari preeklampsia, meliputi
(Pribadi, A., et al., 2015) :
6
1) Abnormalitas invasi tropoblas Invasi tropoblas yang tidak terjadi atau kurang
sempurna, maka akan terjadi kegagalan remodeling a. spiralis. Hal ini
mengakibatkan darah menuju lakuna hemokorioendotel mengalir kurang
optimal dan bila jangka waktu lama mengakibatkan hipooksigenasi atau
hipoksia plasenta. Hipoksia dalam jangka lama menyebabkan kerusakan
endotel pada plasenta yang menambah berat hipoksia. Produk dari kerusakan
vaskuler selanjutknya akan terlepas dan memasuki darah ibu yang memicu
gejala klinis preeklampsia. (Pribadi, A, et al, 2015).
7
persen saudara perempuan yang mengalami preeklampsia dan 22 sampai 47
persen pada orang kembar.
D. Faktor Resiko
2) Paritas
3) Usia kehamilan
4) Indeks Massa Tubuh (IMT). Nilai IMT diatas 30 dengan kategori obesitas,
resiko preeklampsia meningkat menjadi 4 kali lipat.
E. Patofisiologi Preeklampsia
1) Sistem Kardiovaskuler
8
Pada preeklampsia, endotel mengeluarkan vasoaktif yang didominasi oleh
vasokontriktor, seperti endotelin dan tromboksan A2. Selain itu, terjadi
penurunan kadar renin, angiotensin I, dan angiotensin II dibandingkan
kehamilan normal.
2) Perubahan Metabolisme
9
normal sehingga mudah mengalami hemolisis. Jejas pada endotel dapat
menyebabkan peningkatan agregasi trombosit, menurunkan lama hidupnya, serta
menekan kadar antitrombin III.
5) Ginjal
Selama kehamilan normal terjadi penurunan aliran darah ke ginjal dan laju
filtrasi glomerulus. Pada preeklampsia terjadi perubahan seperti peningkatan
resistensi arteri aferen ginjal dan perubahan bentuk endotel glomerulus. Filtrasi
yang semakin menurun menyebabkan kadar kreatinin serum meningkat. Terjadi
penurunan aliran darah ke ginjal, menimbulkan perfusi dan filtrasi ginjal
menurun menimbulkan oliguria. Kerusakan pembuluh darah glomerulus dalam
bentuk “gromerulo-capilary endhotelial” menimbulkan proteinuria.
10
serebral, edema, dan kemungkinan hipertensi mengganggu autoregulasi serta
sawar darah otak.
7) Hepar
Pada preeklampsia ditemukan infark hepar dan nekrosis. Infark hepar dapat
berlanjut menjadi perdarahan sampai hematom. Apaabila hematommeluas dapat
terjadi rupture subscapular. Nyeri perut kuadran kanan atas atau nyeri
epigastrium disebabkan oleh teregangnya kapsula Glisson.
8) Mata
E. Klasifikasi preeklampsia
11
Eklampsia adalah timbulnya kejang grand-mal pada perempuan dengan
preeklampsia. Eklampsia dapat terjadi sebelum, selama, atau setelah
kehamilan. Preeklampsia sekarang diklasifikasikan menjadi :
TD sistol ≥ 160 mmhg atau TD diastole ≥110 mmHg pada dua pengukuran
dengan selang 4 jam saat pasien berada dalam posisi tirah baring;
Trombositopenia 1.1 mg/dL)
Gangguan fungsi hati yang ditandai dengan meningkatnya transaminase
dua kali dari nilai normal, nyeri perut kanan atas persisten berat atau nyeri
epigastrium yang tidak membaikk dengan pengobatan atau keduanya;
Insufisiensi renal yang progresif (konsentrasi kreatinin serum >1.1 mg/dL)
Edema paru
Gangguan serbral dan pengelihatan
12
1) Hipertensi: Peningkatan sistolik sebesar 30 mmHg atau diastolic sebesar 15
mmHg.
3) Edema wajah
4) Gangguan pengelihatan
6) Peningkatan tajam jumlah proteinuria (≥5 g pada specimen 24 jam, atau bila
menggunakan uji dipstick 3+ sampai 4+)
7) Oliguria : keluaran urine kurang dari 30 ml/jam atau kurang dari 500 ml/24 jam
G. Diagnosis Preeklampsia
Parameter Keterangan
13
Tekanan darah 1. TD sistol ≥ 140 mmHg atau diastole ≥ 90 mmHg pada
dua kali pengukuran setidaknya dengan selisih 4 jam,
pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu pada
perempuan dengan TD normal
2. TD Sistol ≥ 160 mmHg atau diastole ≥ 110 mmHg
hipertensi dapat ditegakkan dalam hitungan menit untuk
mempercepat dimulainya pemberian antihipertensi
DAN
Proteinuria Protein urine kuantitatif ≥ 300 mg/24 jam atau
Protein/rasio kreatinin ≥ 0.3 mg/dL Pemeriksaan carik
celup urine +1 (hanya jika protein urine kuantitatif tidak
tersedia)
Atau jika tidak ada proteinuria hipertensi yang baru timbul dengan awitan
salah satu dari :
Trombositopenia Hitung trombosit < 100.000/µL
Insufisiensi ginjal Konsentrasi kreatinin serum >1,1 mg/dL atau lebih dari
dua kali kadarnya dan tidak terdapat penyakit ginjal
lainnya
Gangguan fungsi Konsentrasi transaminase lebih dari dua kali normal
hati
Edema paru
Gangguan serebral
atau penglihatan
H. Penatalaksanaan preeklampsi
14
3) Melahirkan janin hidup dengan trauma sekecil-kecilnya.
Pada penderita yang masuk rumah sakit sudah dengan tandatanda dan gejala-
gejala preeklampsia berat segera harus diberi sedative yang kuat untuk
mencegah timbulnya kejang-kejang. Apabila sesudah 12-24 jam bahaya akut
dapat diatasi, dapat dipikrkan cara yang terbaik untuk menghentikan kehamilan.
Tindakan ini perlu untuk mencegah seterusnya bahaya eklampsia. Sebagai
pengobatan untuk mencegah timbulnya kejang-kejang dapat diberikan:
- Awasi : volume urine, frekuensi nafas, dan reflex patella setiap jam
I. Komplikasi Preeklampsia
Komplikasi terberat adalah kematian ibu dan janin. Usaha utama ialah melahirkan
bayi hidup dari ibu yang menderita preeklampsia dan eklampsia.
Komplikasi dibawah ini yang biasanya terjadi pada preeklampsia berat dan
eklampsia (Wibowo dan Rachimhadhi, 2006) :
15
1) Solusio plasenta
Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering
terjadi pada preeklampsia.
2) Hipofibrinogenemia
3) Hemolisis
4) Perdarahan otak
5) Kelainan mata
6) Edema paru-paru
16
Paru-paru menunjukkan berbagai tingkat edema dan perubahan karena
bronchopneumonia sebagai akibat aspirasi. Kadang-kadang ditemukan abses
paru.
7) Nekrosis hati
8) Sindroma HELLP yaitu haemolysis, elevated liver enzymes and low platelets
9) Kelainan ginjal
17
BAB III
KESIMPULAN
Pada preeklamsia berat early onset didapatkan rata-rata kadar albumin dan
total protein serum adalah lebih rendah dari normal. Pada preeklamsia berat late onset
didapatkan rata-rata kadar albumin dan total protein serum adalah lebih rendah dari
normal. Rata-rata kadar albumin dan total protein serum lebih rendah pada
preeklamsia berat early onset dibandingkan dengan preeklamsia berat late onset.
Terdapat perbedaan yang bermakna rerata kadar albumin serum pada preeklamsia
berat early onset dan late onset. Terdapat perbedaan yang bermakna rerata kadar total
protein serum pada preeklamsia berat early onset dan late onset.
18
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R
Usia : 34 Tahun
Agama : Islam
Suku : Batak
19
Pendidikan : SMA
Status : Menikah
IDENTITAS SUAMI
Nama : Tn. D
Umur : 39 Tahun
Agama : Islam
Suku : Batak
Pekerjaan : Wiraswasta
II. ANAMNESIS
20
Riwayat penyakit Keluarga : Tidak ada
Riwayat perkawinan
Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun
Siklus : teratur
Dysmenorrhea :-
Darahbeku :-
Metrorrhagia :-
Menorrhagia :-
Spotting :-
Contact bledding : -
Climacterium :-
21
Riwayat kehamilan/ Abortus /persalinan: G3P2A0
Merokok :-
Alkohol :-
STATUS PRESENT
Sensorium : CM
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Nafas : 20 kali/menit
Suhu : 36,5oC
Tinggi Badan : 165 cm
Berat Badan : 70 kg
STATUS GENERALISATA
Kepala : normochepali
22
Rambut : hitam, tidak mudah dicabut
Paru
Jantung
23
Abdomen
Meteorismus : Tidak
Osborn :-
His : 3x40’’/10i
Gerak : (+)
Ekstremitas
Akral hangat :+
24
Edema :-
A. STATUS GINEKOLOGI
Portio
- Erosi :-
- Ectropion :-
- Laserasi :-
- Ovulanaboti : -
- Polip :-
- Leukoplakia : -
Tanggal : 22-11-2019
Indikasi : Inpartu
Pembukaan : 8 cm
Cervix : Lunak
Effacement : 100%
Turunannya : 2/5
25
Caput : (+)
Scarum : Cekung
Meconium : (-)
Perineum : menonjol
PEMERIKSAAN PENUNJANG:
1. Darah Rutin
Darah Rutin
26
Hematokrit 32,3% 35 – 47
Index Eritrosit
MCH 25,5pg 26 – 34
MCHC 32,6 % 32 – 36
2. USG TAS
DIAGNOSA KERJA
TERAPI
- IVFD RL 20 gtt/i
- Pantau vital sign
- Pantau DJJ, HIS
27
PERIHAL PERSALINAN
LAPORAN PSP
LANGKAH-LANGKAH PSP
Terapi :
28
Jam Nadi Tek.Darah Kontraksi Tinggi Fundus Uterus
Uterus
FOLLOW UP
TD : 120/80 mmHG
HR : 80 x/i
RR : 24 x/i
T : 37,0 °C
29
P/V : (-)
BAK : (+)
BAB : (-)
- Vitamin c 3x1
S:-
TD : 120/80 mmHG
HR : 88 x/i
RR : 24 x/i
T : 36,6 °C
30
P/V : (-)
BAK : (+)
BAB : (+)
- Vitamin c 3x1
- Luka jahitkompreskasabetadin
S :-
TD : 120/80 mmHG
HR : 80 x/i
RR : 20 x/i
T : 36,6 °C
P/V : (-)
BAK : (+)
31
BAB : (+)
P:
DAFTAR PUSTAKA
Adhitya, Indra. 2010. Edema Paru Sebagai Faktor Risiko Kematian Maternal
pada Pre-ek lampsia/Eklampsia. Surakarta : UNS.
32