Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan

cara pengamatan dan menganalisis kemudian menjelaskan adanya hubungan

antara variabel melalui uji hipotesis dengan mencari hubungan antara tingkat

asupan energi sarapan pagi, aktivitas fisik dan status gizi dengan tingkat

kebugaran jasmani pada anak sekolah umur 10-12 tahun di SDN 1 Guntung

Payung Kota Banjarbaru.

B. Desain/Rancang Bangun Penelitian

Desain atau rancang bangun penelitian ini adalah dengan

menggunakan pendekatan cross sectional yaitu penelitian dengan melakukan

observasi atau pengumpulan data dari variabel bebas (tingkat asupan energi

sarapan pagi, aktivitas fisik dan status gizi) dan variabel terikat (tingkat

kebugaran jasmani) sekaligus pada satu waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Guntung Payung Kota Banjarbaru, dan

direncanakan aka dimulai pada bulan Maret 2020 sampai dengan April 2020.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa V dan VI SDN 1

Guntung Payung Banjarbaru yang berjumlah 175 orang


2. Sampel

Menurut Sugiyono (2007:) sampel adalah sebagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan sampel

dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive sampling. Menurut

Sugiyono (2007) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu. Kriteria dalam penentuan sampel ini

meliputi: (1) bersedia menjadi sampel, (2) tidak dalam keadaan sakit,

(3) berusia 10-12 tahun. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari

populasi, yaitu sebagian kelas V dan kelas VI. Adapun rumus yang dipakai

dalam menentukan besar sampel adalah menurut Notoatmodjo (2005) yaitu:

N
𝑛=
1 + N (𝑑)2

Keterangan:

N = Besar populasi

N = Besar sampel

D = Bias kesalahan atau kurva ukuran data yang diterima, nilainya

ditentukan d = 10%

Didapatkan sampel:
N 175 175 175 N 175
𝑛 = 1 + N (𝑑)2 = 1+175 (0,1)2
= 1 + 175 (0,01)
= 1 + 1,75 = 1 + N (𝑑)2
= 2,75
= 63,63 = 64

Teknik pengambilan data menggunakan stratified random sampling secara

proporsional, cara pengambilan sampel per kelas dilakukan secara random.

Semua sampel yang diambil berjumlah 64 sampel.


Rumus Per kelas

N1
𝑁𝑖 = 𝑥𝑛
N

Keterangan:

Ni = Jumlah sampel yang diambil pada setiap kelas

N1 = Jumlah siswa seluruhnya pada setiap kelas

N = Jumlah seluruh populasi

n = Jumlah seluruh sampel

Jumlah sampel per kelas:


31
a) Kelas V A = 175 𝑥 64 = 11,34 = 11 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

29
b) Kelas V B = 175 𝑥 64 = 10,61 = 11 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

29
c) Kelas V C = 175 𝑥 64 = 10,61 = 11 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

28
d) Kelas VI A = 175 𝑥 64 = 10,24 = 10 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

29
e) Kelas VI B = 175 𝑥 64 = 10,61 = 11 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

29
f) Kelas VI C = 175 𝑥 64 = 10,61 = 10 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Semua sampel per kelas digabung menjadi satu dan kemudian

diurutkan sesuai jumlahnya. Setelah didapat urutan sampel per kelas maka

cara pengambilan sampel tersebut dilakukan dengan met

ode simple random sampling yang dilakukan melaui metode bilangan acak.

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran

yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep

pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010). Variabel dibedakan sebagai

berikut:

a. Variabel Independen (Bebas)

Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel

yang berupa sebab, resiko atau variabel yang mempengaruhi variabel

lain (Notoatmodjo, 2010). Variabel independen pada penelitian ini

adalah tingkat asupan energi sarapan pagi, aktivitas fisik dan status gizi.

b. Variabel Dependen (Terikat)

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel

tergantung akibat sebagi variabel yang dipengaruhi oleh variabel

independen (Notoatmodjo, 2010). Variabel dependen pada penelitian ini

adalah tingkat kebugaran jasmani.


Alat Ukur Cara Ukur Kategori Skala

Stopwatch dan tabel Mencatat waktu Usia 10 tahun putera Ordinal


test kebugaran berlari jarak - Baik sekali = < 4’47’’
single test 1000m dalam - Baik = 4’48’’ – 5’49’’
menit dan detik - Cukup = 5’50’’ – 6’52’’
- Kurang = 6’53’’ – 7’53’’
- Kurang sekali = > 7’54’’
Usia 10 tahun puteri
- Baik sekali = < 5’16’’
- Baik = 5’17’’ – 6’28’’
- Cukup = 6’29’’ – 7’37’’
- Kurang = 7’38’’ – 8’48’’
- Kurang sekali = > 8’49’’
Usia 11 tahun putera
- Baik sekali = < 4’17’’
- Baik = 4’18’’ – 5’14’’
- Cukup = 5’15’’ – 6’12’’
- Kurang = 6’13’’ – 7’09’’
- Kurang sekali = > 7’10’’
Usia 11 tahun puteri
- Baik sekali = < 5’04’’
- Baik = 5’05’’ – 6’10’’
- Cukup = 6’11’’ – 7’19’’
- Kurang = 7’20’’ – 8’28’’
- Kurang sekali = > 8’29’’
Usia 12 tahun putera
- Baik sekali = < 4’12’’
- Baik = 4’13’’ – 5’05’’
- Cukup = 5’06’’ – 6’57’’
- Kurang = 5’58’’ – 6’49’’
- Kurang sekali = 6’50’’
2. Definisi Operasional
Tabel 4.1

Variab
Cara Ukur Kategori Skala No. Definisi Operasional
el
Mencatat Uisa 12 tahun puteri Ordinal 1. Tingkat Tingkat Kebugaran
waktu berlari - Baik sekali = < 4’52’’ kebuga Jasmani didapat dari
jarak 1000m - Baik = 4’53’’ – 5’54’’ ran pengukuran waktu
dalam menit - Cukup = 5’55’’ – 6’55’’ jasmani berlari yang ditempuh
dan detik - Kurang = 6’56’’ – 7’56’’ anak untuk mencapai
- Kurang sekali = > 7’57’’ jarak 1000 m
(BKOM, 2019)

Perhitungan - Tidak baik (asupan energi sarapan ordianl


recall makan pagi <20% kecukupan energi sehari)
pagi - Baik (asupan energi sarapan pagi 20-
30% kecukupan energi sehari)
(Soekirman, 2000)

Wawancara - Sangat tinggi = 5 ordinal


menggunaka - Tinggi = 4
n kuesioner - Sedang = 3
The Physical - Rendah = 2
Activity - Sangat rendah =1
Questionnair (Kowalski, K. C., Crocker, P. R., &
e for Donen, R. M (2004:11)
Children
(PAQ-C)
oleh Kent C.
Kowalski,
et al tahun
2004 yang
telah di
modifikasi
dalam
bahasa
Indonesia.
Kategori Skala No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur

Laki-laki umur 10 tahun Ordinal Stopwatch dan tabel


- Kurus =<13,7 test kebugaran single
- Normal = 13,8-21,3 test
- Gemuk = >21,4
Perempuan umur 1o tahun
- Kurus = <13,5
- Normal = 13,6-22,5
- Gemuk = >22,6
Laki-laki umur 11 tahun
- Kurus = <14,1 2. Tingkat Jumlah energi pada Kuesioner Recall
- Normal = 14,2-22,4 asupan makanan sarapan pagi
- Gemuk = >22,5 energi Yang dikonsumsi
Perempuan umur 11 tahun sarapan pada pagi hari
sebelum berangkat
- Kurus = <13,9
sekolah.
- Normal = 14,0-23,6
- Gemuk = >23,7 3. Aktivitas aktivitas fisik yang kuesioner
Laki-laki umur 12 tahun Fisik dilakukan seharihari The Physical Activity
- Kurus = <14,5 dan intensitas waktu Questionnaire for
- Normal = 14,6-23,7 7 hari yang lalu. Children (PAQ-C)
- Gemuk = >23,8 oleh Kent C.
Perempuan umur 12 tahun Kowalski,
- Kurus = <14,4 et al tahun 2004
- Normal = 14,5-24,8 yang telah di
- Gemuk= >24,9 modifikasi dalam
(WHO, 2007) bahasa Indonesia.
Definisi
No. Variabel Alat Ukur Cara Ukur
Operasional
4. Status Ukuran keadaan Timbangan injak, Pengukuran
gizi gizi siswa yang microtoise. antropometrik
dihitung dari menggunakan
perbandingan indeks massa
antara berat tubuh menurut
badan dalam umur (IMT/U)
kilogram dibagi

1. Jenis Data
dengan tinggi
badan dalam
meter yang

a. Data Primer
dikuadratkan

5) Status gizi
berdasarkan
Indeks Massa

F. Metode Pengumpulan Data


Tubuh (IMT)

1) Identitas responden.

4) Tingkat Aktivitas fisik


2) Tingkat kebugaran jasmani.

3) Tingkat asupan energi sarapan pagi.


b. Data Sekunder

Data tentang gambaran umum sekolah SDN 1 Guntung

Payung yang dijadikan tempat penelitian

2. Cara pengumpulan data

a. Data primer

1) Idenntitas responden diperoleh melalui wawancara

2) Data tingkat kebugaran jasmani diperoleh dengan mencatat waktu

tempuh siswa yang diperoleh melaui Single Test lari jarak 1000

m, kemudian diukur menggunakan dengan penilaian Single Test

sesuai umur dan jenis kelamin.

3) Tingkat asupan energi sarapan diperoleh dengan cara wawancara

menggunakan lembar kuesioner recall 1x24 jam. Recall 2x24 jam

dilakukan selama 2 hari.

4) Tingkat aktivitas fisik diperoleh melalui wawancara aktivitas fisik

menggunakan kuesioner The Physical Activity Questionnaire for

Children (PAQ-C) oleh Kent C. Kowalski, et al tahun 2004

yang telah di modifikasi dalam bahasa Indonesia.

5) Data status gizi diperoleh dengan cara menimbang berat badan

menggunakan timbangan injak dan mengukur tinggi badan

menggunakan microtoise. Setelah data terkumpul, data berat

badan dan tinggi badan dimasukkan ke rumus IMT/U WHO 2007.

b. Data sekunder
Data tentang gambaran umum sekolah SDN 1 Guntung Payung

yang dijadikan tempat penelitian diperoleh melalui pihak sekolah

yang bersangkutan dengan melihat dokumen yang ada.

G. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data menggunakan SPSS, sebelum data diolah dilakukan

proses editing, koding entry data kemudian cleaning.

a. Penyuntingan (Editing)

Penyuntingan data dilakukan sebelum pemasukan data ke dalam

komputer. Untuk informasi yang belum lengkap ditanyakan kembali.

b. Koding (kode)

Koding yaitu memberikan kede pada data yang diperoleh.

c. Entri Data (Entry)

Template kolom entri data dibuat dengan menggunakan Microsoft

Office Excel disertai dengan tahapan check yang dilakukan untuk

memberi menghindari kekeliruan dalam memasukkan data. Selanjutnya

data dimasukkan dalam program perangkat lunak untuk diproses pada

tahap selanjutnya.

d. Koreksi (Cleaning)

Proses koreksi terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan yang dapat

mengganggu proses pengolahan data selanjutnya. Untuk melihat apakah


terdapat kesalahan dalam entry data maka dilakukan dengan cara

Klasifikasi Putera Puteri

penilaian (menit-detik) (menit-detik)

membuat distribusi frekuensi sehingga akan muncul kesalahan dalam

pengolahan data variabel meliputi :

1) Data Primer

a) Identitas responden

Data identitas responden berupa jenis kelamin dan umur

siswa-siswi SDN 1 Guntung Payung yang diperoleh kemudian

ditabulasi

b) Tingkat Kebugaran Jasmani

Data hasil test kebugaran jasmani siswa-siswi yang diperoleh

dari Single Test lari jarak 1000 m. Dikategorikan menurut

penilaian Single Test berdasarkan jenis kelamin dan usia yang

dapat dilihat pada tabel 4.2.


Baik sekali < 4’47’’ < 5’16’’

Baik 4’48’’ – 5’49’’ 5’17’’ – 6’28’’

Cukup 5’50’’ – 6’52’’ 6’29’’ – 7’37’’

Kurang 6’53’’ – 7’53’’ 7’38’’ – 8’48’’

Kurang sekali > 7’54’’ > 8’49’’

Tabel 4.2 Penilaian Single Test Usia 10 Tahun

Klasifikasi Putera Puteri

penilaian (menit-detik) (menit-detik)

Baik sekali < 4’12’’ < 4’52’’

Baik 4’13’’ – 5’05’’ 4’53’’ – 5’54’’


Cukup 5’06’’ – 6’57’’ 5’55’’ – 6’55’’ Tabel

Kurang 5’58’’ – 6’49’’ 6’56’’ – 7’56’’ 4.3

Kurang sekali > 6’50’’ > 7’57’’

Penilaian Single Test Usia 11 Tahun

Tabel 4.4 Penilaian Single Test Usia 12 Tahun

Klasifikasi Putera Puteri

penilaian (menit-detik) (menit-detik)

Baik sekali < 4’12’’ < 4’52’’

Baik 4’13’’ – 5’05’’ 4’53’’ – 5’54’’


Cukup 5’06’’ – 6’57’’ 5’55’’ – 6’55’’

Kurang 5’58’’ – 6’49’’ 6’56’’ – 7’56’’

Kurang sekali > 6’50’’ > 7’57’’

Sumber : BKOM Provinsi Kalimantan Selatan (2019)

c) Tingkat Asupan Energi Sarapan Pagi

Data bahan makanan hasil dari recall sarapan pagi selama 2

hari dikonversi ke dalam energi. Kemudian hasil dari energi yang

didapat dibagi 2 karena recall dilakukan selama 2 hari. Kemudian

dikategorikan sebagai berikut :

- Tidak baik (asupan energi sarapan pagi <20% AKG )

- Baik (asupan energi sarapan pagi 20-30% AKG)

(Soekirman, 2000)

d) Tingkat Aktivitas

Data hasil wawancara tingkat aktivitas fisik dinilai dengan

dengan merujuk pada tabel nilai (menilai pretasi masing-

masing butir soal) dan tabel norma (menentukan klasifikasi

tingkat aktivitas fisik).

Tabel 4.5 Penilaian Pengisian Kuesioner PAQ-A

no soal Pilihan jawaban nilai Total nilai

Soal nomer 1 Tidak Pernah (A) 1 Total nilai


1
terdapat 20 1 - 2 Kali (B) 2 dibagi 20
aktivitas atau 3 - 4 Kali (C) 3

olahraga 5 - 6 Kali (D) 4

6 Kali/Lebih (E) 5

Jawaban A 1
Soal pilihan
Jawaban B 2 Jumlah nilai
Ganda
2 Jawaban C 3 dari nomer 2
terdapat
Jawaban D 4 sampai 8
nomer 2 - 8
Jawaban E 5

Tidak pernah 1
Soal nomer 9
Jarang 2
terdapat
Total nilai
Kadang kadang 3
3 aktivitas
dibagi 7
Sering 4
selama

seminggu Sangat sering 5

Soal nomor Total

4 10 tidak diberi - - keseluruhan

Nilai nilai dibagi 9

Data hasil pengisian koesioner PAQ-A kemudian

dicocokkan pada tabel norma penilaian PAQ-A berikut ini.

Tabel 4.6 Norma Penilaian Kuesioner PAQ-A

no Jumlah nilai klasifikasi

1 5 Sangat Tinggi (ST)


2 4 Tinggi (T)

3 3 Sedang (S)

4 2 Rendah (R)

5 1 Sangat Rendah (SR)

Sumber : Kowalski, K. C., Crocker, P. R., & Donen, R. M (2004)

e) Status gizi

Hasil dari pengukuran berat badan dan tinggi badan siswa-

siswi dirubah ke dalam Indeks massa tubuh (IMT) :


IMT = BB(kg)/TB(m2)

Keterangan :

IMT = indeks massa tubuh

BB = berat badan (kg)

TB = Tinggi Badan (m2)

Kemudian diklasifikasikan berdasarkan IMT/U

Tabel 4.7 IMT menurut umur 10-12 tahun

Umur Laki-laki Perempuan

(tahun) Kurus Normal Gemuk Kurus Normal Gemuk

10 <13,7 13,8-21,3 >21,4 <13,5 13,6-22,5 >22,6

11 <14,1 14,2-22,4 >22,5 <13,9 14,0-23,6 >23,7


12 <14,5 14,6-23,7 >23,8 <14,4 14,5-24,8 >24,9

Sumber : WHO (2007).

2) Data Sekunder

Data gambaran umum SDN 1 Guntung Payung Kota Banjarbaru

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang digunakan untuk

mendeskripsikan variabel yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi dan persentase dari setiap variabel. Data yang diperoleh

kemudian dianalisis secara deskriptif secara meliputi :

1) Distribusi jenis kelamin

2) Distribusi tingkat kebugaran jasmani

3) Distribusi tingkat asupan energi sarapan pagi

4) Distribusi tingkat aktivitas fisik

5) Distribusi status gizi

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara

dua variabel (Sabri, 2009). Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui

hipotesa penelitian, yaitu ada hubungan antara tingkat asupan energi

sarapan pagi, aktivitas fisik dan status gizi dengan tingkat kebugaran
jasmani pada anak sekolah umur 10-12 tahun di SDN 1 Guntung Payung

Kota Banjarbaru.

Hasil analisis data hubungan antar variabel yaitu sebagai berikut :

1) Hubungan tingkat asupan energi sarapan pagi dengan tingkat

kebugaran jasmani.

2) Hubungan aktivitas fisik dengan tingkat kebugaran jasmani.

3) Hubungan status gizi dengan tingkat kebugaran jasmani.

Data tersebut dianalisis menggunakan program statistik dengan uji

korelasi Rank Spearman dengan tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05.

Uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk mencari hubungan atau

untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing

variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal.

Syarat ujo korelasi Rank Spearman, yaitu (hidayat, 2009) :

1) Data yang bertipe ordinal

2) Sumber data antar variabel tidak harus sama

3) Uji ini digunakan untuk menguji hubungan dua variabel atau

lebih.

Cara analisis koefisien korelasi Rank Spearman (Wijaya, 2003

dalam Pratama, 2017):

1) Variabel pertama (misal x) dan variabel yang kedua (misal y)

dirangking.
2) Apabila terdapat nilai pengamatan yang sama, rangkingnya

adalah rata-rata.

3) Menentukan selisih rangking (di) untuk setiap pasang variabel x

dan y.

Dalam penelitian ini, kesimpulan dari uji ini adalah sebagai berikut:

1) Bila ρ ≤ α (0,05) Ho ditolak berarti ada hubungan antara

variabel x terhadap variabel y.

2) Bila ρ > α (0,05) Ho diterima berarti tidak ada hubungan antara

variabel x terhadap variabel y.

Dalam penelitian ini, kesimpulan dari uji adalah sebagai berikut :

1) Bila ρ ≤ α (0,05) Ho ditolak berarti ada hubungan antara tingkat

asupan energi sarapan pagi dengan tingkat kebugaran jasmani.

2) Bila ρ ≤ α (0,05) Ho ditolak berarti ada hubungan antara

aktivitas fisik dengan tingkat kebugaran jasmani.

3) Bila ρ ≤ α (0,05) Ho ditolak berarti ada hubungan antara status

gizi dengan tingkat kebugaran jasmani.

4) Bila ρ > α (0,05) Ho diterima berarti tidak ada hubungan antara

tingkat asupan energi sarapan pagi dengan tingkat kebugaran

jasmani.
5) Bila ρ > α (0,05) Ho diterima berarti tidak ada hubungan antara

aktivitas fisik dengan tingkat kebugaran jasmani.

6) Bila ρ > α (0,05) Ho diterima berarti tidak ada hubungan antara

status gizi dengan tingkat kebugaran jasmani.

Berdasarkan nilai korelasi (rs) yang diperoleh dapat diketahui

tingkat kekuatan hubungan sebagai berikut (sabri, 2007 dalam Pratama,

2017):

1) Apabila rs 0,00-0,25, tidak ada hubungan/hubungan lemah

2) Apabila rs 0,26-0,50, hubungan sedang

3) Apabila rs 0,51-0,75, hubungan kuat

4) Apabila rs 0,76-1,00 hubungan sangat kuat sempurna

H. Jadwal Penelitian dan Rencana Anggaran Dana

1. Jadwal Penelitian

Tabel 4.6 Jadwal Penelitian


No Kegiatan Tahun 2019 Tahun 2020
8 9 10 11 12 1 2 3 4 5
1. Persiapan
a. Pengajuan judul X
b. Persetujuan X
Judul
c. Konsultasi X X
d. Penyusunan X
Proposal
e. Seminar X
Proposal
f. Perbaikan X
Proposal
2. Pelaksanaan
a. Pengumpulan X X X X X
Data
b. Pengolahan Data X X
c. Analisis Data X X
3. Penyusunan Skripsi
a. Seminar Skripsi X X
b. Perbaikan X
Skripsi
c. Laporan Akhir X
dan Pengadaan
2. Rencana Anggaran Dana

Tabel 4.7 Anggaran Dana

No. Kegiatan Anggaran


1. Pembuatan Proposal
a. Pembelian ATK Rp. 100.000,-
b. Pengetikan Proposal Rp. 50.000,-
c. Pengadaan Proposal Rp. 150.000,-
d. Penjilidan Proposal Rp. 65.000,-
e. Perbaikan Proposal Rp. 50.000,-
2. Pelaksanaan
a. Perbanyak Kuesioner Rp. 35.000,-
b. Pengumpulan Data Rp. 50.000,-
c. Pengolahan Data Rp. 50.000,-
d. Transportasi Rp. 110.000,-
3. Pembuatan Skripsi
a. Pengadaan Skripsi Rp. 150.000,-
b. Lain-lain Rp. 50.000,-
Total Rp. 860.000,-

Anda mungkin juga menyukai