Anda di halaman 1dari 10

R.A.

N SALSABILA TRI ADINDA


06111381722054

HUKUM ARCHIMEDES

Hukum archimedes ditemukan oleh Archimedes. Archimedes berasal dari Yunani pada
tahun 187-212 SM yan merupakan seorang matematikawan, ilmuwan, insinyur, penemu, dan
astronomer dan terkenal dengan penemu hukum hidrostika atau yang sering disebut dengan
Hukum Archimedes.

Penemuannya dimulai dari ketika ia menemukan satu metode untuk menentukan volume
suatu objek yang memiliki bentuk yang tidak rata (irregular). Alkisah sebuah mahkota untuk
Raja Hiero II dipesan oleh sang raja dengan bahan baku yang disuplai dari sang raja yakni emas
murni. Setelah mahkota emas tersebut telah dibuat dan dipersembahkan kepada raja, namun sang
raja menduga adanya kecurangan yang dilakukan oleh si pembuat mahkota. Oleh karena itu,
Archimedes diperintahkan oleh raja untuk menentukan apakah mahkota tersebut terbuat
seluruhnya dari emas murni atau dipalsukan dengan mengganti bahan bakunya menjadi perak
seperti dugaan raja.
Archimedes harus memecahkan masalah tersebut tanpa harus merusak mahkota raja
tersebut yang berarti ia tidak boleh mencairkan mahkota tersebut untuk kemudian dicetak
menjadi bentuk yang rata agar dapat dihitung massa jenisnya. Ketika ia sedang berendam di bak
mandinya, dia menyadari bahwa ketinggian air pada bak mandi bertambah seiring ia masuk ke
dalam air. Iapun menyadari bahwa efek ini dapat digunakan untuk menentukan volume mahkota
raja (yang kita sebut dengan hukum Archimedes).

Air dianggap fluida yang tidak mampu mampat, jadi mahkota yang dicelupkan ke air
akan memindahkan volume air sebanyak volume mahkota tersebut. Dengan membagi massa
mahkota dengan volume air yang dipindahkan maka didapatkan massa jenis mahkota (massa
jenis emas lebih berat dari massa jenis perak, dan nilanya telah diketahui). Saking gembiranya
mengetahui hal ini, Archimedes kemudian berlari dari bak mandinya dengan keadaan telanjang
sambil meneriakkan “Eureka!” (dari bahasa Yunani yang berarti “Aku telah menemukannya”).
Hasil tes sesungguhnya dari mahkota raja telah menunjukkan bahwa mahkota emas tersebut telah
dicampur dengan perak.
Ilustrasi soal pada Hukum Archimedes

Archimedes diperintahkan untuk menyelidiki apakah mahkota raja terbuat dari emas murni. Ia
menimbang mahkota tersebut dan pembacaan menunjukkan berat mahkota sebesar 8 N. Lalu,
mahkota tersebut ditimbang sambil dicelupkan ke air dan pembacaan menunjukkan berat
mahkota yang tercelup sebesar 7 N. Apa yang harus dikatakan Archimedes kepada raja? (
dan

Solusi:

Pertama-tama, perlu diketahui besar gaya apung yang diterima mahkota tersebut:

Kemudian, dapat dicari massa jenis mahkota tersebut:

Jadi, massa jenis mahkota raja didapat sebesar dimana jika mahkota tersebut terbuat dari emas
murni seharusnya memiliki massa jenis sebesar 19300 kg/m3.. Oleh karena itu, Archimedes harus
memberitahukan kepada raja bahwa mahkota tersebut tidak terbuat dari emas murni.
Sehingga Gaya archimedes atau hukum archimedes adalah hukum yang menyatakan
bahwa setiap benda yang tercelup baik seluruh atau sebagian dalam fluida, maka benda itu akan
menerima dorongan gaya ke atas ( atau gaya apung ). Besarnya gaya apung yang diterima
nilainya sama dengan berat fluida (bisa air atau benda cair lain) yang dipindahkan oleh benda
tersebut (berat = massa benda x percepatan gravitasi) dan mempunyai arah gaya yang
berlawanan atau bertolak belakang (arah gaya berat kebawah, arah gaya apung ke atas).

Berikut ini bunyi gaya archimedes:


“Zat cair akan memberikan gaya angkat terhadap suatu benda sebesar berat zat cair yang
dipindahkan benda itu.”

Hokum Archimedes ini bisa disebut juga dengan gaya apung yang mengakibatkan suatu
benda dengan berat yang sama menjadi lebih ringan jika diangkat di dalam zat cair. Untuk
membuktikannya, sobat bisa mencoba mengangkat sebuah batu di luar kolam, kemudian sobat
berengan dan cobalah untuk mengangkat batu tersebut, dan contohnuya Ketika kita sedang
berjalan atau berlari didalam air, tentu akan merasakan jika langkah kita sangat berat apabila
dibandingkan dengan kita melangkah di permukaan tanah. Gejalan ini penyebabnya karena
terdapat tekanan dari zat cair.

Dengan demikian maka resultan gaya antara gaya berat dengan gaya ke atas merupakan
berat benda dalam air. Selanjutnya berat disebut dengan berat semu yaitu berat benda tidak
sebenarnya karena benda berada dalam zat cair. Benda dalam air diberi simbol WS.
Hubungan antara berat benda di udara (W), gaya ke atas (Fa) dan berat semu (Ws) adalah :

dengan: Ws = W - Fa

Ws = berat benda dalam zat cair (Kg⋅m/s2)


W = berat benda sebenarnya (Kg⋅m/s2)
Fa = gaya apung (N)
dan besarnya gaya apung (Fa) dirumuskan sebagai berikut :

Fa = ρcair Vb g
dengan:
ρcair = massa jenis zat cair (kg/m3)
Vb = volume benda yang tercelup (m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

Jika benda dicelupkan ke dalam zat cair atau fluida, maka ada 3 kemungkinan yang terjadi
yakni tenggelam, melayang, dan terapung.

1. Benda Terapung

benda terapung

Suatu benda akan mengapung apabila massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis
zat cair (ρb < ρc) dan gaya apung sebuah benda lebih besar dari gaya berat benda tersebut (Fa >
Wb). Saat benda tersebut terapung maka hanya sebagian volume benda yang tercelup ke dalam
zat cair, sedangkan sebagian lagi dalam keadaan mengapung. Volume total benda sejumlah dari
volume benda yang tercelup ditambahkan dengan volume benda yang mengapung.

Vb = V’ + V”Fa = ρc.V”.g
Dengan :

 V’= volume benda yang terapung (m3)


 V”= volume benda yang tercelup (m3)
 Vb= volume benda keseluruhan (m3)
 Fa= gaya apung
 (N) ρc= massa jenis zat cair (kg/m3)
 g= gravitasi (m/s2)
2. Benda Melayang

benda melayang

Suatu benda akan melayang apabila massa jenis benda sama dengan massa jenis zat cair
(ρb = ρc). Benda melayang tersebut akan berada di antara permukaan zat car dan dasar bejana.

Pada benda melayang ada dua gaya yakni: Fa dan W. Didalam kondisi seimbang maka:

W = Fa
ρb . Vb . g = ρC . Vb . g
ρb = ρc
Dengan :

 FA adalah gaya apung


 (N) ρc adalah massa jenis zat cair (kg/m3)
 ρb adalah massa jenis benda (kg/m3)
 Vb adalah volume benda (m3)
 g adalah gravitasi (m/s2)

3. Benda Tenggelam

benda tenggelam

Benda dinyatakan tenggelam dalam zat cair apabila posisi benda selalu berada pada dasar
tempat zat cair berada. Keadaan ini terjadi saat massa jenis zat cair lebih kecil dari massa jenis
benda (ρb > ρc) . Contohnya besi atau baja akan tenggelam jika dimasukkan ke dalam air.
Dalam keadaan seimbang maka W = N + Fa sehingga:

W > Fa
m.g > ρc . Vb . g
> ρb. Vb . g
ρb > ρc
ket :
ρb = Masa jenis benda
ρzc = Massa jenis zat cair

Penerapan Hukum Archimedes


Jika sobat ingin tahu benda apa saja yang prinsip kerjanya menggunakan hukum archimedes,
berikut ini saya akan jelaskan.

1. Kapal Selam

Sobat pasti sudah tahukan apa itu kapal selam, nah ternyata kapal selam itu prinsip
kerjanya menggunakan hukum archimedes ini. Jika kapal hendak menyelam, maka air laut
dimasukkan ke dalam ruang cadangan sehingga membuat berat kapal bertambah. Untuk
mengatur posisi kedalaman kapal selam, maka ada bagian yang mengatur banyak sedikitnya air
laut yang dimasukkan.

Sebaliknya, jika ingin mengapung, air laut dikeluarkan untuk membuat berat kapal selam
menjadi berkurang. Jika suatu kapal selam menyelam terlalu dalam, maka akan mengakibatkan
kapal hancur, hal ini karena tekanan hidrostatis yang semakin ke dalam semakin besar.
2. Hidrometer

Bagi yang belum tahu apa itu hidrometer, jadi itu adalah alat untuk mengukur massa jenis
suatu zat cair. Berbentuk tabung yang berisi pemberat dan ruang udara sehingga akan terapung
tegak dan stabil seketika. Hidrometer terbuat dari kaca dengan bagian bawahnya diberi butiran
timbal yang fungsinya sebagai beban sehingga tabung kaca akan tetap tegak dalam zat cair.

3. Bejana Berhubungan

Bejana berhubungan adalah wadah yang tidak besekat atau saling berhubungan. Jika diisi
zat cair yang sejenis, maka permukaannya akan sama tinggi, sedangkan jika diisi zat cair yang
berbeda jenis, maka permukaannya akan berbeda tingginya.

4. Balon Udara
Penerapan hukum archimedes dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya berlaku
untuk benda jenis cair tetapi juga benda jenis gas. Agar bisa melayang di udara balon
udara harus diisi dengan gas yang mempunyai masa jenis lebih kecil daripada udara
atmosfer.
Balon udara bisa melayang karena mendapatkan gaya ke atas, misalkan balon
udara diisi dengan udara yang dipanaskan, karena udara yang dipanaskan mempunyai
tingkat kerenggangan lebih besar daripada udara biasa.

5. Jembatan Poton

Jembatan Poton

Jembatan poton adalah jembatan mengambang yang disandarkan ke semacam


ponton untuk menyangga landasan jembatan dan beban dinamis di atasnya. Jembatan
ponton biasanya merupakan bangunan temporer, walaupun ada juga yang dipergunakan
untuk jangka waktu yang lama. Jembatan mengambang yang permanen sangat berguna
untuk menyeberangi perairan di mana dianggap tidak ekonomis untuk membuat sebuah
jembatan yang digantungkan pada dermaga. Jembatan semacam ini dapat memiliki
bagian yang ditinggikan atau yang dapat diangkat, untuk jalan lewat kapal.

Contoh Soal

1. Hitunglah gaya apung yang dialami oleh benda bervolume 400 cm3 yang dimasukkan ke
dalam air dan berada dalam posisi melayang.
Pembahasan :

Dik : Vb = 4 x 10-4 m3 ;

ρc = 103 kg/m3.

Dit : Fa?

Jawab:
Fa = ρc.Vb.g
⇒ FA = 103.(4 x 10-4) (10)
⇒ FA = 4 N.

2. Untuk lebih memahami Hukum Archimedes, mari coba kerjakan contoh soal di bawah
ini yuk!

Diketahui:

m1 = 50 kg

m2 = 25 kg

ρ = 1000 kg/m3

Ditanya: Fa dan V ?

Jawab:

F1 = m1 x g = 50 x 10 = 500 N

F2 = m2 x g = 25 x 10 = 250 N

Fa = F1 - F2 = 500 – 250 = 250 N

Anda mungkin juga menyukai