Materi AIJ XI
Materi AIJ XI
A. Sejarah VLAN
Setelah sukses melakukan eksperimen dengan voice over Ethernet dari tahun
1981 sampai 1984, Dr. W. David Sincoskie bergabung dengan Bellcore dan mulai
menangani masalah peningkatan jaringan Ethernet. Pada 10 Mbit / s, Ethernet lebih
cepat daripada kebanyakan alternatif pada saat itu. Namun, Ethernet adalah jaringan
siaran dan tidak ada cara yang baik untuk menghubungkan beberapa jaringan Ethernet
bersama-sama. Ini membatasi total bandwidth jaringan Ethernet menjadi 10 Mbit / s
dan jarak maksimum antara dua node menjadi beberapa ratus kaki.
Sebaliknya, walaupun kecepatan puncak jaringan telepon yang ada untuk
koneksi individual terbatas pada 56 kbit / s (kurang dari seperseratus kecepatan
Ethernet), total bandwidth jaringan tersebut diperkirakan 1 Tbit / s, mampu bergerak
lebih dari seratus Seribu kali lebih banyak informasi dalam skala waktu tertentu.
Meskipun memungkinkan untuk menggunakan IP routing untuk
menghubungkan beberapa jaringan Ethernet bersama-sama, harganya mahal dan
relatif lambat. Sincoskie mulai mencari alternatif yang membutuhkan sedikit
pengolahan per paket. Dalam proses itu, dia secara mandiri menemukan kembali
switch Ethernet belajar mandiri.
Namun, menggunakan switch untuk menghubungkan beberapa jaringan
Ethernet dengan mode fault-tolerant memerlukan jalur yang berlebihan melalui
jaringan itu, yang pada gilirannya memerlukan konfigurasi spanning tree . Ini
memastikan bahwa hanya ada satu jalur aktif dari node sumber ke tujuan manapun di
jaringan. Hal ini menyebabkan switch terpusat menjadi bottleneck, yang membatasi
skalabilitas karena lebih banyak jaringan saling berhubungan.
Untuk membantu meringankan masalah ini, Sincoskie menemukan VLAN
dengan menambahkan tag ke setiap frame Ethernet. Tag ini bisa dianggap sebagai
warna, katakan merah, hijau, atau biru. Kemudian masing-masing switch bisa
ditugaskan untuk menangani frame dengan satu warna, dan mengabaikan sisanya.
Jaringan bisa saling berhubungan dengan tiga pohon yang membentang, satu untuk
setiap warna. Dengan mengirimkan campuran warna bingkai yang berbeda,
bandwidth agregat dapat ditingkatkan. Sincoskie menyebut ini sebagai jembatan
multitree. Dia dan Chase Cotton menciptakan dan menyempurnakan algoritma yang
diperlukan untuk membuat sistem layak dilakukan. "Warna" inilah yang sekarang
dikenal di bingkai Ethernet sebagai header IEEE 802.1Q , atau tag VLAN. Sementara
VLAN biasanya digunakan di jaringan Ethernet modern, menggunakannya untuk
tujuan semula akan agaktidakbiasa.
Pada tahun 2003, Ethernet VLAN dijelaskan pada edisi pertama standar IEEE
802.1Q. Pada tahun 2012, IEEE menyetujui IEEE 802.1aq ( jalur penjembatan
terpendek) untuk membakukan penyeimbangan beban dan jalur terpendek dari (
multicast dan unicast ) lalu lintas yang memungkinkan jaringan yang lebih besar
dengan rute jalur terpendek antar perangkat . Dalam 802.1aq Shortest Path Bridging
1|Page
Desain dan Evolusi: Perspektif Arsitek David Allan dan Nigel Bragg menyatakan
bahwa jalan terpanjang menjembatani adalah salah satu penyempurnaan paling
signifikan dalam sejarah Ethernet.
B. Pengertian VLAN
2|Page
C. Fungsi VLAN
Menurut IEEE standard 802.1Q, VLAN memberikan sebuah metode untuk
membagi satu fisik network ke banyak broadcast domain. Broadcast domain ini
biasanya sama dengan batas IP subnet, tiap subnet mempunyai satu VLAN. VLAN
membolehkan banyak virtual LAN berdampingan dalam sebuah fisik LAN ( switch ).
Jadi, semisal ada dua mesin yang terhubung dalam sebuah switch, keduanya tidak
dapat mengirim ethernet frame ke mesin lain meski dalam satu kabel yang sama.
E. Jenis VLAN
a. Port based : Dengan melakukan konfigurasi pada port dan memasukkannya pada
kelompok VLAN sendiri. Apabila port tersebut akan dihubungkan dengan
beberapa VLAN maka port tersebut harus berubah fungsi menjadi port trunk
(VTP).
b. MAC based : Membership atau pengelompokan pada jenis ini didasarkan pada
MAC Address. Tiap switch memiliki tabel MAC Address tiap komputer beserta
kelompok VLAN tempat komputer itu berada.
c. Protocol based : Karena VLAN bekerja pada layer 2 (OSI) maka penggunaan
protokol (IP dan IP Extended) sebagai dasar VLAN dapat dilakukan.
d. IP Subnet Address based : Selaij bekerja pada layer 2, VLAN dapat bekerja pada
layer 3, sehingga alamat subnet dapat digunakan sebagai dasar VLAN.
e. Authentication based : Device atau komputer bisa diletakkan secara otomatis di
dalam jaringan VLAN yang didasarkan pada autentifikasi user atau komputer
menggunakan protokol 802.1x.
F. Terminologi VLAN
Berikut ini terminologi di dalam VLAN :
a. VLAN Data
VLAN Data adalah VLAN yang dikonfigurasi hanya untuk membawa
data-data yang digunakan oleh user. Dipisahkan dengan lalu lintas data suara
atau pun manajemen switch. Seringkali disebut dengan VLAN pengguna, User
VLAN.
b. VLAN Default
Semua port switch pada awalnya menjadi anggota VLAN Default. VLAN
Default untuk Switch Cisco adalah VLAN 1. VLAN 1 tidak dapat diberi nama
dan tidak dapat dihapus.
3|Page
c. Native VLAN
Native VLAN dikeluarkan untuk port trunking 802.1Q. port trunking
802.1Q mendukung lalu lintas jaringan yang datang dari banyak VLAN
(tagged traffic) sama baiknya dengan yang datang dari sebuah VLAN
(untagged traffic). Port trunking 802.1Q menempatkan untagged traffic pada
Native VLAN.
d. VLAN Manajemen
VLAN Manajemen adalah VLAN yang dikonfigurasi untuk
memanajemen switch. VLAN 1 akan bekerja sebagai Management VLAN jika
kita tidak mendefinisikan VLAN khusus sebagai VLAN Manajemen. Kita
dapat memberi IP address dan subnet mask pada VLAN Manajemen, sehingga
switch dapat dikelola melalui HTTP, Telnet, SSH, atau SNMP.
e. VLAN Voice
VLAN yang dapat mendukung Voice over IP (VoIP). VLAN yang
dikhusukan untuk komunikasi data suara.
4|Page
I. Keuntungan Menggunakan VLAN
5|Page
a. Pengertian vlan trunking
Trunk adalah sebuah point to point link antar 1 atau lebih ethernet
awitch interfaces dengan perangkat lainnya seperti router atau switch.
Ethernet trunk dapat membawa traffic packet atau data dari berbagai
VLAN hanya dalam sebuah link. Sebuah VLAN trunk memungkinkan
pertukaran data dalam seluruh jaringan
VLAN Trunking adalah sebuah metode dimana sistem komunikasi
dapat menyediakan akses jaringan untuk bnyak client dengan berbagi satu
set garis atau frekuensi, tidak memberikan secara individu.
Kelemahan cara ini adalah banyaknya port switch yang
menghubungkan switch tersebut. Cara ini juga lebih manual,
membutuhkan lebih banyak waktu, dan sulit untuk dikelola. Oleh karena
itu, muncullah VLAN trunking yang bertujuan untuk menghubungkan
switch dengan interlink (uplink) kecepatan tinggi, dan beberapa VLAN
dapat berbagi satu kabel.
6|Page
Keuntungan VTP yang utama adalah efisiensi yang
diberikan dalam menambah dan menghapus VLAN dan juga
dalam mengubah konfigurasi VLAN dalam lingkungan yang
besar.
b. VTP mode
Jika Anda ingin membuat switch menjadi bagian dari
suatu VTP management domain, setiap switch harus
dikonfigurasi dalam satu dari tiga mode VTP yang dapat
digunakan.
Mode VTP yang digunakan pada switch akan
menentukan bagaimana switch berinteraksi dengan switch VTP
lainnya dalam management domain tersebut. Mode VTP yang
dapat digunakan pada switch Cisco adalah mode server, mode
client, dan mode transparent.
a) Mode server
VTP server mempunyai kontrol penuh atas
pembuatan VLAN atau pengubahan domain mereka.
Semua informasi VTP disebarkan ke switch lainnya
yang terdapat dalam domain tersebut, sementara semua
informasi VTP yang diterima disinkronisasikan dengan
switch lain. Secara default, switch berada dalam mode
VTP server. Perlu dicatat bahwa setiap VTP domain
paling sedikit harus mempunya satu server sehingga
VLAN dapat dibuat, dimodifikasi, atau dihapus, dan
juga agar informasi VLAN dapat disebarkan.
b) Mode client
VTP client tidak memperbolehkan administrator
untuk membuat, mengubah, atau menghapus VLAN
manapun. Pada waktu menggunakan mode client
mereka mendengarkan penyebaran VTP dari switch
yang lain dan kemudian memodifkasi konfigurasi
VLAN mereka. Oleh karena itu, ini merupakan mode
mendengar yang pasif. Informasi VTP yang diterima
diteruskan ke switch tetangganya dalam domain
tersebut.
c) Mode transparent
switch dalam mode transparent tidak
berpartisipasi dalam VTP. Pada waktu dalam mode
transparent, switch tidak menyebarkan konfigurasi
VLAN-nya sendiri, dan switch tidak mensinkronisasi
database VLAN-nya dengan advertisement yang
diterima. Pada waktu VLAN ditambah, dihapus, atau
diubah pada switch yang berjalan dalam mode
transparent, perubahan tersebut hanya bersifat lokal ke
switch itu sendiri, dan tidak disebarkan ke swith lainnya
dalam domain tersebut.
7|Page
2. Inter VLAN Routing
Inter - vlan routing adalah membuat routing antar vlan supaya bisa
saling berhubungan dengan menambahkan sebuah router. Inter vlan
routing adalah sebuah metode yang bertujuan untuk
menghubungkan host-host yang berada pada vlan yang berbeda.
Agar vlan dapat berkomunikasi maka diletakkanlah sebuah router
sebagai gateway masing-masing VLAN.
8|Page
Peralatan : 1 unit pc
Aplikasi cisco packet tracer
c. setelah di kabel berwarna hijau,berarti anda sukses dan coba jalankan tes ping
9|Page
e. Nah kali ini kita akan melanjutkan konfigurasinya
Pertama Klik pada switchnya,lalu pergi ke tab CLI
Kedua, tekan enter untuk memulai konfigurasi
10 | P a g e
Jika sudah Setting tiap interface seperti di bawah ini
Selanjutnya kita cek yang pertama dengan mengetikan show run. Dan ini
hasilnya
11 | P a g e
Dan yang terakhir kita akan cek yang kedua, kita ketikan show vlan.
LATIHAN
12 | P a g e
MATERI 2
Mahir melakukan perawatan jaringan VLAN
A. Prosedur pemeriksaan jaringan VLAN
Melakukan perawatan jaringan secara rutin sangat diperlukan, terutama untuk
jaringan VLAN. Sebagai administrator jaringan, kita harus mengetahui beberapa
perangkat keras yang ada di dalam jaring an, seperti komputer server, komputer
klient, switch, router, kabel jaringan, serta konektor-konektor lainnya. Komponen-
komponen tersebut perlu untuk dijaga dan dirawat agar infrastruktur jaringan yang
sudah terpasang benar-benar berfungsi dengan baik. Selain itu,
administratorjaringan juga bertanggung jawab dalam melakukan troubleshooting
jaringan jika terjadi suatu masalah dalam jaringan VLAN.
1. Metode Troubleshooting Approach
Troubleshooting merupakan suatu tindakan untuk mencari sumber
masalah secara sistematis sehingga masalh dapat diperbaiki dengan benar.
Metode troubleshooting merupakan suatu tindakan prosedural yang dapat
dilihat sebagai acuan dalam proses pelaksanaan troubleshooting. Terdapat
enam metode troubleshooting yang sering disebut dengan structured
troubleshooting approach, diantaranya top-down approach, bottom-uo
approach, divide and conquer approach, follow the path approach, compare
configuration approach, dan swap component approach.
a. The top down troubleshooting approach
Metode pemecahan masalah top down menggunakan model OSI
sebagai pedoman dengan application layer sebagai titik awal. Salah
satu karakteristik terpenting dari model OSI adalah bahwa setiap
lapisan bergantung pada lapisan dasar untuk operasinya
b. The bottom up trobleshooting approach
Pendekatan pemecahan maslah bottom up juga menggunakan model
OSI sebagaai prinsip panduannya dengan physical layer sebagai titik
awal. Dalam pendekatan ini, dilakukan pemeriksaan lapisan demi
lapisan dari bawah menuju ke atas bahwa elemen jaringan
beroperasi dengan benar.
c. The divide and conquere troubleshooting approach
Pendekatan maslah divide and conquer merupakan pendekatan
antara top down dan bottom up. Apabila antara top down dan
bottom up tidak ada yang efektif dalam pemecahan masalah,
solusinya adalah dengan memulai dari network layer dan melakukan
beberapa tes seperti ping and trace.
d. The follow the path troubleshooting approach
Pendekatan follow the path awalnya mencari jalur aktual dari
sumber ke tujuan. Selanjutnya, cakupan pemecahan masalah
dikurangi menjadi hanya link dan perangkat yang ada pada jalur.
Prinsip dari pendekatan ini adalah menghilangkan link dan prangkat
yang tidak relevan dengan troubleshooting task yang ada.
e. The compare configuration troubleshooting approach
Metode compare configurastion atau disebut juga spotting the
difference dengan membandingkan konfigurasi, versi perangkat
lunak, perangkat keras, atau properti perangkat lainnya ketika
perangkat tersebut bekerja dan tidak bekerja, dan menemukan
perbedaan yang signitifikan diantara keduanya.
13 | P a g e
f. The swap component troubleshooting approach
Pendekatan swap component adalah teknik pemecahan masalah
yang sangat mendasar yang dapat digunakan untuk mengisolasi
maslah. Pendekatan swap component akan memeriksa maslah
diawali dari perangkat jaringan.
14 | P a g e
b. Masalah umum pada VLAN
Masalah khusus yang terjadi pada vlan adalah terjadi flapping pada
interface pada set port untuk acces only mode
Solusi atau perbaikan masalah yang dapat dilakukan yaitu jalankan
perintah : show running configuration. Periksa output dan verifikasi
apakah entri berikut ada pada port yang terpengaruh :
1) Switchport mode access
2) Switchport access vlan
Jika ada yang hilang, tambahkan apa yang dibutuhkan.
15 | P a g e
2) Pastikan tidak ada uni directional link dan one way
link
3) Dalam keadaan terburuk, gunakan perintah
shutdown/no shutdown untuk mereset port tersebut
b. IT Infrastrukture Library
IT Infrastructure Library adalah satu set konsep dan teknik untuk
mengelola infrastrukture, pengembangan, dan operasi teknologi
16 | P a g e
informasi (TI). IT infrastructure library adalah pendekatan yang paling
luas diterima untuk layanan managemen TI di dunia. Pendekatan
sistematis IT infrastrukture library dapat membagun lingkungan TI yang
memungkinkan pertumbuhan, skala, dan perubahan.
c. TMN
TMN (Telecomunication management network) menyediakan
framework untuk jaringan yang fleksible, terukur, andal. Dan mudah
untuk ditingkatkan. TMN dikembangkan oleh international
telecommunication union (ITU) sebagai infrastruktur pendukung
pengelolaan dan penyebaran layanan telekomunikasi yng dinamis.
Prinsip TMN digabungkan kedalam jaringan telekomunikasi untuk
mengirimdan menerima informasi. Sebuah jaringan telekomunikasi
terdiri dari sistem swiching, sirkuit dan terminal
d. Cisco lifecycle service
Cisco lifecycle service dirancang untuk mendukung perkembangan
jaringan. Sisco lifecycle service memiliki enam tahap pendekatan.
Setiap tahap menetapkan aktivitas yang dibutuhkan untuk
memaksimalkan suatu jaringan. Tahapan-tahapan tersebut adalah :
1) Tahap persiapan
2) Tahap perencanaan
3) Tahap desain
4) Tahap pelaksanaan
5) Tahap pengoperasian
6) Tahap pengoptimalan
LATIHAN :
17 | P a g e
MATERI 3
A. Mengenal Routing
1. Pengerian router
Router adalah perangkat jaringan yang berfungsi untuk menganalisis paket
data yang ditransmisikan dalam sebuah jaringan ke jaringan yang lainnya. Router juga
mempunyai fungsi untuk menentukan apakah sumber dan tujuan transmisi berada
pada jaringan yang sama ataupun harus ditransfer dari satu jaringan ke jaringan
lainnya, dimana membutuhkan pengkodean informasi untuk data protocol yang baru.
Pada tahun 1980, setelah melalui riset yang panjang yang diawali dari
Departemen Pertahanan Amerika Serikat, akhirnya konsep pertama router dibuat.
Router ini mempunyai bentuk selayaknya komputer mini yang didedikasikan untuk
melakukan proses enkripsi. Kini, router modern mempunyai kecepatan yang tinggi
dalam mengirimkan, mentransmisi maupun melakukan manajemen data dalam
jaringan komputer.
2. Fungsi router
Router mempunyai fungsi untuk menganalisis paket data yang masuk ke
dalamnya. Paket data yang masuk kemudian akan melewati skema penyeleksian
untuk menentukan jalur paling optimal untuk mengirimkan data dari satu jaringan ke
jaringan lainnya. Data yang masuk ini akan dikelompokkan ke dalam tabel routing.
Proses routing sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu static routing dan dynamic
routing.
Contoh jaringan sederhana dengan 3 router seperti yang ditunjukkan oleh
gambar di bawah ini.
18 | P a g e
3. Cara kerja router
Seperti kita ketahui sebelumnya, router ini menghungkan jaringan satu dengan
lainnya dan memfasilitasi transmisi diantara kedua jaringan tersebut. Secara
sederhana router setidaknya memerlukan dua kartu jaringan atau yang dikenal dengan
istilah Network Interface Card (NIC) yang secara fisik dipasang pada jaringan yang
satu, dan satunya pada jaringan yang lain. Gambar berikut memberikan contoh
sederhana jika kita memiliki dua buah jaringan yang akan kita hubungkan melalui
sebuah router.
19 | P a g e
Skemamenghubungkan tiga jaringan melalui beberapa router
Sistem kerja pengiriman data jaringan pada router ini mirip dengan prinsip
rangkaian listrik seri dan paralel. Sebagai contoh pada konfigurasi 1 di atas. Pada
konfigurasi ini, andaikata kita akan mengirimkan informasi dari subnet A ke subnet C.
Jika salah satu router bermasalah, baik router A maupun router C, maka data jaringan
yang kita kirimkan dari subnet A ke subnet C akan mengalami kendala dan tidak akan
tersampaikan sebagaimana seharusnya.
Hal tersebut tidak akan terjadi seandainya ada sebuah router lain yang
menghubungkan jalur antara subnet A dan subnet C. Sebagai contohnya adalah
konfigurasi 2. Pada konfigurasi ini seandainya kita akan mengirimkan informasi yang
sama, yaitu dari subnet A ke subnet C. Jika router C bermasalah, maka aliran
informasi dari subnet A ke subnet C masih bisa tersampaikan karena sistem router
akan memilih jalur melalui router A dan kemudian dilanjutkan melalui router B.
Pada dasarnya router akan memilih jalur tercepat agar informasi yang kita
kirimkan dari subnet yang satu ke subnet yang lainnya dapat terkirim secara optimal.
Pada konfigurasi 2 di atas, jika kita akan mengirimkan data dari subnet A ke subnet C,
secara logika jalur melewati router C akan lebih cepat dibandingkan melalui dua
router A dan B. namun hal ini terlihat jelas karena kita masih melibatkan tiga jaringan
dan tiga router. Lalu bagaimana jika jaringan kita lebih kompleks lagi?
Router memiliki pencatatan metric prefix yang tertuang dalam tabel routing.
Setiap alur transmisi jaringan akan memiliki metric prefix-nya masing-masing. Dari
metric prefix ini kemudian router membuat tabel routing. Pada saat kita mengirimkan
suatu data dari jaringan yang satu ke jaringan yang lainnya, router akan memilih
metric prefix dalam tabel routing yang menunjukkan nilai paling optimal dan
meneruskan informasi yang kita kirim melalui jalur tersebut.
Itulah pengertian router beserta fungsi dan cara kerja router dalam sebuah
jaringan komputer. Jadi dapat disimpulkan bahwa router mempunyai fungsi utama
untuk menganalisis paket data yang masuk melaluinya, melakukan seleksi paket data
tersebut kemudian yang terakhir adalah mengirimkan paket data tersebut ke tujuan
(bisa jaringan atau komputer tertentu).
20 | P a g e
Berikut adalah prinsip kerja dari router :
1) Menggunakan alamat network yang berbeda pada semua port
2) Membuat table berdasarkan alamat layer network
3) Mefilterkan lalu lintas network berdasarkan informasi network
4) Memblokir lalu lintas ke alamat yang tidak diketahui.
5. Pengertian Routing
Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari
satu jaringan ke jaringan yang lain. Rute ini, disebut dengan route dan informasi route
secara dinamis dapat diberikan ke router yang lain ataupun dapat diberikan secara
statis ke router lain. Seorang administrator memilih suatu protokol routing dinamis
berdasarkan keadaan topologi jaringannya.
Misalnya berapa ukuran dari jaringan, bandwidth yang tersedia, proses power
dalam router, merek dan model dari router, dan protokol yang digunakan dalam
jaringan.Routing adalah proses dimana suatu router memforward paket ke jaringan
yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh
paket. Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket.
Agar keputusan routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk
mencapai tujuan. Ketika router menggunakan routing dinamis, informasi ini dipelajari
dari router yang lain. Ketika menggunakan routing statis, seorang network
administrator mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang ingin dituju secara
manual.
Jika routing yang digunakan adalah statis, maka konfigurasinya harus
dilakukan secara manual, administrator jaringan harus memasukkan atau
menghapus rute statis jika terjadi perubahan topologi. Pada jaringan skala besar,
jika tetap menggunakan routing statis, maka akan sangat membuang waktu
administrator jaringan untuk melakukan update table routing. Karena itu routing statis
hanya mungkin dilakukan untuk jaringan skala kecil. Sedangkan routing dinamis bias
diterapkan di jaringan skala besar dan membutuhkan kemampuan lebih dari
administrator.
21 | P a g e
a. Routing Default, adalah routing yang digunakan untuk mengirim paket secara
manual, sering digunakan pada jaringan yang hanya memiliki satu jalur keluar
atau hanya bisa digunakan di lokal saja.
b. Routing Static, adalah router yang memiliki kabel routing statis yang
settingannya diatur oleh administrasi jaringan secara manual.
c. Routing Dynamic, adalah router yang membuat tabel routing secara otomatis,
dengan membaca lalu lintas jaringan dan tentu juga dengan saling
berhubungan dengan router yang lain. Routing dinamis adalah routing yang
paling mudah daripada routing default dan static.
7. Tabel Routing
Router merekomendasikan tentang jalur yang digunakan untuk melewatkan paket
berdasarkan informasi yang terdapat pada Tabel Routing. Informasi yang terdapat
pada tabel routing dapat diperoleh secara static routing melalui perantara
administrator dengan cara mengisi tabel routing secara manual ataupun secara
dynamic routing menggunakan protokol routing, dimana setiap router yang
berhubungan akan saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat
tujuan dan memelihara tabel routing.
a. Alamat Network Tujuan
b. Interface Router yang terdekat dengan network tujuan
c. Metric, yaitu sebuah nilai yang menunjukkan jarak untuk mencapai network
tujuan. Metric tesebut menggunakan teknik berdasarkan jumlah lompatan
(Hop Count)
22 | P a g e
b. Paket border gateway protocol
Paket border gateway protocol terdiri dari :
1) Open Message
2) KeepAlive Message
3) Notification Message
4) Update Message
23 | P a g e
- Berjenis classful routing protocol sehingga tidak menyertakan
subject mask dalam paket update.Akibatnya RIP v.1 11. tidak
mendukung VLSM dan CIDR.
- Mempunyai AD 120
24 | P a g e
d) EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah
routing protocol yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering
disebut sebagai proprietary protocol pada cisco. Dimana EIGRP ini
hanya bisa digunakan sesama router cisco saja. Bgmn bila router
cisco digunakan dengan router lain spt Juniper, Hwawei, dll
menggunakan EIGRP??? Seperti saya bilang diatas, EIGRP hanya
bisa digunakan sesama router cisco saja. EIGRP ini sangat cocok
digunakan utk midsize dan large company. Karena banyak sekali
fasilitas2 yang diberikan pada protocol ini.
b. Link State
Protokol routing yang menggunakan konsep link state akan
membentuk tabel routing menurut pandangan atau perhitungan router atau
PC router masing-masing, tidak bergantung pada pendapat router atau PC
router tetangga. Tabel routing yang dibentuk dengan menggunakan konsep
link state dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut : Pada
awalnya setiap router atau PC router akan saling mengirimkan dan
melewatkan paket link state. Paket link state yang diterima dari router atau
PC router lain dikumpulkan dalam sebuah database topologi.
Berdasarkan informasi yang terkumpul di dalam database, router atau
PC router melakukan perhitungan dengan mengggunakan algoritma short
path first (SPF). Algoritma SPF menghasilkan short path first tree.
Akhirnya SPF Tree membentuk daftar isi tabel routing. Kelima proses di
atas dilakukan oleh masing-masing router atau PC router. Jika terjadi
perubahan topologi jaringan, pemberitahuannya akan dikirimkan segera ke
tiap-tiap router atau PC router sehingga proses update informasi routing
dapat segera dilakukan. Link state dikelompokkan menjadi dua routing
protocol, yaitu OSPF dan IS-IS
25 | P a g e
tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem
pengelompokan area.
2) IS-IS (Intermediate System – to – Intermediate System)
IS-IS (Intermediate System – to – Intermediate System) adalah
protokol yang besar digunakan oleh perangkat jaringan untuk
menentukan cara terbaik untuk datagram dipromosikan dari sisi ke
sisi paket switched jaringan dan proses ini disebut routing. Ini
didefinisikan dalam 150/IEC 10589 2002 dalam desain referensi
OSI menengah sistem ke intermediate.
Support VLSM dan CIDR Link State Advertisements, adalah paket kecil dari
informasi routing yang dikirim antar router. Memiliki topologi database (berisi
tentang informasi semua router yang terhubung dengan jaringan) Memiliki
Algorithma SPF (Shortest Path First) dan SPF Tree yang membentuk percabangan
untuk penentuan jalur terbaiknya. Lebih cepat dalam penyatuan jaringan jika
dibandingkan dengan Distance Vector
3. Subnetting
Subnetting adalah upaya / proses untuk memecah sebuah network
dengan jumlah host yang cukup banyak, menjadi beberapa network dengan
jumlah host yang lebih sedikit. Adapun kegunaan dari subnetting adalah
a. Untuk menentukan batas network ID dalam suatu subnet.
b. Memperbanyak jumlah network (LAN)
c. Mengurangi jumlah host dalam satu network
d. Untuk mengurangi tingkat kongesti (gangguan/ tabrakan) lalulintas data
dalam suatu network.
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara yaitu binary
yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Penulisan IP address
umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan
192.168.1.2/24. Penjelasanya adalah bahwa IP address 192.168.1.2 dengan
subnet mask 255.255.255.0. Kenapa bisa seperti ?maksud /24 diambil dari
26 | P a g e
penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau
dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang
disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan
pertama kali tahun 1992 oleh IEFT. Pada hakekatnya semua pertanyaan
tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah
Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
KONSEP SUBNETTING
.
Subnetting bertujuan untuk mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor
ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15
komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan,
karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa
ruas-ruas. Yaitu:
a. NETWORK ADDRESS (alamat jaringan)
b. HOST ADDRESS (alamat host)
c. BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan
pesan ke semua host yang ada di network (jaringan) tersebut.
27 | P a g e
Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi membagi
network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana
yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari
SUBNET MASKnya.
SUBNET MASK ADALAH Adalah angka biner 32 bit yang digunakan untuk
membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah
berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
Setelah kamu memahami konsep Subnetting dengan baik. Kali ini saatnya
kamu mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa
dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih
cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat
masalah yaitu: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan
Alamat Host- Broadcast.
28 | P a g e
192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24
diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1.
Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut
dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali
tahun 1992 oleh IEFT.
Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan
untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:
29 | P a g e
2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x
yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per
subnet adalah 26 – 2 = 62 host
3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet
berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet
lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung
buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet,
dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
30 | P a g e
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.128.0 /17 Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.192.0 /18 255.255.255.128 /25
255.255.224.0 /19 255.255.255.192 /26
255.255.240.0 /20 255.255.255.224 /27
255.255.248.0 /21 255.255.255.240 /28
255.255.252.0 /22 255.255.255.248 /29
255.255.254.0 /23 255.255.255.252 /30
255.255.255.0 /24
Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita
mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24.
Contoh network address 172.16.0.0/18.
Penghitungan:
Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang
menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network
address 172.16.0.0/25.
Penghitungan:
31 | P a g e
2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua
sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau
Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class
A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan
untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Penghitungan:
LATIHAN :
32 | P a g e
MATERI 4
Berlatih melakukan konfigurasi routing statis
33 | P a g e
3. Aturan-aturan routing statis
Routing statis memiliki beberapa aturan-aturan. Aturan tersebut
diantaranya berdasarkan alamat tujuan dan policy router (kebijakan routing)
a. Berdasarkan alamat tujuan
Aturan routing ini didasarkan pada alamat IP tujuan paket/data akan
dikirim, sehingga ip address yang tertulis pada konfigurasi harus
mengikuti kebijakan yang telah ditentukan
b. Berdasarkan policy route 9 kebijakan routing)
Aaturan routing ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu ip route-route
(digunakan untuk routing yang berdasarkan pada tanda route) dan ip route-
rule (digunakan untuk table route yang berdasarkan pada mask, dst, src
dan lain sebagainya)
34 | P a g e
c) Menentukan route statis. Terdapat 3 cara menentukan route
statis, yaitu :
- Menggunakan exit interface
- Menggunakan next-hop ip addree
- Menggunakan exit interface dan next-hop ip address
35 | P a g e
Catatan :
Fery, Kurniawan, Saputra PC terhubung fastethernet0/0 ke PC1, PC2, PC3
Fery – Kurniawan = Serial 2/0
Kurniawan – Saputra = Serial 3/0
36 | P a g e
Router(config)#int s3/0
Router(config-if)#ip add 11.1.1.1 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Pada saat menghubungkan serial, router fery dengan serial 2/0 dan
kurniawan serial 2/0, hal ini harus 1 Jaringan namun harus berbeda hostnya
dengan catatan harus membedakan IP kelasnya. Saya setting seperti diatas
agar mudah mengingatnya.
Setting IP :
PC 1
PC 2
37 | P a g e
PC 3
Next Hop diisi dengan serial terdekat dari Router itu sendiri ( Serial
yang Pertama dilewati setelah keluar dari router itu sendiri)
Setelah itu kini kita setting IP Route Statis :
Setting IP Route A :
Router(config)#ip route 193.1.1.0 255.255.255.0 10.1.1.2
Router(config)#ip route 194.1.1.0 255.255.255.0 10.1.1.2
Setting IP Route B :
Router(config)#ip route 192.1.1.0 255.255.255.0 10.1.1.1
38 | P a g e
Router(config)#ip route 194.1.1.0 255.255.255.0 11.1.1.2
Setting IP Route C :
Router(config)#ip route 192.1.1.0 255.255.255.0 11.1.1.1
Router(config)#ip route 194.1.1.0 255.255.255.0 11.1.1.1
Setelah selesai kita coba tes dengan ping di PC. Kita ambil PC1
mengeping IP Fastethernet pada PC 2, dan PC 3.
LATIHAN :
39 | P a g e
MATERI 5
Melakukan Pemeriksaan Routing Statis
40 | P a g e
anda dapatkan adalah notifikasi sebagai berikut "ICMP Error
Message"
2) Pada masalah yang kedua jika anda menerima sebuah
pengiriman paket yang mengirimkan suatu
informasi tertentu dimana informasi tersebut ada kaitannya
dengan kondisi suatu jaringan maka notifikasi yang akan
anda terima adalah sebagai berikut "ICMP Query Message"
3) Jika anda mengalami masalah time out berarti sessi pada
jaringan anda sudah habis karena diakibatkan tidak adanya
respon dari jaringan tersebut
4) Kemacetan sebuah jaringan
5) Kesalahan yang diakibatkan oleh jaringan misalnya sebuah
host atau jaringanyang tidak terjangkau
Proses Traceroute
41 | P a g e
Sumber traceroute akan mengirimkan lagi paket UDP dengan
TTL ditambah 1 (TTL = 3). Router hop ketiga akan membalas dengan
paket ICMP Time-to-Live Exceeded ke sumber traceroute, sehingga
sumber traceroute mengetahui alamat IP router hop ketiga. Proses ini
akan diulang terus paket UDP yang dikirimkan mencapai alamat IP
tujuan traceroute. Tiga buah paket UDP traceroute adalah jumlah paket
default dari aplikasi traceroute. Inilah mengapa kita melihat tiga buah
tampilan latensi saat melihat hasil traceroute yang dijalankan. Tidak
semua aplikasi traceroute menggunakan UDP. Windows menggunakan
paket ICMP, sedangkan sejumlah aplikasi tertentu menggunakan paket
TCP.
42 | P a g e
b) Gunakan perintah show ip route, show ip route ip
address
c) Jika ditemukan ketidakcocokan route, periksa mengapa
route hilang dari konfigurasikan routing. Biasanya itu
disebabkan karena kesalahan konfigurasi routing atau
protokol routing.
d) Jika ditemukan kecocokn route, dan rute tersebut adalah
default route, pastikan route tersebut mengguanakan
pengaturan berdasarkan perintah IP classless/no IP
classless.
e) Jika ditemukan kecocokan route, lakukan ping pada IP
address next-hop yang berada pada route tersebut. Jika
ping gagal, lakukan pemeriksaan layer 2 antara router
tersebut dengan ip address yang dilakukan ujian
konektivitas. Periksa kemungkinan maslah pada ACL.
Jika ping berhasil, dilakukan pemeriksaan juga pada
ACL.
3) Jika tidak dapat menemukan permaslahan pada forward route
berikutnya, periksa reverse route. Lakkukan hal berikut :
a) Jika forward route berada pada traced route dan
mengacu pada router lain yag sebagai router next-hop,
ulangi langkah nomor 1 diawali dari router nex-hop.
Lakukan analisis terhadap jalur sebaliknya
b) Jika forward route berada pada traced route dan
merupakan router yang terhubungdengan subnet, periksa
pengaturan IP address pada destination host.
43 | P a g e
3. Lakukan perbaikan pada R2. Jika terdapat kesalahan konfigurasi routing
statis, maka konfigurasi tersebut harus dihapus dan dilakukan
konfigurasi ulang.
4. Tambahkan konfigurasi static route pada R3
5. Lakukan pengujian dengan ping dari PC1 ke server
LATIHAN :
44 | P a g e
MATERI 6
Pada jaringan berskala besar, routing statis sangat tidak disarankan. Hal ini
karena routing statis harus dikonfigurasikan secara manual. Routing dinamis adalah
pemilihan yang tepat untuk membangun infrastruktur jaringan yang memiliki
beberapa router.
a. Beban kerja router lebih berat karena selalu memperbarui IP table pada
setiap waktu tertentu
b. Kecepatan pengenalan dan kelengkapan IP table terbilang lama karena
router membroadcast ke semua router sampai ada yang cocok.
Sehingga setelah konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar
setiap router mendapatkan semua alamat IP yang ada.
45 | P a g e
b. Pesan routing dan informasi dibagi dengan router lain, yang
menggunakan protokol routing yang sama persis
c. Router menukar informasi routing untuk menemukan data tentang
jaringan jarak jauh
d. Setiapb kali router menenmukan perubahan teknologoi, protokol
rouring menyebarkan perubahan topologi ini ke router lainnya.
2. Autonomos system
Autonomos system adalah satu jaringan atau kumpulan jaringna dibawah satu
kontrol administratif. Contoh dari autonomos system misalnya adalah
rangkaian semua jaringan komputer yang dimiliki oleh perusahaan atau
perguruan tinggi. Perusahaan dan organisasi mungkin dimiliki lebih dari satu
autonomous system, namun setiap automous system dikelola secara
independen. Contoh lain dari autonomous system adalah UUNET, yang
menggunakan satu autonomous system sebagai jaringan eurpoean mereka, dan
autonomous system terpisah untuk jaringan domestik mereka di amerika.
Routing protokol mempelajari semua router yang ada, menempatkan rute yang
terbaik kedalam table routing, dan juga menghapus rute ketika rute tersebut sudah
tidak valid lagi. Route menggunakan informasi dalam table routing melewatkan
paket-paket routed protocol. Pada routing dinamis protocol routing dibagi menjadi
beberapa jenis, yaitu : RIP, OSPF, BGP dan EIGRP.
46 | P a g e
statis isian table routing berisi next hop address, sedangkan pada RIP table
routing hanya berisi IP address Interface router itu sendiri.
Keterbatasan RIP:
a. Metric: RIP menghitung routing terbaik berdasarkan hop count, padahal
belum tentu hop count yang rendah menggunakan protokol LAN yang bagus
dan bisa saja RIP memilih jalur jaringan yang lambat.
b. RIP hanya dapat mengatur hingga hop count 15, selebihnya paket akan
dibuang (untuk mencegah loop pada jaringan).
c. RIP tidak dapat mengatur classless routing, hanya menggunakan classful
routing (/8, /16, /24).
Kelebihan OSPF :
47 | P a g e
pertukaran informasi routing dalam jaringan mereka. Pelanggan terhubung ke
ISP (Internett Service Provide), dan ISP menggunakan BGP untuk bertukar
pelanggan dan rute ISP.
Kelebihan EIGRP:
a. Distance Vector
Distance vector adalah proses routing berdasarkan arah dan jarak dalam
penetapan jalur terbaik (the best path) hanya melibatkan jumlah hop (hop count).
Routing ini tidak dapat menganalisis bandwidth. Distance vector mendapatkan
informasi dari router yang terhubung langsung dengan jaringan router tersebut.
Berdasarkan informasi tersebut, kemudian akan mengolah tabel routing. Yang
tergolong Distance vector adalah: RIP versi 1, RIP versi 2, IGRP (Interior
Gateway Routing Protocol)
48 | P a g e
routing masing-masing router. Jika belum ada maka akan dimasukkan, jika sudah,
dibandingkan jumlah hop-nya.
b. Link State
Link state adalah proses routing yang membangun topologi databasenya
sendiri (lebih modern dari Distance Vector). Link State akan melakukan
penyelidikan terhadap semua koneksi yang ada dalam jaringan. Dalam Link State
hop count, kapasitas bandwidth jaringan serta parameter-parameter lainnya ikut
menentukan jalur terbaik (the best path) melalui router tetangganya. Router
tetangga dicari dengan “hello packet”.
LATIHAN :
49 | P a g e
MATERI 7
50 | P a g e
3. Pemeriksaan pada protokol routing BGP
Pemeriksaan routing BGP tidak jauh berbeda dengan pemeriksaan pada routing
RIP dan OSPF. Untuk melakukan pemeriksaan routing dapat dimulai dengan
melakukan pemeriksaan pada konfigurasi routing pada setiap router. Perintah yang
dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan pada routing BGP adalah sebagi
berikut
a. Show ip BGP
Perintah tersebut untuk mengetahui informasi network address atau routing
yang bekerja pada router
b. Show ip BGP neighbors
Perintah tersebut berfungsi menampilkan informasi neighbor dan status
router yang saling berdekatan
c. Show ip BGP summary
Perintah tersebut berfungsi untuk mengetahui informasi mengenai bgp yang
bekerja pada router tersebut
51 | P a g e
Pada jaringan tersebut, dilaporkan bahwa PC 0 tidak dapat terhubung dengan
PC yang lain. Berikut adalah langkah-langkah perbaikan ulang routing dinamis :
LATIHAN :
52 | P a g e