Anda di halaman 1dari 130

TUGAS REGISTRASI OBAT

Nepolbet®
Salep Neomisin sulfat, Polimiksin B-sulfat, dan Betametason.

KELOMPOK 3

Amanda Legyana 1806281851

Diana Sari Anhar 1806281965


Muhammad Iqbal Luthfi 1806282192

Mustika Dewanti 1806282210


Ririn Yuliana 1806282280

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2019
PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

DOKUMEN REGISTRASI OBAT

Nama Obat : Nepolbet®


Bentuk Sediaan : Salep Neomisin sulfat, Polimixin B-sulfat, dan
Betametason.
Komposisi : Tiap tube mengandung
Jenis dan Besar kemasan : Dus, 1 tube @5 gram
Nama Pendaftar : PT. Radimus Farma-Jakarta, Indonesia.
Nama Produsen : PT. Radimus Farma-Jakarta, Indonesia.
PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Dokumen Administratif dan


Informasi Produk

Bag I Ord I, SubBagian 0


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Nama Obat : Nepolbet®


Bentuk Sediaan : Salep Neomisin sulfat, Polimixin B-sulfat, dan
Betametason.
Komposisi : Tiap tube mengandung
Jenis dan Besar kemasan : Dus, 1 tube @5 gram
Nama Pendaftar : PT. Radimus Farma-Jakarta, Indonesia.
Nama Produsen : PT. Radimus Farma-Jakarta, Indonesia.

BAGIAN 1 : DOKUMEN ADMINISTRATIF DAN


INFORMASI PRODUK

Bag I, Ord I, Hal 1


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Daftar Isi Keseluruhan

Bag.I, Ord.1, SubBag.0


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

DAFTAR ISI KESELURUHAN


Ord, SubBag, Hal
DOKUMEN ADMINISTRATIF DAN INFORMASI
BAGIAN I OBAT 1.0.1
Sub Bagian A Daftar Isi Keseluruhan 11.1.A.1
Sub Bagian B Dokumen Administratif
1. Surat Pengantar 1.1.B.1.4
2. Formulir Registrasi 1.1.B.2.5
3. Pernyataan Pendaftar 1.1.B.3.10
4.1 Obat Produksi Dalam Negeri
4.1.1 Izin Industri Farmasi 1.1.B.4.1.1.13
4.1.2 Sertifikat CPOB 1.1.B.4.1.2.16
5. Hasil Pra Registrasi 1.1.B.5.18
6. Kuitansi/Bukti Pembayaran 1.1.B.6.19

Sub Bagian C Informasi Produk dan Label


1. Informasi Produk
1.1 Brosur 1.1.C.1.31
1.2 Ringkasan Karakteristik Obat 1.1.C.1.2.32
2. Penandaan Pada Kemasan
2.1 Penandaan Bungkus Luar (Dus) 1.1.C.2.1.35
2.2 Kemasan Tube 1.1.C.2.1.36

BAGIAN II DOKUMEN MUTU 11.11.A


Sub Bagian A Ringkasan Dokumen Mutu 11.11.A.1
Sub Bagian B Dokumen Mutu
S. Zat Aktif 11,11,FB.S.1.3
S.1 Informasi Umum 11,11,FB.S.1.3
1.1 Tata Nama 11,11,FB.S.1.3
1.2 Rumus Kimia 11.11.B.5.1.4
1.3 Sifat-sifat Umum 11.11.B.5.1.4
S.2 Proses Produksi dan Sumber Zat Aktif 11.11.B.5.2.5

Bag.I, Ord.I, SubBag A, Hal 1


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

2.1 Produsen 11.11.B.5.2.5


2.2 Uraian dan Kontrol Proses Pembuatan 11.11.B.5.2.5
2.3 Kontrol Terhadap Bahan 11.11.B.5.2.5
2.4 Kontrol Terhadap tahapan kritis dan senyawa
antara 11.11.B.5.2.5
2.5 Validasi Proses dan/atau Evaluasi 11.11.B.5.2.5
2.6 Pengembangan Proses Pembuatan 11.11.B.5.2.5
S.3 Karakterisasi 11.11.B.5.2.5
3.1 Elusidasi Struktur dan Karakterisasi 11.11.B.5.2.5
3.2 Bahan pengotor 11.11.B.5.3.7
S.4 Kontrol terhadap Zat Aktif 11.11.B.5.8
4.1 Spesifikasi 11.11.B.5.8
4.2 Prosedur Analisis 11.11.B.5.4.9
4.3 Validasi Prosedur Analisis 11.11.B.5.4.31
4.4 Analisis Bets 11.11.B.5.4.31
4.5 Justifikasi Spesifikasi 11.11.B.5.4.31
S.5 Baku Pembanding 11.11.B.5.5.32
S.6 Spesifikasi dan Pengujian Kemasan 11.11.B.5.5.32
S.7 Stabilitas 11.11.B.5.5.32
P. Obat 11.11.B.P.1.33
P.1 Pemerian dan Formula 11.11.B.P.1.33
P.2 Pengembangan Produk 11.11.B.P.1.33
2.1 Informasi studi Pengembangan 11.11.B.P.1.33
2.2 Komponen Obat 11.11.B.P.2.34
2.3 Obat 11.11.B.P.2.35
2.4 Pengembangan Proses Pembuatan 11.11.B.P.2.36
2.5 Sistem Kemasan 11.11.B.P.2.36
2.6 Atribut Mikrobiologi 11.11.B.P.2.36
2.7 Kompatibilitas 11.11.B.P.2.36
P.3 Proses Pembuatan 11.11.B.P.3.37
3.1 Formula Bets 11.11.B.P.3.37
3.2 Proses Pembuatan dan Kontrol Proses 11.11.B.P.3.38

Bag.I, Ord.I, SubBag A, Hal 2


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

3.3 Kontrol terhadap tahapan kritis dan produk antara 11.11.B.P.3.39


3.4 Validasi Proses dan /atau Laporan 11.11.B.P.4.40
P.4 Kontrol terhadap Zat Tambahan 11.11.B.P.4.40
4.1 Spesifikasi 11.11.B.P.4.40
4.2 Prosedur Analisis 11.11/B.P.4.41
4.3 Eksipien Bersumber dari Hewan dan/atau Manusia 11.11/B.P.4.44
4.4 Eksipien Baru 11.11/B.P.4.44
P.5 Kontrol terhadap Obat
5.1 Spesifikasi 11.11/B.P.4.44
5.2 Prosedur Analisis 11.11/B.P.4.44
P.6 Baku Pembanding 11.11.B.P.6.60
P.7 Spesifikasi dan Metode Pengujian Kemasan 11.11.B.P.6.60
P.8 Stabilitas 11.11.B.P.8.61
Sub Bagian C Daftar Pustaka 11.11.C.

Bag.I, Ord.I, SubBag A, Hal 3


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Surat Pengantar

Bag.I, Ord.I, SubBag B.1


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

SURAT PENGANTAR

Jakarta, 10 Januari 2019

No : 121/RO/STP/I/19
Lampiran : 1 Berkas Dokumen Registrasi Obat
Hal : Penyerahan Berkas Registrasi

Kepada
Yth. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Jl. Percetakan Negara No.23
Jakarta Pusat.

Dengan hormat,

Bersama surat ini, kami bermaksud untuk memberikan berkas registrasi produk obat kami
(terlampir) sebagai berikut:

Nama Produk : Nepolbet®


Zat Aktif : Neomisin sulfat, Polimiksin B-sulfat, dan Betametason.
Kemasan : Tube logam @5 gram
Pendaftar : PT. Radimus Farma-Jakarta, Indonesia.

Atas perhatian Bapak/Ibu, kami mengucapkan terima kasih

Hormat kami,
PT. Radimus Farma-Jakarta, Indonesia

Muhammad Iqbal Luthfi, S.Farm., Apt.

Bag.I, Ord.I, SubBag B.1, Hal 4


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Formulir Registrasi

Bag.I, Ord.I, SubBag B.2


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

1 Registrasi Baru


R

R

R

Nepolbet®

0,5%, 7,5%, 0,1%


Salep %

Antibiotik D07CC01

Tube Tube yang terbuat dari logam, bervolume 5 gram dengan penutup yang memiliki lipatan ganda

5 gram

Salep 0,5%, 7,5%, 0,1% Tube 5 gram

Bag.I, Ord.i, SubBag B 2, Hal 5


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

PT. Rasimus Farma,Jakarta-Indonesia

Jl. Suka ceria No 7 Jakarta Indonesia

Jl. Suka ceria No 7 Jakarta Indonesia

021-7776181&021-5557151 dianasaria@id

 

Pengemasan obat setengah


jadi, obat jadi, hingga
PT. Rasimus Farma Jl. Suka ceria No 7 Jakarta Indonesi  pengemasan dan pelulusan
a bets

Bag.I, Ord.i, SubBag B 2, Hal 6


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

1405-10-3 Neomisin sulfat 0,5


0,5 % LGC Group Jerman

1405-20-5 LGC Group


Polimiksin b-sulfat 7,5 % Jerman

378-44-9 Betametason 0,1 % LGC Group Jerman

8012-89-3 wax 900 mg Basis Spectrum Canada

8009-03-8 Petrolatum 2895 mg Basis & Emolient Making Cosmetics Basis & Emolient

57-55-6 Propilenglikol 800 mg Basis & Emolient Caesar Loretz GmbH Jerman

Sediaan Setengah Padat berwarna putih kekuningan agak


berminyak tidak berbau tengik

Sediaan setengah padat berwarna putih


kekuningan agak berminyak tidak
KCKT
berbau tengik dalam tube logam 5 gram

Untuk mengobati infeksi kulit ringan (eksim, psoriasis, luka bakar ringan dan dermatitis atopik

Oleskan pada kulit yang sakit sehari 2-3 kali sehari

Topikal

1 Registrasi Baru

Rp 30.000.000 Tiga Puluh Juta Rupiah

Bag.I, Ord.I, SubBag B 2, Hal 7


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Simpan pada suhu kamar (200C-250C) serta terlindung dari panas dan cahaya matahari
langsung

2 Tahun

90 Hari

B0102194 19 tahun produksi


B Sediaan Setegah padat 4 Jumlah yang dibuat
01 Produk ke-X yang dibuat pabrik
02 Bulan produksi

Tube Logam Rp 9.500,00 Rp 10.000,00

Bag.I, Ord.1, SubBag B 2, Hal 8


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Bag.I, Ord.I, SubBag B 2 , Hal 9


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Pernyataan Pendaftar

Bag.I, Ord.1, SubBag B 3


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

PERNYATAAN PENDAFTAR
APPLICANT DECLARATION

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam dokumen
registrasi untuk pemasaran atau perbaikan berkala dari:
I the undersigned certify that all the information in the accompanying documentation
concerning an application for a marketing authorization for or periodic review of:

Nama Obat
Product name : Nepolbet®
Nama Zat Aktif
Generic name (s) : Neomisin sulfat, Polimiksin B-sulfat, dan Betametason
Kekuatan per unit dosis
Strength(s) per dosage : Tiap 1 gram salep mengandung:
unit Neomisin sulfat 0,5%
Polimiksin B-sulfat 7,5%
Betametason 0,1%
Bentuk Sediaan
Dosage form : Salep
Pendaftar
Applicant company : PT. Radimus Farma-Jakarta, Indonesia

adalah terkini dan benar. Saya juga menyatakan bahwa saya mempunyai penjelasan dan saya
menjamin kebenarannya.
Is correct and true, and reflects the total current information available. I further certify that I have
exemined the following statement and I attest to their accuracy.

1. Proses pembuatan obat ini dibuat sesuai dengan Pedoman CPOB.


National guideline on Good Manufacturing Process (GMP), is applied in full in allpremisws
involved in the manufacture of this product.

2. Formula tiap bentuk sediaan sama dengan formula induk dan catatan bets.
The formulation per dosage form correlates with the master formula and with thebatch
manufacturing record form.

3. Prosedur pembuatan benar-benar sesuai dengan formula induk dan catatan bets.
The manufacturing procedure is exactly as specified in the master formula and
batchmanufacturing record form.

4. Seluruh bets zat aktif dan zat tambahan diperoleh dari sumber yang terdaftar.
All batch of active pharmaceutical ingredient(s) and excipient(s) are obtained from the
source(s) specified in the accompanying documentation

5. Tiap bets zat aktif dan zat tambahan diuji sesuai spesifikasi dalam dokumen danmengikuti
semua spesifikasi sebelum obat disetujui.
Each batch of drug substance(s) and excipient(s) is tested or certified againts the specifications
in the accompanying documentation and complies fully with thosespecifications before it is
released for the manufacturing purposes.

6. Tiap bets kemasan diuji sesuai spesifikasi dalam dokumen dan mengikuti semuaspesifikasi
sebelum obat disetujui.

Bag.I, Ord.I, SubBag B.3, Hal 10


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Each batch of the container/closure system is tested or certified against the specifications in
the accompanying documentation and complies fully with those specifications before it is
released for manufacturing purposes.

7. Tiap bets obat juga diuji sesuai spesifikasi dalam dokumen dan mengikuti semuaspesifikasi
sebelum obat disetujui dan dipasarkan.
Each batch of the finished product is tested or certified (in an accompanying certificate of
analysis for that batch) against the specifications in the accompanying documentation and
complies fully with those specifications before it is released for manufacturing purposes

8. Personal yang menyetujui obat yang akan dipasarkan adalah yang berkompeten sesuaidengan
pedoman CPOB.
The person releasing the product for sale is an authorized person as defined by national
guidelines concerning good manufacturing practice.

9. Prosedur pembuatan formula untuk pengawasan obat harus tervalidasi. Metoda


analisatervalidasi akurasi, presisi, spesifitas dan linieritas sesuai pedoman CPOB.
The procedures for control of the finished product have been validated for thisformulation. The
assay method has been validated for accuracy, precision, specificity and linearity in
compliance with national guidelines.

10. Pemegang ijin edar memiliki prosedur tetap untuk penanganan penarikan kembali obat.
The market authorization holder has a standard operating procedure for handling batch
recalls of its products.

11. Semua dokumen mengacu pada pedoman CPOB.


All the documentation refered to in this certificate is available for review during a GMP
inspection.

Nama
Name (print or type) : Diana Sari Anhar, S.Farm., Apt.
Jabatan
Position in company : QA Manager
Nomor telepon
Telephone number : 021-7776181
Nomor fax
Fax number : 021-5557151
Alamat email
E-mail address : dianasaria@id.com

Tanda Tangan
Signature :

Tanggal
Date : 10 Januari 2019

Bag.I, Ord.1, SubBag B.3, Hal 11


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Sertifikat dan Dokumen


Administrasi

Bag.I, Ord.I, SubBag B.4


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Sertifikat dan Dokumen administratif Lain

4.1 Obat Produksi Dalam Negeri


4.1.1 Izin Industri Farmasi
4.1.2 Sertifikat CPOB

Bag.I, Ord.I, SubBag B.4, Hal 12


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL


BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 1799/MENKES/PER/XII/2010

Membaca:
1. Surat permohonan perusahaan No. PO/DIR/I/25/2016 Tanggal 25 Januari 2016 hal
Permohonan Izin Industri Farmasi dengan kelengkapan dokumen per tanggal 25 Januari
2016
2. Rekomendasi dari Badan POM Nomor 1890/AUDIT/CPOB/2016 Tanggal 30 Januari
2016 hasil Audit Pemenuhan Persyaratan CPOB
3. Rekomendasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Nomor 5986/DINKES/IZIN/2015
Tanggal 21 Januari 2016 hal Pemenuhan Persyaratan Administratif

Menimbang: bahwa permohonan PT. Radimus-Jakarta, Indonesia tersebut dapat disetujui, oleh
karena itu perlu menerbitkan Izin Industri Farmasi

Mengingat:
1. Ordonansi Obat Keras (Staatsblad Nomor 419 Tahun 1949);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3274);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3671);

4. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia 3821);

5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang No 12 Tahun 2008 tentang perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik


Indonesia Nomor 5062);

7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahkan Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 5063);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan


dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor
23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330).

Bag.I, Ord.1, SubBag B 4.1.1, Hal 13


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

9. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1995 tentang Izin Usaha Industri (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 25, Tambahan lembaran Republik
Indonesia Negara Nomor 3596).

10. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan
Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 138,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3781).

11. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4975).

12. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerja Kefarmasian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5004).

13. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2010 Tentang Prekursor (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5126).

14. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5285);

15. Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1987 tentang Penyederhanaan Pemberian Izin Usaha
Industri;

16. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64
Tahun 2005 tentang Perubahan Keenam Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non Departemen;

17. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara.
18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/ Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia)

19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi


(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 721);

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Keputusan menteri kesehatan tentang industri farmasi PT. Radimus Farma-
Jakarta,Indonesia.
Kedua : Memberikan izin kepada PT. Radimus Farma-Jakarta, Indonesia Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP) 16.027.134.0-090.01 Dengan Ketentuan Sebagai Berikut:
1. Jenis Industri : Formula Obat
2. Bentuk Sediaan yang diproduksi : Salep antibiotik
3. Lokasi Industri : Jl. Sukaceria No. 7

Bag.I, Ord.1, SubBag B 4.1.1, Hal 14


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

4. Nama penanggung jawab


a. Produksi : Mustika Dewanti, S.Farm., Apt.
b. Pemastian Mutu : Diana Sari Anhar, S.Farm., Apt.
c. Pengawasan Mutu : Amanda Legyana, S.Farm., Apt.
5. Harus Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku
6. Melaksanakan pelaporan sesuai yang ditetapkan oleh menteri
7. Izin Industri Farmasi berlaku untuk seterusnya selama industri farmasi yang
bersangkutan masih aktif melakukan kegiatan produksi dan mematuhi
ketentuan peraturan perundang-undangan

Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan catatan bahwa akan
diadakan peninjauan atau perubahan sebagaimana mestinya apabila terdapat
kekurangan atau kekeliruan dalam penetapan ini.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 22 Januari 2017

DIREKTUR JENDERAL
BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Dra. Maura Linda Sitanggang, Ph.D


NIP 19580503198303200

Bag.I, Ord.1, SubBag B 4.1.1, Hal 15


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia


The National Agency for Drug and Food Control of the Republic of Indonesia

Sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (Badan
POM RI) No. HK. 00.05.3.0027 tanggal 2 Januari tahun 2007 tentang Penerapan Pedoman Cara
Pembuatan Obat yang Baik, dan No. HK.03.1.23.09.10.9030 tanggal 22 September 2010 tentang
Perubahan atas Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No. HK.00.05.3.0027
tahun 2006 tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik tahun 2006, Kepala
Badan POM RI dengan ini memberikan: By virtue of the Decree of the Head of The National
Agency for Drug and Food Control of the Republic of Indonesia (NADFC) No.HK.00.05.3.0027
dated January 2, 2007 on the implementation of Good Manufacturing Practice, and No.
HK.03.1.23.09.10.9030 dated September 22, 2010 on the Changes of the Decree of the Head of
the National Agency for Drug and Food Control No. HK.00.05.3.0027 year 2006 on the
Implementation of Good Manufacturing Practice year 2006, hereby the Head of NADFC confers:

SERTIFIKAT
A Certificate
on
Cara Pembuatan Obat Yang Baik
Good Manufacturing Practice for Pharmaceutical Products

Nomor Sertifikat : 2098/CPOB/A/II/2017


Certificate Number
Kepada : PT. Radimus Farma-Jakata, Indonesia.
To
Alamat : Jl. Sukaceria No. 7, Jakarta
Address
Nomor Izin Industri Farmasi : HK.09.IF/10/125/2017
Pharm. Industry License Number
Tanggal Izin Industri Farmasi : 22 Oktober 2016
Date of License
Bentuk Sediaan : Salep
Dosage Form
Aktivitas : Antibiotik

Bag.I, Ord.1, SubBag B 4.1.2, Hal 16


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Activity
Persyaratan Khusus :-
Special Requirements
Berlaku Sampai Dengan : 22 Oktober 2021
Valid Until

Sertifikat ini akan dibatalkan apabila terjadi perubahan yang mengakibatkan tidak dipenuhi
persyaratan Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik berdasarkan Keputusan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan No. HK.00.05.3.0027 tanggal 2 Januari tahun 2007 dan No.
HK.03.1.23.09.10.9030 tanggal 22 September 2010.
Should any change occurs resulting in incompliance with of Good Manufacturing Practice in
pursuance of the Decree of the Head of the National Agency of Drug and Food Control Republic
of Indonesia No.HK.00.05.3.0027 dated January 2, 2007 and No. HK.03.1.23.09.10.9030 dated
September 22, 2010, this certificate shall be revoked.

Jakarta, 1 Januari 2017

KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK


INDONESIA

HEAD OF NATIONAL AGENCY FOR DRUG AND FOOD CONTROL OF THE


REPUBLIC OF INDONESIA

Ir Penny K Lukito, MCP


NIP. 19631091990032001

Bag.I, Ord.I, SubBag B 4.1.2, Hal 17


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Hasil Pra-registrasi

Bag.I, Ord.I, SubBag B.5


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

HASIL PRA REGISTRASI

Bag.I, Ord.I, SubBag B.5, Hal 18


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Kuitansi Pembayaran

Bag 1, Ord 1,SubBagian C.


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

KUITANSI PEMBAYARAN

Bag.I, Ord.M, SubBag B.6, Hal 19


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Informasi Produk

Bag.I, Ord.I, SubBag C


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Informasi Produk

1.1 Brosur
1.2 Ringkasan Karakteristik Obat

Bag.I, Ord.I, SubBag C.1, Hal 20


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

BROSUR

Bag.I, Ord.I, SubBag C 1.1 , Hal 21


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

RINGKASAN KARAKTERISTIK OBAT

Nama produk Nepolbet®

Bentuk sediaan Salep

Pemerian Sediaan setengah padat berwarna putih kekuningan, agak berminyak, tidak
berbau tengik

Komposisi Tiap 1 gram salep mengandung :


Neomisin sulfat 0,5%
Polimiksin B-sulfat 7,5%
Betametason 0,1%
Mekanisme Aksi Neomisin Sulfat merupakan antibiotik golongan aminoglikosida yang
dihasilkan dari pertumbuhan Streptomyces fradiae dan bekerja secara
bakterisidal terhadap bakteri gram negatif dengan cara menghambat
sintesis protein dan menghasilkan kesalahan dalam transkripsi kode
genetik..
Polimiksin B-Sulfat merupakan antibiotik yang dihasilkan dari
pertumbuhan Bacillus polymyxa dan bekerja secara bakterisidal
dengan cara mengikat membran fosfolipid dan mengganggu
membran sitoplasma pada bakteri. Betametason
Betametason adalah kortikosteroid yang efektif sebagai antiinflamasi
dengan menghambat pelepasan berbagai sitokin.

Indikasi Untuk mengobati infeksi kulit ringan (seperti eksim, psoriasis, luka
bakar ringan dan bisul).

Cara Pemberian  Nepolbet® salep diberikan secara topikal


 Salep di oleskan pada kulit yang sakit 2-3 kali sehari
Kontraindikasi  Hipersensitif, Rosacea, acne vulgaris, dermatitis perioral, pruritus
perianal dan genital dan infeksi virus kulit primer.
 Tidak digunakan pada otitis eksterna yang dipersulit dengan
perforasi gendang telinga.
 Pengobatan lesi kulit yang terinfeksi primer yang disebabkan oleh
jamur atau bakteri, infeksi primer atau sekunder karena ragi; atau
infeksi sekunder karena spesies Pseudomonas atau Proteus.

Bag.I, Ord.I, SubBag C 1.2 , Hal 22


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Efek Samping  Reaksi hipersensitivitas, edema, gatal pada palpebral, eritema pada
konjungtiva, sensitasi local.
 Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan perubahan atrofi
lokal pada kulit, mis. menipis, striae dan dilatasi pembuluh darah
superfisial.
 Sensasi terbakar kulit lokal, pruritus, perubahan pigmentasi,
dermatitis kontak alergi dan hipertrikosis.
Overdosis  Penggunaan berlebihan yang berkepanjangan dapat menyebabkan
absorpsi sistemik yang cukup yang mengakibatkan gejala sindrom
Cushing.
 Penyerapan sistemik yang signifikan dari neomycin sulfate dapat
menyebabkan ototoxicity dan nephrotoxicity.
 Perawatan melibatkan penarikan obat dan memantau status umum,
ketajaman pendengaran, fungsi ginjal dan neuromuskuler pasien
Peringatan  Hindari pengobatan yang berkepanjangan karena dapat
menyebabkan efek kortikosteroid sistemik bahkan tanpa
penyumbatan.
 Hindari aplikasi berlebihan yang berkepanjangan ke area wajah.
 Tarik pengobatan jika ada penyebaran infeksi.
 Risiko perkembangan glaukoma jika persiapan memasuki mata.
Pemantauan rutin direkomendasikan ketika digunakan dalam
psoriasis karena toleransi pengobatan, kambuh kembali, psoriasis
pustular menyeluruh atau toksisitas sistemik.
 Risiko kepekaan kontak meningkat ketika digunakan untuk waktu
yang lama atau berulang. Kehamilan dan menyusui.
Interaksi Obat Jika ada penyerapan sistemik yang signifikan, neomisin sulfat dapat
meningkatkan efek depresi pernapasan pada penghambat
neuromuskuler.
Penyimpanan Simpan pada suhu kamar (200C – 250C) serta terlindung dari panas
dan cahaya matahari langsung. Stabil selama 28 hari setelah
pembukaan.
Nama Pendaftar PT. Radimus Farma, Jakarta-Indonesia

Alamat Pendaftar Jl Sukaceria No 7, Jakarta

Nama Produsen PT. Radimus Farma, Jakarta-Indonesia

Alamat Produsen Jl Sukaceria No 7, Jakarta


Golongan Obat Keras
Peringatan P.No.1 Awas! Obat keras. Bacalah aturan memakainya.
Kemasan Dus, 1 tube logam @5 gram
No. Batch : B010219401

Exp. Date : 20 Februari 2021.

Bag.I, Ord.1, SubBag C 1.2 , Hal 23


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Penandaan Pada Kemasan

Bag.I, Ord.I, SubBag C.2


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Penandaan Pada Kemasan

2.1. Penandaan Bungkus Luar (Dus)


2.2. Kemasan Tube

Bag.I, Ord.I, SubBag C 2.1, Hal 24


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

PENANDAAN BUNGKUS LUAR (DUS)

Bag.I, Ord.1, SubBag C 2.1, Hal 25


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

KEMASAN TUBE

Bag.I, Ord.1, SubBag C 2.2, Hal 26


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Dokumen Mutu

Bag.II, Ord.II, SubBag 0


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Nama Obat : Nepolbet®


Bentuk Sediaan : Salep Neomisin sulfat, Polimixin B-sulfat, dan Betametason.
Komposisi : Tiap tube mengandung
Jenis dan Besar kemasan : Dus, 1 tube @5 gram
Nama Pendaftar : PT. Radimus Farma-Jakarta, Indonesia.
Nama Produsen : PT. Radimus Farma-Jakarta, Indonesia.

BAGIAN II: DOKUMEN MUTU

Bag.II, Ord.II, SubBag A


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Rangkuman Dokumen Mutu

Bag.II, Ord.II, SubBag A, Hal 0


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

RANGKUMAN DOKUMEN MUTU

Bagian II Dokumen Mutu


S. Zat Aktif
S.1 Informasi Umum
1.1 Tata Nama
1.2 Rumus Kimia
1.3 Sifat-sifat Umum
S.2 Proses Produksi dan Sumber Zat Aktif
2.1 Produsen
2.2 Uraian dan Kontrol Proses Pembuatan
2.3 Kontrol Terhadap Bahan
2.4 Kontrol Terhadap tahapan kritis dan senyawa antara
2.5 Validasi Proses dan/atau Evaluasi
2.6 Pengembangan Proses Pembuatan
S.3 Karakterisasi
3.1 Elusidasi Struktur dan Karakterisasi
3.2 Bahan pengotor
S.4 Kontrol terhadap Zat Aktif
4.1 Spesifikasi
4.2 Prosedur Analisis
4.3 Validasi Prosedur Analisis
4.4 Analisis Bets
4.5 Justifikasi Spesifikasi
S.5 Baku Pembanding
S.6 Spesifikasi dan Pengujian Kemasan
S.7 Stabilitas
P. Obat
P.1 Pemerian dan Formula
P.2 Pengembangan Produk
2.1 Informasi studi Pengembangan
2.2 Komponen Obat
2.3 Obat

Bag.II, Ord.II, SubBag A, Hal 1


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

2.4 Pengembangan Proses Pembuatan


2.5 Sistem Kemasan
2.6 Atribut Mikrobiologi
2.7 Kompatibilitas
P.3 Proses Pembuatan
3.1 Produsen Obat
3.2 Formula Bets
3.3 Proses Pembuatan dan Kontrol Proses
3.4 Kontrol terhadap tahapan kritis dan produk antara
3.5 Validasi Proses dan /atau Laporan
P.4 Kontrol terhadap Zat Tambahan
4.1 Spesifikasi
4.2 Prosedur Analisis
4.3 Eksipien Bersumber dari Hewan dan/atau Manusia
4.4 Eksipien Baru
P.5 Kontrol terhadap Obat
5.1. Spesifikasi
5.2. Prosedur Analisis
5.3. Laporan Validasi Metode Analisis
5.4. Analisis Bets
5.5. Karakterisasi Zat Pengotor
5.6. Justifikasi Spesifikasi
P.6 Baku Pembanding
P.7 Spesifikasi dan Metode Pengujian Kemasan
P.8 Stabilitas
P.9 Bukti ekuivalensi

Bag.II, Ord.II, SubBag A, Hal 2


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Dokumen Mutu

Bag.II, Ord.II, SubBag B


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Sub Bagian B Dokumen Mutu


S. Zat Aktif
S.1 Informasi Umum
1.1 Tata Nama
A. Neomisin Sulfat
1. International Non-proprietary Name
(INN) Neomycin Sulfate
2. Nama Farmakope
Neomisin Sulfat
3. Nomor Registrasi dari Chemical Abstract Service (CAS)
1405-10-3
4. Nama Kimia
4-(Dimetilamino)-1,4,4a,5,5a,6,11,12a-oktahidro-3,5,6,10,12,12a-heksahidroksi-6-
metil-1,11-diokso-2-naftasena-karboksamida dihidrat
B. Polimiksin B Sulfat
1. International Non-proprietary Name
(INN) Polymyxine B Sulphate
2. Nama Farmakope
Polimiksin B Sulfat
3. Nomor Registrasi dari Chemical Abstract Service (CAS)
1405-20-5
4. Nama Kimia
N-[4-amino-1-[[1-[[4-amino-1-oxo-1-[[6,9,18-tris(2-aminoethyl)-15-benzyl-3-(1-
hydroxyethyl)-12-(2-methylpropyl)-2,5,8,11,14,17,20-heptaoxo-1,4,7,10,13,16,19-
heptazacyclotricos-21-yl]amino]butan-2-yl]amino]-3-hydroxy-1-oxobutan-2-
yl]amino]-1-oxobutan-2-yl]-6-methyloctanamide;sulfuric acid.
C. Betametason
1. International Non-proprietary Name
(INN) Betamethasone
2. Nama Farmakope
Betametason
3. Nomor Registrasi dari Chemical Abstract Service (CAS)
378-44-9
4. Nama Kimia
9-Fluoro-11B,17,21-trihidroksi-16B-metilpregna-1,4-diena-3,20-dion.

Bag.II, Ord.II, SubBag B S.I, Hal 3


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

1.2 Rumus Kimia


A. Neomisin Sulfat
C22H24N2O9.2H2O
B. Polimiksin B Sulfat
C22H29FO5
C. Betametason
C22H29FO5
1.3 Sifat Umum
A. Neomisin Sulfat
 Pemerian : Serbuk; putih sampai agak kuning atau padatan kering mirip es;
tidak berbau atau praktis tidak berbau; higroskopik; larutannya memutar bidang
polarisasi ke kanan.
 Kelarutan : Mudah larut dalam air; sangat sukar larut dalam etanol; tidak larut
dalam aseton, dalam kloroform, dan dalam eter.
 pH : Antara 5,0 dan 7,5
 Rotasi Jenis : Antara +53,5o dan +59o, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan; larutkan 1 gram neomisin sulfat dalam air R dan encerkan hingga 10
ml dengan pelarut yang sama
B. Polimiksin B Sulfat
 Pemerian : Serbuk putih sampai kekuning – kuningan; tidak berbau atau bau
khas lemah
 Kelarutan : Mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol
 pH : Antara 5,0 dan 7,5
 Rotasi Jenis : Antara -78 dan -90o, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan;
larutkan 0,5 gram neomisin sulfat dalam air R dan encerkan hingga 25 ml dengan
pelarut yang sama
C. Betametason
 Pemerian : Serbuk hablur; putih sampai hampir putih; tidak berbau. Melebur
pada suhu lebih kurang 240o disertai sedikit penguraian
 Kelarutan : Tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam aseton, dalam etanol,
dalam dioksan, dan dalam metanol; sangat sukar larut dalam kloroform dan eter
 pH : Antara 5,0 dan 7,4
 Rotasi Jenis : Antara +118o dan +126o, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan; lakukan penetapan menggunakan larutan dalam metanol P yang
mengandung 5 mg per ml.

Bag.II, Ord.II, SubBag B S I, Hal 4


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

S.2 Proses Produksi dan Sumer Zat Aktif


2.1 Produsen

No. Nama Bahan Nama Pabrik Alamat Pabrik Negara

LGC Labor GmbH Augsburg


1. Neomisin Sulfat Augsburg Jerman
Dr. Ehrenstorfer Gmbh

LGC Labor GmbH Augsburg


2. Polimiksin B Sulfat Augsburg Jerman
Dr. Ehrenstorfer Gmbh

3. Betametason LGC GmbH Luckenwalde Jerman

2.2 Uraian dan Kontrol Proses Pembuatan

2.3 Kontrol terhadap Bahan

2.4 Kontrol Terhadap Tahapan Kritis dan Senyawa Antara

2.5 Validasi Proses dan/atau Evaluasi

2.6 Pengembangan Proses Pembuatan

S.3 Karakteristik
3.1 Elusidasi Struktur dan Karakterisasi
A Neomisin Sulfat
Neomisin sulfat diuji menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi. Hasil
kromatografi menunjukkan kromatogram sebagai berikut:

Bag.II, Ord.II, SubBag B S.2, Hal 5


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Gambar 1. Kromatogram KCKT Neomisin Sulfat

B Polimiksin B Sulfat
Polimiksin B Sulfat diuji dengan menggunakan spektrofotometer inframerah.
Spektrum serapan inframerah polimiksin B sulfat yang didispersikan dalam kalium
bromida P menunjukkan hasil sebagai berikut:

Gambar 2. Spektrum Inframerah Polimiksin B Sulfat

C Betametason
Betametason diuji dengan menggunakan spektrofotometer inframerah. Spektrum
serapan inframerah betametason yang didispersikan dalam kalium bromida P
menunjukkan hasil sebagai berikut:

Bag.II, Ord.II, SubBag B S.5, Hal 6


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Gambar 3. Sprektrum Inframerah Betametason

3.2 Bahan Pengotor


A Neomisin Sulfat
 R1=h, R2=NH2: 2-deoxy – O(2,6-diamino-2,6-dideoxy-α-D-glucopyranosyl)-
D- streptamine (neamine or neomycin A-LP)
 R1= CO-CH3, R2=NH2:3-Nacetyl-2-deoxy-4-O-(2,6-diamino-2,6-dideoxy-α-
D- glucopyranosyl)- D- streptamine (3-acetylneamine)
 R1=H, R2=OH: 4 – O (2-amino-2deoxy-α-D-glucopyranosyl) – 2 – deoxy – D
– streptamine (paromamine or neomycin D)
 R1 = CH2- NH2, R2=R3=H, R4= NH2: 2- deoxy-4-O- (2,6- diamino- 2,6 –
dideoxy- α – D- glucopyranosyl) – 5- O- [3-O-(2,6-diamino-2,6-dideoxy-α-D-
glucopyranosyl)- β-D – ribofuranosyl] – D- streptamine (neomycin C)
 R1= R3=H, R2 = CH2 – NH2, R4= O: 4- O- (2 – amino-2-deoxy-α-D-
glucopyranosyl)-2- deoxy-5-O-[3-O-(2,6-diamino-2,6-dideoxy-β-L-
idopyranosyl)- β-D-ribofuranosyl]-D- streptamine (paromomycin II or
neomycin F)
 R1=H, R2-CH2- NH2, R3=CO-CH3, R4 = NH2: 3 – N- acetyl -2- deoxy -4 –O-
(2,6-diamino-2,6-dideoxy-α-D-glucopyranosil)-5-O-[3- O- (2,6-diamino-2,6-
dideoxy-β-L-idopyranosyl)-β- D- ribofuranosyl] – D- streptamine (neomycin
B-LP)
B Polimiksin B Sulfat
 Cemaran tidak lebih dari 3% dan total cemaran tidak lebih dari 17%
C Betametason
 Dexametason
 21 – chloro – 9 – fluoro - 11β, 17 – dihydroxy - 16β – methylpregna – 1,4 –
diene – 3,20 – dione
 17,21 – dihydroxy - 16β – methylpregna – 1,4,9 (11) – triene – 3,20 – dione
 9 fluoro - 11β, 17 – dihydroxy - 16β – methyl – 3,20 – dioxopregna – 1,4 –
dien – 21- ylethoxycarboxylate

Bag.II, Ord.II, SubBag B S.3, Hal 7


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

 9, 11β- epoxy – 17, 21 – dihydroxy – 16 β – methyl - 9β – pregna – 1,4 – diene


– 3,20 – dione
 17, 21 – dihydroxy - 16β – methylpregna – 1,4,11- triene – 3,20 – dione
 11α,17,21- trihydroxy - 16β-methylpregna-1,4-diene-3,20-dione
 14-fluoro-11β,17,21-trihydroxy-16β-methyl-8α, 9β-pregna-1,4-diene-3,20-
dione
 8 – fluoro-11β,17,21-trihydroxy-16β-methyl-8α,9β-pregna-1,4-diene-3,20-
dione
 17,21-dihydroxy-16β-methylpregna-1,4-diene-3,20-dione
S.4 Kontrol Terhadap Zat Aktif
4.1 Spesifikasi
A Neomisin Sulfat
Pemerian : Serbuk; putih sampai agak kuning atau padatan kering mirip
es; tidak berbau atau praktis tidak berbau; higroskopik;
larutannya memutar bidang polarisasi ke kanan
Kelarutan : Larut dalam air; tidak larut dalam etanol, garam aseton,
dalam kloroform, dalam eter dan dalam benzene
Identifikasi : Sesuai
Kadar : 90% - 110%
pH : Antara 5,0 dan 7,5
Rotasi Jenis : Antara +53,5o dan +59o, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan; larutkan 1 gram neomisin sulfat dalam air R dan
encerkan hingga 10 ml dengan pelarut yang sama
Susut Pengeringan : tidak lebih dari 8,0% lakukan; lakukan pengeringan pada
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60o selama 3 jam,
menggunkan lebih kurang 100 mg zat.
Uji Potensi Antibiotik : Pengujian dengan Staphylococcus epidermidis ATCC 12228

B Polimiksin B Sulfat
Pemerian : Serbuk putih sampai kekuning – kuningan; tidak berbau atau
bau khas lemah
Kelarutan : Mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol
Identifikasi : Sesuai
Kadar : 90% - 110%
pH : Antara 5,0 dan 7,5

Bag.II, Ord.II, SubBag B S.4, Hal 8


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Rotasi Jenis : Antara -78 dan -90o, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan; larutkan 0,5 gram neomisin sulfat dalam air R
dan encerkan hingga 25 ml dengan pelarut yang sama
Susut Pengeringan : Tidak lebih dari 7,0%; lakukan pengeringan dalam botol
bersumbat kapiler, dalam hampa udara, pada suhu 60o selama
3 jam, menggunakan 100mg
Sisa Pemijaran : Tidak lebih dari 5,0%; lakukan penetapan dengan
membasahkan sisa pengarangan dengan 2 ml asam nitrat P
dan 5 tetes asam sulfat P
Uji Potensi Antibiotik : Pengujian dengan Bordetella bronchiseptica
ATCC 4617

C Betametason
Pemerian : Serbuk hablur; putih sampai hampir putih; tidak berbau.
Melebur pada suhu lebih kurang 240o disertai sedikit
penguraian
Kelarutan : Tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam aseton, dalam
etanol, dalam dioksan, dan dalam metanol; sangat sukar larut
dalam kloroform dan eter
Identifikasi : Sesuai
Kadar : 90% - 110%
pH : Antara 5,0 dan 7,4
Rotasi Jenis : Antara +118o dan +126o, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan; lakukan penetapan menggunakan larutan dalam
metanol P yang mengandung 5 mg per ml
Susut Pengeringan : Tidak lebih dari 1,0%; lakukan pengeringan pada suhu 105o
selama 3 jam
Sisa Pemijaran : Tidak lebih dari 0,2%; lakukan penetapan menggunakan kurs
platina

4.2 Prosedur Analisis


A Neomisin Sulfat
a. Pemerian
Pemerian dilihat dari bentuk fisik, yaitu bentuk, warna, dan bau. Bahan baku
diamati bau, warna, serta tekstur secara subjektif.
b. Identifikasi
 Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Bag.II, Ord.II, SubBag B S.4, Hal 9
PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

o Totolkan secara terpisah masing – masing 1µl larutan yang


mengandung zat uji 20 mg per ml dan Neomisin sulfat BPFI 20 mg
per ml pada lempeng kromatografi silika gel
o Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi fase gerak
campuran air – amonium hidroksida P – aseton P (71,5: 8,5: 20)
yang dibuat segar dan dibiarkan merambat sampai lebih kurang tiga
per empat tinggi lempeng
o Angkat lempeng, biarkan kering di udara dan panaskan pada suhu
105o selama 1 jam.
o Semprot lempeng dengan larutan ninhidrin P dalam butanol P (1
dalam 100), panaskan pada suhu 105o selama 5 menit, amati
kromatogram: harga Rf bercak merah utama yang diperoleh dari
larutan uji sesuai dengan yang diperoleh dengan dari larutan baku
c. Penetapan potensi
Penetapan potensi dilakukan seperti tertera pada penetapan potensi antibiotik
secara mikrobiologi (FI V, 131)
d. pH
Uji penetapan pH dilakukan dengan menggunakan pH meter yang dilengkapi
elektrode kalomel yang sudah dibakukan menggunakan larutan dapar yang
sesuai. Larutkan 33 mg zat uji dalam 1 ml air bebas karbon dioksida P dan
ukur pH larutan uji dengan pH meter. Bahan baku memenuhi syarat jika pH
berkisar antara 5,0 dan 7,5.
e. Rotasi Jenis
 Rotasi optik bahan baku neomisin sulfat ditetapkan dengan menimbang
sebanyak 1 gram zat uji yang telah dikeringkan menurut penetapan susut
pengeringan dan dilarutkan dalam air bebas karbon dioksida P dan
dicukupkan volumenya hingga 10 mL sehingga didapatkan konsentrasi
larutan 10 mg/ml. Atur suhu 25 °C, ukur rotasi optik larutan dan blanko
(pelarut)
 Rotasi optik larutan maupun blanko (pelarut) diukur menggunakan
polarimeter yang sudah dikalibrasi pada panjang gelombang 589 nm dan
suhu 25oC.
 Cara hitung rotasi jenis:
[α]25°C
589 nm = 100a/lpd = (100 a) / (l c)

Keterangan :
a= Rotasi optik (°)
c= Konsentrasi sampel (g/100 ml)
Bag.II, Ord.II, SubBag B S.4, Hal 10
PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

l = panjang tabung polarimeter (dm);


d = BJ cairan/larutan pada suhu pengamatan;
p = kadar larutan (g/100 g larutan)
Keterangan:
o Rotasi jenis dari larutan harus ditentukan dalam waktu 30 menit
setelah pembuatan. Upayakan agar waktu yang terpakai tiap kali sama
bagi zat yang diketahui mengalami rasemisasi atau mutarotasi.
o Tabung polarimeter harus diisi sedemikian agar tidak terbentuk atau
meninggalkan gelembung udara yang mengganggu berkas cahaya
yang lewat.
o Pengukuran paling sedikit 5 kali (baik sampel maupun blanko)
f. Susut pengeringan
 Botol timbang tanpa tutup dikeringkan dalam oven vakum pada suhu 105o
± 2oC. selama 30 menit dan dinginkan dalam desikator hingga suhu kamar.
 Botol timbang tanpa tutup dikeringkan kembali dalam oven vakum pada
suhu 60o ± 2oC selama 3 jam dengan tekanan tidak lebih dari 5 mmHg.
Setelah 3 jam botol segera ditutup dan biarkan dalam desikator sehingga
suhunya mencapai suhu kamar dan ditimbang. Catat bobot botol timbang.
 Zat uji (bahan baku neomisin sulfat) dicampur dan ditimbang saksama
sebanyak 100 mg dimasukkan ke dalam botol timbang tersebut, dan
ditimbang saksama botol beserta isinya. Catat bobot botol timbang dan zat
uji. Hitung bobot awal zat uji.
 Perlahan-lahan dengan menggoyang, zat uji diratakan sampai setinggi
lebih kurang 5 mm.
 Botol timbang yang berisi zat uji dimasukkan ke dalam oven vakum, tutup
dibuka dan dibiarkan di dalam oven vakum dan dipanaskan pada suhu 60o
± 2oC dengan tekanan tidak lebih dari 5 mmHg selama 3 jam. Pada waktu
oven dibuka, botol segera ditutup dan dibiarkan dalam desikator hingga
suhunya mencapai suhu kamar dan ditimbang. Catat bobot botol timbang
dan zat uji pasca pengeringan.
 Cara hitung susut pengeringan :
[A] – [B]
𝑠𝑢𝑠𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑥 100%
[𝐴]

Bag.II, Ord.II, SubBag B S.4, Hal 11


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Keterangan:
[B] = Bobot kosong dan tutupnya + sampel (setelah dikeringkan dalam
oven) dalam gram
[A] = Bobot kosong dan tutupnya + sampel (sebelum dikeringkan dalam
Oven) dalam gram
Keterangan: Jika zat uji melebur pada suhu lebih rendah dari suhu yang
ditetapkan untuk susut pengeringan, biarkan botol beserta isinya selama
1-2 jam pada suhu 5-10 °C di bawah suhu lebur, kemudian keringkan pada
suhu yang telah ditetapkan.
g. Uji potensi antibiotik
Pengujian dilakukan menggunakan Staphylococcus epidermidis ATCC 12228
 Penyiapan Larutan Baku dan Larutan Uji
Timbang seksama baku pembanding Neomisin Sulfat BPFI yang telah
dikeringkan dan larutkan dalam 100,0 ml dapar fosfat nomor 3 hingga
diperoleh konsentrasi 1,0 mg/ml. Simpan dalam lemari pendingin dan
gunakan pada waktu yang ditentukan (batas penggunaan: 14 hari). Pada
hari penetapan, buat pengenceran secara bertahap dengan dapar fosfat no.
3 hingga diperoleh konsentrasi 1,0 μg/ml, encerkan kembali dengan dapar
fosfat no. 3 hingga diperoleh lima konsentrasi larutan baku, yaitu 1,5625
µg/ml (S1); 1,25 µg/ml (S2); 1,0 µg/ml (S3); 0,8 µg/ml (S4); 0,64 µg/ml
(S5). Buat larutan persediaan dan enceran larutan uji pada hari penetapan,
dengan pengencer akhir yang sama seperti untuk baku pembanding. Buat
dosis larutan uji bahan baku Neomisin Sulfat sama dengan dosis tengah,
yaitu 1,0 µg/ml (U3). Buat larutan uji bersamaan dengan larutan baku.
 Penyiapan Inokulum
- Inokulasikan biakan segar Staphylococcus epidermidis ATCC
12228 dari agar miring ke permukaan 250 ml media 1 dalam sebuah
botol Roux. Sebarkan secara merata di atas permukaan agar media
dengan bantuan butiran kaca steril, lalu inkubasikan selama 24 jam
pada suhu 32-35˚C.
- Pada akhir inkubasi, buat suspensi persediaan dengan
mengumpulkan biakan permukaan ke dalam 50 ml larutan natrium
klorida 0,9% steril. Untuk penetapan, encerkan sebagian suspensi
persediaan dengan cara melarutkan 1 ml suspensi persediaan dalam
14 ml NaCl 0,9% steril dan ukur transmitannya pada 580 nm. Atur
perbandingan hingga inokula mempunyai transmitans 25%

Bag.II, Ord.II, SubBag B S.4, Hal 12


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

- terhadap larutan natrium klorida 0,9% sebagai blanko.


- Buat inokulum dengan menambahkan 0,4 ml suspensi persediaan
dengan 99,6 ml agar media 11 yang telah dicairkan dan didinginkan
pada suhu 45-50°C, putar hingga diperoleh suspensi homogen.
 Pengujian
Penyiapan lempeng: tuang 21 ml media 11 ke dalam cawan petri dan
biarkan memadat sebagai lapisan dasar yang licin dengan ketebalan
seragam. Tambahkan 4,0 ml lapisan inokulum, putar lempeng untuk
menyebarkan inokula pada permukaan dan biarkan memadat. Letakkan 6
buah silinder pada permukaan yang telah diinokulasi dari ketinggian 12
mm menggunakan alat mekanik atau alat lain untuk menjamin
penempatannya pada radius 2,8 cm. Lalu tutup lempeng agar tidak terjadi
kontaminasi. Isi keenam silinder pada cawan petri dengan larutan baku
dengan berbagai konsentrasi dan larutan uji yang telah dibuat sebelumnya.
Kemudian inkubasi lempeng pada suhu 36°C-37,5°C selama 16 - 18 jam.
Ambil semua silinder, ukur dan catat diameter setiap hambatan
pertumbuhan hingga mendekati 0,1 mm. Hitung potensi.

Gambar 4. Cawan petri yang diisi dengan larutan baku

Gambar 5. Cawan petri yang diisi dengan larutan uji


 Cara Hitung
- Persamaan garis
- y = a + bx
- yU = {y + (U-S3U)}

Bag.II, Ord.II, SubBag B S.4, Hal 13


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

- yU = a + bXU
Keterangan:
y = diameter hambatan baku
yU= diameter hambatan uji
x = log dosis baku = log S
U= diameter hambatan uji pada cawan uji
S3U = diameter baku 3(S3) pada cawan yang mengandung uji
XU = log dosis uji
- Potensi Uji
𝑈
𝑥 100%
𝑆3

 Media 1
Pepton P 6,0 g
Digesti pankreatik kasein P 4,0 g
Ekstrak ragi P 3,0 g
Ekstrak daging P 1,5 g
Glukosa P 1,0 g
Agar P 15,0 g
Air 1000 ml
pH setelah sterilisasi adalah 6,6 ± 0,1
 Media 11
Sama seperti Media 1, kecuali pH setelah sterilisasi adalah 8,3 ± 0,1.
 Dapar Fosfat Nomor 3
pH 8,0; 0,1 M; Larutkan 16,73 g kalium fosfat dibasa dan 0,523 g kalium
fosfat monobasa dalam air 1000 ml. Atur pH hingga 8,0 ± 0,1 dengan
asam fosfat 18 N atau kalium hidroks

Bag.II, Ord.II, SubBag B S.4, Hal 14


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Skema Cara Penetapan Potensi Neomisin Sulfat


Bakteri : Staphylococcus epidermidis ATCC 1222

Inokulasikan 1 ose
Botol Roux media 1;
Inkubasi ±24 jam 32-35°C

+ 50 ml NaCl 0,9%
A= 0,675 atau %T=25%

1mL + 14 mL NaCl
0,9%

0,03 mL + 99,97 mL media 11 4 mL

Seed
layer
Based layer
21 ml media 11

Antibiotik : Neomisin Sulfat Masukkan 6 cakram


(dalam dapar fosfat nomor 3)

1 mg/mL

+ dapar fosfat Masukkan larutan uji


nomor 3 dan satandar pada
1,0 µg/mL cakram

S1 S2 S3 S4 S5 Ukur diameter hambatan


1,25 µg/ml
0,8 µg/ml Hitung potensi dan hitung
1,5625 µg/ml 1,0 µg/ml 0,64 µg/ml batas kepercayaan

Bag.II, Ord.II, SubBag B S.4, Hal 15


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Diameter zona hambat pertumbuhan (mm)

No Baku Pembanding Sampel

S1 S3 S2 S3 S4 S3 S5 S3 U S3

1 17,4 19,4 18,4 19,6 20,0 19,4 21,0 19,6 19,6 19,8

2 17,5 19,2 18,4 19,6 20,4 19,4 21,2 19,2 19,6 19,6

3 17,8 19,6 18,2 19,4 20,2 19,6 21,4 19,2 19,8 19,8

4 17,8 19,8 18,2 19,2 20,4 19,4 21,0 19,6 19,8 19,4

5 17,4 19,8 18,6 19,4 20,4 19,4 20,8 19,2 19,8 19,4

6 17,8 19,8 18,2 19,8 20,2 19,2 21,6 19,6 19,2 19,6

7 17,7 19,8 18,0 19,4 20,0 19,2 20,8 19,4 19,2 19,4

8 17,8 19,4 18,4 19,4 20,6 19,6 20,8 19,4 19,8 19,2

9 17,6 19,6 18,4 19,4 20,6 19,4 20,8 19,4 19,8 19,4

Jumlah 158,8 176,4 164,8 175,2 182,6 174,6 189,4 174,6 176,03 175,6

Rata-
17,644 19,600 18,311 19,467 20,289 19,400 21,044 19,400 19,559 19,511
rata

Korektor 0,133 0,00 -0,067 -0,067

Hasil
17,778 18,311 20,222 20,978
koreksi

Bag.II, Ord.II, SubBag B S.4, Hal 16


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Diameter zona hambat


Larutan baku Log S=X X2 Y2 XY
(mm)=Y

Dosis S1= 1,5625 0,19382 a = 17,778 0,037566 316,0573 3,4457319

Dosis S2= 1,25 0,09691 b = 18,311 0,009392 335,2927 1,7745190

Dosis S3= 1 0 c = 19,467 0 378,9641 0

Dosis S4= 0,8 0,09691 d = 20,222 0,009392 408,9293 1,9597140

Dosis S5= 0,64 0,19382 e = 20,978 0,003757 440,0765 4,0659560

Jumlah 10,000 967,55 5,120769 187930,27 95,950581

Persamaan garis : y = a + bx

Yu = {y + (U – S3U)}

Yu = a+ bXu

y = diameter hambat baku

yu = diameter hambatan uji

x = log dosis baku

U = diameter hambatan uji pada cawan uji

S2U = diameter baku 3 (S3) pada cawan yang mengandung uji

Xu = log dosis uji

Y=19,37785- 0,229225 x

X pada dosis tengah = 0 => maka y = 19,467

yu = { y + (U – S3u )} = 19,467 + (19,559 – 19,511) = 19,515

yu = a + bXu -> 19,515 = 19,37785- 0,229225 x

Xu = 0,0116 = log dosis uji = log 1,0271 (dosis uji = 1,0271)

U
Potensi uji = S3 x 100 %

= (1,0271 / 1) x 100 %

= 102,7 %

Bag.II, Ord.II, SubBag B S.4, Hal 17


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

B Polimiksin B Sulfat
a. Pemerian
Pemerian dilihat dari bentuk fisik, yaitu bentuk, warna, dan bau. Bahan baku
diamati bau, warna, serta tekstur secara subjektif.
b. Identifikasi
 Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
o Larutan uji dibuat dengan cara melarutkan 5 mg sampel dalam 1 ml
asam klorida 6 N dalam vial reaksi 3ml. Tutup rapat vial dan panaskan
pada suhu 105o selama 5 jam, setelah itu biarkan dingin pada suhu
kamar dan buka tutup. Uapkan isi vial pada suhu 100o dengan aliran
gas nitrogen sampai kering dan tidak ada lagi asam klorida yang
terdeteksi.
o Larutan acuan dibuat dengan cara seperti pembuatan larutan uji
menggunakan 5 mg Polimikmisin B Sulfat BPFI.
o Larutan baku dibuat sebanyak empat jenis. Dibuat larutan dalam air
yang mengandung (1) 2 mg L – Leusin BPFI, (2) 2 mg L – Treoin
BPFI, (3) 2 mg L – Fenilalanil BPFI, dan (4) 2 mg L – Serin BPFI
per ml
o Totolkan secara terpisah masing – masing 3µl larutan uji, larutan
acuan, dan ke empat larutan baku pada lempeng kromatografi silika
gel
o Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi fase gerak
campuran fenol P - air (75:25) yang dibuat segar dan dibiarkan
merambat sampai lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng,
dilakukan dalam keadaan cahaya dikurangi.
o Angkat lempeng, keringkan pada suhu 110o selama 5 menit.
o Semprot lempeng dengan pereaksi yang dibuat dari 1 gram ninhidrin
P yang dilarutkan dalam 50 ml etanol P dan 10 ml asam asetat glasial
P, panaskan pada suhu 110o selama 5 menit, amati kromatogram:
harga Rf bercak utama yang diperoleh dari larutan uji dan larutan
acuan sesuai dengan yang diperoleh dengan dari larutan baku (1), (2),
dan (3) tetapi tidak terdapat bercak yang sesuai dengan harga Rf
larutan baku (4).
c. Penetapan potensi
Penetapan potensi dilakukan seperti tertera pada penetapan potensi antibiotik
secara mikrobiologi (FI V, 131)

Bag.II, Ord.II, SubBag B S.4, Hal 18


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

d. pH
Uji penetapan pH dilakukan dengan menggunakan pH meter yang dilengkapi
elektrode kalomel yang sudah dibakukan menggunakan larutan dapar yang
sesuai. Larutkan 5 mg zat uji dalam 1 ml air bebas karbon dioksida P dan ukur
pH larutan uji dengan pH meter. Bahan baku memenuhi syarat jika pH berkisar
antara 5,0 dan 7,5.
e. Rotasi jenis
 Rotasi optik bahan baku polimiksin b sulfat ditetapkan dengan menimbang
sebanyak 500 mg zat uji yang telah dikeringkan menurut penetapan susut
pengeringan dan dilarutkan dalam 25 ml air bebas karbon dioksida P
sehingga didapatkan konsentrasi larutan 20 mg/ml. Atur suhu 25 °C, ukur
rotasi optik larutan dan blanko (pelarut)
 Rotasi optik larutan maupun blanko (pelarut) diukur menggunakan
polarimeter yang sudah dikalibrasi pada panjang gelombang 589 nm dan
suhu 25oC.
 Cara hitung rotasi jenis:
[α]25°C
589 nm = 100a/lpd = (100 a) / (l c)

Keterangan :
a= Rotasi optik (°)
c= Konsentrasi sampel (g/100 ml)
l = panjang tabung polarimeter (dm);
d = BJ cairan/larutan pada suhu pengamatan;
p = kadar larutan (g/100 g larutan)
Keterangan:
a. Rotasi jenis dari larutan harus ditentukan dalam waktu 30 menit setelah
pembuatan. Upayakan agar waktu yang terpakai tiap kali sama bagi zat
yang diketahui mengalami rasemisasi atau mutarotasi.
b. Tabung polarimeter harus diisi sedemikian agar tidak terbentuk atau
meninggalkan gelembung udara yang mengganggu berkas cahaya yang
lewat.
c. Pengukuran paling sedikit 5 kali (baik sampel maupun blanko)
f. Susut pengeringan
 Botol timbang tanpa tutup dikeringkan dalam oven vakum pada suhu 105o
± 2oC. selama 30 menit dan dinginkan dalam desikator hingga suhu kamar.
 Botol timbang tanpa tutup dikeringkan kembali dalam oven vakum pada
suhu 60o ± 2oC selama 3 jam dalam hampa udara. Setelah 3 jam botol

Bag.II, Ord.II, SubBag B S.4, Hal 19


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

 segera ditutup dan biarkan dalam desikator sehingga suhunya mencapai


suhu kamar dan ditimbang. Catat bobot botol timbang.
 Zat uji (bahan baku polimiksin b sulfat) dicampur dan ditimbang saksama
sebanyak 100 mg dimasukkan ke dalam botol timbang bersumbat kapiler,
dan ditimbang saksama botol beserta isinya. Catat bobot botol timbang dan
zat uji. Hitung bobot awal zat uji.
 Perlahan-lahan dengan menggoyang, zat uji diratakan sampai setinggi lebih
kurang 5 mm.
 Botol timbang yang berisi zat uji dimasukkan ke dalam oven vakum, tutup
dibuka dan dibiarkan di dalam oven vakum dan dipanaskan pada suhu 60o
± 2oC dalam hampa udara selama 3 jam. Pada waktu oven dibuka, botol
segera ditutup dan dibiarkan dalam desikator hingga suhunya mencapai
suhu kamar dan ditimbang. Catat bobot botol timbang dan zat uji pasca
pengeringan.
 Cara hitung susut pengeringan :
[A] – [B]
𝑠𝑢𝑠𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑥 100%
[𝐴]
Keterangan:
[B] = Bobot kosong dan tutupnya + sampel (setelah dikeringkan dalam
oven) dalam gram
[A] = Bobot kosong dan tutupnya + sampel (sebelum dikeringkan dalam
Oven) dalam gram
 Keterangan: Jika zat uji melebur pada suhu lebih rendah dari suhu yang
ditetapkan untuk susut pengeringan, biarkan botol beserta isinya selama 1-
2 jam pada suhu 5-10 °C di bawah suhu lebur, kemudian keringkan pada
suhu yang telah ditetapkan.
g. Sisa pemijaran
 Krusibel yang sesuai dipijar pada suhu 600o ± 50oC selama 30 menit,
dinginkan krusibel didalam desikator dan ditimbang saksama
 Sebanyak 1-2 gram zat uji (betametason) ditimbang saksama ke dalam
krusibel yang telah dikeringkan
 Zat uji dibasahi dengan 1 ml H2SO4 P, kemudian dipanaskan perlahan-lahan
pada suhu serendah mungkin hingga zat uji mengarang sempurna
 Dinginkan; sisa/residu zat uji dibasahi dengan 2 ml asam nitrat P dan 5
tetes asam sulfat P, dipanaskan perlahan-lahan sampai tidak terbentuk asap
putih dan dipijar pada suhu 800o ± 25oC hingga sisa/residu zat uji habis
terbakar.
Bag.II, Ord.II, SubBag B S.4, Hal 20
PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

 Dinginkan krusibel didalam desikator, ditimbang saksama dan hitung


persentase sisa pemijaran.
 Cara hitung sisa pemijaran:
Sisa Pemijaran (%)
Berat krusibel berisi zat uji setelah dipijar − Berat krusibel kosong
= 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑝𝑖𝑗𝑎𝑟

Keterangan:
a. Jika jumlah residu yang diperoleh melebihi batas yang ditentukan
dalam monografi individu, ulangi pembasahan dengan asam sulfat,
pemanasan dan pemijaran seperti sebelumnya, menggunakan periode
pemijaran 30 menit, sampai dua penimbangan berturut-turut dari
residu tidak berbeda lebih dari 0,5 mg atau sampai persentase residu
sesuai dengan batas dalam monografi individu.
b. Lakukan pemijaran dalam lemari asam berventilasi baik, tetapi
terlindung dari aliran udara dan pada suhu serendah mungkin agar
pembakaran karbon terjadi sempurna. Dapat menggunakan tanur, jika
didinginkan dan untuk pemijaran akhir direkomendasikan
menggunakan suhu pada 600o ± 50oC.
h. Uji potensi antibiotik
Pengujian dilakukan menggunakan Bordetella bronchiseptica ATCC 4617
 Penyiapan Larutan Baku dan Larutan Uji
Timbang seksama baku pembanding Polimiksin B BPFI yang telah
dikeringkan dan larutkan dalam 100,0 ml dapar fosfat nomor 6 hingga
diperoleh konsentrasi 1,19 mg/ml. Simpan dalam lemari pendingin dan
gunakan pada waktu yang ditentukan (batas penggunaan: 14 hari). Pada
hari penetapan, buat pengenceran secara bertahap dengan dapar fosfat no.
6 hingga diperoleh konsentrasi 1,19 μg/ml, encerkan kembali dengan dapar
fosfat no. 6 hingga diperoleh lima konsentrasi larutan baku, yaitu 1,859375
µg/ml (S1); 1,4875 µg/ml (S2); 1,19 µg/ml (S3); 0,952 µg/ml (S4); 0,7616
µg/ml (S5). Buat larutan persediaan dan enceran larutan uji pada hari
penetapan, dengan pengencer akhir yang sama seperti untuk baku
pembanding. Buat dosis larutan uji bahan baku Polimiksin B sama dengan
dosis tengah, yaitu 1,19 µg/ml (U3). Buat larutan uji bersamaan dengan
larutan baku.

Bag.II, Ord.II, SubBag B S.4, Hal 21


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

 Penyiapan Inokulum
- Inokulasikan biakan segar Bordetella bronchiseptica ATCC 4617 dari
agar miring ke permukaan 250 ml media 1 dalam sebuah botol Roux.
Sebarkan secara merata di atas permukaan agar media dengan bantuan
butiran kaca steril, lalu inkubasikan selama 24 jam pada suhu 32-35˚C.
- Pada akhir inkubasi, buat suspensi persediaan dengan mengumpulkan
biakan permukaan ke dalam 50 ml larutan natrium klorida 0,9% steril.
Untuk penetapan, encerkan sebagian suspensi persediaan dengan cara
melarutkan 1 ml suspensi persediaan dalam 14 ml NaCl 0,9% steril dan
ukur transmitannya pada 580 nm. Atur perbandingan hingga inokula
mempunyai transmitans 25% terhadap larutan natrium klorida 0,9%
sebagai blanko.
- Buat inokulum dengan menambahkan 0,1 ml suspensi persediaan
dengan 99,9 ml agar media 10 yang telah dicairkan dan didinginkan
pada suhu 45-50°C, putar hingga diperoleh suspensi homogen.
 Pengujian
Penyiapan lempeng: tuang 21 ml media 10 ke dalam cawan petri dan
biarkan memadat sebagai lapisan dasar yang licin dengan ketebalan
seragam. Tambahkan 4,0 ml lapisan inokulum, putar lempeng untuk
menyebarkan inokula pada permukaan dan biarkan memadat. Letakkan 6
buah silinder pada permukaan yang telah diinokulasi dari ketinggian 12 mm
menggunakan alat mekanik atau alat lain untuk menjamin penempatannya
pada radius 2,8 cm. Lalu tutup lempeng agar tidak terjadi kontaminasi. Isi
keenam silinder pada cawan petri dengan larutan baku dengan berbagai
konsentrasi dan larutan uji yang telah dibuat sebelumnya. Kemudian
inkubasi lempeng pada suhu 36°C-37,5°C selama 16 - 18 jam. Ambil semua
silinder, ukur dan catat diameter setiap hambatan pertumbuhan hingga
mendekati 0,1 mm. Hitung potensi.

Gambar 6. Cawan petri yang diisi dengan larutan baku

Bag.II, Ord.II, SubBag B S.4, Hal 22


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Gambar 7. Cawan petri yang diisi dengan larutan uji


 Cara Hitung
a. Persamaan garis
y = a + bx
yU = {y + (U-S3U)}
yU = a + bXU
Keterangan:
y = diameter hambatan baku
yU= diameter hambatan uji
x = log dosis baku = log S
U= diameter hambatan uji pada cawan uji
S3U = diameter baku 3(S3) pada cawan yang mengandung uji
XU = log dosis uji
b. Potensi Uji
𝑈
𝑥 100%
𝑆3
 Media 9
Digesti pankreatik kasein P 17,0 g

Digesti papaik kedele P 3,0 g

Natrium klorida P 5,0 g

Kalium fosfat dibasa P 2,5 g

Dekstrosa P 2,5 g

Agar P 20,0 g

Air 1000 ml

pH setelah sterilisasi adalah 7,2 ± 0,1

Bag.II, Ord.II, SubBag B S.4, Hal 23


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

 Media 10
Sama seperti Media 9, kecuali menggunakan agar P 12,0 g sebagai ganti
20,0 g, dan setelah pendidihan media untuk melarutkan agar, tambahkan 10
ml polisorbat 80 P. pH setelah sterilisasi 7,2 ± 0,1.
 Dapar Fosfat Nomor 6
pH 6,0; 10%; Larutkan 20,0 g kalium fosfat dibasa P dan 80,0 g kalium
fosfat monobasa P dalam air 1000 ml. Atur pH hingga 6,0 ± 0,05 dengan
asam fosfat 18 N atau natrium hidroks

Inokulasikan 1 ose bakteri


Botol Roux media 1;
Inkubasi ±24 jam 32-35°C

+ 50 ml NaCl 0,9%
A= 0,602 atau %T=25%

1mL + 14 mL NaCl 0,9%

0,1 mL + 99,9 mL media 10 4 mL

Seed layer
Based layer
21 ml media 10

Antibiotik : Polimiksin B Masukkan 6 cakram


(dalam dapar fosfat nomor 6)

1 ,19 mg/mL

+ dapar fosfat
Masukkan larutan uji dan
nomor 6
satandar pada cakram
1,19 µg/mL

S1 S2 S3 S4 S5
1,859375 µg/ml 1,19 µg/ml 0,7616 µg/ml Ukur diameter hambatan
1,4875 µg/ml 0,952 µg/ml Hitung potensi dan hitung
batas kepercayaan

Bag.II, Ord.II, SubBag B S.4, Hal 24


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Diameter zona hambat pertumbuhan (mm)

No Baku Pembanding Sampel

S1 S3 S2 S3 S4 S3 S5 S3 U S3

1 17,4 19,4 18,4 19,6 20,0 19,4 21,0 19,6 19,8 19,6

2 17,5 19,2 18,4 19,6 20,4 19,4 21,2 19,2 19,6 19,6

3 17,8 19,6 18,2 19,4 20,2 19,6 21,4 19,2 19,8 19,8

4 17,8 19,8 18,2 19,2 20,4 19,4 21,0 19,6 19,4 19,8

5 17,4 19,8 18,6 19,4 20,4 19,4 20,8 19,2 19,4 19,8

6 17,8 19,8 18,2 19,8 20,2 19,2 21,6 19,6 19,6 19,2

7 17,7 19,8 18,0 19,4 20,0 19,2 20,8 19,4 19,4 19,2

8 17,8 19,4 18,4 19,4 20,6 19,6 20,8 19,4 19,2 19,8

9 17,6 19,6 18,4 19,4 20,6 19,4 20,8 19,4 19,4 19,8

Jumlah 158,8 176,4 164,8 175,2 182,6 174,6 189,4 174,6 175,6 176,1

Rata-
17,644 19,600 18,311 19,467 20,289 19,400 21,044 19,400 19,511 19,565
rata

Korektor 0,133 0,00 -0,067 -0,067

Hasil
17,778 18,311 20,222 20,978
koreksi

Bag.II, Ord.II, SubBag B S.4, Hal 25


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Diameter zona
Larutan baku Log S=X hambat X2 Y2 XY
(mm)=Y

Dosis S1=
0,269366987 a = 17,778 0,072559 316,0494 4,7888063
1,859375

Dosis S2= 1,4875 0,172456974 b = 18,311 0,029741 335,2968 3,1578597

Dosis S3= 1,19 0,075546961 c = 19,467 0,005707 378,9511 1,4706727

Dosis S4= 0,952 0,021363052 d = 20,222 0,000456 408,9383 0,4320036

Dosis S5= 0,7616 0,118273065 e = 20,978 0,013989 440,0672 2,4811323

Jumlah 6,902185714 96,755 5,120769 1879,3027 95,950581

Persamaan garis : y = a + bx

Yu = {y + (U – S3U)}

Yu = a+ bXu

y = diameter hambat baku

yu = diameter hambatan uji

x = log dosis baku

U = diameter hambatan uji pada cawan uji

S2U = diameter baku 3 (S3) pada cawan yang mengandung uji

Xu = log dosis uji

Y=20,7457798- 10,614182 x

X pada dosis tengah = 0,075546961=> maka y = 19,467

yu = { y + (U – S3u )} = 19,467 + (19,511-19,5652) = 19,8789

yu = a + bXu -> 19,8789 = 20,7457798- 10,614182 Xu

Xu = 0,08167 = log dosis uji = log 1,20689 (dosis uji = 1,20689)

U
Potensi uji = S3 x 100 %

= (1,20689 / 1,19) x 100 %

Bag.II, Ord.II, SubBag B S.4, Hal 26


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

= 101,42 %

C Betametason
a. Pemerian
Pemerian dilihat dari bentuk fisik, yaitu bentuk, warna, dan bau. Bahan baku
diamati bau, warna, serta tekstur secara subjektif.
b. Identifikasi
 Spektrofotometer IR (A)
o Sejumlah bahan baku uji (Betametason) dan Betametason BPFI
didispersikan dalam minyak mineral P dan diukur serapan
inframerahnya menggunakan spektrofotometer IR
o Uji dikatakan positif jika spektrum serapan inframerah bahan baku uji
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Betametason BPFI
 Kromatografi Lapis Tipis
o Totolkan secara terpisah masing – masing 10µl larutan yang
mengandung zat uji 0,5 mg per ml dan Neomisin sulfat BPFI 0,5 mg
per ml pada lempeng kromatografi silika gel
o Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi fase gerak
campuran kloroform P – dietilamin P (2:1) yang dibuat segar dan
dibiarkan merambat sampai lebih kurang tiga per empat tinggi
lempeng
o Angkat lempeng, tandai batas rambat dan biarkan sampai kering.
o Semprot lempeng dengan larutan asam sulfat (1 dalam 2) dan
panaskan diatas lempeng pemanas atau dibawah lampu hingga bercak
tampak: harga Rf bercak utama larutan uji sesuai dengan larutan baku
c. Penetapan kadar
 Sistem Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Detektor : Spektrofotometer dengan panjang gelombang 254 nm
Kolom : 4 mm x 30 cm berisi bahan pengisi L1
Laju alir : 1 ml/menit
 Kesesuaian Sistem
Waktu retensi relatif : Betametason = 1,0; Propilparaben = 1,4
Resolusi : R antara puncak betametason dan propilparaben
tidak kurang dari 3,0
RSD : Penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%

Bag.II, Ord.II, SubBag B S.4, Hal 27


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

 Fase Gerak
Dibuat campuran air – Asetonitril P dengan rasio 63:37, kemudian saring.
 Larutan Baku Internal
Propilparaben ditimbang sebanyak 0,25 mg kemudian dilarutkan dalam 1
ml etanol P hingga kadar lebih kurang 0,25 mg/ml
 Larutan Baku
Betametason BPFI ditimbang secara saksama, dilarutkan dalam etanol P
hingga kadar lebih kurang 0,2 mg/ml. Dimasukkan 10 ml larutan kedalam
vial yang sesuai, ditambahkan 10 ml larutan baku internal hingga kadar
betametason lebih kurang 0,1 mg/ml dan kadar propil paraben lebih kurang
0,125 mg/ml
 Larutan Uji
Sebanyak 80 mg zat uji ditimbang saksama dan dilarutkan dalam etanol P
hingga kadar lebih kurang 0,2 mg/ml. Dimasukkan 10 ml larutan kedalam
vial yang sesuai, ditambahkan 10 ml larutan baku internal hingga kadar
betametason lebih kurang 0,1 mg/ml dan kadar propil paraben lebih kurang
0,125 mg/ml
 Prosedur
Suntikkan secara terpisah lebih kurang 10µl larutan baku dan larutan uji
kedalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
utama. Hitung jumlah, dalam mg betametason, C22H29FO5, dalam zat yang
digunakan dengan rumus:
𝑅𝑈
800 𝐶( )
𝑅𝑆
Keterangan:
C : kadar betametason BPFI dalam mg per ml larutan baku
Ru dan Rs : perbandingan respon puncak betametason terhadap
propilparaben dari larutan uji dan larutan baku
d. pH
Uji penetapan pH dilakukan dengan menggunakan pH meter yang dilengkapi
elektrode kalomel yang sudah dibakukan menggunakan larutan dapar yang
sesuai. Larutkan 5 mg zat uji dalam 1 ml air bebas karbon dioksida P dan ukur
pH larutan uji dengan pH meter. Bahan baku memenuhi syarat jika pH berkisar
antara 5,0 dan 7,4.
e. Rotasi jenis
 Rotasi optik bahan baku betametason ditetapkan dengan menimbang
sebanyak 50 mg zat uji yang telah dikeringkan menurut penetapan susut

Bag.II, Ord.II, SubBag B S.4, Hal 28


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

 pengeringan dan dilarutkan metanol P dan dicukupkan volumenya hingga


10 mL sehingga didapatkan konsentrasi larutan 5 mg/ml. Atur suhu 25 °C,
ukur rotasi optik larutan dan blanko (pelarut)
 Rotasi optik larutan maupun blanko (pelarut) diukur menggunakan
polarimeter yang sudah dikalibrasi pada panjang gelombang 589 nm dan
suhu 25oC.
 Cara hitung rotasi jenis:
[α]25°C
589 nm = 100a/lpd = (100 a) / (l c)

Keterangan :
a= Rotasi optik (°)
c= Konsentrasi sampel (g/100 ml)
l = panjang tabung polarimeter (dm);
d = BJ cairan/larutan pada suhu pengamatan;
p = kadar larutan (g/100 g larutan)
Keterangan:
c. Rotasi jenis dari larutan harus ditentukan dalam waktu 30 menit setelah
pembuatan. Upayakan agar waktu yang terpakai tiap kali sama bagi zat
yang diketahui mengalami rasemisasi atau mutarotasi.
d. Tabung polarimeter harus diisi sedemikian agar tidak terbentuk atau
meninggalkan gelembung udara yang mengganggu berkas cahaya yang
lewat.
e. Pengukuran paling sedikit 5 kali (baik sampel maupun blanko)
f. Susut pengeringan
 Botol timbang tanpa tutup dikeringkan dalam oven vakum pada suhu 105o
± 2oC. selama 30 menit dan dinginkan dalam desikator hingga suhu kamar.
 Botol timbang tanpa tutup dikeringkan kembali dalam oven vakum pada
suhu 105o ± 2oC selama 3 jam. Setelah 3 jam botol segera ditutup dan
biarkan dalam desikator sehingga suhunya mencapai suhu kamar dan
ditimbang. Catat bobot botol timbang.
 Zat uji (bahan baku betametason) dicampur dan ditimbang saksama
sebanyak 2 gram dimasukkan ke dalam botol timbang tersebut, dan
ditimbang saksama botol beserta isinya. Catat bobot botol timbang dan zat
uji. Hitung bobot awal zat uji.
 Perlahan-lahan dengan menggoyang, zat uji diratakan sampai setinggi lebih
kurang 5 mm.

Bag.II, Ord.II, SubBag B S.4, Hal 29


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

 Botol timbang yang berisi zat uji dimasukkan ke dalam oven vakum, tutup
dibuka dan dibiarkan di dalam oven vakum dan dipanaskan pada suhu 60o
± 2oC dalam hampa udara selama 3 jam. Pada waktu oven dibuka, botol
segera ditutup dan dibiarkan dalam desikator hingga suhunya mencapai
suhu kamar dan ditimbang. Catat bobot botol timbang dan zat uji pasca
pengeringan.
 Cara hitung susut pengeringan :
[A] – [B]
𝑠𝑢𝑠𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑥 100%
[𝐴]
Keterangan:
[B] = Bobot kosong dan tutupnya + sampel (setelah dikeringkan dalam
oven) dalam gram
[A] = Bobot kosong dan tutupnya + sampel (sebelum dikeringkan dalam
Oven) dalam gram
 Keterangan: Jika zat uji melebur pada suhu lebih rendah dari suhu yang
ditetapkan untuk susut pengeringan, biarkan botol beserta isinya selama 1-
2 jam pada suhu 5-10 °C di bawah suhu lebur, kemudian keringkan pada
suhu yang telah ditetapkan.
g. Sisa pemijaran
 Krus platina dipijar pada suhu 600o ± 50oC selama 30 menit, dinginkan
krusibel didalam desikator dan ditimbang saksama
 Sebanyak 1-2 gram zat uji (betametason) ditimbang saksama ke dalam
krusibel yang telah dikeringkan
 Zat uji dibasahi dengan 1 ml H2SO4 P, kemudian dipanaskan perlahan-lahan
pada suhu serendah mungkin hingga zat uji mengarang sempurna
 Dinginkan; sisa/residu zat uji dibasahi dengan 1 ml H2SO4 P, dipanaskan
perlahan-lahan sampai tidak terbentuk asap putih dan dipijar pada suhu
800o ± 25oC hingga sisa/residu zat uji habis terbakar.
 Dinginkan krusibel didalam desikator, ditimbang saksama dan hitung
persentase sisa pemijaran.
 Cara hitung sisa pemijaran:
Sisa Pemijaran (%)
Berat krusibel berisi zat uji setelah dipijar − Berat krusibel kosong
= 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑝𝑖𝑗𝑎𝑟

Keterangan:
 Jika jumlah residu yang diperoleh melebihi batas yang ditentukan dalam
monografi individu, ulangi pembasahan dengan asam sulfat, pemanasan
Bag.II, Ord.II, SubBag B S.4, Hal 30
PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

 dan pemijaran seperti sebelumnya, menggunakan periode pemijaran 30


menit, sampai dua penimbangan berturut-turut dari residu tidak berbeda
lebih dari 0,5 mg atau sampai persentase residu sesuai dengan batas dalam
monografi individu.
 Lakukan pemijaran dalam lemari asam berventilasi baik, tetapi terlindung
dari aliran udara dan pada suhu serendah mungkin agar pembakaran karbon
terjadi sempurna. Dapat menggunakan tanur, jika didinginkan dan untuk
pemijaran akhir direkomendasikan menggunakan suhu pada 600o ± 50oC.
4.3 Validasi Prosedir Analisis
-
4.4 Analisis Bets
-
4.5 Justifikasi Spesifikasi
-

Bag.II, Ord.II, SubBag B S.4, Hal 31


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

S.5 Baku Pembanding


A. Neomisin Sulfat
o Neomisin Sulfat BPFI yang telah dikeringkan dalam hampa udara pada
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60o selama 3 jam
B. Polimiksin B Sulfat
o Polimiksin B Sulfat yang telah dikeringkan dalam hampa udara pada tkanan
tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60o selama 3 jam
o L – Leusin BPFI yang telah dikeringkan pada suhu 105o selama 3 jam
o L – Treonin BPFI yang telah dikeringkan pada suhu 105o selama 3 jam
o L – Fenilalanin BPFI yang telah dikeringkan pada suhu 105o selama 3 jam
o L – Serin BPFI yang telah dikeringkan pada suhu 105o selama 3 jam
C. Betamestason
o Betametason BPFI yang telah dikeringkan pada suhu 105o selama 3 jam
S.6 Spesifikasi dan Pengujian Kemasan
A. Neomisin Sulfat
Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.
B. Polimiksin B Sulfat
Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.
C. Betametason
Dalam wadah tertutup baik.
S.7 Stabilitas
A. Neomisin Sulfat
pH antara 5,0 dan 7,5.
B. Polimiksin B Sulfat
pH antara 5,0 dan 7,5.
C. Betametason
pH antara 5,0 dan 7,4.

Bag.II, Ord.II, SubBag B S.5, Hal 32


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

P. Obat

P.1 Pemerian dan Formula


1.1 Deskripsi
Nama produk : NEPOLBET®

Bentuk sediaan : Salep neomisin sulfat, polimixin B-sulfat dan


betametason

Pemerian : Sediaan setengah padat berwarna putih kekuningan,


agak berminyak, tidak berbau tengik

Volume sediaan : 5 gram

Kemasan : Tube logam

1.2 Komposisi
Formula tiap tube (5 gram) mengandung:
1. Zat Aktif
Neomisin Sulfat 25 mg
Polimiksin B-Sulfat 375 mg
Betametason 5 mg
2. Zat Tambahan
Wax 900 mg
Petrolatum 2895 mg
Propilen glikol 800 mg

P.2 Pengembangan Produk

2.1 Informasi Studi Pengembangan


Bentuk sediaan yang dibuat adalah salep yang mengandung neomisin sulfat, polimixin
B-sulfat dan betametason yang aman, memiliki efikasi, dan stabil. Tujuan sediaan ini
diformulasikan dalam bentuk salep yaitu agar mudah dalam penggunaan, proses
pembuatannya sederhana, dan biaya yang terjangkau.

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.I, Hal 33


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

2.2 Komponen Obat


2.2.1 Zat Aktif

A. Neomisin Sulfat
Neomisin Sulfat merupakan garam sulfat dari neomisin. Neomisin Sulfat
adalah antibiotik golongan aminoglikosida yang dihasilkan dari pertumbuhan
Streptomyces fradiae dan bekerja secara bakterisidal terhadap bakteri gram negatif
dengan cara menghambat sintesis protein dan menghasilkan kesalahan dalam
transkripsi kode genetik. Bentuknya serbuk higroskopis berwarna putih atau putih
kekuningan. Mudah larut dalam air, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut
dalam aseton, dalam kloroform, dan dalam eter. Memiliki pH 5,0 hingga 7,5.
Neomisin sulfat digunakan untuk terapi pada infeksi kulit seperti pada luka bakar
atau bisul.

B. Polimiksin B-Sulfat
Polimiksin B-Sulfat adalah antibiotik yang dihasilkan dari pertumbuhan
Bacillus polymyxa dan bekerja secara bakterisidal dengan cara mengikat membran
fosfolipid dan mengganggu membran sitoplasma pada bakteri. Bentuknya serbuk
higroskopis berwarna putih atau hampir putih yang mudah larut dalam air dan sukar
larut dalam etanol. Memiliki pH 5,0 hingga 7,5. Kegunaan polimiksin b-sulfat
dalam formula nepolbet adalah untuk mengobati infeksi pada kulit akibat luka
bakar atau luka goresan.

C. Betametason
Betametason adalah kortikosteroid yang efektif sebagai antiinflamasi dengan
menghambat pelepasan berbagai sitokin. Bentuknya serbuk hablur berwarna putih
atau hampir putih, bersifat higroskopik yang tidak larut dalam air, agak sukar larut
dalam aseton, dalam etanol, sangat sukar larut dalam kloroform dan dalam eter.
Betametason dapat digunakan dengan penambahan antimikroba seperti neomisin
untuk pengobatan kulit yang terinfeksi.

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.2, Hal 34


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

2.2.2 Zat Tambahan

1. Wax
Wax berwarna kuning atau coklat muda dan memiliki bau khas yang samar.
Wax menjadi lunak ketika dipanaskan. Kegunaan utamanya dalam formulasi
sediaan salep nepolbet adalah digunakan sebagai bahan pengental dalam
pembuatan krim dan salep.
2. Petrolatum
Petrolatum berwarna kuning pucat hingga kuning, tembus cahaya, dan halus.
Tidak berbau, hambar, dan tidak berfluoresensi di siang hari. Biasa digunakan
sebagai eksipien dalam formulasi sediaan topical karena sifat emoliennya. Pada
formulasi ini petrolatum berperan sebagai basis dan emolien.
3. Propilenglikol
Propilenglikol adalah cairan bening, tidak berwarna, kental, praktis tidak
berbau, memiliki rasa manis, baunya sedikit tajam menyerupai gliserin. Propilen
glikol larut dengan aseton, kloroform, etanol (95%), gliserin, dan air. Pada
formulasi ini propilen glikol berfungsi sebagai bahan pengawet dan sebagai
pelarut.

2.3 Obat
2.3.1 Pengembangan Formula

Salep Nepolbet® mengandung neomisin sulfat, polimiksin B-sulfat dan betametason.


Produk ini ditujukan untuk mengobati infeksi kulit ringan (seperti eksim, psoriasis, luka
bakar ringan dan bisul).

2.3.2 Sifat Fisikokimia dan Biologi

Neomisin sulfat, polimiksin b-sulfat, dan betametason untuk salep disimpan di


dalam tube logam. Sediaan berbentuk semi solid dengan warna putih kekuningan, agak
berminyak, dan tidak berbau tengik. Salep disimpan pada suhu ruang terkontrol, yaitu
antara 15 sampai 30oC.

Neomisin sulfat dan polimiksin b-sulfat merupakan antibiotik dengan spektrum


aktivitas antibakteri yang sempit yaitu terhadap bakteri gram negatif. Neomisin sulfat
merupakan antibiotik golongan aminoglikosida yang diperoleh dari

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.2, Hal 35


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Streptomyces fradiae yang aktif terhadap spesies Brucella, bakteri Campylobia,


spesies Citrobacter, spesies Escherichia, spesies Enterobacter, spesies Francisella,
spesies Klebsiella, Proteus, Providencia, spesies Pseudomonas, spesies Serratia,
spesies Vibrio, dan spesies Yersinia. Polimiksin b-sulfat merupakan antibiotik yang
diperoleh dari Bacillus polymyxa yang efektif terhadap Pseudomonas aeruginosa,
Acinetobacter spp., Escherichia coli, Enterobacter dan Klebsiella spp. Betametason
kortikosteroid yang efektif sebagai antiinflamasi dengan menghambat pelepasan
berbagai sitokin.

2.4 Pengembangan Proses Pembuatan


-
2.5 Sistem Kemasan
Setiap 5 gram Nepolbet® dimasukka ke dalam tube logam yang tertutup rapat
dan tidak tembus cahaya untuk menjaga stabilitas sediaan agar tetap stabil secara kimia
atau fisika. Penggunaan tube logam dapat meminimalisasi kemungkinan terjadinya
kontaminasi pada sediaan dalam waktu yang lama. Tube yang digunakan sebaiknya
tahan terhadap kebocoran sehingga total volume dalam wadah tetap sesuai.
Label yang digunakan pada kemasan primer berbahan polietilen yang
waterproof dan memiliki daya rekat yang permanen, dimaksudkan untuk menjaga
kejelasan tulisan dari kemungkinan berbagai tumpahan cairan dan menjaga ketahanan
perekatan label agar tidak terlepas dari tube. Kemasan sekunder yang akan digunakan
terbuat dari dus dengan bahan kertas Ivory Carton yang biasa digunakan dalam
pengemasan obat dengan ketebalan 0,5 mm sehingga tube yang dikemas di dalamnya
akan tetap terjaga dan mempermudah ketika proses distribusi.
2.6 Atribut Mikrobiologi
-
2.7 Kompatibilitas
Produk disimpan pada suhu 20oC – 25oC serta terlindung dari panas dan cahaya
matahari langsung.

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.2, Hal 36


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

P.3 Prosedur Pembuatan


3.1 Formula Bets
Formula tiap tube 5 g mengandung :
Nama Zat %Zat Bobot Zat (mg)

Polimiksin B Sulfat 7,5% 375

Neomisin Sulfat 0,5% 25

Betametason 0,1% 5

Wax 18% 900

Petrolatum 57,9% 2895

Propilen Glikol 16% 800

Perhitungan Bahan:
7,5
Polimiksin B Sulfat 100
× 5 𝑔 = 375 𝑚𝑔
0,5
Neomisin Sulfat × 5 𝑔 = 25𝑚𝑔
100
0,1
Betametason × 5 𝑔 = 5 𝑚𝑔
100
18
Wax × 5 𝑔 = 900 𝑚𝑔
100
57,9
Petrolatum × 5 𝑔 = 2895 𝑚𝑔
100
16
Propilen Glikol 100
× 5 𝑔 = 800 𝑚𝑔

Formula tiap bets (10.000 tube):


Nama Zat Bobot Zat (mg) Jumlah per Bets
(10.000 tube) (g)
Polimiksin B Sulfat 375 3750
Neomisin Sulfat 25 250
Betametason 5 50
Wax 900 9000
Petrolatum 2895 28950
Propilen glikol 800 8000

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.3, Hal 37


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Jumlah bahan yang dibutuhkan untuk membuat tiap bets (10.000 tube):
Polimiksin B Sulfat 375 𝑚𝑔 × 10.000 𝑡𝑢𝑏𝑒 = 3750 𝑔
Neomisin Sulfat 25 𝑚𝑔 × 10.000 𝑡𝑢𝑏𝑒 = 250 𝑔
Betametason 5 𝑚𝑔 × 10.000 𝑡𝑢𝑏𝑒 = 50 𝑔
Wax 900 𝑚𝑔 × 10.000 𝑡𝑢𝑏𝑒 = 9000 𝑔
Petrolatum 2895 𝑚𝑔 × 10.000 𝑡𝑢𝑏𝑒 = 28950 𝑔
Propilen glikol 800 𝑚𝑔 × 10.000 𝑡𝑢𝑏𝑒 = 8000 𝑔

3.2 Proses Pembuatan dan Kontrol Proses


1. Siapkan peralatan yang telah sesuai persyaratan CPOB.
2. Timbang dengan saksama bahan-bahan yang akan digunakan.
3. Lelehkan wax dan petrolatum dalam wadah pada suhu 75oC menggunakan
melting vessel, kemudian setelah meleleh di masukkan ke dalam ke homogenizer.
4. Larutkan neomisin sulfat dan polimiksin b sulfat ke dalam propilen glikol sambil
dipanaskan pada suhu 50OC menggunakan waterbath kemudian masukkan ke
langkah (3). Aduk menggunakan homogenizer selama 2-3 menit pada suhu 50oC
dengan kecepatan 3000 rpm.
5. Masukkan betametason ke langkah (3) Aduk hingga homogen.
6. Campuran langkah (3), (4) dan (5), diaduk hingga homogen pada suhu 50OC
selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
7. Dinginkan salep hingga suhu 40oC.
8. Salep yang telah terbentuk dilakukan uji In Process Control (IPC) berupa uji
organoleptis, uji pH, uji potensi dan uji homogenitas.
9. Setelah lolos QC, salep kemudian dikemas ke dalam tube logam sebanyak 5 gram
dan diberi label.
10. Setelah pengemasan primer, dilakukan evaluasi atau Post Process Control
(PPC) berupa penetapan kadar, sebelum akhirnya dikirim ke bagian
pengemasan sekunder. Produk dikemas ke dalam dus, beri nomor batch
pada dus.
11. Salep yang telah dikemas, kemudian dipindahkan ke gudang produk jadi dan
diberi label.

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.3, Hal 38


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Penyiapan peralatan sesuai CPOB

Penimbangan saksama bahan-bahan yang akan digunakan

(1)

Larutkan polimiksin Lelehkan petrolatum dan


b sulfat dan (2) wax dalam melting vessel (3)
neomisin sulfat ke pada suhu 75oC Betametason
dalam propilen glikol
sambil dipanaskan
pada suhu 50OC Homogenkan dengan alat homogenizer

Salep

In Process Control (IPC)


uji organoleptis, uji pH, Uji Viskositas dan uji homogenitas

Lolos QC

Pengemasan dalam tube

Post Process Control (PPC)


Penetapan kadar, Uji Potensi

Salep yang telah dikemas,


dipindahkan ke gudang produk

3.3 Kontrol terhadap Tahapan Kritis dan Produk Antara (IPC)


In-proces control perlu dilakukan mempertimbangkan sifat produk dan metode
pembuatannya. Beberapa pengujian yang dilakukan adalah:
1. Organoleptis
Perubahan tekstur, warna, bau (ketengikan) diamati. Sediaan diletakkan pada
wadah tertutup baik, dan diletakkan pada suhu ruang.Evaluasi organoleptis
bertujuan untuk memberikan nilai estetika atau Pharmaceutical Elegance dari
sediaan yang dibuat sebelum didistribusikan kepada konsumen.

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.3, Hal 39


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

2. Uji pH
Hasil pengukuran pH untuk sediaan setengah padat termasuk salep disesuaikan
dengan pH kulit yaitu 4,5-6,5. Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan
pH meter yang telah dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar pH 4
dan 7. Pengukuran pada sediaan salep dilakukan pada suhu kamar. Bila sistem
telah berfungsi dengan baik, maka bilas elektrode dan sel beberapa kali dengan
larutan uji, isi sel dengan sedikit larutan uji dan baca harga pH. Gunakan air bebas
karbon dioksida P untuk pelarutan atau pengenceran larutan uji.
3. Uji Viskositas
Uji viskositas dilakukan dengan tujuan untuk melihat kekentalan dari sediaan.
Semakin besar tahanan suatu zat cair untuk mengalir maka semakin besar pula
viskositasnya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Viskometer Brookfield
dengan spindle no 5.
4. Konsistensi
Pengukuran konsistensi dilakukan dengan alat penetrometer. Dalam pengukuran
konsistensi dengan penetrometer jika nilai yield value berkisar antara 100-1000
dyne/cm2 maka sediaan mudah tersebar. Apabila dibawah rentang < 100 dyne/cm2
maka sediaan terlalu mudah mengalir sedangkan jika diatas rentang > 1000
dyne/cm2 maka sediaan terlalu keras dan tidak mudah disebar.
3.3 Validasi Proses dan /atau laporan
-
P.4 Kontrol Terhadap Zat Tambahan
4.1 Spesifikasi
Spesifikasi dan metode pengujian zat tambahan dilihat berdasarkan sertifikat analisis
dari produsen zat tambahan.
1. Wax
Pemerian : Berwarna coklat pucat / kuning tua dengan karakteristik bau
madu yang samar

Nilai asam : 10-20

Bag.II, Ord.II, SubBag B P4, Hal 40


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Titik leleh : 61-65oC

Nilai saponifikasi : 65-100

2. Petrolatum
Pemerian : Tidak berwarna, tidak berbau

Titik leleh : 34-54o C

Densitas : 0,79 g/cm3

Konsistensi : 166-176 dmm

3. Propilen Glikol
Pemerian : Cairan bening, tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau,
rasanya manis, baunya sedikit tajam menyerupai gliserin.

Identifikasi A (IR) : Sesuai dengan Spektrum Standar

Identifikasi B : Sesuai dengan Kromatogram Standar


(Kromatografi gas)
Titik Leleh : 121-128o C

Kadar Air : Maksimal 0,2%

4.2 Prosedur Analisis


1. Wax
Nilai asam
Larutkan 5,0 gram (m) zat uji ke dalam 50 mL campuran etanol 96% P dan light
petrolatum P dengan volume sama yang sebelumnya telah dinetralkan dengan kalium
hidroksida 0,1 M atau natrium hidroksida 0,1 M, jika tidak dinyatakan lain,
menggunakan 0,5 mL larutan fenolftalein P sebagai indikator. Setelah zat uji terlarut,
larutan dititrasi dengan kalium hidroksida 0,1 M atau natrium hidroksida 0,1 M hingga
warna merah muda muncul selama setidaknya 15 detik (n mL titran). Jika

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.4, Hal 41


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

pemanasan dilakukan untuk mempercepat kelarutan, pertahankan suhu pada 90oC


selama titrasi. Nilai asam diperoleh menggunakan persamaan IA = 5,610 n/m.

Titik leleh
Siapkan zat uji dan masukkan ke dalam kapiler seperti pada Metode I. Panaskan tangas
hingga suhu lebih kurang 10o di bawah suhu lebur yang diperkirakan, dan naikkan suhu
dengan kecepatan 1o ± 0,5o per menit. Masukkan kapiler seperti Metode I, bila suhu
mencapai 5o di bawah suhu terendah yang diperkirakan, lanjutkan pemanasan hingga
melebur sempurna. Catat jarak lebur seperti pada Metode I.

Nilai saponikasi
Reaksi hidrolisis trigliserida (lemak/minyak) dengan menggunakan basa kuat seperti
NaOH/KOH yang ditambahkan pada fase air, menghasilkan gliserol dan garam asam
lemak. Garam asam lemak yang dihasilkan tersebut disebut sebagai sabun. Pada
umunya fase minyak yang digunakan pada metode saponifikasi adalah asam lemak
tinggi seperti asam stearat atau minyak tumbuhan. Proses ini dilakukan pada suhu 70oC.

2. Petrolatum
Titik leleh
Siapkan zat uji dan masukkan ke dalam kapiler seperti pada Metode I. Panaskan tangas
hingga suhu lebih kurang 10o di bawah suhu lebur yang diperkirakan, dan naikkan suhu
dengan kecepatan 1o ± 0,5o per menit. Masukkan kapiler seperti Metode I, bila suhu
mencapai 5o di bawah suhu terendah yang diperkirakan, lanjutkan pemanasan hingga
melebur sempurna. Catat jarak lebur seperti pada Metode I.

Densitas
Melihat volume dari piknometer yang tertera pada bagian ukur tabung, ada yang
bervolume 25 ml dan 50 ml. Timbang piknometer dalam keadaan kosong. Masukkan
fluida yang akan diukur massa jenisnya ke dalam piknomeer tersebut. Menutup
piknometer apabila volume yang diisikan sudah tepat. Timbang massa piknometer yang
berisi fluida tersebut. Hitung massa fluida yang dimasukkan dengan cara

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.4, Hal 42


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

mengurangkan massa pikno berisi fluida dengan massa pikno kosong. Setelah
mendapat data massa dan volume fluidanya, kita dapat menentukan nilai rho/masssa
jenis (ρ) fluida dengan persamaan: rho (ρ) = m/V= (massa pikno+isi) – (massa pikno
kosong)/volume. Pada satuan yang biasanya digunakan yaitu massa dalam satuan gram
(g) dan volume dalam satuan ml = cm3.

Konsistensi
Pengukuran konsistensi dilakukan dengan alat penetrometer. Dalam pengukuran
konsistensi dengan penetrometer jika nilai yield value berkisar antara 100-1000
dyne/cm2 maka sediaan mudah tersebar. Apabila dibawah rentang < 100 dyne/cm2 maka
sediaan terlalu mudah mengalir sedangkan jika diatas rentang > 1000 dyne/cm2 maka
sediaan terlalu keras dan tidak mudah disebar.

3. Propilen Glikol
Identifikasi A (Absorpsi IR)
Spektrum serapan inframerah dari lapisan tipis zat uji menunjukkan maksimum hanya
pada panjang gelombang yang sama seperti pada Propilen Glikol BPFI.

Titik leleh
Siapkan zat uji dan masukkan ke dalam kapiler seperti pada Metode I. Panaskan tangas
hingga suhu lebih kurang 10o di bawah suhu lebur yang diperkirakan, dan naikkan suhu
dengan kecepatan 1o ± 0,5o per menit. Masukkan kapiler seperti Metode I, bila suhu
mencapai 5o di bawah suhu terendah yang diperkirakan, lanjutkan pemanasan hingga
melebur sempurna. Catat jarak lebur seperti pada Metode I.

Kadar air
Dengan meggunakan Karl Fischer dengan 2,5 zat. Zat uji dapat dititrasi dengan pereaksi
secara langsung, atau analisis dapat dilakukan secara titrasi kembali. Pada titrasi
kembali, sejumlah pereaksi berlebih ditambahkan ke pada zat uji, dibiarkan beberapa
lama sampai reaksi sempurna dan kelebihan pereaksi dititrasi dengan larutan baku air
dalam pelarut seperti metanol. Prosedur titrasi kembali lebih umum

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.4, Hal 43


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

digunakan, dan menghindarkan kesulitan yang mungkin terjadi pada titrasi langsung
suatu zat yang melepaskan air secara perlahan-lahan.

4.3. Zat tambahan bersumber dari hewan dan/atau manusia

4.4. Zat Tambahan Baru


-

P.5 Kontrol Terhadap Obat

5.1 Spesifikasi

1. Penampilan Umum :
a. Bentuk : Salep
b. Warna : Putih kekuningan
c. Bau : Tidak berbau
2. pH : 4,5-6,5
3. Isi Minimum : Memenuhi Persyaratan
4. Uji Potensi Antibiotik : Pengujian dengan Staphylococcus epidermidis
ATCC 12228 (Neomisin Sulfat); Bordetella
bronchiseptica ATCC 4617 (Polimiksin B-Sulfat)
5. Penetapan Kadar : 90 – 110%
5.2 Prosedur Analisis
1. Penampilan Umum

Evaluasi terhadap penampilan umum salep dilakukan secara organoleptis melalui


pengamatan visual yang meliputi bentuk, warna, dan bau salep yang dihasilkan.

2. pH
Pengukuran pH sediaan dilakukan dengan alat potensiometrik (pH meter) yang telah
dibakukan dan mampu mengukur harga pH sampai 0,02 unit pH menggunakan elektrode
indikator yang peka terhadap aktivitas ion hidrogen, elektrode kaca, dan elektrode
pembanding yang sesuai seperti elektrode kalomel atau elektrode perak klorida.
Pembakuan pH dilakukan dengan menggunakan larutan dapar standar pH 4 dan

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.5, Hal 44


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

pH 7. Pengukuran pH sediaan dilakukan pada suhu 25o ± 2oC dengan cara mencelupkan
elektroda ke dalam larutan uji dan mencatat nilai pH yang tertera pada alat. Pengenceran
atau pembuatan larutan uji digunakan air bebas karbondioksida. Hasil pengukuran pH
untuk sediaan setengah padat termasuk salep disesuaikan dengan pH kulit, yaitu 4,5-6,5.

3. Isi Minimum

 Prosedur

Ambil 10 wadah, hilangkan semua etiket yang dapat mempengaruhi bobot pada
waktu isi wadah dikeluarkan. Bersihkan dan keringkan dengan sempurna bagian luar
wadah dengan cara yang sesuai dan timbang satu-persatu. Keluarkan isi secara
kuantitatif dari masing-masing wadah, potong ujung wadah, jika perlu cuci dengan
pelarut yang sesuai, hati-hati agar tutup dan bagian lain wadah tidak terpisah. Keringkan
dan timbang kembali masing-masing wadah kosong beserta bagian-bagiannya.
Perbedaan antara kedua penimbangan adalah bobot bersih isi wadah.
 Persyaratan

− Bobot bersih rata-rata isi dari 10 wadah tidak kurang dari bobot yang tertera
pada etiket, dan tidak satu wadahpun yang bobot bersih isinya kurang dari 90%
dari bobot yang tertera pada etiket (bobot <60g).
− Jika persyaratan di atas tidak terpenuhi, tetapkan bobot bersih isi 20 wadah
tambahan. Bobot bersih rata-rata isi dari 30 wadah tidak kurang dari bobot yang
tertera pada etiket, dan hanya satu wadah yang bobot bersih isinya kurang dari
90% dari bobot yang tertera pada etiket.
4. Uji Potensi Antibiotik

Uji potensi dilakukan ekstraksi cair-cair terlebih dahulu untuk memisahkan zat
aktif dari basisnya menggunakan pelarut kloroform dan dapar pH 6,0 untuk menarik
polimiksin b sulfatdan menggunakan pelarut kloroform dan dapar pH 8,0 untuk menarik
neomisin sulfat yang kemudian ditampung dalam wadah lain.

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.5, Hal 45


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Skema Ekstraksi Neomisin Sulfat danPolimiksin B Sulfat

Timbang Salep sebanyak 1g Timbang Salep sebanyak 1g


(1,19 mg Polimiksin B Sulfat) (4,5 mg Neomisin Sulfat)

+ 15 ml Kloroform + 25 ml Kloroform
+ 40 ml (dapar pH 6,0) + 20 ml (dapar pH 8,0)
+ 45 ml Air + 55 ml Air

Kloroform Kloroform

Air + Dapar Air +Dapar

Ekstrak Ekstrak air Ekstrak Ekstrak air


Kloroform (Dapar pH 6,0) Kloroform (Dapar pH 8,0)

o Neomisin Sulfat
Pengujian dilakukan menggunakan Staphylococcus epidermidis ATCC 12228
 Penyiapan Larutan Baku dan Larutan Uji
Timbang seksama baku pembanding Neomisin Sulfat BPFI yang
telah dikeringkan dan larutkan dalam 100,0 ml dapar fosfat nomor 3
hingga diperoleh konsentrasi 1,0 mg/ml. Simpan dalam lemari
pendingin dan gunakan pada waktu yang ditentukan (batas penggunaan:
14 hari). Pada hari penetapan, buat pengenceran secara bertahap dengan
dapar fosfat no. 3 hingga diperoleh konsentrasi 1,0 μg/ml, encerkan
kembali dengan dapar fosfat no. 3 hingga diperoleh lima konsentrasi
larutan baku, yaitu 1,5625 µg/ml (S1); 1,25 µg/ml (S2); 1,0 µg/ml (S3);
0,8 µg/ml (S4); 0,64 µg/ml (S5). Buat larutan persediaan dan enceran
larutan uji pada hari penetapan, dengan

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.5, Hal 46


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

pengencer akhir yang sama seperti untuk baku pembanding. Buat dosis
larutan uji bahan baku Neomisin Sulfat sama dengan dosis tengah, yaitu
1,0 µg/ml (U3). Buat larutan uji bersamaan dengan larutan baku.
 Penyiapan Inokulum
- Inokulasikan biakan segar Staphylococcus epidermidis ATCC
12228 dari agar miring ke permukaan 250 ml media 1 dalam sebuah
botol Roux. Sebarkan secara merata di atas permukaan agar media
dengan bantuan butiran kaca steril, lalu inkubasikan selama 24 jam
pada suhu 32-35˚C.
- Pada akhir inkubasi, buat suspensi persediaan dengan
mengumpulkan biakan permukaan ke dalam 50 ml larutan natrium
klorida 0,9% steril. Untuk penetapan, encerkan sebagian suspensi
persediaan dengan cara melarutkan 1 ml suspensi persediaan dalam
14 ml NaCl 0,9% steril dan ukur transmitannya pada 580 nm. Atur
perbandingan hingga inokula mempunyai transmitans 25% terhadap
larutan natrium klorida 0,9% sebagai blanko.
- Buat inokulum dengan menambahkan 0,4 ml suspensi persediaan
dengan 99,6 ml agar media 11 yang telah dicairkan dan didinginkan
pada suhu 45-50°C, putar hingga diperoleh suspensi homogen.
 Pengujian
Penyiapan lempeng: tuang 21 ml media 11 ke dalam cawan petri
dan biarkan memadat sebagai lapisan dasar yang licin dengan ketebalan
seragam. Tambahkan 4,0 ml lapisan inokulum, putar lempeng untuk
menyebarkan inokula pada permukaan dan biarkan memadat. Letakkan
6 buah silinder pada permukaan yang telah diinokulasi dari ketinggian
12 mm menggunakan alat mekanik atau alat lain untuk menjamin
penempatannya pada radius 2,8 cm. Lalu tutup lempeng agar tidak
terjadi kontaminasi. Isi keenam silinder pada cawan petri dengan larutan
baku dengan berbagai konsentrasi dan larutan uji yang telah dibuat
sebelumnya. Kemudian inkubasi lempeng pada suhu 36°C-37,5°C
selama 16 - 18 jam. Ambil semua silinder,

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.5, Hal 47


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

ukur dan catat diameter setiap hambatan pertumbuhan hingga mendekati


0,1 mm. Hitung potensi.

Gambar 4. Cawan petri yang diisi dengan larutan baku

Gambar 5. Cawan petri yang diisi dengan larutan uji


 Cara Hitung
- Persamaan garis
y = a + bx
yU = {y + (U-S3U)}
yU = a + bXU
Keterangan:
y = diameter hambatan baku
yU= diameter hambatan uji
x = log dosis baku = log S
U= diameter hambatan uji pada cawan uji
S3U = diameter baku 3(S3) pada cawan yang mengandung uji
XU = log dosis uji

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.4, Hal 48


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

- Potensi Uji
𝑈
𝑥 100%
𝑆3

 Media 1

Pepton P 6,0 g
Digesti pankreatik kasein P 4,0 g
Ekstrak ragi P 3,0 g
Ekstrak daging P 1,5 g
Glukosa P 1,0 g
Agar P 15,0 g
Air 1000 ml
pH setelah sterilisasi adalah 6,6 ± 0,1
 Media 11
Sama seperti Media 1, kecuali pH setelah sterilisasi adalah 8,3 ±
0,1.
 Dapar Fosfat Nomor 3
pH 8,0; 0,1 M; Larutkan 16,73 g kalium fosfat dibasa dan 0,523 g
kalium fosfat monobasa dalam air 1000 ml. Atur pH hingga 8,0 ± 0,1
dengan asam fosfat 18 N atau kalium hidroksida 10 N.

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.5, Hal 49


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

kema Cara Penetapan Potensi Neomisin Sulfat


Bakteri : Staphylococcus epidermidis ATCC 12228

Inokulasikan 1 ose bakteri


Botol Roux media 1;
Inkubasi ±24 jam 32-35°C

+ 50 ml NaCl 0,9%
A= 0,675 atau %T=25%

1mL + 14 mL NaCl 0,9%

0,03 mL + 99,97 mL media 11 4 mL

Seed layer
Based layer
21 ml media 11

Antibiotik : Neomisin Sulfat Masukkan 6 cakram


(dalam dapar fosfat nomor 3)

1 mg/mL

+ dapar fosfat
Masukkan larutan uji dan
nomor 3
satandar pada cakram
1,0 µg/mL

S1 S2 S3 S4 S5
1,25 µg/ml Ukur diameter hambatan
0,8 µg/ml
1,5625 µg/ml 1,0 µg/ml 0,64 µg/ml Hitung potensi dan hitung
batas kepercayaan

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.5, Hal 50


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Diameter zona hambat pertumbuhan (mm)

No Baku Pembanding Sampel

S1 S3 S2 S3 S4 S3 S5 S3 U S3

1 17,4 19,4 18,4 19,6 20,0 19,4 21,0 19,6 19,6 19,8

2 17,5 19,2 18,4 19,6 20,4 19,4 21,2 19,2 19,6 19,6

3 17,8 19,6 18,2 19,4 20,2 19,6 21,4 19,2 19,8 19,8

4 17,8 19,8 18,2 19,2 20,4 19,4 21,0 19,6 19,8 19,4

5 17,4 19,8 18,6 19,4 20,4 19,4 20,8 19,2 19,8 19,4

6 17,8 19,8 18,2 19,8 20,2 19,2 21,6 19,6 19,2 19,6

7 17,7 19,8 18,0 19,4 20,0 19,2 20,8 19,4 19,2 19,4

8 17,8 19,4 18,4 19,4 20,6 19,6 20,8 19,4 19,8 19,2

9 17,6 19,6 18,4 19,4 20,6 19,4 20,8 19,4 19,8 19,4

Jumlah 158,8 176,4 164,8 175,2 182,6 174,6 189,4 174,6 176,03 175,6

Rata- 17,644 19,600 18,311 19,467 20,289 19,400 21,044 19,400 19,559 19,511
rata

Korektor 0,133 0,00 -0,067 -0,067

Hasil 17,778 18,311 20,222 20,978


koreksi

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.5, Hal 51


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Diameter zona
Larutan baku Log S=X hambat X2 Y2 XY
(mm)=Y

Dosis S1= 0,19382 a = 17,778 0,037566 316,0573 3,4457319


1,5625

Dosis S2= 1,25 0,09691 b = 18,311 0,009392 335,2927 1,7745190

Dosis S3= 1 0 c = 19,467 0 378,9641 0

Dosis S4= 0,8 0,09691 d = 20,222 0,009392 408,9293 1,9597140

Dosis S5= 0,64 0,19382 e = 20,978 0,003757 440,0765 4,0659560

Jumlah 10,000 967,55 5,120769 187930,27 95,950581

Persamaan garis : y = a + bx

Yu = {y + (U – S3U)}

Yu = a+ bXu

y = diameter hambat baku

yu = diameter hambatan uji

x = log dosis baku

U = diameter hambatan uji pada cawan uji

S2U = diameter baku 3 (S3) pada cawan yang mengandung uji

Xu = log dosis uji

Y=19,37785- 0,229225 x

X pada dosis tengah = 0 => maka y = 19,467

yu = { y + (U – S3u )} = 19,467 + (19,559 – 19,511) = 19,515

yu = a + bXu -> 19,515 = 19,37785- 0,229225 x

Xu = 0,0116 = log dosis uji = log 1,0271 (dosis uji = 1,0271)

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.5, Hal 52


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

U
Potensi uji = S3 x 100 %

= (1,0271 / 1) x 100 %

= 102,7 %

o Polimiksin B-sulfat
Pengujian dilakukan menggunakan Bordetella bronchiseptica ATCC 4617
 Penyiapan Larutan Baku dan Larutan Uji
Timbang seksama baku pembanding Polimiksin B BPFI yang telah dikeringkan
dan larutkan dalam 100,0 ml dapar fosfat nomor 6 hingga diperoleh konsentrasi
1,19 mg/ml. Simpan dalam lemari pendingin dan gunakan pada waktu yang
ditentukan (batas penggunaan: 14 hari). Pada hari penetapan, buat pengenceran
secara bertahap dengan dapar fosfat no. 6 hingga diperoleh konsentrasi 1,19
μg/ml, encerkan kembali dengan dapar fosfat no. 6 hingga diperoleh lima
konsentrasi larutan baku, yaitu 1,859375 µg/ml (S1); 1,4875 µg/ml (S2); 1,19
µg/ml (S3); 0,952 µg/ml (S4); 0,7616 µg/ml (S5). Buat larutan persediaan dan
enceran larutan uji pada hari penetapan, dengan pengencer akhir yang sama
seperti untuk baku pembanding. Buat dosis larutan uji bahan baku Polimiksin B
sama dengan dosis tengah, yaitu 1,19 µg/ml (U3). Buat larutan uji bersamaan
dengan larutan baku.
 Penyiapan Inokulum
- Inokulasikan biakan segar Bordetella bronchiseptica ATCC 4617 dari agar
miring ke permukaan 250 ml media 1 dalam sebuah botol Roux. Sebarkan secara
merata di atas permukaan agar media dengan bantuan butiran kaca steril, lalu
inkubasikan selama 24 jam pada suhu 32-35˚C.
- Pada akhir inkubasi, buat suspensi persediaan dengan mengumpulkan biakan
permukaan ke dalam 50 ml larutan natrium klorida 0,9% steril. Untuk penetapan,
encerkan sebagian suspensi persediaan dengan cara melarutkan 1 ml suspensi
persediaan dalam 14 ml NaCl 0,9% steril dan ukur transmitannya pada 580 nm.
Atur perbandingan hingga inokula mempunyai transmitans 25% terhadap larutan
natrium klorida 0,9% sebagai blanko.
- Buat inokulum dengan menambahkan 0,1 ml suspensi persediaan dengan 99,9 ml
agar media 10 yang telah dicairkan dan didinginkan pada suhu 45-50°C,

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.5, Hal 53


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

- putar hingga diperoleh suspensi homogen.


 Pengujian
Penyiapan lempeng: tuang 21 ml media 10 ke dalam cawan petri dan biarkan
memadat sebagai lapisan dasar yang licin dengan ketebalan seragam. Tambahkan
4,0 ml lapisan inokulum, putar lempeng untuk menyebarkan inokula pada
permukaan dan biarkan memadat. Letakkan 6 buah silinder pada permukaan yang
telah diinokulasi dari ketinggian 12 mm menggunakan alat mekanik atau alat lain
untuk menjamin penempatannya pada radius 2,8 cm. Lalu tutup lempeng agar
tidak terjadi kontaminasi. Isi keenam silinder pada cawan petri dengan larutan
baku dengan berbagai konsentrasi dan larutan uji yang telah dibuat sebelumnya.
Kemudian inkubasi lempeng pada suhu 36°C-37,5°C selama 16 - 18 jam. Ambil
semua silinder, ukur dan catat diameter setiap hambatan pertumbuhan hingga
mendekati 0,1 mm. Hitung potensi.

Gambar 6. Cawan petri yang diisi dengan larutan baku

Gambar 7. Cawan petri yang diisi dengan larutan uji

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.5, Hal 54


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

 Cara Hitung
c. Persamaan garis
y = a + bx
yU = {y + (U-S3U)}
yU = a + bXU
Keterangan:
y = diameter hambatan baku
yU= diameter hambatan uji
x = log dosis baku = log S
U= diameter hambatan uji pada cawan uji
S3U = diameter baku 3(S3) pada cawan yang mengandung uji
XU = log dosis uji
d. Potensi Uji
𝑈
𝑥 100%
𝑆3
 Media 9
Digesti pankreatik kasein P 17,0 g

Digesti papaik kedele P 3,0 g

Natrium klorida P 5,0 g

Kalium fosfat dibasa P 2,5 g

Dekstrosa P 2,5 g

Agar P 20,0 g

Air 1000 ml

pH setelah sterilisasi adalah 7,2 ± 0,1

 Media 10
Sama seperti Media 9, kecuali menggunakan agar P 12,0 g sebagai ganti 20,0 g, dan
setelah pendidihan media untuk melarutkan agar, tambahkan 10 ml polisorbat 80
P. pH setelah sterilisasi 7,2 ± 0,1.

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.5, Hal 55


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

 Dapar Fosfat Nomor 6


pH 6,0; 10%; Larutkan 20,0 g kalium fosfat dibasa P dan 80,0 g kalium fosfat
monobasa P dalam air 1000 ml. Atur pH hingga 6,0 ± 0,05 dengan asam fosfat
18 N atau natrium hidroks

Inokulasikan 1 ose bakteri


Botol Roux media 1;
Inkubasi ±24 jam 32-35°C

+ 50 ml NaCl 0,9%
A= 0,602 atau %T=25%

1mL + 14 mL NaCl 0,9%

0,1 mL + 99,9 mL media 10 4 mL

Seed layer
Based layer
21 ml media 10

Antibiotik : Polimiksin B Masukkan 6 cakram


(dalam dapar fosfat nomor 6)

1 ,19 mg/mL

+ dapar fosfat
Masukkan larutan uji dan
nomor 6
satandar pada cakram
1,19 µg/mL

S1 S2 S3 S4 S5
1,859375 µg/ml 1,19 µg/ml 0,7616 µg/ml Ukur diameter hambatan
1,4875 µg/ml 0,952 µg/ml Hitung potensi dan hitung
batas kepercayaan

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.5, Hal 56


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Diameter zona hambat pertumbuhan (mm)

No Baku Pembanding Sampel

S1 S3 S2 S3 S4 S3 S5 S3 U S3

1 17,4 19,4 18,4 19,6 20,0 19,4 21,0 19,6 19,8 19,6

2 17,5 19,2 18,4 19,6 20,4 19,4 21,2 19,2 19,6 19,6

3 17,8 19,6 18,2 19,4 20,2 19,6 21,4 19,2 19,8 19,8

4 17,8 19,8 18,2 19,2 20,4 19,4 21,0 19,6 19,4 19,8

5 17,4 19,8 18,6 19,4 20,4 19,4 20,8 19,2 19,4 19,8

6 17,8 19,8 18,2 19,8 20,2 19,2 21,6 19,6 19,6 19,2

7 17,7 19,8 18,0 19,4 20,0 19,2 20,8 19,4 19,4 19,2

8 17,8 19,4 18,4 19,4 20,6 19,6 20,8 19,4 19,2 19,8

9 17,6 19,6 18,4 19,4 20,6 19,4 20,8 19,4 19,4 19,8

Jumlah 158,8 176,4 164,8 175,2 182,6 174,6 189,4 174,6 175,6 176,1

Rata-rata 17,644 19,600 18,311 19,467 20,289 19,400 21,044 19,400 19,511 19,565

Korektor 0,133 0,00 -0,067 -0,067

Hasil 17,778 18,311 20,222 20,978


koreksi

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.5, Hal 57


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA
Diameter zona
Larutan baku Log S=X X2 Y2 XY
hambat (mm)=Y

Dosis S1= 1,859375 0,269366987 a = 17,778 0,072559 316,0494 4,7888063

Dosis S2= 1,4875 0,172456974 b = 18,311 0,029741 335,2968 3,1578597

Dosis S3= 1,19 0,075546961 c = 19,467 0,005707 378,9511 1,4706727

Dosis S4= 0,952 0,021363052 d = 20,222 0,000456 408,9383 0,4320036

Dosis S5= 0,7616 0,118273065 e = 20,978 0,013989 440,0672 2,4811323

Jumlah 6,902185714 96,755 5,120769 1879,3027 95,950581

Persamaan garis : y = a + bx

Yu = {y + (U – S3U)}

Yu = a+ bXu

y = diameter hambat baku

yu = diameter hambatan uji

x = log dosis baku

U = diameter hambatan uji pada cawan uji

S2U = diameter baku 3 (S3) pada cawan yang mengandung uji

Xu = log dosis uji

Y=20,7457798- 10,614182 x

X pada dosis tengah = 0,075546961=> maka y = 19,467

yu = { y + (U – S3u )} = 19,467 + (19,511-19,5652) = 19,8789

yu = a + bXu -> 19,8789 = 20,7457798- 10,614182 Xu

Xu = 0,08167 = log dosis uji = log 1,20689 (dosis uji = 1,20689)

U
Potensi uji = S3 x 100 %

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.5, Hal 58


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

= (1,20689 / 1,19) x 100 %

= 101,42 %

5. Uji Penetapan Kadar

 Kondisi kromatografi:

o Kolom : C-18
o Ukuran Kolom : 4 mm x 30 cm
o Detektor : Spektrofotometer UV 254 nm
o Fase Gerak : Air-Asetonitril P dengan rasio 63:37
o Laju alir : 1 ml/menit
o Volume injeksi : 40 µl
 Penyiapan Larutan Pembanding :

Larutan pembanding yang digunakan adalah Neomisin sulfat BPFI , Polimiksin B-

Sulfat BPFI, dan Betametason BPFI yang masing-masing larutan diinjeksikan ke

dalam HPLC.

 Penyiapan Sampel :

Sebanyak 5 gram salep ditimbang dan dimasukkan ke dalam tabung centrifuge


berukuran 50 ml yang diikuti dengan penambahan 3 mL metanol. Sampel
dipanasakan dalam penangas air dengan suhu 55o C selama 5 menit. Kemudian
sampel divortex sebanyak 2 kali selama 20 detik yang diikuti dengan sentrifugasi
(2000 rpm) selama 2 menit. Supernatan dihilangkan dengan aspirasi. Endapan yang
diambil ditambahkan dengan 30 ml kloroform dan dipanaskan dalam penangas air
dengan suhu 55o C lalu vortex selama 15 detik. Sebanyak 10 ml metanol 20%
ditambahkan dan dikocok kuat selama 20 menit pada plat resiprokal. Lalu sampel
disentrifugasi dengan 1000 rpm selama 3 menit. Lapisan berair atas dipindahkan
ke labu ukur 50 mL menggunakan pipet Pasteur. Lapisan berair dikumpulkan ke
dalam labu volumetrik 50 mL, dan sampel diencerkan ke dengan penambahan
buffer borat. Sampel yang diencerkan diambil 10 ml dan dimasukkan ke dalam labu
ukur 250 mL untuk derivatisasi.

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.5, Hal 59


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

P.6 Baku Pembanding


Menggunakan baku pembanding Neomisin Sulfat BPFI, Polimiksin B-Sulfat BPFI, dan
Betametason BPFI.

P7. Spesifikasi dan Metode Pengujian Kemasan


7.1. Spesifikasi

KemasanPrimer :Wadah berbentuk tabung yang dapat dilipat atau wadah


ketatlainnya (USP32)
KemasanSekunder :Dus terbuat bahan kertas Ivory Carton yang biasa
digunakan dalam pengemasan obat dengan ketebalan 0,5
mm sehingga wadah yang dikemas di dalamnya akan tetap
terjaga dan mempermudah prosesdistribusi.

7.2. Metode Pengujian Kemasan


 Uji Kebocoran
Pilih 10 tube, dengan segel khusus jika disebutkan. Bersihkan dan keringkan baik-
baik permukaan luar tiap tube dengan kain penyerap. Letakkan tube pada posisi horizontal
di atas lembaran kertas penyerap dalam oven dengan suhu yang diatur pada 60o ± 3o selama
8 jam. Tidak boleh terjadi kebocoran yang berarti selama atau setelah pengujian selesai
(abaikan bekas salep yang diperkirakan berasal dari bagian luar diamana terdapat lipatan
dari tube atau dari bagian ulir tutup tube). Jika terdapat kebocoran pada satu tube tapi tidak
lebih dari satu tube: ulangi pengujian dengan penambahan 20 tube. Pengujian memenuhi
syarat jika tidak ada satupun kebocoran diamati dari 10 tube uji pertama atau kebocoran
yang diamati tidak lebih dari satu dari 30tube.
Pemeriksaan pada proses pembungkusan tube dengan karton (cartooning) :
a. Karton pengemas dan leaflet yang digunakan sesuai dengan yangtertera.
b. Warna kotak karton sesuai dengan spesifikasi warna pembungkus yang ditetapkan
c. Penandaan sesuai, tidak ada salah cetak.
d. Teks pada karton pengemas tidak luntur ataujelas
e. Kode produksi dan expired date pada karton pengemas jelas terbaca.
Pemeriksaan hasil print pada karton pengemas (printing):

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.6, Hal 60


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

a. Karton pengemas yang digunakan adalah benar.


b. Nomor batch dan expire date yang tercetak sudahbenar.
c. Cetakan nomor batch dan expire date tidakluntur.

Pemeriksaan pada brosur (folding):


a. Brosur yang digunakan adalah benar dan konten sesuai.
b. Pelipatan brosur sesuai denganstandar

P8. Stabilitas
Stabilitas didefinisikan sebagai tolak ukur dimana suatuproduk dapat bertahan dalam batas
spesifikasi yang ditetapkan dan selama periode penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin
identitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian produk.Tujuan uji stabilitas adalah memberikan
bukti bagaimana kualitas bahan obat atau produk obat dapat berubah seiring waktu oleh
pengaruh cahaya, temperatur, kelembaban serta menentukan batas kadaluarsa dan jangka
waktu penggunaan pada kemasan dalam kondisi penyimpanan tertentu.
Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk uji stabilitas, yaitu:
1. Uji yang dipercepat
Dilakukan selama 6 bulan pada sediaan yang disimpan pada suhu 40°±2°C dengan
kelembaban 75% ± 5%. Frekuensi pemeriksaan untuk uji yang dipercepat biasanya
dilakukan dalam 5 tahap, yaitu: tahap ke 0, 1, 2, 3, dan 6 bulan.
2. Uji jangka panjang
Lama pemeriksaan 2 tahun. Dilakukan pada sediaan yang disimpan pada suhu 30°±2°C
dengan kelembaban 70% ± 5%. Frekuensi pemeriksaan untuk uji yang dilakukan selama 2
tahun dibagi dalam 5-6 tahap, yaitu 0, 3, 6, 12, dan 24 bulan. Sedangkan untuk uji yang
dilakukan selama 3 tahun frekuensi pemeriksaan dibagi dalam 6 tahap, yaitu 0, 6, 12, 18,
24 dan 36 bulan
Sampel yang diuji adalah sediaan salep yang telah melalui proses produksi dan dikemas sesuai
dengan kemasan yang akan dijual ke pasaran. Sampel akan diuji menggunakan uji stabilitas
dipercepat. Rentang waktu pengujian dipercepat dilakukan pada bulan ke-0, ke-1, ke-2, ke-3
dan ke-6.

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.8, Hal 61


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

DATA UJI STABILITAS DIPERCEPAT

1. Datahasilujistabilitasdipercepatterhadapkadarzataktif Neomisin Sulfat dalamsediaan


salep. Dilakukan pada suhu 40°± 2°C dan kelembaban relatif 75% ±5%.
Waktu Persyaratan kadar Nomor batch
No
(bulan) bahan aktif B0102194 B010219402 B010219403
1 0 90% - 110% 108,56 108,55 108,45
2 1 90% - 110% 107,99 107,99 107,89
3 2 90% - 110% 106,99 106,89 106,99
4 3 90% - 110% 105,89 105,85 106,38
5 6 90% - 110% 105,55 105,50 105,55
2. Data hasil uji stabilitas dipercepat terhadap kadar zat aktif Polimiksin B Sulfat dalam
sediaan salep. Dilakukan pada suhu 40°± 2°C dan kelembaban relatif 75% ±5%.
Waktu Persyaratan kadar Nomor batch
No
(bulan) bahan aktif B0102194 B010219402 B010219403
1 0 90% - 110% 105,55 105,50 105,50
2 1 90% - 110% 104,98 105,00 104,98
3 2 90% - 110% 104,50 104,85 104,45
4 3 90% - 110% 103,75 103,75 103,55
5 6 90% - 110% 102,20 102,50 102,50
3. Data hasil uji stabilitas dipercepat terhadap kadar zat aktif Betametason dalam sediaan
salep. Dilakukan pada suhu 40°± 2°C dan kelembaban relatif 75% ±5%.
Waktu Persyaratan kadar Nomor batch
No
(bulan) bahan aktif B010219401 B010219402 B010219403
1 0 90% - 110% 105,00 105,20 105,50
2 1 90% - 110% 104,45 105,00 104,95
3 2 90% - 110% 104,15 104,54 104,15
4 3 90% - 110% 103,50 103,75 103,50
5 6 90% - 110% 103,00 102,50 102,99
Hasil perhitungan masa kadaluarsa pada uji stabilitas dipercepat terhadap kadar zat aktif
Gentamisin Sulfat dan Oksitetrasiklin dalam sediaan salep dapat dilihat pada lampiran. Dari
hasil perhitungan data uji stabilitas dipercepat terhadap kadar zat aktif Gentamisin Sulfat dan

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.8, Hal 63


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

Oksitetrasiklin dalam sediaan salep dapat disimpulkan bahwa tanggal kadaluarsa (expired date)
adalah 2 tahun. Berikut rangkuman hasil uji stabilitas.

No Bets
No Parameter Spesifikasi
B010219401 B010219402 B010219403
Suhu 40°C (±2°C) + + +
1
Kelembaban relatif 75% (±5%) + + +
Kadar Zar Aktif
- Neomisin Sulfat
2 90,0%-110,0 % + + +
- Polimiksin B
90,0%-110,0 % + + +
Sulfat
Putih
3 Warna + + +
kekuningan
4 Bau Tidak Berbau + + +
Bahan Pengemas
5 b. Bahan Aluminium + + +
c. Kebocoran Tidak Bocor + + +

Bag.II, Ord.II, SubBag B P.8 , Hal 64


PT.Radimus Farma Nepolbet® RAHASIA

DAFTAR PUSTAKA

Allen, L. V., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe R. C.,
Sheskey, P. J., Queen, M. E., (Editor), London, Pharmaceutical Press and American
Pharmacists Assosiation.

British Pharmacopoeia Commision Office. (2013). British Pharmacopoeia Complete Edition.


(CD-ROM). London: The Department of Health.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta:


Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Harmita dan Radji, M. (2008). Buku Ajar Analisis Hayati (3rd ed.). Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Japanese Pharmacopoeia Committee. (2006). The Japanese Pharmacopoeia. Edisi


Kelimabelas. Tokyo: The Ministry of Health, Labour and Welfare

The United State Pharmacopeial Convention. (2006). The United States Pharmacopeia (USP).
30th Edition. United States

Bag.II, Ord.II, SubBag C


LAMPIRAN

Lampiran 1.
UJI STABILITAS DIPERCEPAT

Perhitungan perkiraan masa kadaluarsa produk sediaan jadi berdasarkan data uji stabilitas
dipercepat
Rumus : Log S(x) = log S0 - (k(x) x t(x)) /2,303

1. Perhitungan perkiraan masa kadaluarsa Salep Neomisin Sulfat, Polimiksin B Sulfat,


Betametason
berdasarkandataujistabilitasdipercepatterhadapkadarNeomisinSulfatyangdilakukan pada
suhu 40°±2°C dan kelembaban 75% ±5%.

No. Batch :B010219401


Kadar awal t = 0 bulan = 108,56%
Kadar awal t = 1 bulan = 107,99%
Kadar awal t = 2 bulan = 106,99%
Kadar awal t = 3 bulan = 105,89%
Kadar awal t = 6 bulan = 105,55%

Harga kinetika order (k) :


Log S1 = log S0 - (k1 x t1) /2,303
Log 107,99 = log 108,56 - (k1 x 1) /2,303
k1 = 0,00526

Log S2 = log S0 - (k2 x t2) /2,303


Log 106,99= log 108,56 - (k3 x 2) /2,303
k2 = 0,00728

Log S3 = log S0 - (k3 x t3) /2,303


Log 105,89 = log 108,56 - (k3 x 3) /2,303
k3 = 0,00830
Log S6 = log S0 - (k6 x t6) /2,303
Log 105,55= log 108,56 - (k6 x 6) /2,303
k6 = 0,00468

k rata-rata = (k1 + k2 + k3 + k6)/4


= (0,00526+ 0,00728 + 0,00830 + 0,00468) / 4
= 0,00638

ED jika kadar minimal 90%


Log 90 = log S0 - (k rataan x t) /2,303
Log 90 = Log 108,56 – {(0,00638 x t) / 2,303}
t = 29,39 bulan ≈ 2tahun 4 bulan

No. Batch:B010219402
Kadar awal t = 0 bulan = 108,55%
Kadar awal t = 1 bulan = 107,99%
Kadar awal t = 2 bulan = 106,89%
Kadar awal t = 3 bulan = 105,85%
Kadar awal t = 6 bulan = 105,50%

Harga kinetika order (k) :


Log S1 = log S0 - (k1 x t1) /2,303
Log 107,99 = log 108,55- (k1 x 1) /2,303
k1 = 0,0051

Log S2 = log S0 - (k2 x t2) /2,303


Log 106,89 = log 108,55- (k3 x 2) /2,303
k2 = 0,0077

Log S3 = log S0 - (k3 x t3) /2,303


Log 105,85 = log 108,55- (k3 x 3) /2,303
k3 = 0,0083
Log S6 = log S0 - (k6 x t6) /2,303
Log 105,50 = log 108,55 - (k6 x 6) /2,303
k6 = 0,0047

k rata-rata = (k1 + k2 + k3 + k6)/4


= (0,0051 + 0,0077 + 0,0083 + 0,0047) / 4
= 0,00645

ED jika kadar minimal 90%


Log 90 = log S0 - (k rataan x t) /2,303
Log 90 = Log 108,55 – {(0,00645 x t) / 2,303}
t = 29,05 bulan ≈ 2tahun 4 bulan

No. Batch:B010219403
Kadar awal t = 0 bulan = 108,45%
Kadar awal t = 1 bulan = 107,97%
Kadar awal t = 2 bulan = 106,99%
Kadar awal t = 3 bulan = 106,38%
Kadar awal t = 6 bulan = 105,55%

Harga kinetika order (k):


Log S1 = log S0 - (k1 x t1) /2,303
Log 107,97 = log 108,45 - (k1 x 1) /2,303
k1 = 0,0051

Log S2 = log S0 - (k2 x t2) /2,303


Log 106,99 = log 108,45 - (k3 x 2) /2,303
k2 = 0,0067

Log S3 = log S0 - (k3 x t3) /2,303


Log 106,38 = log 108,45 - (k3 x 3) /2,303
k3 = 0,0064
Log S6 = log S0 - (k6 x t6) /2,303
Log 105,55 = log 108,45 - (k6 x 6) /2,303
k6 = 0,0045

k rata-rata = (k1 + k2 + k3 + k6)/4


= (0,0051 + 0,0067 + 0,0064 + 0,0045) / 4
= 0,00567

ED jika kadar minimal 90%


Log 90 = log S0 - (k rataan x t) /2,303
Log 90 = Log 108,45 – {(0,00567 x t) / 2,303}
t = 32,89 ≈ 2 tahun 7 bulan

2. Perhitungan perkiraan masa kadaluarsa Salep Neomisin Sulfat, Polimiksin B


Sulfat, Betametason berdasarkan data uji stabilitas dipercepat terhadap kadar
Polimiksin B Sulfat yang dilakukan pada suhu 40°±2°C dan kelembaban 75%
±5%.

No. Batch: B020918401


Kadar awal t = 0 bulan = 105,55%
Kadar awal t = 1 bulan = 104,98%
Kadar awal t = 2 bulan = 104,50%
Kadar awal t = 3 bulan = 103,75%
Kadar awal t = 6 bulan = 102,20%

Harga kinetika order (k):


Log S1 = log S0 - (k1 x t1) /2,303
Log 104,98 = log 105,55 - (k1 x 1) /2,303
k1 = 0,00541
Log S2 = log S0 - (k2 x t2) /2,303
Log 104,50 = log 105,55 - (k3 x 2) /2,303
k2 = 0,00499

Log S3 = log S0 - (k3 x t3) /2,303


Log 103,75 = log 105,55 - (k3 x 3) /2,303
k3 = 0,00573

Log S6 = log S0 - (k6 x t6) /2,303


Log 102,20 = log 105,55 - (k6 x 6) /2,303
k6 = 0,00537

k rata-rata = (k1 + k2 + k3 + k6)/4


= (0,00541 + 0,00499 + 0,00573 + 0,00537) / 4
= 0,00537

ED jika kadar minimal 90%


Log 90 = log S0 - (k rataan x t) /2,303
Log 90 = Log 105,55 – {(0,00567 x t) / 2,303}
t = 29,68 ≈ 2 tahun 4 bulan

No. Batch: B020918402


Kadar awal t = 0 bulan = 105,50%
Kadar awal t = 1 bulan = 105,00%
Kadar awal t = 2 bulan = 104,85%
Kadar awal t = 3 bulan = 103,75%
Kadar awal t = 6 bulan = 102,50%

Harga kinetika order (k) :


Log S1 = log S0 - (k1 x t1) /2,303
Log 105,00 = log 105,50- (k1 x 1) /2,303
k1 = 0,00475

Log S2 = log S0 - (k2 x t2) /2,303


Log 104,85 = log 105,50- (k2 x 2) /2,303
k2 = 0,00309

Log S3 = log S0 - (k3 x t3) /2,303


Log 103,75 = log 105,50- (k3 x 3) /2,303
k3 = 0,00557

Log S6 = log S0 - (k6 x t6) /2,303


Log 102,50 = log 105,50 - (k6 x 6) /2,303
k6 = 0,00480

k rata-rata = (k1 + k2 + k3 + k6)/4


= (0,00475 + 0,00309 + 0,00557 + 0,00480) / 4
= 0,00455

ED jika kadar minimal 90%


Log 90 = log S0 - (k rataan x t) /2,303
Log 90 = Log 105,50 – {(0,00455 x t) / 2,303}
t = 34,92 bulan ≈ 2 tahun 8 bulan

No. Batch: B020918403


Kadar awal t = 0 bulan = 105,50%
Kadar awal t = 1 bulan = 104,98%
Kadar awal t = 2 bulan = 104,45%
Kadar awal t = 3 bulan = 103,55%
Kadar awal t = 6 bulan = 102,50%

Harga kinetika order (k) :


Log S1 = log S0 - (k1 x t1) /2,303
Log 104,98 = log 105,50- (k1 x 1) /2,303
k1 = 0,00494

Log S2 = log S0 - (k2 x t2) /2,303


Log 104,45 = log 105,50- (k3 x 2) /2,303
k2 = 0,0050

Log S3 = log S0 - (k3 x t3) /2,303


Log 103,55 = log 105,50- (k3 x 3) /2,303
k3 = 0,00621

Log S6 = log S0 - (k6 x t6) /2,303


Log 102,50 = log 102,50 - (k6 x 6) /2,303
k6 = 0,0048

k rata-rata = (k1 + k2 + k3 + k6)/4


= (0,00494 + 0,0050 + 0,00621 + 0,00480) / 4
= 0,00523

ED jika kadar minimal 90%


Log 90 = log S0 - (k rataan x t) /2,303
Log 90 = Log 105,50 – {(0,00523 x t) / 2,303}
t = 30,38 bulan ≈ 2 tahun 5 bulan

3. Perhitungan perkiraan masa kadaluarsa Salep Neomisin Sulfat, Polimiksin B Sulaf,


Betametason berdasarkandataujistabilitasdipercepatterhadapkadarBetametason
yangdilakukan pada suhu 40°±2°C dan kelembaban 75% ±5%.

No. Batch :B010219401


Kadar awal t = 0 bulan = 105,00%
Kadar awal t = 1 bulan = 104,45%
Kadar awal t = 2 bulan = 104,15%
Kadar awal t = 3 bulan = 103,50%
Kadar awal t = 6 bulan = 103,00%

Harga kinetika order (k) :


Log S1 = log S0 - (k1 x t1) /2,303
Log 104,45 = log 105,00- (k1 x 1) /2,303
k1 = 0,00525

Log S2 = log S0 - (k2 x t2) /2,303


Log 104,15= log 105,00 - (k3 x 2) /2,303
k2 = 0,00406

Log S3 = log S0 - (k3 x t3) /2,303


Log 103,50 = log 105,00 - (k3 x 3) /2,303
k3 = 0,00479

Log S6 = log S0 - (k6 x t6) /2,303


Log 103,00= log 105,00 - (k6 x 6) /2,303
k6 = 0,00320

k rata-rata = (k1 + k2 + k3 + k6)/4


= (0,00525+ 0,00406 + 0,00479 + 0,00320) / 4
= 0,00432

ED jika kadar minimal 90%


Log 90 = log S0 - (k rataan x t) /2,303
Log 90 = Log 105,00 – {(0,00432 x t) / 2,303}
t = 35,68 bulan ≈ 2tahun 9 bulan

No. Batch:B010219402
Kadar awal t = 0 bulan = 105,20%
Kadar awal t = 1 bulan = 105,00%
Kadar awal t = 2 bulan = 104,54%
Kadar awal t = 3 bulan = 103,75%
Kadar awal t = 6 bulan = 102,50%

Harga kinetika order (k) :


Log S1 = log S0 - (k1 x t1) /2,303
Log 105,00 = log 105,20- (k1 x 1) /2,303
k1 = 0,00190

Log S2 = log S0 - (k2 x t2) /2,303


Log 104,54 = log 105,20- (k2 x 2) /2,303
k2 = 0,00314

Log S3 = log S0 - (k3 x t3) /2,303


Log 103,75 = log 105,20- (k3 x 3) /2,303
k3 = 0,00462

Log S6 = log S0 - (k6 x t6) /2,303


Log 102,50 = log 105,20 - (k6 x 6) /2,303
k6 = 0,00433

k rata-rata = (k1 + k2 + k3 + k6)/4


= (0,00190 + 0,00314 + 0,00462 + 0,00433) / 4
= 0,00466

ED jika kadar minimal 90%


Log 90 = log S0 - (k rataan x t) /2,303
Log 90 = Log 105,20 – {(0,00466 x t) / 2,303}
t = 33,49 bulan ≈ 2tahun 7 bulan

No. Batch:B020918403
Kadar awal t = 0 bulan = 105,50%
Kadar awal t = 1 bulan = 104,95%
Kadar awal t = 2 bulan = 104,15%
Kadar awal t = 3 bulan = 103,50%
Kadar awal t = 6 bulan = 102,99%

Harga kinetika order (k):


Log S1 = log S0 - (k1 x t1) /2,303
Log 104,95 = log 105,50 - (k1 x 1) /2,303
k1 = 0,00522

Log S2 = log S0 - (k2 x t2) /2,303


Log 104,15 = log 105,50 - (k2 x 2) /2,303
k2 = 0,00644

Log S3 = log S0 - (k3 x t3) /2,303


Log 103,50 = log 105,50 - (k3 x 3) /2,303
k3 = 0,00638

Log S6 = log S0 - (k6 x t6) /2,303


Log 102,99 = log 105,50 - (k6 x 6) /2,303
k6 = 0,00401

k rata-rata = (k1 + k2 + k3 + k6)/4


= (0,00522 + 0,00644 + 0,00638 + 0,00401) / 4
= 0,00551

ED jika kadar minimal 90%


Log 90 = log S0 - (k rataan x t) /2,303
Log 90 = Log 105,50 – {(0,00567 x t) / 2,303}
t = 31,16 ≈ 2 tahun 6 bulan
Lampiran 2 CoA Betametason
Lampiran 3. CoA Polimiksin B-sulfat
Lampiran 4. CoA Neomisin sulfat
Lampiran 5. CoA Propilenglikol
Lampiran 6. CoA Wax
Lampiran 7 CoA Petrolatun
Lampiran 8. CoA produk jadi

SERTIFIKAT ANALISIS
PRODUK

PT. Radimus Farma - Indonesia Tanggal Permohonan : 22 Januari 2019

SERTIFIKAT ANALISIS

No.03/I/QC/2019
Nama Produk : Nepolbet ® Komposisi bahan :
Bentuk Produk : Salep Tiap tube mengandung:
No Bets : B0102194 Neomisin Sulfat 25 mg
No Reg : DKL 0122512130A1 Polimiksin B-Sulfat 375 mg
Tgl Produksi : 20 Februari 2019 Betametason 5 mg
Tgl Pemeriksaan : 22 Januari 2019
Tgl Kadaluarsa : 20 Februari 2021
Penyimpanan: Simpan pada suhu ≤25oC

No Pengujian Persyaratan Hasil


1 Pemerian Salep, berwarna Salep, berwarna putih
putih kekuningan
kekuningan
2 pH 4,5 – 6,5 5,5
3 Potensi 103,03% Lulus Uji
5 Neomisin Sulfat (% 22,5 mg – 27,5 mg / 5 g 25 mg / 5 g
klaim label) 90 - 110%
6 Polimiksin B-Sulfat 337,5 mg – 412,5 mg/ 5 g 375 mg/5 g
(% klaim label) 90 - 110%
7 Betametason 4,5 mg – 5,5 mg / 5 g 5 mg/ 5 g
(% klaim label) 90 - 110%
Kesimpulan : Produk memenuhi persyaratan

Depok, 12 Januari 2019

Manager Pengawasan Mutu Analis

Prof. Dr. Harmita, Apt. Diana Sari Anhar,S.Farm., Apt.

Anda mungkin juga menyukai