Anda di halaman 1dari 7

Teknik Penggambaran Titik Poligon

Peralatan dan bahan yang di gunakan :

1. Kertas milimeter blok.


2. Kertas kalkir.
3. Peralatan gambar.
4. Busur derajat 360°.
5. Mistar.
6. Alat hitung.
Langkah kerja penggambaran :

1. Menentukan skala penggambaran.


2. Membuat grid batas pada sumbu X dan Y yang di mulai dari angka terkecil dari hasil
hitungan koordinat (X dan Y) penulis menggambarkan grid.
3. Menentukan koordinat awal (titik BM) yang telah ditentukan (277003;9611993).
4. Jika titik BM telah ditentukan dan digambar selanjutnya adalah menggambarkan titik
poligon, metode yang digunakan oleh penulis adalah metode koordinat jadi titik poligon
digambarkan sesuai titik koordinat dari perhitungan data di lapangan.
5. Setelah semua titik poligon digambarkan selanjutnya adalah menggambar titik situasi.
Teknik Penggambaran Situasi
1. Penggambaran titik situasi adalah dengan cara memasukkan nilai sudut horisontal yang
telah di peroleh dari lapangan dan dengan jarak dari hasil perhitungan data ke tiap titik
poligon yang telah digambar
2. Pengggambaran titik situasi di mulai dari poligon 1, pusat busur derajat diletakkan dari
poligon 1 kemudian angka nol derajat diletakkan pada titik poligon sebelumnya (BM), hal ini
di lakukan karena pada saat pengukuran kondisi alat mengacu pada titik sebelumnya (di nol
kan dari titik belakang). Selanjutnya tandai pada titik situasi sesuai dengan sudut yang
diukur dan kemudian ditarik jarak yang telah di hitung dengan menggunakan skala yang
diketahui
3. Pada saat penggambaran titik situasi nilai elevasi dicantumkan tepat pada setiap titik situasi
yang telah dihitung. Hal ini dilakukan untuk menggambaran titik peta.
Teknik Penggambaran Profil Memanjang dan Melintang
1. Siapkan kertas gambar milimeter dan peralatan gambar.
2. Tentukan skala gambar yang terdiri dari skala jarak (horisontal) dan skala elevasi (vertikal).
3. Pada bagian bawah milimeter buat kolom yang berisi nama titik dan elevasi titik
4. Tentukan elevasi terendah.
5. Tarik garis vertikal (elevasi) dan beri angka elevasi dari nilai elevasi terendah.
6. Tarik garis horisontal (sebagai jarak antara titik poligon) dan beri keterangan jarak dimulai
dari titik BM.
7. Tentukan titik BM kemudian tentukan titik poligon selanjutnya dengan jarak sesuai dengan
data yang telah diskalakan.
8. Plot nilai-nilai ketinggian (elevasi) disetiap titik sesuai dengan data di lapangan.
9. Hubungkan semua hasil plotting dari titik BM sampai dengan titik poligon terakhir.
Tahapan Pembuatan Peta Serta Pengolahan data
Ukur Tanah
RABU, NOVEMBER 23, 2011 ADI ATMADILAGA 1 COMMENT

Pengukuran Kerangka Peta

a. Kerangka horisontal

Sesuai dengan keadaan luas daerah yang akan dipetakan, maka kerangka peta yang digunakan dalam
praktikum adalah berupa poligon. Poligon dibagi menjadi poligon terbuka dan tertutup. Dalam proses
pembuatan kerangka horisontal poligon terbuka/tertutup diikatkan pada titik pasti yang telah diketahui
koordinatnya.

Pengukuran Kerangka Horizontal

Keterangan :
1,2,3,… : nomor titik
1,2,3,… : sudut dalam poligon
1, 2, 3,… : sudut luar poligon
12,23,34,… : azimuth
Rumus-rumus yang harus dipenuhi:
1. Syarat sudut
Jumlah sudut dalam poligon : d = (n – 2) x 180o
Jumlah sudut luar poligon :  = (n + 2) x 180o
Dengan :n = jumlah titik poligon
 = jumlah sudut poligon

2. Syarat sisi
Jumlah proyeksi pada sumbu y = (d sin ) =0
Jumlah proyeksi pada sumbu x = (d cos ) =0

3. Azimuth awal
Pengukuran azimuth didasarkan pada arah utara magnet bumi atau azimuthkompas.

4. Menghitung azimuth masing-masing titik


Untuk poligon sudut dalam (n,n+1) = (n – 1, n) + 180o - d
Untuk poligon sudut luar (n,n+1) = (n – 1, n) - 180o + 
Dengan: n = nomor titik
 = azimuth
 = sudut luar/dalam poligon

Cara perhitungan poligon dilakukan menurut tetapan:


1. Menjumlahkan sudut dari sudut dalam atau luar yang diukur.
2. Menentukan besar penyimpangan () kemudian memberikan koreksi pada tiap titik.
3. Menghitung sudut jurusan didasarkan pada sudut poligon yang telah terkoreksi.
4. Menghitung proyeksi titik ke sumbu x dan y, yaitu d sin  dan d cos .
5. Menentukan penyimpangan jumlah jarak proyeksi dan memberikan koreksi pada tiap-tiap jarak tertentu

b. Kerangka vertikal

Kerangka vertikal diukur dengan menggunakan alat waterpass. Pekerjaanwaterpassing atau pengukuran
beda tinggi, yaitu:
1. Pengukuran beda tinggi di suatu tempat.
2. Pengukuran profil/penampang tanah pada arah melintang.

Beda tinggi antara dua titik adalah selisih tinggi dalam vertikal atau jarak terpendek antara dua nivo yang
melalui titik tersebut. Penampang adalah tampang yang arahnya melintang. Pengukuran beda tinggi
diperlukan untuk menghitung volume galian dan timbunan tanah.
Dalam pembuatan peta topografi digunakan pengukuran memanjang untuk ketinggian titik detail dan dari
hasil pengukuran didapat beda tinggi suatu titik ikat (poligon) terhadap titik ikat lainnya. Beda tinggi yang
didapat nantinya akan digunakan sebagai data dalam pembuatan dan penggambaran peta topografi.

Pengukuran beda tinggi antara dua titik dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1. Metode menyipat datar

Pengukuran Beda Tinggi dengan Metode Menyipat Datar

Metode ini menggunakan waterpass sebagai alat ukur.


HAB = BTA – BTB
HB = HA + HAB

Dengan :
HAB : beda tinggi antara titik A dan titik B
BT : Bacaan benang tengah
H : Ketinggian/elevasi

2. Metode barometris

Pengukuran dengan Metode Barometris

Metode barometris menggunakan barometer sebagai alat ukur. Metode ini memakai prinsip
menggunakan tekanan udara pada tempat yang akan dicari ketinggiannya. Untuk mengetahui ketinggian
dari muka air laut rata-rata. Setelah ketinggian diketahui maka beda tinggi yang diperoleh kurang akurat,
karena tergantung dari suhu, kelembaban udara, dan juga gaya tarik bumi.

Dalam pemilihan titik detail harus disesuaikan dengan kondisi lapangan,, yaitu jangan terlalu jarang
maupun terlalu rapat. Jika titik terlalu jarang maka hasil peta situasi tidak akan mencerminkan kondisi
yang sebenarnya, namun jika terlalu rapat, kurang efisien. Untuk daerah datar cukup diambil beberapa
titik saja tetapi untuk tanah bergelombang diambil titik efektifnya, untuk parit diambil data tentang
kedalaman dan lebarnya.

Agar pengambilan titik detail lebih mudah, mengenai sasaran, maka titik tersebut dapat dikelompokan
sebagai berikut:
a. semua jalan (meliputi: jalan raya, jalan kecil, dll)
b. saluran-saluran air, batas sungai, batas pantai
c. jembatan, gardu listrik, tugu, monumen, dll
d. lapangan olahraga, lapangan terbang, persawahan, permukiman
e. kantor pemerintahan, kantor polisi, bank, pasar, toko, dll
f. batas-batas propinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan, dll

Pada setiap pengukuran suatu titik detail, perhitungan jarak dan beda tinggi dilakukan dengan
cara tachimetri atau disesuaikan dengan alat yang digunakan, berikut Pengukuran Menggunakan
Theodolite

Pengukuran Beda Tinggi dengan Cara Tachimetri


Jd (jarak datar) = Jm cos m
= (BA – BB) x 100 x cos2 m

Beda tinggi = H = ½ (BA – BB) x 100 sin 2m + i– BT


Dengan:
i = tinggi alat
BA = bacaan benang atas
BB = bacaan benang bawah
BT = bacaan benang tengah
m = sudut miring
z = sudut zenith = 90o - m
H = beda tinggi antara titik A dan B
Jd = jarak datar
Jm = jarak miring

3. Metode trigonometri

Pengukuran dengan Menggunakan Cara Trigonometri


Pada metode ini alat yang digunakan adalah theodolit.
Beda tinggi antara A dan B = Jd tan m
Dengan:
Jd = jarak datar
z = sudut zenith
m = sudut miring

c. Data yang harus diukur

Data yang harus dicari tergantung dengan alat yang digunakan. Data yang perlu diukur dalam kaitannya
dengan pengukuran kerangka horisontal dengan menggunakantheodolit adalah benang atas, benang
bawah, benang tengah, azimuth, zenith, tinggi alat dan sketsa pengukuran, sedangkan data yang perlu
diambil untuk kerangka vertikal adalah data dari penggunaan waterpass, yaitu benang atas, benang
bawah, dan benang tengah.

Pengukuran Titik Detail

Titik detail adalah semua penampakan yang ada di muka bumi baik alamiah maupun buatan manusia.
Pada pengukuran ini tidak mungkin dilakukan secara lengkap dan terperinci, oleh karena itu harus
diambil titik detail seefektif mungkin yang dapat mewakili dalam penggambaran peta situasi nantinya.

a. Cara-cara pengambilan titik detail

Dalam pengukuran titik detail dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
1. Pengukuran Titik Detail dengan Cara Memancar
Cara ini dipakai jika jarak antara titik pasti berdekatan. A dan B adalah titik pasti. Dari gambar di atas
pesawat diletakan di titik A lalu diambil a1, a2, a3,…, sedangkan arah sumbu masing-masing menjauhi
titik A, begitu juga titik B.
2. Pengukuran Titik Detail dengan Cara Melompat

Adakalanya kita mengalami kesulitan jika menggunakan metode memancar dalam mengukur titik detail
karena titik pasti berjauhan, sehingga diperlukan cara melompat.

3. Pengukuran Titik Detail dengan Cara Grid


Dilakukan dengan membuat grid-grid tiap jarak tertentu.

b. Data yang harus diukur

Data pengukuran titik detail yang diperlukan adalah azimuth, zenith, benang atas, benang bawah,
benang tengah, dan tinggi alat serta sketsa pengukuran titik tersebut. Data tersebut digunakan untuk
mencari jarak dan beda tinggi antara tempat alat didirikan dengan titik detail yang diukur.

Anda mungkin juga menyukai