Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-
Nya, maka penyusunan Nota Kesepahaman Tentang Pencegahan dan
Penanganan Pemasungan Bagi Penyandang Disabilitas Mental/Orang
Dengan Gangguan Jiwa antara Para Pihak dapat diselesaikan dan ditanda
tangani. Dalam Nota Kesepahaman ini Para Pihak sepakat menjalin,
mengembangkan, dan memberikan dukungan dalam Pencegahan dan
Penanganan Pemasungan Bagi Penyandang Disabilitas Mental/Orang
Dengan Gangguan Jiwa. Maksud dari Nota Kesepahaman ini adalah untuk
mensinergikan peran Para Pihak dalam mencegah dan menangani
Pemasungan bagi Penyandang Disabilitas Mental/Orang Dengan
Gangguan Jiwa dengan tujuan bahwa Nota Kesepahaman ini sebagai upaya
bersama Para Pihak dalam rangka melaksanakan Pencegahan dan
Penanganan Pemasungan bagi Penyandang Disabilitas Mental/Orang
Dengan Gangguan Jiwa sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing,
agar pelaksanaan lebih terpadu, terkoordinasi dan berkesinambungan.
Nota Kesepahaman ini disusun dan ditanda tangani oleh
Kementerian Sosial Republik Indonesia, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, Kepolisian
Negara Republik Indonesia dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan. Kasus pemasungan merupakan isu multisektor sehingga
membutuhkan penanganan secara terintegrasi, terkoordinasi dan
berkesinambungan. Kami menyampaikan penghargaan yang setingi-
tingginya kepada Para Pihak yang terlibat atas ide dan masukan yang
diberikan demi sempurnanya Nota Kesepahaman ini, dengan harapan Nota
Kesepahaman ini dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan dalam
menangani kasus pemasungan di seluruh wilayah Indonesia.
Nota Kesepahaman ini tentunya masih jauh dari sempurna, sehingga
dalam implementasinya masih terdapat kekurangan dan ketidaksesuaian
dalam pelaksanaan dilapangan dan diharapkan dapat memberikan kritik
dan masukan yang dapat dijadikan dasar dalam penyempurnaan Nota
Kesepahaman ini. Semoga Nota Kesepahaman ini dapat bermanfaat dalam
upaya mewujudkan Indonesia Bebas Pasung dan Gerakan Stop
Pemasungan di Indonesia dan pada akhirnya dapat membantu perwujudan
hak-hak penyandang disabilitas mental/orang dengan gangguan jiwa.

Jakarta, Februari 2017


Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial

Marjuki
NOTA KESEPAHAMAN
ANTARA

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

DENGAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN

TENTANG

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PEMASUNGAN


BAGI PENYANDANG DISABILITAS MENTAL/
ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA

NOMOR : 01 TAHUN 2017


NOMOR : HK.03.01/MENKES/28/2017
NOMOR : 03/MOU/0117
NOMOR : B/18/II/2017
NOMOR : 440/899/SJ

Pada hari ini, tanggal bulan Januari tahun dua


ribu tujuh belas (09 - 01 - 2017) bertempat di Jakarta, kami yang bertanda
tangan di bawah ini:

1
1. Khofah Indar Parawansa, Menteri Sosial Republik Indonesia dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Sosial Republik
Indonesia, berkedudukan di Jalan Salemba Raya Nomor 28 Jakarta
Pusat, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU.

2. Nila Farid Moeloek, Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam


hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, berkedudukan di Jalan HR Rasuna Said Blok X5
Kav 4-9, Jakarta Selatan, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

3. Tjahjo Kumolo, Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dalam hal


ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia, berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Utara
Nomor 7, Gambir, Jakarta Pusat, selanjutnya disebut sebagai PIHAK
KETIGA.

4. Tito Karnavian, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia


dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kepolisian Negara
Republik Indonesia, berkedudukan di Jalan Trunojoyo 3 Kebayoran
Baru, Jakarta Selatan, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEEMPAT.

5. Fachmi Idris, Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial


Kesehatan dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan, berkedudukan di Jalan
Letjend Suprapto Kav.20 Nomor 14, Cempaka Putih, Jakarta Pusat,
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KELIMA.

2
Untuk selanjutnya PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA, PIHAK KETIGA,
PIHAK KEEMPAT, dan PIHAK KELIMA secara bersama-sama disebut
PARA PIHAK. Berdasarkan pada hubungan lintas fungsional dalam 1 (satu)
sistem pemerintahan negara Republik Indonesia PARA PIHAK sepakat
menjalin, mengembangkan, dan memberikan dukungan dalam
Pencegahan dan Penanganan Pemasungan Bagi Penyandang Disabilitas
Mental/Orang dengan Gangguan Jiwa sesuai dengan peraturan
perundang-undangan sebagai berikut:

a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara


Republik Indonesia.

b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi


Kependudukan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan
atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan.

c. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara


Jaminan Sosial.

d. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

e. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

f. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial


Nasional.

g. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa.

h. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang


Disabilitas.

i. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2008 tentang Tata Cara


Pelaksanaan Hubungan dan Kerjasama Kepolisian Negara Republik
Indonesia.

3
j. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 28 tahun 2016 tentang Perubahan ketiga atas
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan.

k. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi


Kementerian Negara.

l. Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2015 tentang Rencana Aksi


Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 2015 – 2019.

Berdasarkan pertimbangan tersebut PARA PIHAK bersepakat untuk


membuat Nota Kesepahaman tentang Pencegahan dan Penanganan
Pemasungan Bagi Penyandang Disabilitas Mental/Orang dengan
Gangguan Jiwa, untuk selanjutnya disebut Nota Kesepahaman dengan
ketentuan sebagai berikut:

BAB I
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 1
(1) Nota Kesepahaman ini dimaksudkan untuk mensinergikan peran
PARA PIHAK mencegah dan menangani Pemasungan bagi Penyandang
Disabilitas Mental/Orang dengan Gangguan Jiwa.

(2) Tujuan Nota Kesepahaman ini sebagai upaya bersama PARA PIHAK
dalam rangka melaksanakan Pencegahan dan Penanganan
Pemasungan bagi Penyandang Disabilitas Mental/Orang dengan
Gangguan Jiwa sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing, agar
pelaksanaan lebih terpadu, terkoordinasi, dan berkesinambungan.

4
BAB II
RUANG LINGKUP

Pasal 2

Ruang lingkup Nota Kesepahaman ini meliputi :


a. Pengumpulan serta pertukaran data dan/atau informasi;
b. Bantuan layanan kesehatan;
c. Pemanfaatan sarana dan prasarana;
d. Pemberian edukasi, advokasi, dan pendampingan sosial;
e. Perlindungan hukum;
f. Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia;
g. Bidang lain yang disepakati.

BAB III
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

Pasal 3
(1) Dalam rangka Pencegahan dan Penanganan Pemasungan bagi
Penyandang Disabilitas Mental/Orang dengan Gangguan Jiwa, PARA
PIHAK akan melakukan tugas, fungsi, dan peran masing-masing
sesuai peraturan yang berlaku.

(2) Dalam hal pencegahan dan penanganan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1), PARA PIHAK berkoordinasi dalam pelaksanaannya.

Pasal 4

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal


3, PARA PIHAK melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. PIHAK KESATU melaksanakan perumusan dan pelaksanaan


kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta evaluasi dan
pelaporan dibidang rehabilitasi sosial dalam Pencegahan dan

5
Penanganan Pemasungan Bagi Penyandang Disabilitas Mental/Orang
dengan Gangguan Jiwa.

b. PIHAK KEDUA melaksanakan perumusan dan pelaksanaan


kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan dibidang pencegahan dan penanganan
masalah kesehatan pada pemasungan bagi penyandang disabilitas
mental/orang dengan gangguan jiwa.

c. PIHAK KETIGA melakukan pembinaan dan pengawasan umum


penyelenggaraan Pencegahan dan Penanganan Pemasungan Bagi
Penyandang Disabilitas Mental/Orang dengan Gangguan Jiwa di
provinsi, kabupaten/kota sampai dengan desa melalui kebijakan di
daerah, program dan kelembagaan desa, serta layanan administrasi
kependudukan di kabupaten/kota.

d. PIHAK KEEMPAT memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,


menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman,
dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya
keamanan dalam negeri, termasuk perlindungan terhadap penyandang
disabilitas mental/orang dengan gangguan jiwa, keluarga dan
masyarakat dalam rangka Pencegahan dan Penanganan Pemasungan
Bagi Penyandang Disabilitas Mental/Orang dengan Gangguan Jiwa.

e. PIHAK KELIMA melakukan pengelolaan data peserta, penerimaan


pendaftaran peserta, dan pemberian jaminan pelayanan kesehatan
serta pemberian informasi mengenai penyelenggaraan program
jaminan sosial kepada peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan dalam rangka Pencegahan dan Penanganan Pemasungan
Bagi Penyandang Disabilitas Mental/Orang dengan Gangguan Jiwa.

6
BAB IV
TINDAK LANJUT

Pasal 5

(1) Nota Kesepahaman akan ditindaklanjuti oleh PARA PIHAK dengan


menyusun Perjanjian Kerja Sama sebagai bagian yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Nota Kesepahaman ini.

(2) Perjanjian Kerja Sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


diselesaikan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak Nota Kesepahaman ini
ditanda tangani.

BAB V
MONITORING DAN EVALUASI

Pasal 6

(1) PARA PIHAK melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Nota


Kesepahaman ini secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam
setahun.

(2) Waktu dan teknis pelaksanaan monitoring dan evaluasi sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK.

BAB VI
PEMBIAYAAN

Pasal 7

Pembiayaan yang timbul dari pelaksanaan Nota Kesepahaman ini


dibebankan kepada anggaran PARA PIHAK dan/atau sumber lain yang sah
dan disepakati.

7
BAB VII
JANGKA WAKTU

Pasal 8

(1) Nota Kesepahaman ini berlaku selama 3 (tiga) tahun terhitung sejak
tanggal ditandatangani.

(2) Nota Kesepahaman ini dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan


berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK, dengan terlebih dahulu
dilakukan koordinasi selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum
berakhirnya Nota Kesepahaman ini.

(3) Nota Kesepahaman ini dapat diakhiri sebelum jangka waktu


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan ketentuan pihak yang
bermaksud mengakhiri Nota Kesepahaman ini wajib memberitahu
maksud tersebut kepada PARA PIHAK.

BAB VIII
KETENTUAN LAIN

Pasal 9

Hal-hal yang belum diatur dalam nota kesepahaman ini termasuk


perubahan akan diatur dan ditetapkan berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK dan akan dituangkan secara tertulis dalam kesepakatan tambahan
(Adendum) yang merupakan satu kesatuan dan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari Nota Kesepahaman ini.

8
BAB IX COPY
PENUTUP

Pasal 10

Nota Kesepahaman ini dibuat dalam rangkap 5 (lima) asli dan


ditandatangani oleh PARA PIHAK, bermaterai cukup serta dibubuhi cap
oleh lembaga masing-masing dan secara yuridis mempunyai kekuatan
hukum yang sama, dan masing-masing 1 (satu) rangkap disampaikan
kepada PARA PIHAK.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA


Menteri Sosial RI, Menteri Kesehatan RI,

Khofah Indar Parawansa Nila Farid Moeloek

PIHAK KETIGA PIHAK KEEMPAT


Menteri Dalam Negeri RI, Kepala Kepolisian Negara RI,

Tjahjo Kumolo Tito Karnavian

PIHAK KELIMA
Direktur Utama
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan,

Fachmi Idris

9
BAB IX COPY
PENUTUP

Pasal 10

Nota Kesepahaman ini dibuat dalam rangkap 5 (lima) asli dan


ditandatangani oleh PARA PIHAK, bermaterai cukup serta dibubuhi cap
oleh lembaga masing-masing dan secara yuridis mempunyai kekuatan
hukum yang sama, dan masing-masing 1 (satu) rangkap disampaikan
kepada PARA PIHAK.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA


Menteri Sosial RI, Menteri Kesehatan RI,

Khofah Indar Parawansa Nila Farid Moeloek

PIHAK KETIGA PIHAK KEEMPAT


Menteri Dalam Negeri RI, Kepala Kepolisian Negara RI,

Tjahjo Kumolo Tito Karnavian

PIHAK KELIMA
Direktur Utama
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan,

Fachmi Idris

10
BAB IX COPY
PENUTUP

Pasal 10

Nota Kesepahaman ini dibuat dalam rangkap 5 (lima) asli dan


ditandatangani oleh PARA PIHAK, bermaterai cukup serta dibubuhi cap
oleh lembaga masing-masing dan secara yuridis mempunyai kekuatan
hukum yang sama, dan masing-masing 1 (satu) rangkap disampaikan
kepada PARA PIHAK.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA


Menteri Sosial RI, Menteri Kesehatan RI,

Khofah Indar Parawansa Nila Farid Moeloek

PIHAK KETIGA PIHAK KEEMPAT


Menteri Dalam Negeri RI, Kepala Kepolisian Negara RI,

Tjahjo Kumolo Tito Karnavian

PIHAK KELIMA
Direktur Utama
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan,

Fachmi Idris

11
BAB IX COPY
PENUTUP

Pasal 10

Nota Kesepahaman ini dibuat dalam rangkap 5 (lima) asli dan


ditandatangani oleh PARA PIHAK, bermaterai cukup serta dibubuhi cap
oleh lembaga masing-masing dan secara yuridis mempunyai kekuatan
hukum yang sama, dan masing-masing 1 (satu) rangkap disampaikan
kepada PARA PIHAK.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA


Menteri Sosial RI, Menteri Kesehatan RI,

Khofah Indar Parawansa Nila Farid Moeloek

PIHAK KETIGA PIHAK KEEMPAT


Menteri Dalam Negeri RI, Kepala Kepolisian Negara RI,

Tjahjo Kumolo Tito Karnavian

PIHAK KELIMA
Direktur Utama
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan,

Fachmi Idris

12
BAB IX COPY
PENUTUP

Pasal 10

Nota Kesepahaman ini dibuat dalam rangkap 5 (lima) asli dan


ditandatangani oleh PARA PIHAK, bermaterai cukup serta dibubuhi cap
oleh lembaga masing-masing dan secara yuridis mempunyai kekuatan
hukum yang sama, dan masing-masing 1 (satu) rangkap disampaikan
kepada PARA PIHAK.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA


Menteri Sosial RI, Menteri Kesehatan RI,

Khofah Indar Parawansa Nila Farid Moeloek

PIHAK KETIGA PIHAK KEEMPAT


Menteri Dalam Negeri RI, Kepala Kepolisian Negara RI,

Tjahjo Kumolo Tito Karnavian

PIHAK KELIMA
Direktur Utama
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan,

Fachmi Idris

13
Perjanjian Kerjasama
PERJANJIAN KERJASAMA
ANTARA

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

DENGAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN

TENTANG

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PEMASUNGAN BAGI PENYANDANG


DISABILITAS MENTAL/ ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA

NOMOR: 11 TAHUN 2017


NOMOR: HK.03.01/III/1585/2017
NOMOR: 193/3303A/SJ TAHUN 2017
NOMOR: B/67/VII/2017
NOMOR: 485/KTR/0917

Pada hari ini Senin tanggal 5 (lima) bulan Juni tahun dua ribu tujuh belas,
bertempat di Jakarta, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. DR. Marjuki, selaku Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial dalam hal
ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Sosial Republik
Indonesia, berkedudukan di Jalan Salemba Raya Nomor 28 Jakarta
Pusat, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU.

1
2. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes, selaku Sekretaris Jenderal
Kementerian Kesehatan dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, berkedudukan di Jalan
H.R. Rasuna Said Blok X 5 Kav. 4 – 9, Jakarta Selatan, selanjutnya
disebut sebagai PIHAK KEDUA.
3. Drs. Hadi Prabowo, selaku PLT. Sekretaris Jenderal Kementerian
Dalam Negeri dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, berkedudukan di Jalan
Medan Merdeka Utara Nomor 7 Jakarta Pusat, selanjutnya disebut
sebagai PIHAK KETIGA.
4. Komisaris Jenderal Polisi Drs. Putut Eko Bayuseno, SH, selaku
Kepala Badan Pemelihara Keamanan Kepolisian Negara Republik
Indonesia dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kepolisian
Negara Republik Indonesia berdasarkan Surat Perintah Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: Sprin/2204/VIII/2017
tanggal 22 Agustus 2017 tentang Penunjukan dan Pendelegasian
Wewenang Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama, berkedudukan di
Jalan Trunojoyo Nomor 3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, selanjutnya
disebut sebagai PIHAK KEEMPAT.
5. Andayani Budi Lestari, SE, MM, AAK, selaku Direktur Kepesertaan
dan Pemasaran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan, berkedudukan di Jalan Letjen Suprapto
Kavling 20 Nomor 14 Cempaka Putih Jakarta Pusat, selanjutnya disebut
sebagai PIHAK KELIMA.

PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA, PIHAK KETIGA, PIHAK KEEMPAT, dan


PIHAK KELIMA selanjutnya secara bersama-sama disebut PARA PIHAK,
terlebih dahulu menerangkan hal – hal sebagai berikut:

2
a. bahwa PARA PIHAK telah menandatangani Nota Kesepahaman Nomor:
01 Tahun 2017 tanggal 9 Januari 2017, Nomor:
HK.03.01/Menkes/28/2017 tanggal 10 Januari 2017, Nomor:
03/MOU/0117 tanggal 24 Januari 2017, Nomor: B/18/II/2017 tanggal
10 Februari 2017 dan Nomor: 440/899/SJ tanggal 16 Februari 2017
tentang Pencegahan dan Penanganan Pemasungan bagi Penyandang
Disabilitas Mental/ Orang Dengan Gangguan Jiwa.
b. bahwa PARA PIHAK sepakat membuat Perjanjian Kerjasama tentang
Pencegahan dan Penanganan Pemasungan bagi Penyandang Disabilitas
Mental/ Orang Dengan Gangguan Jiwa.

BAB I
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 1

(1) Perjanjian kerja sama ini dimaksudkan untuk mengimplementasikan


peran PARA PIHAK dalam mencegah dan menangani pemasungan bagi
penyandang disabilitas mental/ orang dengan gangguan jiwa.

(2) Perjanjian kerja sama ini bertujuan untuk melaksanakan gerakan stop
pemasungan menuju Indonesia Bebas Pasung tahun 2030.

BAB II
RUANG LINGKUP

Pasal 2

Ruang lingkup perjanjian kerja sama meliputi:


a. pengumpulan serta pertukaran data atau informasi;
b. layanan kesehatan;
c. pemanfaatan sarana dan prasarana;
d. pemberian edukasi, advokasi dan pendampingan;
e. perlindungan hukum;
f. peningkatan kapasitas sumber daya manusia; dan
g. bidang lain yang disepakati.

3
BAB III
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

Pasal 3

PIHAK KESATU bertanggung jawab:

1. Menyusun petunjuk teknis pelaksanaan penanganan rehabilitasi sosial


penyandang disabilitas mental/orang dengan gangguan jiwa.
2. Mengoordinasikan upaya pencegahan dan penanganan pemasungan
bagi penyandang disabilitas mental/orang dengan gangguan jiwa
dengan instansi terkait.
3. Melakukan sosialisasi dan advokasi Gerakan Stop Pemasungan
terhadap penyandang disabilitas mental/orang dengan gangguan jiwa
kepada instansi terkait dan masyarakat tingkat provinsi dan
kabupaten/kota.
4. Menghimpun data kasus pemasungan terhadap penyandang disabilitas
mental/orang dengan gangguan jiwa untuk ditetapkan sebagai
Penerima Bantuan Iuran program BPJS Kesehatan.
5. Mendayagunakan potensi dan sumber daya kesejahteraan sosial yang
ada di daerah antara lain: Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan,
Pekerja Sosial Masyarakat, Karang Taruna, pendamping Asistensi
Sosial Penyandang Disabilitas Berat, Satuan Bhakti Pekerja Sosial,
Pendamping Program Keluarga Harapan, Taruna Siaga Bencana, dan
relawan sosial lainnya dalam upaya pencegahan dan penanganan
pemasungan bagi penyandang disabilitas mental/orang dengan
gangguan jiwa.
6. Meningkatkan kemampuan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan,
Pekerja Sosial Masyarakat, Karang Taruna, pendamping Asistensi
Sosial Penyandang Disabilitas Berat, Satuan Bhakti Pekerja Sosial,
Pendamping Program Keluarga Harapan, Taruna Siaga Bencana, dan
relawan sosial lainnya tentang pencegahan dan penanganan
pemasungan bagi penyandang disabilitas mental/orang dengan
gangguan jiwa.
7. Melaksanakan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas
mental/orang dengan gangguan jiwa melalui Unit Pelaksana Teknis,
Unit Pelaksana Teknis Daerah, dan rehabilitasi berbasis masyarakat
bekerja sama dengan instansi terkait.

4
Pasal 4

PIHAK KEDUA bertanggung jawab:


1. Menyusun kebijakan dan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria
(NSPK) upaya kesehatan dalam pencegahan dan penanganan
pemasungan bagi penyandang disabilitas mental/orang dengan
gangguan jiwa.
2. Melakukan upaya pencegahan pemasungan terhadap penyandang
disabilitas mental/orang dengan gangguan jiwa, antara lain melalui
advokasi, sosialisasi, atau penyuluhan.
3. Menghimpun data jumlah penyandang disabilitas mental/orang dengan
gangguan jiwa yang dipasung.
4. Melakukan koordinasi pendataan kasus pemasungan penyandang
disabilitas mental/orang dengan gangguan jiwa antara Kementerian
Kesehatan dan Kementerian sosial.
5. Memberikan pelayanan kesehatan melalui fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai dengan standar dan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
6. Menjamin ketersediaaan obat program kesehatan jiwa bagi penyandang
disabilitas mental/orang dengan gangguan jiwa.
7. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan dalam
pencegahan dan penanganan pemasungan penyandang disabilitas
mental/orang dengan gangguan jiwa.
8. Mendorong pembentukan dan melakukan pembinaan terhadap jejaring
penanganan pemasungan penyandang disabilitas mental/orang
dengan gangguan jiwa di pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi
dan pemerintah daerah kabupaten/kota.

Pasal 5

PIHAK KETIGA bertanggung jawab:


1. Mendorong pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota untuk
menetapkan peraturan kepala daerah provinsi dan kabupaten/kota
terkait dengan pencegahan dan penanganan pemasungan bagi
penyandang disabilitas mental/orang dengan gangguan jiwa.
2. Mendorong pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota dalam
membuat kebijakan dan melakukan koordinasi dengan pemangku
kepentingan terkait pencegahan dan penanganan pemasungan bagi

5
penyandang disabilitas mental/orang dengan gangguan jiwa.
3. Melakukan sinkronisasi, harmonisasi program dan kegiatan terkait
pencegahan dan penanganan pemasungan bagi penyandang disabilitas
mental/orang dengan gangguan jiwa masuk dalam dokumen
perencanaan dan penganggaran daerah.
4. Penguatan peran Lembaga Kemasyarakatan Desa dalam pencegahan
dan penanganan pemasungan bagi penyandang disabilitas
mental/orang dengan gangguan jiwa.
5. Mendorong Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kabupaten/kota
guna membantu menerbitkan dokumen kependudukan melalui
penjangkauan terhadap korban pasung di masyarakat maupun di
panti.
6. Menerbitkan surat edaran dalam rangka mendorong percepatan
gerakan stop pemasungan.

Pasal 6

PIHAK KEEMPAT bertanggung jawab:


1. Menyampaikan informasi tentang adanya korban pemasungan kepada
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA.
2. Membawa korban pemasungan ke fasilitas kesehatan yang terdekat
bersama keluarga dan/atau tim penanganan dari PIHAK KESATU dan
PIHAK KEDUA.
3. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan terhadap masyarakat dalam
rangka meningkatkan kesadaran serta partisipasi masyarakat dalam
pencegahan dan penanganan pemasungan.
4. Membantu menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dalam
pelaksanaan penjangkauan kasus pemasungan.
5. Melakukan pendekatan kepada keluarga korban pemasungan.
6. Turut serta melakukan sosialisasi pencegahan dan penanganan
pemasungan bagi penyandang disabilitas mental/orang dengan
gangguan jiwa bersama dengan PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA.
7. Turut serta dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat jika
diperlukan di saat penyandang disabilitas mental/orang dengan
gangguan jiwa mengalami kekambuhan dan dikhawatirkan
membahayakan diri sendiri dan lingkungan.
8. M e n g i k u t s e r t a k a n a n g g o t a P o l r i u n t u k m e n g i k u t i
pendidikan/pelatihan peningkatan sumberdaya manusia dalam
rangka pencegahan dan penanganan pemasungan bagi penyandang
disabilitas mental/orang dengan gangguan jiwa yang dilakukan oleh
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA.

6
Pasal 7

PIHAK KELIMA bertanggung jawab:


1. Memberikan informasi kepesertaan terhadap korban pemasungan
beserta keluarganya.
2. Melakukan koordinasi dengan PARA PIHAK terkait dalam hal urusan
kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional.
3. Memberikan kartu identitas peserta dan jaminan kesehatan bagi
korban pemasungan yang didaftarkan oleh Kementerian Kesehatan.
4. Memberikan fasilitas kemudahan layanan kepada korban pemasungan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Memberikan jaminan pelayanan kesehatan bagi penyandang disabilitas
mental/orang dengan gangguan jiwa yang telah didaftarkan
berdasarkan rekomendasi Unit Pelayanan Teknis Kementerian
Sosial/Unit Pelaksana Teknis Daerah/Dinas Sosial.

BAB IV
PEMBIAYAAN

Pasal 8

Pembiayaan untuk pelaksanaan perjanjian kerja sama ini dibebankan


sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan PARA PIHAK.

BAB V
JANGKA WAKTU

Pasal 9

(1) Perjanjian kerja sama ini berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak
ditandatanganinya perjanjian kerja sama ini dan dapat diperpanjang
atas kesepakatan PARA PIHAK.
(2) Perpanjangan perjanjian kerja sama sebagai mana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan koordinasi paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum perjanjian
kerja sama berakhir.

7
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI

Pasal 10

PARA PIHAK sepakat melakukan monitoring dan evaluasi atas


pelaksanaan perjanjian kerja sama ini secara berkala paling sedikit 1 (satu)
kali dalam 1 (satu) tahun atau sesuai kebutuhan.

BAB VII
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Pasal 11

Setiap perbedaan pendapat atau perselisihan dalam pelaksanaan


perjanjian kerja sama ini akan diselesaikan secara musyawarah dan
mufakat antara PARA PIHAK.

BAB VIII
KOORDINASI

Pasal 12

Seluruh pemberitahuan yang berkaitan dengan perjanjian kerja sama ini


disampaikan secara tertulis dan dianggap telah diterima jika dikirim
langsung atau dengan surat tercatat dan disertai dengan tanda terima,
dengan alamat sebagai berikut:

PIHAK KESATU : Kementerian Sosial Republik Indonesia


Up. Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang
Disabilitas Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial
Jl. Salemba Raya 28 Jakarta Pusat
Telp. (021) 3100438
Fax. (021) 3100438
Email : subdit.rsodkmental @gmail.com
subdit.rsodkmental@gmail.com
PIHAK KEDUA : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Up. Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Direktorat
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Jl. Percetakan Negara No. 29 , Jakarta Pusat
Telp. 021-4247608
Fax. 021-4207807
dit.keswa@yahoo.co.id
Email. dit.keswa@yahoo.co.id
PIHAK KETIGA : Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
1. Up. Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan
Daerah III Direktorat Jenderal Bina
Pembangunan Daerah
Jl. Taman Makam Pahlawan No. 20, Kalibata
Jakarta Selatan
Telp. 021-7942634
8
Fax. 021-7942634
Email. tuekda@yahoo.com
Telp. 021-4247608
Fax. 021-4207807
Email. dit.keswa@yahoo.co.id
PIHAK KETIGA : Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
1. Up. Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan
Daerah III Direktorat Jenderal Bina
Pembangunan Daerah
Jl. Taman Makam Pahlawan No. 20, Kalibata
Jakarta Selatan
Telp. 021-7942634
Fax. 021-7942634
Email. tuekda@yahoo.com
tuekda@yahoo.com

2. Up. Direktur Kelembagaan dan Kerjasama Desa


Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa
Jl. Raya Pasar Minggu Km. 19 Jakarta Selatan
Telp. 021-7994119
Fax. 021-7994119
Email. subdit.fkppd@gmail.com
subdit.fkppd@gmail.com

3. Up. Direktur Pendaftaran Penduduk Direktorat


Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Jl. Raya Pasar Minggu Km. 19 Jakarta Selatan
Telp. 021-7949782
Fax. 021-7949782
Email
PIHAK KEEMPAT : Kepolisian Negara Republik Indonesia
Up. Kepala Korp Binmas Baharkam Polri
Jl. Trunojoyo No. 3 Kebayoran Baru Jakarta
Selatan
Telp. 021 – 72792230
Fax. 021 – 72792230
Email. ditbinmasbaharkam@gmail.com
ditbinmasbaharkam@gmail.com
PIHAK KELIMA : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
Up. Grup Kepesertaan dan UPMP4
Jl. Letjend. Suprapto Kav. 20 No. 14 Cempaka

kepesertaan@bpjs-kesehatan.go.id

BAB IX
KETENTUAN LAIN

Pasal 13

Hal lain yang belum diatur dalam perjanjian kerja sama ini akan diatur
kemudian oleh PARA PIHAK dalam perjanjian kerja sama tambahan
(Addendum) atau perubahan (Amandemen) yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari perjanjian kerja sama ini.

15
BAB X COPY
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14

Perjanjian kerja sama ini dibuat dan ditandatangi oleh PARA PIHAK
rangkap 5 (lima) asli bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum
yang sama serta masing-masing dokumen diserahkan kepada
PARA PIHAK.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI SOSIAL SEKRETARIS JENDERAL


KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA,

Dr. MARJUKI dr. UNTUNG SUSENO SUTARJO, M.Kes

PIHAK KETIGA PIHAK KEEMPAT

PLT. SEKRETARIS JENDERAL KEPALA BADAN PEMELIHARA


KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA
INDONESIA, REPUBLIK INDONESIA,

Drs. HADI PRABOWO, MM KOMJEN POL. Drs. PUTUT EKO


BAYUSENO, S.H.

PIHAK KELIMA

DIREKTUR KEPESERTAAN DAN PEMASARAN


BPJS KESEHATAN,

ANDAYANI BUDI LESTARI, SE, MM, AAK

16
BAB X COPY
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14

Perjanjian kerja sama ini dibuat dan ditandatangi oleh PARA PIHAK
rangkap 5 (lima) asli bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum
yang sama serta masing-masing dokumen diserahkan kepada
PARA PIHAK.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI SOSIAL SEKRETARIS JENDERAL


KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA,

Dr. MARJUKI dr. UNTUNG SUSENO SUTARJO, M.Kes

PIHAK KETIGA PIHAK KEEMPAT

PLT. SEKRETARIS JENDERAL KEPALA BADAN PEMELIHARA


KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA
INDONESIA, REPUBLIK INDONESIA,

Drs. HADI PRABOWO, MM KOMJEN POL. Drs. PUTUT EKO


BAYUSENO, S.H.

PIHAK KELIMA

DIREKTUR KEPESERTAAN DAN PEMASARAN


BPJS KESEHATAN,

ANDAYANI BUDI LESTARI, SE, MM, AAK

17
BAB X COPY
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14

Perjanjian kerja sama ini dibuat dan ditandatangi oleh PARA PIHAK
rangkap 5 (lima) asli bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum
yang sama serta masing-masing dokumen diserahkan kepada
PARA PIHAK.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI SOSIAL SEKRETARIS JENDERAL


KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA,

Dr. MARJUKI dr. UNTUNG SUSENO SUTARJO, M.Kes

PIHAK KETIGA PIHAK KEEMPAT

PLT. SEKRETARIS JENDERAL KEPALA BADAN PEMELIHARA


KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA
INDONESIA, REPUBLIK INDONESIA,

Drs. HADI PRABOWO, MM KOMJEN POL. Drs. PUTUT EKO


BAYUSENO, S.H.

PIHAK KELIMA

DIREKTUR KEPESERTAAN DAN PEMASARAN


BPJS KESEHATAN,

ANDAYANI BUDI LESTARI, SE, MM, AAK

18
BAB X COPY
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14

Perjanjian kerja sama ini dibuat dan ditandatangi oleh PARA PIHAK
rangkap 5 (lima) asli bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum
yang sama serta masing-masing dokumen diserahkan kepada
PARA PIHAK.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI SOSIAL SEKRETARIS JENDERAL


KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA,

Dr. MARJUKI dr. UNTUNG SUSENO SUTARJO, M.Kes

PIHAK KETIGA PIHAK KEEMPAT

PLT. SEKRETARIS JENDERAL KEPALA BADAN PEMELIHARA


KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA
INDONESIA, REPUBLIK INDONESIA,

Drs. HADI PRABOWO, MM KOMJEN POL. Drs. PUTUT EKO


BAYUSENO, S.H.

PIHAK KELIMA

DIREKTUR KEPESERTAAN DAN PEMASARAN


BPJS KESEHATAN,

ANDAYANI BUDI LESTARI, SE, MM, AAK

19
BAB X COPY
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14

Perjanjian kerja sama ini dibuat dan ditandatangi oleh PARA PIHAK
rangkap 5 (lima) asli bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum
yang sama serta masing-masing dokumen diserahkan kepada
PARA PIHAK.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI SOSIAL SEKRETARIS JENDERAL


KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA,

Dr. MARJUKI dr. UNTUNG SUSENO SUTARJO, M.Kes

PIHAK KETIGA PIHAK KEEMPAT

PLT. SEKRETARIS JENDERAL KEPALA BADAN PEMELIHARA


KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA
INDONESIA, REPUBLIK INDONESIA,

Drs. HADI PRABOWO, MM KOMJEN POL. Drs. PUTUT EKO


BAYUSENO, S.H.

PIHAK KELIMA

DIREKTUR KEPESERTAAN DAN PEMASARAN


BPJS KESEHATAN,

ANDAYANI BUDI LESTARI, SE, MM, AAK

20

Anda mungkin juga menyukai