Anda di halaman 1dari 24

ANESTESI PADA PEDIATRI

DEA FATHIA KOSASIH


140611053

Pembimbing:
Dr.Anna Millizia, M.Ked(An), Sp.An

DEPARTEMEN ANESTESI DAN REANIMASI


RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN


Anestesia pediatrik merupakan anestesi
pada pasien anak-anak yang dapat dibagi
menjadi 4 kelompok umur yaitu neonatus
(umur 1-28 hari), bayi (sampai 1 tahun),
anak pra sekolah (2-5 tahun), dan anak usia
sekolah (6-14 tahun).

2
PERUBAHAN PADA PASIEN PEDIATRIK
▷ Pada masa neonatus dan bayi terjadi pematangan organ
hampir pada semua sistem. Sistem respirasi, sirkulasi, dan
ekskresi penting untuk anestesi pada kelompok umur ini.

▷ Anestesia pada anak berbeda dengan anestesia pada dewasa,


dimana banyak faktor seperti anatomi dan fisiologi yang
belum matang, salah satu yang sering menjadi masalah
adalah jalan napas.
SISTEM RESPIRASI
Secara anatomi jalur nafas neonatus dan bayi lebih

rentan tersumbat daripada orang dewasa.

Diameter dari lubang hidung, orofaring, dan trakea

relatif lebih kecil.

Diameter tersempit terdapat didaerah cricoid,

berbeda dengan orang dewasa dimana tersempit

pada daerah epiglottis. Perbedaan ini membuat

pernafasan lebih mudah tersumbat oleh edema

mukosa yang dapat disebabkan oleh inflamasi

ataupun iritasi dan dapat bersifat fatal.


SISTEM SIRKULASI
▷ Estimasi volume darah pada neonatus dan bayi adalah sekitar 85 mL/kg dan lebih

tinggi pada bayi prematur (95 mL/kg) dengan nilai hematokrit neonatus dan bayi

berisar antara 45-65 %. Komposisi cairan pada neonatus dan bayi adalah 75- 80%

dari berat badan.

▷ Pada neonatus dan bayi reaksi pembuluh darah masih sangat kurang, sehingga

keadaan kehilangan darah, dehidrasi dan kelebihan volume juga sangat kurang

ditoleransi.

▷ Tekanan sistolik merupakan indikator yang baik untuk menilai sirkulasi volume

darah dan dipergunakan sebagai parameter yang adekuat terhadap penggantian

volume.
6
7
SISTEM SARAF
▷ Pada bayi matur, pembuluh darah sudah fungsional, sementara pada bayi

prematur belum fungsional dan lebih rapuh sehingga dapat terjadi hipoksia,

hiperkarbia, hipernatremia, manipulasi jalan napas sadar, pemberian bikarbonat

dan fluktuasi tekanan darah/aliran darah berisiko perdarahan otak.

▷ Sawar otak pada bayi belum berkembang baik sehingga barbiturat, opioid, dan

antibiotik dapat mudah menyebrang dan memicu lama kerja obat memanjang.

Sementara narkotik memiliki risiko tinggi depresi respon ventilasi terhadap

peningkatan PaCO2.
FUNGSI HATI
▷ Fungsi hati belum matang pada bayi terlebih neonatus.

▷ Fungsi detoksifikasi obat masih rendah dan metabolisme karbohidrat

yang rendah pula yang dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia dan

asidosis metabolik.

▷ Hipoglikemia pada bayi (dibawah 30 mg/dL) sukar diketahui tanda-tanda

klinisnya, dan diketahui bila ada serangan apnoe atau terjadi kejang.
Regulasi suhu
▷ Pusat pengaturan suhu di hipothalamus belum berkembang,
walaupun sudah aktif. Kelenjar keringat belum berfungsi normal,
luas permukaan besar, tipisnya lemak subkutan, kulit lebih
permeable terhadap air membuat mudah kehilangan panas
tubuh, sehingga neonatus sulit mengatur suhu tubuh dan sangat
terpengaruh oleh suhu lingkungan.
▷ Produksi panas mengandalkan pada proses non- shivering
thermogenesis yang dihasilkan oleh jaringan lemak coklat yang
terletak diantara scapula, axila, mediastinum dan sekitar ginjal.

10
RESPON PSIKOLOGIS
▷ Respon psikologis pada pasien pediatrik terutama pada kelompok umur anak

pra sekolah dan usia sekolah sangat berbeda dengan orang dewasa.

▷ Respon psikologis kelompok ini terhadap rasa takut, tidak nyaman, dan stress

emosional seringkali membuat masalah pada proses pre operatif, durante,

maupun post operatif.

▷ Rasa takut bisa datang dari nyeri fisik seperti jarum suntik, luka pasca bedah,

dan penggantian bebat. Rasa tidak nyaman yang seringkali dirasakan pasien

pediatrik adalah pusing, mual, infus, kateter, drain, dll.


TATALAKSANA ANASTESI PADA PEDIATRIK

• Pemeriksaan fisik
Evaluasi • Pemeriksaan laboratorium
dan
Persiapan
preoperatif

• Stop susu 4 jam dan pemberian air gula 2 jam sebelum anestesi untuk umur
< 6 bulan.
• Stop susu 6 jam dan pemberian air gula 3 jam sebelum anestesi untuk umur
6-36 bulan.
• Untuk >36 bulan dengan cara stop susu 8 jam dan pemberian air gula 3 jam
Puasa sebelum anestesi.
• Anak yang sudah lebih besar, puasa seperti orang dewasa yaitu 6-8 jam.
• Kebutuhan cairan rumatan pada pediatrik dapat memakai aturan
“4:2:1” : 4ml/kgBB/jam untuk 10kg pertama, 2ml/kgBB/jam pada 10kg
kedua dan 1ml/kgBB/jam setiap kilogram berikutnya.
• Pemberian cairan D5½NS dengan 20mEq/L KCL cukup untuk
rumatan. Pada neonatus, D5¼NS lebih cocok karena kemampuan
Infus
mengatur sodium masih terbatas.
• Kecukupan hidrasi dapat dipantau melalui produksi urin (>
0,5ml/kgBB/jam).
• Untuk pemeliharaan digunakan D5% dalam NaCl 0,225% untuk anak
< 2 tahun dan preparat D5% dalam NaCl 0,45 % untuk anak > 2
tahun.
• Pemberian cairan defisit biasa ditambahkan dengan kebutuhan
rumatan per jam, yaitu 50% pada jam pertama, 25% pada jam kedua
dan ketiga.

13
TATALAKSANA ANASTESI PADA PEDIATRIK

• Persiapan kamar operasi merupakan hal yang esensial,


dan tergantung pada ukuran tubuh dan status fisik
pasien, metode induksi, dan rencana airway manajemen.
Persiapan
kamar operasi

• Suction
• Oksigen
• Airway, Peralatan jalan nafas, sungkup, laringoskop dan
bilahnya, tracheal pipe, oral airway, laryngeal mask dan
Peralatan kateter suction
Anestesi • Sungkup muka
Face mask ▷ Oropharingeal airway ▷ Nasopharingeal
airway

▷ LMA

▷ ETT

Laringoskop

15
Induksi pada pasien pediatrik

INHALASI
INTRAVENA

Pemeliharaan anestesi biasa dengan anestesi


inhalasi (isofluran, sevofluran dan desfluran).
• Dosis umum untuk induksi <1 bulan 4mg/kgBB, 1 bulan – 3
propofol
tahun 5-6mg/kgBB, 3-8 tahun 3-5mg/kgBB, >8 tahun
3mg/kgBB. Hilang kesadaran bertahan 5-10 menit setelah
injeksi

Gol.
Benzodiazepin • Sebagai induksi diberikan 0,3-0,6mg/kgBB IV
(Midazolam)

• Untuk induksi IV, 1-2mg/kgBB dipakai, untuk menjaga


anestesi 2-4mg/kgBB/jam infus.
Ketamin • Dosis rendah dipakai untuk mencegah hiperalgesia
postoperasi dengan IV 0,15-0,3 mg/kg sebelum dan
kontinu 0,1-0,3mg/kg/jam selama 24 jam.

17
Intubasi pada pasien pediatrik

• Intubasi biasanya dikerjakan dalam keadaan sadar


(awake intubation) terlebih pada keadaan gawat atau
Neonatus diperkirakan akan dijumpai kesulitan. Beberapa penulis
menganjurkan intubasi sadar untuk bayi baru lahir
dibawah usia 10-14 hari atau pada bayi prematur.

• Digunakan blade laringkoskop yang lebih kecil dan


lurus, jenisnya tergantung pada piliban ahli anestesi dan
Anak- adanya gangguan saluran pernapasan. Pipa trakea
dipilih berdasarkan prinsip bahwa pipa yang dapat
anak dibengkokkan tidak digunakan di bawah nomor 7, dan
dua nomor lebih rendah harus disiapkan bila diperlukan

18
Pemeliharaan • Anestesia neonatus sangat dianjurkan dengan intubasi dan
Anestesi nafas kendali. Penggunaan sungkup muka dengan nafas
pada Pasien spontan pada bayi hanya untuk tindakan ringan yang tidak
lama. Gas anestetika yang umum digunakan adalah N2O
Pediatrik dicampur dengan 02 perbandingan 50:50 untuk neonatus,
60:40 untuk bayi, dan 70:30 untuk anak-anak.

Pemeliharaan • Setelah pembedahan selesai, obat anestetika dihentikan


pemberiannya. Berikan oksigen murni 5-15 menit. Bersihkan
Anestesi pada rongga hidung dan mulut dari lendir kalau perlu. Jika
Pasien menggunakan pelumpuh otot, dapat dinetralkan dengan
Pediatrik prostigmin (0,04 mg/kg) atau neostigmine (0,05 mg/kg) dan
atropin (0,02 mg/kg). Depresi nafas oleh narkotika-analgetika
netralkan dengan nalokson 0,2-0,4 mg secara titrasi.

19
Pasca anestesi pada pasien pediatri
Setelah selesai anestesia dan keadaan

umum baik, penderita dipindahkan ke

ruang pulih. Hal yang perlu diawasi

adalah kesadaran, pernafasan yang

spontan dan adekuat serta bebas dari

pengaruh efek sisa obat pelumpuh otot,

denyut nadi dan tekanan darah, warna

kulit, dan suhu tubuh.

20
Manajemen nyeri postoperatif

Nyeri pada pasien pediatrik biasa diberikan


- opioid berupa fentanyl (1-2mcg/kgBB)
- morfin (0,05-0,1mg/kgBB)
- hidromorfon (15mcg/kgBB)
- meperidin (0,5mg/kgBB)
- Teknik penggunaan dua jenis obat ketorolac (0,5-
0,75 mg/kgBB) dapat mengurangi kebutuhan
opioid

21
Manajemen mual-muntah

▷ Insiden mual-muntah postoperatif tergantung individu, anestesi,


dan operasi (inguinal, tonsilektomi, strabismus dan lainnya).

▷ Risiko mual-muntah meningkat pada usia ≥3 tahun, durasi operasi


≥30 menit, operasi strabismus dan riwayat mual-muntah
postoperasi.

▷ Pasien harus dipuasakan sebelum operasi dan tidak boleh dipaksa


minum postoperasi. Anak harus diberi cairan IV dan memilih NSAID
dibanding opioid. Dapat pula diberikan profilaksis antiemetik
dengan deksametason atau antagonis reseptor serotonin (seperti
ondansentron 0,05-0,15mg/kgBB).

22
Komplikasi pada pasien pediatri
Semua pasien anestesi Laringospasme adalah
pediatri, terutama yang salah satu komplikasi
diintubasi, lebih memiliki yang mungkin terjadi.
resiko untuk mengalami
Jika terjadi, suksinilkolin
komplikasi. Mual dan
muntah adalah hal yang dapat digunakan,
paling sering terjadi, bersama dengan
terutama pada pasien atropine untuk
berumur 2 tahun ke atas. mencegah brakikardi.
Terjadi karena pipa ETT
dipasang terlalu erat,
sehingga mukosa trachea
menjadi bengkak.

23
Terima kasih...

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover DS
    Cover DS
    Dokumen2 halaman
    Cover DS
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Lesi Medula Spinalis Akut
    Lesi Medula Spinalis Akut
    Dokumen17 halaman
    Lesi Medula Spinalis Akut
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Referat Revisi
    Referat Revisi
    Dokumen25 halaman
    Referat Revisi
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Vignette Dea
    Vignette Dea
    Dokumen2 halaman
    Vignette Dea
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Slide Jurnal Reading
    Slide Jurnal Reading
    Dokumen17 halaman
    Slide Jurnal Reading
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • MR Dea Ayu Oir
    MR Dea Ayu Oir
    Dokumen30 halaman
    MR Dea Ayu Oir
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Referat Vivi
    Kata Pengantar Referat Vivi
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Referat Vivi
    Vivi Rovina
    Belum ada peringkat
  • Referat Anes Dea
    Referat Anes Dea
    Dokumen24 halaman
    Referat Anes Dea
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapkas DEAAA
    Cover Lapkas DEAAA
    Dokumen1 halaman
    Cover Lapkas DEAAA
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Referat Dea
    Daftar Isi Referat Dea
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi Referat Dea
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Dea
    Lapkas Dea
    Dokumen36 halaman
    Lapkas Dea
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Slide Referat Dea
    Slide Referat Dea
    Dokumen21 halaman
    Slide Referat Dea
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Translate Jurnal
    Translate Jurnal
    Dokumen11 halaman
    Translate Jurnal
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen3 halaman
    COVER
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Referat Vivi
    Kata Pengantar Referat Vivi
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Referat Vivi
    Vivi Rovina
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Referat Dea
    Daftar Isi Referat Dea
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi Referat Dea
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Referat Dea
    Referat Dea
    Dokumen36 halaman
    Referat Dea
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • 9 Daftar Pustaka
    9 Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    9 Daftar Pustaka
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen3 halaman
    COVER
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • 3 BAB 2 Laporan Kasus
    3 BAB 2 Laporan Kasus
    Dokumen11 halaman
    3 BAB 2 Laporan Kasus
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Ahmad Setyadi
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen1 halaman
    Bab 4
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen10 halaman
    Bab 3
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • 4 BAB 3 TINJAUAN Efusi Pleura
    4 BAB 3 TINJAUAN Efusi Pleura
    Dokumen23 halaman
    4 BAB 3 TINJAUAN Efusi Pleura
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen13 halaman
    Bab 2
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen3 halaman
    Bab 1
    Dea Fathia
    Belum ada peringkat