Anda di halaman 1dari 19

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEHNIK KESEHATAN MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BLITAR

MATA KULIAH
AGAMA (KRISTEN)
Tahun Pembelajaran 2019/2020

Oleh :
Pdt. Dr.Retno Adi S.PAK, M.MPd.

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEHNIK KESEHATAN MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEHNIK KESEHATAN MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BLITAR

KONSEP AGAMA MELIPUTI:


A. PENGERTIAN AGAMA
B. PERBEDAAN DAN PERSAMAAN KONSEP AGAMA, SESUAI AGAMA MASING -MASING
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KESABARAN DAN KETEKUNAN DALAM
BERAGAMA DALAM MENERIMA SEGALA PENDERITAAN

Apakah agama itu ?


Menurut banyak orang, agama adalah suatu cara yang dipakai manusia untuk mengisi
kekosongan hati nuraninya dan beribadat kepada kuasa yang dirasanya lebih tinggi dari dirinya
sendiri.
* Orang Romawi menganggap bahwa agama adalah :”Hal menerima dan memberi”
*Menurut anggapan perorangan agama adalah:”Alam Kesepian”
Rumusan ini dapat dilihat dari tokoh-tokoh pemikir seperti : Emmanuel kant, Schleirmacher,
hegel,dsb.

Sebab-sebab manusia menjadi beragama

1. Karena manusia meraba-raba, mencari-cari, karena merasa kebutuhan akan Allah


walaupun belum mengenalNya.
2. Karena mereka telah mengenal Allah yang mengampuni dosa dan menyelamatkannya.

Pengertian Agama
Arti agama dapat dicari dengan memperhatikan akar katanya. Dalam bahasa Sansekerta kata
agama terdiri dari kata”a” berarti tidak dan “gam” berarti kacau. Jadi, agama berarti tidak
kacau. Ada juga kata Ugama, yang berarti peraturan, tata tertip, hukum illahi. Berdasarkan
kedua kata tersebut

Dapat dikatakan bahwa agama adalah upaya manusia untuk mengaitkan dan
menyesuaikan seluruh hidupnya dengan tata tertip, hukum serta peraturan dari yang illahi.
Dengan demikian maka hubungannya dengan yang illahi dan dengan sesama serta
lingkungannya tidak kacau, melainkan dapat berjalan dengan tertip dan baik.

Dalam bahasa Latin “agama” disebut “Religio, dari akar kata “religere” yang berarti :
- mengembalikan ikatan, mengikatkan kembali.
- memperhatikan dengan seksama.
Berdasarkan kata ini, istilah “agama” dapat diartikan sebagai tindakan manusia untuk
mengembalikan atau memulihkan ikatan hubungan yang rusak antara manusia dengan Allah,
dengan memperhatikan Kehendak Allah secara seksama.
Agama Kristen
Dalam Agama Kristen ada ciri-ciri umum yang ada pada setiap agama: kepercayaan akan Allah,
Wahyu, sistem ajaran, Upacara keagamaan, ajaran tentang dosa, keselamatan, kehidupan
sesudah mati, dsb. Pada umumnya suatu agama muncul sebagai hasil usaha manusia
untukmencari, mengenal suatu kuasa diluar dirinya,dan mendekatkan diri pada kuasa (Allah)
itu.

Dalam agama Kristen, manusia digambarkan juga sebagai yang mencari Allah. Tetapi itu
bukanlah unsur yang terpenting. Hal itu bukan tema utama agama Kristen. Unsur yang paling
menentukan dalam ajaran Kristen adalah tindakan Allah yang dalam KasihNya mencari dan
menyelamatkan manusia (Roma 5:8;Yohanes 3:16; Efesus 2:8-9).

Tuhan Allah mengerti bahwa manusia tidak akan mampu mendekati dan menjangkau Allah,
karena keberdosaannya.

Dengan demikian agama Kristen adalah agama yang muncul sebagai perwujudan
tanggapan manusia atas inisiatif Allah, bukan sebagai usaha manusia mencari Allah.

Usaha Allah menemukan manusia:


Penyataan Umum (General Religion):
Alam (nature)>>Sejarah>>Angan-angan hati.
Penyataan Khusus (Special religion):
Alkitab (PerJanjian Allah tentang Keselamatan)

Usaha manusia menemukan Allah :


Panca indra>>Pengetahuan>>Filsafat>>Theologia/agama

Dalam agama Kristen diajarkan dengan jelas dalam Kitab Matius 22:37-40, “Kasihilah Tuhan
Allahmu dengan segenap hatimu, jiwamu,dan dengan segenap akal budimu.

Dan kasihilah sesamamu manusia seperti kamu mengasihi dirimu sendiri”

Bahkan Alkitab juga mengatakan bahwa, “..Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan,…
bahkan kasihilah musuhmu,..jika kamu ditampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu”.

Setiap kehidupan umat manusia yang telah mengenal Allah atas kehidupannya, selayaknya
mereka tersebut dapat mempertangungjawabkan segala tindakannya kepada Allah atas tugas
dan tanggung jawabnya sebagai mandataris Allah.

KESEHATAN
PERSPEKTIF THEOLOGIA KRISTEN
Dosen :Dr. Retno Adi S.PAK, M.MPd.

Kemajuan bioteknologi tidak hanya membuka dan menciptakan dunia baru (artificial),
tetapi juga melahirkan permasalahan etis yang rumit, mengingat etika tradisional tidak mampu
mengingat isu-isu etis konteporer. Ia tidak hanya menyumbangkan sesuatu yang positif tapi
juga negative, misalnya terjadi komersialisasi bidang kesehatan, praktek-praktek ketidakadilan
dalam pelayanan perawatan, ketergantungan, dsb.

Persoalan ethis muncul, mana yang harus kita pilih; Teknologisasi pada taraf canggih
(sophisticated) sehingga sakit dan pelayanan kesehatah menjadi mahal; atau manusia secara
pribadi mengolah masalah-masalah kesehatannya sendiri?
Ivan Illich, tokoh pendidikan luar sekolah, menyatakan ada 2 akibat negative dari penanganan
kesehatan modern, yaitu :

1. Penanganan kesehatan modern beserta system perawatan yang dijalankan


menumpulkan kemampuan pasien-pasien untuk secara pribadi mengolah masalah-
masalah kesehatannya sendiri. Ada suatu pengandaian akibat dari Penanganan
kesehatan modern, yaitu jika anda bukan seorang dokter, anda tak tahu apa-apa
tentang kesehatan. Oleh sebab itu anda tidak dapat melakukan sesuatu untuk
memperbaiki kesehatan anda. Dalam kenyataan terjadilah ketergantungan dan
kecenderungan manusia akan pemeriksaan yang terus menerus
2. Penanganan kesehatan modern yang dicirikan oleh komersialisasi ini menumpulkan
fungsi asli keperawatan dalam menjaga kesehatan masyarakat / umat manusia. Orang
menjadi tidak lagi mampu dengan kekuatannya sendiri menghadapi rasa sakit,
penderitaan dan kematian bahkan hidupnya sekalipun.

Disamping itu kita dapat melihat praktek-praktek kesehatan yang tidak adil, Pelayanan
kita untuk melayani siapa? Apakah orang miskin yang memerlukan kesehatannya minimal
terlayani? Berapa orang yang memiliki hak-hak istimewa/ privilasi untuk menerima pelayanan
kesehatan, sehingga harus mengorbankan pelayanan kesehatan minimal kepada masyarakat
miskin. Bagaimanakah pandangan kekristenan dalam menanggapi kemajuan tersebut di semua
aspek kehidupan manusia.

Banyak penyakit yang ditemukan di rumah sakit, bukan karena sakit secara biologis,
melainkan psikis. Kejiwaan yang tidak sehat, mengalami keterasingan tidak mampu berinteraksi
menyebabkan gangguan pada organ tubuhnya, seperti sakit lambung, jantung, ginjal, dsb. Ini
biasa disebut Psikosomatis, yaitu seseorang yang menderita sakit, sebetulnya bersumber pada
jiwanya yang terganggu (psike), tetapi tidak Nampak dan yang Nampak pada tubuhnya (soma,
Yunani:daging). Ilmu kedokteran modern seringkali hanya mengobati satu sisi saja, yaitu secara
biologis. Ini jelas sangat merugikan pasien, sebab ia akan tergantung pada obat padahal
mungkin ia tidak memiliki penyakit pada tubuhnya.

Maka pendekatan Holistik (menyeluruh) sangat dibutuhkan, disinilah peranan para pelayan
dalam perawatan si pasien sangat dibutuhkan. Kita dapat memberikan penguatan-penguatan
secara rohani menurut keyakinan jiwanya. Manusia bukan obyek untuk diteliti dan
disembuhkan, tetapi ia harus menjadi subyek atas hidupnya sendiri.
Untuk mengerti dan membentuk sikap kita terhadap Penanganan kesehatan modern,
baiklah kita meninjau beberapa pokok teologis Kristen, sehingga kita dapat memiliki perspektif
yang benar. Perspektif yang benar akan dapat menolong kita memahami segala sesuatu
termasuk pengetahuan kesehatan dengan benar juga.

MANUSIA ADALAH GAMBAR DAN RUPA ALLAH (IMAGO DEI)


Untuk mengerti betapa manusia begitu mampu membangun dunianya dibandingkan
dengan makluk ciptaan Allah lainnya, kita dapat melihat, bagaimana anthropologi Kristen
mengajarkan tentang manusia. Dalam Kejadian 1:26-27, menyatakan bahwa manusia
diciptakan segambar dan serupa dengan Allah (Imago Dei). Dimana Image Dei secara umum
Tuhan mengaruniai: pikiran, perasaan , kemauan. Sedangkan Imago Dei Khusus :
kekudusan/kesucian, kebenaran, kemuliaan.
Karena manusia diciptakan segambar dengan Allah, berarti hanya manusia yang mampu
berelasi dengan Penciptanya. Imago Dei berarti manusia diberi kemampuan-kemampuan illahi
untuk melengkapi hidupnya, artinya bahwa manusia diberi kemampuan illahi, hanya manusia
yang diberi sifat-sifat seperti yang dimiliki Penciptanya, sedangkan makluk lain tidak.
Manusia diciptakan segambar dengan Allah, berarti manusia diberi kemampuan-kemampuan
illahi, seperti mencipta, memelihara, mengolah, membangun dunia lingkungannya. Ia juga
memiliki sifat-sifat illahi seperti keadilan, kasih, daya cipta, rasa tanggungjawab, relasi dengan
penciptanya, dsb.
Letak kesegambarannya itu menyebabkan manusia bukan sekedar makluk alamiah, tetapi juga
berbudaya. Ia tidak hanya sekedar makan, tetapi juga menciptakan pekerjaan. Dia tidak hanya
sekedar hidup, tetapi juga berusaha menjaga kesehatannya. Dia bukan saja sekedar menerima
alam tetapi mengubah atau membangunnya.
Karena akibat manusia jatuh kedalam dosa yang disebabkan oleh manusia pertama
(adam), manusia kehilangan Imago Dei khusus, yaitu kehilangan kesucian, kebenaran dan
kemuliaan. Manusia menerima kenyataan adanya penyakit atau kematian, tetapi ia tidak mau
menerima begitu saja penyakit dan kematian. Oleh sebab itu manusia menciptakan ilmu
pengetahuan dan tehnologi yang dipakai untuk membantu memecahkan masalah manusia.
Karena manusia segambar dengan Allah, maka manusia juga tidak menyenangi penyakit,
penderitaan, kelaparan (kurang gisi), bahkan kematian, sama seperti Allah Dalam Yesus yang
memerangi penyakit, penderitaan, kelaparan (kurang gisi), bahkan kematian.

Namun harus diakui bahwa dosa telah merasuk kedalam hidup manusia, sehingga semua unsur
budaya manusia itu telah diwarnai dosa. Tehnologi dan ilmu pengetahuan termasuk ilmu
kesehatan adalah alat atau sarana bagi manusia untuk mengabdi kepada Allah. Akibat dosa
semua itu seringkali dipakai untuk menghancurkan dunia dan kehidupan didalamnya, termasuk
sesamanya. Dapat dipakai sebagai tangan iblis untuk menghancurkan kasih kepada Allah dan
sesama manusia.

MANUSIA ADALAH MANDATARIS ALLAH

Karena manusia diciptakan segambar dengan Allah, maka hanya kepada manusia Allah
member mandat. Mandat itu adalah mandate cultural, yang membedakan manusia dengan
makluk lainnya. Manusia menjadi mandataris Allah untuk mengolah, menjaga, merawat,
memimpin, memelihara, mempertanggungjawabkan dunia ini (Kejadian 21;15), membangun
bumi adalah manifestasi atau perwujudan dari mandat cultural yang Allah berikan kepada
manusia.

Pelayanan Kesehatan modern adalah juga merupakan jawaban manusia sebagai mandataris
Allah untuk menciptakan kehidupan yang lebih bermakna dan ingin memecahkan persoalan-
persoalanyang dihadapi manusia, termasuk bidang kesehatan tersebut. Manusia tidak hanya
pasrah atau mengakui adanya kenyataan penyakit, tetapi ia ingin mengatasinya dengan cara-
cara yang ia temui.

Manusia bukan saja berhasil melakukan transplantasi organ tubuh,dan bentuk-bentuk


biotehnologi lainnya di bidang medis, tetapi juga oleh karena dosa seringkali kejahatan-
kejahatan medis yang terselubung terjadi. Manusia memperlakukan eksperimen-eksperimen
secara tidak manusiawi, bayi-bayi yang digugurkan seringkali dijadikan keuntungan yang besar.
Akibat dosa manusia menjadi serakah, bahkan tidak peduli lagi dengan Allah dan sesama.

Dimensi tanggungjawab itu dipulihkan kembalidengan hadirnya Allah dalam Yesus Kristus, yang
sebagai Jalan, Kebenaran dan Kehidupan (Yohanes 14:6), Yang memulihkan Imago Dei secara
khusus yaitu kekudusan/kesucian, kebenaran dan kemuliaan yang telah rusak akibat dosa
manusia. Dan memberi perspektif baru bagi mnusia dalam merealisasi mandat kulturnya.
MANUSIA PERSPEKTIF KREATIF
Apakah manusia sanggup menjadi partner Allah dalam memelihara dunia dan isinya?
Jawabnya, bisa, karena Allah telah memberikan sifat-sifatNya kepada manusia (Imago Dei).
Memang sapi betina dan seorang perempuan sama-sama beranak, namun manusia mampu
menciptakan rumah bersalin. Inilah yang dimaksud manusia makluk yanhg perspektif kreatif.
Tanpa manusia alam dan dunia akan berhentiberjalan.
Begitu pula dalam menghadapi atau membangun system nilai atau norma-norma
kesehatan masyarakat, manusia tidak berhenti. Perspektif kreatif menyebabkan manusia tidak
hanya berpegang pada tradisi kristiani tradisional, tetapi menciptakan nilai-nilai baru yang
mengarah pada Kemuliaan Allah.
Perspektif kreatif ini membuat manusia mempunyai visi ke depan yaitu membangun
bumisecara terus menerus (termasuk diantaranya bidang kesehatan) menuju kepada
kesudahan atau penggenapan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KESABARAN DAN KETEKUNAN:

a. Dalam menjalankan agama:


Dalam Roma 3:23 mengatakan bahwa “semua orang telah berbuat dosa, dan telah
kehilangan kemuliaan Allah”. Dalam kekristenan menyadari bahwa karena akibat dosa
manusia pertama manusia telah kehilangan kemuliaan Allah, akibatnya banyak masalah
yang timbul dalam kehidupan manusia.

1. Allah sangat mengasihi dunia


Tuhan sangat mengasihi dunia dan berkehendak agar manusia dapat menikmati
kehidupan yang penuh kedamaian dan harapan akan masa depan yang bahagia.
Yohanes 3:16,”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia
mengaruniakan anakNya yang Tunggal supaya setiap orang yang menerimaNya
tidak binasa melainkan dapat beroleh hidup yang kekal”

2. Umat manusia sedang menghadapi masalah


Sesungguhnya manusia tidak memiliki kemampuan untuk menghampiri Allah
dengan upayanya sendiri karena akibat dosa.
Roma 3:23 semua orang telah berbuat dosa, dan telah kehilangan kemuliaan Allah”.
3. Umat manusia mendapatkan tawaran Kehidupan Kekal
Yohanes 14:6 “Akulah jalan Kebenaran dan Hidup”.

b. Dalam menghadapi penyakit.


Dalam pandangan Kekristenan apabila seseorang mendapatkan kesulitan dalam
hidupnya, hal itu sesungguhnya dimaksudkan untuk mengembangkan karakter dan
mendewasakan secara rohani.
Allah mengijinkan kesulitan-kesulitan hidup sebagai bagian dari rencanaNya yang
sempurna bagi anak-anakNya. Dan apabila anak-anakNya menyadari kebenaran rohani
ini maka mereka pasti akan memperoleh berkat-berkat kekuatan/ kesabaran dalam
menanggung segala masalah, kesulitan atau sakit penyakit tersebut.
Pada umumnya kesakitan memang tidak mudah untuk dijalani, namun disisi lain kita
menjadi lebih terbuka untuk mendengarkan suara Tuhan ketika menghadapi masalah2.

1. Kesulitan menghasilkan ketekunan


Kesabaran adalah kekuatan untuk menerima rasa sakit dan cobaan hidup secara
tenang, sebagai sesuatu yang datang dari Allah karena Ia sungguh mengasihi
manusia.
Yakobus 1:2-4, “Saudara-saudara anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila
kamu jatuh dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujuian
terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan, Dan biarlah ketekunan itu
menghasilkan buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak
kekurangan suatu apapun

2. Kesulitan membuahkan ketekunan dan pengharapan


Roma 5:3-4, “Dan bukan hanya itu saja, kita malah bermegah juga dalam
kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan
ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan
pengharapan.
Sebagai orang percaya yang taat, menyadari bahwa setiap manusia menghadapi
persoalan, yang dapat menimbulkan kekecewaan atau frustasi. Kita memiliki
tanggungjawab untuk membawa mereka kepada keyakinannya kepada Tuhan.

Ayat-ayat refrensi:
- Kesabaran:
I Kor.13:7c“ Ia Sabar menanggung segala sesuatu”
Yakobus 1:12 “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab
apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan
Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia”

- Menghadapi sakit:
Mazmur 147:3 “Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut
luka-luka mereka”
Amsal 3:7,8 “Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu
kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari padamu,
simpanlah itu dilubuk hatimu. Karena itulah yang menjadi
kehidupan bagi mereka dan kesembuhan bagi seluruh tubuh
mereka”.
Amsal 16:22 “Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis
bagi hati, dan obat bagi Tulang-tulang”

Amsal 17:22 “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang
patah mengeringkan tulang”

Keluaran 15:26b “ Sebab Aku TUHANlah yang menyembuhkan engkau”


Yeremia 30:17a “ Sebab Aku mendatangkan kesembuhan bagimu, aku akan
mengobati luka-lukamu, demikian lah Firman Tuhan”.

PANDANGAN KEKRISTENAN TERHADAP KESEHATAN:


Manusia adalah mahkota ciptaan Allah yang begitu mulia, yang diciptakan menurut
Gambar dan Rupa Allah (Imago Dei), Kejadian 1:26-27. Manusia diciptakan secara sempurna,
yang berarti diciptakan mausia secara sehat. Namun demikian ada tugas dan tanggungjawab
yang diberikan kepada manusia yaitu supaya memelihara dan mengusahakan semuanya itu
untuk memperoleh berkat.
Kej. 1:28 “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:”Beranak- cuculah
dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah…”
Kej. 1:29 “….lihatlah Aku memberikan tumbuh-tumbuhan…….. itulah yang menjadi
makananmu”
Kej. 1:30b”….kuberikan segal-tumbuh-tumbuhan hijau menjadai makananmu.”
Dalam Perjanjian Baru menyaksikan bahwa Yesus Kristus selalu mengadakan mujizat
dimanapun Ia berada, Dia memulihkan dan menyembuhkan banyak orang (Matius 8:14-17),
Yesus menyembuhkan orang yang kerasukan (Matius 8:2-34), Yesus menyembuhkan orang
yang lumpuh (Matius 9:1-8), Yesus menyembuhkan banyak orang timpang, buta, lumpuh, bisu
dan banyak lagi orang yang sakit lain (Matius 15:29-31). Hal ini memberikan kenyataan bahwa
kesehatan fisik sangatlah diperhatikan dan itulah kehendak Tuhan yang harus diperhatikan
juga. Kita harus mengatasi segala sakit penyakit dan mengusahakan kesehatan.

PRAKTEK-PRAKTEK KESEHATAN:
1. Pembatasan Kelahiran/ kontrasepsi
Manusia adalah makluk yang berkewajiban untuk memelihara dirinya. Salah satunya
adalah terlampau besarnya jumlah anak tanpa usaha serius untuk membatasinya, ia bisa
menjadi beban bagi masyarakat. Misalnya hidup konsumtif terlalu besar dan tak
terkontrol sehingga tidak dapat dipertanggungjawabkan kebutuhan jasmani-rohaninya.

Jadi keluarga sejahtera dan bertanggungjawab itu termasuk didalamnya


merasakan bahwa ia adalah sebagai anggota masyarakat yang tidak boleh menjadi
beban bagi masyarakat lainnya. Hal ini sangat berkaitan erat dengan apa yang disebut
KELUARGA BERENCANA. Ia harus memiliki perencanaan yang baik untuk kesejahteraan
keluarga secara utuh, lahir-batin.
Dalam menata sebuah keluarga sejahtera inilah, perlu adanya pengaturan sebuah
keluarga, salah satunya mengatur atau pembatasan kelahiran anak, tentunya dengan
memakai alat kontrasepsi yang tepat yang sesuai dengan Kebenaran Firman Tuhan
(Alkitab).

a. Methode Amenorea Laktasi (MAL)


Adalah kontrsepsi yang mengandalkan Air Susu Ibu (ASI).
MAL sebagai kontrasepsi bila menyusui secara penuh (full breat feeding), belum
haid, umur bayi kurang dari 6 bulan.
Alkitab, mengijinkan karena cara kerjanya metode ini dengan penundaan penekanan
ovulasi

b. Metode Keluarga Berencana Alamiah


Untuk mengetahui Metodeini, ibu harus belajar mengetahui kapan masa suburnya
berlangsung.
Macam-macam KB Alamiah seperti metode Lendir serviks (mulut rahim) atau lebih
dikenal dengan Metode Ovulasi Billings (MOB) atau Metode Simtomaternal.
Alkitab, mengijinkan karena cara kerjanya metode ini dengan menghindari
senggama pada masa subur yaitu pada fase siklus mentruasi dimana kemungkinan
terjadi konsepsi atau kehamilan.

c. Senggama Terputus (AZL)


Yaitu metode KB tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari
vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.
Metode ini tidak mengganggu produksi ASI, bisa digunakan setiap waktu dan tidak
membutuhkan biaya.
Alkitab, mengijinkan karena cara kerja metode ini, bahkan dapat meningkatkan
keterlibatan suami dalam KB .
d. Pil KB.
Yaitu pil yang mengandung hormone estrogen dan progesterone (pil kombinasi)
atau progesterone saja yang diminum setiap hari selama 21 atau 28 hari.
Alkitab, mengijinkan metode ini, karena cara kerja metode ini dengan menekan
ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur) Lendir serviks mengental sehingga sulit
untuk dibuahi oleh sperma. Mencegah sel telur yang yang sudah dibuahi menempel
pada dinding rahim (implantasi). Pergerakan tuba terganggu sehingga perjalanan sel
telur dengan sendirinya terganggu pula.

e. Suntikan
Obat suntik yang berisi hormone progesterone yang disuntikkan setiap 2 atau 3
bulan, atau hormone estrogen dan progesterone yang disuntikkan setiap 1 bulan
(suntikan kombinasi) pada otot panggul atau lengan atas.
Alkitab, mengijinkan metode ini, karena cara kerja metode ini dengan:
- menekan ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur)
-Lendir mulut rahim mengental sehingga penetrasi sperma terganggu.
- menipiskan endometrium/ selaput lendir sehingga tidak siap untuk kehamilan
- menghambat tranportasi sel telur yang telah dibuahi (gamet) oleh tuba.

f. Susuk Kb/ Implant


Yaitu satu,dua atau enam batang silastik (sebesar batang korek api) yang berisi
hormone Progesterone dimasukkan dibawah kulit lengan atas. Iplan 1,2 batang
dapat digunakan selama 3 tahun, sedangkan 6 batang selama 5 tahun.
Alkitab mengijinkan, sebab metode ini dilakukan dengan cara kerja hormone
progesterone yang terdapat pada batang implant dilepaskan secara perlahan
sehingga menyebabkan : - menekan ovulasi, - lendir serviks menjadi kental sehingga
perjalanan sperma menjadi terhambat, - mengganggu proses terjadinya lapisan
endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.

g. Kondom
Yaitu merupakan selubung/ sarung karet yang terbuat dari lateks (karet) atau plastic
(vinil), yang dipasang pada alat kelamin pria saat hubungan seksual.
Cara ini juga diijinkan oleh keyakinan Kristiani, sebab cara kerjanya menghalangi
terjadinya pertemuan sperma dan sel telur. Mencegah penularan mikroorganisme
(IMS termasuk HBV, dan HIV/Aids) dari pasangan satu kepada pasangan lainnya.

h. IUD/ AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)


Alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim, terbuat dari plastic kecil fleksibel
yang dililit kawat tembaga halus dan waktu penggunaannya 10 tahun (Cut-38OA)
Cara kerjanya : Menghambat kemampuan spermatozoa untuk masuk kedalam
saluran tuba, mencegah sperma dan ovum bertemu, memungkinkan untuk
mencegah implantasi ovum ke uterus. Dalam pandangan Alkitabiah diijinkan.
i. Tubektomi/ MOW (Metode Operasi Wanita)
Yaitu prosedur bedah secara sukarela atau alas an medis untuk menghentikan
kesuburan (fertilitas) seorang wanita.
Cara kerjanya menghambat perjalanan sel telur wanita sehingga tidak dapat dibuahi
oleh sperma. Dalam pandangan Alkitabiah diijinkan.

j. Vasektomi/ MOP (Metode operasi Pria)/ Kontap Pria


Tindakan operasi kecil pemotongan dan pengikatan saluran sperma kanan dan kiri
sehingga pada saat ejakulasi, cairan mani yang dikeluarkan tidak lagi mengandung
sperma sehingga tidak menyebabkan kehamilan.
Cara kerjanya menghalangi sel sperma sehingga tidak dapat membuahi sel telur.
Dalam pandangan Alkitabiah diijinkan.

k. Tehnologi Kontrasepsi terkini


1. Kontrasepsi pria metode hormonal
2. Oklusi Vasa (Vasektomi)
3. Obat kontrasepsi pria non hormonal
4. Kontrasepsi injeksi wanita
5. Kontrasepsi Pil
6. Transdermal Patch
7. AKRD/IUD
8. Kontasepsi Implant
9. Kontrasepsi metode barier “isu dual proteksi”
10. Kontrasepsi cincin vagina (Nuva Ring)
11. Metode berdasarkan hari subur.

 Jikalau orang menggunakan kontrasepsi untuk menunda kelahiran untuk sementara


waktu sehingga mereka bisa lebih dewasa dan lebih siap secara keuangan dan
kerohanian, maka mungkin penggunaan kontrasepsi untuk periode tersebut dapat
diterima. Kembali semuanya tergantung pada motivasi Anda.
 Alkitab selalu memperlihatkan bahwa mempunyai anak adalah hal yang baik. Alkitab
“mengharapkan” suami dan isteri memiliki anak. Ketidakmampuan untuk
memperoleh anak selalu diperlihatkan dalam Alkitab sebagai hal yang buruk.
 Tidak ada seorangpun dalam Alkitab yang menyatakan keinginan untuk tidak memiliki
anak. Kami percaya bahwa setiap pasangan yang sudah menikah harus berusaha
untuk punya anak.
 Pada saat yang sama kami tidak percaya bahwa ada alasan dari Alkitab yang secara
jelas mengatakan bahwa penggunaan kontrasepsi untuk sementara waktu adalah
salah. Setiap pasangan yang sudah menikah harus mencari kehendak Tuhan
sehubungan dengan kapan mereka akan berusaha untuk memiliki anak, dan berapa
banyak anak yang mereka akan miliki.
2. Aborsi

Alasan Aborsi:
• Mau terus sekolah
• Takut orangtua
• Ekonomi belum siap
• Malu pada sosial
• Tidak mencintai yang menghamili
• (perkosaan) bingung dengan status anaknya
nanti
Dampak aborsi tidak aman
• Pendarahan
• Infeksi alat reproduksi
• ruptur uterus (robek rahim)
• Fistula genital
Jelas menurut pandangan Alkitab sangat
ditentang, karena dianggap melihat dampak dan akibatnya sangat tidak sesuai dengan
kebenaran, aborsi adalah merupakan pembunuhan, apapun alasannya.
Keluaran 20:13, Ulangan 5:17, Matius 19:18, Markur 10:19, Lukas 18:20, Yakobus 2:11.

3. Praktek Diet Makanan (halal dan haram)


Di dalam Kisah Para Rasul 10:15, 11:9, dikatakan bahwa apa yang dinyatakan halal oleh
Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram. Dalam Alkitab juga dinyatakan segala sesuatu yang
engkau terima dengan segala ucapan syukur itu halal bagimu, bukan apa yang masuk yang
haram bagimu tetapi yang keluar dari dalam hatimu. Jadi tidak ada batasan tentang masalah
makanan jasmani, namun demikian Firman Tuhan menasihatkan untuk menjaga tubuhnya
sebagai rumah Allah, BaitNya yang Kudus. Oleh sebab itulah maka setiap kita harus menjaga diri
dari dari makanan-makanan yang berguna dan yang tidak berguna bagi tubuhnya. Makanan
yang mengandung bibit penyakit, kolesterol, dsb, dsb.

4. Transplantasi organ/ pencangkokan


Pencangkokan tubuh bukan lagi hal yang luar biasa. Usaha pertama Dr. Bernard untuk
mencangkok jantung yang asing atas diri pasien pada RS.Grote Chuur di Cape Town Afrika
selatan, 1970 sangat berarti. Perkembangan Bio-medis memungkinkan ribuan orang ingin
menjadi resipien cangkok jantung. Akibatnya ribuan orang yang mengidap sakit jantung atau
kelainan jantung atau kerusakan jantung menantikan donor jantung. Akibatnya mencuat untuk
membuat jantung buatan. Pencangkokan dengan jantung buatan akhirnya terjadi di Salt Lake
City,1982, dan resipien hanya dapat bertahan hidup sesaat saja.
Demikian juga dengan pencangkokan tubuh lainnya dapat dilakukan, misalnya
pencangkokan ginjal, mata, sumsum tulang belakang. Memang transplantasi organ tubuh
manusia dapat menolong setiap penderita. Bagi penderita ginjal misalnya yang hidupnya hanya
bergantung pada cuci darah, maka cangkok ginjal dapat menyelamatkan hidupnya.
Pencangkokan adalah pengobatan untuk pengganti organ tubuh yang rusak.

5. Donor Organ (Jantung, mata, ginjal, dll.)


Dalam proses menyeluruh hal tersebut diatas, yaitu masalah pencangkokan itu memang
banyak masalah yang muncul. Misalnya saja hak hidup donor. Organ tubuh yang akan
dicangkokkan harus diambil dari seorang yang akan dinyatakan mati., terutama pencangkokan
jantung. Hak donor hidup untuk memberikan organ tubuhnya. Dalam kasus mengambil organ
tubuh harus ada persetujuan dan penentuan waktu dan kebutuhan mengenai perhatian
istimewa atas konsekuensi psikologis hubungan organic yang ada diantara donor dan reseptor.

6. Tranfusi Darah
Seperti halnya dengan pencangkokan tubuh lainnya, tranfusi darah juga dapat
dilakukan. Tranfusi darah pada tubuh manusia dapat menolong setiap penderita. Bagi penderita
demam berdarah misalnya yang hidupnya membutuhkan darah, maka tranfusi darah dapat
menyelamatkan hidupnya. Tranfusi darah adalah pengobatan untuk pengganti darah yang
rusak, atau mungkin hilang.

7. Fertilisasi “in vitro”/ inseminasi buatan (bayi tabung)


Fertilisasi ini dilakukan apabila sel sperma dan sel telur karena sesuatu sebab tidak dapat
bertemu atau karena rahim ibu tidak mampu menghidupi janin. Pembuahan itu dilakukan
ditabung. (baca;laboratorium). Oleh sebab itu bayi yang dihasilkan disebut bayi tabung/ bayi
laboratorium, sebab tidak dihasilkan melalui hubungan seksual secara alamiah. Jika pembuahan
itu sudah terjadi maka embrio itu dikembalikan kerahim ibu (jika rahimnya baik) atau mencari
kontrak (bila rahim isteri cacat) untuk membesarkan embrio tersebut menjadi bayi.
Fertilisasi in vitro atau bayi tabung memecahkan masalah atas pasangan yang tidak dapat
mendapatkan keturunan karena berbagai sebab. Namun perlu juga dipertanyakan beberapa
pertanyaan etis disekitar fertilisasi in vitro, yaitu:

a. Apakah pembuahan eksternal diperkenankan dari perspektif theologies tentang hakekat


pernikahan dan menjadi satu daging (Kej. 2:24)?

b. Pertanyaan kedua adalah bagaimana dengan telur-telur yang telah dibuahi dibiarkan
mati atau mubazir? Apakah embrio itu belum dianggap makluk hidup? Siapa yang dapat
menentukan embrio mana yang harus mati dan yang harus hidup, Tuhan atau manusia?
Kalau embrio yang satu diijinkan untuk hidup dan yang lain dibuang, apa kriterianya, dan
apakah orang tua embrio tersebut berhak untuk memilihnya?

c. Sejauhmana penyewaan rahim (Womb leasing) dibenarkan untuk berbagai motif untuk
mendapatkan anak, entah mungkin karena rahim istri cacat atau tujuan-tujuan
ekonomis? Dengan penyewaan rahim, ibu yang mengandung embrio itu sudah
memandang anak yang dikandung sebagai sarana untuk mencapai tujuan lain. Ibu
tersebut memutuskan hubungan batin dengan anak yang yaitu dengan kontrak, bahwa
bayi itu bukan anaknya, dan setelah melahirkan ibu harus pisah.

d. Masalah etis muncul yang lain yaitu, anak seakan-akan sebuah obyek dan bukan sebagai
individu yang mempunyai hak hidup dan keamanan atas dirinya. Mati hidupnya embrio
tidak ditentukan dari seleksi alam melainkan dari manusia yang menangani embrio tsb.

Jelaslah, disisi satu fertilisasi in vitro sangat menolong bagi wanita yang cacat pada
tuba fallopiannya atau rahimnya tidak mapu membesarkan embrio. Pasangan yang secara
alami tidak dapat menghasilkan keturunan, dengan fertilisasi in vitro menjadi mungkin
untuk memiliki anak. Disisi lain memang menimbulkan masalah etis yang rumit, misalnya
saja wanita dapat menyangkali kodratnya untuk melahirkan atau takut terganggu
kariernya. Sekalipun ia sendiri tidak melahirkan, namun ia dapat punya anak dari bibit dia
dan suaminya melalui rahim kontrak.

Beberapa pertanyaan etis disekitar inseminasi buatan sebagai permasalahan etis yang
muncul, yaitu:
a. inseminasi buatan berarti memisahkan tindakan prokreasi (reproduksi) dari kesatuan
cinta, seolah-olah hadirnya anak tidak tergantung dari tindakan prokreasi dan kesatuan
cinta pasangan nikah itu. Apkah persetubuhan hanya satu-satunya norma untuk
mendapatkan anak? Sejauh mana inseminasi buatan berarti juga kebebasan pasangan
lesbian yang terkontrol?
b. Apakah dibenarkan tindakan masturbasi untuk memperoleh sperma, jika boleh,
batasan-batasannya sehingga seseorang dapat melakukannya tanpa perasaan takut
dosa?
c. inseminasi buatan member kesempatan pada kaum homoseksual dan lesbian untuk
mempunyai anak tanpa pernikahan secara heteroseksual.
d. Dengan inseminasi buatan, si istri bisa mendapat sperma dari donor, atau sebaliknya
suami dapat sel telur donor, sejauh manakah tindakan itu dapat disebut perzinahan
atau bukan perzinahan?

Melihat pertanyaan-pertanyaan ini secara sepintas, jelaslah etika konvensional dan etika
trdisional belum mampu menjawab permasalahan tersebut. Oleh sebab itu bioetika
mempelajari masalah ini, bukan semata-mata mendasarkan dirinya pada dogma atau
ajaran yang sempit, tetapi terbuka atas hasil studi ilmu lainnya, seperti hokum, psikologi
maupun sosiologi. Tentu jawaban bukan sekedar HITAM atau PUTIH, tetapi melihat
kasus-kasus etisnya, untuk memberi legitimasi, sejauh mana inseminasi buatan
diperbolehkan dan tidak diperbolehkan.

8. Sirkumsisi (khitan/ sunat)


Dalam Alkitab Perjanjian Lama, Kitab Kejadian17:10,”Inilah Perjanjianku yang harus kamu
pegang, …..yaitu setiap laki-laki diantara kamu harus disunat”.
Kejadian 34:15, “hanya dengan syarat ini kami dapat menyetujui permintaanmu; … yaitu
setiap laki-laki diantara kamu harus disunat”.

Sunat adalah merupakan Perjanjian Allah dengan Abraham. Demikian juga dalam Perjanjian
Baru, Kitab Roma 2:25, sunat dilakukan untuk memenuhi Hukum Taurat.Bahkan Yesus
sendiri untuk memenuhi dan menggenapi Hukum Taurat Dia juga disunat pada usia 8 hari,
demikian juga rasul Paulus dalam Fillipi 3:5, “..saya disunat ketika umur 8 hari,…dalam hal
ketaatan hukum-hukum agama…”. Pada saat yang sama lebih diarahkan pada kehidupan
rohani dan bukan yang lebih bersifat jasmani, Roma 2:29, 3:1 mengatakan, bukan sunat
jasmani yang penting, tetapi sunat hati.I Korintus 7:18-19, “..Kalau sesorang sudah disunat
pada waktu menerima panggilan Allah, maka janganlah orang itu berusaha untuk
menghapuskantanda-tanda sunat itu, dan sebaliknya. ……..yang penting ialah menuruti
perintah-perintah Allah”. Namun demikian dipandang dari sisi kesehatan sirkumsisi
sangatlah penting.
Untuk itulah kita harus
Menjaga Kesehatan

9. Autopsi Mayat
Selama hal tersebut untuk kebaikan umat manusia, maka sesungguhnya hal tersebut masih
memungkinkan untuk dilakukan, namun demikian harus ada persetujuan dari semua fihak.
Dalam Alkitab tidak ada batasan-batasan yang jelas untuk hal tersebut. Tergantung apa
yang menjadi tujuan dan motivasi autopsy mayat tersebut.

10. Eutanasia ( mempercepat kematian)


Sesungguhnya yang memiliki hidup dan yang berhak mengambil hidup adalah Allah.
Kita tahu Allah memiliki rancangan yang terbaik bagi setiap umat manusia. Sebagaimana
tertulis dalam Yeremia 29:11 “”Aku tahu rancangan-rancangan yang ada padaku tentang
kamu, yaitu rancangan damai sejahtera bukan kecelakaan/ kematian, dan hari depan yang
penuh dengan harapan.
Maka dengan alas an apapun kita harus memberi harapan kepada Allah yang mampu
melakukan mujizat.

11. Penggunaan obat bius (narkotik)


Kejadian 1:26, manusia diciptakan supaya dapat menguasai bumi dan memelihara untuk
kesejahteraannya sendiri. Sesungguhnya Tuhan menciptakan segala sesuatu pasti ada
tujuannya dan untuk kebaikan umat manusia. Disamping itu manusia diberi tanggungjawab
untuk untuk memelihar dan mengembangkannya, berkuasa atas segala ternak dan tumbuh-
tunbuhan. Penggunaaan/ penguasaan segala fasilitas- alam semesta adalah sesuatu yang
telah dimandatkan oleh Allah bagi manusia untuk kesejahteraan manusia.
Penggunaan obat bius yang berlebihan dan tidak sesuai dengan dosis, kebutuhan akan
mengakibatkan kerusakan dan kehancuran kesejahteraan manusia.
COCAIN OPIUM

12. Pengobatan Alternatif


Tidak ada batasan yang jelas secara Alkitabiah, namun segala sesuatu yang tidak
berasal dari Allah dan bertentangan dengan kebenaran Firman Allah (Alkitab), maka
pengobatan tersebut tidak dianjurkan,misalnya saja cara-cara pengobatan yang
berbau mistik, perdukunan, dsb. Namun demikian ada cara-cara pengobatan
alternative secara tradisional/ informal secara etika Kristen tidak dipersalahkan,
misalnya pengobatan dengan memakai tanaman, refleksi, dsb

13. Deteksi atau Diagnosa prakelahiran


Deteksi atau Diagnosa prakelahiran memang member informasi tentang embrio yang
dikandung sang ibu. Namun, kenyataannya informasi itu tidak sekedar informasi, melainkan
memaksa ibu mau tidak mau kepada pilihan etis. Jika Deteksi atau Diagnosa prakelahiran
Diketahui adanya cacat embrional atau terjadi infeksi karena penyakit, apakah sang ibu
akan merasa tenang selama kehamilan? Hal ini memaksa sang ibu pada pilihan, apakah ia
harus melanjutkan hidup janinnya atau menggugurkannya?

Ada beberapa pertanyaan etis yang muncul disekitar deteksi pra kelahiran?
a. Informasi prakelahiran bukan hanya menyenangkan tetapi juga dapat
menggelisahkan. Bila melalui Deteksi atau Diagnosa prakelahiran diperoleh kejelasan
bahwa embrio dalam keadaan baik, sehat dan tidak ada kelainan, tentulah
menyenangkan/ tidak ada masalah. Namun bagaimana bila diperoleh kejelasan,
bahwa ada kelainan embrional atau inveksi yang menyebabkan anak cacat bila
diteruskan sampai kelahiran? Tindakan pengguguran sanagt dimungkinkan dengan
adanya Deteksi atau Diagnosa prakelahiran.
b. Apakah dibenarkan menggugurkan calon bayi secara terencana setelah mendengar
informasi melalui Deteksi atau Diagnosa prakelahiran? Lebih berdosa mana,
membiarkan anak cacat kronis lahir di dunia, padahal kita tahu sebelumnya atau
membiarkan ia lahir dengan segala konsekuensi logisnya?

c. Kalau melalui deteksi prakelahiran mendorong melakukan pengguguran karena


embrio mengalami kelainan atau cacat; apakah manusia yang harus lahir harus
selalu manusia sempurna saja? Bagaimana mengenai kehendak Allah, supaya
kemuliaan Allah dinyatakan melalui orang buta misalnya? Sejauh mana anak-anak
cacat memiliki hak hidup? Sejauh mana dokter melalui Deteksi atau Diagnosa
prakelahiran dapat menjaga hak hidup anak yang kan dilahirkan? Dsb.

d. Permasalahan etis keempat yang muncul, ialah bagaimana dengan fakta, bahwa ada
orang-orang penderita cacat kronis dari kecil yang hidup bahagia bersama
keluarganya? Apakah Tuhan hanya mencintai orang-orang yang sempurna saja dan
membenci mereka yang cacat?

e. Satu lag masalah etis yang muncul adalah, apakah Deteksi atau Diagnosa
prakelahiran justru dapat memperkokoh prinsip cintakasih perkawinan yang tanpa
syarat atau justru sebaliknya? Apakah cintakasih pasangan itu dengan anaknya
hanya terjadi, bila si anak memenuhi syarat tertentu, misalnya sempurnan dan tidak
cacat?

14. Test Infertilitas (kesuburan)


Sebagaimana Deteksi atau Diagnosa prakelahiran yang memberikan informasi mengenai
kondisi yang ada sebagai suatu kenyataan informasi yang mungkin tidak selalu Nampak
dengan apa yang diharapkannya, sehingga dipaksa untuk mengambil keputusan etis.
Jadi untuk tindakan test kesuburan itu sendiri tidak salah, bahkan dapat member dorongan
untuk mengambil tindakan/ keputusan yang dapat menyejahterakan yang bersangkutan
tersebut.

15. Tindakan Keperawatan/ medis oleh perawat yang berbeda jenis kelamin (bukan
Makhrom)
Laki-laki disebut laki-laki karena ada perempuan dan demikian sebaliknya.Tidak ada laki-laki
tanpa perempuan tidak ada perempuan tanpa laki-laki, keduanya adalah ciptaan Allah yang
sempurna, untuk saling mendukung dan menolong.
Dalam Alkitab dikatakan bahwa laki-laki sebagai pelindung, sedangkan perempuan disebut
sebagai penolong (Kejadian 2:18). Kata penolong berasal dari kata ibrani Ezer arti kata ini
lebih bermakna sebagai ‘penyelamat’. Jadi secara Alkitabiah untuk penanganan medis yang
berbeda jenis tidak dipermasalahkan karena keduanya saling melengkapi, demi
kesejahteraan manusia.

3. Cara membantu keluarga menghadapi pasien menjelang ajal atau sakit


kronis sesuai agama masing-masing.

a. Konsep penyakit kronis dan ajal/ kematian menurut agama Kristen


- penyakit kronis
Bukanlah manusia bergumul di bumi, dan hari-harinya seperti hari-hari orang
upahan? (Ayub 7:1,2)
Sebagaimana awan lenyap dan melayang hilang, demikian juga orang yang
turun kedalam dunia orang mati tidak akan muncul kembali. Ia tidak lagi kembali
kerumahnya, dan tidak dikenal lagi tempat tinggalnya (Ayub 7:9-10)

Ya Tuhan, Allah yang menyelamatkan aku, siang hari aku berseru-seru, pada
waktu malam aku menghadap Engkau. Biarlah doaku datang kehadapan-Mu,
sendengkanlah telingaMu kepada teriakku; sebab jiwaku kenyang dengan
malapetaka dan hidupku sudah dekat dengan dunia orang mati. Aku sudah
dianggap orang-orang yang masuk keliang kubur; aku seperti orang yang tidak
berkekuatan. (Mazmur 88:2-5)

Doa Musa, abdi Allah. Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun
temurun. Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi-bumi diperanakkan,
bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah. Engkau
mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata; “kembalilah, hai anak-anak
manusi!” Sebab dimataMu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila
berlalu atau tiba suatu giliran jaga diwaktu malam. Engkau menghanyutkan
manusia, mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, diwaktu pagi
berkembang, diwaktu petang lisut dan layu. Engkau menaruh kesalahan kami
dihadapanMu, dan dosa kami yang tersembunyi dalam cahaya wajahMu.
Sungguh hari kami berlalu karena gemasMu, kami menghabiskan tahun-tahun
kami seperti keluh. Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat
delapan puluh tahun,dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan;
sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap. (Mazmur 90:1-10)

- Ajal/ kematian
“Janganlah gelisah hatimu, percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu,
dirumah BapaKu banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian tentu Aku
mengatakannya kepadamu.
Sebab Aku pergi kesitu untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apbila Aku telah
pergi kesitu dan telah menyediakan tampat bagimu, Aku akan datang kembali
dan membawa kamu ketempatKu,
Supaya ditempat dimana Aku berada, kamupun ada (Yohanes 14:1-3)

Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara,bahwa kamu tidak mengetahui


tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti
orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.
Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka
kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan
dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. Ini kami katakana kepadamu
dengan Firman Tuhan; kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan
Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. Sebab
pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan
sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan
mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit, sesudah itu kita yang
hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam
awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya
bersama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah
Seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini. (I Tesalonika 4:13-18).

Jawab Yesus:” Akulah Kebangkitan dan Hidup; barang siapa percaya kepadaKu,
ia akan hidup walaupun ia sudah mati,…..” (Yohanes 11:25-26).

b. Peran keluarga menghadapi pasien menjelang ajal atau sakit kronis sesuai
agama Kristen

Mendemontrasikan perawatan jenazah menurut kekristenan;


- Tatacara perawatan jenazah
- Alat-alat yang diperlukan
- Cara dan prosedur perawatan jenazah
- Instansi terkait dalam perawatan jenazah

Anda mungkin juga menyukai