Oleh :
NPM (14310116)
Kelompok 10
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
2017
Daftar Isi
Danhui Li,1 Qiang Chen,2 Yi Liu,3 Tingting Liu,4 Wenhui Tang,5 Shengjie Li6
A. Judul Jurnal
Danhui Li,1 Qiang Chen,2 Yi Liu,3 Tingting Liu,4 Wenhui Tang,5 Shengjie Li6
D. Tujuan Penelitian
E. Metodologi Penelitian
a. Lokasi dan Tahun :
- Lokasi : China
- Tahun : 2016
b. Desain Penelitian : deskriptif dengan
c. Besar Sample dan Teknik Sampling (alasan pemilihan) :
- Besar sample :
- Teknik sampling :
d. Variabel yang diteliti :
e. Uji Statistik :
F. Hasil Penelitian
25 studi yang relevan disertakan dalam meta analisis ini. Tingkat prevalensi
keseluruhan gabungan jerawat adalah 39,2% . Tingkat prevalensi pada kelompok
usia yang berbeda adalah 10,2% secara keseluruhan, 50,2% untuk siswa sekolah
dasar dan menengah, dan 44,5% untuk mahasiswa, Menurut jenis kelamin, tingkat
prevalensi adalah 35,7% untuk wanita dan 39,7% untuk laki-laki; Dan menurut
wilayah, tingkat prevalensi adalah 34,2% untuk China Utara dan 46,3% untuk China
Selatan. Hubungan antara jerawat dan usia prediktor, jenis kelamin dan wilayah
secara statistik signifikan.
G. Kesimpulan
A. Judul Jurnal
The microbiology of impetigo in Indigenous children: associations
between Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus, scabies,
and nasal carriage
Asha C Bowen1,2,3*, Steven YC Tong1,4, Mark D Chatfield3 and
Jonathan R Carapetis2,3
E. Masalah Penelitian
F. Tujuan Penelitian
Penelitian ini menjelaskan tentang mikrobiologi impetigo dalam pengaruh usia, jenis
kelamin, wilayah dan tingkat keparahan
G. Metodologi Penelitian
a. Lokasi dan Tahun :
- Lokasi : Australia
- Tahun : 2014
b. Desain Penelitian :
c. Besar Sample dan Teknik Sampling (alasan pemilihan) :
- Besar sample : 508 anak
- Teknik sampling :
d. Variabel yang diteliti :
- Variabel dependent :
- Variabel control :
e. Uji Statistik :
H. Hasil Penelitian
I. Kesimpulan
S. pyogenes tetap menjadi patogen utama dalam impetigo daerah tropis. Kontribusi
S. aureus yang relatif tinggi sebagai co-patogen juga telah dikonfirmasi. Anak-anak
dengan kudis lebih mungkin terkena S. pyogenes. Sementara pembersihan S.
pyogenes adalah penentu utama efikasi pengobatan, koinfeksi dengan S. aureus
memerlukan pertimbangan pilihan pengobatan yang efektif terhadap kedua patogen
dimana impetigo sangat parah dan umum.