Anda di halaman 1dari 17

irinekimia

Go
Search:

This WordPress.com site is the bee's knees


Tata Nama Senyawa Anorganik
a) Senyawa Molekul (Senyawa Kovalen) Biner

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terdiri dari dua jenis unsur,misalnya air (H2O),
amonia (NH3), dan metana (CH4).

(1) Rumus Senyawa

Unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut ditulis di depan.
B – Si – C – S – As – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F

Contoh:
Rumus kimia amonia lazim ditulis sebagai NH3 bukan H3N dan rumus kimia air lazim ditulis
sebagai H2O bukan OH2

(2) Nama Senyawa

Nama senyawa kovalen biner dari dua jenis nonlogam adalah rangkaian nama kedua jenis
unsur dengan akhiran ida pada nama unsur yang kedua.
Contoh:

 HCl = hidrogen klorida


 H2S = hidrogen sulfida

Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari satu jenis senyawa, maka
senyawa-senyawa itu dibedakan dengan menyebutkan angka indeks dalam bahasa Yunani
sebagai berikut:

1 = mono
2 = di
3 = tri
4 = tetra
5 = penta
6 = heksa
7 = hepta
8 = okta
9 = nona
10 = deka

Indeks satu tidak perlu disebutkan, kecuali untuk karbon monoksida.


Contoh:

 CO : karbon monoksida (awalan mono untuk C tidak perlu)


 CO2 : karbon dioksida
 N2O : dinitrogen oksida
 NO : nitrogen oksida
 N2O3 : dinitrogen trioksida
 N2O4 : dinitrogen tetraoksida
 N2O5 : dinitrogen pentaoksida
 CS2 : karbon disulfida
 CCl4 : karbon tetraklorida

(3) Senyawa Umum

Senyawa yang sudah umum dikenal tidak perlu mengikuti aturan diatas. Contoh:

 H2O : air
 NH3 : amonia
 CH4 : metana

b) Tata Nama Senyawa Ion

Senyawa ion terdiri atas suatu kation dan suatu anion. Kation umumnya adalah suatu ion
logam, sedangkan anion dapat berupa anion nonlogam atau suatu anion poliatom.

(1) Rumus Senyawa

Kation ditulis di depan. Contohnya, rumus kimia natrium klorida ditulis NaCl bukan ClNa.
Rumus senyawa ion:

Rumus senyawa ion ditentukan oleh perbandingan muatan kation dan anionnya. Kation dan
anion diberi indeks sedemikian rupa sehingga senyawa bersifat netral (S muatan positif = S
muatan negatif)
Contoh:

• Na+ + Cl– à NaCl natrium klorida

• 2 Na+ + SO42– à Na2SO4 natrium sulfat

• Fe2+ + 2Cl– à FeCl2 besi(II) klorida

• Al3+ + PO43– à AlPO4 aluminium fosfat

• Mg2+ + CO32– à MgCO3 magnesium karbonat

• 3 K+ + AsO43– à K3AsO4 kalium arsenat

Daftar Beberapa Jenis Kation :

1. Na+ Natrium

2. K+ Kalium

3. Ag+ Argentum/Perak

4. Mg2+ Magnesium

5. Ca2+ Kalsium

6. Sr2+ Stronsium

7. Ba2+ Barium

8. Zn2+ Seng

9. Ni2+ Nikel

10. Al3+ Aluminium

11. Sn2+ Timah(II)

12. Sn4+ Timah(IV)

13. Pb2+ Timbal(II)

14. Pb4+ Timbal(IV)


15. Fe2+ Besi(II)

16. Fe3+ Besi(III)

17. Hg+ Raksa(I)

18. Hg2+ Raksa(II)

19. Cu+ Tembaga(I)

20. Cu2+ Tembaga(II)

21. Au+ Emas(I)

22. Au3+ Emas(III)

23. Pt4+ Platina(IV)

24. NH4+ Amonium

Daftar Beberapa Jenis Anion:

1. OH– Hidroksida

2. F– Fluorida

3. Cl– Klorida

4. Br– Bromida

5. I– Iodida

6. CN– Sianida

7. O2– Oksida

8. S2– Sulfida

9. NO2– Nitrit

10. NO3– Nitrat

11. CH3COO– Asetat


12. CO32– Karbonat

13. SiO32– Silikat

14. SO32– Sulfit

15. SO42– Sulfat

16. C2O42– Oksalat

17. PO33– Fosfit

18. PO43– Fosfat

19. AsO33– Arsenit

20. AsO43– Arsenat

21. SbO33– Antimonit

22. SbO43– Antimonat

23. ClO– Hipoklorit

24. ClO2– Klorit

25. ClO3– Klorat

26. ClO4– Perklorat

27. MnO4– Permanganat

28. MnO42– Manganat

29. CrO42– Kromat

30. Cr2O72– Dikromat

(2) Nama Senyawa Ion

Nama senyawa ion adalah rangkaian nama kation (di depan) dan nama anion (di belakang),
angka indeks tidak disebut.
Contoh:

• NaCl = natrium klorida

• CaCl2 = kalsium klorida

• Na2SO4 = natrium sulfat

• Al(NO3)3 = aluminium nitrat

Jika unsur logam mempunyai lebih dari satu jenis bilangan oksidasi, maka senyawa-
senyawanya dibedakan dengan menuliskan bilangan oksidasinya, yang ditulis dalam tanda
kurung dengan angka Romawi di belakang nama unsur logam tersebut. Contoh:

• Cu2O = tembaga(I) oksida

• CuO = tembaga(II) oksida

• FeCl2 = besi(II) klorida

• FeCl3 = besi(III) klorida

• Fe2S3 = besi(III) sulfida

• SnO = timah(II) oksida

• SnO2 = timah(IV) oksida

c) Tata Nama Asam

Asam adalah senyawa hidrogen yang didalam air mempunyai rasa masam. Rumus kimia asam
umumnya terdiri dari atom hidrogen (umumnya ditulis di depan, dapat dilepas sebagai ion H+)
dan suatu anion yang disebut sisa asam. Akan tetapi, perlu diingat bahwa asam adalah
senyawa molekul, bukan senyawa ion. Nama anion sisa asam sama dengan asam yang
bersangkutan tanpa kata asam.

Contoh:

H3PO4

Nama asam : asam fosfat

Rumus sisa asam : PO43-


Rumus molekuldan nama dari beberapa asam yang lazim ditemukan dalam laboratorium atau
kehidupan sehari-hari:

HCl : asam klorida (dalam getah lambung)

H2SO4 : asam sulfat

HNO3 : asam nitrat

CH3COOH : asam asetat (asam cuka)

d) Tata Nama Basa

Basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion OH-. Larutan basa bersifat kaustik, jika
terkena kulit terasa licin seperti bersabun. Larutan basa mempunyai rasa agak pahit. Pada
umumnya basa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion OH-. Nama basa
sama dengan nama kationnya yang diikuti kata hidroksida.

Contoh:

NaOH : natrium hidroksida (soda kaustik)

Ca(OH)2 : kalsium hidroksida (kapur sirih)

Al(OH)3 : aluminium hidroksida

Fe(OH)2 : besi(II) hidroksida

Senyawa poliatomik adalah senyawa yang berasal dari ion-ion poliatomik. Ion poliatom adalah
ion yang terdiri atas dua atau lebih atom-atom yang terikat bersama-sama membentuk ion
dengan ikatan kovalen. Senyawa poliatomik umumnya terdiri atas unsur-unsur nonlogam.
Berikut ini nama-nama beberapa senyawa poliatomik.

Rumus Ion Nama Senyawa Rumus Ion Nama Senyawa


NH4+ Amonium PO32- Fospit
OH- Hidroksida PO43- Fosfat
CN- Sianida AsO3- Arsenit
CH3COO- Asetat AsO43- Arsenat
CO32- Karbonat ClO- Klorit
HCO3- Bikarbonat ClO2- Klorat
SiO3 2-
Silikat ClO4- Perklorat
NO2 -
Nitrit MnO4 -
Permanganat
NO3- Nitrat MnO42- Manganat
SO32-
Sulfit CrO4 2-
Kromat
SO42-
Sulfat Cr2O7 2-
Dikromat
Tata nama untuk senyawa yang mengandung ion poli atom diatur sebagai berikut :

1. Untuk senyawa yang terdiri dari kation logam dan anion poliatom, maka penamaan dimulai dari
nama kation logam diikuti anion poliatom. Contoh :
Rumus Kimia Kation Anion Nama Senyawa
NaOH Na +
OH -
Natrium hidroksida
KMnO4 K+ MnO4- Kalium permanganate
1. Untuk senyawa yang terdiri dari kation poliatom dan anion monoatom/poliatom, maka penamaan
dimulai dari nama kation monoatom/poliatom. Contoh :
NH4OH = amonium hidroksida
NH4Cl = amonium klorida
TUGAS/DISKUSI
Tentukan nama dari senyawa poliatom berikut :
1. 1. NaClO2 b) Na3PO4 c) Na2SO3
Catatan :
1. Anion-anion poliatom lebih banyak dibandingkan kation poliatom
2. Oksigen dapat membentuk banyak anion poliatom yang disebut anion okso.
3. Unsur-unsur logam tertentu seperti Cl, N, P, dan S dapat membentuk suatu seri anion okso yang
mengandung beberapa atom oksigen. Penamaan berdasarkan tingkat oksidasi dari atom-atom
yang mengikat oksigen
4. Untuk tingkat oksidasi oksigen yang terkecil disebut hipo, dan yang paling tinggi disebut per.
5. Semua anion okso dari Cl, Br, dan I memiliki muatan -1
6. Beberapa anion okso yang mengandung sejumlah atom H, penamaannya disesuaikan misalnya
H2PO42- (ion hidrogen fospat) dan H2PO4- (ion dihidrogen fospat)
7. Awalan tio berarti bahwa satu atom sulfur telah ditambahkan untuk menggantikan satu atom
oksigen (ion sulfat (SO4) memiliki satu atom S dan empat atom O; ion tiosulfat memiliki dua atom
S dan 3 atom O (S2O3)

Cara Memberi Nama Senyawa


Kimia
Persenyawaan kimia yang terdiri dari dua unsur/senyawa biner (Binary
Compound) logam dan bukan logam

 Persenyawaan kimia biner terdiri dari atom-atom dari dua macam unsur yang berbeda.
Jika yang satu logam, maka unsur lainnya adalah bukan logam

Nama logam ditulis lebih dahulu, kemudian diikuti oleh nama yang bukan logam

Untuk logam yang hanya mempunyai satu bentuk oksidasi, nama logam tersebut dalam
bahasa Inggris yang sering dipakai

Nama untuk unsur kedua yang diperoleh dengan cara menambahkan akhiran –ida pada
kata tersebut

Contoh :

NaCl Natrium klorida C4-


karbida

SrO strontium klorida N3-


nitrida

Al2S3 Aluminium sulfida O2-


oksida

Mg3P2 magnesium fosfida F-


fluorida

 Kebanyakan logam, terutama unsur-unsur transisi, banyak dijumpai dalam bentuk lebih
dari 1 bentuk oksidasi positif. Dua macam metoda yang digunakan untuk memberi nama
senyawa tersebut.

1. mula-mula digunakan akhiran –i(ic) dan –o(ous) yang digunakan untuk menetukan
keadaan oksidasinya yang lebih tinggi atau yang lebih rendah. Jadi bentuk oksidasi
+2 dan +3 dari krom ditulis:

Cr3+ ion kromi CrCl3 kromi klorida


Cr2+ ion kromo CrCl2 kromo klorida

2. Jika lambang logam berasal dari nama unsur dalam bahasa Latin, maka umumnya
tulisan Latin tersebut yang digunakan.

Contoh : besi mempunyai bentuk oksidasi 2 macam, +2 dan +3,

Fe2+ (ferros ion-ion fero) Hg2+ merkuro

Fe3+ (ferric ion-ion feri) Hg+ merkuri

Metoda ini hanya digunakan untuk membedakan antara bentuk oksidasi yang lebih
rendah dengan bentuk oksidasi yang lebih tinggi, tidak untuk menetukan oksidasi
tersebut yang sebenarnya, yang merupakan kelemahan dari cara ini.

Cara pemberian nama seperti ini disebut Sistem Stock.

Dalam sistem ini, angka Romawi yang sama dengan bentuk oksidasi logam yang
ditempatkan di antara tanda kurung setelah nama unsur tersebut dalam bahasa Inggris.

FeCl2 fero klorida atau besi(II)korida

FeCl3 feri klorida atau besi(III)klorida

Jika sistem Stock yang dipakai, maka perlu diingat bahwa angaka Romawi merupakan
bentuk oksidasi logam (muatan ion logam), maka ion logam tidak perlu ditulis lagi.

Cu2O tembaga(II)oksida

CuO tembaga (I)oksida

Meskipun sistem stock lebih disukai pada masa sekarang, sistem yang lebih tua tetap
perlu dipahami. Sebagai contoh, jika pada suatu percobaan dibutuhkan besi(III)klorida,
maka sering dijumpai botol berlabel feri klorida.
Senyawa yang mengandung ion dari dua komponen nonlogam (binary compound)

 Untuk memberi nama senyawa yang mengandung dua komponen yang terdiri dari dua
nonlogam (binary compound), maka dipakai sistem ketiga dari nomenklatur. Sistem ini
menggunakan awalan dalam bahasa Yunani untuk menunjukkan jumlah atom setiap
macam unsur dalam satu molekul zat.

di- : dua heksa- : enam deka- : sepuluh

tri- : tiga hepta- : tujuh

tetra- : empat okta- : delapan

penta- : lima nona- : sembilan

 Dalam memberi nama suatu senyawa, unsur pertama dalam formula (rumus kimia)
diberi nama bahasa Indonesia (Inggris). Unsur kedua ditunjukkan dengan
menambahkan akhiran-ida
(ide)

N2O4 dinitrogen tetroxide (dinitrogen dioksida)

S2Cl2 disulfur dichloride (disulfur diklorida)

PCl3 phosphorus trichloride (fosfor triklorida)

 Dalam beberapa contoh, awalan –mono berarti satu, dapat digunakan jika dibutuhkan
untuk menghindari keragu-raguan

CO2 carbon dioxide (karbon dioksida)

CO carbon monoxide (karbon monoksida)


Senyawa yang mengandung ion yang terdiri dari atom yang banyak (polyatomics
ions)

Na2CO3 sodium karbonat (natrium karbonat)

Ca(C2H3O2)2 calcium acetat (kalsium asetat)

Ba(OH)2 barium hydroxide (barium hiroksida)

Sistem Stock lebih baik digunakan untuk logam yang dapat membentuk lebih dari satu
ion positif

Sistem Stock Sistem Lama

MnSO4 mangan(II)sulfat mangano sulfat

Fe2(C2O4)3 besi(II)oksalat feri oksalat

Asam yang terdiri dari dua komponen (Binary Acids)

HF hydrofluoric acid (asam hidrofluorida)

H2S hydrofsulfuric acid (asam hidrosulfida)

Jika suatu asam bereaksi dengan ion hidroksida (reaksi ini disebut netralisasi), maka
terbentuk suatu senyawa ion,

NaOH + HCl → H2O + NaCl

Suatu senyawa yang mengandung ion, misalanya NaCl disebut garam. Kata garam tidak
hanya untuk natrium klorida, meskipun nama ini biasa digunakan di rumah tangga
untuk NaCl. Dalam ilmu kimia istilah garam digunkan untuk setiap senyawa berbentuk
ion yang tidak mengandung ion oksida atau ion hidroksida.
Perhatikan bahwa garam dibentuk dari asam hidro yang mengandung anion yang terdiri
dari satu atom yang diakhiri dengan akhiran –ide (ida)

Asam Okso

Asam okso adalah asam yang mengandung hidrogen, oksigen dan paling sedikit satu unsur
lainnya (biasanya non logam). Contoh: H2SO4 (asam sulfat)

Sering dijumpai, suatu elemen dapat membentuk lebih dari satu asam okso. Contoh : Belerang,
membentuk 2 asam H2SO4 dan H2SO3, yang berbeda dalam bentuk oksidanya (+6 dalam
H2SO4dan +4 dalam H2SO3), demikian juga jumlah oksigennya berbeda.

Dalam pemberian nama asam ini, asam dengan unsur dalam keadaan bentuk oksidasi yang
tinggi diberi akhiran –ic dan asam dengan unsur dalam bentuk oksidasi yang rendah diberi
akhiran –ous

H2SO4 sulfuric acid (asam sulfat)

H2SO3 sulfurous acid (asam sulfit)

Perhatikan : awalan –hydro tidak digunakan dalam penamaan asam okso

Senyawa yang diperoleh dari hasil netralisasi asam okso mengadung ion yang mengandung
atom banyak. Anion yang berasal dari "ic" acid debri nama dengan akhiran –ate dan anion yang
berasal dari "ous" diberi nama akhiran –ite

H2SO4 SO42- sulfate (sulfat)

H2SO3 SO43- sulfite (sulfit)

Sebagian nonlogam (terutama halogen) membentuk lebih dari dua asam okso. Hal ini ditemui
pada klor, brom, dan iod. Untuk asam-asam ini menggunakan awalan hipo untuk asam yang
mengandung lebih sedikit oksigen dibandingkan asam "it" dan awalan "per" untuk asam yang
mengandung lebih banyak oksigen dibandingkan bukan asam "at"

HClO asam hipoklorit HClO3 asam klorat


HClO2 asam klorit HClO4 asam perklorat

Garam Asam

Netralisasi sebagian dari suatu asam dapat menghasilkan garam lebih dari satu H+ per satu
molekul garam, yang disebut garam asam.

Jika hanya satu garam asam yang terbentuk, misalnya dengan H2SO4 atau H2CO3, garam dapat
diberi nama dengan menambahkan awalan bi- pada nama anion dari asam

NaHSO4 sodium bisulfate (natrium bisulfat)

NaHCO3 sodium bicarbonate (natrium bikarbonat)

Garam juga dapat diberi nama untuk menunjukkan adanya H, dengan menulisnya
menggunakan "hidrogen"

NaHSO4 sodium hydrogen sulfate (natrium hidrogen sulfat)

NaH2PO4 sodium dihydrogen phosphate (narium dihidrogen sulfat)

Na2HPO4 sodium hydrogen phosphate (natrium hidrogen fosfat) (disodium hydrogen


phosphate/dinatrium hidrogen fosfat)

Sumber : Kimia Untuk Universitas, J.E Brady


IUPAC logo (Photo credit: Wikipedia)

A. Tata Nama Senyawa Sederhana


Tata nama senyawa disusun berdasarkan aturan IUPAC (International Union of Pure and Applied
Chemistry).

1. Tata Nama Senyawa Anorganik


a. Tata Nama Senyawa Biner
Senyawa Biner adalah senyawa yang dibentuk dari dua unsur, yang berasal dari satu unsur
logam dan satu unsur nonlogam atau dari dua unsur nonlogam.
1) Tata Nama Senyawa Biner Logam dengan Nonlogam
a. Logam yang mempunyai satu bilangan oksidasi (alkali, alkali tanah, dan aluminium). Penamaanya
dengan menyebutkan nama logam di depan dan kemudian nama nonlogam diikuti akhiran –ida.
Logam + Nonlogam –ida
Contoh:

 NaBr = Natrium Bromida


 MgBr2 = Magnesium Bromida
 Na2O = Natrium Oksida
 CaS = Kalsium Sulfida
 K2O = Kalium Oksida
b. Logam yang mempunyai lebih dari 1 bilangan oksidasi, penulisan nama logam di depan disertai
menuliskan bilangan oksidasi dengan angka Romawi dalam tanda kurung dan nama nonlogam di
belakang diakhiri dengan akhiran –ida.
Logam + (bilangan oksidasi logam) + nonlogam –ida
Contoh:

 CuCI = Tembaga (I) Klorida


 SnO = Timah (II) Oksida
 CuCI2 = Tembaga (II) Klorida
 SnO2 = Timah (IV) Oksida
Senyawa-senyawa yang dihasilkan tersebut berupa senyawa ion karena terbentuk dari atom yang
bermuatan positif dan negatif, dengan cara serah terima elektron.

Contoh: Kalsium Klorida (CaCI2) terbentuk dari ion Ca2+ dan CI- , natrium oksida (Na2O), terbentuk
dari ion Na+ dan O2-.
Cara lain menuliskan persamaan unsur logam yang memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu yaitu
sebagai berikut:

(1) Unsur logam dengan bilangan oksidasi kecil ditulis dengan akhiran –o.
(2) Unsur logam dengan bilangan oksidasi besar ditulis dengan akhiran –i.
Contoh:
 FeCI2 = Fero Klorida (Bilangan oksidasi Fe = +2 => lebih kecil)
 FeCI3 = Feri Klorida (Bilangan oksidasi Fe = +3 => lebih besar)
 CuCI = Kupro Klorida (Bilangan oksidasi Cu = +1 => lebih kecil)
 CuCI2 = Kupri Klorida (Bilangan oksidasi Cu = +2 => lebih besar)
2) Tata Nama Senyawa Biner Nonlogam dengan Nonlogam
a. Atom yang cenderung bermuatan positif diletakkan didepan, sedangkan atom yang cenderung
bermuatan negatif diletakkan dibelakang dengan urutan berikut ini:
B – Si – C – Sb – As – P – N – H – Te – Se – S – I – Br – CI – O – F

Contoh:

Amonia = NH3 bukan H3N


Air = H2O bukan OH2
b. Senyawa dari dua jenis unsur nonlogam diberi nama kedua unsur yang bersangkutan, diberi
akhiran –ida.
(1) Atom nonlogam yang hanya membentuk satu senyawa dengan atom lain, maka atom yang
cenderung bermuatan posifit diletakkan di depan dan atom yang cenderung bermuatan negatif
diletakkan di belakang dengan akhiran –ida.
Nonlogam (+) + nonlogam (-) –ida
Contoh:
 H2S = Hidrogen Sulfida
 HBr = Hidrogen Bromida
 HCI = Hidrogen Klorida
(2) Pasangan atom yang bersenyawa membentuk lebih dari satu jenis senyawa diberi nama dengan
menyatakan jumlah atom tiap unsur dan diakhiri dengan –ida. Angka indeks dalam bahasa Yunani
yaitu:
1 = Mono 3 = Tri 5 = Penta 7 = Hepta

2 = Di 4 = Tetra 6 = Heksa 8 = Okta

Jumlah atom – nonlogam + jumlah atom – nonlogam –ida


Namun, bila indeks 1 dimiliki unsur pertama, maka angka indeks tidak perlu disebutkan.
Contoh:

 NO = Nitrogen Oksida
 CCI4 = Karbon Tetraklorida
 NO2 = Nitrogen Dioksida
 SO3 = Belerang Trioksida
 N2O5 = Dinitrogen Pentaoksida
 CI2O7 = Dikloro Heptaoksida
(3) Untuk senyawa-senyawa yang sudah umum dikenal tidak perlu menggunakan aturan
tersebut.
Contoh:

 NH3 = Amonia
 HO = Air
Bersambung ke Halaman

Senyawa anorganik adalah senyawa tanpa atom karbon, air, oksigen, dan NaCl adalah contoh
senyawa anorganik.

Air adalah zat yang paling banyak terdapat di dalam tubuh. Jumlahnya yang melimpah terutama
disebabkan oleh sifat kimianya yang unik yang diciptakan oleh pengaruh ikatan-ikatan hidrogennya.
Sifat-sifatnya meliputi sebagai berikut :

1. Air adalah pelarut sempurna. Zat-zat berion dapat larut dalam air karena kutub molekul air
yang bersifat polar memisahkan zat tersebut dan membentuk ion. Zat-zat polar kovalen juga
dapat dilarutkan dalam air karena zat tersebut dirinya sendiri. Karena alasan inilah maka zat
koevalen polar tersebut hidrofilik (cinta air). Karena kekurangan kutub yang bermuatan zat
nonpolar kovalen tidak larut dalam air dan disebut hidrofobik (takut air)
2. Karena disatukan oleh ikatan hidrogen, molekul-molekul air mempunyai derajat kohesi atau
kemampuan untuk saling melekat ang tinggi. Hasilnya, air mepunyai tekanan permukaan
yang besar. Tekanan permukaan pada gilirannya memberi air tindakan kapiler yang kuat,
sehingga membuat air mampu menaiki tabung yang sempit. keunggulan ini membuat air
dapat bergerak melalui pipa-pipa kapiler hewan
3. Suhu air sangat stabil. Kamu harus menambahkan energi dalam jumlah yang relatif besar
untuk menghangatkan (juga mendidihkannya) dan mengurangi sejumlah besar energi untuk
dapat mendinginkan (atau membekukannya). Jadi ketika keringat menguap dari dahimu,
energi panas dalam jumlah besar terbawa bersamanya dan kamu merasa dingin

Anda mungkin juga menyukai