Anda di halaman 1dari 9

4.

NILAI PINDAH SILANG (CROSSING OVER )

Gen-gen yang terangkai pada satu kromosom biasanya letaknya tidak berdekatan satu
dengan lainnya, sehingga gen-gen itu dapat mengalami perubahan letak yang
disebabkan karena adanya penukaran segmen dari kromatid-kromatid pada sepasang
kromosom homolog. Peristiwa ini sering disebut dengan pindah silang (crossing over).
Jadi pindah silang adalah proses penukaran segmen dari kromatid-kromatid bukan
saudara (nonsister chromatids) dari sepasang kromosom homolog.

Peristiwa pindah silang umum terjadi pada setiap gametogenesis (peristiwa


pembentukan gamet) pada kebanyakan makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan dan
manusia. Pindah silang terjadi ketika meiosis I (akhir profase I atau permulaan
metafase I), yaitu ketika kromosom telah mengganda menjadi dua kromatid.

Pada waktu kromosom-kromosom hendak memisah (yaitu pada anafase I),


kromatid-kromatid yang bersilang itu melekat dan putus dibagian kiasma, kemudian
tiap potongan itu melekat pada kromatid sebelahnya secara timbal nalik. Berhubung
dengan itu gen-gen yang terletak pada bagian yang pindah itu akan berpindah pula
tempatnya ke kromatid sebelahnya (homolognya).

 Pindah silang dibedakan atas 2 yaitu :


1. Pindah silang tunggal, ialah pindah silang yang terjadi pada satu tempat. Dengan
terjadinya pindah silang itu akan terbentuk 4 macam gamet. Dua macam gamet
memiliki gen-gen yang sama dengan gen-gen yang dimiliki induk (parental), maka
dikatakan gamet-gamet tipe parental. Dua gamet lainnya merupakan gamet-gemet baru,
yang terjadi sebagai akibat adanya pindah silang. Gamet-gamet ini dinamakan gamet-
gamet tipe rekombinasi. Gamet-gamet tipe parental dibentuk jauh lebih banyak
dibandingkan dengan gamet-gamet tipe rekombinasi.

2. Pindah silang ganda, ialah pindah silang yang terjadi pada dua tempat. Jika pindah
silang ganda (double crossing over) berlangsung diantara dua buah gen yang terangkai
(misalnya gen A dan B), maka terjadinya pindah silang ganda itu tidak akan nampak
dalam fenotip, sebab gamet-gamet yang dibentuk hanya dari tipe parental saja, atau dari
tipe rekombinasi saja, atau dari tipe parental dan tipe rekombinasi akibat pindah silang
tunggal. Akan tetapi jika diantara gen A dan B masih ada gen ketiga, misalnya gen C,
maka terjadinya pindah silang ganda antara gen A dan B akan tampak.
Kemungkinan terjadinya pindah silang ternyata dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain seperti :

1. Temperatur yang melebihi atau kurang dari temperatur biasa dapat


memperbesar kemungkinan terjadinya pindah silang.
2. Makin tua suatu individu, makin kurang kemungkinan untuk mengalami pindah
silang.
3. Zat kimia tertentu dapat memperbesar kemungkinan pindah silang.
4. Penyinaran dengan sinar X dapat memperbesar kemungkinan pindah silang.
5. Makin jauh jarak antara gen-gen yang terangkai, makin besar kemungkinan
terjadinya pindah silang.
6. Pada umumnya pindah silang terjadi pada makhluk betina maupun jantan. Tapi
ada pengecualian, yaitu pada ulat sutera (Bombix mori) yang betina tidak pernah
terjadi pindah silang, demikian pula pada lalat Drosophila melanogaster jantan.

 APLIKASI

 Proses pertukaran gen-gen antara kromatid-kromatid yang bukan pasangannya


pada sepasang kromosom homolog.
 Tempat persilangan dua kromatid disebut chiasma, dan terjadi pada peristiwa
meiosis I
 Dikembangkan oleh : Morgan pada tanaman ercis bunga ungu pollen lonjong
(PPLL) yang. disilangkan dengan bunga merah pollen bulat (ppll)
 Hasil temuannya pada F1 adalah bunga ungu pollen lonjong (PpLl)
 Hasil temuan pada F2 ternyata dihasilkan rasio fenotip galur induk ( KP) dengan
galur rekombinan (KR) yang tidak sesuai dengan hukum mendell; Ungu lonjong :
Ungu Bulat : merah lonjong : merah bulat = 9 : 1 : 1 : 9

 Hasil Pindah silang akan terbentuk:


1. Kombinasi Parental (KP)
2. Kombinasi Rekombinan (RK)
Gen yang berpautan tidak selamanya terpaut. Pindah silang menyebabkan pergantian
alel diantara kromosom homolog, menghasilkan kombinasi yang tidak ditemukan pada
induknya. Pindah silang meningkatkan keragaman genetik selain yang dihasilkan oleh
pengelompokkan gen secara bebas.
Ketentuan:
Nilai pindah silang adalah angka yang menunjukkan persentase kombinasi baru
yang dihasilkan akibat terjadinya pindah silang. Nilai pindah silang (satuan dalam %)
sama dengan jarak gen. Nilai pindah silang juga sama dengan nilai rekombinasi gen
berpautan. Pindah silang terjadi jika 50% <>
Pada umumnya pindah silang dijumpai pada makhluk betina maupun jantan.
Namun pada ulat sutra (Bombyx mori) betina tidak pernah terjadi pindah silang.
Sementara itu, Drosophyla yang jantan tidak mengalami pindah silang.
Contoh soal pindah silang:
Penyelesaian:

Nilai pindah silang (NPS) sama dengan nilai RK = 8 %, yaitu jumlah rekombinasi
hasil pindah silang. Perbandingan gamet yang terbentuk akibat adanya pindah silang PH
: Ph : pH : ph = 23 : 2 : 2 : 23
Contoh lain:
Misalkan, dari seluruh populasi sel ada 20% sel mengalami pindah silang dan 80%
lainnya tidak mengalami pindah silang, maka kombinas parental yang diperoleh adalah:
AB = 50% x 0,8 = 40 %
Ab = 50% x 0,8 = 40 %
Sementara rekombinan yang mungkin dihasilkan adalah :
AB = 25 % x 0,2 = 5 %
Ab = 25 % x 0,2 = 5 %
aB = 25 % x 0,2 = 5 %
Ab = 25 % x 0,2 = 5 %
Pada sel tersebut frekuensi kombinasi parentalnya, yaitu gamet AB 45% (40% +
5%) dan ab 45% juga sehingga total keseluruhan 90%. Sementara itu, frekuensi
rekombinan aB = 5% dan Ab = 5% sehingga total yang terbentuk adalah 10%.
Peristiwa pindah silang dari gen yang terpaut akan menghasilkan kombinasi parental
lebih dari 50%. Adapun rekombinannya dapat dipastikan dibawah 50%
Jadi jika ada data hasil perkawinan misal F2 didapatkan Mangga manis
berukuran besar 1000 , Manis namun ukurannya kecil 200 , Asam namun besar 100 dan
asam kecil berjumlah 1000 maka Nilai pindah silangnya dapat dicari dengan mudah
dengan rumus Yang ANEH / total = 300 / 3000 X 100% = 10 % OK
Aneh yang saya maksudkan adalah yang mengalami pindah silang sehingga lebih ada
variatif yaitu yang nilainya kecil asam besar dan , Manis kecil .

C. PEMBUATAN PETA KROMOSOM


Peta kromosom yaitu skema sebuah kromosom yang dinyatakan sebagai sebuah garis
lurusyang memperlihatkan lokus setiap gen yang terletak pada kromosom tersebut atau
dengan kata lain, peta kromosom adalah gambar skema sebuah kromosom yang dinyatakan
sebagai sebuah garis lurus dimana diperlihatkan lokus setiap genyang terletak pada
kromosom itu. Sentromer dari kromosom biasanya dianggap sebagai pangkal, maka diberi
tanda 0 (angka 0). Pada lokus setiap gen dibubuhkanangka yang menunjukkan jarak antara
gen itu dengan sentromer atau jarak antara satu gen dengan gen yang lain.

A. Membuat Peta Kromosom dengan Gen Rangkap Tiga Drosophila Melanogaster.


Jika hanya dengan menggunakan dua gen yang terangkai, adanya pindah siang ganda
tidak dapat diketahui dari keturunan hasil uji silang. Untuk itu, dalam membuat peta
kromosom sebaiknya kita menggunakan gen rangkap tiga waktu di lakukan uji silang.
Contohnya sebagai berikut :
Mula-mula kita mengawinkan Drosophila betina homozigotik untuk gen-gen resesip
cu (sayap berkeluk), sr (tubuh bergaris), dan e (tubuh hitam) dengan lalat jantan tipe lia
(normal) homozigotik, yaitu Cu ( sayap lurus), Sr (tubuh tak bergaris), E (tubuh kelabu).
Gen-gen tersebut terdapat pada kromosom no. III. Lalat betina trihibrid F1 kemudian diuji
silang dengan lalat jantan yang sama sekali resesip, yaitu sayap berkeluk, tubuh bergaris,
tubuh hitam. Hasilnya berupa lalat-lalat F2 yang nampak pada gambar X-12.Setelah
mendapatkan lalat-lalat F2 sebagai hasil uji silang itu, kita mengambil langkah sebagai
berikut :
1. Tetapkan genotip parental dengan jalan :
2. Jika mungkin, mengadakan rekonstruksi perkawinan lalat-lalat perental.
3. Memperhatikan kelas fenotip yang paling banyak dalam keturunan itu, tetapi hanya
berguna bila data parentalnya tidak diketahui.
4. Tetapkan tipe-tipe rekombinasi yang dihasilkan oleh adanya pindah silang ganda. 5.
Kemudian kita kita tetapkan urutan letak gen yang sebenarnya.
5. Cari jarak antara peta antara gen-gen tersebut.
Pindah silang (Ps) antara gen cu dan sr menghasilkankelas fenotip 3, 4, 7 dan 8. jumlah tipe
rekombinasi dari kelas ini adalah 107 + 97 + 1 + 2 = 207 .
Karena itu, Ps antara cu dan sr = 207 / 1926 = 10,75%.
Ps antara gen sr dan e menghasilkan kelas fenotip 5, 6, 7 dan 8. jumlah tipe rekombinasi dari
kelas ini adalah 86 + 94 + 1 + 2 = 183.
Karena itu, Ps antara sr dan e = 183 / 1926 = 9,50%.
Jadi : jarak cu – sr = 10,75 unit.
Jarak sr – e = 9,50 unit.
6. gambar peta kromosom relatip adalah sebagai berikut :
Penggunaan rangkap tiga ini hanya akan bermanfaat apabila letak gen satu dengan lainnya
yang terangkai tidak terlalu dekat, sehingga masih di mungkinkan berlangsungnya pindah
silang ganda. Para ahli genetika Drosophila telah menetapkan bahwa batas minimum itu
adalah 10 unit,. Jadi apabila jarak antara satu gen dengan gen lainnya kurang dari 10 unit,
maka tidak akan terjadi pindah silang ganda.

B. Koinsidens dan Interferensi


Terjadinya pindah silang antara segmen-segmen dari kromosom tertentu kebanyakan
merupakan fenomena secara kebetulan saja, tetapi distribusinya tidak acak-acakan.
Berdasarkan hukum kemungkinan, maka terjadinya dua pindah silang secara simultan sama
dengan hasil perkalian dan besarnya kemungkinan untuk tiap pindah silang yang berlangsung
secara terpisah di dua tempat itu. Suatu pindah silang yang terjadi pada suatu tempat tentu
menghambat terjadinya pindah silang lainnya yang berdekatan dinamakan Interferensi. Untuk
mencari interferensi, terlebih dahulu harus dicari Koefisien Koinsidens (di singkat KK), yaitu
perbandingan antara banyaknya pindah silang ganda yang sesungguhnya dengan banyaknya
pindah silangganda yang diharapkan.
 Singkatnya :
Banyaknya pindah silang ganda yang sesungguhnya ( KK = ------------------- )
Banyaknya pindah silang ganda yang diharapkan
Koefisien Koinsidens (disingkat KI) = 1 – KK

Jadi apabila terdapat interferensi lengkap, tidak akan menghasilkan pindah silang
ganda, dan koinsidens dengan nol. Sebaliknya, apabila tidak terjadi interferensi, maka KK
=1.
Dari contoh gambar di muka ( Gambar X – 12) maka :
- pindah silang ganda yang sesungguhnya = = 0,0016
- pindah silang yang diharapkan = 0,1075 x 0,095 = 0,0102
0,0016
KK = --------- = 0,16
0,0102
KI = 1 – 0,16 = 0,84
Ini berarti bahwa pindah silang ganda yang terjadi itu hanya 16% saja dari pindah
silang ganda yang diharapkan. Interferensi akan kecil apabila gen-gen yang bersangkutan
letaknya saling berjauhan. Apabila KK melebihi 1, maka interferensi menjadi negatip.

C. Berangkai, pindah silang dan peta kromosom pada manusia.


Mudah dimengerti kiranya bahwa mempelajari berangkai dan pindah silang serta
pembuatan peta kromosom pada manusia jauh lebih sukar daripada dengan menggunakan
bahan lalat Drosophila dan tumbuh-tumbuhan. Ini disebabkan karena beberapa hal, antara
lain :
1. Pada manusia tidak dapat dilakukan percobaan dengan cara mengawinkan manusia
seperti kehendak kita;
2. Gen-gen yang telah diketahui menimbulkan kelainan / penyakit pada manusia yang
jarang dijumpai dan biasanya pengaruh dari gen yang merugikan itu baru akan
nampak setelah beberapa generasi;
3. Jumlah kromosom di dalam inti sel tubuh manusia terlalu besar (yaitu 46 kromosom),
sehingga kemungkinan adanya gen-gen yang terangkai sangat kecil.
4. Meskipun demikian pada manusia dikenal suatu penyakit semacam buta malam tetapi
dapat berakaibat buta, yaitu penyakit retinitis pigmentosa. Penyakit ini disebabkan
oleh gen dominan R yang terangkai tak sempurna pada kromosom-X.
5. Seorang perampuan yang menderita penyakit itu dan menikah dengan laki-laki normal
akan mempunyai anak yang semuanya menderita penyakit tersebut.

Untuk membuat peta kromosom harus menggunakan individu trihibrid (yang


berangkai) yang diuji silang.
CONTOH : Diketahui :
C = sayap lurus , c = sayap berlekuk,
S = tubuh tidak bergaris, s = tubuh bergaris,
E = tubuh kelabu, e = tubuh hitam
Apabila trihibrid (yang berangkai) ditestcross (diujisilang) dihasilkan data sebagai berikut :
1. CSE = 786 – PAR* 5. Cse = 107 – PST
cse cse
2. cse = 753 – PAR* 6. cSE = 97 – PST
cse cse
3. CsE = 1 – PSG** 7. CSe = 86 – PST
cse (REK) cse
4. cSe = 2 – PSG** 8. csE = 94 – PST
cse (REK) cse
PST = pindah silang tunggal, PSG = pindah silang ganda
PAR = tipe parental, REK = tipe rekombinasi
PAR PSG gamet tipe REK
CSECSECsE
csecsecSe
Letak gen trihibrid pada parental yang benar adalah :
CSE
cse
Letak gen-gen pada parental sudah benar, maka :
Jarak antara gen c – s =
(cSE) + (Cse) + (CsE) + (cSe) x 100%
jumlah individu seluruhnya
(97 + 107 + 1 +2 x 100%)/1926 = 10,75% = 10,75 m.u.
Jarak antara gen s – e =
(CSe) + (csE) + (CsE) + (cSe) x 100%
jumlah individu seluruhnya
(86 + 94 + 1 + 2 x 100%)/1926 = 9,5% = 9,5 m.u.

Anda mungkin juga menyukai