NOMOR 19/PER-DJPDSPKP/2017
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 Mei 2017
DIREKTUR JENDERAL
PENGUATAN DAYA SAING PRODUK
KELAUTAN DAN PERIKANAN
ttd.
NILANTO PERBOWO
Esti Budiyarti
Lampiran I : Peraturan Direktur Jenderal
Peningkatan Daya Saing Produk
Kelautan dan Perikanan
Nomor 19/PER-DJPDSPKP/2017
tentang Petunjuk Teknis
Pengelolaan Bantuan Pemerintah
Pembangunan Pasar Ikan Modern
Tahun 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan
Tujuan pemberian Bantuan Pemerintah dalam pembangunan Pasar
Ikan Modern tahun 2017:
1. terlaksananya pembangunan Pasar Ikan Modern;
2. termanfaatkannya hasil dari pembangunan Pasar Ikan Modern; dan
3. tingkat pemanfaatan/okupansi lapak pedagang ikan sebesar 80%
(efektif terhitung di tahun 2019).
B. Pengertian
1. Pasar ikan modern adalah pasar ikan yang dilengkapi dengan
penampungan ikan segar dan penjualan ikan hidup, segar, dan olahan
skala besar. Pasar didukung dengan cold storage, drainase, fasilitas
sanitasi, sarana listrik, dan air bersih serta ketersdiaan es curah yang
cukup, kios ikan, chilling room, kantor, kios maritim, ruang serba guna,
dan food court;
C. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai adalah tersedianya pasar ikan yang
memenuhi aspek-aspek sanitasi dan higienitas serta dalam rangka
penyediaan pasar berskala besar sehingga dapat menunjang penerapan
sistem jaminan mutu dan keamanan pangan skala besar. Pasar Ikan
Modern merupakan fasilitas untuk memasarkan dan mempromosikan
produk perikanan. Dengan adanya Pasar Ikan Modern diharapkan
konsumsi ikan masyarakat secara luas akan meningkat sekaligus dapat
menumbuhkan perekonomian masyarakat melalui usaha perikanan.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Pemerintah
Pembangunan Pasar Ikan Modern Tahun 2017 ini meliputi:
1. Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Pemerintah, yang terdiri atas:
a. Pemberi Bantuan Pemerintah;
b. Bentuk dan Rincian Bantuan Pemerintah;
c. Persyaratan Penerima Bantuan Pemerintah;
d. Tata Kelola Bantuan Pemerintah;
2. Pertanggungjawaban Bantuan; dan
3. Pembinaan, Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.
-3-
BAB II
PELAKSANAAN PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH
DENAH LANTAI I
Kapasitas Luas Total = ± 18.000 m²
Kios Ikan = ± 1.000 unit
Chilling Room =± 200 m²
Ice Flake =± 150 m²
Cool Storage =± 400 m²
Retail =± 465 m²
Office =± 125 m²
-5-
DENAH LANTAI II
Kapasitas Luas Total = ± 18.000 m2
Kios Maritim =± 260 Unit
R. Serbaguna = ± 3.300 m2, Kap. 1.360 Org.
Food Court = ± 3.100 m2
Retail =± 640 m2
2) Spesifikasi
No Item Barang Spesfikasi
1 Struktur Pekerjaan Tanah dan Struktur Bawah,
Pondasi Tiang Pancang, Struktur Atas
2 Arsitektur Langit-langit, Dinding, Lantai, Finishing,
Pencegahan Bahaya Rayap, Interior,
Peningkatan Mutu (thdp yang
ditingkatkan), Fasilitas Penyandang
Cacat, Sarana/Prasarana Lingkungan
3 Mekanical Pengkondisian Udara (AC),
Elektrikal Elevator/Escalator, Tata Suara, Telepon
Plumbing dan PABX, Instalasi IT (Informasi &
Teknologi), CCTV dan MATV, Instalasi
Listrik dan Elektrikal, Instalasi Air
Bersih/ Pencegahan dan Penangulangan
Kebakaran, Sistem Penangkal Petir
Khusus, Instalasi Drainase dan
Pengolahan Air Limbah (IPAL), Chilling
Room, Cool Strorage, Ice Flake
-6-
d) Atap
(1) Atap harus terbuat dari bahan yang mampu melindungi
produk yang diperdagangkan dari sinar matahari, hujan
dan padatan lain yang akan mengakibatkan terjadinya
kontaminasi dan kerusakan fisik ikan serta kemunduran
mutu ikan.
(2) Atap harus memiliki kemiringan yang cukup untuk
menghindari terjadinya genangan air pada atap dan
mengantisipasi kebocoran.
(3) Atap dapat dilengkapi dengan ventilator roof yang
berfungsi untuk mengeluarkan udara panas dari dalam
ruangan.
-8-
Ventilator roof
Ventilator roof
e) Penerangan
(1) Intensitas pencahayaan ruangan ruang pemasaran harus
cukup terang untuk melakukan pekerjaan penanganan
ikan secara efektif.
(2) Ruangan pemasaran dapat dilengkapi dengan lampu
penerangan yang dilengkapi dengan pelindung untuk
menghindari pecahan lampu mengkontaminasi produk.
f) Ventilasi Udara
Bangunan atau ruangan tempat pemasaran harus
dilengkapi dengan ventilasi yang dapat menjaga keadaan
nyaman dengan kisaran suhu antara 28 oC – 32 oC. Ventilasi
harus cukup untuk mencegah udara ruangan tidak terlalu
panas, mencegah terjadinya kondensasi uap air atau lemak
pada lantai, dinding atau langit-langit, dan membuang aroma
tidak sedap, asap dan pencemaran lain dari ruangan.
-9-
3) Fasilitas
a) Meja displai
Jenis desain konstruksi meja displai dapat disesuaikan
dengan produk yang dipasarkan. Meja displai untuk
memasarkan ikan segar memiliki persyaratan sebagai berikut:
(1) Meja displai ikan segar dapat terbuat dari bahan yang
mudah untuk dibersihkan, berupa meja permanen beton
berkeramik maupun meja tidak permanen berbahan
stainless steel dengan ketebalan minimal 8,5mm.
(2) Memiliki kemiringan yang cukup sehingga memudahkan
air lelehan es maupun lendir dan darah ikan terbuang ke
saluran pembuangan.
(3) Setiap meja dilengkapi pipa pembuangan air limbah yang
terhubung langsung ke saluran pembuangan utama.
(4) Memiliki ukuran (dimensi) yang memadai, memenuhi
karakteristik konstruksi yang cocok bagi produk maupun
orang yang bekerja.
Persyaratan meja/rak displai untuk memasarkan
produk ikan kering atau olahan sebagai berikut:
(1) Meja displai ikan kering/olahan terbuat dari bahan yang
mudah untuk dibersihkan, berupa meja permanen
dilapisi bahan keramik maupun meja tidak permanen
berbahan stainless steel dengan ketebalan minimal 8,5
mm.
(2) Meja dilengkapi dengan etalase terbuat dari kaca atau
bahan lainnya yang didesain sedemikian rupa untuk
menghindari kontaminasi terhadap produk yang
dipasarkan.
Persyaratan meja displai untuk memasarkan produk
ikan beku sebagai berikut:
(1) Meja displai ikan beku terbuat dari bahan yang mudah
untuk dibersihkan, berupa meja permanen yang dilapisi
bahan isolasi pendingin untuk menahan suhu ikan
maupun meja dengan mesin pendingin seperti freezer.
(2) Meja displai ikan beku dapat dilengkapi dengan penutup
kaca.
- 10 -
b) Meja Penyiangan
(1) Meja penyiangan digunakan untuk proses penanganan
ikan yang didesain sedemikian rupa sehingga tidak
mengkontaminasi ikan yang sedang dipajang pada meja
displai, meja dapat dikonstruksi secara terpisah ataupun
menyatu dengan meja displai ikan.
- 11 -
PENGELOLA/OPERATOR
2) Hak Pengelola:
a) mendapatkan pembinaan teknis dari pemerintah pusat dan
atau pemerintah daerah dalam rangka optimalisasi Pasar Ikan
Modern;
b) mengusahakan aset yang dikelola untuk mendapat
keuntungan yang optimal;
c) memperoleh informasi dan akses pasar; dan
d) dapat menambah prasarana tanpa merubah struktur dasar
atas persetujuan Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota
apabila prasarana tersebut dikembalikan kepada Dinas
Provinsi/Kabupaten/Kota, pengelola tidak menuntut ganti rugi
atas biaya yang telah dikeluarkan.
3) Larangan
e) dilarang memindahkan hak kepada pihak lain; dan
f) dilarang menyimpan produk perikanan yang tidak sesuai
peraturan.
a. Biaya Operasional
Biaya operasional Pasar Ikan Modern meliputi biaya listrik, BBM,
upah tenaga kerja serta biaya lain-lain. Seluruh biaya tersebut menjadi
beban Pengelola.
b. Modal Kerja
Pengelola Pasar Ikan Modern wajib menyediakan biaya untuk
pembelian bahan baku sebagai modal kerja. Besaran modal kerja yang
harus disediakan paling sedikit dapat membiayai operasional Pasar
Ikan Modern untuk 2 (dua) bulan. Modal kerja tersebut sepenuhnya
disediakan oleh Pengelola/Operator.
c. Rekayasa Sosial
Dalam rangka mendukung dan mewujudkan pembangunan
Pasar Ikan Modern perlu dilakukan rekayasa sosial dengan
memindahkan untuk sementara pedagang yang ada di lokasi yang
akan dibangun selama masa pembangunan. Selain itu, dengan
selesainya pembangunan Pasar Ikan Modern diharapkan agar
masyarakat mau dan beralih untuk membeli ikan di pasar yang bersih,
- 21 -
a. Biaya investasi
BIAYA INVESTASI
Harga/ Umur Penyusutan per
No Jenis Biaya Satuan Jumlah Nilai (Rp) Nilai sisa
satuan Ekonomis tahun (Rp)
Nilai Investasi Pasar Ikan Modern paket 1 165,040,000,000 165,040,000,000 30 3,300,800,000 66,016,000,000
Jumlah (Rp) 165,040,000,000 3,300,800,000 66,016,000,000
b. Biaya operasional
BIAYA OPERASIONAL
c. Pendapatan
PENDAPATAN
Fasilitas Pendukung
1 Parkir (unit) 200 10,000 8 jam/hari 3,000,000 600,000,000 6000 m2, satu jam
pertama Rp. 3000 dan
Rp. 1000 seterusnya
2 Area BTS Tower (unit) 3 100,000,000 per tahun 300,000,000 300,000,000
3 Papan Reklame 1 30,000,000 per tahun 30,000,000 30,000,000
Total Pendapatan 38,524,000,000
Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10
1. Pendapatan 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000
2. Pengeluaran
a. Biaya Operasional 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333
c. Penyusutan 3,300,800,000 3,300,800,000 3,300,800,000 3,300,800,000 3,300,800,000 3,300,800,000 3,300,800,000 3,300,800,000 3,300,800,000 3,300,800,000
d. Kredit 26,121,804,709 24,660,445,005 23,199,085,301 21,737,725,597 20,276,365,893 18,815,006,189 17,353,646,485 15,892,286,781 14,430,927,077 12,969,567,373
Jumlah 38,353,998,042 36,892,638,338 35,431,278,634 33,969,918,930 32,508,559,226 31,047,199,522 29,585,839,818 28,124,480,114 26,663,120,410 25,201,760,706
Laba sebelum pajak 170,001,958 1,631,361,662 3,092,721,366 4,554,081,070 6,015,440,774 7,476,800,478 8,938,160,182 10,399,519,886 11,860,879,590 13,322,239,294
Pajak 39,852,759 382,432,436 725,012,113 1,067,591,791 1,410,171,468 1,752,751,144 2,095,330,820 2,437,910,497 2,780,490,173 3,123,069,849
3. Laba rugi 130,149,199 1,248,929,226 2,367,709,252 3,486,489,279 4,605,269,306 5,724,049,334 6,842,829,361 7,961,609,389 9,080,389,417 10,199,169,445
Profit margin % 0.34% 3.24% 6.15% 9.05% 11.95% 14.86% 17.76% 20.67% 23.57% 26.47%
LABA/RUGI
Uraian Tahun 11 Tahun 12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun 15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun 18 Tahun 19 Tahun 20
1. Pendapatan 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000
2. Pengeluaran
a. Biaya Operasional 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333
c. Penyusutan 3,300,800,000 3,300,800,000 3,300,800,000 3,300,800,000 3,300,800,000 3,300,800,000 3,300,800,000 3,300,800,000 3,300,800,000 3,300,800,000
d. Kredit - - - - - - - - - -
Jumlah 12,232,193,333 12,232,193,333 12,232,193,333 12,232,193,333 12,232,193,333 12,232,193,333 12,232,193,333 12,232,193,333 12,232,193,333 12,232,193,333
Laba sebelum pajak 26,291,806,667 26,291,806,667 26,291,806,667 26,291,806,667 26,291,806,667 26,291,806,667 26,291,806,667 26,291,806,667 26,291,806,667 26,291,806,667
Pajak 6,163,464,483 6,163,464,482 6,163,464,481 6,163,464,480 6,163,464,479 6,163,464,478 6,163,464,477 6,163,464,476 6,163,464,475 6,163,464,474
3. Laba rugi 20,128,342,183 20,128,342,184 20,128,342,186 20,128,342,187 20,128,342,188 20,128,342,189 20,128,342,190 20,128,342,191 20,128,342,192 20,128,342,193
Profit margin % 52.25% 52.25% 52.25% 52.25% 52.25% 52.25% 52.25% 52.25% 52.25% 52.25%
- 23 -
e. Rasio kelayakan
RASIO KELAYAKAN
Uraian Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10
Inflow
a. Pendapatan - 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000
b. Kredit
- investasi 121,779,975,333 - - - - - - - - - -
- modal kerja - - - - - - - - - - -
c. Dana Sendiri
- investasi 43,260,024,667 - - - - - - - - - -
- modal kerja 8,931,393,333 - - - - - - - - - -
d. Nilai sisa - - - - - - - - - - -
Jumlah 173,971,393,333 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000
Inflow untuk IRR - 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000
Outflow
a. Biaya investasi 173,971,393,333 - - - - - - - - - -
b. Biaya operasional / ops cost - 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333
c. Angsuran - 26,121,804,709 24,660,445,005 23,199,085,301 21,737,725,597 20,276,365,893 18,815,006,189 17,353,646,485 15,892,286,781 14,430,927,077 12,969,567,373
d. Pajak - 39,852,759 382,432,436 725,012,113 1,067,591,791 1,410,171,468 1,752,751,144 2,095,330,820 2,437,910,497 2,780,490,173 3,123,069,849
Jumlah 173,971,393,333 35,093,050,801 33,974,270,774 32,855,490,748 31,736,710,721 30,617,930,694 29,499,150,666 28,380,370,639 27,261,590,611 26,142,810,583 25,024,030,555
Outflow untuk IRR 173,971,393,333 8,971,246,092 9,313,825,769 9,656,405,447 9,998,985,124 10,341,564,801 10,684,144,477 11,026,724,154 11,369,303,830 11,711,883,506 12,054,463,182
Arus Bersih (NCF) - 3,430,949,199 4,549,729,226 5,668,509,252 6,787,289,279 7,906,069,306 9,024,849,334 10,143,629,361 11,262,409,389 12,381,189,417 13,499,969,445
Cashflow untuk IRR (173,971,393,333) 29,552,753,908 29,210,174,231 28,867,594,553 28,525,014,876 28,182,435,199 27,839,855,523 27,497,275,846 27,154,696,170 26,812,116,494 26,469,536,818
Cummulative Cash Flow (173,971,393,333) (144,418,639,425) (115,208,465,195) (86,340,870,641) (57,815,855,765) (29,633,420,567) (1,793,565,044) 25,703,710,802 52,858,406,973 79,670,523,466 106,140,060,284
PV Factor 100% 89.29% 79.72% 71.18% 63.55% 56.74% 50.66% 45.23% 40.39% 36.06% 32.20%
PV of Cash flow (173,971,393,333) 26,386,387,418 23,286,172,059 20,547,383,605 18,128,162,641 15,991,470,591 14,104,537,217 12,438,371,153 10,967,326,344 9,668,717,999 8,522,482,440
Cummulative PV (173,971,393,333) (147,585,005,916) (124,298,833,857) (103,751,450,252) (85,623,287,611) (69,631,817,020) (55,527,279,803) (43,088,908,650) (32,121,582,306) (22,452,864,307) (13,930,381,867)
NPV 28,692,396,145
No Kriteria Kelayakan
1 IRR 14.73% tahun 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5 tahun 6 tahun 7
2 Net B/C ratio DF 12 % 1.16 173,971,393,333 3,430,949,199 4,549,729,226 5,668,509,252 6,787,289,279 7,906,069,306 9,024,849,334 10,143,629,361
3 NPV DF 12 % (Rp) 28,692,396,145 170,540,444,134 165,990,714,909 160,322,205,656 153,534,916,377 145,628,847,072 136,603,997,738 126,460,368,377
4 Pay Back Period 13,8 tahun
RASIO KELAYAKAN
Uraian Tahun 11 Tahun 12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun 15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun 18 Tahun 19 Tahun 20
Inflow
a. Pendapatan 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000
b. Kredit
- investasi - - - - - - - - - -
- modal kerja - - - - - - - - - -
c. Dana Sendiri
- investasi - - - - - - - - - -
- modal kerja - - - - - - - - - -
d. Nilai sisa - - - - - - - - - -
Jumlah 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000
Inflow untuk IRR 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000 38,524,000,000
Outflow
a. Biaya investasi - - - - - - - - - -
b. Biaya operasional / ops cost 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333 8,931,393,333
c. Angsuran - - - - - - - - - -
d. Pajak 6,163,464,483 6,163,464,482 6,163,464,481 6,163,464,480 6,163,464,479 6,163,464,478 6,163,464,477 6,163,464,476 6,163,464,475 6,163,464,474
Jumlah 15,094,857,817 15,094,857,816 15,094,857,814 15,094,857,813 15,094,857,812 15,094,857,811 15,094,857,810 15,094,857,809 15,094,857,808 15,094,857,807
Outflow untuk IRR 15,094,857,817 15,094,857,816 15,094,857,814 15,094,857,813 15,094,857,812 15,094,857,811 15,094,857,810 15,094,857,809 15,094,857,808 15,094,857,807
Arus Bersih (NCF) 23,429,142,183 23,429,142,184 23,429,142,186 23,429,142,187 23,429,142,188 23,429,142,189 23,429,142,190 23,429,142,191 23,429,142,192 23,429,142,193
Cashflow untuk IRR 23,429,142,183 23,429,142,184 23,429,142,186 23,429,142,187 23,429,142,188 23,429,142,189 23,429,142,190 23,429,142,191 23,429,142,192 23,429,142,193
Cummulative Cash Flow 129,569,202,468 152,998,344,652 176,427,486,837 199,856,629,024 223,285,771,212 246,714,913,401 270,144,055,590 293,573,197,781 317,002,339,973 340,431,482,166
PV Factor 28.75% 25.67% 22.92% 20.46% 18.27% 16.31% 14.56% 13.00% 11.61% 10.37%
PV of Cash flow 6,735,318,517 6,013,677,248 5,369,354,686 4,794,066,684 4,280,416,682 3,821,800,609 3,412,321,973 3,046,716,047 2,720,282,185 2,428,823,380
Cummulative PV (7,195,063,350) (1,181,386,102) 4,187,968,584 8,982,035,268 13,262,451,950 17,084,252,559 20,496,574,532 23,543,290,580 26,263,572,765 28,692,396,145
- 24 -
BAB III
PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN
B. Ketentuan Perpajakan
Pemungutan pajak atas Bantuan Pemerintah dilakukan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang
berlaku.
C. Sanksi
BAB IV
A. Pembinaan
Pembinaan terhadap pemanfaatan dan pengelolaan dilakukan secara
berjenjang, mulai dari tingkat pusat (Direktorat Jenderal Penguatan Daya
Saing Produk Kelautan dan Perikanan), Tingkat Provinsi. dan
Kabupaten/Kota yang membidangi kelautan dan perikanan maupun
instansi lainnya.
a. Tingkat Pusat
1) melakukan koordinasi dan kerja sama dengan pemerintah Provinsi
dan Kabupaten/Kota dalam rangka monitoring dan evaluasi
pemanfaatan Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan
pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam rangka
penyelesaian masalah yang dihadapi dalam pengelolaan Pasar
Ikan Modern atau hal lain yang diperlukan;
2) mengidentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana pemasaran
produk hasil perikanan dalam peningkatan daing produk kelautan
dan perikanan;
3) melakukan pembinaan teknis dan hal lain yang diperlukan kepada
pengelola sesuai dengan kewenangannya; dan
4) melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan.
b. Tingkat Provinsi
1) melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pemerintah
Kabupaten/Kota dalam rangka monitoring dan evaluasi
pemanfaatan Pasar Ikan Modern;
2) melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pemerintah
Kabupaten/Kota dan atau instansi lainnya dalam rangka
penyelesaian masalah yang dihadapi dalam pengelolaan Pasar
Ikan Modern atau hal lain yang diperlukan;
3) mengidentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana pemasaran
produk hasil perikanan dalam peningkatan daya saing produk
kelautan dan perikanan;
- 27 -
c. Tingkat Kabupaten/Kota
1) melakukan koordinasi dan kerja sama dengan instansi pemerintah
Kabupaten/Kota didaerahnya dalam rangka pembinaan dan
optimalisasi pemanfaatan Pasar Ikan Modern;
2) melakukan monitoring secara berkala atas pemanfaatan dan
pengelolaan Pasar Ikan Modern;
3) mengidentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana pemasaran
produk hasil perikanan dalam peningkatan daya saing produk
kelautan dan perikanan;
4) melaporkan hasil monitoring dan evaluasi atas pemanfaatan dan
pengelolaan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi atau
yang membidangi dan ditembuskan kepada Direktur Jenderal
Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan; dan
5) memfasilitasi penyediaan sarana prasana yang diperlukan dalam
rangka optimalisasi pemanfaatan Pasar Ikan Modern serta hal lain
yang diperlukan sesuai dengan kewenangannya.
B. Monitoring
Monitoring merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pengendalian pemanfaatan Pasar Ikan Modern agar sesuai dengan
perencanaan dan prosedur yang telah ditentukan. Monitoring dilakukan
dengan cara menggali informasi tentang aktivitas pemanfaatan/
pengelolaan, hambatan-hambatan dan permasalahan dalam
menjalankan/mengoperasikan aset tersebut.
Kegiatan monitoring dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan
Perikanan dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota atau SKPD
terkait yang mendapat tugas monitoring.
- 28 -
C. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui pencapaian akhir dari
pengelolaan aset apakah sudah sesuai dengan perencanaan dan prosedur
yang telah ditetapkan.
a. Evaluasi Proses (Formatif)
Evaluasi proses dilakukan pada setiap tahapan operasionalisasi
aset. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan setiap
tahapan proses kegiatan telah sesuai prosedur operasional atau belum.
Hasil evaluasi ini digunakan sebagai bahan perbaikan setiap tahapan
proses yang dilaksanakan.
b. Evaluasi Akhir (Summatif)
Kegiatan evaluasi ini dilakukan untuk mengukur dampak
keberadaan asset terhadap peningkatan mutu hasil perikanan dan
peningkatan penghasilan pelaku usaha perikanan. Dengan kata lain
evaluasi ini dilakukan untuk menilai aspek manfaat dari keberadaan
aset tersebut.
c. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pembangunan dan operasionalisasi aset
dapat dilihat pada aspek ekonomi, mutu, dan peningkatan konsumsi
ikan masyarakat sekitar sebagai berikut:
- 29 -
1) Aspek Ekonomi
a) meningkatnya modal Pengelola;
b) meningkatnya kemampuan Pengelola untuk mengembangkan
usaha;
c) meningkatnya kerja sama antara Pengelola dengan pelaku
usaha perikanan.
2) Aspek Mutu
a) tersedianya ikan dengan mutu yang baik sebagai bahan baku
kuliner ikan; dan
b) meningkatnya/bervariasinya masakan ikan yang dipasarkan.
3) Aspek Peningkatan Konsumsi
Meningkatnya kunjungan masyarakat sehingga mendorong
peningkatan konsumsi ikan.
D. Pelaporan
Pengelola diwajibkan untuk membuat laporan dan
menyampaikannya kepada Dinas Kabupaten/Kota, kemudian
disampaikan secara berjenjang dari Dinas Kabupaten Kota ke Dinas
Propinsi ke Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan
dan Perikanan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Laporan setiap bulan dikirimkan ke Dinas Kabupaten/Kota.
b. Dinas Kabupaten/Kota mengkompilasi laporan dari setiap Pengelola
untuk disampaikan ke Dinas Provinsi dan ditembuskan ke Direktorat
Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan.
c. Laporan paling lambat disampaikan tanggal 10 setiap bulannya.
Laporan operasional ditujukan kepada Direktur Pemasaran dengan
alamat:
BAB V
PENUTUP
DIREKTUR JENDERAL
PENGUATAN DAYA SAING PRODUK
KELAUTAN DAN PERIKANAN
ttd.
NILANTO PERBOWO
Esti Budiyarti
Lampiran II : Peraturan Direktur Jenderal
Peningkatan Daya Saing Produk
Kelautan dan Perikanan
Nomor 19/PER-DJPDSPKP/2017
tentang Petunjuk Teknis
Pengelolaan Bantuan Pemerintah
Pembangunan Pasar Ikan Modern
Tahun 2017
NOMOR: ………….
Pada Hari Ini …… Tanggal ………. Bulan ……….Tahun ………. (………..), kami
yang bertanda tangan di bawah ini:
I. Nama : ………
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker Direktorat
Pemasaran bertindak untuk dan atas nama Kuasa
Pengguna Anggaran.
Alamat :
Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat dengan sebenarnya dan
ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari ini dan tanggal tersebut diatas,
untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Meterai 6000
(………………..) (..………………)
NIP. …………………………….
Mengetahui,
Dinas Kelautan dan Perikanan,
Kabupaten/Kota…………..
(….……………..)
NIP. ……………………………..
Jabatan : …………………………………….
DIREKTUR JENDERAL
PENGUATAN DAYA SAING PRODUK
KELAUTAN DAN PERIKANAN
ttd.
NILANTO PERBOWO
Esti Budiyarti
Lampiran III : Peraturan Direktur Jenderal
Peningkatan Daya Saing Produk
Kelautan dan Perikanan
Nomor 19/PER-DJPDSPKP/2017
tentang Petunjuk Teknis
Pengelolaan Bantuan Pemerintah
Pembangunan Pasar Ikan Modern
Tahun 2017
…………………….. ……………
NIP …………………
Mengetahui
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan,
Kabupaten/Kota…………..
NIP. …………..
DIREKTUR JENDERAL
PENGUATAN DAYA SAING PRODUK
Salinan sesuai dengan aslinya
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Kepala Bagian Hukum, Kerja Sama,
dan Humas
ttd.
NILANTO PERBOWO
Esti Budiyarti
Lampiran IV : Peraturan Direktur Jenderal
Peningkatan Daya Saing Produk
Kelautan dan Perikanan
Nomor 19/PER-DJPDSPKP/2017
tentang Petunjuk Teknis
Pengelolaan Bantuan Pemerintah
Pembangunan Pasar Ikan Modern
Tahun 2017
(…nama…) (…nama…)
NIP.
DIREKTUR JENDERAL
Salinan sesuai dengan aslinya PENGUATAN DAYA SAING PRODUK
Kepala Bagian Hukum, Kerja Sama, KELAUTAN DAN PERIKANAN
dan Humas
ttd.
Meterai 6000
(nama ketua)
ttd.
SURAT PERNYATAAN
KESIAPAN MENERIMA BANTUAN PEMERINTAH BANTUAN PEMERINTAH
PEMBANGUNAN PASAR IKAN MODERN TAHUN 2017
………………………………
NIP.
DIREKTUR JENDERAL
Salinan sesuai dengan aslinya PENGUATAN DAYA SAING PRODUK
Kepala Bagian Hukum, Kerja Sama, KELAUTAN DAN PERIKANAN
dan Humas
ttd.
NILANTO PERBOWO
Esti Budiyarti
Lampiran VII : Peraturan Direktur Jenderal
Peningkatan Daya Saing Produk
Kelautan dan Perikanan
Nomor 19/PER-DJPDSPKP/2017
tentang Petunjuk Teknis
Pengelolaan Bantuan Pemerintah
Pembangunan Pasar Ikan Modern
Tahun 2017
………………………………
NIP.
DIREKTUR JENDERAL
PENGUATAN DAYA SAING PRODUK
Salinan sesuai dengan aslinya KELAUTAN DAN PERIKANAN
Kepala Bagian Hukum, Kerja Sama,
dan Humas ttd.
NILANTO PERBOWO
Esti Budiyarti