Penamaan Senyawa Anorganik Biner Ion Pol
Penamaan Senyawa Anorganik Biner Ion Pol
Go
Search:
Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terdiri dari dua jenis unsur,misalnya air (H2O),
amonia (NH3), dan metana (CH4).
Unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut ditulis di depan.
B – Si – C – S – As – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F
Contoh:
Rumus kimia amonia lazim ditulis sebagai NH3 bukan H3N dan rumus kimia air lazim ditulis
sebagai H2O bukan OH2
Nama senyawa kovalen biner dari dua jenis nonlogam adalah rangkaian nama kedua jenis
unsur dengan akhiran ida pada nama unsur yang kedua.
Contoh:
Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari satu jenis senyawa, maka
senyawa-senyawa itu dibedakan dengan menyebutkan angka indeks dalam bahasa Yunani
sebagai berikut:
1 = mono
2 = di
3 = tri
4 = tetra
5 = penta
6 = heksa
7 = hepta
8 = okta
9 = nona
10 = deka
Senyawa yang sudah umum dikenal tidak perlu mengikuti aturan diatas. Contoh:
H2O : air
NH3 : amonia
CH4 : metana
Senyawa ion terdiri atas suatu kation dan suatu anion. Kation umumnya adalah suatu ion
logam, sedangkan anion dapat berupa anion nonlogam atau suatu anion poliatom.
Kation ditulis di depan. Contohnya, rumus kimia natrium klorida ditulis NaCl bukan ClNa.
Rumus senyawa ion:
Rumus senyawa ion ditentukan oleh perbandingan muatan kation dan anionnya. Kation dan
anion diberi indeks sedemikian rupa sehingga senyawa bersifat netral (S muatan positif = S
muatan negatif)
Contoh:
1. Na+ Natrium
2. K+ Kalium
3. Ag+ Argentum/Perak
4. Mg2+ Magnesium
5. Ca2+ Kalsium
6. Sr2+ Stronsium
7. Ba2+ Barium
8. Zn2+ Seng
9. Ni2+ Nikel
1. OH– Hidroksida
2. F– Fluorida
3. Cl– Klorida
4. Br– Bromida
5. I– Iodida
6. CN– Sianida
7. O2– Oksida
8. S2– Sulfida
9. NO2– Nitrit
Nama senyawa ion adalah rangkaian nama kation (di depan) dan nama anion (di belakang),
angka indeks tidak disebut.
Contoh:
Jika unsur logam mempunyai lebih dari satu jenis bilangan oksidasi, maka senyawa-
senyawanya dibedakan dengan menuliskan bilangan oksidasinya, yang ditulis dalam tanda
kurung dengan angka Romawi di belakang nama unsur logam tersebut. Contoh:
Asam adalah senyawa hidrogen yang didalam air mempunyai rasa masam. Rumus kimia asam
umumnya terdiri dari atom hidrogen (umumnya ditulis di depan, dapat dilepas sebagai ion H+)
dan suatu anion yang disebut sisa asam. Akan tetapi, perlu diingat bahwa asam adalah
senyawa molekul, bukan senyawa ion. Nama anion sisa asam sama dengan asam yang
bersangkutan tanpa kata asam.
Contoh:
H3PO4
Basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion OH-. Larutan basa bersifat kaustik, jika
terkena kulit terasa licin seperti bersabun. Larutan basa mempunyai rasa agak pahit. Pada
umumnya basa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion OH-. Nama basa
sama dengan nama kationnya yang diikuti kata hidroksida.
Contoh:
Senyawa poliatomik adalah senyawa yang berasal dari ion-ion poliatomik. Ion poliatom adalah
ion yang terdiri atas dua atau lebih atom-atom yang terikat bersama-sama membentuk ion
dengan ikatan kovalen. Senyawa poliatomik umumnya terdiri atas unsur-unsur nonlogam.
Berikut ini nama-nama beberapa senyawa poliatomik.
1. Untuk senyawa yang terdiri dari kation logam dan anion poliatom, maka penamaan dimulai dari
nama kation logam diikuti anion poliatom. Contoh :
Rumus Kimia Kation Anion Nama Senyawa
NaOH Na +
OH -
Natrium hidroksida
KMnO4 K+ MnO4- Kalium permanganate
1. Untuk senyawa yang terdiri dari kation poliatom dan anion monoatom/poliatom, maka penamaan
dimulai dari nama kation monoatom/poliatom. Contoh :
NH4OH = amonium hidroksida
NH4Cl = amonium klorida
TUGAS/DISKUSI
Tentukan nama dari senyawa poliatom berikut :
1. 1. NaClO2 b) Na3PO4 c) Na2SO3
Catatan :
1. Anion-anion poliatom lebih banyak dibandingkan kation poliatom
2. Oksigen dapat membentuk banyak anion poliatom yang disebut anion okso.
3. Unsur-unsur logam tertentu seperti Cl, N, P, dan S dapat membentuk suatu seri anion okso yang
mengandung beberapa atom oksigen. Penamaan berdasarkan tingkat oksidasi dari atom-atom
yang mengikat oksigen
4. Untuk tingkat oksidasi oksigen yang terkecil disebut hipo, dan yang paling tinggi disebut per.
5. Semua anion okso dari Cl, Br, dan I memiliki muatan -1
6. Beberapa anion okso yang mengandung sejumlah atom H, penamaannya disesuaikan misalnya
H2PO42- (ion hidrogen fospat) dan H2PO4- (ion dihidrogen fospat)
7. Awalan tio berarti bahwa satu atom sulfur telah ditambahkan untuk menggantikan satu atom
oksigen (ion sulfat (SO4) memiliki satu atom S dan empat atom O; ion tiosulfat memiliki dua atom
S dan 3 atom O (S2O3)
Persenyawaan kimia biner terdiri dari atom-atom dari dua macam unsur yang berbeda.
Jika yang satu logam, maka unsur lainnya adalah bukan logam
Nama logam ditulis lebih dahulu, kemudian diikuti oleh nama yang bukan logam
Untuk logam yang hanya mempunyai satu bentuk oksidasi, nama logam tersebut dalam
bahasa Inggris yang sering dipakai
Nama untuk unsur kedua yang diperoleh dengan cara menambahkan akhiran –ida pada
kata tersebut
Contoh :
Kebanyakan logam, terutama unsur-unsur transisi, banyak dijumpai dalam bentuk lebih
dari 1 bentuk oksidasi positif. Dua macam metoda yang digunakan untuk memberi nama
senyawa tersebut.
1. mula-mula digunakan akhiran –i(ic) dan –o(ous) yang digunakan untuk menetukan
keadaan oksidasinya yang lebih tinggi atau yang lebih rendah. Jadi bentuk oksidasi
+2 dan +3 dari krom ditulis:
2. Jika lambang logam berasal dari nama unsur dalam bahasa Latin, maka umumnya
tulisan Latin tersebut yang digunakan.
Metoda ini hanya digunakan untuk membedakan antara bentuk oksidasi yang lebih
rendah dengan bentuk oksidasi yang lebih tinggi, tidak untuk menetukan oksidasi
tersebut yang sebenarnya, yang merupakan kelemahan dari cara ini.
Dalam sistem ini, angka Romawi yang sama dengan bentuk oksidasi logam yang
ditempatkan di antara tanda kurung setelah nama unsur tersebut dalam bahasa Inggris.
Jika sistem Stock yang dipakai, maka perlu diingat bahwa angaka Romawi merupakan
bentuk oksidasi logam (muatan ion logam), maka ion logam tidak perlu ditulis lagi.
Cu2O tembaga(II)oksida
Meskipun sistem stock lebih disukai pada masa sekarang, sistem yang lebih tua tetap
perlu dipahami. Sebagai contoh, jika pada suatu percobaan dibutuhkan besi(III)klorida,
maka sering dijumpai botol berlabel feri klorida.
Senyawa yang mengandung ion dari dua komponen nonlogam (binary compound)
Untuk memberi nama senyawa yang mengandung dua komponen yang terdiri dari dua
nonlogam (binary compound), maka dipakai sistem ketiga dari nomenklatur. Sistem ini
menggunakan awalan dalam bahasa Yunani untuk menunjukkan jumlah atom setiap
macam unsur dalam satu molekul zat.
Dalam memberi nama suatu senyawa, unsur pertama dalam formula (rumus kimia)
diberi nama bahasa Indonesia (Inggris). Unsur kedua ditunjukkan dengan
menambahkan akhiran-ida
(ide)
Dalam beberapa contoh, awalan –mono berarti satu, dapat digunakan jika dibutuhkan
untuk menghindari keragu-raguan
Sistem Stock lebih baik digunakan untuk logam yang dapat membentuk lebih dari satu
ion positif
Jika suatu asam bereaksi dengan ion hidroksida (reaksi ini disebut netralisasi), maka
terbentuk suatu senyawa ion,
Suatu senyawa yang mengandung ion, misalanya NaCl disebut garam. Kata garam tidak
hanya untuk natrium klorida, meskipun nama ini biasa digunakan di rumah tangga
untuk NaCl. Dalam ilmu kimia istilah garam digunkan untuk setiap senyawa berbentuk
ion yang tidak mengandung ion oksida atau ion hidroksida.
Perhatikan bahwa garam dibentuk dari asam hidro yang mengandung anion yang terdiri
dari satu atom yang diakhiri dengan akhiran –ide (ida)
Asam Okso
Asam okso adalah asam yang mengandung hidrogen, oksigen dan paling sedikit satu unsur
lainnya (biasanya non logam). Contoh: H2SO4 (asam sulfat)
Sering dijumpai, suatu elemen dapat membentuk lebih dari satu asam okso. Contoh : Belerang,
membentuk 2 asam H2SO4 dan H2SO3, yang berbeda dalam bentuk oksidanya (+6 dalam
H2SO4dan +4 dalam H2SO3), demikian juga jumlah oksigennya berbeda.
Dalam pemberian nama asam ini, asam dengan unsur dalam keadaan bentuk oksidasi yang
tinggi diberi akhiran –ic dan asam dengan unsur dalam bentuk oksidasi yang rendah diberi
akhiran –ous
Senyawa yang diperoleh dari hasil netralisasi asam okso mengadung ion yang mengandung
atom banyak. Anion yang berasal dari "ic" acid debri nama dengan akhiran –ate dan anion yang
berasal dari "ous" diberi nama akhiran –ite
Sebagian nonlogam (terutama halogen) membentuk lebih dari dua asam okso. Hal ini ditemui
pada klor, brom, dan iod. Untuk asam-asam ini menggunakan awalan hipo untuk asam yang
mengandung lebih sedikit oksigen dibandingkan asam "it" dan awalan "per" untuk asam yang
mengandung lebih banyak oksigen dibandingkan bukan asam "at"
Garam Asam
Netralisasi sebagian dari suatu asam dapat menghasilkan garam lebih dari satu H+ per satu
molekul garam, yang disebut garam asam.
Jika hanya satu garam asam yang terbentuk, misalnya dengan H2SO4 atau H2CO3, garam dapat
diberi nama dengan menambahkan awalan bi- pada nama anion dari asam
Garam juga dapat diberi nama untuk menunjukkan adanya H, dengan menulisnya
menggunakan "hidrogen"
Contoh: Kalsium Klorida (CaCI2) terbentuk dari ion Ca2+ dan CI- , natrium oksida (Na2O), terbentuk
dari ion Na+ dan O2-.
Cara lain menuliskan persamaan unsur logam yang memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu yaitu
sebagai berikut:
(1) Unsur logam dengan bilangan oksidasi kecil ditulis dengan akhiran –o.
(2) Unsur logam dengan bilangan oksidasi besar ditulis dengan akhiran –i.
Contoh:
FeCI2 = Fero Klorida (Bilangan oksidasi Fe = +2 => lebih kecil)
FeCI3 = Feri Klorida (Bilangan oksidasi Fe = +3 => lebih besar)
CuCI = Kupro Klorida (Bilangan oksidasi Cu = +1 => lebih kecil)
CuCI2 = Kupri Klorida (Bilangan oksidasi Cu = +2 => lebih besar)
2) Tata Nama Senyawa Biner Nonlogam dengan Nonlogam
a. Atom yang cenderung bermuatan positif diletakkan didepan, sedangkan atom yang cenderung
bermuatan negatif diletakkan dibelakang dengan urutan berikut ini:
B – Si – C – Sb – As – P – N – H – Te – Se – S – I – Br – CI – O – F
Contoh:
NO = Nitrogen Oksida
CCI4 = Karbon Tetraklorida
NO2 = Nitrogen Dioksida
SO3 = Belerang Trioksida
N2O5 = Dinitrogen Pentaoksida
CI2O7 = Dikloro Heptaoksida
(3) Untuk senyawa-senyawa yang sudah umum dikenal tidak perlu menggunakan aturan
tersebut.
Contoh:
NH3 = Amonia
HO = Air
Bersambung ke Halaman
Senyawa anorganik adalah senyawa tanpa atom karbon, air, oksigen, dan NaCl adalah contoh
senyawa anorganik.
Air adalah zat yang paling banyak terdapat di dalam tubuh. Jumlahnya yang melimpah terutama
disebabkan oleh sifat kimianya yang unik yang diciptakan oleh pengaruh ikatan-ikatan hidrogennya.
Sifat-sifatnya meliputi sebagai berikut :
1. Air adalah pelarut sempurna. Zat-zat berion dapat larut dalam air karena kutub molekul air
yang bersifat polar memisahkan zat tersebut dan membentuk ion. Zat-zat polar kovalen juga
dapat dilarutkan dalam air karena zat tersebut dirinya sendiri. Karena alasan inilah maka zat
koevalen polar tersebut hidrofilik (cinta air). Karena kekurangan kutub yang bermuatan zat
nonpolar kovalen tidak larut dalam air dan disebut hidrofobik (takut air)
2. Karena disatukan oleh ikatan hidrogen, molekul-molekul air mempunyai derajat kohesi atau
kemampuan untuk saling melekat ang tinggi. Hasilnya, air mepunyai tekanan permukaan
yang besar. Tekanan permukaan pada gilirannya memberi air tindakan kapiler yang kuat,
sehingga membuat air mampu menaiki tabung yang sempit. keunggulan ini membuat air
dapat bergerak melalui pipa-pipa kapiler hewan
3. Suhu air sangat stabil. Kamu harus menambahkan energi dalam jumlah yang relatif besar
untuk menghangatkan (juga mendidihkannya) dan mengurangi sejumlah besar energi untuk
dapat mendinginkan (atau membekukannya). Jadi ketika keringat menguap dari dahimu,
energi panas dalam jumlah besar terbawa bersamanya dan kamu merasa dingin