Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Reading

Endophthalmitis: Tren dalam Mikrobiologi, Manajemen, dan Teknik Pembedahan


Journal of Vitreo Retinal Diseases
Vol.1;Issue: 11; 2018
Stephen T. Keffer, BS1, Eric K. Chin, MD2,3, David R.P. Almeida, MD, MBA, PhD4

Fakultas Kedokteran Universitas Commonwealth Virginia, Richmond, VA, AS2Konsultan Retina dari California Selatan, Redlands, CA, AS3
1

Universitas Loma Linda dan Rumah Sakit Urusan Veteran Loma Linda, CA, AS4
Metrolina Eye Associates, Charlotte, NC, AS

Oleh:
Preseptor :
Dea Fathia Kosasih
dr. Halimatussakdiah Tj, Sp.M
140611053

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CUT MEUTIA
ACEH UTARA 08/13/2020
1
2020
Abstrak

Tujuan: memberi informasi terkini tentang etiologi, pencegahan,


pengobatan, dan teknik pembedahan terkini pada endophthalmitis.
Metode: Pencarian literatur penelitian untuk studi yang diterbitkan 5
tahun terakhir. Hasil: Endophthalmitis terus menjadi komplikasi yang
tidak umum, tetapi berbahaya setelah operasi katarak. Suntikan
intravitreal telah banyak digunakan sebagai pengobatan untuk
berbagai penyakit mata yang dapat menyebabkan infeksi yang lebih
parah setelah penyuntikan.

Kesimpulan: Profilaksis povidone-iodine tetap menjadi


pilihan utama untuk menurunkan angka
endophthalmitis setelah dilakukan prosedur
intraokular. Antibiotik intracameral telah mendapatkan
persetujuan dalam beberapa tahun terakhir. Teknik
pembedahan yang baru untuk vitrektomi dapat
meningkatkan visualisasi, meminimalisasi trauma
bedah, dan mengurangi waktu operasi.
08/13/2020 2
Pendahuluan
Kondisi serius yang mengancam
penglihatan, melibatkan peradangan
intraokular yang melibatkan rongga
Endoftalmitis vitreous, ruang anterior mata serta
jaringan mata yang berdekatan lainnya.

Diagnosis didasarkan pada temuan pemeriksaan klinis.


Pemberian Antibiotik intravitreal (IVT) yang cepat, dengan
pars plana vitrectomy (PPV) dalam keadaan tertentu,
dianggap sebagai manajemen standar menurut
Endophthalmitis Vitrectomy Study (EVS) yang diterbitkan
tahun 1995.

08/13/2020 3
Endoftalmitis

Subtipe Tipe
Endophthalmitis Akut Pasca
Pasca bedah (31,2%), terkait bleb (15,6%), Bedah Katarak
terkait ulkus kornea (13,6%), endogen
(13,1%), dan injeksi pasca-IVT 8,5%).
Endophthalmitis Pasca
Operasi Kronis

Endophthalmitis Terkait
Injeksi Intravitreal

Endophthalmitis Setelah
Operasi Glaukoma
08/13/2020 4
Endophthalmitis Akut Endophthalmitis Pasca Endophthalmitis Terkait
Etiologi
Pasca Bedah Katarak Operasi Kronis Injeksi Intravitreal
• Endophthalmitis yang • Kronis, atau onset • Angka kejadian
muncul dalam 6 tertunda, keseluruhan
minggu setelah operasi endophthalmitis endoftalmitis pasca
dikategorikan infeksi setelah operasi Injeksi IVT relarif
akut intraocular muncul rendah
• Etiologi tersering  setelah 6 minggu. • Sumber infeksi
Organisme gram positif • Patogen penyebabnya tersering  infeksi
sekitar 54,6%  yang paling sering permukaan mata
Staphylococcus adalah pasien itu sendiri,
epidermidis Propionibacterium konjungtiva, dan
acnes kelopak mata.
• Agen penyebab yang
paling umum 
Streptococcus.

08/13/2020 5
• Trabekulektomi dan implan drainase glaukoma
(GDI)  intervensi bedah umum untuk glaukoma.
• Endophthalmitis karena komplikasi dari operasi
Endophthalmitis
filtrasi glaukoma dapat terjadi karena paparan
Setelah Operasi
implan, erosi, atau akses bleb yang dapat
Glaukoma
menyebabkan Bleb related endophthalmitis (BRE)
yang melibatkan peradangan pada vitreous.
• Organisme tersering  Staphylococcus epidermidis

08/13/2020 6
Profilaksis

Profilaksis endoftalmitis telah diperiksa dan diteliti dari waktu ke waktu. Saat ini digunakan
povidone-iodine 5%.

• Antibiotik topikal  kontroversial.


• Namun, Survei American Society of Cataract and Refractive Surgery mengungkapkan  90%
dari ahli bedah masih menggunakan antibiotik topikal perioperatif, biasanya fluoroquinolone
generasi keempat.

Perdebatan yang lebih baru berpusat pada penggunaan antibiotik IC pada saat operasi katarak, Sharma
et al hanya menemukan manfaat marjinal. European Society of Cataract and Refractive Surgeons
(ESCRS) menemukan 4,92 kali lipat tingkat endophthalmitis yang lebih tinggi pada kelompok yang
tidak menerima IC cefuroxime.

08/13/2020 7
• Akhir-akhir ini, moxifloxacin dan cefuroxime telah
menunjukkan khasiat dalam mengurangi endophthalmitis
setelah fakoemulsifikasi .

• Analisis besar Pembedahan katarak menunjukkan bahwa


mata yang menerima profilaksis moxifloxacin IC secara
signifikan mengurangi tingkat endophthalmitis, 3 kali lipat
lebih rendah dalam operasi katarak sayatan kecil manual
(M-SICS) dan 6 kali lipat lebih rendah di fakoemulsifikasi.
Intracameral injection
• Meskipun vankomisin juga diyakini sebagai agen yang
efektif, ia terkait dengan hemorrhagic occlusive retinal
vascullitis (HORV), tidak pernah direkomendasikan sebagai
profilaksis antibiotik oleh WHO.

• Sebuah penelitian menunjukkan bahwa penggunaan


antibiotik topikal sebelum dan sesudah injeksi IVT tidak
efektif bagi endoftalmitis dan dapat menyebabkan resistensi
antibiotik
08/13/2020
Intravitreal injection 8
Kepekaan dan resistensi pengobatan

• Kasus paling sering menyebabkan resistensi antibiotik terjadi setelah


penggunaan profilaksis topikal, dan jarang setelah profilaksis IC

• Di satu studi tentang endophthalmitis gram positif, dari 4 kasus muncul dari 448
yang resisten terhadap vankomisin, semuanya sensitif untuk ciprofloxacin.

• Bacillus endophthalmitis, sering dikaitkan dengan cedera traumatis. Serangkaian


kasus Isolat Bacillus semuanya sensitif terhadap gentamisin, dengan 1 kasus resisten
terhadap ciprofloxacin dan 5 resisten terhadap vankomisin.

• Di India, endophthalmitis gram negatif lebih umum terjadi, sehingga lebih sensitif
terhadap terapi amikacin dibandingkan ceftazidime
08/13/2020 9
Penatalaksanaan terkini

EVS tahun 1995  merekomendasikan


antibiotik IVT untuk tatalaksana gram positif dan
gram negatif

Selama beberapa dekade, manajemen standar endophthalmitis tetap


merupakan suntikan antibiotik IVT. IVT vankomisin dan ceftazidime
adalah pilihan empiris yang paling umum saat ini. Sedangkan penggunaan
amikacin  dikaitkan dengan risiko toksisitas retinal dan tidak lagi
digunakan secara rutin. Dalam kasus jamur yang dicurigai
endophthalmitis, direkomendasikan vorikonazol atau amfoterisin B.

08/13/2020 10
Penatalaksanaan
• Survei terbaru tentang terapi • Ringkasan studi  pada
terkini pada endophthalmitis tingkat dosis yang dianjurkan,
bakteri  sebagian besar ceftazidime seharusnya
mengikuti pedoman EVS dan diinjeksikan kembali dengan
menggeneralisasikannya interval 48- hingga 72 jam
untuk semua jenis dan vankomisin pada Interval
endophthalmitis. 72 jam. Untungnya,
• PPV digunakan oleh 75% kebanyakan pasien hanya
responden saat penglihatan membutuhkan 1 pengobatan,
pasien memburuk, dan 69,8% karena ada juga peningkatan
responden ketika gejala klinis risiko toksisitas retinal
pasien memburuk setelah 48 dengan banyak suntikan
jam pengobatan.

08/13/2020 11
• 2 pendekatan umum adalah Tap and inject (TAI ) antibiotik IVT saja,
atau PPV dalam hubungannya dengan antibiotik IVT.

• Baru-baru ini, penelitian retrospektif tidak menunjukkan perbedaan


antara TAI awal vs vitrektomi langsung untuk pasien endophthalmitis
setelah injeksi anti-VEGF.

08/13/2020 12
• Gold Standar untuk diagnosis mikroba tetap
Deteksi dan Kultur berupa pengambilan sampel vitreous dan
kultur.

Polymerase reaction • Alternatif pengujian yang lebih sensitif,


chain (PCR) dan deep terutama berguna dalam kasus
sequencing of DNA endophthalmitis kronis.

08/13/2020 13
Steroid

Meskipun penggunaan kortikosteroid oral tidak lagi disukai, steroid


IVT telah umum menjadi penanganan akut endophthalmitis.

Beberapa studi menunjukkan  steroid IVT adjuvant tidak meningkatkan hasil


visual yang lebih baik, bahkan satu studi menemukan berkurangnya pemulihan
visual saat menggunakannya.
Namun, teori mengenai risiko penggunaan steroid IVT masih belum konkret 
penggunaannya menjadi pertimbangan yang wajar, terutama bila reaksi
inflamasi terhadap infeksi masih kuat.
08/13/2020 14
Teknik pembedahan

Vitrektomi Pars Plana

EVS asli menggunakan  teknik PPV 3-port, 20-gauge.


Beberapa penelitian telah melihat keamanan alat ukur kecil
vitrektomi (ukuran 23, 25, dan 27) dibandingkan dengan 20
 memungkinkan trauma bedah yang lebih sedikit, waktu
operasi lebih pendek, waktu pemulihan lebih singkat,
penurunan astigmatisme dan meningkatkan kenyamanan
pasien.
Perawatan bedah untuk endophthalmitis berat menggunakan
vitrektomi 20-gauge dengan bantuan endoskopi dengan
sistem Endo Optiks E4

08/13/2020 15
Kesimpulan
Endophthalmitis  komplikasi yang jarang terjadi tetapi dapat menghancurkan
prosedur bedah mata.
Profilaksis  povidone-iodine selama operasi dan suntikan IVT.

Meski demikian, masih ada kekurangan pengetahuan yang signifikan dalam pemahaman kita
tentang strategi manajemen yang optimal.

Sebagai pendekatan modern dan baru untuk vitrektomi terus berkembang, dengan peningkatan
visualisasi segmen posterior, waktu pembedahandapat berkurang, dan trauma pembedahan
berkurang, sehingga memberikan keuntungan bagi ahli bedah.

08/13/2020 16
Terima Kasih

08/13/2020 17

Anda mungkin juga menyukai

  • Slide Referat Dea
    Slide Referat Dea
    Dokumen21 halaman
    Slide Referat Dea
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Vignette Dea
    Vignette Dea
    Dokumen2 halaman
    Vignette Dea
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Lesi Medula Spinalis Akut
    Lesi Medula Spinalis Akut
    Dokumen17 halaman
    Lesi Medula Spinalis Akut
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Cover DS
    Cover DS
    Dokumen2 halaman
    Cover DS
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • MR Dea Ayu Oir
    MR Dea Ayu Oir
    Dokumen30 halaman
    MR Dea Ayu Oir
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Referat Vivi
    Kata Pengantar Referat Vivi
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Referat Vivi
    Vivi Rovina
    Belum ada peringkat
  • Referat Revisi
    Referat Revisi
    Dokumen25 halaman
    Referat Revisi
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Translate Jurnal
    Translate Jurnal
    Dokumen11 halaman
    Translate Jurnal
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Referat Dea
    Daftar Isi Referat Dea
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi Referat Dea
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Referat Vivi
    Kata Pengantar Referat Vivi
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Referat Vivi
    Vivi Rovina
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapkas DEAAA
    Cover Lapkas DEAAA
    Dokumen1 halaman
    Cover Lapkas DEAAA
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Dea
    Lapkas Dea
    Dokumen36 halaman
    Lapkas Dea
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Referat Anes Dea
    Referat Anes Dea
    Dokumen24 halaman
    Referat Anes Dea
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Referat Anes Dea
    Referat Anes Dea
    Dokumen24 halaman
    Referat Anes Dea
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Referat Dea
    Daftar Isi Referat Dea
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi Referat Dea
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen3 halaman
    COVER
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen3 halaman
    COVER
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • 9 Daftar Pustaka
    9 Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    9 Daftar Pustaka
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Referat Dea
    Referat Dea
    Dokumen36 halaman
    Referat Dea
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Ahmad Setyadi
    Belum ada peringkat
  • 4 BAB 3 TINJAUAN Efusi Pleura
    4 BAB 3 TINJAUAN Efusi Pleura
    Dokumen23 halaman
    4 BAB 3 TINJAUAN Efusi Pleura
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen1 halaman
    Bab 4
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • 3 BAB 2 Laporan Kasus
    3 BAB 2 Laporan Kasus
    Dokumen11 halaman
    3 BAB 2 Laporan Kasus
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen10 halaman
    Bab 3
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen13 halaman
    Bab 2
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen3 halaman
    Bab 1
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat