Anda di halaman 1dari 52

MATERI 1

Berlatih membangun infrastruktur VLAN

A. Sejarah VLAN

Setelah sukses melakukan eksperimen dengan voice over Ethernet dari tahun
1981 sampai 1984, Dr. W. David Sincoskie bergabung dengan Bellcore dan mulai
menangani masalah peningkatan jaringan Ethernet. Pada 10 Mbit / s, Ethernet lebih
cepat daripada kebanyakan alternatif pada saat itu. Namun, Ethernet adalah jaringan
siaran dan tidak ada cara yang baik untuk menghubungkan beberapa jaringan Ethernet
bersama-sama. Ini membatasi total bandwidth jaringan Ethernet menjadi 10 Mbit / s
dan jarak maksimum antara dua node menjadi beberapa ratus kaki.
Sebaliknya, walaupun kecepatan puncak jaringan telepon yang ada untuk
koneksi individual terbatas pada 56 kbit / s (kurang dari seperseratus kecepatan
Ethernet), total bandwidth jaringan tersebut diperkirakan 1 Tbit / s, mampu bergerak
lebih dari seratus Seribu kali lebih banyak informasi dalam skala waktu tertentu.
Meskipun memungkinkan untuk menggunakan IP routing untuk
menghubungkan beberapa jaringan Ethernet bersama-sama, harganya mahal dan
relatif lambat. Sincoskie mulai mencari alternatif yang membutuhkan sedikit
pengolahan per paket. Dalam proses itu, dia secara mandiri menemukan kembali
switch Ethernet belajar mandiri.
Namun, menggunakan switch untuk menghubungkan beberapa jaringan
Ethernet dengan mode fault-tolerant memerlukan jalur yang berlebihan melalui
jaringan itu, yang pada gilirannya memerlukan konfigurasi spanning tree . Ini
memastikan bahwa hanya ada satu jalur aktif dari node sumber ke tujuan manapun di
jaringan. Hal ini menyebabkan switch terpusat menjadi bottleneck, yang membatasi
skalabilitas karena lebih banyak jaringan saling berhubungan.
Untuk membantu meringankan masalah ini, Sincoskie menemukan VLAN
dengan menambahkan tag ke setiap frame Ethernet. Tag ini bisa dianggap sebagai
warna, katakan merah, hijau, atau biru. Kemudian masing-masing switch bisa
ditugaskan untuk menangani frame dengan satu warna, dan mengabaikan sisanya.
Jaringan bisa saling berhubungan dengan tiga pohon yang membentang, satu untuk
setiap warna. Dengan mengirimkan campuran warna bingkai yang berbeda,
bandwidth agregat dapat ditingkatkan. Sincoskie menyebut ini sebagai jembatan
multitree. Dia dan Chase Cotton menciptakan dan menyempurnakan algoritma yang
diperlukan untuk membuat sistem layak dilakukan. "Warna" inilah yang sekarang
dikenal di bingkai Ethernet sebagai header IEEE 802.1Q , atau tag VLAN. Sementara
VLAN biasanya digunakan di jaringan Ethernet modern, menggunakannya untuk
tujuan semula akan agaktidakbiasa.
Pada tahun 2003, Ethernet VLAN dijelaskan pada edisi pertama standar IEEE
802.1Q. Pada tahun 2012, IEEE menyetujui IEEE 802.1aq ( jalur penjembatan
terpendek) untuk membakukan penyeimbangan beban dan jalur terpendek dari (
multicast dan unicast ) lalu lintas yang memungkinkan jaringan yang lebih besar
dengan rute jalur terpendek antar perangkat . Dalam 802.1aq Shortest Path Bridging

1|Page
Desain dan Evolusi: Perspektif Arsitek David Allan dan Nigel Bragg menyatakan
bahwa jalan terpanjang menjembatani adalah salah satu penyempurnaan paling
signifikan dalam sejarah Ethernet.

B. Pengertian VLAN

Virtual Local Area Network (VLAN) merupakan sekelompok perangkat pada


satu LAN atau lebih yang dikonfigurasikan (menggunakan perangkat lunak
pengelolaan) sehingga dapat berkomunikasi seperti halnya bila perangkat tersebut
terhubung ke jalur yang sama, padahal sebenarnya perangkat tersebut berada pada
sejumlah segmen LAN yang berbeda. VLAN merupakan sebuah bagian kecil jaringan
IP yang terpisah secara logik. VLAN memungkinkan beberapa jaringan IP dan
jaringan-jaringan kecil (subnet) berada dalam jaringan switched switched yang sama.
Agar computer bisa berkomunikasi pada VLAN yang sama, setiap computer
harus memiliki sebuah alamat IP dan Subnet Mask yang sesuai dengan VLAN
tersebut. Switch harus dikonfigurasi dengan VLAN dan setiap port dalam VLAN
harus didaftarkan ke VLAN. Sebuah port switch yang telah dikonfigurasi dengan
sebuah VLAN tunggal disebut sebagai access port.

Contoh Implementasi IP Phone pada VLAN

2|Page
C. Fungsi VLAN
Menurut IEEE standard 802.1Q, VLAN memberikan sebuah metode untuk
membagi satu fisik network ke banyak broadcast domain. Broadcast domain ini
biasanya sama dengan batas IP subnet, tiap subnet mempunyai satu VLAN. VLAN
membolehkan banyak virtual LAN berdampingan dalam sebuah fisik LAN ( switch ).
Jadi, semisal ada dua mesin yang terhubung dalam sebuah switch, keduanya tidak
dapat mengirim ethernet frame ke mesin lain meski dalam satu kabel yang sama.

D. Cara kerja VLAN


VLAN diklasifikasikan berdasarkan metode ( tipe ) yang digunakan, baik
menggunakan port, MAC address dan lain-lain. Semua informasi yang mengandung
penandaan/pengalamatan suatu VLAN ( tagging ) di simpan dalam suatu database (
tabel ), jika penandaannya berdasarkan port yang digunakan maka database harus
mencatat port-port yang digunakan oleh VLAN.
Untuk mengaturnya, maka biasanya digunakan switch/bridge yang dapt
diatur. Switch / bridge ini yang akan menyimpan semua informasi dan konfigurasi
suatu VLAN dan dipastikan semua switch / bridge memiliki informasi yang sama.
Switch akan menentukan kemana data-data akan diteruskan dan sebagainya.

E. Jenis VLAN

Berdasarkan perbedaan pemberian membership VLAN terbagi menjadi lima, yaitu :

a. Port based : Dengan melakukan konfigurasi pada port dan memasukkannya pada
kelompok VLAN sendiri. Apabila port tersebut akan dihubungkan dengan
beberapa VLAN maka port tersebut harus berubah fungsi menjadi port trunk
(VTP).
b. MAC based : Membership atau pengelompokan pada jenis ini didasarkan pada
MAC Address. Tiap switch memiliki tabel MAC Address tiap komputer beserta
kelompok VLAN tempat komputer itu berada.
c. Protocol based : Karena VLAN bekerja pada layer 2 (OSI) maka penggunaan
protokol (IP dan IP Extended) sebagai dasar VLAN dapat dilakukan.
d. IP Subnet Address based : Selaij bekerja pada layer 2, VLAN dapat bekerja pada
layer 3, sehingga alamat subnet dapat digunakan sebagai dasar VLAN.
e. Authentication based : Device atau komputer bisa diletakkan secara otomatis di
dalam jaringan VLAN yang didasarkan pada autentifikasi user atau komputer
menggunakan protokol 802.1x.

F. Terminologi VLAN
Berikut ini terminologi di dalam VLAN :
a. VLAN Data
VLAN Data adalah VLAN yang dikonfigurasi hanya untuk membawa
data-data yang digunakan oleh user. Dipisahkan dengan lalu lintas data suara
atau pun manajemen switch. Seringkali disebut dengan VLAN pengguna, User
VLAN.
b. VLAN Default
Semua port switch pada awalnya menjadi anggota VLAN Default. VLAN
Default untuk Switch Cisco adalah VLAN 1. VLAN 1 tidak dapat diberi nama
dan tidak dapat dihapus.

3|Page
c. Native VLAN
Native VLAN dikeluarkan untuk port trunking 802.1Q. port trunking
802.1Q mendukung lalu lintas jaringan yang datang dari banyak VLAN
(tagged traffic) sama baiknya dengan yang datang dari sebuah VLAN
(untagged traffic). Port trunking 802.1Q menempatkan untagged traffic pada
Native VLAN.
d. VLAN Manajemen
VLAN Manajemen adalah VLAN yang dikonfigurasi untuk
memanajemen switch. VLAN 1 akan bekerja sebagai Management VLAN jika
kita tidak mendefinisikan VLAN khusus sebagai VLAN Manajemen. Kita
dapat memberi IP address dan subnet mask pada VLAN Manajemen, sehingga
switch dapat dikelola melalui HTTP, Telnet, SSH, atau SNMP.
e. VLAN Voice
VLAN yang dapat mendukung Voice over IP (VoIP). VLAN yang
dikhusukan untuk komunikasi data suara.

G. Tipe Koneksi VLAN


Tipe koneksi dari VLAN dapat di bagi menjadi 3 yaitu :
a. Trunk Link
b. Access Link
c. Hibrid Link (Gabungan Trunk dengan Access)

H. Prinsip Kerja VLAN


1. Filtering Database
Berisi informasi tentang pengelompokan VLAN. Terdiri dari:
a. Static Entries
Static Filtering Entries: Mespesifisifikasikan apakah suatu data itu
akan dikirim atau dibuang atau juga di masukkan ke dalam dinamic entries.
Static Registration Entries: Mespesifisifikasikan apakah suatu data itu akan
dikirim ke suatu jaringan VLAN dan port yang bertanggung jawab untuk
jaringan VLAN tersebut
b. Dynamic Entries
Dynamic Filtering Entries: Mespesifisifikasikan apakah suatu data itu
akan dikirim atau dibuang. Group Registration Entries: Mespesifisifikasikan
apakah suatu data yang dikirim ke suatu group atau VLAN tertentu akan
dikirim/diteruskan atau tidak. Dynamic Registration Entries:
Menspesifikasikan port yang bertanggung jawab untuk suatu jaringan VLAN
2. Tagging
Saat sebuah data dikirimkan maka harus ada yang menyatakan Tujuan data
tersebut (VLAN tujuan). Informasi ini diberikan dalam bentuk tag header,
sehingga informasi dapat dikirimkan ke user tertentu saja (user tujuan),
didalamnya berisi format MAC Address.

Jenis dari tag header :


a. Ethernet Frame Tag Header
b. Token Ring and Fiber Distributed Data Interface (FDDI) tag header
Networking

4|Page
I. Keuntungan Menggunakan VLAN

Berikut ini beberapa keuntungan menggunakan VLAN:


1. Security : keamanan data dari setiap divisi dapat dibuat tersendiri, karena
segmennya bisa dipisah secarfa logika. Lalu lintas data dibatasi segmennya.
2. Cost reduction : penghematan biaya dihasilkan dari tidak diperlukannya biaya
yang mahal untuk upgrades jaringan dan efisiensi penggunaan bandwidth dan
uplink yang tersedia.
3. Higher performance : pembagian jaringan layer 2 ke dalam beberapa kelompok
broadcast domain yang lebih kecil, yang tentunya akan mengurangi lalu lintas
packet yang tidak dibutuhkan dalam jaringan.
4. Broadcast storm mitigation : pembagian jaringan ke dalam VLAN-VLAN akan
mengurangi banyaknya device yang berpartisipasi dalam pembuatan broadcast
storm. Hal ini terjadinya karena adanya pembatasan broadcast domain.
5. Improved IT staff efficiency : VLAN memudahkan manajemen jaringan karena
pengguna yang membutuhkan sumber daya yang dibutuhkan berbagi dalam
segmen yang sama.
6. Simpler project or application management : VLAN menggabungkan para
pengguna jaringan dan peralatan jaringan untuk mendukung perusahaan dan
menangani permasalahan kondisi geografis.

J. Mengenal metode konfigurasi vlan


Konfigurasi adalah pengaturan atau sebuah proses pembuatan pengaturan dari
bagian-bagian yang membentuk keseluruhan. Dalam komputer dan jaringan
komputer, konfigurasi sering mengacu pada hardware spesifik dan rincian perangkat
lunak dalam hal perangkat yang terpasang, kapasitas atau kemampuan, pada sistem
yang dibuat. Kofigurasi sangat diperlukan untuk membangun sebuah jaringan vlan.
Melakukan konfigurasi vlan dapat dilakukan dengan mudah, terdapat banyak
metode untuk mengkonfigurasikan jaringan vlan. Metode yang paling sering
digunakan adalah VLAN trunking dan VLAN tagging

Topologi diatas adalah salh satu contoh infrastruktur jaringan yang


memerlukan beberapa metode konfigurasi agar dapat saling terhubung. Pembahasan
selanjutnya akan menjelaskan metode- metode konfigurasi VLAN secara rinci.

5|Page
a. Pengertian vlan trunking
Trunk adalah sebuah point to point link antar 1 atau lebih ethernet
awitch interfaces dengan perangkat lainnya seperti router atau switch.
Ethernet trunk dapat membawa traffic packet atau data dari berbagai
VLAN hanya dalam sebuah link. Sebuah VLAN trunk memungkinkan
pertukaran data dalam seluruh jaringan
VLAN Trunking adalah sebuah metode dimana sistem komunikasi
dapat menyediakan akses jaringan untuk bnyak client dengan berbagi satu
set garis atau frekuensi, tidak memberikan secara individu.
Kelemahan cara ini adalah banyaknya port switch yang
menghubungkan switch tersebut. Cara ini juga lebih manual,
membutuhkan lebih banyak waktu, dan sulit untuk dikelola. Oleh karena
itu, muncullah VLAN trunking yang bertujuan untuk menghubungkan
switch dengan interlink (uplink) kecepatan tinggi, dan beberapa VLAN
dapat berbagi satu kabel.

Trunking dengan ISL and 802.1Q Saat menggunakan beberapa VLAN


pada network yang memiliki beberapa switch yang terhubung, maka
switch-switch tersebut harus menerapkan VLAN trunking pada segment
yang menghubungkan switch dengan switch lainnya. VLAN trunking
mengakibatkan switch menggunakan proses yang dinamakan VLAN
tagging, dimana switch yang mengirimkan data ke switch lain
menambahkan header pada frame sebelum dikirimkan via trunk. Header
tambahan ini berisi VLAN identifier (VLAN ID) sehingga switch
pengirim bisa mencantumkan VLAN ID dari frame yang dikirimkan dan
switch penerima akan mengetahui frame yang diterima ditujukan untuk
VLAN yang mana.
VLAN trunking terdiri dari :
1. VLAN Trunking Protokol (VTP)
VLAN Trunking Protocol (VTP) VLAN Trunking Protocol
(VTP) adalah proprietari Cisco yang memungkinkan switch-switch
Cisco yang terhubung bisa saling bertukar informasi konfigurasi.
VLAN Trunking Protocol (VTP) merupakan fitur Layer 2
yang terdapat pada jajaran switch Cisco Catalyst, yang sangat
berguna terutama dalam lingkungan switch skala besar yang
meliputi beberapa Virtual Local Area Network (VLAN).
Suatu VTP memiliki beberapa komponen penting dalam
penggunaannya. Komponen tersebut yaitu sebagai berikut :
a. VTP domain
Tujuan utama VTP adalah untuk menyediakan fasilitas
sehingga switch Cisco dapat diatur sebagai sebagai suatu grup.
Sebagai contoh, jika VTP dijalankan pada semua switch Cisco
Anda, pembuatan VLAN baru pada satu switch akan
menyebabkan VLAN tersebut tersedia pada semua switch yang
terdapat VTP management domain yang sama. VTP
management domain merupakan sekelompok switch yang
berbagi informasi VTP. Suatu switch hanya dapat menjadi
bagian dari satu VTP management domain, dan secara default
tidak menjadi bagian dari VTP management domain manapun.

6|Page
Keuntungan VTP yang utama adalah efisiensi yang
diberikan dalam menambah dan menghapus VLAN dan juga
dalam mengubah konfigurasi VLAN dalam lingkungan yang
besar.
b. VTP mode
Jika Anda ingin membuat switch menjadi bagian dari
suatu VTP management domain, setiap switch harus
dikonfigurasi dalam satu dari tiga mode VTP yang dapat
digunakan.
Mode VTP yang digunakan pada switch akan
menentukan bagaimana switch berinteraksi dengan switch VTP
lainnya dalam management domain tersebut. Mode VTP yang
dapat digunakan pada switch Cisco adalah mode server, mode
client, dan mode transparent.
a) Mode server
VTP server mempunyai kontrol penuh atas
pembuatan VLAN atau pengubahan domain mereka.
Semua informasi VTP disebarkan ke switch lainnya
yang terdapat dalam domain tersebut, sementara semua
informasi VTP yang diterima disinkronisasikan dengan
switch lain. Secara default, switch berada dalam mode
VTP server. Perlu dicatat bahwa setiap VTP domain
paling sedikit harus mempunya satu server sehingga
VLAN dapat dibuat, dimodifikasi, atau dihapus, dan
juga agar informasi VLAN dapat disebarkan.

b) Mode client
VTP client tidak memperbolehkan administrator
untuk membuat, mengubah, atau menghapus VLAN
manapun. Pada waktu menggunakan mode client
mereka mendengarkan penyebaran VTP dari switch
yang lain dan kemudian memodifkasi konfigurasi
VLAN mereka. Oleh karena itu, ini merupakan mode
mendengar yang pasif. Informasi VTP yang diterima
diteruskan ke switch tetangganya dalam domain
tersebut.

c) Mode transparent
switch dalam mode transparent tidak
berpartisipasi dalam VTP. Pada waktu dalam mode
transparent, switch tidak menyebarkan konfigurasi
VLAN-nya sendiri, dan switch tidak mensinkronisasi
database VLAN-nya dengan advertisement yang
diterima. Pada waktu VLAN ditambah, dihapus, atau
diubah pada switch yang berjalan dalam mode
transparent, perubahan tersebut hanya bersifat lokal ke
switch itu sendiri, dan tidak disebarkan ke swith lainnya
dalam domain tersebut.

7|Page
2. Inter VLAN Routing
Inter - vlan routing adalah membuat routing antar vlan supaya bisa
saling berhubungan dengan menambahkan sebuah router. Inter vlan
routing adalah sebuah metode yang bertujuan untuk
menghubungkan host-host yang berada pada vlan yang berbeda.
Agar vlan dapat berkomunikasi maka diletakkanlah sebuah router
sebagai gateway masing-masing VLAN.

3. Access control list


Access list adalah pengelompokan paket berdasarkan kategori.
Access list bisa sangat membantu ketika membutuhkan
pengontrolan dalam lalu lintas network. access list menjadi tool
pilihan untuk pengambilan keputusan pada situasi ini. Penggunaan
access list yang paling umum dan paling mudah untuk dimengerti
adalah penyaringan paket yang tidak diinginkan ketika
mengimplementasikan kebijakan keamanan.

b. Pengertian VLAN Tagging


Vlan trubking mengakibatkan switch menggunakan proses VLAN
tngging, dimana switch yang mengirimkan data ke switch lain
menambahkan header pada frame sebelum dikirimkan via trun. Header
tambahan ini berisi VLAN identifier (VLAN ID).
VLAN Frame tagging adalah teknologi yang digunakan untuk
mengidentifikasi kepemilikan paket pada suatu VLAN. Frame tag VLAN
ditempatkan pada frame ketika mencapai switch dari suatu access port,
yang mana adalah keanggotaan VLAN. Jika switch memiliki trunk port,
frame dapat di forward keluar dari switch melalui port yang dikonfigurasi
menjadi port trunk. Metode tersebut memungkinkan setiap switch untuk
melihat apa terdapat kepemilikan VLAN frame dan dapat forward frame
ke port acces VLAN yang sesuai atau ke port trunk VLAN.
Terdapat 4 Perbedaan teknologi pada VLAN frame trunking :
1) Inter-Switch Link (ISL): Cisco proprietary VLAN frame tagging.
2) IEEE 802.1Q: IEEE industry standard VLAN frame tagging.
3) LAN Emulation (LANE): LANE digunakan untuk komunikasi
dengan multiple VLAN melalui jaringan ATM.
4) 802.10 (FDDI): Protokol untuk mengirim informasi VLAN
melalui FDDI.

K. Mengkonfigurasi jaringan VLAN


Switch adalah suatu jenis komponen jaringan komputer yang digunakan untuk
menghubungkan beberapa HUB dalam membentuk jaringan komputer yang lebih
besar atau menghubungkan komputer-komputer yang memiliki kebutuhan akan
bandwidth yang cukup besar.

8|Page
Peralatan : 1 unit pc
Aplikasi cisco packet tracer

a. Pertama, install cisco packet tracer di pc anda


b. Lalu masuk ke aplikasinya,dan buat jaringan dengan 2 buah pc dan 1 switch.
Hubungkan dengan kabel copper straight atau pilih automatically. Atur ip
address di masing-masing pc.

c. setelah di kabel berwarna hijau,berarti anda sukses dan coba jalankan tes ping

d. Coba jalankan tes ping dengan cmd

9|Page
e. Nah kali ini kita akan melanjutkan konfigurasinya
 Pertama Klik pada switchnya,lalu pergi ke tab CLI
 Kedua, tekan enter untuk memulai konfigurasi

 untuk konfigurasi awal,kita akan membuat 2 buah vlan . Beri nama


masing-masing (SMKN13A &SMKN13B)
 Lalu ketikan konfigurasi berikut
Switch>en
Switch#configure terminal
Switch(config)#vlan 10
Switch(config-vlan)#name Pc A
Switch(config-vlan)#exit
Switch(config)#vlan 11
Switch(config-vlan)#name Pc B
Switch(config-vlan)#exit
Switch(config)#

10 | P a g e
 Jika sudah Setting tiap interface seperti di bawah ini

Switch(config)#interface fastEthernet 0/1


Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 10
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface fastEthernet 0/2
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 11
Switch(config-if)#exit

 Selanjutnya kita cek yang pertama dengan mengetikan show run. Dan ini
hasilnya

11 | P a g e
 Dan yang terakhir kita akan cek yang kedua, kita ketikan show vlan.

 Setelah muncul seperti diatas,berarti kamu telah berhasil menampilkan


vlan.

LATIHAN

1. Jelaskanlah pengertian dari VLAN !


2. Sebutkan lah jenis-jenis VLAN !
3. Jelaskan keuntungan VLAN !
4. Jelaskanlah pengertian dari konfigurasi
5. Jelaskanlah pengertian dari VLAN Trunking !

12 | P a g e
MATERI 2
Mahir melakukan perawatan jaringan VLAN
A. Prosedur pemeriksaan jaringan VLAN
Melakukan perawatan jaringan secara rutin sangat diperlukan, terutama untuk
jaringan VLAN. Sebagai administrator jaringan, kita harus mengetahui beberapa
perangkat keras yang ada di dalam jaring an, seperti komputer server, komputer
klient, switch, router, kabel jaringan, serta konektor-konektor lainnya. Komponen-
komponen tersebut perlu untuk dijaga dan dirawat agar infrastruktur jaringan yang
sudah terpasang benar-benar berfungsi dengan baik. Selain itu,
administratorjaringan juga bertanggung jawab dalam melakukan troubleshooting
jaringan jika terjadi suatu masalah dalam jaringan VLAN.
1. Metode Troubleshooting Approach
Troubleshooting merupakan suatu tindakan untuk mencari sumber
masalah secara sistematis sehingga masalh dapat diperbaiki dengan benar.
Metode troubleshooting merupakan suatu tindakan prosedural yang dapat
dilihat sebagai acuan dalam proses pelaksanaan troubleshooting. Terdapat
enam metode troubleshooting yang sering disebut dengan structured
troubleshooting approach, diantaranya top-down approach, bottom-uo
approach, divide and conquer approach, follow the path approach, compare
configuration approach, dan swap component approach.
a. The top down troubleshooting approach
Metode pemecahan masalah top down menggunakan model OSI
sebagai pedoman dengan application layer sebagai titik awal. Salah
satu karakteristik terpenting dari model OSI adalah bahwa setiap
lapisan bergantung pada lapisan dasar untuk operasinya
b. The bottom up trobleshooting approach
Pendekatan pemecahan maslah bottom up juga menggunakan model
OSI sebagaai prinsip panduannya dengan physical layer sebagai titik
awal. Dalam pendekatan ini, dilakukan pemeriksaan lapisan demi
lapisan dari bawah menuju ke atas bahwa elemen jaringan
beroperasi dengan benar.
c. The divide and conquere troubleshooting approach
Pendekatan maslah divide and conquer merupakan pendekatan
antara top down dan bottom up. Apabila antara top down dan
bottom up tidak ada yang efektif dalam pemecahan masalah,
solusinya adalah dengan memulai dari network layer dan melakukan
beberapa tes seperti ping and trace.
d. The follow the path troubleshooting approach
Pendekatan follow the path awalnya mencari jalur aktual dari
sumber ke tujuan. Selanjutnya, cakupan pemecahan masalah
dikurangi menjadi hanya link dan perangkat yang ada pada jalur.
Prinsip dari pendekatan ini adalah menghilangkan link dan prangkat
yang tidak relevan dengan troubleshooting task yang ada.
e. The compare configuration troubleshooting approach
Metode compare configurastion atau disebut juga spotting the
difference dengan membandingkan konfigurasi, versi perangkat
lunak, perangkat keras, atau properti perangkat lainnya ketika
perangkat tersebut bekerja dan tidak bekerja, dan menemukan
perbedaan yang signitifikan diantara keduanya.

13 | P a g e
f. The swap component troubleshooting approach
Pendekatan swap component adalah teknik pemecahan masalah
yang sangat mendasar yang dapat digunakan untuk mengisolasi
maslah. Pendekatan swap component akan memeriksa maslah
diawali dari perangkat jaringan.

2. Langkah- langkah pemeriksaan jaringan VLAN


Tiga langkah utama yang diperhatikan dalam pemeriksaan jaringan VLAN
adalah :
a. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan port kabel dan
switch masih bagus. Selalu mulai prosedur pemecahan masalah
dengan menguji konektivitas fisik jarinagn. Periksa kabel dan port
switch link LED untuk memastikan layer 1 bekerja dengan benar
b. Periksa konfigurasi interfaces pada switch. Gunakan perintah : show
interface [interface name number] untuk memeriksa apakah ada
kesalahan atau tabrakan pada interface. Kesalahan ini biasanya
diakibatkan oleh masalah fisik seperti kabel atau NIC, namun juga
bisa mengindikasikan ketidak cocokan alat yang terpasang. Jika
collision terus meningkat, cari masalah pada link.
c. Jika dua host tidak dapat berkomunikasi, maka periksa apakah
mereka berada dalam VLAN yang sama. Jika berada pada VLAN
yang berbeda, periksa router dan konfigurasinya. Jika host tidak
dapat terhubung ke switch, pastikan host berada pada subnet yang
sama dengan switch VLAN.

Permaslahan-permasalahan yang sering terjadi pada VLAN yaitu


terletak pada switch, konfigurasi VLAN trunk, konfigurasi VTP, inter vlan
routing, dan lain-lain. Berikut adalah penjelasan untuk penyelesaian masalah
yang sering terjadi pada VLAN

a. Masalah pada switch interface


Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa ada beberapa
hal yang biasanya terjadi pada switch. Salah satu contohnya adalah
masalah fisik atau konektivitas. Gejala-gejala yang terjadi:
1) Interface down atau jaringan tidak terhubung secara fisik,
atau secara fisik up tetapi protokol layer 2 down
2) Interface secara administratif mengalami down.

Solusi atau perbaikan masalah yang dapat dilakukan :

1) Periksa pemasangan kabel. Selalu awali denagn


mengasumsikan masalahnya terdapat pada kabel. Ganti dengan
kabel yang lain. Gunakan printah show controllers untuk
melihat apakah ada sesuatu yang salah secara fisik. Coba pada
port yang berbeda untuk melihat apakah maslah yang sama
juga terjadi
2) Periksa interface, verifikasi bahwa interface beroperasi dan
gunakan perintah no shutdown.

14 | P a g e
b. Masalah umum pada VLAN
Masalah khusus yang terjadi pada vlan adalah terjadi flapping pada
interface pada set port untuk acces only mode
Solusi atau perbaikan masalah yang dapat dilakukan yaitu jalankan
perintah : show running configuration. Periksa output dan verifikasi
apakah entri berikut ada pada port yang terpengaruh :
1) Switchport mode access
2) Switchport access vlan
Jika ada yang hilang, tambahkan apa yang dibutuhkan.

Masalah selanjutnya adalah maslah pada vlan trunking. Adapun


gejala yang terjadi adalah perangkat sudah terhubung pada kabel, tetapi
trunk tetap tidak terbangun pada konfigurasi link.

Solusi atau perbaikan yang dapat dilakukan adalah :

1) Apabila menggunakan ISL trunking, pastikan switch


mendukung ISL. Jika tidak, gantilah switch tersebut
2) Jika menggunakan 802.1Q trunking, konfigurasi native
vlan mungkin berbeda pada kedua sis. Jika demikian
ubah native vlan agar sesuai.
3) Pastikan pengaturan trunking pada kedua ujung link
sama(misal PTP, ecapsulation mode, dan lain
sebagainya)
c. Masalah pada inter VLA routing
Masalah juga sering terjadi pada konfigurasi inter VLAN routing.
Gejala yang terjadi yaitu vlan tidak dapat terhubung satu sama lain.
Misalnya VLAN 10 tidak dapat terhubung dengan VLAN 20.
Perbaikan yang dapat dilakukan adalah :
1) Jika menggunakan router eksternal, pastikan router
tersebut reachable. Jika VLAN 10 tidak dapat
terhubung dengan VLAN 20, kemungkinan ada
masalah konfigurasi. Jika ada masalah lain, cobalah
untuk memeriksa konfigurasi routing.
2) Jika menggunakan router processor layer 4, pastikan
switched virtual interface (SVI) telah
dikonfigurasikan dengan VLAN ID dan IP subnet
information.
3) Pastikan default gateway ada pada switch
d. Masalah pada spanning tree
Spanning tree adalah protokol jaringan yang menjamin topologi
jaringan bebas perulangan, serta sebagai penghubung sthernet LAN.
Masalah juga bisa terjadi pada spanning tree. Gejala yang terjadi
adalah terjadi error disabled pada port tidak berfungsi setelah
dikonfigurasi. Solusi atau perbaikan yang dapat dilakukan adalah :
1) Jika menggunakan portfast dan fitur keamanan
diaktifkan, pastikan perangkat lain tidak membuat
protokol unit dikirim pada port tersebut.

15 | P a g e
2) Pastikan tidak ada uni directional link dan one way
link
3) Dalam keadaan terburuk, gunakan perintah
shutdown/no shutdown untuk mereset port tersebut

B. Teknik konfigurasi ulang VLAN


Dalam membangun infrastruktur jarinagn VLAN, sering kali terjadi
pemasalahan sehingga menyebabkan gagalnya konfigurasi pada VLAN. Hal ini
akan memperbaiki permaslahan tersebut adalah dengan melakukan konfigurasi
ulang VLAN.
Dalam melakukan konfigurasi ulang VLAN , diperlukan adanya prosedur
yang jelas. Pada materi diatas, kita sudah membahas bagaimana prosedur
pemeriksaan dan perbaikan jaringan yang benar. Pada materi kali ini akan
membahasan cara melakukan konfigurasi ulang jaringan VLAN.
1. Langkah perbaikan jaringan VLAN
Pada materi ini akan dilakukan perbaikan jaringan yang terjadi VLAN.
Perhatikan topologi jaringan VLAN berikut :
a. Lakukan ping IP pada PC H2 melalui CLI
Kedua komputer tidak dapat melakukan ping satu sama lain. Sudah
dipastikan tidak ada masalah dengan host, masalahnya terkait
dengan switch. Periksa apakah ada kesalahan pada interface
b. Pada switch masukkan perintah : show ip in brief
c. Masukkan perintah show vlan
d. Lakukan perbaikan dengan mengkonfigurasi ulang interface
e. Cobalah untuk melakukan dengan melakukan ping IP PC H2

2. Metode maintenace jaringan


Maintenance adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menjaga
kondisi suatu jaringan agar dapat digunakan sesuai dengan kemampuannya
sampai waktu yang telah ditentukan. Maintenance yang baik adalah
maintenance yang singakt, sehingga downdtime tidak terlalu lama dan
fungsionalitasnya tetap terjaga. Maintenance bertujuan untuk menjaga error
sistem atau jaringan, memperpanjang masa jaringan, serta memperbaiki
atau mengganti komponen yang sudah rusak.
Dalam melakukan maintenance jaringan VLAN, ada beberapa metode,
yaitu FACPS, IT infrastrukture library, TMN, dan Cisco Lifecycle Service.
a. FACPS
FACPS (faults, confiquration, accounting, performance, security)
adalah sebuah teknik yang didefenisikan oleh model OSI. FACPS
terdiri dari lima area fungsional, yaitu :
1) Fault management
2) Configuration management
3) Accounting management
4) Performance management
5) Security management

b. IT Infrastrukture Library
IT Infrastructure Library adalah satu set konsep dan teknik untuk
mengelola infrastrukture, pengembangan, dan operasi teknologi

16 | P a g e
informasi (TI). IT infrastructure library adalah pendekatan yang paling
luas diterima untuk layanan managemen TI di dunia. Pendekatan
sistematis IT infrastrukture library dapat membagun lingkungan TI yang
memungkinkan pertumbuhan, skala, dan perubahan.
c. TMN
TMN (Telecomunication management network) menyediakan
framework untuk jaringan yang fleksible, terukur, andal. Dan mudah
untuk ditingkatkan. TMN dikembangkan oleh international
telecommunication union (ITU) sebagai infrastruktur pendukung
pengelolaan dan penyebaran layanan telekomunikasi yng dinamis.
Prinsip TMN digabungkan kedalam jaringan telekomunikasi untuk
mengirimdan menerima informasi. Sebuah jaringan telekomunikasi
terdiri dari sistem swiching, sirkuit dan terminal
d. Cisco lifecycle service
Cisco lifecycle service dirancang untuk mendukung perkembangan
jaringan. Sisco lifecycle service memiliki enam tahap pendekatan.
Setiap tahap menetapkan aktivitas yang dibutuhkan untuk
memaksimalkan suatu jaringan. Tahapan-tahapan tersebut adalah :
1) Tahap persiapan
2) Tahap perencanaan
3) Tahap desain
4) Tahap pelaksanaan
5) Tahap pengoperasian
6) Tahap pengoptimalan

LATIHAN :

1. Jelaskanlah pengertian dari troubleshooting !


2. Tuliskanlah jenis-jenis troubleshooting !
3. Jelaskanlah langkah pemeriksaan dalam jaringan VLAN !
4. Tuliskanlah permasalahan-permasalahan yang terjadi pada VLAN !
5. Jelaskanlah yang dimaksud denagn metode maintenance !

17 | P a g e
MATERI 3

Memahami Konsep Routing

A. Mengenal Routing
1. Pengerian router
Router adalah perangkat jaringan yang berfungsi untuk menganalisis paket
data yang ditransmisikan dalam sebuah jaringan ke jaringan yang lainnya. Router juga
mempunyai fungsi untuk menentukan apakah sumber dan tujuan transmisi berada
pada jaringan yang sama ataupun harus ditransfer dari satu jaringan ke jaringan
lainnya, dimana membutuhkan pengkodean informasi untuk data protocol yang baru.
Pada tahun 1980, setelah melalui riset yang panjang yang diawali dari
Departemen Pertahanan Amerika Serikat, akhirnya konsep pertama router dibuat.
Router ini mempunyai bentuk selayaknya komputer mini yang didedikasikan untuk
melakukan proses enkripsi. Kini, router modern mempunyai kecepatan yang tinggi
dalam mengirimkan, mentransmisi maupun melakukan manajemen data dalam
jaringan komputer.

2. Fungsi router
Router mempunyai fungsi untuk menganalisis paket data yang masuk ke
dalamnya. Paket data yang masuk kemudian akan melewati skema penyeleksian
untuk menentukan jalur paling optimal untuk mengirimkan data dari satu jaringan ke
jaringan lainnya. Data yang masuk ini akan dikelompokkan ke dalam tabel routing.
Proses routing sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu static routing dan dynamic
routing.
Contoh jaringan sederhana dengan 3 router seperti yang ditunjukkan oleh
gambar di bawah ini.

18 | P a g e
3. Cara kerja router
Seperti kita ketahui sebelumnya, router ini menghungkan jaringan satu dengan
lainnya dan memfasilitasi transmisi diantara kedua jaringan tersebut. Secara
sederhana router setidaknya memerlukan dua kartu jaringan atau yang dikenal dengan
istilah Network Interface Card (NIC) yang secara fisik dipasang pada jaringan yang
satu, dan satunya pada jaringan yang lain. Gambar berikut memberikan contoh
sederhana jika kita memiliki dua buah jaringan yang akan kita hubungkan melalui
sebuah router.

Skema menghubungkan dua jaringan melalui sebuah router

Jumlah jaringan yang terhubung pada router dapat disesuaikan dengan


kapasitas masing-masing router yang kita gunakan. Jika kita hanya menghubungkan
router hanya dengan dua jaringan saja, tentu hal tersebut sangatlah mudah dan
sederhana. Namun ketika kita berhadapan dengan jaringan besar dan juga kompleks,
maka pengaturan router akan menjadi kompleks juga.

Sebagai contoh jika kita akan menghubungkan tiga jaringan dengan


menggunakan beberapa router, maka kita bisa menghubungkannya secara berantai
seperti pada kasus sebelumnya atau dengan menghubungkan masing-masing jaringan
ke masing-masing router seperti diperlihatkan dalam skema pemasangan berikut ini.

19 | P a g e
Skemamenghubungkan tiga jaringan melalui beberapa router

Sistem kerja pengiriman data jaringan pada router ini mirip dengan prinsip
rangkaian listrik seri dan paralel. Sebagai contoh pada konfigurasi 1 di atas. Pada
konfigurasi ini, andaikata kita akan mengirimkan informasi dari subnet A ke subnet C.
Jika salah satu router bermasalah, baik router A maupun router C, maka data jaringan
yang kita kirimkan dari subnet A ke subnet C akan mengalami kendala dan tidak akan
tersampaikan sebagaimana seharusnya.

Hal tersebut tidak akan terjadi seandainya ada sebuah router lain yang
menghubungkan jalur antara subnet A dan subnet C. Sebagai contohnya adalah
konfigurasi 2. Pada konfigurasi ini seandainya kita akan mengirimkan informasi yang
sama, yaitu dari subnet A ke subnet C. Jika router C bermasalah, maka aliran
informasi dari subnet A ke subnet C masih bisa tersampaikan karena sistem router
akan memilih jalur melalui router A dan kemudian dilanjutkan melalui router B.

Pada dasarnya router akan memilih jalur tercepat agar informasi yang kita
kirimkan dari subnet yang satu ke subnet yang lainnya dapat terkirim secara optimal.
Pada konfigurasi 2 di atas, jika kita akan mengirimkan data dari subnet A ke subnet C,
secara logika jalur melewati router C akan lebih cepat dibandingkan melalui dua
router A dan B. namun hal ini terlihat jelas karena kita masih melibatkan tiga jaringan
dan tiga router. Lalu bagaimana jika jaringan kita lebih kompleks lagi?

Router memiliki pencatatan metric prefix yang tertuang dalam tabel routing.
Setiap alur transmisi jaringan akan memiliki metric prefix-nya masing-masing. Dari
metric prefix ini kemudian router membuat tabel routing. Pada saat kita mengirimkan
suatu data dari jaringan yang satu ke jaringan yang lainnya, router akan memilih
metric prefix dalam tabel routing yang menunjukkan nilai paling optimal dan
meneruskan informasi yang kita kirim melalui jalur tersebut.

Itulah pengertian router beserta fungsi dan cara kerja router dalam sebuah
jaringan komputer. Jadi dapat disimpulkan bahwa router mempunyai fungsi utama
untuk menganalisis paket data yang masuk melaluinya, melakukan seleksi paket data
tersebut kemudian yang terakhir adalah mengirimkan paket data tersebut ke tujuan
(bisa jaringan atau komputer tertentu).

20 | P a g e
Berikut adalah prinsip kerja dari router :
1) Menggunakan alamat network yang berbeda pada semua port
2) Membuat table berdasarkan alamat layer network
3) Mefilterkan lalu lintas network berdasarkan informasi network
4) Memblokir lalu lintas ke alamat yang tidak diketahui.

4. Konsep Dasar Routing


Routing adalah proses yang dialami datagram untuk mencapai tujuan di
jaringan TCP/IP. Konsep routing adalah hal yang utama pada lapisan internet di
jaringan TCP/IP. Hal ini karena pada lapisan internet terjadi proses pengalamatan.
Data-data dari device yang terhubung ke internet dikirim dalam bentuk datagram,
yaitu paket data yang didefinisikan oleh IP. Datagram memiliki alamat tujuan paket
data. Internet Protokol memeriksa alamat ini untuk menyampaikan datagram dari
device asal ke device tujuan. Jika alamat tujuan datagram tersebut terletak satu
jaringan dengan device asal, datagram tersebut langsung disampaikan.Jika alamat
tujuan datagram tidak terdapat di jaringa yang sama, datagram akan disampaikan
kepada router yang paling tepat.

5. Pengertian Routing
Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari
satu jaringan ke jaringan yang lain. Rute ini, disebut dengan route dan informasi route
secara dinamis dapat diberikan ke router yang lain ataupun dapat diberikan secara
statis ke router lain. Seorang administrator memilih suatu protokol routing dinamis
berdasarkan keadaan topologi jaringannya.
Misalnya berapa ukuran dari jaringan, bandwidth yang tersedia, proses power
dalam router, merek dan model dari router, dan protokol yang digunakan dalam
jaringan.Routing adalah proses dimana suatu router memforward paket ke jaringan
yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh
paket. Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket.
Agar keputusan routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk
mencapai tujuan. Ketika router menggunakan routing dinamis, informasi ini dipelajari
dari router yang lain. Ketika menggunakan routing statis, seorang network
administrator mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang ingin dituju secara
manual.
Jika routing yang digunakan adalah statis, maka konfigurasinya harus
dilakukan secara manual, administrator jaringan harus memasukkan atau
menghapus rute statis jika terjadi perubahan topologi. Pada jaringan skala besar,
jika tetap menggunakan routing statis, maka akan sangat membuang waktu
administrator jaringan untuk melakukan update table routing. Karena itu routing statis
hanya mungkin dilakukan untuk jaringan skala kecil. Sedangkan routing dinamis bias
diterapkan di jaringan skala besar dan membutuhkan kemampuan lebih dari
administrator.

6. Jenis Routing (pengelompokan routing)


Secara umum routing dikelompokkan menjadi tiga jenis routing berdasarkan table
routingnya :

21 | P a g e
a. Routing Default, adalah routing yang digunakan untuk mengirim paket secara
manual, sering digunakan pada jaringan yang hanya memiliki satu jalur keluar
atau hanya bisa digunakan di lokal saja.
b. Routing Static, adalah router yang memiliki kabel routing statis yang
settingannya diatur oleh administrasi jaringan secara manual.
c. Routing Dynamic, adalah router yang membuat tabel routing secara otomatis,
dengan membaca lalu lintas jaringan dan tentu juga dengan saling
berhubungan dengan router yang lain. Routing dinamis adalah routing yang
paling mudah daripada routing default dan static.

7. Tabel Routing
Router merekomendasikan tentang jalur yang digunakan untuk melewatkan paket
berdasarkan informasi yang terdapat pada Tabel Routing. Informasi yang terdapat
pada tabel routing dapat diperoleh secara static routing melalui perantara
administrator dengan cara mengisi tabel routing secara manual ataupun secara
dynamic routing menggunakan protokol routing, dimana setiap router yang
berhubungan akan saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat
tujuan dan memelihara tabel routing.
a. Alamat Network Tujuan
b. Interface Router yang terdekat dengan network tujuan
c. Metric, yaitu sebuah nilai yang menunjukkan jarak untuk mencapai network
tujuan. Metric tesebut menggunakan teknik berdasarkan jumlah lompatan
(Hop Count)

B. Mengenal Protocol Routing


Protocol routing adalah suatu aturan yang mempertukarkan informasi routing
yang akan membentuk sebuah table routing sehingga pengalamatan pada paket data
akan dikirim menjadi lebih jelas dan protokol routing mencari rute tersingkat untuk
mengirimkan paket data menuju alamat yang dituju.

1. Exterior Gateway Protokol (EGP)


Exterior Gateway Protokol (EGP) yaitu protokol routing yang didesain dan
dibuat untuk digunakan oleh router-router antar Autonomous System berbeda.
EGP pada dasarnya terdiri dari beberapa AS yang saling berhubungan satu
sama lain. Untuk menghubungkan AS dengan AS yang lainnya maka AS
menggunakan EGP sebagai pertukaran informasi routingnya. Salah satu jenis
routing EGP adalah Border Gateway Protocol (BGP).

a. Border Gateway Protocol (BGP)


BGP merupakan salah satu jenis routing protocol yang ada di dunia
komunikasi data. Sebagai sebuah routing protocol, BGP memiliki
kemampuan melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan
menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam jaringan. Routing
protocol juga pasti dilengkapi dengan algoritma yang pintar dalam mencari
jalan terbaik. Namun yang membedakan BGP dengan routing protocol lain
seperti misalnya OSPF dan IS-IS ialah, BGP termasuk dalam kategori
routing protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP). BGP merupakan
distance vector exterior gateway protocol yang bekerja secara cerdas untuk
merawat path-path ke jaringan lainnya. Update – update dikirim melalui
koneksi TCP.

22 | P a g e
b. Paket border gateway protocol
Paket border gateway protocol terdiri dari :
1) Open Message
2) KeepAlive Message
3) Notification Message
4) Update Message

2. Interior Gateway Protokol (IGP)


Interior Gateway Protokol (IGP) yaitu protokol routing yang di desain dan
dibuat untuk digunakan didalam sebuah Autonomous System Tunggal. IGP
merupakan jenis protocol routing yang digunakan untuk mendistribusikan
informasi routing dalam AS pada interwork besar berdasarkan protocol
TCP/IP. IGP menentukan bagaimana router dalam AS menukar inforasi
routing denagn router lain dalam AS yang sama. IGP dikelompokkan menjadi
dua jenis protocol routing, yaitu distance vektor dan link state.
a. Distance Vektor
Pembentukan tabel routing pada Distance Vector dilakukan dengan
cara tiap-tiap router atau PC router akan saling bertukar informasi routing
dengan router atau PC router yang terhubung langsung. Proses pertukaran
informasi routing dilakukan secara periodik, misal tiap 30 detik.
Proses pembentukan tabel pada protokol routing yang menggunakan
konsep distance vector adalah sebagai berikut :
Mula-mula tabel routing yang dimiliki oleh masing-masing router atau
PC router akan berisi informasi alamat jaringan yang terhubung langsung
dengan router atau PC router tersebut.
Secara periodik masing-masing router atau PC router akan saling bertukar
informasi sehingga isi tabel routing dari semua router terisi lengkap
(converged). Yang termasuk kedalam distance vektor adalah RIPV1,
RIPV2, IGRP, EIGRP

a) RIPv1 (RIP versi 1)


- Hanya mendukung routing classfull
- Tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam perbaikan routing
- Tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
- Perbaikan routing broadcast

Routing Information protocol versi 1 mempunyai karakteristik:


- Distance Vector Routing Protocol.
- Menggunakan metric yaitu hop count.
- Maximum hop count adalah 15. 16 dianggap sebagai
unreachable
- Mengirimkan update secara periodic setiap 30 second
- Mengirimkan update secara broadcast ke 255.255.255.255
- Mendukung 4 path Load Balancing secara default
maximumnya adalah 6
- Menjalankan auto summary secara default
- Paket update RIP yang dikirimkan bejenis UDP dengan nomor
port 520
- Bisa mengirimkan paket update RIP v.1 dan bisa menerima
paket update RIP v.1 dan v.2

23 | P a g e
- Berjenis classful routing protocol sehingga tidak menyertakan
subject mask dalam paket update.Akibatnya RIP v.1 11. tidak
mendukung VLSM dan CIDR.
- Mempunyai AD 120

b) RIPv2 (RIP versi 2)


- Mendukung routing classfull dan routing classless
- Info subnet dimasukkan dalam perbaikan routing
- Mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
- Perbaikan routing multicast

Secara umum RIPv2 tidak jauh berbeda dengan RIPv1.


Perbedaan yang ada terlihat pada informasi yang ditukarkan antar
router. Pada RIPv2 informasi yang dipertukarkan yaitu terdapat
autenfikasi pada RIPv2 ini.

Persamaan RIP v2 dengan RIP v1 :


- Distance Vector Routing Protocol
- Metric berupa hop count
- Max hop count adalah 15
- Menggunakan port 520
- Menjalankan auto summary secara default

Perbedaan RIP v2 dengan RIP v.1 :


- Bersifat classless routing protocol, artinya menyertakan field
SM dalam paket update yang dikirimkan sehingga RIP v.2
mendukung VLSM & CIDR
- Mengirimkan paket update & menerima paket update versi 2
- Mengirimkan update ke alamat multicast yaitu 224.0.0.9
- Auto Summary dapat dimatikan
- Mendukung fungsi keamanan berupa authenticationyang dapat
mencegah routing update dikirim atauditerima dari sumber
yang tidak dipercaya

c) IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)


Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah
routing protocol berpemilik yang dikembangkan pada pertengahan
tahun 1980-an oleh Cisco Systems, Inc Cisco tujuan utama dalam
menciptakan IGRP adalah untuk menyediakan protokol yang kuat
untuk routing dalam sistem otonomi (AS). IGRP memiliki hop
maksimum 255, tetapi defaultnya adalah 100. IGRP menggunakan
bandwidth dan garis menunda secara default untuk menentukan rute
terbaik dalam sebuah internetwork (Composite Metrik).
Pada IGRP ini routing dilakukan secara matematik berdasarkan
jarak. Untuk itu pada IGRP ini sudah mempertimbangkan hal berikut
sebelum mengambil keputusan jalur mana yang akan ditempuh.
Adapun hal yang harus diperhatikan: load, delay, bandwitdh,
realibility.

24 | P a g e
d) EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah
routing protocol yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering
disebut sebagai proprietary protocol pada cisco. Dimana EIGRP ini
hanya bisa digunakan sesama router cisco saja. Bgmn bila router
cisco digunakan dengan router lain spt Juniper, Hwawei, dll
menggunakan EIGRP??? Seperti saya bilang diatas, EIGRP hanya
bisa digunakan sesama router cisco saja. EIGRP ini sangat cocok
digunakan utk midsize dan large company. Karena banyak sekali
fasilitas2 yang diberikan pada protocol ini.

b. Link State
Protokol routing yang menggunakan konsep link state akan
membentuk tabel routing menurut pandangan atau perhitungan router atau
PC router masing-masing, tidak bergantung pada pendapat router atau PC
router tetangga. Tabel routing yang dibentuk dengan menggunakan konsep
link state dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut : Pada
awalnya setiap router atau PC router akan saling mengirimkan dan
melewatkan paket link state. Paket link state yang diterima dari router atau
PC router lain dikumpulkan dalam sebuah database topologi.
Berdasarkan informasi yang terkumpul di dalam database, router atau
PC router melakukan perhitungan dengan mengggunakan algoritma short
path first (SPF). Algoritma SPF menghasilkan short path first tree.
Akhirnya SPF Tree membentuk daftar isi tabel routing. Kelima proses di
atas dilakukan oleh masing-masing router atau PC router. Jika terjadi
perubahan topologi jaringan, pemberitahuannya akan dikirimkan segera ke
tiap-tiap router atau PC router sehingga proses update informasi routing
dapat segera dilakukan. Link state dikelompokkan menjadi dua routing
protocol, yaitu OSPF dan IS-IS

1) Open Shortest Path First (OSPF)


OSPF (Open Shortest Path First ) merupakan sebuah routing
protokol berjenis IGP (interior gateway routing protocol) yang
hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau
perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana
Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan
memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak
administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak
memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan
tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal. Selain itu,
OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka.
Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor
manapun.
Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat
manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing
protokol ini dapat diimplementasikan. OSPF merupakan routing
protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF
membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-

25 | P a g e
tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem
pengelompokan area.
2) IS-IS (Intermediate System – to – Intermediate System)
IS-IS (Intermediate System – to – Intermediate System) adalah
protokol yang besar digunakan oleh perangkat jaringan untuk
menentukan cara terbaik untuk datagram dipromosikan dari sisi ke
sisi paket switched jaringan dan proses ini disebut routing. Ini
didefinisikan dalam 150/IEC 10589 2002 dalam desain referensi
OSI menengah sistem ke intermediate.

Cara Kerja Link State

Router akan mengirimkan hello packet secara periodik (tercipta LSA-Link


State Algoritm). Setiap router akan mempelajari sebuah router tetangganya
dari database LSA. Setelah LSA terupdate, maka SPF algorithma akan
mempelajari dan menghitung jumlah metric yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuannya. Informasi ini yang akan digunakan untuk mengupdate routing
table. Routing table akan berubah jika ada router yang mati. Karena Link State
menggunakan triggered update maka tidak perlu menunggu selama waktu
tertentu untuk mengupdate table routing. Jadi ketika jaringan mengalami
perubahan, Link State akan langsung mengupdate table routingnya. Setiap
routing akan menghitung jarak terpendek ke router yang lain dengan Shortest
Path First (SPF) dan membentuk tree. Untuk mencapai router yang sama,
setiap router mempunyai tree yang berbeda. Yang tergolong Link State adalah:
OSPF (Open Shortest Path First)

Kelebihan Link State

Support VLSM dan CIDR Link State Advertisements, adalah paket kecil dari
informasi routing yang dikirim antar router. Memiliki topologi database (berisi
tentang informasi semua router yang terhubung dengan jaringan) Memiliki
Algorithma SPF (Shortest Path First) dan SPF Tree yang membentuk percabangan
untuk penentuan jalur terbaiknya. Lebih cepat dalam penyatuan jaringan jika
dibandingkan dengan Distance Vector

3. Subnetting
Subnetting adalah upaya / proses untuk memecah sebuah network
dengan jumlah host yang cukup banyak, menjadi beberapa network dengan
jumlah host yang lebih sedikit. Adapun kegunaan dari subnetting adalah
a. Untuk menentukan batas network ID dalam suatu subnet.
b. Memperbanyak jumlah network (LAN)
c. Mengurangi jumlah host dalam satu network
d. Untuk mengurangi tingkat kongesti (gangguan/ tabrakan) lalulintas data
dalam suatu network.
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara yaitu binary
yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Penulisan IP address
umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan
192.168.1.2/24. Penjelasanya adalah bahwa IP address 192.168.1.2 dengan
subnet mask 255.255.255.0. Kenapa bisa seperti ?maksud /24 diambil dari

26 | P a g e
penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau
dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang
disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan
pertama kali tahun 1992 oleh IEFT. Pada hakekatnya semua pertanyaan
tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah
Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
KONSEP SUBNETTING

.
Subnetting bertujuan untuk mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor
ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15
komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan,
karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa
ruas-ruas. Yaitu:
a. NETWORK ADDRESS (alamat jaringan)
b. HOST ADDRESS (alamat host)
c. BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan
pesan ke semua host yang ada di network (jaringan) tersebut.

1) Host addres dengan network address.

2) subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah ini,


masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan
BROADCAST ADDRESS.

27 | P a g e
Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi membagi
network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana
yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari
SUBNET MASKnya.

SUBNET MASK DEFAULT untuk masing-masing Class IP Address adalah


sbb:
CLASS OKTET PERTAMA SUBNETMASK DEFAULT PRIVATE ADDRESS
A 1-127 255.0.0.0 10.0.0.0-10.255.255.255
B 128-191 255.255.0.0 172.16.0.0-172.31.255.255
C 192-223 255.255.255.0 192.168.0.0-192.168.255.255

CARA MENGHITUNG SUBNET MASK

SUBNET MASK ADALAH Adalah angka biner 32 bit yang digunakan untuk
membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah
berada di jaringan lokal atau jaringan luar.

Setelah kamu memahami konsep Subnetting dengan baik. Kali ini saatnya
kamu mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa
dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih
cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat
masalah yaitu: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan
Alamat Host- Broadcast.

Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun


adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address

28 | P a g e
192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24
diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1.
Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut
dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali
tahun 1992 oleh IEFT.

Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan
untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:

Subnet Mask Nilai CIDR Subnet Mask Nilai CIDR


255.128.0.0 /9 255.255.240.0 /20
255.192.0.0 /10 255.255.248.0 /21
255.224.0.0 /11 255.255.252.0 /22
255.240.0.0 /12 255.255.254.0 /23
255.248.0.0 /13 255.255.255.0 /24
255.252.0.0 /14 255.255.255.128 /25
255.254.0.0 /15 255.255.255.192 /26
255.255.0.0 /16 255.255.255.224 /27
255.255.128.0 /17 255.255.255.240 /28
255.255.192.0 /18 255.255.255.248 /29
255.255.224.0 /19 255.255.255.252 /30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C

Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS


192.168.1.0/26 ?

Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti


11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan


tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok
subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan
seperti itu:

1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet


terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir
untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet

29 | P a g e
2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x
yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per
subnet adalah 26 – 2 = 62 host
3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet
berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet
lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung
buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet,
dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.

Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192


Host
192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193
Pertama
Host
192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254
Terakhir
Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255

Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita


bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik
yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah
seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk
subnetmask lainnya.

Subnet Mask Nilai CIDR


255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B

Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B.


Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti
dibawah. Sengaja pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-
masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok
subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C,
hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C
yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok
subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju
(coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.

30 | P a g e
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.128.0 /17 Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.192.0 /18 255.255.255.128 /25
255.255.224.0 /19 255.255.255.192 /26
255.255.240.0 /20 255.255.255.224 /27
255.255.248.0 /21 255.255.255.240 /28
255.255.252.0 /22 255.255.255.248 /29
255.255.254.0 /23 255.255.255.252 /30
255.255.255.0 /24

Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita
mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24.
Contoh network address 172.16.0.0/18.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti


11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).

Penghitungan:

1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet


terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x
yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet
adalah 214 – 2 = 16.382 host
3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet 172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0 172.16.192.0


Host
172.16.0.1 172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1
Pertama
Host
172.16.63.254 172.16.127.254 172.16.191.254 172.16.255.254
Terakhir
Broadcast 172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255 172.16..255.255

Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang
menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network
address 172.16.0.0/25.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti


11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

Penghitungan:

1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet

31 | P a g e
2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet 172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 … 172.16.255.128


Host
172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 … 172.16.255.129
Pertama
Host
172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 … 172.16.255.254
Terakhir
Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 … 172.16.255.255

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A

Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua
sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau
Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class
A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan
untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.

Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.

Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti


11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).

Penghitungan:

1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet


2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0


Host
10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.254.0.1 10.255.0.1
Pertama
Host
10.0.255.254 10.1.255.254 … 10.254.255.254 10.255.255.254
Terakhir
Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 … 10.254.255.255 10.255.255.255

LATIHAN :

1. Jelaskanlah pengertian dari router dan fungsinya !


2. Jelaskanlah prinsip kerja dari router !
3. Jelaskanlah pengertian dari routing dan protokol routing !
4. Tuliskanlah jenis-jenis routing !
5. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan subbnetting !

32 | P a g e
MATERI 4
Berlatih melakukan konfigurasi routing statis

A. Prinsip dan cara kerja routing statis


Static routing (Routing Statis) adalah sebuah router yang memiliki tabel
routing statik yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan.
Routing static pengaturan routing paling sederhana yang dapat dilakukan pada
jaringan komputer. Menggunakan routing statik murni dalam sebuah jaringan
berarti mengisi setiap entri dalam forwarding table di setiap router yang
berada di jaringan tersebut.
Penggunaan routing statik dalam sebuah jaringan yang kecil tentu
bukanlah suatu masalah, hanya beberapa entri yang perlu diisikan pada
forwarding table di setiap router. Namun Anda tentu dapat membayangkan
bagaimana jika harus melengkapi forwarding table di setiap router yang
jumlahnya tidak sedikit dalam jaringan yang besar.
Routing statis memiliki ciri-ciri diantaranya :
1) Jalur spesifikasi ditentukan oleh administrator jaringan
2) Pengisian table routing dilakukan secara manual oleh administrator
jaringan
3) Routin statis biasanya digunakan pada jaringan berskala kecil

1. Cara kerja routing statis ada 3 bagian yaitu:


a. Konfigurasi router yang dilakukan oleh admin jaringan
b. Router melakukan routing berdasarkan informasi yang diterima dari
tabel routing
c. Admin Jaringan menggunakan perintah ip route secara manual untuk
konfigurasi router dengan routing statis dan routing statis berguna
untuk melewatkan paket data yang ada pada jaringan.

2. Kelebihan dan kekurangan dari routing statis


Keuntungan menggunakan Routing static
a. Meringankan kinerja processor router
b. Tidak ada bandwidth yang diguanakn untuk pertukaran informasi dari
tabel isi routing pada saat pengiriman paket
c. Routing statis lebih aman dibandingkan routing dinamis
d. Routing Statis kebal dari segala usaha hacker untuk men-spoof dengan
tujuan membajak traffik

Kerugian Menggunakan routing static


a. Administrator jaringan harus mengetahui semua informasi dari
masing-masing router yang digunakan
b. Hanya dapat digunakan untuk jaringan berskala kecil
c. Admisnistrasinya cukup rumit dibanding routing dinamis, terlebih jika
banyak router yang harus dikonfigurasi secara manual
d. Rentan terhadap kesalahan saat entri data routing statis yang dilakukan
secara manual.

33 | P a g e
3. Aturan-aturan routing statis
Routing statis memiliki beberapa aturan-aturan. Aturan tersebut
diantaranya berdasarkan alamat tujuan dan policy router (kebijakan routing)
a. Berdasarkan alamat tujuan
Aturan routing ini didasarkan pada alamat IP tujuan paket/data akan
dikirim, sehingga ip address yang tertulis pada konfigurasi harus
mengikuti kebijakan yang telah ditentukan
b. Berdasarkan policy route 9 kebijakan routing)
Aaturan routing ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu ip route-route
(digunakan untuk routing yang berdasarkan pada tanda route) dan ip route-
rule (digunakan untuk table route yang berdasarkan pada mask, dst, src
dan lain sebagainya)

4. Teknik konfigurasi routing statis


Untuk membangun sebuah infrastruktur jaringan dengan menerapkan routing
statis maka diperlukan prosedur dan teknik konfigurasi routing statis. Hal ini
berfungsi untuk memudahkan seorang administrator jaringan dalam
membangun sebuah jaringan.
a. Prosedur konfigurasi statis
Routing digunakan untuk proses pengambilan sebuah paket dan
mengirimkannya melalui satu network ke network lain dengan
perantara sebuah perangkat jaringan atau yang dikenal dengan router.
Prosedur untuk dapat melakukan routing statis adalah harus
mengetahui hal-hal sebagai berikut :
a) Alamat tujuan
b) Neighbor router (router tetangga) untuk mempelajari tentang
network remote
c) Route yang memungkinkan kesemua network remote
d) Route terbaik untuk setiap network remote
e) Route yang menyimpan ruting table yang dapat menggambarkan
bagaimana menemukan network-network remote
b. Teknik konfigurasi routing statis
Teknik konfigurasi untuk melakukan routing statis adalah sebagai
berikut :
a) Pemberian IP pada interface
b) Mengaktifkan interface

34 | P a g e
c) Menentukan route statis. Terdapat 3 cara menentukan route
statis, yaitu :
- Menggunakan exit interface
- Menggunakan next-hop ip addree
- Menggunakan exit interface dan next-hop ip address

5. Melakukan konfigurasi routing statis


Untuk membangun sebuah infrastruktur jaringan dengan menerapkan
routing statis, komponen jaringan utama yang harus disiapkan adalah PC,
Server, router, kabel UTP, dan lain sebgainya. Seperti pada saat melakukan
konfigurasi jaringan VLAN, kita akan melakukan konfigurasi routing statis
dengan menggunakan aplikasi packet treacer. Berikut adalah langkah-langkah
konfigurasi jaringan dengan menerapkan routing statis :

1) Siapkan Aplikasi Cisco Packet Tracer terlebih dahulu


2) Untuk mengkoneksikan peralatan yang berbeda, gunakan kabel
Straight-through :
a. Router – Switch
b. Router – Hub
c. PC – Switch
d. PC – Hub
3) Untuk mengkoneksikan peralatan yang sama, gunakan kabel Cross-
Over :
a. Router - Router
b. Router – PC
c. Switch - Switch
d. Switch – Hub
4) Ketentuan pemasangannya adalah :
Router ke router : Serial
Router ke switch : FastEthernet (boleh pake Ethernet tapi lebih cepat
FastEthernet)
Switch ke PC : FastEthernet
Konektor yang warna merah menggunakan Serial DTE
5) Setelah persiapan selesai desain jaringan seperti ini contohnya :

35 | P a g e
Catatan :
Fery, Kurniawan, Saputra PC terhubung fastethernet0/0 ke PC1, PC2, PC3
Fery – Kurniawan = Serial 2/0
Kurniawan – Saputra = Serial 3/0

Setting Fastethernet dan serial dengan cara CLI :


Router A : Fastethernet 0/0 :
Router#en
Router#conf t
Router(config)#int f0/0
Router(config-if)#ip add 192.1.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex

Router B : Fastethernet 0/0 :


Router#en
Router#conf t
Router(config)#int f0/0
Router(config-if)#ip add 193.1.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex

Router C : Fastethernet 0/0 :


Router#en
Router#conf t
Router(config)#int f0/0
Router(config-if)#ip add 194.1.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex

Router A : Serial 2/0 :


Router#en
Router#conf t
Router(config)#int s2/0
Router(config-if)#ip add 10.1.1.1 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex

Router B : Serial 2/0 :


Router#en
Router#conf t
Router(config)#int s2/0
Router(config-if)#ip add 10.1.1.2 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex

Router B : Serial 3/0 :


Router#en
Router#conf t

36 | P a g e
Router(config)#int s3/0
Router(config-if)#ip add 11.1.1.1 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex

Router C : Serial 3/0 :


Router#en
Router#conf t
Router(config)#int s3/0
Router(config-if)#ip add 11.1.1.2 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex

Pada saat menghubungkan serial, router fery dengan serial 2/0 dan
kurniawan serial 2/0, hal ini harus 1 Jaringan namun harus berbeda hostnya
dengan catatan harus membedakan IP kelasnya. Saya setting seperti diatas
agar mudah mengingatnya.

Setelah selesai setting Router, Kini setting PC1, PC2, dan PC 3

Fastethernet ( Default Gateway) pada PC 1 Harus diisi dengan IP


Fastethernet Router Fery karena PC 1 Terhubung secara langsung ke Router
Fery. Begitupun PC 2 dengan Kurniawan, PC3 dengan Saputra.

Setting IP :
PC 1

PC 2

37 | P a g e
PC 3

Setelah selesai, kini tinggal Setting IP Route (STATIC)


Pada pemasangan ini dibutuhkan ketilitian anda. Catatan :

Network diisi dengan IP TUJUAN dengan Host Terkecil yaitu diisi


dengan 0
Contohnya Menuju Router Saputra, Router Saputra memiliki IP
Fastethernet : 194.1.1.1, Jadi Penulisannya : 194.1.1.0

Netmask diisi mengikuti Network Apabila Kelas C diisi dengan


255.255.255.0

Next Hop diisi dengan serial terdekat dari Router itu sendiri ( Serial
yang Pertama dilewati setelah keluar dari router itu sendiri)
Setelah itu kini kita setting IP Route Statis :

Setting IP Route A :
Router(config)#ip route 193.1.1.0 255.255.255.0 10.1.1.2
Router(config)#ip route 194.1.1.0 255.255.255.0 10.1.1.2

Setting IP Route B :
Router(config)#ip route 192.1.1.0 255.255.255.0 10.1.1.1

38 | P a g e
Router(config)#ip route 194.1.1.0 255.255.255.0 11.1.1.2

Setting IP Route C :
Router(config)#ip route 192.1.1.0 255.255.255.0 11.1.1.1
Router(config)#ip route 194.1.1.0 255.255.255.0 11.1.1.1

Setelah selesai kita coba tes dengan ping di PC. Kita ambil PC1
mengeping IP Fastethernet pada PC 2, dan PC 3.

Hasilnya berhasil apabila balasan dari cmd seperti gambar diatas,


Selanjutnya kami akan mengepot Routing Dinamis (RIP)

LATIHAN :

1. Apakah pengertian dari static routing !


2. Tuliskanlah cara kerja dari routing statis !
3. Tuliskanlah kelebiahan dan kekurangan dari routing statis !
4. Tuliskanlah teknik konfigurasi dari routing statis !
5. Jelaskanlah aturan-aturan dalam routing statis !

39 | P a g e
MATERI 5
Melakukan Pemeriksaan Routing Statis

A. Prosedur dan Teknik Pemeriksaan Routing Statis


Ketika melakuka pemeriksaan pada routing statis, dalam mencari titik
permasalahan, langkah pertama haruslah selalu memeriksa table routing. Pada
routing statis, table routing adalah komponen penting yang berisi informasi
mengenai apa yang diketahui router, alamat tujuan, serta informasi lainnya.
1. Perintah ping dan traceroute
Dalam melakukan pemeriksaan pada routing statis, hal pertama yang
dilakukan adalah memeriksa bagaimana host dan router meneruskan
paket IP. Telusuri pada perangkat dan protokol pada routing statis.
Protokol yang sering digunakan pada routing statis adalah, ICMP,
ping, dan traceroute. PING (Packet Internet Gopher) adalah sebuah
tool yg digunakan untuk mengecek konektivitas antar satu komputer
dengan lainnya, Hal ini dilakukan dengan mengirim sebuah pesan
Internet Control Message Protocol (ICMP) kepada IP Address yang
hendak diujicoba konektivitasnya dan menunggu respon darinya.
Sedangkan traceroute (Tracert) adalah perintah untuk menunjukkan
rute yang dilewati paket untuk mencapai tujuan. Ini dilakukan dengan
mengirim pesan Internet Control Message Protocol (ICMP) Echo
Request Ke tujuan dengan nilai Time to Live yang semakin meningkat.
Untuk penjelasan yang lebih rincinya adalah sebagai berikut :
a. Internet control message protokol (ICMP)
ICMP atau Internet Control Message Protocol adalah bagian
dari istilah internet protocol yang pada umumnya digunakan oleh
sebuah peralatan yang terhubung dengan jaringan internet untuk
keperluan penganalisaan sebuah jaringan, salah satu penggunaan
ICMP yang cukup pavorit adalah ping dan traceroute . protokol
icmp menyediakan macam informasi mengenai kesehatan jaringan
dan status operasional. ICMP membantu mengendalikan dan
mengelola IP address dengan menentukan sekumpulan pesan dan
prosedur tentang pengoperasian.

Adapun pungsi dari ICMP adalah sebagai berikut :


1) Membantu proses error handling / melaporkan apabila
terjadi error pada sebuah jaringan
2) Membantu control procedure atau prosedur pengaturan
pada sebuah jaringan
3) Menyediakan pengendalian error dan pengendalian arus
pada network layer atau lapisan jaringan
4) Mendeteksi terjadinya error pada jaringan, seperti
connection lost, kemacetan jaringan dan sebagainya

Jenis –jenis pesan ICMP

1) Jika anda mengalamai sebuah kesalahan yang diakibatkan


oelh kesalahan jaringan maka jenis pesan ICMP yang akann

40 | P a g e
anda dapatkan adalah notifikasi sebagai berikut "ICMP Error
Message"
2) Pada masalah yang kedua jika anda menerima sebuah
pengiriman paket yang mengirimkan suatu
informasi tertentu dimana informasi tersebut ada kaitannya
dengan kondisi suatu jaringan maka notifikasi yang akan
anda terima adalah sebagai berikut "ICMP Query Message"
3) Jika anda mengalami masalah time out berarti sessi pada
jaringan anda sudah habis karena diakibatkan tidak adanya
respon dari jaringan tersebut
4) Kemacetan sebuah jaringan
5) Kesalahan yang diakibatkan oleh jaringan misalnya sebuah
host atau jaringanyang tidak terjangkau

b. Perintah pemeriksaan denagn traceroute


Traceroute (Tracert) adalah perintah untuk menunjukkan
rute yang dilewati paket untuk mencapai tujuan. Ini dilakukan
dengan mengirim pesan Internet Control Message Protocol
(ICMP) Echo Request Ke tujuan dengan nilai Time to Live
yang semakin meningkat. Rute yang ditampilkan adalah daftar
interface router (yang paling dekat dengan host) yang terdapat
pada jalur antara host dan tujuan.

Proses Traceroute

Untuk mengetahui jalur yang ditempuh untuk mencapai suatu


node, traceroute mengirimkan 3 buah paket probe tipe UDP dari port
sumber berbeda, dengan TTL bernilai 1. Saat paket tersebut mencapai
router next-hop, TTL paket akan dikurangi satu sehingga menjadi 0,
dan router next-hop akan menolak paket UDP tersebut sembari
mengirimkan paket ICMP Time-to-Live Exceeded ke node asal
traceroute tersebut. Dengan cara ini, pengirim traceroute tahu alamat
IP pertama dari jalur yang ditempuh.

Kemudian, sumber traceroute mengirimkan 3 buah paket UDP


lagi dengan nilai TTL yang dinaikkan 1 (TTL = 2), sehingga router
pertama di jalur menuju tujuan traceroute akan melewatkan paket UDP
tersebut ke router selanjutnya. Router hop kedua akan melihat bahwa
paket tersebut sudah expired (TTLnya jadi 1, setelah dikurangi oleh
router pertama). Maka, seperti halnya router pertama, router tersebut
akan mengirimkan paket ICMP Time-to-Live Exceeded ke sumber
traceroute. Sekarang, sumber traceroute telah mengetahui hop kedua
dari jalur menuju tujuan traceroute.

41 | P a g e
Sumber traceroute akan mengirimkan lagi paket UDP dengan
TTL ditambah 1 (TTL = 3). Router hop ketiga akan membalas dengan
paket ICMP Time-to-Live Exceeded ke sumber traceroute, sehingga
sumber traceroute mengetahui alamat IP router hop ketiga. Proses ini
akan diulang terus paket UDP yang dikirimkan mencapai alamat IP
tujuan traceroute. Tiga buah paket UDP traceroute adalah jumlah paket
default dari aplikasi traceroute. Inilah mengapa kita melihat tiga buah
tampilan latensi saat melihat hasil traceroute yang dijalankan. Tidak
semua aplikasi traceroute menggunakan UDP. Windows menggunakan
paket ICMP, sedangkan sejumlah aplikasi tertentu menggunakan paket
TCP.

Cara menghitung latensi tiap hop adalah dengan mengukur


selisih antara timestamp paket probe yang dikirimkan dengan
timestamp dari paket ICMP TTL exceeded yang diterima. Router yang
berada sepanjang jalur pengiriman tidak akan melakukan pemrosesan
data timestamp. Dari cara ini, yang kita ketahui hanyalah waktu total
pulang-pergi dari sumber ke router hop tertentu. Delay yang terjadi
sepanjang perjalanan kembali ke sumber juga akan berpengaruh.

2. Jenis permasalahan pada routing statis dan perbaikannya


Pemecahan masalah pada routing statis adalah salah satu tugas
yang lebih kompleks yang harus dihadapi oleh administrator jaringan.
Berikut adalah permaslahan yang sering terjadi pada routing statis .
a. Mengisolasi masalah routing yang terkait dengan host
Permaslahan yang sering terjadi adalah dimana dua host tidak
dapat saling terhubung. Langkah-langkah pemecahan masalahan atau
perbaikan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Periksa kemampuan host untuk mengirim paket kedalam
subnetnya sendiri. Lakukan ping dari host ke default gateway,
atau ping IP address host ke default gateway
2) Verifikasi pengaturan default gateway pada host dengan
melakukan ping salah satu IP address lain pada interface
default router. Atau dari default router, lakukan ping pada ip
address host dengan sumber address dari interface router lain.
b. Mengisolasi maslah routing yang terkait dengan router
Saat pemecahan maslah yang terkait dengan host teratasi, dan
pemeriksaan konektivitas dengan ping bekerja, permaslahan lain yang
dapat terjadi adalah permaslahan yang terkaitkan dengan router.
Langkah-langkah pemecahan masalah atau perbaikan pada router yang
dapatdilakukan adalah sebagai berikut :
1) Periksa konektivitas ke host tujuan dengan menggunakan
perintah traceroute pada default gateway host. Gunakan
interface router yang terpasang pada host untuk IP address
sumber yang terdapat pada paket.
2) Jika perintah traceroute tidak berhasil, maka lakukan hal berikut
pada route berikutnya :
a) Lakukan telnet pada traced router terakhir (route
terakhir yang terdaftar dihasil pengujian traceroute)

42 | P a g e
b) Gunakan perintah show ip route, show ip route ip
address
c) Jika ditemukan ketidakcocokan route, periksa mengapa
route hilang dari konfigurasikan routing. Biasanya itu
disebabkan karena kesalahan konfigurasi routing atau
protokol routing.
d) Jika ditemukan kecocokn route, dan rute tersebut adalah
default route, pastikan route tersebut mengguanakan
pengaturan berdasarkan perintah IP classless/no IP
classless.
e) Jika ditemukan kecocokan route, lakukan ping pada IP
address next-hop yang berada pada route tersebut. Jika
ping gagal, lakukan pemeriksaan layer 2 antara router
tersebut dengan ip address yang dilakukan ujian
konektivitas. Periksa kemungkinan maslah pada ACL.
Jika ping berhasil, dilakukan pemeriksaan juga pada
ACL.
3) Jika tidak dapat menemukan permaslahan pada forward route
berikutnya, periksa reverse route. Lakkukan hal berikut :
a) Jika forward route berada pada traced route dan
mengacu pada router lain yag sebagai router next-hop,
ulangi langkah nomor 1 diawali dari router nex-hop.
Lakukan analisis terhadap jalur sebaliknya
b) Jika forward route berada pada traced route dan
merupakan router yang terhubungdengan subnet, periksa
pengaturan IP address pada destination host.

B. Teknik konfigurasi ulang routing statis


Setelah melakukan pemeriksaan pada routing statis dan ditemukan
adanya permasalahan, hal yang selanjutnya dilakukan adalah melakukan
perbaikan. Perbaikan dapat dilakukan dengan melakukan konfigurasi ulang
terhadap routing statis. Di bawah ini adalah topologi jaringan yang
menggunakan routing statis. Berikut adalah langkah-langkah perbaikan ulang
routing statis :
1. Identifikasikan permasalahan dengan menggunakan perintah show pada
semua router (R1, R2, R3). Lakukan juga identifikasi pada masing-
masing PC. Perintah yang dapat digunakan adalah : show ip route, show
run, traceroute, tracert, dan ping.
2. Setelah melakukan identifikasi permasalahan, dtemukan sumber
permasalahan sebagai berikut.
Permasalahn Solusi
Static route pada R2, keduanya Hapus static route yang
menggunakan alamat next-hop dikonfigurasi, dan ganti dengan
yang salah alamat next-hop yang benar
Tidak ada konfigurasi routing pada Tambahkan static route pada R3
R3 untuk LAN R1 untuk LAN R3

43 | P a g e
3. Lakukan perbaikan pada R2. Jika terdapat kesalahan konfigurasi routing
statis, maka konfigurasi tersebut harus dihapus dan dilakukan
konfigurasi ulang.
4. Tambahkan konfigurasi static route pada R3
5. Lakukan pengujian dengan ping dari PC1 ke server

LATIHAN :

1. Apakah yang dimaksud dengan ICMP ?


2. Jelaskanlah jenis-jenis ICMP !
3. Jelasknalah yang dimaksud dengan traceroute !
4. Jelaskanlah teknik konfigurasi ulang routing statis !

44 | P a g e
MATERI 6

Berlatih Melakukan Konfigurasi Routing Dinamis

A. Prinsip dan cara kerja routing dinamis

Pada jaringan berskala besar, routing statis sangat tidak disarankan. Hal ini
karena routing statis harus dikonfigurasikan secara manual. Routing dinamis adalah
pemilihan yang tepat untuk membangun infrastruktur jaringan yang memiliki
beberapa router.

1. Memahami routing dinamis


Routing dinamis adalah sebuah router yang memiliki dan membuat tabel
routing secara otomatis sesuai dengn lalu lintas jaringan dan juga dengan saling
berhubungan antar router lainnya. Protokol routing mengatur router-router
sehigga dapat berkomunikasi dan saling memberikan informasi satu sama lain.
Dengan cara ini router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu
meneruskan data routing di table routingsecara otomatis.
Ciri dari routing dinamis diantaranya :
a. Router berbagi informasi routing secara otomatis
b. Jumlah gateway sangat banyak
c. Routing table dibuat secara dinamik
d. Membutuhkan protokol routing seperti RIP dan lain sebagainya

Kelebihan dan kekurangan routing dinamis


Kelebihan menggunakan routing dinamis adalah sebagai berikut :
a. Routing dinamis hanya mengenalkan alamat yang terhubung langsung
dengan routernya.
b. Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada
c. Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak perlu semua router
mengkonfigurasi. Hanya router-router yang berkaitan saja

Sedangkan kekurangan routing dinamis adalah sebgai berikut :

a. Beban kerja router lebih berat karena selalu memperbarui IP table pada
setiap waktu tertentu
b. Kecepatan pengenalan dan kelengkapan IP table terbilang lama karena
router membroadcast ke semua router sampai ada yang cocok.
Sehingga setelah konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar
setiap router mendapatkan semua alamat IP yang ada.

Cara kerja routing dinamis


Cara kerja routing dinamis pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan
routing statis. Routing pada dasarnya adalah proses pengiriman paket/data
untuk mencapai host tujuan. Cara kerja routing dinamis dibgai menjadi 4
bagian yaitu :
a. Router mengirimkan dan menerima pesan routing pada interface router

45 | P a g e
b. Pesan routing dan informasi dibagi dengan router lain, yang
menggunakan protokol routing yang sama persis
c. Router menukar informasi routing untuk menemukan data tentang
jaringan jarak jauh
d. Setiapb kali router menenmukan perubahan teknologoi, protokol
rouring menyebarkan perubahan topologi ini ke router lainnya.

2. Autonomos system
Autonomos system adalah satu jaringan atau kumpulan jaringna dibawah satu
kontrol administratif. Contoh dari autonomos system misalnya adalah
rangkaian semua jaringan komputer yang dimiliki oleh perusahaan atau
perguruan tinggi. Perusahaan dan organisasi mungkin dimiliki lebih dari satu
autonomous system, namun setiap automous system dikelola secara
independen. Contoh lain dari autonomous system adalah UUNET, yang
menggunakan satu autonomous system sebagai jaringan eurpoean mereka, dan
autonomous system terpisah untuk jaringan domestik mereka di amerika.

Gambar Autonomous system

B. Jenis-jenis protocol routing dinamis

Routing protokol mempelajari semua router yang ada, menempatkan rute yang
terbaik kedalam table routing, dan juga menghapus rute ketika rute tersebut sudah
tidak valid lagi. Route menggunakan informasi dalam table routing melewatkan
paket-paket routed protocol. Pada routing dinamis protocol routing dibagi menjadi
beberapa jenis, yaitu : RIP, OSPF, BGP dan EIGRP.

1. Routing Information Protocol (RIP)


a. Pengertian Routing Information Protocol
RIP merupakan distance vektor yang mengirimkan routing table secara
lengkap kesemua interface setiap 30 detik sekali. RIP menggunakan jumlah
lompatan (hop count) untuk menentukan cara terbaik ke sebuah network
remote, yaitu jumlah router yang harus dilalui oleh paket-paket untuk
mencapai alamat tujuannya. Hop count RIP hanya dibatasi sampai 15 hop,
selebihnya router akan memberikan pesan error destination is unreachable.

b. Prosedur dan teknik routing RIP


Prosedur dan teknik untuk melakukan konfigurasi routing dinamis
dengan menggunakan protocol routing RIP tidak jauh berbeda dengan
melakukan konfigurasi routing statis. Hal pertama yang harus dilakukan
adalah membangun table routing. Yang membedakan adalah jika pada routing

46 | P a g e
statis isian table routing berisi next hop address, sedangkan pada RIP table
routing hanya berisi IP address Interface router itu sendiri.

Keterbatasan RIP:
a. Metric: RIP menghitung routing terbaik berdasarkan hop count, padahal
belum tentu hop count yang rendah menggunakan protokol LAN yang bagus
dan bisa saja RIP memilih jalur jaringan yang lambat.
b. RIP hanya dapat mengatur hingga hop count 15, selebihnya paket akan
dibuang (untuk mencegah loop pada jaringan).
c. RIP tidak dapat mengatur classless routing, hanya menggunakan classful
routing (/8, /16, /24).

2. Open Shortest Path First (OSPF)


a. Pengertian Open Shortest Path First (OSPF)
OSPF adalah sebuah protocol routing dinamis yang telah digunakan
oleh sejumlah besar vendor jaringan. OSPF mampu menjaga, mengatur, dan
mendistribusikan informasi routing antar jaringan sesuai dengan perubahan
jaringan secara otomatis. Sebuah protocol standar terbuka yang telah
diimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan. OSPF bekerja dengan
algoritma Dijkstra. Pertama sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree)
akan dibangun Kemudian routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik
yang dihasilkan dari pohon tersebut. OSPF merupakan routing protocol
berjenis IGP (Interior Gateway routing Protocol) yang hanya dapat bekerja
dalam jaringan internal suatu organisasi atau perusahaan.
b. Prosedur dan teknik routing OSPF
OSPF merupakan protokol routing yang menggunakan konsep hirarki
routing. Dimana OSPF mampu membagi-bagi jaringan menjadi beberapa
tingkatan. Tingkatan tersebut dikenal dengan sistem pengelompokan area,

Kelebihan OSPF :

a. Merupakan routing protocol standar terbuka


b. Mendukung VLSM dan CIDR
c. Dapat membentuk heirarki routing menggunakan konsep area
d. Tidak mempunyai batasan hop
e. Metric ditentukan berdasarkan bandwidht (defaultnya=/bandwidth)
f. Jika terjadi perubahan pada internetwork hanya akan dikirim partial
update. Full update akan dikirim pada interval waktu 30 menit
(defaultnya)
g. Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat dan cocok
digunakan dalam jaringan besar.

3. Border Gateway Protocol (BGP)


a. Pengertian Border Gateway Protocol (BGP)
BGP adalah sebuah protokol routing untuk pertukaran informasi antar
autonomous system. Jaringan pelanggan seperti perguruan tinggi dan
perusahaan, biasanya menggunakan sebuah IGP seperti RIP atau OSPF untuk

47 | P a g e
pertukaran informasi routing dalam jaringan mereka. Pelanggan terhubung ke
ISP (Internett Service Provide), dan ISP menggunakan BGP untuk bertukar
pelanggan dan rute ISP.

b. Prosedur dan teknik routing BGP


BGP bertujuan untuk menghubungkan dua network yang berada pada
autonomous system yang berbeda agar bisa saling bekomunikasi.

4. Enhached Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)


a. Pengertian Enhanched Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)
EIGRP merupakan sebuah protokol distance vektor yang classless dan
merupakan perbaikan dari IGRP. EIGRP merupakan routing protocol
termasuk Cisco proprietarty yang berarti hanya bisa digunakan sesama router
cisco saja (pengembangan dari IGRP-Interior Gateway Routing Protocol)
disebut juga sebagai hybrid-distance-vector routing protocol karena EIGRP
menggunakan dua tipe routing protocol yaitu Distance Vector dan Link State.
b. Prosedur dan teknik routing EIGRP
EIGRP mendukung subnet yang tidak berurutan (discontinguous),
suatu network yang memiliki dua subnetwork classfull yang terhubung
bersama oleh jaringan yang berbeda.

Kelebihan EIGRP:

a. Protokol yang menggunakan fitur route backup.


b. EIGRP menyimpan backup terbaik setiap route-nya sehinga jika terjadi
kegagalan di jalur utama maka EIGRP akan menawarkan jalur
alternatif tanpa menunggu waktu convergence.
c. Mudah dikonfigurasi seperti RIP.
d. EIGRP merupakan satu-satunya protocol yang dapat melakukan
unequal load balancing.
e. Mendukung multiple protocol network (IP, IPX dan lain-lain).

Secara umum dynamic routing dibagi menjadi 2 kategori yaitu:

a. Distance Vector
Distance vector adalah proses routing berdasarkan arah dan jarak dalam
penetapan jalur terbaik (the best path) hanya melibatkan jumlah hop (hop count).
Routing ini tidak dapat menganalisis bandwidth. Distance vector mendapatkan
informasi dari router yang terhubung langsung dengan jaringan router tersebut.
Berdasarkan informasi tersebut, kemudian akan mengolah tabel routing. Yang
tergolong Distance vector adalah: RIP versi 1, RIP versi 2, IGRP (Interior
Gateway Routing Protocol)

Cara Kerja Distance Vector

Sebuah router awalnya hanya memiliki informasi tentang jaringan yang


terhubung secara langsung dengannya. Kemudian router yang lain akan saling
mengirimkan data jaringan yang ia punya. Setiap router akan melakukan
pengecekan terhadap data-data yang didapat dan dibandingkan dengan table

48 | P a g e
routing masing-masing router. Jika belum ada maka akan dimasukkan, jika sudah,
dibandingkan jumlah hop-nya.

b. Link State
Link state adalah proses routing yang membangun topologi databasenya
sendiri (lebih modern dari Distance Vector). Link State akan melakukan
penyelidikan terhadap semua koneksi yang ada dalam jaringan. Dalam Link State
hop count, kapasitas bandwidth jaringan serta parameter-parameter lainnya ikut
menentukan jalur terbaik (the best path) melalui router tetangganya. Router
tetangga dicari dengan “hello packet”.

LATIHAN :

1. Jelaskanlah pengertian dari routing dinamis !


2. Tuliskanlah ciri-ciri dari routing dinamis !
3. Tuliskanlah kelebihan dan kekurangan dari routing dinamis !
4. Jelaskanlah yang dimaksdu dengan autonomous system !
5. Jelaskanlah jenis-jenis protokol routing !

49 | P a g e
MATERI 7

Melakukan Pemeriksaan Routing Dinamis

A. Prosedur dan teknik pemeriksaan routing dinamis


Routing dinamis terbagi menjadi beberapa protokol routing. Prosedur dan teknik
pemeriksaan pada setiap protokol routing berbeda-beda. Berikut adalah prosedur dan
teknik pemeriksaan pada protokol routing RIP, OSPF, BGP, dan EIGRP.

1. Pemeriksaan pada Protokol Routing RIP


Pemeriksaan routing RIP dapat dimulai dengan melakukan pemeriksaan pada
konfigurasi routing. Perintah yang dapat digunakan untuk melkukan pemeriksaan
pada routing RIP adalah show ip route, show ip protokols, show ip rip, dan debug ip
rip.
a. Show ip route
Perintah tersebut untuk mengetahui informasi rute dn banyaknya perangkat
yang menggunakan konfigurasi routing RIP pada table routing suatu jaringan.
b. Show ip protokols
Perintah tersebut berfungsi untuk memastikan bahwa protokol routing aktif
dan berfungsi
c. Show ip rip database
Perintah tersebut berfungsi untuk melihat informasi yang telah diterima RIP
serta informasi dari mana router mempelajari routing.
d. Debug ip RIP.
Perintah tersebut hanya untuk melihat perubahan pada database

2. Pemeriksaan pada protokol routing OSPF


Pemeriksaan routing OSPF dimulai dengan melakukan pemeriksaan pada
konfigurasi routing pada setiap router. Perintah yang dapat digunakan untuk
melakukan pemeriksaan pada routing OSPF di antaranya adalah sebgai berikut.
a. Show ip ospf
Perintah tersebut untuk mengetahui informasi routing ospf yang bekerja pada
router
b. Show ip ospf database
Perintah tersebut berfungsi untuk menampilkan link dan ID neighbor router
dan database topologi
c. Show ip ospf interface.
Perintah tersebut berfungsi melihat informasi ospf yang berkaitan dengan
interface
d. Show ip ospf neighbor
Perintah tersebut berfungsi untuk menampilkan informasi neighor dan status
router yang saling berdekatan
e. Show ip protokol
Perintah tersebut berfungsi untuk mengetahui semua protokol yang sedang
bekerja.

50 | P a g e
3. Pemeriksaan pada protokol routing BGP
Pemeriksaan routing BGP tidak jauh berbeda dengan pemeriksaan pada routing
RIP dan OSPF. Untuk melakukan pemeriksaan routing dapat dimulai dengan
melakukan pemeriksaan pada konfigurasi routing pada setiap router. Perintah yang
dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan pada routing BGP adalah sebagi
berikut

a. Show ip BGP
Perintah tersebut untuk mengetahui informasi network address atau routing
yang bekerja pada router
b. Show ip BGP neighbors
Perintah tersebut berfungsi menampilkan informasi neighbor dan status
router yang saling berdekatan
c. Show ip BGP summary
Perintah tersebut berfungsi untuk mengetahui informasi mengenai bgp yang
bekerja pada router tersebut

4. Perintah pada protokol protokol routing EIGRP


Pemeriksaan protokol routing EIGRP dapat dimulai dengan melakukan
pemeriksaan pada konfigurasi routing pada setip router. Perintah yang dapat
digunakan untuk melakukan pemeriksaan pada routing EIGRP yaitu diantaranya
sebagai berikut
a. Show ip route
Perintah tersebut untuk mengetahui informasi seluruh table routing
b. Ip route eigrp
Perintah tersebut berfungsi untuk menampilkan informasi routing eigrp pada
table routing
c. Show ip eigrp neighbors
Perintah tersebut berfungsi untuk mengetahui informasi semua neighboar
router EIGRP
d. Show ip eigrp topology
Perintah tersebut berfungsi untuk melihat isian pada table topologi EIGRP

B. Teknik konfigurasi ulang routing dinamis


Setelah melakukan pemeriksaan pada routing dinamis, kita dapat mengetahui
letak permaslahan pada konfigurasi tersebut. Tahap selanjutnya adalah melakukan
perbaikan. Perbaikan dapat dilakukan dengan melakukan konfigurasi ulang terhadap
routing dinamis. Dibawah ini adalah topologi jaringan yang menggunakan routing
dinamis degan protokol routing RIP.

51 | P a g e
Pada jaringan tersebut, dilaporkan bahwa PC 0 tidak dapat terhubung dengan
PC yang lain. Berikut adalah langkah-langkah perbaikan ulang routing dinamis :

1. Identifikasikan permaslahan dengan menggunakan perintah show pada semua


router (RI, R2, R3). Lakukan juga identifikasi pada masing-masung PC.
Perintah yang dapat digunakan adalah show ip route, show ip protocols, dan
show ip rip database.
2. Setelah melakukan identifikasi permasalahan, ditemukan sumber permaslahan
sebgai berikut
Permasalahan Solusi
Tidak ada konfigurasi routing pada Tambahkan dynamic router pada
router 2 untuk router 1 router 3 untuk LAN router 1

3. Lakukan perbaikan pada router 2. Tambahkan perintah berikut pada


konfigurasi routing RIP.
Berikut perintah pada router 2 :
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 192.168.4.0 255.255.255.0
Router(config-router)#end
Router#copy running-config startup-configu
4. Lakukan pengujian dengan ping dari PC 0 ke PC 1 dan PC 2

LATIHAN :

1. Jelaskanlah pemeriksaan pada RIP !


2. Jelaskanlah langkah pemeriksaan pada OSPF !
3. Bagaimanakah pemeriksaan pada BGP !
4. Apakah yang dimaksud dengan show ip BGP dan Show ip BGP neighbors
5. Jelaskanlah langkah-langkah perbaikan pada routing dinamis !

52 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai