Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-
Nya, maka penyusunan Nota Kesepahaman Tentang Pencegahan dan
Penanganan Pemasungan Bagi Penyandang Disabilitas Mental/Orang
Dengan Gangguan Jiwa antara Para Pihak dapat diselesaikan dan ditanda
tangani. Dalam Nota Kesepahaman ini Para Pihak sepakat menjalin,
mengembangkan, dan memberikan dukungan dalam Pencegahan dan
Penanganan Pemasungan Bagi Penyandang Disabilitas Mental/Orang
Dengan Gangguan Jiwa. Maksud dari Nota Kesepahaman ini adalah untuk
mensinergikan peran Para Pihak dalam mencegah dan menangani
Pemasungan bagi Penyandang Disabilitas Mental/Orang Dengan
Gangguan Jiwa dengan tujuan bahwa Nota Kesepahaman ini sebagai upaya
bersama Para Pihak dalam rangka melaksanakan Pencegahan dan
Penanganan Pemasungan bagi Penyandang Disabilitas Mental/Orang
Dengan Gangguan Jiwa sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing,
agar pelaksanaan lebih terpadu, terkoordinasi dan berkesinambungan.
Nota Kesepahaman ini disusun dan ditanda tangani oleh
Kementerian Sosial Republik Indonesia, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, Kepolisian
Negara Republik Indonesia dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan. Kasus pemasungan merupakan isu multisektor sehingga
membutuhkan penanganan secara terintegrasi, terkoordinasi dan
berkesinambungan. Kami menyampaikan penghargaan yang setingi-
tingginya kepada Para Pihak yang terlibat atas ide dan masukan yang
diberikan demi sempurnanya Nota Kesepahaman ini, dengan harapan Nota
Kesepahaman ini dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan dalam
menangani kasus pemasungan di seluruh wilayah Indonesia.
Nota Kesepahaman ini tentunya masih jauh dari sempurna, sehingga
dalam implementasinya masih terdapat kekurangan dan ketidaksesuaian
dalam pelaksanaan dilapangan dan diharapkan dapat memberikan kritik
dan masukan yang dapat dijadikan dasar dalam penyempurnaan Nota
Kesepahaman ini. Semoga Nota Kesepahaman ini dapat bermanfaat dalam
upaya mewujudkan Indonesia Bebas Pasung dan Gerakan Stop
Pemasungan di Indonesia dan pada akhirnya dapat membantu perwujudan
hak-hak penyandang disabilitas mental/orang dengan gangguan jiwa.
Marjuki
NOTA KESEPAHAMAN
ANTARA
DENGAN
TENTANG
1
1. Khofah Indar Parawansa, Menteri Sosial Republik Indonesia dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Sosial Republik
Indonesia, berkedudukan di Jalan Salemba Raya Nomor 28 Jakarta
Pusat, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU.
2
Untuk selanjutnya PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA, PIHAK KETIGA,
PIHAK KEEMPAT, dan PIHAK KELIMA secara bersama-sama disebut
PARA PIHAK. Berdasarkan pada hubungan lintas fungsional dalam 1 (satu)
sistem pemerintahan negara Republik Indonesia PARA PIHAK sepakat
menjalin, mengembangkan, dan memberikan dukungan dalam
Pencegahan dan Penanganan Pemasungan Bagi Penyandang Disabilitas
Mental/Orang dengan Gangguan Jiwa sesuai dengan peraturan
perundang-undangan sebagai berikut:
3
j. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 28 tahun 2016 tentang Perubahan ketiga atas
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan.
BAB I
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 1
(1) Nota Kesepahaman ini dimaksudkan untuk mensinergikan peran
PARA PIHAK mencegah dan menangani Pemasungan bagi Penyandang
Disabilitas Mental/Orang dengan Gangguan Jiwa.
(2) Tujuan Nota Kesepahaman ini sebagai upaya bersama PARA PIHAK
dalam rangka melaksanakan Pencegahan dan Penanganan
Pemasungan bagi Penyandang Disabilitas Mental/Orang dengan
Gangguan Jiwa sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing, agar
pelaksanaan lebih terpadu, terkoordinasi, dan berkesinambungan.
4
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
BAB III
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Pasal 3
(1) Dalam rangka Pencegahan dan Penanganan Pemasungan bagi
Penyandang Disabilitas Mental/Orang dengan Gangguan Jiwa, PARA
PIHAK akan melakukan tugas, fungsi, dan peran masing-masing
sesuai peraturan yang berlaku.
Pasal 4
5
Penanganan Pemasungan Bagi Penyandang Disabilitas Mental/Orang
dengan Gangguan Jiwa.
6
BAB IV
TINDAK LANJUT
Pasal 5
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 6
BAB VI
PEMBIAYAAN
Pasal 7
7
BAB VII
JANGKA WAKTU
Pasal 8
(1) Nota Kesepahaman ini berlaku selama 3 (tiga) tahun terhitung sejak
tanggal ditandatangani.
BAB VIII
KETENTUAN LAIN
Pasal 9
8
BAB IX COPY
PENUTUP
Pasal 10
PIHAK KELIMA
Direktur Utama
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan,
Fachmi Idris
9
BAB IX COPY
PENUTUP
Pasal 10
PIHAK KELIMA
Direktur Utama
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan,
Fachmi Idris
10
BAB IX COPY
PENUTUP
Pasal 10
PIHAK KELIMA
Direktur Utama
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan,
Fachmi Idris
11
BAB IX COPY
PENUTUP
Pasal 10
PIHAK KELIMA
Direktur Utama
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan,
Fachmi Idris
12
BAB IX COPY
PENUTUP
Pasal 10
PIHAK KELIMA
Direktur Utama
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan,
Fachmi Idris
13
Perjanjian Kerjasama
PERJANJIAN KERJASAMA
ANTARA
DENGAN
TENTANG
Pada hari ini Senin tanggal 5 (lima) bulan Juni tahun dua ribu tujuh belas,
bertempat di Jakarta, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. DR. Marjuki, selaku Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial dalam hal
ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Sosial Republik
Indonesia, berkedudukan di Jalan Salemba Raya Nomor 28 Jakarta
Pusat, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU.
1
2. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes, selaku Sekretaris Jenderal
Kementerian Kesehatan dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, berkedudukan di Jalan
H.R. Rasuna Said Blok X 5 Kav. 4 – 9, Jakarta Selatan, selanjutnya
disebut sebagai PIHAK KEDUA.
3. Drs. Hadi Prabowo, selaku PLT. Sekretaris Jenderal Kementerian
Dalam Negeri dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, berkedudukan di Jalan
Medan Merdeka Utara Nomor 7 Jakarta Pusat, selanjutnya disebut
sebagai PIHAK KETIGA.
4. Komisaris Jenderal Polisi Drs. Putut Eko Bayuseno, SH, selaku
Kepala Badan Pemelihara Keamanan Kepolisian Negara Republik
Indonesia dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kepolisian
Negara Republik Indonesia berdasarkan Surat Perintah Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: Sprin/2204/VIII/2017
tanggal 22 Agustus 2017 tentang Penunjukan dan Pendelegasian
Wewenang Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama, berkedudukan di
Jalan Trunojoyo Nomor 3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, selanjutnya
disebut sebagai PIHAK KEEMPAT.
5. Andayani Budi Lestari, SE, MM, AAK, selaku Direktur Kepesertaan
dan Pemasaran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan, berkedudukan di Jalan Letjen Suprapto
Kavling 20 Nomor 14 Cempaka Putih Jakarta Pusat, selanjutnya disebut
sebagai PIHAK KELIMA.
2
a. bahwa PARA PIHAK telah menandatangani Nota Kesepahaman Nomor:
01 Tahun 2017 tanggal 9 Januari 2017, Nomor:
HK.03.01/Menkes/28/2017 tanggal 10 Januari 2017, Nomor:
03/MOU/0117 tanggal 24 Januari 2017, Nomor: B/18/II/2017 tanggal
10 Februari 2017 dan Nomor: 440/899/SJ tanggal 16 Februari 2017
tentang Pencegahan dan Penanganan Pemasungan bagi Penyandang
Disabilitas Mental/ Orang Dengan Gangguan Jiwa.
b. bahwa PARA PIHAK sepakat membuat Perjanjian Kerjasama tentang
Pencegahan dan Penanganan Pemasungan bagi Penyandang Disabilitas
Mental/ Orang Dengan Gangguan Jiwa.
BAB I
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 1
(2) Perjanjian kerja sama ini bertujuan untuk melaksanakan gerakan stop
pemasungan menuju Indonesia Bebas Pasung tahun 2030.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
3
BAB III
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Pasal 3
4
Pasal 4
Pasal 5
5
penyandang disabilitas mental/orang dengan gangguan jiwa.
3. Melakukan sinkronisasi, harmonisasi program dan kegiatan terkait
pencegahan dan penanganan pemasungan bagi penyandang disabilitas
mental/orang dengan gangguan jiwa masuk dalam dokumen
perencanaan dan penganggaran daerah.
4. Penguatan peran Lembaga Kemasyarakatan Desa dalam pencegahan
dan penanganan pemasungan bagi penyandang disabilitas
mental/orang dengan gangguan jiwa.
5. Mendorong Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kabupaten/kota
guna membantu menerbitkan dokumen kependudukan melalui
penjangkauan terhadap korban pasung di masyarakat maupun di
panti.
6. Menerbitkan surat edaran dalam rangka mendorong percepatan
gerakan stop pemasungan.
Pasal 6
6
Pasal 7
BAB IV
PEMBIAYAAN
Pasal 8
BAB V
JANGKA WAKTU
Pasal 9
(1) Perjanjian kerja sama ini berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak
ditandatanganinya perjanjian kerja sama ini dan dapat diperpanjang
atas kesepakatan PARA PIHAK.
(2) Perpanjangan perjanjian kerja sama sebagai mana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan koordinasi paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum perjanjian
kerja sama berakhir.
7
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 10
BAB VII
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 11
BAB VIII
KOORDINASI
Pasal 12
kepesertaan@bpjs-kesehatan.go.id
BAB IX
KETENTUAN LAIN
Pasal 13
Hal lain yang belum diatur dalam perjanjian kerja sama ini akan diatur
kemudian oleh PARA PIHAK dalam perjanjian kerja sama tambahan
(Addendum) atau perubahan (Amandemen) yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari perjanjian kerja sama ini.
15
BAB X COPY
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Perjanjian kerja sama ini dibuat dan ditandatangi oleh PARA PIHAK
rangkap 5 (lima) asli bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum
yang sama serta masing-masing dokumen diserahkan kepada
PARA PIHAK.
PIHAK KELIMA
16
BAB X COPY
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Perjanjian kerja sama ini dibuat dan ditandatangi oleh PARA PIHAK
rangkap 5 (lima) asli bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum
yang sama serta masing-masing dokumen diserahkan kepada
PARA PIHAK.
PIHAK KELIMA
17
BAB X COPY
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Perjanjian kerja sama ini dibuat dan ditandatangi oleh PARA PIHAK
rangkap 5 (lima) asli bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum
yang sama serta masing-masing dokumen diserahkan kepada
PARA PIHAK.
PIHAK KELIMA
18
BAB X COPY
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Perjanjian kerja sama ini dibuat dan ditandatangi oleh PARA PIHAK
rangkap 5 (lima) asli bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum
yang sama serta masing-masing dokumen diserahkan kepada
PARA PIHAK.
PIHAK KELIMA
19
BAB X COPY
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Perjanjian kerja sama ini dibuat dan ditandatangi oleh PARA PIHAK
rangkap 5 (lima) asli bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum
yang sama serta masing-masing dokumen diserahkan kepada
PARA PIHAK.
PIHAK KELIMA
20