Anda di halaman 1dari 21

Protokol TCP IP

1. Network layer

 Merupakan layer terbawah dalam hirarki TCP/IP

 Menyediakan sarana untuk mengirimkan data ke devais lain yang

terhubung ke network.

 Mendefinisikan bagaimana network untuk mentransmisikan datagram.

 ibandingkan dengan OSI, layer ini melingkupi 3 layer terbawah

dalam model OSI yaitu : Network, Data link, dan Physical layer.

 Fungsi lain yang ditangani pada level ini termasuk encapsulasi

datagram kedalam frame yang ditransmisikan oleh jaringan dan

konversi IP kedalam alamat yang cocok untk jaringan fisik dimana

datagram berada.

2. Internet layer

Internet protocol (IP)

IP merupakan merupakan inti dari TCP/IP dan merupakan protokol

terpenting dalam internet layer. IP menyediakan pelayanan pengiriman

paket elementer dimana TCP/IP dibangun. IP merupakan protokol yang

connection less dan tidak dilengkapi dengan detection error dan error

recovery.
Fungsi IP :

 Mendefinisikan datagram yang merupakan unit elementer di internet.

 Mendefinisikan skema pengalamatan.

 Melewatkan data antara network acces layer dan host to host transpor

layer.

 Routing datagram ke remote host.

 Menjalankan fragmentasi dan penyusunan kembali datagram.

3. Transport layer

Dua protokol dalam TCP/IP adalah TCP (transmission Control Protocol)

dan UDP (User Datagram Protocol). TCP menyediakan pelayanan

palyanan pengiriman data yang andal dengan deteksi dan koreksi

kesalahan end to end. TCP merupakan protokol yang connection

oriented. UDP menyediakan pelayanan pengiriman datagram yang

connection less dan tanpa dilengkapi deteksi dan koreksi kesalahan.

Kedua protokol ini mengirimkan data antar layer aplikasi dan layer

internet.

4. Application layer

 Layer ini melingkupi semua proses yang menggunakan protokol

transpor layer untuk mengirimkan data.

1
 Layer ini berhubungan langsung dengan service yang ditawarkan ke

user jaringan maka protokol-protokol baru masih perlu ditambahkan

untuk memperbanyak pelayanan ke user.

 Layer ini berisi protokol aplikasi seperti :

- Simple Mail protocol (SMTP) yaitu prorokol standart untuk

e-mail.

- File Transfer Protocol (FTP) protokol standart untuk

transfer data berformat binary, ASCII, dan EBCDIC.

- TELNET aplikasi yang menyediakan kemampuan terminal.

- Sinple Network Management Protocol (SNMP) protocol

standar untuk manajemen jaringan.

- Domain Name System (DNS).

I. VARIABLE-VARIABLE YANG DIUKUR PADA JARINGAN.

Variable-variable yang dapat di ukur pada jaringan adalah BER (Bit

Error Rate), delay, utilitas paket delay, paket drop., Utilitas link, Callison

rate. Variable-variable tersebut diatas terdapat pada masing–masing layer

sebagai berikut :

 Network layer : Parameter yang diukur adalah BER (Bit

2
Error Rate), Utilitas link, Callison rate.

 Internet layer : Parameter yang diukur adalah paket delay,

aket drop.

 Transport layer : Parameter yang diukur adalah delay, utilitas.

 Application layer : Parameter yang diukur adalah response time.

Berikut ini ada beberapa uraian dari parameter yang diukur pada jaringan

1. BER (Bit Error Rate)

Bit error rate adalah kesalahan terjadi dalam mengirimkan data akibat

redaman dan noise. Error ini bisa terjadi oleh pengaruh link biasanya dapat

dideteksi dengan deteksi error.

2. Callision rate

Masalah yang terjadi pada Ethernet Card.

3. Utilitas Link

Adalah seberapa besar link yang ada digunakan jika link yang

digunakan maksimum maka utilitas disebut maksimum (100%).

4. Paket Delay

Adalah waktu penundaan yang terjadi jika mengirimkan suatu paket

dari source ke destination.

5. Paket Drop

3
Terjadi karena perjalanan paket yang lama atau terjadi karena dalam

satu link tersebut terdapat lebih dari satu para meter. Misal dalam 1 link ada

trafik vidio kemudian ada trafik lain, misal VoIP (Voice over Internet

Protocol) jika tidak menggunakan buffer maka akan terjadi paket drop,

konsekuensi dari penggunaan buffrer akan menyebabkan delay bertambah.

6. Delay

Delay terjadi jika terdapat keterlambatan suatu pengiriman paket dari

source ke destination. Semakin lama paket yang diterima maka semakin

tinggi delay yang terjadi.

7. Response Time

Response time adalah total delay yang dialalami paket aplikasi

sebelum sebuah paket dikembalikan ke user.

II. VARIABLE-VARIABLE YANG DIUKUR PADA JARINGAN.

Variable-variable yang dapat di ukur pada jaringan adalah BER (Bit

Error Rate), delay, utilitas paket delay, paket drop., Utilitas link, Callison

rate. Variable-variable tersebut diatas terdapat pada masing–masing layer

sebagai berikut :

4
 Network layer : Parameter yang diukur adalah BER (Bit

Error Rate),

Utilitas link, Callison rate.

 Internet layer : Parameter yang diukur adalah paket delay,

paket drop.

 Transport layer : Parameter yang diukur adalah delay, utilitas.

 Application layer : Parameter yang diukur adalah response time.

Berikut ini ada beberapa uraian dari parameter yang diukur pada jaringan

8. BER (Bit Error Rate)

Bit error rate adalah kesalahan terjadi dalam mengirimkan data akibat

redaman dan noise. Error ini bisa terjadi oleh pengaruh link biasanya dapat

dideteksi dengan deteksi error.

9. Callision rate

Masalah yang terjadi pada Ethernet Card.

10.Utilitas Link

Adalah seberapa besar link yang ada digunakan jika link yang

digunakan maksimum maka utilitas disebut maksimum (100%).

11.Paket Delay

Adalah waktu penundaan yang terjadi jika mengirimkan suatu paket

dari source ke destination.

5
12.Paket Drop

Terjadi karena perjalanan paket yang lama atau terjadi karena dalam

satu link tersebut terdapat lebih dari satu para meter. Misal dalam 1 link ada

trafik vidio kemudian ada trafik lain, misal VoIP (Voice over Internet

Protocol) jika tidak menggunakan buffer maka akan terjadi paket drop,

konsekuensi dari penggunaan buffrer akan menyebabkan delay bertambah.

13.Delay

Delay terjadi jika terdapat keterlambatan suatu pengiriman paket dari

source ke destination. Semakin lama paket yang diterima maka semakin

tinggi delay yang terjadi.

14.Response Time

Response time adalah total delay yang dialalami paket aplikasi

sebelum sebuah paket dikembalikan ke user.

III. KINERJA JARINGAN

Kinerja jaringan adalah prestasi yang dicapai oleh suatu jaringan

sesuai dengan fungsi dan tujuannya.

Ada dua kenerja jaringan :

 Kinerja jaringan secara teknis (objektif).

 Kinerja jaringan secara subjektif.

6
A. Kenerja jaringan secara teknis (objektif)

Dalam mengamati kinerja jaringan ada dua parameter penting yang

lazim dijadikan acuan, diantaranya :

- Response Time (Delay).

- Utilitas jaringan.

1. Response time

Response time adalah total delay yang dialalami paket aplikasi

sebelum sebuah paket dikembalikan ke user. Secara umum, delay ini

meliputi :

- Waktu proses user (sisi user/client).

- Delay jaringan untuk melewatkan paket (sisi jaringan).

- Delay disisi server untuk memproses paket tersebut (sisi

server).

2. Utilisasi Jaringan

Utilisasi jaringan didefinisikan sebagai besarnya penggunaan

kapasitas saluran. Selain dengan penggunaan kapasitas saluran,

utilisasi ini juga berkaitan dengan masalah antrian dan response time.

Semakin tinggi utilisasi jaringan maka semakin tinggi nilai response

time dan terdapat kemungkinan semakin panjangnya antrian.

Beberapa hal yang diamati umtuk mengukur utilisasi jaringan :

7
- Banyaknya paket data yang berinteraksi dengan jaringan

baik paket incoming maupun paket outgoing.

- Rentang waktu pengamatan.

- Bandwith atau kapasitas saluran.

B. Kinerja jaringan secara subjektif.

Bila kita memandang kinerja jaringan secara subjektif maka hal ini

akan banyakdipengaruhi oleh sisi psikologi dari pengguna jaringan itu

sendiri. Sisi psikologi menyangkut kebiasaan dan kelakuan pengguna.

Parameter utama yang digunakan untuk mengukur kinerja bila dilihat dari

sisi pengguna jaringan adalah response time. Response time disini adalah

selang waktu antara meminta dan mendapat layanan. Biasanya para

pengguna selalu dapat mengira-ngira kapan suatu jaringan berada dalam

status lambat, atau dalam status cepat, sehingga dapat disimpulkan

pengguna selalu menginginkan response time yang predictable dan

tolerable.Untuk mengukur kinerja secara subjektif suatu jaringan harus

meminta tanggapan yang dirasakan oleh user tersebut. Misal dengan

menyebarkan sejumlah angket kepada user yang berisi daftar isian tentang

pandapat dari user tentang response time yang dirasakannya, sehingga dari

8
angket yang diisi oleh user kita dapat menyimpulkan bagaimana kinerja

jaringan yang digunakannya.

Walaupun hanya mengamati response time dan utilitas dalam

menentukan kinerja jaringan bukan berarti parameter seperti yang telah

dijelaskan diatas tidak berpengaruh. Hanya saja pada intinya utilitas dan

response time inilah yang paling berpengaruh, dalam arti jika utilitas tinggi

dan tidak didukung BW yang memadai maka user akan merasakan response

dari suatu hubungan yang dilakukannya lambat atau mengalami delay yang

tinggi.

III.1. Simple Network Management Potocol.

SNMP adalah singkatan dari Simple Network Management Protocol

yaitu suatu protokol yang didisain menjadi protokol standar untuk

manajemen jaringan yang dapat digunakan sebagai perangkat untuk

mengukur parameter-parameter yang dipakai untuk menentukan kinerja

jaringan. SNMP dibagi menjadi tiga elemen yaitu :

 Manager merupakan sortware yang dijalankan di setiap titik, yang

bertugas mengumpulkan infomasi dari semua agen.

 Agent merupakan software yang dijalankan disetiap titik yang

bertugas mengambil semua informasi mengenai data teknis sesuai

dengan yang ditentukan MIB.

9
 Management Information Base (MIB) merupakan struktur

database dari Object Identifier (OID) jaringan yang dikelola

SNMP, dan berisi hirarcki.

Pada konsep layer TCP/IP, SNMP terletak pada appplication layer

dan menggunakan service yang bersigfat uncreliable dari UDP (User

Datagram Protocol). SNMP menggunakan menggunakan sebuah dta type

definition language yang disebut Abstract Syntax Notation 1(ASN.1) untuk

mendefinisikan nama-nama dan type-type variable yang ada pada MIB.

Sedangkan untuk mendefinisikan format dari suatu variable pada MIB dan

mendefinisikan format tipe data (misal panjang suatu tipe data), digunakan

suatu aturan yang disebut Structure of Management Information (SMI).

MIB merupakan bagian terpenting dari suatu manajement jaringan.

MIB mendefenisikan managed objects yang dimonitor. Aspek-aspek

penting dari MIB adalah

a. Mendefinisikan element jaringan yang di-manage.

b. Mendefinisikan bagaimana cara user mangakses elemen-elemen jaringan

tersebut.

c. Mendefinisikan bagaimana object-object tersebut dila[porkan ke

manajer.

10
Suatu managed object atau Object Identifier pada MIB dituliskan

dengan sederetan angka yang menunjukan letak variable itu distruktur

pohon seperti gambar 3.

MIB II terdiri dari 10 group dimana masing-masing group menangani

aspek trafik yang berbeda-beda kesepuluh tersebut dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Group-group pada MIB II

Group #Objects Deskripsi


System 7 Nama, lokasi, dan deskripsi peralatan
Interfaces 23 Interface jaringan dan trafik
pengukurannya
AT 3 Translasi alamat
IP 42 Statistik paket IP
ICMP 26 Statistik penerimaan pesan ICMP
TCP 19 Algoritma TCP, parameter, dan statistik
UDP 6 Statistik trafik UDP
EGP 20 Statistik trafik EGP (Exterior Gateway
Protocol)
Transmission 0 Media spesifik yang dipesan MIB
SNMP 29 Statistik trafik SNMP

11
root

ccitt (0) iso (1)


joint iso-ccitt (2)

org

dod (1)

internet(1)

direktory mgmt (2) privat (4) security (5) snmpv2 (6)


experimental
(1)
(3)
mib-2 enterprise
Vendor and other
orgasation

system sample (11)


interface ip icmp tcp udp egp (7) transmision
(1) (2) (4) (5) (6) (7) (10)

Gambar 3. Struktur pohon object identifier


III.2.Perintah-Perintah Snmp Dan Fungsinya
Perintah-perintah SNMP (Simple Network Management protocol)

dan fungsinya adalah sebagai berikut :

 SNMPGET

12
Snmp berfungsi untuk berkomunikasi dengan intitas jaringan dengan

menggunakan perintah ni, aplikasi SNMP yang ini menanyakan

informasi pada entitas jaringan. Satu atau lebih objek pengenal yang

kualified akan diberikan sepanjang argument perintah ini.

 SNMPGETNEXT

Fungsi:

Hampir sama dengan snmpget yaitu untuk mencari informasi pada

network entity, menggunakan Next Request. Satu atau beberapa object

indentifier akan diberikan sebagai argument pada baris perintah.

 SNMPSET

Fungsi:

Aplikasi ini berfubgsi untuk menset informasi pada entitas jaringan,

untuk seting informasi pada network entity, menggunakan Set Request.

Satu atau beberapa object indentifier akan diberikan sebagai argument

pada baris perintah.

 SNMPTRAP

Fungsi:

Untuk mengirim informasi pada network entity, menggunakan Set

Request. Satu atau beberapa object indentifier akan diberikan sebagai

argument pada baris perintah.

13
 SNMPBULKGET

Fungsi:

Snmpbulkget akan memberikan salah satu argumen yang spesifik, bila

dibandingkan dengan perintah biasa .

 SNMPBULKWALK

Fungsi:

Untuk meminta informasi mengenai sebuah informasi tree dari entitas

jaringan. Semua variable pada sub tree akan dimintai keterangan sebagai

single reques dan nilainya akan dikembalikan pada user.

 SNMPDELTA

Fungsi:

Melakukan pemantauan terhadap delta dari nilai variable SNMP (dalam

type data integer) dan melaporkan perubahan tersebut tiap satuan waktu.

 SNMPNETSTAT

Fungsi:

Menunjukkan status jaringan dengan menggunakan SNMP. Snmp secara

simbolik akan menampilkan nilai dari berbagai jenis informasi jaringan

yang berkaitan yang diperoleh dari sistem dengan menggunakan

protokol SNMP.

 SNMPUSM

14
Fungsi

Akan membuat dan memelihara semua pengguna SNMP versi 3 pada

entitas jaringan yang dihubungi. Dengan kata lain dapat digunakan

untuk memelihara pengguna SNMP agent berdasarkan tabel user

security modul.

 SNMPSTATUS

Fungsi:

Untuk memperoleh beberapa statistik informasi penting dari entitas

jaringan.

 SNMPWALK

Fungsi:

Hampir sama denag snmpgetnext.

 SNMPTRANSLATE

Fungsi:

Menterjemahkan objek-objek SNMP (nilai SMI atau bentuk simbolik)

ke dalam informasi yang lebih berguna.

 SNMPTEST

Fungsi:

Adalah aplikasi snmp yang fleksible yang dapat memonitor dan

mengatur informasi pada entitas jaringan.

15
 SNMPTABLE

Fungsi:

Untuk memperoleh dan mencetak informasi tabel SNMP.

 ARPSNMP

Fungsi:

Akan membuat alamat IP dan ethernet tetap berpasangan.

 SNMPD

Fungsi:

Adalah daemon untuk menanggapi paket perintah snmp.

 SNMPTRAPD

Fungsi:

Menerima dan melakukan log terhadap pesan snmptrap yang dikirim

oleh port SNMP-trap pada mesin lokal.

III. 3. Pengukuran Utilitas dan Response Time

Seperti yang dijelaskan pada bagian atas bahwa dalam melihat

kinerja jaringan ada dua yaitu secara objektif dan subjektif, maka dalam

melakukan pengukurannya juga dibedakan atas dua bagian yaitu :

A. Kinerja jaringan secara objektif

16
Seperti dijelaskan diatas ada dua yang menjadi perhatian dalam

mengukur kinerja jaringan secara objektif yaitu Delay dan Utilitas.

- Cara mengukur delay

Dengan menggunakan paket internet groper atau yang lebih

dikenal dengan Ping. Ping bekerja dengan menggunakan

protokol ICMP (Internet Control Message Protokol).

Delay dapat diukur menggunakan perintah PING

ping host [packetsize] [count]

Host nama atau IP address remote host

Cara kerja perintah ping adalah sebagai berikut : Perintah

ping akan mengirimkan permintaan loopback ICMP

kesebuah alamat IP tertentu dan mengirimkannya ke antar

muka LAN. Jaringan melewatkan datagram sepanjang

router-router sebelum datagram tersebut mencapai tujuan

dan mengirimkan kembali paket tersebut ke pengirim.

Disisi pengingirim sequence number datagram balasan

diperiksa lalu dihitung round trip time.

- Cara mengukur utilitas

17
Dalam megukur utilitas ada beberapa parameter yang

mempengaruhinya, dan dapat diukur dengan perintah

SNMP.

Adapun parameter dan cara pengukurannya adalah sebagai

berikut :

 ifInOctets

Objek MIB yang menyatakan jumlah total byte yang

diterima interface.

 ifOutOctets

Objek MIB yang menyatakan jumlah total byte yang

dikirim interface.

 ifSpeed

Objek MIB yang menyatakan nilai bandwith

interface dalam satuan bps (bitpersecond).

 sysUptime

Objek MIB yang menyatakan lamanya agent telah

beroparasi dalam satuan milli detik.

Untuk mandapatkan data yang lebih akurat baik untuk utilitas

maupun response time maka dapat dilakukan pengukuran beberapa kali.

18
Dari pengukuran yang dilakukan beberapa kali tersebut akan didapat data-

data seperti waktu minimum, waktu maksimum, waktu rata-rata, dan

standart deviasi waktu.

IV. PENGOLAHAN DATA UNTUK MENDAPATKAN UTILITAS

DAN RESPONSE TIME.

A. Pengohan data untuk mendapatkan utilitas

Setelah semua data-data yang diamati, yang mempengaruhi utilitas

didapat maka utilitas dapat diukur dengan menggunakan rumus :

(ifInOctets  ifOutOctet s)
(8 *100 * )
sysUptime
Pr osentasi _ Utilitas  *100%
linespeed

Karena ifInoctet dan ifOutoctet memilki satuan byte maka perlu dikalikan

dengan 8 agar didapat satuan bit. Faktor pengali 100 diperlukan untuk

merubah satuan sysUptime menjadi satuan detik.

Rumus diatas didekati berdasarkan rumus dibawah ini :

paket _ data _ yang _ ber int teraksi


Utilitas = *100%
(bandwith * waktu _ pengama tan)

Utilisasi biasanya diukur dalam persentase utilisasi atau dalam paket per

detik.

B. Pengolahan data untuk mendapatkan Response Time

19
Gambar 4 berikut ini merupakan Ilustrasi perintah ping yang

digunakan untuk pengukuran response time selanjutnya dari hasil

pengukuran akan didapat kirim dan waktu kembali dari suatu data.

ICMP loopback Reply

Jaringan
Sumber
n Tujuan

ICMP loopback Request

Waktu A - B

Waktu B - A

Gambar 4. Ilustrasi pengukuran response time.

Dengan melakukan pendekatan bahwa response time adalah waktu

tempuh data dari A ke B ditambahkan dengan waktu tempu dari B ke A

atau dengan rumus berikut :

RTT = [waktu A-B] + [waktu B-A].

RTT (round trip time) ini adalah ukuran langsung terhadap network

response time, satuannya adalah milli detik (ms) atau detik.

20

Anda mungkin juga menyukai