Judul Indikator Judul singkat yang spesifik mengenai indikator apa yang akan diukur Dasar pemikiran Dasar pemilihan indikator untuk diukur Dimensi Mutu Prinsip atau tujuan prioritas dalam memberikan pelayanan yang meliputi efektif (effective), keselamatan pasien (safe), berorientasi kepada pasien (people- centred), tepat-waktu (timely), efisien (efficient), adil (Equitable) dan/atau terintegrasi (Integrated). Tujuan Suatu hasil yang ingin dicapai dengan melakukan pengukuran indikator. Definisi Operasional Batasan pengertian umum yang dijadikan pedoman dalam melakukan pengukuran indikator untuk menghindari kerancuan. Jenis Indikator Struktur (Input): untuk menilai apakah UTD memiliki kemampuan sumber daya yang cukup untuk memberikan pelayanan kepada pasien. Proses: untuk menilai apa yang dikerjakan staf UTD dan bagaimana pelaksanaan pekerjaannya. Output: untuk menilai hasil dari proses yang dilaksanakan. Outcome: untuk menilai dampak layanan yang diberikan terhadap pasien. Satuan Pengukuran Standar atau dasar ukuran yang digunakan Contoh: rasio, persentase, rate dan satuan waktu. Numerator (pembilang) Adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam formula indikator, merupakan jumlah subjek atau kondisi yang ingin diukur dalam populasi atau sampel yang memiliki karakteristik tertentu Denominator (penyebut) Adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus indikator, merupakan semua peluang yang ingin diukur dalam populasi atau sampel. Target Pencapaian Sasaran yang telah ditetapkan untuk dicapai. Kriteria: Kriteria inklusi: Karakteristik Subjek yang memenuhi - Inklusi kriteria yang telah ditentukan. - Eksklusi Kriteria ekslusi: Batasan yang mengakibatkan subjek tidak dapat diikutkan dalam pengukuran. Formula Rumus untuk menghasilkan nilai indikator. Desain Pengumpulan data Adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: Retrospektif dilakukan dengan mengumpulkan data-data dari proses yang telah dilaksanakan dan telah diambil datanya. Prospektif dilakukan dengan mengumpulkan data dari proses yang akan berjalan kedepan. Survey harian dilakukan dengan menggunakan instrument yang disusun dengan melakukan pengukuran terhadap proses yang sedang berjalan. Sumber data Asal data yang diukur contoh: buku register, formulir observasi. 1. Data Primer (mengumpulkan langsung menggunakan lembar pencatatan hasil observasi, kuesioner) 2. Data sekunder (buku register, buku catatan komplain) Besar sampel Jumlah data yang harus dikumpulkan agar pengukuran menjadi representative. Besar sampel disesuaikan dengan kaidah-kaidah statistik. Frekuensi pengumpulan Kekerapan pengumpulan data. data Pengumpulan data dapat dilakukan harian, bulanan atau triwulan. Periode waktu pelaporan Kurun waktu yang ditetapkan untuk melaporkan data, data contoh: setiap bulan, setiap triwulan Periode analisa data Kurun waktu yang ditetapkan untuk melakukan analisis, contoh: setiap triwulan. Penyajian data Cara menampilkan data, contoh: grafik, diagram Instrumen Pengambilan Alat atau formulir yang digunakan untuk mengumpulkan Data data. Penanggung Jawab Petugas yang bertangggung jawab menentukan indikator yang apa yang akan diukur di unitnya dan melakukan perbaikan untuk mencapai target yang ditetapkan FORMULIR 1 KAMUS INDIKATOR NASIONAL MUTU PELAYANAN KESEHATAN UTD
UTD 1. Jumlah darah yang dikembalikan ke UTD
Judul Indikator Jumlah darah yang dikembalikan ke UTD Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah: 1. Mewajibkan petugas UTD maupun petugas BDRS melakukan penilaian terhadap jumlah, jenis, golongan darah, tanggal kadaluarsa, dokumen, suhu transportasi, kondisi darah, label darah dan kantong darah, 2. Kondisi darah yang tidak sesuai standar masih sering ditemukan pada saat darah diterima oleh BDRS sehingga dikembalikan ke UTD. Dimensi Mutu Efisiensi Tujuan Meningkatkan efisiensi dalam penyediaan darah yang aman dan bermutu di UTD, dimana semakin sedikit darah yang dikembalikan, UTD semakin efisien. Definisi Operasional Jumlah darah yang dikembalikan ke UTD adalah jumlah kantong darah yang dikembalikan dari BDRS karena darah tersebut tidak sesuai dengan standar yang telah disepakati oleh kedua belah pihak/ yang tertuang di dalam perjanjian kerja sama. UTD dan BDRS membuat berita acara serah terima dimana berisi keterangan apakah darah tersebut diterima/ didiskualifikasi ke UTD. Jenis Indikator Proses Satuan Pengukuran Persentase Numerator (Pembilang) Jumlah darah yang dikembalikan ke UTD. Denominator Jumlah darah yang didistribusikan dari UTD ke BDRS. (Penyebut) Target Pencapaian <1% Kriteria: - Inklusi Semua darah yang terdistribusi ke BDRS - Eksklusi Distribusi darah dari UTD ke RS yang tidak memiliki BDRS Formula Jumlah darah yang dikembalikan ke UTD x 100% Jumlah darah yang didistribusikan dari UTD ke BDRS Desain Pengumpulan Retrospektif Data Sumber Data Data sekunder Instrumen Pengambilan Laporan distribusi dan pengembalian darah Data Besar Sampel Populasi Frekuensi Bulanan Pengumpulan Data Periode Pelaporan data Bulanan Periode Analisis Data Bulanan Penyajian Data Run chart Control chart Penanggung Jawab Penanggungjawab mutu/ manajer mutu UTD 2. Pemenuhan kebutuhan darah di UTD Judul Indikator Pemenuhan kebutuhan darah di UTD Dasar Pemikiran 1. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pelayanan Darah; Bab XII. Pembinaan dan Pengawasan, Pasal 38, Pembinaan dan pengawasan ditujukan untuk menyediakan darah yang aman untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan. 2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 83 Tahun 2014 tentang Unit Transfusi Darah, Bank Darah Rumah Sakit, dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah; salah satu tugas UTD adalah menyiapkan darah yang aman dan siap pakai untuk transfusi atau pengolahan lain menjadi komponen darah sesuai dengan kebutuhan transfusi. 3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah; Standar pelayanan darah ini menjadi acuan nasional penyelenggaraan pelayanan darah di UTD, BDRS, Pusat Plasmapheresis dan Rumah Sakit, diharapkan pelaksanaan pelayanan transfusi darah yang aman, bermanfaat, mudah diakses, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dapat terwujud. 4. Ketersediaan darah sesuai kebutuhan menjadi faktor utama dalam memudahkan masyarakat mengakses pelayanan darah. 5. Pemenuhan darah berdasarkan kebutuhan masih menjadi masalah, bisa disebabkan karena penyebaran stok darah yang tidak merata, atau pada kondisi tertentu seperti libur panjang, bulan puasa dan bencana. Dimensi Mutu Integrasi Tujuan Menjamin ketersediaan darah di UTD sesuai kebutuhan. Definisi Operasional Pemenuhan kebutuhan darah di UTD adalah persentase pemenuhan darah sesuai dengan permintaan dalam 24 jam. Jenis Indikator Proses Satuan Pengukuran Persentase Numerator (Pembilang) Jumlah darah yang terpenuhi dalam 24 jam (kantong) Denominator Jumlah permintaan darah dalam 24 jam (kantong) (Penyebut) Target Pencapaian 100% Kriteria: - Inklusi Seluruh permintaan darah - Eksklusi Darah langka (misalnya : Rhesus negative, golongan darah langka) dan komponen darah yang spesifik (Komponen darah apheresis, leukodepleted, washed erithrocyte, pediatric bag, darah dengan uji saring NAT, darah inkompatibel) Formula Jumlah darah yang terpenuhi dalam 24 jam x 100% Jumlah permintaan darah dalam 24 jam Desain Pengumpulan Retrospektif Data Sumber Data Data sekunder
Instrumen Pengambilan Formulir permintaan darah dan formulir distribusi
Data Besar Sampel Populasi Frekuensi Bulanan Pengumpulan Data Periode Pelaporan Data Bulanan Periode Analisis Data Bulanan Penyajian Data Run chart Control chart Penanggung Jawab Penanggung jawab pelayanan UTD 3. Hasil pemeriksaan golongan darah pendonor yang berbeda dengan uji konfirmasi golongan darah Judul Indikator Hasil pemeriksaan golongan darah pendonor yang berbeda dengan uji konfirmasi golongan darah. Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 83 Tahun 2014 tentang Unit Transfusi Darah, Bank Darah Rumah Sakit dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah: Pasal 8 (1) UTD dengan kelas utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b paling sedikit memiliki kemampuan pelayanan: c. melakukan uji golongan darah ABO dan rhesus, uji silang serasi, serta skrining dan identifikasi antibodi dengan metode otomatik/slide/tabung/gel. Pemeriksaan serologi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit meliputi: a. uji saring darah pendonor terhadap Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD); dan b. uji konfirmasi golongan darah. 2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah, harus dilakukan pemeriksaan konfirmasi golongan darah pada donor. 3. Beberapa UTD belum melakukan uji konfirmasi golongan darah disebabkan karena ketidaktahuan bahwa hal tersebut merupakan standar. 4. Pemeriksaan golongan darah yang berbeda dengan uji konfirmasi dapat mengancam keselamatan pasien. Dimensi Mutu Keselamatan Tujuan Meningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien Definisi Operasional Pemeriksaan golongan darah pendonor yang berbeda dengan uji konfirmasi golongan darah adalah hasil pemeriksaan golongan darah yang berbeda antara yang dilakukan sebelum donor menyumbangkan darah (awal) dan sesudah menyumbangkan darah (konfirmasi). Darah yang diditribusikan hanya darah yang telah ditetapkan golongan darahnya melalui uji konfirmasi. Pemeriksaan golongan darah dipengaruhi oleh kompetensi petugas, reagen maupun kualitas alat. Jenis Indikator Proses Satuan Pengukuran Persentase Numerator (Pembilang) Jumlah hasil konfirmasi golongan darah yang berbeda dengan pemeriksaan awal Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan konfirmasi golongan darah (Penyebut) Target Pencapaian ≤2% Kriteria: - Inklusi Seluruh pemeriksaan konfirmasi golongan darah - Eksklusi Tidak ada eksklusi Formula Jumlah hasil konfirmasi golongan darah yang berbeda dengan pemeriksaan awal x 100% Jumlah seluruh pemeriksaan konfirmasi golongan darah Desain Pengumpulan Retrospektif Data Sumber Data Data sekunder Instrumen Pengambilan Laporan hasil konfirmasi golongan darah Data Besar Sampel Populasi Frekuensi Bulanan Pengumpulan Data Periode Pelaporan Data Bulanan Periode Analisis Data Bulanan Penyajian Data Run chart Control chart Penanggung Jawab Manajer Mutu UTD 4. Komponen sel darah merah pekat/ Packed Red Cell (PRC) yang diluluskan Judul Indikator Komponen sel darah merah pekat/ Packed Red Cell (PRC) yang diluluskan Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah: halaman 42, spesifikasi komponen sel darah merah pekat. 2. PRC yang tidak sesuai standar mengakibatkan darah mengurangi manfaat terapi dan dapat membahayakan keselamatan pasien. 3. Beberapa kondisi yang mengakibatkan PRC tidak sesuai standar: a. Volume tidak sesuai standar b. Darah lisis c. Lipemik d. IMLTD positif e. Waktu pengambilan darah Dimensi Mutu Efisiensi Tujuan Meningkatkan efisisensi dengan meminimalkan PRC darah terbuang Definisi Operasional Komponen PRC yang diluluskan adalah persentase komponen PRC yang memenuhi kriteria pelulusan produk. Kriteria penerimaan untuk pelulusan PRC pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 Tahun 2015 point 2.18. Penyebab tidak lulus antara lain: 1. Volume yang tidak sesuai 2. Durasi proses pengambilan darah tidak sesuai standar 3. Reaktif IMLTD 4. Kesalahan pelabelan 5. Lipemik 6. Darah lisis 7. Ada gumpalan darah Jenis Indikator Proses Satuan Pengukuran Persentase Numerator (Pembilang) Jumlah kantong PRC yang diluluskan. Denominator Jumlah kantong PRC yang diproduksi. (Penyebut) Target Pencapaian ≥ 90% Kriteria: - Inklusi Seluruh kantong yang berisi komponen PRC yang diproduksi UTD (double dan triple). - Eksklusi Screening antibodi positif Formula Jumlah kantong PRC yang diluluskan x 100% Jumlah kantong PRC yang diproduksi Desain Pengumpulan Retrospektif Data Sumber Data Data sekunder Instrumen Pengambilan Laporan pencatatan jumlah kantong yang berisi komponen Data PRC Besar sampel Populasi PRC Frekuensi pengumpulan Bulanan Data Periode Pelaporan Data Bulanan Periode Analisis Data Bulanan Penyajian Data Run chart Control chart Penanggung Jawab Manajer mutu UTD 5. Pencatatan suhu penyimpanan produk darah Judul Indikator Pencatatan Suhu Penyimpanan produk darah Dasar Pemikiran 1. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pelayanan Darah: Persyaratan teknis penyimpanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi wadah atau tempat, suhu penyimpanan, lama penyimpanan dan/atau persyaratan lainnya yang menjamin mutu darah. 2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah: Pencatatan suhu refrigerator, freezer, agitator trombosit: ‐ minimal dua kali pershift (setiap 4 jam). 3. Pencatatan suhu merupakan upaya penting untuk menjamin mutu darah. 4. Masih banyak pencatatan suhu penyimpanan produk darah yang belum sesuai dengan standar. Dimensi Mutu Keselamatan Tujuan Menjamin keamanan dan mutu darah Definisi Operasional Pencatatan suhu penyimpanan produk darah adalah pencatatan suhu penyimpanan produk darah paling sedikit 2 kali pershift mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 Tahun 2015. Setiap tempat penyimpanan produk darah di tempat penyimpanan distribusi harus dilengkapi dengan pencatatan suhu. Jenis Indikator Proses Satuan Pengukuran Persentase Numerator (Pembilang) Jumlah pencatatan suhu penyimpanan produk darah yang dilakukan Denominator Jumlah seluruh pencatatan suhu penyimpanan produk darah (Penyebut) yang seharusnya Target Pencapaian 100% Kriteria: - Inklusi Seluruh pencatatan suhu penyimpanan produk darah pada setiap tempat penyimpanan. - Eksklusi Tidak ada eksklusi Formula Jumlah pencatatan suhu penyimpanan produk darah yang dilakukan x 100% Jumlah seluruh pencatatan suhu penyimpanan produk darah yang seharusnya Desain Pengumpulan Survey harian (concurrent) Data Sumber Data Data primer
Instrumen Pengambilan Formulir Observasi
Data Besar Sampel Populasi Frekuensi Harian Pengumpulan Data Periode Pelaporan Data Bulanan Periode Analisis Data Bulanan Penyajian Data Run chart Control chart Penanggung Jawab Bagian penyimpanan darah UTD 6. Pencatatan suhu rantai dingin selama proses transportasi darah Judul Indikator Pencatatan suhu rantai dingin selama proses transportasi darah Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pelayanan Darah: Yang dimaksud dengan “metode rantai dingin” adalah suatu sistem pemeliharaan suhu darah dan komponen darah dari mulai pengambilan sampai dengan pemberian darah kepada pasien. Yang terpenting adalah petugas yang bertanggungjawab mengatur, melaksanakan proses penyimpanan dan pemindahan darah dan plasma serta menjaga peralatan untuk menyimpan dan memindahkan darah dan plasma secara aman. 2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah: Harus ada SPO untuk mengelola fasilitas penyimpanan dan transportasi darah termasuk bagaimana menangani dan mengatur komponen, persyaratan pembersihan, pengecekan dan pemeliharaan, dan apa yang harus dilakukan jika terdapat kegagalan. 3. Pencatatan suhu rantai dingin selama transportasi sering sekali tidak dilakukan. Dimensi Mutu Keselamatan Tujuan Menjamin keamanan dan mutu darah Definisi Operasional Pencatatan suhu rantai dingin selama transportasi darah adalah pencatatan suhu cool box darah selama darah ditransportasikan dari UTD ke UTD/BDRS/RS oleh petugas baik oleh petugas UTD maupun BDRS yaitu pada saat akan dikirimkan oleh UTD dan pada saat diterimakan di UTD/BDRS/RS. Standar suhu rantai dingin selama transportasi darah mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 Tahun 2015. Jenis Indikator Proses Satuan Pengukuran Persentase Numerator (Pembilang) Jumlah pencatatan suhu rantai dingin selama transportasi darah yang dilakukan. Denominator Jumlah pencatatan suhu rantai dingin selama transportasi (Penyebut) darah yang seharusnya. Target Pencapaian 100% Kriteria: - Inklusi Seluruh proses distribusi darah dari UTD ke UTD/BDRS/RS. - Eksklusi Darah yang dibawa oleh keluarga pasien. Formula Jumlah pencatatan suhu rantai dingin selama transportasi darah yang dilakukan x 100% Jumlah pencatatan suhu rantai dingin selama transportasi darah yang seharusnya Desain Pengumpulan Retrospektif Data Sumber Data Data sekunder Instrumen Pengambilan Laporan pencatatan suhu tranportasi Data Besar Sampel Seluruh proses transportasi darah dari UTD ke UTD/BDRS/RS. Frekuensi Bulanan Pengumpulan Data Periode Pelaporan Data Bulanan Periode Analisis Data Bulanan Penyajian Data Run chart Control chart Penanggung Jawab Penanggung jawab distribusi darah UTD 7. Donasi dari pendonor darah sukarela Judul Indikator Donasi dari Pendonor Darah Sukarela Dasar Pemikiran 1. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pelayanan Darah: Darah diperoleh dari pendonor darah sukarela yang sehat dan memenuhi kriteria seleksi pendonor darah dengan mengutamakan kesehatan pendonor darah. Darah yang diperoleh dari pendonor darah sukarela sebelum digunakan untuk pelayanan darah harus dilakukan pemeriksaan laboratorium guna mencegah penularan penyakit. 2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 83 Tahun 2014 tentang Unit Transfusi Darah, Bank Darah Rumah Sakit dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah; Pelestarian pendonor darah sukarela sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b merupakan upaya yang dilakukan untuk mempertahankan pendonor darah sukarela untuk dapat melakukan donor darah secara berkesinambungan dan teratur selama hidupnya. 3. Persentase donasi sukarela di sebagian besar UTD masih relatif rendah. Dimensi Mutu Equity Tujuan Meningkatkan ketersediaan dan keamanan darah Definisi Operasional Donasi dari pendonor darah sukarela adalah penyumbangan darah dari pendonor yang memberikan darah, plasma atau komponen darah lainnya atas kehendaknya dan tidak menerima pembayaran, baik dalam bentuk tunai atau hal lainnya sebagai pengganti uang. Catatan: D.O pendonor darah sukarela mengikuti UTDP PMI dan Dit.PKP (lengkapi) Jenis Indikator Input Satuan Pengukuran Persentase Numerator (Pembilang) Jumlah donasi dari pendonor sukarela. Denominator Jumlah donasi dari seluruh pendonor. (Penyebut) Target Pencapaian 90% Kriteria: - Inklusi Seluruh donasi - Eksklusi Tidak ada eksklusi
Formula Jumlah donasi dari pendonor sukarela x 100%
Jumlah donasi dari seluruh pendonor Desain Pengumpulan Retrospektif Data Sumber Data Data sekunder Instrumen Pengambilan Laporan donasi darah Data Besar Sampel Populasi Frekuensi Bulanan Pengumpulan Data Periode Pelaporan Data Bulanan Periode Analisis Data Bulanan Penyajian Data Run chart Control chart Penanggung Jawab Bagian penyediaan darah
UTD 8. Kepuasan pelanggan terhadap pelayanan darah catatan menambah
indikator kepuasaan pelanggan terhadap pelayanan darah, sasaran pendonor dan BDRS (pengguna). Judul Indikator Kepuasan pelanggan terhadap pelayanan darah. Dasar Pemikiran Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Dimensi Mutu Fokus kepada pasien Tujuan - Untuk mengukur index kepuasan pelanggan terhadap pelayanan darah. - Terwujudnya pemantauan dan pengukuran tingkat kepuasan pelanggan sebagai dasar upaya peningkatan mutu pelayanan di UTD serta terpenuhinya pelayanan di semua unit yang mampu memberikan kepuasan pelanggan. Definisi Operasional 1. Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap jasa pelayanan yang diberikan oleh UTD. Kepuasan pelanggan dapat dicapai apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau melampaui harapan pelanggan. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan survei kepuasan pelanggan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dengan mengacu pada kepuasan pelanggan berdasarkan Indeks Kepuasan Pelanggan Masyarakat. 2. Pelanggan UTD adalah pendonor darah dan petugas BDRS yang berinteraksi dengan petugas UTD. 3. Pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan adalah kegiatan untuk mengukur tingkat kesenjangan. pelayanan yang diberikan dengan harapan pelanggan. 4. Kepuasan pelanggan diukur dengan mendapatkan gambaran persepsi pelanggan pada saat mendapatkan pengalaman selama dilayani di UTD melalui: metode kuesioner. 5. Jumlah responden berdasarkan sampling pelanggan. 6. Pelayanan yang diukur berdasarkan persepsi dan pengalaman pelanggan terhadap: 1) Fasilitas: sarana, prasarana dan alat 2) SDM: kecepatan, sikap petugas dan penjelasan informasi 3) Pelayanan: pendaftaran, ruang tunggu dan pelayanan: kecepatan, kemudahan, kenyamanan 7. Survei Kepuasan dilakukan minimal 1 kali dalam setahun. 8. Pengukuran kepuasan pelanggan dilaksanakan di lokasi layanan sesuai dengan metode dan ketentuan sebagaimana diatur dalam pedoman umum penyusunan indeks kepuasan masyarakat unit layanan instansi pemerintah. Jenis Indikator Outcome Satuan Pengukuran Nilai Indeks Numerator (Pembilang) Sesuai dengan formula perhitungan survei kepuasan masyarakat berdasarkan Permenpan No. 14 Tahun 2017 Denominator Sesuai dengan formula perhitungan survei kepuasan (Penyebut) masyarakat berdasarkan Permenpan No. 14 Tahun 2017 Target Pencapaian > 76,60 Kriteria: - Inklusi Seluruh pelanggan - Eksklusi Tidak ada eksklusi Formula Sesuai dengan formula perhitungan survei kepuasan masyarakat berdasarkan Permenpan No. 14 Tahun 2017. Desain Pengumpulan Melakukan survei kepuasan masyarakat. Data Sumber Data Hasil survei kepuasan masyarakat. Instrumen Pengambilan Sesuai dengan instrument perhitungan survei kepuasan Data masyarakat berdasarkan Permenpan No. 14 Tahun 2017. Besar Sampel Sesuai dengan formula perhitungan jumlah sampel dalam survei kepuasan masyarakat berdasarkan Permenpan No. 14 Tahun 2017. Frekuensi 1 (satu) atau 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun Pengumpulan Data Periode Pelaporan Data Tahunan Periode Analisis Data Tahunan Penyajian Data Run chart Control chart Sesuai dengan formula analisa dalam survei kepuasan masyarakat berdasarkan Permenpan No. 14 Tahun 2017 Penanggung Jawab Penanggung jawab pelayanan UTD 9. Waktu tunggu penyediaan darah Judul Indikator Waktu tunggu penyediaan darah Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah, Pasal 2 yaitu Standar Pelayanan Transfusi Darah bertujuan menjamin pelayanan darah yang aman, berkualitas dan dalam jumlah yang cukup. 2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien Pasal 6 yaitu Standar hak pasien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4) huruf a merupakan hak pasien dan keluarganya untuk mendapatkan informasi tentang diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, prognosis terhadap tindakan yang dilakukan, dan perkiraan biaya pengobatan. 3. Untuk menjamin keselamatan pasien diperlukan ketepatan waktu pemenuhan permintaan darah. Dimensi Mutu Tepat waktu Tujuan Untuk meningkatkan pemenuhan permintaan darah sesuai dengan waktu yang ditentukan. Definisi Operasional • Waktu tunggu penyediaan darah adalah waktu yang dibutuhkan sejak formulir permintaan darah diterima oleh petugas hingga darah siap didistribusikan. • Permintaan darah tidak rutin adalah permintaan darah dibuat tertulis dari BDRS/RS ke UTD diluar permintaan rutin yang telah disepakati. • Penyediaan darah ada 2 macam dengan uji pratransfusi di UTD dan dengan uji pratransfusi di BDRS: 1. Waktu penyediaan darah dengan uji pratransfusi di UTD < 180 menit. 2. Waktu penyediaan darah dengan uji pratransfusi di BDRS < 60 menit. Jenis Indikator Proses Satuan Pengukuran Persentase Numerator (Pembilang) Jumlah permintaan darah yang tidak rutin dipenuhi tepat waktu sesuai yang telah ditentukan Denominator Jumlah seluruh permintaan darah tidak rutin di UTD (Penyebut) -23-
Target Pencapaian 100%
Kriteria: - Inklusi Semua permintaan darah tidak rutin yang datang ke UTD - Eksklusi Permintaan darah rutin, incompatibility, darah langka (Rhesus negatif, O bombay (Oh)), stok tidak tersedia di UTD. Formula Jumlah permintaan darah yang tidak rutin dipenuhi tepat waktu sesuai yang telah ditentukan X100% Jumlah seluruh permintaan darah tidak rutin di UTD Desain Pengumpulan Retrospektif Data Sumber Data Data sekunder Instrumen Pengambilan Laporan hasil pemeriksaan Data Besar Sampel Menggunakan populasi atau sampel minimal sesuai dengan referensi yang di UTD. Frekuensi Harian Pengumpulan Data Periode Pelaporan Data Bulanan Periode Analisis Data Bulanan Penyajian data Run chart Control chart Penanggung jawab Manajer mutu -24-