3. Tenaga gizi dalam pelayanan gizi rumah sakit adalah profesi gizi yang
Tipe C. Berdasarkan teori PGRS kebutuhan tenaga ahli gizi yang diperlukan
Instalasi Gizi RSUD Depati Bahrin Kabupaten Bangka ahli gizi TRD
Bangka sesuai dengan PGRS (2013) yaitu sudah membentuk tim kerja
untuk menyusun menu, tim kerja tersebut meliputi ahli gizi, kepala masak
menu meliputi menu standar, sudah menetapkan lama siklus menu dan
kurun waktu penggunaan menu yaitu siklus menu 10 hari dan apabila ada
menu 6 bulan – 1 tahun, sudah menetapkan pola menu untuk setiap waktu
macam hidangan pagi, siang dan malam serta selingan, agar pramuboga
dapat melihat menu apa yang akan dimasak pada hari itu, tim kerja sudah
69
aroma dan tekstur serta sudah melakukan tes awal menu dengan mencicipi
sesuai dengan jumlah konsumen yang dilayani, sesuai dengan siklus menu
bahan makanan yang telah dilengkapi dengan spesifikasi, siklus dalam satu
kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan untuk kurun waktu yang
data tentang macam dan jumlah konsumen pasien yang tahun sebelumnya.
menghitung harga makan per orang per hari melalui food cost. Hasil
basah atau segar dan bahan makanan kering, spesifikasi bahan makanan,
jumlah dana yang tersedia. Pembelian bahan makanan juga sesuai dengan
makanan.
Bahrin Kabupaten Bangka sesuai dengan PGRS (2013) yaitu sudah tersedia
makanan, sudah tersedia menu dan jumlah bahan makanan yang dibutuhkan
69
selama periode tertentu (1 bulan, 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun) dan sudah
Bahrin Kabupaten Bangka, bahan makanan yang datang pada pagi hari
pukul 07.30 WIB sesuai dengan orderan atau pesanan yang diminta,
pemasukan barang, apabila ada bahan makanan yang akan digunakan pada
menu hari itu, dicatat pada form pengeluaran bahan makanan. Sedangkan
10. Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan,
kering atau segar di ruang bahan makanan kering, dan dingin atau beku.
memperhatikan prinsip First In First Out (FIFO) dan First Expired First
Out (FEFO) yaitu bahan makanan yang datang disimpan terlebih dahulu dan
disiapkan seperti bahan makanan untuk makan siang, sore dan untuk pagi
akar, kulit, dicuci dan dipotong. Setelah selesai langsung diantar ke ruang
tempat persiapan bahan makanan tidak jauh dari tempat penerimaan bahan
diganti seperti penggunaan pisau yang gagangnya patah dan talenan yang
Standar porsi seperti ikan dan ayam 100 gram per pasien. Standar resep di
Instalasi Gizi telah dilakukan evaluasi dan diuji pada resep makanan seperti
dan lain-lain.
pedoman menu yang terdiri dari standar menu, standar resep dan standar
bumbu, siklus menu yang digunakan adalah siklus menu 10 hari, apabila ada
yang akan dimasak, bahan makanan yang akan dimasak dipilih, ditimbang
aturan dalam menilai hasil pemasakan, hasil pemasakan dinilai dari rasa,
dan persyaratan distribusi makanan sudah sesuai dengan PGRS (2013) yaitu
69
pendistribusian seperti makan pagi, snack pagi, makan siang, snack sore dan
makan malam.
14. Desain dan layout dapur adalah bangunan atau bagian bangunan beserta
makanan basah dan kering luas ruangan masih belum sesuai karena
tempatnya sempit.
15. Pembuangan sampah dan limbah adalah semua bahan yang berasal dari
16. Pencucian alat adalah proses membersihkan alat makan atau alat masak
satu sampai tiga bak pencucian mulai dari bak perendaman, bak
17. Pengawasan mutu yang dilakukan dan diterapkan di RSUD Depati Bahrin
dari laboratorium rumah sakit yang meliputi cek darah lengkap misalnya
Bangka yang dilakukan oleh kepala Instalasi Gizi dan sesama karyawan dan
karyawati.
A. Saran
diberikan yaitu :
1. Pembiayaan pelayanan gizi untuk bahan makanan pasien sudah sesuai, akan
tetapi lebih baik jika pembiayaan untuk bahan makanan karyawan juga
optimal.
2. Analisis menu dan standar makanan di Instalasi Gizi RSUD Depati Bahrin
Kabupaten Bangka sudah baik dan sesuai syarat dari analisis menu menurut
PGRS (2013) serta perlunya peningkatan yang lebih baik agar hasilnya lebih
maksimal
terjadinya kekurangan tenaga kerja ahli gizi dan tenaga gizi serta pekerjaan
lebih maksimal. .
69
Bangka sudah baik dan sesuai syarat menurut PGRS (2013) serta perlunya
Bahrin Kabupaten Bangka sudah baik dan sesuai syarat menurut PGRS
(2013) serta perlunya peningkatan yang lebih baik agar hasilnya lebih
maksimal.
Kabupaten Bangka sudah baik dan sesuai syarat menurut PGRS (2013) serta
Kabupaten Bangka sudah baik dan sesuai syarat menurut PGRS (2013) serta
Kabupaten Bangka sudah baik dan sesuai syarat menurut PGRS (2013) serta
makanan sudah baik dan diharapkan selalu diterapkan proses yang sudah
baik.
69
10. Penyimpanan bahan makanan basah dan bahan makanan kering di Instalasi
Gizi RSUD Depati Bahrin Kabupaten Bangka untuk pengaturan suhu sudah
agar sesuai dengan suhu penyimpanan baik bahan makanan basah maupun
kering.
11. Persiapan pemasakan bahan makanan sudah dilakukan sesuai dengan jadwal
Kabupaten Bangka sudah baik dan sesuai syarat menurut PGRS (2013) serta
13. Distribusi dan penyajian di Instalasi Gizi RSUD Depati Bahrin Kabupaten
baik dan sesuai dengan PGRS (2013) yaitu tersedianya peraturan pemberian
adanya blanko DPMP, peralatan untuk distribusi dan sudah adanya jadwal
pendistribusian seperti makan pagi, snack pagi, makan siang, snack sore,
dan makan malam. Akan tetapi perlunya peningkatan yang lebih baik agar
hasilnya lebih maksimal seperti pada distribusi untuk snack pagi dan sore di
14. Desain dan layout dapur di Instalasi Gizi RSUD Depati Bahrin Kabupaten
tidak sesuai dengan standar siklus perputaran udara yang kuran baik,
Sungailiat semuanya tidak sesuai dengan Rumah Sakit tipe C. Oleh sebab
15. Analisis pembuangan sampah dan limbah di Instalasi Gizi RSUD Depati
Bahrin Kabupaten Bangka sudah cukup baik tetapi diharapkan untuk lebih
pencucian alat masak dan alat makan masih belum tersedianya tempat
16. Pencucian alat di Instalasi Gizi RSUD Depati Bahrin Kabupaten Bangka
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 2013. Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit,
Jakarta