Anda di halaman 1dari 25

1

BAB 1
PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk


diantaranya adalah adanya spesies tumbuhan yang beranekaragam di Indonesia.
Tumbuhan yang terdapat di Indonesia lebih dari 30.000 spesies tumbuhan yang dari
sekian banyak spesies tersebut, ada sekitar 9.600 spesies yang dikenal sebagai
tumbuhan obat dan ada sekitar 20.0000 spesies yang belum diketahui manfaatnya,
karena perlu dilakukan penelitian terhadap tumbuhan tersebut. Dengan adanya
penelitian terhadap tumbuhan-tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya itu,
kemungkinan akan berdampak pada kemajuan pada obat-obatan yang faktanya
sampai saat ini adanya penggunaan senyawa-senyawa kimia dan bioaktif pada
tumbuhan untuk obat-obatan.1
Berbagai jenis tumbuhan yang berguna untuk kesehatan manusia pada saat
ini, salah satunya itu buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr) yang memiliki
banyak sekali manfaat untuk kesehatan. Nanas merupakan tanaman buah yang
termasuk dalam family Bromeliaseae.
Buah nanas mengandung vitamin (A dan C), kalsium, fosfor, magnesium,
besi, natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa (gula tebu), dan enzim bromelin.
Kandungan kimia yang terdapat dalam kulit nanas antara lain air, serat kasar,
karbohidrat, protein, enzim bromelin, gula reduksi, flavonoid dan tanin. Dari sekian
banyak kandungan dari nanas tersebut ada satu enzim yang sangat bermanfaat
sekali yaitu enzim bromelin. Bromelin merupakan unsur pokok dari nanas yang
penting dan berguna dalam bidang farmasi dan makanan.2,3
Enzim bromelin merupakan enzim hasil ekstrak dari batang dan buah dari
nanas. Enzim bromelin, yaitu suatu enzim proteolitik yang dapat mengkatalisis
reaksi hidrolisis dari protein. Fungsi bromelin mirip dengan papain dan fisin,
sebagai pemecah protein. Bagi kesehatan manusia, enzim bromelin dapat
mengurangi rasa sakit dan pembengkakan karena luka atau operasi, mengurangi
radang sendi, menyembuhkan luka bakar, meningkatkan fungsi paru-paru pada
penderita infeksi saluran pernapasan serta dapat menurunkan kadar asam urat.
2

Bromelin juga dikenal untuk aplikasi klinis terutama modulasi pertumbuhan tumor,
pembekuan darah, peningkatan aksi antibiotik dan anti inflamasi.3,4,5
Asam urat merupakan asam lemah yang didistribusikan melalui cairan
ekstraseslular yang disebut sodium urat. Jumlah asam urat dalam darah dipengaruhi
oleh intake purin, biosintesis asam urat dalam tubuh, dan banyaknya ekskresi asam
urat. Penyakit asam urat atau dalam dunia medis disebut penyakit pirai/penyakit
gout (arthritis gout) adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh tingginya asam
urat di dalam darah. Kadar asam urat yang tinggi di dalam darah melebihi batas
normal menyebabkan penumpukan asam urat di dalam persendian dan organ tubuh
lainnya. Penumpukan asam urat inilah yang membuat sendi sakit, nyeri, dan
meradang. Pada kasus yang parah, penderita penyakit ini tidak bisa berjalan,
persendian terasa sangat sakit jika bergerak, mengalami kerusakan pada sendi, dan
cacat.6
Organisasi kesehatan dunia (WHO) melaporkan bahwa 20%, penduduk
dunia terserang penyakit arthritis. Dimana 5-10% adalah mereka yang berusia 5-20
tahun dan 20% mereka yang berusia di atas 55 tahun.7
Kanker merupakan masalah kesehatan utama di dunia dengan angka
kematian yang tinggi. Pada tahun 2005, Angka kematian karena penyakit kanker
sebesar 7,6 miliar dari 58 miliar kasus kematian. Berdasarkan prediksi, kematian
karena kanker akan meningkat hingga 9 miliar pada 2015 dan akan menjadi 11,4
miliar pada 2030. Angka kematian di Indonesia diperkirakan terdapat 170-190
kasus kanker tiap 100.000 orang.8
3

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gout Arthtritis


2.1.1 Definisi
Menurut American College of Rheumatology, gout adalah suatu penyakit dan
potensi ketidakmampuan akibat radang sendi yang sudah dikenal sejak lama,
gejalanya biasanya terdiri dari episodik berat dari nyeri inflamasi satu sendi. Gout
adalah bentuk inflamasi artritis kronis, bengkak dan nyeri yang paling sering di
sendi besar jempol kaki. Namun, gout tidak terbatas pada jempol kaki, dapat juga
mempengaruhi sendi lain termasuk kaki, pergelangan kaki, lutut, lengan,
pergelangan tangan, siku dan kadang di jaringan lunak dan tendon. Biasanya
hanya mempengaruhi satu sendi pada satu waktu, tapi bisa menjadi semakin parah
dan dari waktu ke waktu dapat mempengaruhi beberapa sendi. Gout merupakan
istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan metabolik yang ditandai oleh
meningkatnya konsentrasi asam urat (hiperurisemia). Penyakit asam urat atau gout
merupakan penyakit akibat penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh
sehingga menyebabkan nyeri sendi disebut Gout artritis.9,10,12,13
Asam urat merupakan senyawa nitrogen yang dihasilkan dari proses
katabolisme purin baik dari diet maupun dari asam nukleat endogen (asam
deoksiribonukleat). Gout dapat bersifat primer, sekunder, maupun idiopatik. Gout
primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan
atau akibat penurunan ekskresi asam urat. Gout sekunder disebabkan karena
pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang
akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat-obatan tertentu sedangkan gout
idiopatik adalah hiperurisemia yang tidak jelas penyebabnya, tidak ada kelainan
fisiologis atau anatomi yang jelas.11,14
2.1.2 Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, penyakit asam urat digolongkan menjadi 2, yaitu:
1. Gout primer
4

Penyebab kebanyakan belum diketahui (idiopatik). Hal ini diduga berkaitan dengan
kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan
metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat.
Hiperurisemia atau berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh dikatakan dapat
menyebabkan terjadinya gout primer.10
Hiperurisemia primer adalah kelainan molekular yang masih belum jelas
diketahui. Berdasarkan data ditemukan bahwa 99% kasus adalah gout dan
hiperurisemia primer. Gout primer yang merupakan akibat dari hiperurisemia
primer, terdiri dari hiperurisemia karena penurunan ekskresi (80-90%) dan karena
produksi yang berlebih (10-20%).10
2. Gout sekunder
Gout sekunder dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu kelainan yang
menyebabkan peningkatan biosintesis de novo, kelainan yang menyebabkan
peningkatan degradasi ATP atau pemecahan asam nukleat dan kelainan yang
menyebabkan sekresi menurun. Pada hiperurisemia sekunder terjadi peningkatan
biosintesis de novo terdiri dari kelainan karena kekurangan menyeluruh enzim
HPRT pada syndome Lesh-Nyhan, kekurangan enzim glukosa-6 phosphate pada
glycogen storage disease dan kelainan akibat kekurangan enzim fructose-1
phosphate aldolase melalui glikolisis anaerob.10
Hiperurisemia sekunder akibat produksi berlebih dapat disebabkan karena
keadaan yang menyebabkan peningkatan pemecahan ATP atau pemecahan asam
nukleat dari dari intisel. Peningkatan pemecahan ATP akan membentuk AMP dan
berlanjut membentuk IMP atau purine nucleotide dalam metabolisme purin,
sedangkan hiperurisemia akibat penurunan ekskresi dikelompokkan dalam
beberapa kelompok yaitu karena penurunan masa ginjal, penurunan filtrasi
glomerulus, penurunan fractional uric acid clearence dan pemakaian obat-obatan.10
5

2.1.3 Faktor Risiko


Berikut ini yang merupakan faktor resiko dari gout:9,10
1. Suku bangsa /ras
Suku bangsa yang paling tinggi prevalensi nya pada suku maori di Australia.
Prevalensi suku Maori terserang penyakit asam urat tinggi sekali sedangkan
Indonesia prevalensi yang paling tinggi pada penduduk pantai dan yang paling
tinggi di daerah Manado-Minahasa karena kebiasaan atau pola makan dan
konsumsi alkohol.
2. Konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol menyebabkan serangan gout karena alkohol meningkatkan
produksi asam urat. Kadar laktat darah meningkat sebagai akibat produk
sampingan dari metabolisme normal alkohol. Asam laktat menghambat
ekskresi asam urat oleh ginjal sehingga terjadi peningkatan kadarnya dalam serum.
3. Konsumsi ikan laut
Ikan laut merupakan makanan yang memiliki kadar purin yang tinggi.
Konsumsi ikan laut yang tinggi mengakibatkan asam urat.
4. Penyakit
Penyakit-penyakit yang sering berhubungan dengan hiperurisemia. Misalnya
Obesitas, diabetes melitus, penyakit ginjal, hipertensi, dislipidemia, dsb. Adipositas
tinggi dan berat badan merupakan faktor resiko yang kuat untuk gout pada laki-laki,
sedangkan penurunan berat badan adalah faktor pelindung.
5. Obat-obatan
Beberapa obat-obat yang turut mempengaruhi terjadinya hiperurisemia.
Misalnya diuretik, antihipertensi, aspirin, dsb. Obat-obatan juga mungkin untuk
memperparah keadaan. Diuretik sering digunakan untuk menurunkan tekanan
darah, meningkatkan produksi urin, tetapi hal tersebut juga dapat menurunkan
kemampuan ginjal untuk membuang asam urat. Hal ini pada gilirannya, dapat
meningkatkan kadar asam urat dalam darah dan menyebabkan serangan gout. Gout
yang disebabkan oleh pemakaian diuretik dapat "disembuhkan" dengan
menyesuaikan dosis. Serangan Gout juga bisa dipicu oleh kondisi seperti cedera
dan infeksi.hal tersebut dapat menjadi potensi memicu asam urat. Hipertensi dan
6

penggunaan diuretik juga merupakan faktor risiko penting independen untuk gout.
Aspirin memiliki 2 mekanisme kerja pada asam urat, yaitu: dosis rendah
menghambat ekskresi asam urat dan meningkatkan kadar asam urat, sedangkan
dosis tinggi (> 3000 mg / hari) adalah uricosurik.
6. Jenis Kelamin
Pria memiliki resiko lebih besar terkena nyeri sendi dibandingkan perempuan
pada semua kelompok umur, meskipun rasio jenis kelamin laki-laki dan perempuan
sama pada usia lanjut. Dalam Kesehatan dan Gizi Ujian Nasional Survey III,
perbandingan laki-laki dengan perempuan secara keseluruhan berkisar antara 7:1
dan 9:1. Dalam populasi managed care di Amerika Serikat, rasio jenis kelamin
pasien laki-laki dan perempuan dengan gout adalah 4:1 pada mereka yang lebih
muda dari 65 tahun, dan 3:1 pada mereka lima puluh persen lebih dari 65 tahun.
Pada pasien perempuan yang lebih tua dari 60 tahun dengan keluhan sendi datang
ke dokter didiagnosa sebagai gout, danproporsi dapat melebihi 50% pada mereka
yang lebih tua dari 80 tahun.
7. Diet tinggi purin
Hasil analisis kualitatif menunjukkan bahwa HDL yang merupakan bagian dari
kolesterol, trigliserida dan LDL disebabkan oleh asupan makanan dengan purin
tinggi.
2.1.4 Manifestasi Klinis
Gout terjadi dalam empat tahap. Tidak semua kasus berkembang menjadi
tahap akhir. Perjalanan penyakit asam urat mempunyai 4 tahapan, yaitu:11
a. Tahap 1 (Tahap Gout Artritis akut)
Pada 85-90% kasus, serangan berupa artritis monoartikuler dengan predileksi
MTP-1 yang biasa disebut podagra. Gejala yang muncul sangat khas, yaitu radang
sendi yang sangat akut dan timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Pasien tidur
tanpa ada gejala apapun, kemudian bangun tidur terasa sakit yang hebat dan tidak
dapat berjalan. Keluhan monoartikuler berupa nyeri, bengkak, merah dan hangat,
disertai keluhan sistemik berupa demam, menggigil dan merasa lelah, disertai
leukositosis dan peningkatan endap darah. Sedangkan gambaran radiologis hanya
7

didapatkan pembengkakan pada jaringan lunak periartikuler. Keluhan cepat


membaik setelah beberapa jam bahkan tanpa terapi sekalipun.
Pada perjalanan penyakit selanjutnya, terutama jika tanpa terapi yang
adekuat, serangan dapat mengenai sendi-sendi yang lain seperti pergelangan
tangan/kaki, jari tangan/kaki, lutut dan siku, atau bahkan beberapa sendi sekaligus.
Serangan menjadi lebih lama durasinya, dengan interval serangan yang lebih
singkat, dan masa penyembuhan yang lama. Diagnosis yang definitive/gold
standard yaitu ditemukannya Kristal urat (MSU) di cairan sendi atau tofus.

Gambar 1. Bengkak dan kemerahan pada podagra

b. Tahap 2 (Tahap Gout interkritikal)


Pada tahap ini penderita dalam keadaan sehat selama rentang waktu tertentu.
Rentang waktu setiap penderita berbeda-beda. Dari rentang waktu 1-10 tahun.
Namun rata-rata rentang waktunya antara 1-2 tahun. Panjangnya rentang waktu
pada tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa dirinya pernah menderita
serangan gout Artritis akut. Atau menyangka serangan pertama kali yang dialami
tidak ada hubungannya dengan penyakit Gout Artritis.
c. Tahap 3 (Tahap Gout Artritis Akut Intermitten)
Setelah melewati masa Gout Interkritikal selama bertahun-tahun tanpa
gejala, maka penderita akan memasuki tahap ini yang ditandai dengan serangan
8

artritis yang khas seperti diatas. Selanjutnya penderita akan sering mendapat
serangan (kambuh) yang jarak antara serangan yang satu dengan serangan
berikutnya makin lama makin rapat dan lama serangan makin lama makin panjang,
dan jumlah sendi yang terserang makin banyak. Misalnya seseorang yang semula
hanya kambuh setiap setahun sekali, namun bila tidak berobat dengan benar dan
teratur, maka serangan akan makin sering terjadi biasanya tiap 6 bulan, tiap 3 bulan
dan seterusnya, hingga pada suatu saat penderita akan mendapat serangan setiap
hari dan semakin banyak sendi yang terserang.
d. Tahap 4 (tahap Gout Artritis Kronik Tofaceous)
Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau
lebih. Pada tahap ini akan terbentuk benjolan-benjolan disekitar sendi yang sering
meradang yang disebut sebagai Thopi. Thopi ini berupa benjolan keras yang berisi
serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Thopi
ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang disekitarnya. Bila ukuran
thopi semakin besar dan banyak akan mengakibatkan penderita tidak dapat
menggunakana sepatu lagi.

Gambar 2. Tangan pasien yang memasuki stadium gout tahap lanjut

2.1.5 Diagnosis

Gold standard dalam menegakkan gout artritis adalah menggunakan mikroskop


terpolarisasi, yaitu dengan ditemukannya kristal urat MSU (Monosodium Urat) di
cairan sendi atau tofus. Untuk memudahkan diagnosis gout artritis akut, dapat
digunakan kriteria dari ARA (American Rheumatism Association) tahun 1997
sebagai berikut :

A. Ditemukannya kristal urat di cairan sendi, atau

B. Adanya tofus yang berisi Kristal urat, atau


9

C. Terdapat 6 dari 12 kriteria klinis, laboratoris, dan radiologis sebagai

berikut :

1. Terdapat lebih dari satu kali serangan arthritis akut

2. Inflamasi maksimal terjadi pada hari pertama gejala atau serangandatang

3. Artritis monoartikuler (hanya terjadi di satu sisi persendian)

4. Kemerahan pada sendi yang terserang

5. Bengkak dan nyeri pada sendi MTP-1 (ibu jari kaki)

6. Artritis unilateral yang melibatkan MTP-1 (di salah satu sisi)

7. Artritis unilateral yang melibatkan sendi tarsal

8. Adanya tofus di artilago articular dan kapula sendi

9. Terjadinya peningkatan kadar asam urat dalam darah ( > 7.5mg/dL)

10. Pembengkakan sendi yang asimetris (radiologis)

11. Kista subkortikal tanpa erosi (radiologis)

12. Kultur mikroorganisme cairan sendi menunjukkan hasil negatif

Yang harus dicatat adalah diagnosis gout tidak bisa digugurkan meskipun kadar
asam urat normal.

2.1.6 Penatalaksanaan
Secara umum, penanganan gout artritis adalah memberikan edukasi,
pengaturan diet, istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan dilakukan secara dini
agar tidak terjadi kerusakan sendi ataupun komplikasi lain. Pengobatan gout
arthritis akut bertujuan menghilangkan keluhan nyeri sendi dan peradangan dengan
obat-obat, antara lain: kolkisin, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS),
kortikosteroid atau hormon ACTH. Obat penurun asam urat seperti alupurinol atau
obat urikosurik tidak dapat diberikan pada stadium akut. Namun, pada pasien yang
secara rutin telah mengkonsumsi obat penurun asam urat, sebaiknya tetap
diberikan. Pada stadium interkritik dan menahun, tujuan pengobatan adalah
menurunkan kadar asam urat, sampai kadar normal, guna mencegah kekambuhan.
10

Penurunan kadar asam urat dilakukan dengan pemberian diet rendah purin dan
pemakaian obat alupurinol bersama obat urikosurik yang lain.15

2.2 Kanker
2.2.1 Definisi dan Epidemiologi Penyakit Kanker
Kanker adalah istilah yang digunakan untuk suatu kondisi di mana sel telah
kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami
pertumbuhan yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali. Terdapat lebih
daripada 100 jenis kanker dan setiapnya diklasifikasi berdasarkan jenis sel yang
terlibat. Sejalan dengan pertumbuhan dan kembang biaknya, sel-sel kanker
membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan sehat di
sekitarnya yang dikenal sebagai invasif. Di samping itu, sel kanker dapat menyebar
(metastasis) ke bagian alat tubuh lainnya yang jauh dari tempat asalnya melalui
pembuluh darah dan pembuluh getah bening sehingga tumbuh kanker baru di
tempat lain dan hasilnya adalah suatu kondisi serius yang sangat sulit untuk
diobati.16
Organisasi Penanggulangan Kanker Dunia (UICC) maupun Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, diperkirakan angka kejadian kanker di
dunia meningkat 300 persen pada 2030, terutama di negara-negara berkembang,
seperti Indonesia. Di Indonesia, kanker menduduki peringkat keenam sebagai
penyebab kematian dan sekitar 800.000 orang Indonesia terserang kanker setiap
tahun.17
2.2.2 Klasifikasi Kanker
Ada lima kelompok besar yang digunakan untuk mengklasifikasikan kanker
yaitu karsinoma, sarkoma, limfoma, adenoma dan leukemia:18
1. Karsinoma ialah kanker yang berasal dari kulit atau jaringan yang menutupiorgan
internal.
2. Sarkoma ialah kanker yang berasal dari tulang, tulang rawan, lemak,
otot,pembuluh darah, atau jaringan ikat.
3. Limfoma ialah kanker yang berasal dari kelenjar getah bening dan jaringan
sistem kekebalan tubuh.
11

4. Adenoma ialah kanker yang berasal dari tiroid, kelenjar pituitari, kelenjaradrenal,
dan jaringan kelenjar lainnya.
5. Leukemia ialah kanker yang berasal dari jaringan pembentuk darah seperti
sumsum tulang dan sering menumpuk dalam aliran darah.
2.2.3 Faktor Risiko
Terdapat beberapa faktor risiko terjadinya kanker, yaitu:
1. Biologis
(a) Keturunan
Sejumlah penelitian menemukan bahwa sekitar 5% dari kasus kanker diakibatkan
oleh faktor keturunan. Faktor keturunan ini memang susah untuk dihindari.19
(b) Hormon
Hormon estrogen yang berlebihan dalam tubuh dapat meningkatkan kemungkinan
terjangkitnya kanker kandungan dan kanker payudara. Sedang hormon progesteron
dapat mencegah timbulnya kanker endometrium, tetapi meningkatkan resiko
kanker payudara. Kedua jenis hormon tersebut banyak digunakan sebagai bahan pil
KB maupun terapi hormon pada wanita menopause. Penggunaan jangka panjang
dapat mengurangi resiko kanker kandungan dan endometrium, tetapi meningkatkan
resiko kanker payudara dan kanker hepar. 19
(c) Virus dan kuman
Virus human papilloma (HPV), merupakan penyebab utama kanker leher rahim dan
dapat meningkatkan resiko timbulnya kanker jenis lain. Virus hepatitis B dan
hepatitis C dapat memicu timbulnya kanker hati. Virus human T-cell
leukemia/lymphoma (HTLV-1) meningkatkan resiko limfoma dan leukemia. Virus
human immunodefisiensi (HIV) yang dikenal sebagai penyebab AIDS ini
meningkatkan resiko limfoma dan Kaposi’s sarcoma. Virus Epstein-Barr
meningkatkan resiko terjangkitnya limfoma. Virus human herpes 8 (HHV8) dapat
menyebabkan Kaposi’s sarcoma. Helicobacter pylori penyebab luka lambung dan
usus juga dapat menimbulkan kanker di sepanjang saluran pencernaan. Untuk
mengurangi kemungkinan tertular virus/bakteri tersebut, hindari berganti-ganti
pasangan seksual, juga jangan saling bertukar sikat gigi, jarum, sisir, peralatan
makan, dan sebagainya.19
12

2. Lingkungan
(a) Tembakau
Asap rokok/tembakau yang dihirup baik perokok aktif maupun perokok pasif dapat
menyebabkan kanker paru, pita suara, mulut, tenggorokan, ginjal, kandung kencing,
kerongkongan, perut, pankreas, leukemia, dan leher rahim. Bukan hanya asapnya,
bahkan sering menghirup aroma tembakau serta mengunyahnya juga dapat
menyebabkan kanker.20
(b) Penyinaran yang berlebihan
Sinar matahari pagi baik untuk kesehatan. Tetapi sinar matahari siang yang banyak
mengandung ultraviolet dapat menyebabkan kanker kulit. Sinar ultraviolet dapat
menembus kaca, pakaian yang tipis, juga dapat dipantulkan oleh pasir, air, salju,
dan es. Perlu diingat bahwa lampu-lampu ultraviolet yang banyak dijual di toko
juga dapat menyebabkan kanker. 20
(c) Polusi udara
Menurut Chen Zichou, seorang ahli Institut Penelitian Kanker mengatakan,
penyebab utama meningkatnya jumlah kanker di China disebabkan polusi udara,
lingkungan, dan kondisi air yang kian hari kian memburuk. 20
3. Makanan
Banyak zat kimia yang ditambahkan dalam makanan dapat menjadi pemicu
kanker, misalnya zat pengawet, pewarna buatan, pemanis buatan dan perasa buatan.
Padahal, hampir semua makanan/minuman produksi pabrik atau yang dijual di
restoran mengandung zat-zat tambahan tersebut. Selain itu, kebanyakan sayur-
sayuran dan buah-buahan ditanam dengan mengandalkan pupuk buatan dan
pestisida. Makanan yang dipanggang, dibakar, atau digoreng dengan
minyakjelantah juga berpotensi menyebabkan kanker.20

4 Psikologis
(a) Stress
Kondisi stress dapat melemahkan respon imunitas tubuh. Menurunnya sistem
imunitas ini mempermudah sel-sel kanker menyerang tubuh karena kemampuan sel
imun untuk mengenal dan melawan musuh tidak dapat berfungsi secara baik.
13

2.2.4 Stadium Kanker


Sistem TNM adalah salah satu sistem pementasan yang paling umum
digunakan. Sistem ini telah diterima oleh International Union Against Cancer
(UICC) dan American Joint Committee on Cancer (AJCC). Kebanyakan fasilitas
medis menggunakan sistem TNM sebagai metode utama untuk pelaporan kanker
termasuk National Cancer Institute (NCI).
Sistem TNM ini berdasarkan pada besarnya tumor (T), tingkat penyebaran
ke kelenjar getah bening (N), dan adanya metastasis (M). Nomor ditambahkan
untuk setiap huruf untuk menunjukkan ukuran atau saiz tumor dan luasnya
penyebaran.
14
15

(Sumber : International Union Against Cancer (UICC) dan American Joint


Committee on Cancer (AJCC), 2009)

2.3 Nanas
Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) merupakan tanaman buah berupa
semak, yang termasuk dalam family Bromeliaseae. Di Indonesia pada mulanya
nanas hanya sebagai tanaman pekarangan dan meluas dikebunkan di lahan kering
di seluruh nusantara. Buah nanas telah menjadi buah ekspor unggulan Indonesia.
Buah nanas juga banyak sekali disukai masyarakat Indonesia karena kandungan
vitamin C-nya yang tinggi, namun buah nanas mempunyai kelemahan yaitu sifatnya
yang mudah rusak dan busuk sehingga tidak tahan lama untuk disimpan.

Berdasarkan bentuk daun dan buah dikenal 4 jenis nanas, diantaranya


cayenne (daun halus, tidak berduri, buah besar), queen (daun pendek berduri tajam,
buah lonjong mirip kerucut), spanyol atau Spanish (daun panjang kecil, berduri
halus sampai kasar, buah bulat dengan mata datar), dan abacaxi (daun panjang
berduri kasar, buah silindris, atau seperti piramida). Jenis nanas yang terdapat pada
16

perkebunan di Indonesia adalah golongan cayenne dan queen. Sementara untuk


golongan Spanish telah dikembangkan di kepulauan India Barat, Puerte Rico,
Mexico, dan Malaysia.21
2.3.1 Klasifikasi Nanas
Adapun klasifikasi dari Ananas comosus (L.) Merr adalah sebagai berikut:22
Kingdom: Plantae
Divisi: Spermatophyta
Kelas: Angiospermae
Ordo: Bromeliales
Famili: Bromeliaceae
Genus: Ananas
Spesies: Ananas comosus (L.) Merr
2.3.2 Kandungan Nanas
Nanas mengandung banyak kalsium, kalium, vitamin C, karbohidrat, serat,
air dan berbagai mineral yang baik untuk sistem pencernaan dan membantu
menjaga berat badan ideal dan nutrisi seimbang. Nanas mengandung 10-25 mg
vitamin. Nanas juga mengandung Bromelin, sekitar 80% memiliki aktivitas
proteolitik. Nanas segar mengandung mineral seperti Kalsium, Klorin, Kalium,
Fosfor dan Natrium.23

Jus nanas mengandung asam askorbat dan merupakan sumber yang baik

Vitamin C untuk melawan bakteri dan infeksi virus yang merupakan antioksidan

yang efektif dan membantu tubuh menyerap zat besi. Beberapa mineral penting ada

di nanas, termasuk mangan, yang berperan dalam pembentukan tulang, serta

penciptaan dan aktivasi enzim tertentu. Nanas juga mengandung tembaga dan

mineral lainnya yang membantu dalam penyerapan zat besi dan mengatur tekanan

darah dan serta detak jantung.23


17

2.3.3 Manfaat Nanas


Nanas mengandung Bromelin merupakan enzim pencerna protein
(proteinase) atau dapat disebut juga enzim proteolitik yang dapat mempercepat
reaksi hidrolisis dari protein, enzim ini berupa ekstrak kasar (crude extract) yang
dapat diperoleh dari batang, buah, mahkota bunga, inti dan kulit nanas. Beberapa
manfaat enzim Bromelin yaitu:25
1. Anti-inflamasi
Bromelin dapat menurunkan regulasi tingkat ekspresi Cyclooxigenase-2
(COX2) Dan Prostaglandin E2 (PGE-2) dalam sel mikroglia murine dan garis sel
leukemia monositik manusia. Bromelin pula mengaktifkan mediator inflamasi
termasuk interleukin (IL)-1β, IL6, interferon (INF)-γ dan tumor necrosis factor
(TNF)-α dan sel mononuclear darah perifer manusia. Dengan demikian, bromelin
menurunkan sebagian besar mediator inflamasi dan telah menunjukkan peran yang
signifikan sebagai agen anti-inflamasi. 25
2. Anti kanker
Pada perawatan kanker, bromelin dilaporkan mampu menghambat proliferasi
dan diferensiasi sel tumor.28
18

3. Anti bakteri
Suplementasi bromelin dapat melindungi tubuh dari diare yang disebabkan oleh
enterotoksin dari bakteri Eschericiacoli dan Vibrio cholera. Bromelin bertindak
sebagai antiadhesi dengan memodifikasi situs reseptor dan mempengaruhi jalur
sinyal sekresi usus. 25
4. Anti jamur
Bromelin sebagai anti jamur bertindak dengan menstimulasi fagositosis dan
menghambat Candida albicans ketika diinkubasi dengan tripsin secara in vitro25.

2.4 Efek Samping Konsumsi Nanas


Nanas juga memiliki beberapa efek samping jika dikonsumsi berlebih atau
apabila seseorang tersebut menderita suatu penyakit tertentu.
1. Hubungan konsumsi nanas dan menstruasi
Konsumsi nanas saat haid tidak membahayakan, namun dapat membuat
seseorang mengalami perdarahan yang lebih berat dibandingkan biasanya
dikarenakan nanas kaya akan mangan. Laporan dr. Phyllis Johson dari Pusat
Pertanian di Amerika Serikat yang menyebutkan bahwa wanita muda yang
mengonsumsi mangan dalam jumlah rendah dapat mengalami peningkatan aliran
darah menstruasi hingga 50% sehingga dapat mengganggu aktivitas dan
menimbulkan ketidaknyamanan selama beraktivitas.29
2. Hubungan konsumsi nanas dan kehamilan
Enzim bromelin yang terkandung pada nanas memiliki efek abortifikasi, yaitu
menghambat implantasi, meningkatkan kontraksi uterus, dan bersifat embriotoksik.
Mekanisme kerja bromelin berdasarkan dua tipe prostaglandin, yaitu prostaglandin
proinflamasi (PGE2 dan PGF2) dan prostaglandin antiinflamasi (PGE1).
Prostaglandin proinflamasi menstimulasi inflamasi, agregasi trombosit, dan
vasokonstriksi. Sedangkan prostaglandin antiinflamasi bekerja sebaliknya. Enzim
bromelin dapat menstimulasi peningkatan prostaglandin dan meningkatkan
kontraksi uterus. Prostaglandin tidak hanya berpengaruh pada kontraksi uterus saat
hamil, tetapi juga kontraksi uterus saat tidak hamil.30
19

3. Hubungan konsumsi nanas dan gastritis


Salah satu makanan pemicu gastritis adalah makanan yang bersifat asam,
termasuk buah nanas. Sifat pemicu gastritis datang dari kandungan bromelin dalam
nanas. Salah satu penelitian dalam Journal of Medical Sciences tahun 2013
menyebutkan, makan nanas dapat memicu timbulnya luka pada dinding lambung.
Bromelin adalah jenis enzim khusus yang bekerja memecah protein dalam tubuh.
Termasuk protein kolagen yang terdapat dalam jaringan dinding lambung.31
4. Hubungan konsumsi nanas dan diabetes mellitus
Nanas kaya akan glukosa, sehingga pada penderita diabetes mellitus sebaiknya
mengonsumsi buah nanas secukupnya saja karena konsumsi nanas berlebih dapat
menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah.32
5. Hubungan konsumsi nanas dengan konsumsi obat tertentu
Kandungan bromelin pada buah nanas dapat berinteraksi dengan beberapa jenis
obat, seperti antibiotik, antikoagulan, pengencer darah, antikonvulsan, dan
antidepresan. Oleh sebab itu, orang-orang yang sedang mengonsumsi obat-obatan
tersebut tidak dianjurkan terlalu banyak mengonsumsi nanas.33

2.5 Nanas Dapat Menurunkan Kadar Asam Urat


Salah satu kandungan tertinggi nanas adalah vitamin C yang merupakan jenis
vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan penting dalam menangkal
berbagai penyakit. Vitamin ini juga di kenal dengan nama kimia dari bentuk
utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk goongan anti oksidan,
penangkal radikal bebas, dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Vitamin C
memiliki manfaat yang baik untuk asam urat yaitu menurunkan resiko asam urat.
Hal ini diketahui lewat sebuah penelitian yang dilakukan Dr.Hyon K Choi dari
University of British Columbia terhadap 4.694 pria yang diikuti antara tahun 1986
sampai 2006. Selama kurun waktu itu, 1.317 pria menderita gout. Setelah kadar
vitamin C diberikan, resiko terkena asam urat menjadi turun.6
Untuk setiap 500 mg peningkatan dosis vitamin C harian, resiko asam urat
mampu turun sampai 17 %. Vitamin C sangat baik untuk asam urat karena vitamin
20

C dapat membantu meningkatkan ekskresi (pembuangan) asam urat melalui urin.


Dengan kemampuan ini, kadar asam urat dalam tubuh dapat berkurang.6
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi 500 mg vitamin C
dalam jangka waktu 2 minggu dapat menurunkan kadar asam urat rata-rata 10%.
Nanas adalah sumber vitamin C yang sangat baik. Vitamin ini bekerja dengan
membantu sistem yang berhubungan dengan ginjal untuk mengeluarkan lebih
banyak asam urat. Selain itu, bermanfaat juga untuk menjaga purin agar tidak
diproduksi menjadi asam urat.26
Untuk mendapatkan nilai gizi terbaik dari nanas yaitu dengan memakannya
secara mentah, atau dengan minum tiga setengah ons jus nanas segar, tiga kali
sehari sebelum makan atau makan sepotong nanas segar di setiap kali makan.27

2.6 Nanas Dapat Menurunkan Progresifitas Kanker


Pada perawatan kanker, bromelin dilaporkan mampu menghambat proliferasi
dan diferensiasi sel tumor. Pada perlakuan dengan bromelin terjadi penurunan
viabilitas biakan sel melanoma tikus in vitro. Penelitian in vitro lainnya
menunjukkan kemampuan bromelin untuk mengurangi kemampuan sel untuk
migrasi dan invasi pada sel glioma dan penurunan metastasis pada kanker paru-paru
Lewis. 28
Pada penelitian in vivo, efek penghambatan tumor pada papiloma kulit tikus
yang diinduksi menggunakan bahan kimia [7,12-dimethylbenz(a)anthracene
(DMBA) dan 12-O-tetradecanoylphorbol-13-acetaten (TPA)] menunjukkan efek
penghambatan proses tumorigenesis melalui induksi p53, pengaturan rasio
Bax/Bcl-2, induksi cysteine-containing aspartate-directed proteases/caspase,
menurunkan ekspresi Cox-2 dan penghambatan jalur nuclear factor-kappa B
(NFκB) dengan mengatur jalur mitogen-activated protein kinase (MAPK) dan
Akt/Protein kinase B (PKB). 28
Kejadian resistensi terhadap apoptosis umumnya terjadi karena hilangnya
fungsi p53 sebagai tumor supressor gene. Bromelin secara sistemis berfungsi
sebagai immunomodulator yang memperbaiki aktivitas immunositotoksisitas dari
monosit untuk melawan sel kanker. Kemampuan induksi sitokin ini menjelaskan
21

kemampuan antitumor dari konsumsi enzim peroral termasuk bromelin. Selain itu,
pemberian bromelin bersamaan dengan obat kemoterapi seperti 5-fluorouracil dan
vincristine, dapat menurunkan volume tumor.28
Beberapa penelitian menyatakan bahwa bromelin mampu menghambat
proliferasi dan diferensiasi sel tumor in vitro pada sel leukemia melalui mekanisme
apoptosis serta terdapat pengaruh berbagai konsentrasi ekstrak etanol bonggol
nanas terhadap apoptosis biakan sel karsinoma skuamosa lidah manusia. 28
22

BAB 3
KESIMPULAN

Penyakit asam urat atau gout merupakan penyakit akibat penimbunan kristal
monosodium urat di dalam tubuh sehingga menyebabkan nyeri sendi disebut Gout
artritis. Gout adalah suatu penyakit dan potensi ketidakmampuan akibat radang
sendi yang sudah dikenal sejak lama, gejalanya biasanya terdiri dari episodik berat
dari nyeri inflamasi satu sendi. Merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok
gangguan metabolik yang ditandai oleh meningkatnya konsentrasi asam urat
(hiperurisemia).
Kanker adalah istilah yang digunakan untuk suatu kondisi di mana sel telah
kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami
pertumbuhan yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali. Terdapat lebih
daripada 100 jenis kanker dan setiapnya diklasifikasi berdasarkan jenis sel yang
terlibat.
Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk
diantaranya adalah adanya spesies tumbuhan yang beranekaragam di Indonesia.
Berbagai jenis tumbuhan yang berguna untuk kesehatan manusia pada saat ini,
salah satunya itu buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr) yang memiliki banyak
sekali manfaat untuk kesehatan.
Salah satu manfaat konsumsi nanas yaitu dapat menurunkan kadar asam urat
jika dikonsumsi secara rutin, karena nanas kaya akan vitamin C yang dapat
membantu meningkatkan eksresi asam urat melalui urin. Nanas juga dapat
menurunkan progresifitas kanker. Namun harus di lakukan proses ekstraksi terlebih
dahulu untuk diambil salah satu kandungan nanas yang dapat menurunkan
progresifitas kanker yaitu bromelin.
23

DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmad A R, Sakinah, Wisdawati, Asrifa W O. Study of antioxidant activity


and determination of phenol and flavonoid content of pepino’s leaf extract
(Solanum muricatum Aiton). International Journal of PharmaTech
Research. 2014; 2(6): 600
2. Damogalad V, Edy H J, Supriati H S. Formulasi krim tabir surya ekstrak
kulit nanas (Ananas comosus (L.) Merr) dan uji in vitro nilai sun protecting
factor (SPF). Jurnal Ilmiah Farmasi. 2013; 2(2): 40
3. Wuryanti. Isolasi dan penetuan aktivitas spesifik enzim bromelin dari buah
nanas (Ananas comosus L.). Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi. 2004; 3(7):
84
4. Ali A A, Milala M A, Gulani I A. Antimicrobial effect of crude bromelin
extracted from pineapple fruit (Ananas comonus (Linn.) Merr.). Science
Publishing Group. 2015; 3(1) : 1
5. Bhattacharyya B K. Bromelin: An Overview. East India Pharmaceutical
Works Ltd. 2008; 7(4): 359
6. Sutanto, T. 2013. Deteksi, Pencegahan, Pengobatan Asam Urat.
Yogyakarta: Buku PintarWibisono, W.G. 2011. Tanaman Obat Keluarga
Berkasiat. Ungaran Jawa Tengah: VIVO Publisher.
7. Junaidi, I.2013. Rematik dan Asam Urat. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
8. Fimma Naritasari, Hendri Susanto, Supriatno. 2010. Pengaruh konsentrasi
Ekstrak Etanol Bonggol Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) terhadap
Apoptosis Karsinomal Sel Skuamosa Lidah Manusia. Fakultas Kedokteran
Gigi, UGM. Majalah Obat Tradisional, 15(1), 16 – 25.
9. Poor G, Mituszova M. History, Classification and epidemiology of crystal
related artropathies. Rheumatology. 2rd ed. Edinburg:
Elsevier;2003.p.1893-1901
10. Firestein GS, Budd RC, Harris ED, Rudy S,Sergen JS. (eds) Kelley’s
Textbook of Rheumatology, 8th ed. W.B Saunders, Philadelphia.
2009:1481-1506.
24

11. Altman R et al. The American College of Rheumatology criteria for the
classification and reporting of osteoarthritis os the knee. Arthritis
Rheum.1986.
12. Wortmann RL. Gout and hyperuricemia. Kelley`s Textbook of
Rheumatlogy. 8th ed.Philadeplhia:Saunders;2001.p.1481-506.
13. Choi HK. Gout: Epidemology, pathology and pathogenesis. New
York:Springer:2008.p.250-7
14. Widi, Rahmaning Rofi et all. Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Derajat
Nyeri pada Penderita Artritis Gout fase Akut. Berita Kedokteran
Masyarakat. 2011. 27(1) pp.51-54
15. Albar, Zuljasri. Gout: Diagnosis and Management. Rheumatology division,
Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine, University of
Indonesia, Jakarta, Indonesia.2010.
16. Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Bolango, 2007. Mengenal Kanker.
Provinsi Gorontalo.
17. SUARA PEMBARUAN DAILY, 2007. Korban Kanker Meningkat :
Tingkatkan Kesadaran dan Investasi Pusat Kanker di Dalam Negeri.
18. National Cancer Institute, 2009. What Is Cancer? U.S. National Institutes of
Health.
19. Arief, I 2009. Tujuh faktor risiko kanker prostat . National Cardiovascular
Center Harapan Kita.
20. Harnawatiaj, 2008. Diet dan Risiko Kanker Payudara. Available from :
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/22/kanker/
21. Redaksi AgroMedia Pustaka. Buku pintar: budi daya tanaman buah unggul
Indonesia. Bogor: AgroMedia Pustaka. 2009: 175
22. Rukmana R. Nenas: budidaya dan pascapanen. Yogyakarta: Kanisius. 1996:
17-8
23. Md. Farid Hossain, Shaheen Akhtar, Mustafa Anwar. 2015. International
Journal of Nutrition and Food Sciences. ISSN: 2327-2716.
25

24. Vidhya R.V., Samikannu K., Noorjahan B. A., Subramaniam S., and
Rajendran R., 2016. Potential role of bromelain in clinical and therapeutic
applications (Review). Biomedical Reports. 5: 283-288.
25. Pramesthi Indah Wiyati, Ami Tjitraresmi. 2018. Review: Karakterisasi,
Aktivitas dan Isolasi Enzim Bromelin dari Tumbuhan Nanas (Ananas sp.):
Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran.
26. Aminah, M.S. 2013. Khasiat Sakti Tanaman Obat Untuk Asam Urat.
Jakarta: Dunia Sehat.
27. Debnath, P.; Dey. P.; Chanda, A. and a Bhakta, T. 2012. A Survey on
Pineapple and its medicinal value. Scholars Academic J. Pharm.1 (1).
28. Fimma Naritasari, Hendri Susanto, Supriatno. 2010. Pengaruh Konsentrasi
Ekstrak Etanol Bonggol Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Terhadap
Apoptosis Karsinomal Sel Skuamosa Lidah Manusia. Fakultas Kedokteran
Gigi, UGM. Majalah Obat Tradisional, 15(1), 16 – 25.
29. Best food to Eat While on Your Period.
https:/www.livestrong.com/article/99082-foods-eat-period/. Di akses 12
Desember 2019.
30. Silaban irfan, Rahmanisa Soraya. 2016. Pengaruh enzim bromelin buah
nanas (Ananas comosus L.) terhadap awal kehamilan. Fakultas kedokteran:
Universitas Lampung.
31. O.A. Oyesola, T.O. Oyesola dan A.I. Izagbo. 2013. Pineapple Juice
Administration and Gastric Ulcer in Wistar Rats. Journal of Medical
Sciences, 13: 446-452
32. Suyono, S., 2009. Diabetes Melitus di Indonesia: Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta.
33. Szalay, J. 2019. Pineapple: Nutrition Facts and Health Benefits. Live
Science Contributor.

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover DS
    Cover DS
    Dokumen2 halaman
    Cover DS
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Lesi Medula Spinalis Akut
    Lesi Medula Spinalis Akut
    Dokumen17 halaman
    Lesi Medula Spinalis Akut
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Slide Referat Dea
    Slide Referat Dea
    Dokumen21 halaman
    Slide Referat Dea
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Vignette Dea
    Vignette Dea
    Dokumen2 halaman
    Vignette Dea
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Slide Jurnal Reading
    Slide Jurnal Reading
    Dokumen17 halaman
    Slide Jurnal Reading
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • MR Dea Ayu Oir
    MR Dea Ayu Oir
    Dokumen30 halaman
    MR Dea Ayu Oir
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Referat Vivi
    Kata Pengantar Referat Vivi
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Referat Vivi
    Vivi Rovina
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Referat Dea
    Daftar Isi Referat Dea
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi Referat Dea
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Dea
    Lapkas Dea
    Dokumen36 halaman
    Lapkas Dea
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Referat Anes Dea
    Referat Anes Dea
    Dokumen24 halaman
    Referat Anes Dea
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Referat Anes Dea
    Referat Anes Dea
    Dokumen24 halaman
    Referat Anes Dea
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Translate Jurnal
    Translate Jurnal
    Dokumen11 halaman
    Translate Jurnal
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Referat Vivi
    Kata Pengantar Referat Vivi
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Referat Vivi
    Vivi Rovina
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen3 halaman
    COVER
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapkas DEAAA
    Cover Lapkas DEAAA
    Dokumen1 halaman
    Cover Lapkas DEAAA
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Referat Dea
    Daftar Isi Referat Dea
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi Referat Dea
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Referat Dea
    Referat Dea
    Dokumen36 halaman
    Referat Dea
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • 9 Daftar Pustaka
    9 Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    9 Daftar Pustaka
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen3 halaman
    COVER
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • 3 BAB 2 Laporan Kasus
    3 BAB 2 Laporan Kasus
    Dokumen11 halaman
    3 BAB 2 Laporan Kasus
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Ahmad Setyadi
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen1 halaman
    Bab 4
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen10 halaman
    Bab 3
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • 4 BAB 3 TINJAUAN Efusi Pleura
    4 BAB 3 TINJAUAN Efusi Pleura
    Dokumen23 halaman
    4 BAB 3 TINJAUAN Efusi Pleura
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen13 halaman
    Bab 2
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen3 halaman
    Bab 1
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat