Dibuat Oleh:
Kelompok 9
PP 72/98 PP 51/2009
Per.KaBPOM. No. PMK 1799/10 Per.KaBPOM 34/18 PerKaBPOM Per.KBPOM 14/14 Per KBPOM RI No
HK. 03.42.06.10.4556 02001/SK/KBPOM HK.04.1.33.12.11.09938
/ 10 /2001 /2011
Rujukan PP 72 tahun 1998 Sediaan farmasi yang berupa bahan obat PP 72 tahun 1998 Sediaan farmasi yang berupa
ketentuan tentang Pengamanan dan obat sesuai dengan persyaratan tentang Pengamanan kosmetika sesuai dengan
mutu Sediaan Farmasi dan dalam buku Farmakope atau buku Sediaan Farmasi dan persyaratan dalam buku Kodeks
Alat Kesehatan standar lainnya yang ditetapkan oleh Alat Kesehatan Kosmetika Indonesia yang
Pasal 2 ayat 2a Menteri. Pasal 2 ayat 2c ditetapkan oleh Menteri.
Manajemen PerMenKes RI Cara Pembuatan Obat yang Baik, yang PerMenKes RI Cara Pembuatan Kosmetika yang
mutu Nomor selanjutnya disingkat CPOB adalah Nomor Baik, yang selanjutnya disingkat
1799/MENKES/PER cara pembuatan obat yang bertujuan 1176/MENKES/PER CPKB adalah seluruh aspek
/XII/2010 tentang untuk memastikanagar mutu obat yang /VIII/2010 tentang kegiatan pembuatan kosmetika yang
Industri Farmasi dihasilkan sesuai dengan persyaratan Notifikasi Kosmetik bertujuan untuk menjamin agar
Pasal 1 ayat 5 dan tujuan penggunaannya. Pasal 1 ayat 2 produk yang dihasilkan senantiasa
memenuhi persyaratan mutu yang
ditetapkan sesuai dengantujuan
penggunaannya.
Perbedaan Per KBPOM RI Manajemen bertanggung jawab untuk Per KBPOM Setiap perusahaan hendaklah
NOMOR pencapaian tujuan melalui suatu NOMOR: HK. memiliki visi dan misi yang
HK.03.1.33.12.12.81 “Kebijakan Mutu”, yang memerlukan 03.42.06.10.4556 menunjukkan komitmen terhadap
95 tahun 2018 partisipasi dan komitmen jajaran di tahun 2010 tentang mutu dan keamanan produk yang
tentang Penerapan semua departemen di dalam Petunjuk diproduksi.
Pedoman Cara perusahaan, para pemasok dan para Operasional Setiap perusahaan harus menjamin
Pembuatan Obat distributor. Pedoman Cara bahwa produk kosmetik yang
yang Baik Unsur dasar manajemen mutu adalah: Pembuatan dihasilkan memenuhi persyaratan
Bab 1 a) suatu infrastruktur atau sistem mutu Kosmetik yang Baik peraturan perundangan yang
yang tepat mencakup struktur Bab I berlaku.
organisasi, prosedur, proses dan sumber Perusahaan hendaknya memahami
daya; dan sistem penjaminan mutu termasuk
b) tindakan sistematis yang diperlukan CPKB dan dilengkapi dengan
untuk mendapatkan kepastian dengan personil yang handal, bangunan,
tingkat kepercayaan yang tinggi, peralatan dan fasilitas yang sesuai
sehingga produk (atau jasa pelayanan) serta cukup dalam mencapai
yang dihasilkan akan selalu memenuhi sasaran mutu yang telah
persyaratan yang telah ditetapkan. ditetapkan.
Keseluruhan tindakan tersebut disebut Penjaminan Mutu mencakup
Pemastian Mutu. semua hal yang dapat
Konsep dasar Pemastian Mutu, mempengaruhi mutu produk, baik
CPOB, Pengawasan Mutu dan secara individu maupun kolektif.
Manajemen Risiko Mutu adalah aspek Hal ini terkait pada semua
manajemen mutu yang saling terkait. aktivitas perusahaan secara total
Pengawasan Mutu adalah bagian dari untuk memastikan bahwa produk
CPOB yang fokus pada pelaksanaan yang dihasilkan sesuai dengan
pengujian lingkungan, fasilitas, bahan, persyaratan mutu yang telah
komponen dan produk sesuai dengan ditetapkan.
standar.
Manajemen risiko mutu adalah
suatu proses sistematis untuk
melakukan penilaian, pengendalian
dan pengkajian risiko terhadap mutu
suatu produk (secara proaktif maupun
retrospektif).
BAB PERSONALIA
Sumber Daya Manusia
Peran UU No. 36 Tahun Tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang
2014 tentang Tenaga maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
Kesehatan kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi serta
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum.
Persyaratan Permenkes RI Persyaratan untuk memperoleh izin Per KBPOM Kepala Bagian Produksi dapat
Penempatan Nomor industri farmasi sebagaimana dimaksud NOMOR: HK. dijabat oleh seorang Apoteker,
Apoteker 1799/MENKES/PER dalam Pasal 4 ayat (1) terdiri atas: 03.42.06.10.4556 Sarjana Farmasi, Sarjana Kimia
/XII/2010 memiliki secara tetap paling sedikit 3 tahun 2010 tentang atau tenaga lain yang
tentang Industri (tiga) orang Apoteker Warga Negara Petunjuk memperoleh pendidikan khusus
Farmasi Indonesia masing-masing sebagai Operasional di bidang produksi kosmetik dan
Pasal 5 penanggung jawab pemastian mutu, Pedoman Cara mempunyai pengalaman dan
produksi, dan pengawasan mutu. Pembuatan keterampilan dalam
Kosmetik yang kepemimpinan sehingga
Baik
Bab III memungkinkan melaksanakan
tugas sebagai profesional.
Kepala Bagian Pengawasan
Mutu dapat dijabat oleh seorang
Apoteker, Sarjana Farmasi,
Sarjana Kimia atau tenaga lain
yang memperoleh pendidikan
khusus di bidang pengawasan
mutu produk kosmetik.
SDM yang PP 51 Tahun 2009 Pada industri farmasi obat dibutuhkan 3 PP 51 Tahun 2009 Harus memiliki sekurang-kurangnya
dibutuhkan tentang Pekerjaan orang apoteker sebagai penanggung tentang Pekerjaan 1 orang apoteker sebagai
Kefarmasian jawab masing-masing pada bidang Kefarmasian penanggung jawab.
Pasal 9 pemastian mutu, produksi, dan Pasal 9
pengawasan mutu setiap produksi
Sediaan Farmasi.
Personil Per KBPOM RI Personil Kunci mencakup kepala bagian Per KBPOM RI Kepala Bagian Produksi, Kepala
Kunci / Inti NOMOR Produksi, kepala bagian Pengawasan NOMOR: HK. Bagian Pengawasan Mutu, Kepala
HK.03.1.33.12.12.81 Mutu dan kepala bagian Manajemen 03.42.06.10.4556 Bagian Teknik dan Kepala Bagian
95 tahun 2018 Mutu (Pemastian Mutu). Posisi utama tahun 2010 tentang Personalia. Kepala Bagian Produksi
tentang Penerapan tersebut dijabat oleh personil purnawaktu. Petunjuk hendaklah independen.
Pedoman Cara Kepala bagian Produksi dan kepala Operasional
Pembuatan Obat bagian Manajemen Mutu (Pemastian Pedoman Cara
yang Baik Mutu) / kepala bagian Pengawasan Mutu Pembuatan
Bab 2 harus independen satu terhadap yang lain. Kosmetik Yang
Baik
Bab III
Organisasi, Per KBPOM RI Masing-masing personil kunci hendaklah Per KBPOM Kepala Bagian Produksi
Kualifikasi seorang apoteker terkualifikasi dan NOMOR: HK. hendaklah independen, memiliki
dan NOMOR memperoleh pelatihan yang sesuai, 03.42.06.10.4556 wewenang serta tanggung jawab
Tanggung HK.03.1.33.12.12.81 memiliki pengalaman praktis yang tahun 2010 tentang penuh untuk mengelola produksi
Jawab 95 tahun 2018 memadai dan keterampilan manajerial, Petunjuk kosmetik mencakup tugas
tentang Penerapan serta diberi wewenang penuh: Operasional operasional produksi, peralatan,
Pedoman Cara Kepala Bagian Produksi Pedoman Cara personil, area produksi dan
Pembuatan Obat a) memastikan bahwa obat diproduksi dan Pembuatan dokumentasi.
yang Baik disimpan sesuai prosedur agar Kosmetik yang Kepala Bagian Pengawasan Mutu
Bab 2 memenuhi persyaratan mutu yang Baik hendaklah mempunyai wewenang
ditetapkan. Bab III dan tanggung jawab penuh dalam
b) memberikan persetujuan petunjuk kerja semua aspek pengawasan mutu
yang terkait dengan produksi dan seperti penyusunan, verifikasi dan
memastikan bahwa petunjuk kerja penerapan prosedur pengawasan
diterapkan secara tepat. mutu dan mempunyai wewenang
c) memastikan bahwa catatan produksi (bila diperlukan) menunjuk
telah dievaluasi dan ditandatangani personil untuk memeriksa,
oleh kepala bagian Produksi sebelum meloloskan dan menolak bahan
diserahkan kepada kepala bagian awal, produk antara, produk
Manajemen Mutu (Pemastian Mutu). ruahan, dan produk jadi yang
d) memeriksa pemeliharaan bangunan dan dibuat sesuai dengan prosedur
fasilitas serta peralatan di bagian yang telah ditetapkan dan
produksi. disetujui.
e) memastikan bahwa validasi yang sesuai
telah dilaksanakan.
f) memastikan bahwa pelatihan awal dan
berkesinambungan bagi personil di
departemennya dilaksanakan dan
diterapkan sesuai kebutuhan.
Kepala Bagian Pengawasan Mutu
a) menyetujui atau menolak bahan awal,
bahan pengemas, produk antara, produk
ruahan dan produk jadi.
b) memastikan bahwa seluruh pengujian
yang diperlukan telah dilaksanakan.
c) memberi persetujuan terhadap
spesifikasi, petunjuk kerja pengambilan
sampel, metode pengujian dan prosedur
pengawasan mutu lain.
d) memberi persetujuan dan memantau
semua analisis berdasarkan kontrak.
e) memeriksa pemeliharaan bangunan dan
fasilitas serta peralatan di bagian
pengawasan mutu.
f) memastikan bahwa validasi yang sesuai
telah dilaksanakan.
g) memastikan bahwa pelatihan awal dan
berkesinambungan bagi personil di
departemennya dilaksanakan dan
diterapkan sesuai kebutuhan.
Kepala Bagian Manajemen Mutu
a) memastikan penerapan (dan, bila
diperlukan, membentuk) sistem mutu.
b) ikut serta dalam atau memprakarsai
pembentukan manual mutu perusahaan.
c) memprakarsai dan mengawasi audit
internal atau inspeksi diri berkala.
d) melakukan pengawasan terhadap fungsi
bagian Pengawasan Mutu.
e) memprakarsai dan berpartisipasi dalam
pelaksanaan audit eksternal (audit
terhadap pemasok).
f) memprakarsai dan berpartisipasi dalam
program validasi.
g) memastikan pemenuhan persyaratan
teknik atau peraturan Badan Pengawas
Obat dan Makanan (Badan POM) yang
berkaitan dengan mutu produk jadi.
h) mengevaluasi/mengkaji catatan bets
i) meluluskan atau menolak produk jadi
untuk penjualan dengan
mempertimbangkan semua faktor
terkait.
Pelatihan Per KBPOM RI Pelatihan hendaklah diberikan oleh orang Per KBPOM Pelatihan CPKB dapat diberikan
NOMOR yang terkualifikasi. Program pelatihan NOMOR: HK. oleh atasan yang bersangkutan,
HK.03.1.33.12.12.81 yang mencakup: 03.42.06.10.4556 tenaga ahli atau oleh pelatih dari
95 tahun 2018 Materi umum, untuk personil yang tahun 2010 tentang luar perusahaan. Materi pelatihan
tentang Penerapan kegiatannya dapat berdampak pada Petunjuk dapat berupa pengenalan CPKB
Pedoman Cara mutu produk (area produksi, gudang Operasional secara umum untuk semua personil
Pembuatan Obat penyimpanan atau laboratorium). Pedoman Cara di pabrik. Materi khusus untuk
yang Baik CPOB dasar, untuk personil baru. Pembuatan bagian tertentu (Bagian Produksi
Bab 2 CPOB spesifik, untuk personil yang Kosmetik yang atau Pengawasan Mutu) dan personil
bekerja di area di mana pencemaran Baik yang bekerja dengan bahan yang
merupakan bahaya (misalnya area Bab III berbahaya dan beracun.
bersih atau area penanganan bahan
berpotensi tinggi, toksik atau bersifat
sensitisasi).
BAB BANGUNAN DAN FASILITAS
BANGUNAN DAN FASILITAS
Definisi PerMenKes RI Industri Farmasi adalah badan Permenkes 1175 Industri kosmetika adalah industri yang
Nomor usaha yang memiliki izin dari tahun 2010 tentang memproduksi kosmetika yang telah memiliki
1799/MENKES/ Menteri Kesehatan untuk Izin Produksi
PER/XII/2010 melakukan kegiatan pembuatan Bab I, Pasal 1, izin usaha industri atau tanda industri sesuai
tentang Industri obat atau bahan obat. ayat 36 ketentuan peraturan perundang-undangan.
Farmasi
Pasal 1 ayat 3
Perbandingan Per KBPOM RI Bangunan dan fasilitas untuk Per KBPOM Bangunan dan fasilitas harus dipilih pada lokasi
NOMOR pembuatan obat harus NOMOR: HK. yang sesuai, dirancang, dibangun, dan
HK.03.1.33.12.1 memiliki desain, konstruksi 03.42.06.10.4556 dipelihara sesuai kaidah
2.8195 tahun dan letak yang memadai, tahun 2010 tentang Peralatan harus didisain dan ditempatkan sesuai
2018 serta disesuaikan kondisinya Petunjuk dengan produk yang dibuat
tentang dan dirawat dengan baik Operasional Peralatan untuk menimbang mengukur, menguji
Penerapan untuk memudahkan Pedoman Cara dan mencatat harus dipelihara dan dikalibrasi
Pedoman Cara pelaksanaan operasi yang Pembuatan secara berkala. Semua catatan pemeliharaan dan
Pembuatan Obat benar dan pembersihan, agar Kosmetik yang kalibrasi harus disimpan.
yang Baik tidak berdampak pada Baik Produk kosmetik dan Produk perbekalan
Bab 3 menurunnya mutu obat Bab IV kesehatan rumah tangga yang mengandung
Letak bangunan terhindar bahan yang tidak berbahaya dapat menggunakan
dari pencemaran lingkungan sarana dan peralatan yang sama secara
sekitarnya bergilirasalkan dilakukan usaha pembersihan
Bangunan dan fasilitas dan perawatan untuk menjamin agar tidak
hendaklah memiliki terjadi kontaminasi silang dan risiko campur
perlindungan maksimal baur.
terhadap pengaruh cuaca, Garis pembatas, tirai plastik penyekat yang
banjir, hewan pengerat dan fleksibel berupa tali atau pita dapat digunakan
hama untuk mencegah terjadinya campur baur.
Umumnya area yang ada di Hendaknya disediakan ruang ganti pakaian dan
industri Farmasi terdiri dari: fasilitasnya. Toilet harus terpisah dari area
- Area penimbangan produksi guna mencegah terjadinya
- Area produksi kontaminasi.
- Area penyimpanan Permukaan dinding dan langit-langit hendaknya
- Area pengawasan mutu halus dan rata serta mudah dirawat dan
(Laboratorium pengawasan dibersihkan. Lantai di area pengolahan harus
mutu hendaklah terpisah dari
area produksi. Area mempunyai permukaan yang mudah
pengujian biologi, dibersihkan dan disanitasi.
mikrobiologi dan radioisotop Saluran pembuangan air (drainase) harus
hendaklah dipisahkan satu mempunyai ukuran memadai dan dilengkapi
dengan yang lain) dengan bak kontrol serta dapat mengalir dengan
- Sarana pendukung (Ruang baik. Saluran terbuka harus dihindari, tetapi
istirahat dan kantin apabila diperlukan harus mudah dibersihkan dan
hendaklah dipisahkan dari disanitasi.
area produksi dan Lubang untuk pemasukan dan pengeluaran
laboratorium pengawasan udara dan pipa-pipa salurannya hendaknya
mutu. Toilet tidak boleh dipasang sedemikian rupa sehingga dapat
berhubungan langsung mencegah timbulnya pencemaran terhadap
dengan area produksi atau produk.
area penyimpanan. Ruang Bangunan hendaknya mendapat penerangan
ganti pakaian hendaklah yang efektif dan mempunyai ventilasi yang
berhubungan langsung sesuai untuk kegiatan dalam bangunan.
dengan area produksi namun Pipa, fitting lampu, lubang ventilasi dan
letaknya terpisah. Sedapat perlengkapan lain di area produksi harus
mungkin letak bengkel dipasang sedemikian rupa untuk mencegah
perbaikan dan perawatan terjadinya ceruk yang sukar dibersihkan dan
peralatan terpisah dari area sebaiknya dipasang di luar area pengolahan.
produksi) Laboratorium hendaknya terpisah secara fisik
dari area produksi.
BAB PERALATAN
PERALATAN
Aspek CPOB CPKB
Tujuan Sama, yaitu: agar mutu obat terjamin sesuai desain serta seragam, untuk memudahkan pembersihan
PP No 72/98 pasal 34 serta perawatan agar dapat mencegah kontaminasi silang, penumpukan debu atau kotoran dan, hal-
hal yang umumnya berdampak buruk pada mutu produk.
Desain dan Permukaan peralatan yang Permukaan peralatan yang
konstruksi bersentuhan dengan bahan yang bersentuhan dengan bahan yang
sedang diproses, dengan produk antara sedang diproses, tidak boleh
atau produk jadi, dan dengan bahan bereaksi atau menyerap
awal tidak boleh bereaksi atau bahan tersebut serta
menyerap menimbulkan efek yang
bahan tersebut serta menimbulkan merugikan
efek yang merugikan.
Peralatan yang digunakan harus
Bahan yang diperlukan untuk mudah dibersihkan.
pengoperasian alat khusus tidak boleh
Per BPOM No 13/18 bersentuhan dengan bahan yang Per BPOM No 25/19 Peralatan yang digunakan untuk
sedang diolah. bahan yang mudah terbakar
harus tahan terhadap ledakan.
Hendaklah tersedia alat timbang dan
alat ukur
Perawatan Per BPOM No 13/18 Peralatan dirawat sesuai jadwal Per BPOM No 25/19 Peralatan untuk menimbang,
mengukur, menguji dan
Kegiatan perbaikan dan perawatan mencatat,
tidak menimbulkan risiko terhadap dirawat dan dikalibrasi secara
mutu produk berkala.
PENGAWASAN MUTU
OBAT KOSMETIK
ASPEK YANG
DIATUR PER-UU-AN PER-UU-AN YANG
ISI ATURAN ISI ATURAN
YANG TERKAIT TERKAIT
Ketentuan UU 36 tahun 2009 Sediaan farmasi dan alat kesehatan harus aman,berkhasiat/bermanfaat, bermutu, dan terjangkau
dasar tentang Kesehatan (Pasal 98)
AUDIT INTERNAL
OBAT KOSMETIK
ASPEK YANG
DIATUR PER-UU-AN PER-UU-AN
ISI ATURAN ISI ATURAN
YANG TERKAIT YANG TERKAIT
Inspeksi diri hendaklah dilakukan secara
indipenden dan rinci oleh Audit Internal dapat dilakukan
personel (-personel) perusahaan yang oleh pihak luar atau auditor
kompeten. Manajemen hendaklah profesional independen atau tim
membentuk tim inspeksi diri yang internal yang ditetapkan oleh
Peraturan Badan
berpengalaman dalam bidangnya Per. Badan manajemen
Pengawas Obat dan
masing-masing dan memahami CPOB. Pengawas Obat untuk keperluan ini. Bila perlu,
Makanan No. 34
Audit independen oleh pihak ketiga juga Dan Makanan pelaksanaan audit internal dapat
Tahun 2018
SDM/Personil dapat bermanfaat. Republik Indonesia diperluas sampai ke tingkat
Tentang Pedoman
8.3 Inspeksi diri dapat dilaksanakan per Nomor 25 tahun pemasok dan kontraktor.
Cara Pembuatan
bagian sesuai dengan kebutuhan 2019 tentang Laporan dibuat pada
Obat yang Baik
perusahaan, namun inspeksi diri yang Pedoman CPKB setiap kegiatan audit internal
menyeluruh hendaklah selesai dilaksanakan.
dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam Audit internal sebaiknya
setahun. Frekuensi inspeksi diri dilaksanakan secara berkala,
hendaklah tertulis dalam prosedur inspeksi minimal 1 kali setahun untuk
diri.
seluruh aspek CPKB atau
bilamana perlu dapat dilakukan
secara parsial sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
Tujuan inspeksi diri adalah untuk
mengevaluasi apakah semua aspek produksi
dan pengawasan mutu industri farmasi
Peraturan Badan memenuhi ketentuan CPOB. Program Per. Badan Audit Internal terdiri dari
Pengawas Obat dan inspeksi diri hendaklah dirancang untuk Pengawas Obat kegiatan penilaian dan
Makanan No. 34 mendeteksi kelemahan dalam Dan Makanan pengujian seluruh atau
TUJUAN Tahun 2018 pelaksanaan CPOB dan untuk menetapkan Republik Indonesia sebagian dari sistem mutu
Tentang Pedoman tindakan perbaikan yang diperlukan. Nomor 25 tahun dengan tujuan untuk
Cara Pembuatan Inspeksi diri hendaklah dilakukan secara 2019 tentang meningkatkan sistem
Obat yang Baik independen dan rinci oleh petugas yang Pedoman CPKB mutu.
kompeten dari perusahaan yang dapat
mengevaluasi penerapan CPOB secara
objektif.
8Penyelenggaraan audit mutu berguna
sebagai pelengkap inspeksi diri.
Audit mutu meliputi pemeriksaan dan
Peraturan Badan penilaian semua atau sebagian dari
Pengawas Obat dan sistem manajemen mutu dengan tujuan
Makanan No. 34 spesifik untuk meningkatkannya.
AUDIT MUTU
Tahun 2018 Audit mutu umumnya dilaksanakan oleh - -
Tentang Pedoman spesialis dari luar atau
Cara Pembuatan independen atau suatu tim yang dibentuk
Obat yang Baik khusus untuk hal ini oleh
manajemen perusahaan. Audit mutu juga
dapat diperluas terhadap
pemasok dan penerima kontrak.
AUDIT DAN Peraturan Badan
8.7 Kepala Bagian Manajemen Mutu
PERSETUJUAN Pengawas Obat dan - -
(Pemastian Mutu) hendaklah bertanggung
PEMASOK Makanan No. 34
Tahun 2018 jawab bersama bagian lain yang terkait
Tentang Pedoman untuk memberi persetujuan
Cara Pembuatan pemasok yang dapat diandalkan memasok
Obat yang Baik bahan awal dan bahan
pengemas yang memenuhi spesifikasi yang
telah ditentukan.
8.8 Hendaklah dibuat daftar pemasok yang
disetujui untuk bahan awal dan
bahan pengemas. Daftar pemasok hendaklah
disiapkan dan dikaji ulang.
8.9 Hendaklah dilakukan evaluasi sebelum
pemasok disetujui dan
dimasukkan ke dalam daftar pemasok atau
spesifikasi. Evaluasi hendaklah
mempertimbangkan riwayat pemasok dan
sifat bahan yang dipasok.
Jika audit diperlukan, audit tersebut
hendaklah menetapkan kemampuan
pemasok dalam pemenuhan standar CPOB.
8.10 Semua pemasok yang telah ditetapkan
hendaklah dievaluasi secara berkala
BAB KELUHAN DAN PENARIKAN KEMBALI
Kriteria PKBPOM RI Nomor Obat yang beredar harus memenuhi Peraturan Kepala Kosmetika yang membahayakan
Penarikan HK.04.1.33.12.11.09 standar dan/atau persyaratan Badan Pengawas kesehatan sebagaimana dimaksud
938 Tahun 2011 keamanan, khasiat, mutu, dan penandaan Obat dan Makanan dalam Pasal 3 ayat (2) meliputi
Tentang Kriteria dan serta memiliki izin edar. Republik Indonesia namun tidak terbatas terhadap
Tata Cara Penarikan Nomor kosmetika yang:
Obat yang Tidak HK.03.1.23.12.11.1 a. tidak dinotifikasi
Memenuhi Standar 0719 Tahun 2011 b. mengandung bahan dilarang
dan/atau Persyaratan Tentang Tata Cara c. tidak memenuhi persyaratan
Pasal 2 Pemusnahan cemaran mikroba
Kosmetika Pasal 3 d. tidak memenuhi persyaratan
cemaran logam berat
Pasal 4
Obat yang tidak memenuhi standar e. mengandung bahan melebihi
dan/atau persyaratan sebagaimana batas kadar yang diizinkan
dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 f. kadaluwarsa
harus ditarik dari peredaran. g. mencantumkan penandaan yang
tidak objektif, menyesatkan dan/atau
berisi informasi seolah-olah sebagai
obat.
PKBPOM RI Nomor Pemusnahan sebagaimana dimaksud Peraturan Kepala Pemusnahan sebagaimana dimaksud
HK.04.1.33.12.11.09 dalam Pasal 9 dilakukan oleh Pemilik Badan Pengawas dalam Pasal 3 ayat (2) dilakukan
938 Tahun 2011 Izin Edar sesuai tata cara pemusnahan Obat dan Makanan oleh industri kosmetika, importir
Tentang Kriteria dan obat yang tidak memenuhi standar Republik Indonesia kosmetika, dan/atau usaha
Tata Cara Penarikan dan/atau persyaratan dengan disaksikan Nomor perorangan/badan usaha yang
Obat yang Tidak oleh petugas Badan Pengawas Obat dan HK.03.1.23.12.11.1 melakukan kontrak produksi atas
Memenuhi Standar Makanan. 0719 Tahun 2011 dasar :
dan/atau Persyaratan Tentang Tata Cara a. hasil pengawasan pasca
Pasal 10 Pemusnahan pemasaran; atau
Kosmetika Pasal 8 b. tindak lanjut hasil evaluasi
terhadap keluhan atau monitoring
efek samping kosmetika.
Permenkes Melanggar peraturan terkait industri Permenkes Melanggar peraturan terkait izin
1799/2010 Pasal 26 farmasi yang tercantum pada Permenkes 1175/2010 Pasal 23 produksi yang tercantum pada
ayat 1b 1799/2010 ayat (1) Permenkes 1175/2010
Jenis PKBPOM RI Nomor Penarikan obat dapat berupa Penarikan Per. Badan Dibuat sistem penarikan dari
Penarikan HK.04.1.33.12.11.09 Wajib (mandatory recall); atau Penarikan Pengawas Obat peredaran terhadap produk yang
Obat 938 Tahun 2011 Sukarela (voluntary recall) Dan Makanan diketahui atau diduga cacat atau
Tentang Kriteria dan Republik Indonesia bermasalah.
Tata Cara Penarikan Nomor 25 tahun
Obat yang Tidak 2019 tentang
Memenuhi Standar Pedoman CPKB
dan/atau Persyaratan
Pasal 5
PKBPOM RI Nomor Penggolongan Penarikan Obat : - -
HK.04.1.33.12.11.09 Penarikan Kelas I;
938 Tahun 2011 b. Penarikan Kelas II; dan
Tentang Kriteria dan c. Penarikan Kelas III.
Tata Cara Penarikan
Obat yang Tidak
Memenuhi Standar
dan/atau Persyaratan
Pasal 7
Personil Peraturan Badan Personel yang terlatih dan berpengalaman Per. Badan 1) Ditugaskan personil yang
Pengawas Obat dan hendaklah bertanggung jawab Pengawas Obat bertanggung jawab serta
Makanan No. 34 untuk mengelola investigasi keluhan dan Dan Makanan personillain untuk pelaksanaan
Tahun 2018 Tentang cacat mutu serta memutuskan Republik Indonesia yang tepat bagi seluruh aspek
Pedoman Cara langkah-langkah yang harus diambil Nomor 25 tahun yang berkaitan dengan penarikan
Pembuatan Obat untuk mengelola setiap potensi risiko 2019 tentang produk.
yang Baik yang muncul akibat masalah tersebut, Pedoman CPKB
termasuk penarikan. Personel
tersebut hendaklah independen dari
bagian penjualan dan pemasaran,
kecuali jika ada justifikasi. Apabila
personel tersebut bukan kepala bagian
Manajemen Mutu (Pemastian Mutu),
hendaklah kepala bagian Manajemen
Mutu (Pemastian Mutu) segera
diberitahukan secara formal setiap
investigasi, setiap tindakan pengurangan-
risiko dan setiap pelaksanaan
penarikan obat.
9.2 Personel terlatih dan sumber daya
yang memadai hendaklah tersedia
untuk penanganan, penilaian, investigasi,
peninjauan keluhan dan cacat
mutu serta penerapan tindakan
pengurangan-risiko. Personel terlatih dan
sumber daya yang memadai juga
hendaklah tersedia untuk
berkomunikasi dengan otoritas pengawas
obat.
Pelaksanaan Peraturan Badan Hendaklah tersedia prosedur tertulis yang Per. Badan 2) Dibuat prosedur tertulis
Pengawas Obat dan jika perlu dikaji dan Pengawas Obat mengenai penarikan produk dan
Makanan No. 34 dimutakhirkan secara berkala, untuk Dan Makanan dilakukan peninjauan kembali
Tahun 2018 Tentang mengatur segala tindakan Republik Indonesia secara berkala. Pelaksanaan
Pedoman Cara penarikan atau tindakan pengurangan- Nomor 25 tahun penarikan produk dilakukan
Pembuatan Obat risiko lain. 2019 tentang secara tepat dan efektif.
yang Baik Setelah produk diedarkan, pengembalian Pedoman CPKB 3) Catatan mengenai distribusi
apa pun dari jalur distribusi antara lain harus tersedia
sebagai akibat dari cacat mutu hendaklah informasi yang cukup mengenai
dianggap dan dikelola sebagai distributor-distributor dan harus
penarikan. (Ketentuan ini tidak berlaku tersedia bagi personil yang
untuk pengambilan atau pengembalian bertanggung jawab terhadap
sampel produk dari jalur distribusi untuk penarikan produk.
memfasilitasi investigasi terhadap 4) Perkembangan proses penarikan
masalah/laporan cacat mutu). produk dicatat dan dibuat
Pelaksanaan penarikan hendaklah laporan akhir meliputi
mampu untuk dilakukan segera setiap rekonsiliasi /kesesuaian jumlah
saat. Dalam kasus tertentu, untuk produk yang telah dikirim dan
melindungi kesehatan masyarakat yang ditarik kembali.
pelaksanaan penarikan mungkin perlu 5) Keefektifan pengelolaan
dimulai sebelum menetapkan akar penarikan produk dievaluasi dari
masalah dan luas dari cacat mutu. waktu ke waktu.
PROSEDUR PENANGANAN DAN 6) Disediakan instruksi tertulis
INVESTIGASI KELUHAN untuk menjamin produk
TERMASUK CACAT yangditarik disimpan pada
MUTU YANG MUNGKIN TERJADI tempat/area yang terpisah dan
INVESTIGASI DAN PENGAMBILAN aman sambil menunggu
KEPUTUSAN keputusan selanjutnya
9.10 Informasi yang dilaporkan terkait
kemungkinan cacat mutu hendaklah
dicatat, termasuk semua data yang asli
dan rinci. Keabsahan dan luas dari
cacat mutu yang dilaporkan hendaklah
didokumentasikan dan dinilai sesuai
dengan prinsip Manajemen Risiko Mutu
untuk mendukung keputusan tingkat
investigasi dan tindakan yang diambil.
Dokumentasi
Materi CPOB CPKB
Tujuan Peraturan Kepala Membangun, mengendalikan, Per.KaBPOM. Menentukan, memantau dan
BPOM memantau dan mencatat semua Nomor HK. mencatat mutu dari seluruh aspek
No 34 Tahun 2018 kegiatan yang secara langsung atau 03.42.06.10.4556 produksi dan pengendalian mutu
BAB 10 tentang tidak langsung berdampak pada Tahun 2010 BAB IX
Dokumentasi semua aspek kualitas obat tentang
Dokumentasi
Jenis-jenis Peraturan Kepala Jenis dokumen pada CPOB ada 2 Per.KaBPOM. Jenis dokumen pada CPKB yakni
BPOM macam yakni dokumen instruksi Nomor HK. a. Spesifikasi meliputi bahan
No 34 Tahun 2018 (petunjuk atau persyaratan) dan 03.42.06.10.4556 baku, bahan pengemas,
BAB 10 tentang catatan/laporan. Tahun 2010 BAB IX produk ruahan, produk antara
Dokumentasi tentang dan produk jadi
Dokumen instruksi: Dokumentasi b. Dokumen induk produksi
a. Spesifikasi c. Catatan bets
b. Dokumen induk produksi d. Catatan pengawasan mutu
c. Prosedur tetap e. Sertifikat analisis
d. Perjanjian teknis f. Catatan penanganan keluhan
e. Rencana Induk Validasi meliputi hasil penyeledikan
dan evaluasi
Catatan/laporan: g. Laporan kepada pemerintah
a. Catatan kegiatan, kejadian,
dan investigasi
b. Catatan bets
c. Catatan distribusi
d. Sertifikat analisis
e. Laporan kejadian atau
penyeledikan disertai hasil,
kesimpulan, dan rekomendasi
Bentuk Peraturan Kepala Dokumentasi dapat dibuat dalam Per.KaBPOM. Sistem dokumentasi dapat juga
Dokumen BPOM berbagai bentuk, termasuk media Nomor HK. dilakukan secara elektronik
No 34 Tahun 2018 berbasis kertas, elektronik atau 03.42.06.10.4556
BAB 10 tentang fotografi Tahun 2010 BAB IX
Dokumentasi tentang
Dokumentasi
Waktu Peraturan Kepala Poin 10.11 menyatakan catatan bets Per.KaBPOM. Semua dokumentasi harus disusun
penyimpanan BPOM yang harus disimpan selama satu Nomor HK. dalam suatu berkas dan dirawat
dokumen No 34 Tahun 2018 tahun setelah tanggal kedaluwarsa 03.42.06.10.4556 untuk periode waktu tertentu
BAB 10 tentang bets atau lima tahun setelah Tahun 2010 BAB IX
Dokumentasi diluluskan bets oleh Pemastian Mutu, tentang
yang mana yang lebih lama. Dokumentasi