Teknik Penggambaran Titik Poligon
Teknik Penggambaran Titik Poligon
a. Kerangka horisontal
Sesuai dengan keadaan luas daerah yang akan dipetakan, maka kerangka peta yang digunakan dalam
praktikum adalah berupa poligon. Poligon dibagi menjadi poligon terbuka dan tertutup. Dalam proses
pembuatan kerangka horisontal poligon terbuka/tertutup diikatkan pada titik pasti yang telah diketahui
koordinatnya.
Keterangan :
1,2,3,… : nomor titik
1,2,3,… : sudut dalam poligon
1, 2, 3,… : sudut luar poligon
12,23,34,… : azimuth
Rumus-rumus yang harus dipenuhi:
1. Syarat sudut
Jumlah sudut dalam poligon : d = (n – 2) x 180o
Jumlah sudut luar poligon : = (n + 2) x 180o
Dengan :n = jumlah titik poligon
= jumlah sudut poligon
2. Syarat sisi
Jumlah proyeksi pada sumbu y = (d sin ) =0
Jumlah proyeksi pada sumbu x = (d cos ) =0
3. Azimuth awal
Pengukuran azimuth didasarkan pada arah utara magnet bumi atau azimuthkompas.
b. Kerangka vertikal
Kerangka vertikal diukur dengan menggunakan alat waterpass. Pekerjaanwaterpassing atau pengukuran
beda tinggi, yaitu:
1. Pengukuran beda tinggi di suatu tempat.
2. Pengukuran profil/penampang tanah pada arah melintang.
Beda tinggi antara dua titik adalah selisih tinggi dalam vertikal atau jarak terpendek antara dua nivo yang
melalui titik tersebut. Penampang adalah tampang yang arahnya melintang. Pengukuran beda tinggi
diperlukan untuk menghitung volume galian dan timbunan tanah.
Dalam pembuatan peta topografi digunakan pengukuran memanjang untuk ketinggian titik detail dan dari
hasil pengukuran didapat beda tinggi suatu titik ikat (poligon) terhadap titik ikat lainnya. Beda tinggi yang
didapat nantinya akan digunakan sebagai data dalam pembuatan dan penggambaran peta topografi.
Pengukuran beda tinggi antara dua titik dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1. Metode menyipat datar
Dengan :
HAB : beda tinggi antara titik A dan titik B
BT : Bacaan benang tengah
H : Ketinggian/elevasi
2. Metode barometris
Metode barometris menggunakan barometer sebagai alat ukur. Metode ini memakai prinsip
menggunakan tekanan udara pada tempat yang akan dicari ketinggiannya. Untuk mengetahui ketinggian
dari muka air laut rata-rata. Setelah ketinggian diketahui maka beda tinggi yang diperoleh kurang akurat,
karena tergantung dari suhu, kelembaban udara, dan juga gaya tarik bumi.
Dalam pemilihan titik detail harus disesuaikan dengan kondisi lapangan,, yaitu jangan terlalu jarang
maupun terlalu rapat. Jika titik terlalu jarang maka hasil peta situasi tidak akan mencerminkan kondisi
yang sebenarnya, namun jika terlalu rapat, kurang efisien. Untuk daerah datar cukup diambil beberapa
titik saja tetapi untuk tanah bergelombang diambil titik efektifnya, untuk parit diambil data tentang
kedalaman dan lebarnya.
Agar pengambilan titik detail lebih mudah, mengenai sasaran, maka titik tersebut dapat dikelompokan
sebagai berikut:
a. semua jalan (meliputi: jalan raya, jalan kecil, dll)
b. saluran-saluran air, batas sungai, batas pantai
c. jembatan, gardu listrik, tugu, monumen, dll
d. lapangan olahraga, lapangan terbang, persawahan, permukiman
e. kantor pemerintahan, kantor polisi, bank, pasar, toko, dll
f. batas-batas propinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan, dll
Pada setiap pengukuran suatu titik detail, perhitungan jarak dan beda tinggi dilakukan dengan
cara tachimetri atau disesuaikan dengan alat yang digunakan, berikut Pengukuran Menggunakan
Theodolite
3. Metode trigonometri
Data yang harus dicari tergantung dengan alat yang digunakan. Data yang perlu diukur dalam kaitannya
dengan pengukuran kerangka horisontal dengan menggunakantheodolit adalah benang atas, benang
bawah, benang tengah, azimuth, zenith, tinggi alat dan sketsa pengukuran, sedangkan data yang perlu
diambil untuk kerangka vertikal adalah data dari penggunaan waterpass, yaitu benang atas, benang
bawah, dan benang tengah.
Titik detail adalah semua penampakan yang ada di muka bumi baik alamiah maupun buatan manusia.
Pada pengukuran ini tidak mungkin dilakukan secara lengkap dan terperinci, oleh karena itu harus
diambil titik detail seefektif mungkin yang dapat mewakili dalam penggambaran peta situasi nantinya.
Dalam pengukuran titik detail dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
1. Pengukuran Titik Detail dengan Cara Memancar
Cara ini dipakai jika jarak antara titik pasti berdekatan. A dan B adalah titik pasti. Dari gambar di atas
pesawat diletakan di titik A lalu diambil a1, a2, a3,…, sedangkan arah sumbu masing-masing menjauhi
titik A, begitu juga titik B.
2. Pengukuran Titik Detail dengan Cara Melompat
Adakalanya kita mengalami kesulitan jika menggunakan metode memancar dalam mengukur titik detail
karena titik pasti berjauhan, sehingga diperlukan cara melompat.
Data pengukuran titik detail yang diperlukan adalah azimuth, zenith, benang atas, benang bawah,
benang tengah, dan tinggi alat serta sketsa pengukuran titik tersebut. Data tersebut digunakan untuk
mencari jarak dan beda tinggi antara tempat alat didirikan dengan titik detail yang diukur.