Anda di halaman 1dari 68

KEBIJAKAN KEMENTERIAN SOSIAL DALAM PERLINDUNGAN SOSIAL

PENYANDANG DISABILITAS MENTAL


DI INDONESIA
Dra. EVA RAHMI KASIM,MDS
Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas
Kementerian Sosial RI
Dasar Hukum Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas
q UU No 19 Tahun 2011 tentang pengesahan Convention on the Rights of Persons with Disabilities
q UU Nomor 08 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabiiltias

11 Peraturan Turunan UU No 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas


No. Judul Peraturan Pelaksanaan Status
1. PP tentang Perencanaan, pelaksanaan, dan Evaluasi Penghormatan, Sudah disahkan melalui PP No. 70 Tahun 2019
Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas
2. PP tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial bagi Penyandang Disabilitas Sudah disahkan melalui PP No. 52 Tahun 2019

3. PP tentang Akomodasi yang Layak untuk Peserta Didik Penyandang Disabilitas Sudah disahkan melalui PP No. 13 Tahun 2020

4. PP tentang Akomodasi yang Layak dalam Proses Peradilan bagi Penyandang Sudah disahkan melalui PP No. 39 Tahun 2020
Disabilitas
5. PP tentang Aksesibilitas terhadap Pemukiman, Pelayanan Publik dan Sudah disahkan melalui PP No. 42 Tahun 2020
Perlindungan dari Bencana bagi Penyandang Disabilitas
6. Perpres tentang Tata Cara Pemberian Penghargaan dalam Penghormatan, Sudah disahkan melalui Perpres No. 67 Tahun 2020
Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas
7. Perpres tentang Komisi Nasional Disabilitas Sudah disahkan melalui Perpres No. 68 Tahun 2020

8. Permensos tentang Penerbitan Kartu Penyandang Disabilitas Sudah disahkan melalui Permensos No. 21 Tahun 2017
(sedang dalam proses revisi)
9. PP tentang Unit Layanan Disabilitas di Bidang Ketenagakerjaan Sudah disahkan melalui PP No. 60 Tahun 2020
10. PP tentang Habilitasi dan Rehabilitasi Sudah disahkan melalui PP No. 75 tahun 2020
11. PP tentang Konsesi dan Insentif Sedang dalam pengkajian Kemenkeu
PENYANDANG
DISABILITAS
FAKTOR PENYEBAB FAKTOR PENYEBAB
SEJAK LAHIR TIDAK SEJAK LAHIR

PD FISIK PD INTELEKTUAL PD MENTAL PD SENSORIK PD GANDA/MULTI

1. Fisik dan Mental


1. Amputasi
2. Lumpuh layu 1. Lambat belajar 1. Skizoprenia 1.Netra 2.
3.
Fisik dan Intelektual
Fisik dan Sensorik
2. Grahita 2. Bipolar
3. Paraplegi
3. Depresi
2.Rungu 4. Sensorik dan Mental
4. Cerebralpalsy 3. Down
4. Anxietas 3.Wicara 5. Intelektual dan
5. Stroke Syndrome Sensorik
6. Kusta
5. Gangguan 4.Rungu 6. Mental dan
Kepribadian Intelektual
7. Orang kecil
6. Autis
Wicara 7. Fisik, Mental dan
7. Hiperaktif Sensorik
8. Fisik, Intelektual dan
Sensorik
PARADIGMA UU PENYANDANG DISABILITAS DI INDONESIA

UU No 4/1997 Tentang Penyandang Cacat UU No 8/2016 Tentang Penyandang Disabilitas

Objek Subjek

Human Right-base
Charity-base Perubahan
paradigma
Inklusif
Perlakuan Khusus
Multi Sektor
Sektor Sosial
Kementerian bidang sosial,
Kementerian Bidang pendidikan, kesehatan,
Sosial infrastruktur, transportasi,
tenaga kerja, peradilan, dll

Kebijakan Program Kegiatan


DASHBOARD BUSINESS INTELLIGENCE
SIKS-NG PENYANDANG DISABILITAS

Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial R.I


DASHBOARD BUSINESS INTELLIGENCE SIKS-NG
PENYANDANG DISABILITAS

Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial R.I


DASHBOARD BUSINESS INTELLIGENCE
SIKS-NG PENYANDANG DISABILITAS

Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial R.I


PENGUATAN INTEGRASI BANTUAN SOSIAL
Balai/ LKS Berperan Strategis Dalam Perluasan
Layanan Sosial Bagi Penduduk Keterkaitan dengan
Bansos & Program Lain
Redefinisi Peran Pusat-Daerah & Penguatan Balai

Penguatan skema layanan dan rujukan

• Layanan rehabilitasi continuum care. • Memperjelas kewenangan Balai/Panti/LKS, di Pusat • Mekanisme rujukan yang lancar dan
• Peningkatan cakupan & standar kualitas dan Daerah. cepat.
layanan, peksos, & LKS. • Memperkuat skema pendampingan masyarakat, • Mengelola kegiatan kondisionalitas
• Pengembangan fungsi manajemen kasus & khususnya bagi para pekerja sosial. PKH, untuk Lansia dan Penyandang
layanan terpadu. • Meningkatkan kualitas pelayanan serta sarana- Disabilitas.

• Pembangunan basis data yang universal prasarana layanan sosial. • Keterkaitan dengan program lain
serta perbaikan penargetan, dan perluasan • Menghubungkan layanan sosial oleh Pemda dan terutama terkait Kesehatan,
akses NIK bagi kelompok rentan. Pemerintah Pusat melalui skema centerlink sebagai pendidikan, ketenagakerjaan dan akses
tempat rujukan. permodalan koperasi serta UKM.

8
Isu-Isu yang terkait dengan PDM/ODGJ

ODGJ yang terlantar yang


disebabkan :
A
Keluarga melakukan pengabaian Ketidaktahuan
karena menjadi beban keluarga
B Keterampilan keluarga
rendah dalam perawatan
karena ketidaktahuan

ODGJ yang dipasung yang


disebabkan : D Upaya Pengamanan Sementara
Keputusasaan keluarga Langkah cepat dalam
karena tidak dapat pengamanan supaya ODGJ
mengakses bantuan dan
layanan yang dibutuhkan C tidak membahayakan diri
sendiri dan orang lain
Permasalahan PenangananPDM/ODGJ

Sistem rehabilitasi psikiatri


dan sosial yang terintegrasi dan Terbatasnya RSJ/RSU
berkesinambungan belum dengan layanan jiwa
terbangun dengan baik

Stigma masyarakat Terbatasnya ketersediaan


bahwa obat bagi ODGJ/ Sistem
ODGJ tidak bisa ditangani penyediaan obat yang
menyulitkan untuk diakses

Peran daerah belum didukung Terbatasnya Rumah


sumber daya dan dana yang Perlindungan Sosial di
memadai daerah
UPAYA KEMENSOS DALAM ANTISIPASI
PELANGGARAN HAMBAGI PD MENTAL

Perlindungan
Akreditasi Sosial Pencegahan
Akreditasi Lembaga oleh Perlindungan sosial bagi PDM di Regulasi : Permensos No 12
Badan Akreditasi Lembaga di dalam LKS dan di Masyarakat Tahun 2018 tentang Pencegahan
Bidang Kesejahteraan Sosial berupa pemberian bantuan dan Penanganan Pemasungan,
(BALAKS) Kementerian Sosial ASPD, pemberian bantuan MoU dan PKS dengan 3
sembako (Jabodetabek), Kementerian dan 2 Lembaga
pemberian bantuan BST (Non terkait pencegahan dan
Jabodetabek). penanganan pemasungan

Fungsi Balai Penguatan


Optimalisasi fungsi BRSPDM Penguatan Lembaga melalui
sebagai Lembaga percontohan, pemberian bantuan Operasional
pusat penguatan kelembagaan , bagi LKS
pusat pengembangan model
layanan, dsb
ARAH & KEBIJAKAN
ASISTENSI REHABILITASI SOSIAL (ATENSI)
PENYANDANG DISABILITAS
DASAR HUKUM
ASISTENSI REHABILITASI SOSIAL (ATENSI)

12 Bab
PERATURAN MENTERI SOSIAL RI 47 Pasal
NOMOR 16 TAHUN 2020
TENTANG
ASISTENSI REHABILITASI SOSIAL BAB I KETENTUAN UMUM
BAB II PROGRAM REHABILITASI SOSIAL
Pasal 5 BAB III PELAKSANAAN ATENSI
(1) Pelaksanaan ATENSI sebagaimana BAB IV SERASI
dimaksud dalam Pasal 4 dilakukan BAB V PENDAMPING REHABILITASI SOSIAL
oleh balai besar/balai/loka BAB VI PENDATAAN
Rehabilitasi Sosial. BAB VII TANGGUNG JAWAB
BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
(2) Dalam melaksanakan ATENSI
BAB IX PEMANTAUAN DAN EVALUASI
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), balai besar/balai/loka dapat BAB X PELAPORAN
bermitra dengan unit pelaksana BAB XI PENDANAAN
teknis daerah dan LKS. BAB XII KETENTUAN PENUTUP
KEBIJAKAN TEKNIS

1. Penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak Penyandang Disabilitas;


2. Penguatan sistem rehabilitasi sosial yang terintegrasi dengan jaminan sosial,
pemberdayaan sosial & perlindungan sosial penerima manfaat;
3. Perluasan jangkauan rehabilitasi sosial penerima manfaat berbasis keluarga,
komunitas dan/atau residensial;
4. Penguatan kapasitas & kelembagaan Balai Rehabsos dan LKS;
5. Peningkatan kampanye sosial melalui kampanye pencegahan, publikasi,
sosialisasi, edukasi dan penyebarluasan informasi program rehabilitasi sosial
di seluruh sektor dan masyarakat;
6. Peningkatan peran masyarakat dan swasta dalam pelayanan rehabilitasi sosial.
7. Sinkronisasi Data PD
PROGRAM REHABILITASI SOSIAL

7 Layanan Tidak Langsung 7 Layanan Langsung

melalui PROGRAM REHSOS melalui ATENSI

oleh Direktorat & Sekretariat oleh Balai Besar/Balai/Loka

1. Kampanye sosial melalui kampanye 1. Dukungan pemenuhan hidup


pencegahan masalah sosial, publikasi layak;
edukasi, sosialisasi, dan perluasan 2. Perawatan sosial dan/atau
informasi; pengasuhan anak;
2. Bimbingan teknis kompetensi bagi 3. dukungan keluarga;
pengelola dan pendamping rehabilitasi 4. Terapi (fisik, psikososial, dan terapi
sosial; mental spiritual);
3. Refleksi kebijakan; 5. Pelatihan vokasional dan
4. Supervisi, monev, serta pelaporan; pembinaan kewirausahaan;
5. Perumusan pedoman umum dan 6. Bantuan sosial dan asistensi
pedoman operasional; sosial; dan
6. Rakortek; dan 7. Dukungan aksesibilitas.
7. Advokasi sosial.
PROSES REHABILITASI BAGI PDM/ODGJ

FASE AKUT FASE STABILISASI FASE PEMELIHARAAN

Rehabilitasi Psikiatri di Rehabilitasi Psikiatri dan ATENSI di Balai Kemensos è mencapai


Falsilitas Layanan Rehabilitasi Sosial pada keberfungsian sosial individu
Kesehatan (RSJ, RSU Rumah Antara di Fasilitas (ODGJ)/keluarga, dan komunitas dalam :
Poli Jiwa, Puskesmas, dll Kesehatan Jiwa atau Rumah § Memenuhi kebutuhan dan hak dasar
è Proses pemulihan Perlindungan Sosial è § Melaksanakan tugas dan peranana
gejala Melatih ODGJ untuk sosial
manajeman gejala dan § Mengatasi masalah dalam kehidupan
kepatuhan minum obat
ATENSI di Panti Daerah/LKS sebagai mitra
dan kepanjangan tangan Balai Kemensos.
Apa yang dimaksud ATENSI?
(Asistensi Rehabilitasi Sosial)

3 Pendekatan 7 Kegiatan
…layanan Rehsos yang … melalui kegiatan (1) dukungan
menggunakan pendekatan
pemenuhan hidup layak, (2)
berbasis keluarga, komunitas,
perawatan sosial dan/atau
dan/atau residensial
pengasuhan anak, (3) dukungan
secara dinamis, integrative dan keluarga, (4) terapi (fisik,
komplementari psikososial, mental spiritual), (5)
pelatihan vokasional & pembinaan
kewirausahaan, (6) bantuan dan
asistensi sosial, serta (7)
dukungan aksesibilitas.
TUJUAN PROGRAM
Keberfungsian Sosial Tujuan Umum
Pasal 1 ayat (3) UU No. 14 tahun 2019 Pekerjaan Sosial

Suatu kondisi yang memungkinkan individu, Meningkatkan kemampuan inidvidu,


keluarga, kelompok, dan masyarakat mampu keluarga dan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan dan hak dasarnya, memenuhi kebutuhan dasar,
melaksanakan tugas dan peranan sosialnya, serta melaksanakan tugas dan peranan
mengatasi masalah dalam kehidupannya. sosial, serta mengatasi masalah
dalam kehidupannya.

Tujuan Khusus
1. Meningkatnya Penerima Manfaat yang dapat memenuhi kebutuhan dasar.
• mampu melakukan perawatan diri (ADL).
• Mampu menghadapi masalah social psikologis.
• mampu melakukan aktualisasi diri sesuai potensi yang dimiliki.
• Mampu kembali ke keluarga.
2. Meningkatnya keluarga penerima manfaat yang mampu melaksanakan perawatan/ pengasuhan/ perlindungan
sosial A child found, a family reunited
3. Meningkatnya Komunitas/ LKS yang mampu melaksanakan Asistensi Rehabilitasi Sosial.
http://unicefindonesia.blogspot.com/2018/10/a-child-found-family-reunited.html
4. Meningkatnya SDM yang mampu melaksanakan Asistensi Rehabilitasi Sosial
Perubahan Paradigma Layanan
Pelayanan sosial sektoral/ Pelayanan sosial terpadu dan
fragmentaris, berkelanjutan (one stop service/ Single
Window Service) à Centrelink/ SERASI,

Jangkauan pelayanan sosial Menjangkau seluruh warga yang


terbatas & eksklusif mengalami masalah sosial (universal
approach) & strategi inklusif
Sistem dan program rehabilitasi
Merespon masalah yang aktual sosial/kesejahteraan yang komprehensif,
secara reaktif , terstandarisasi (terakreditasi),
melembaga dan professional, serta
mengutamakan pencegahan
Fokus pada pelayanan berbasis Mengedepankan peran dan tanggung jawab
institusi/ panti sosial, keluarga dan masyarakat & layanan sosial
dalam Lembaga bersifat temporer
SDM berbasis Voluntarism SDM berbasis Profesionalism
21
(tersertifikasi)
KERANGKA MANAJEMEN
ASISTENSI REHABILITASI SOSIAL

Kebijakan dan Program

Intake & Enggagement


Akses, Rujukan dan (Pendekatan Awal Pengumpulan
Penjangkauan & Kesepakatan) Data dan Asesmen
Komprehensif

Kelompok/ Komunitas
Pendekatan Pasca Layanan & Terminasi
o Holistik Keluarga Kepentingan
o Berbasis Hak terbaik bagi
o Berbasis Keluarga Penerima
dan Masyarakat Monitoring & Evaluasi, Individu Manfaat
o Multidisiplin

Implementasi & Supervisi Rencana pelayanan/


Perencanaan Intervensi

Lembaga/Organisasi
Sumber (diadaptasi dengan perubahan) : Alternative care for shildren without primary caregivers in tsunami-affected countries, 2006
BISNIS PROSES
ASISTENSI REHABILITASI SOSIAL
(ATENSI)

PERENCANAAN
ATENSI

Pasal 7 Ayat (2) UU 11/2009 Kesejahteraan


Sosial juncto Pasal 5 Ayat (1) PP 39/2012 Berbasis Berbasis
Keluarga Komunitas
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial
(Peksos, TKS, (LKS, IPWL,
Relawan Sosial) LPKSA,
PENDEKATAN & ASESMEN PUSAKA) PASCALAYANAN
AKSES IMPLEMENTASI MONEV
KESEPAKATAN KOMPREHENSIF DAN TERMINASI

Berbasis Residensial
Rehabilitasi Sosial dapat dilaksanakan (Balai besar, Balai, Loka,
Panti)
secara persuasif, motivatif,
koersif, baik dalam keluarga,
masyarakat maupun panti sosial. SUPERVISI

Dasar hukum : Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial Pasal 7 Ayat (3)
o Pemetaan Sistem Sumber (penyedia layanan)
o Rencana ATENSI (Asistensi Rehabilitasi Sosial) DUKUNGAN KELUARGA SECARA INTENSIF
Temporary o Mediasi keluarga
MEKANISME o Kesepakatan Bersama o Menjaga keutuhan keluarga
o Reunifikasi (Orangtua, Keluarga, Kerabat)
ASISTENSI REHSOS o Lingkar dukungan antar keluarga
PERENCANAAN
o Dukungan komunitas (PUSAKA, Paguyuban)
ATENSI
ASESMEN KOMPREHENSIF (PD dan siginificant LAYANAN DI LUAR KELUARGA INTI
others)
o Keluarga Pengganti
(Medis, Legal, Fisik, Psikososial, Mental, Spritual, Minat
Berbasis o Lembaga Rujukan berbasis Temporary Shelter
dan Bakat/ Potensi, penelusuran keluarga)
Keluarga Berbasis (LKS, Fasilitas Kesehatan)
(Peksos, TKS, o Advokasi
ASESMEN BERKELANJUTAN Komunitas
Relawan Sosial)
(LKS)
PENDEKATAN & ASESMEN PACSA LAYANAN
FASILITASI IMPLEMENTASI MONEV
KESEPAKATAN KOMPREHENSIF DAN TERMINASI
AKSES
RUJUKAN MONITORING Exit Strategi
ASESMEN AWAL
Perorangan, o Triwulan 1
Verifikasi Kasus Berbasis Residensial
Kepolisian
(Home Visit,
o Triwulan 2
Rumah Sakit, Panti (Balai/Loka/ o Triwulan 3
Lembaga, Ruang Panti)
Sosial, LKSA
Publik,dll)
Sinkronisasi EVALUASI
LAPORAN o Eval
RESPON DARURAT Pelaksanaan
Contact Centre,
Penyelamatan, PelayananBerbasis SUPERVISI Pre-test
Hotline
Medis, Psikologis o Eval Post
Datang Sendiri, Centrelink
Media Online, Test
KESEPAKATAN
LKSA Area Sasaran Asesmen, Perencanaan, Implementasi dan Supervisi
AWAL
Inform consent,
PENJANGKAUAN 1. Dukungan Pemenuhan Hidup Layak 4. Terapi (fisik, psikososial, mental spiritual)
Persetujuan
Pekerja Sosial,
Keluarga/ Orangtua/
TRC, TKSK, PSM, 2. Perawatan Sosial dan/atau Pengasuhan Anak 5. Pelatihan Vokasional dan Pembinaan Kewirausahaan
wali
Pendamping Sosial
lainnya (PKH, 3. Dukungan Keluarga 6. Bantuan dan Asistensi Sosial 7. Dukungan Aksesibilitas
BSP)
Skema ATENSI
Terintegrasi dengan Berbagai Program Kesos
KUBE
Kelompok Usaha Bersama

KEWIRAUSAHAAN
SOSIAL Pusat
Investasi
Pemerintah
Pemberdayaan Sosial

eligible UMi
Kredit Ultra Mikro
Kredit
Usaha
Rakyat
KUR
KIP PBI-JKN

Skema Pendanaan
Lainnya

PASCALAYANAN MONEV RTLH


DAN TERMINASI
Bantuan Sosial
PLATFORM DIGITAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS

www.creativedisabilitiesgallery.com
LOGICAL FRAMEWORK ASISTENSI REHABILITASI SOSIAL

SITUASI INPUT AKTIVITAS SUBYEK OUTPUT OUTCOME/KINERJA

§ Pelayanan sosial • Peraturan 1. Jumlah PM 1. % PM yang terpenuhi


Asistensi
fragmentaris, dan Individu PM memperoleh ATENSI kebutuhan dasarnya.
Rehabilitasi Sosial • % PM yang mampu
jangkauan terbatas pedoman 2. Jumlah keluarga PM
(ATENSI) melakukan perawatan
(narrow targeting) & • Anggaran yang dilibatkan dalam
1. Pemenuhan hidup ATENSI diri (ADL).
exclusion (APBN, • % PM yang mampu
layak; 3. Jumlah
§ Merespon masalah APBD, LKS, 2. Perawatan dan Keluarga PM kelompok/komunitas/ menghadapi masalah
aktual secara reaktif Donasi) pengasuhan LKS yang sosial psikologis.
(kuratif dan • SDM Pusat, 3. Dukungan keluarga; melaksanakan ATENSI • % PM yang mampu
Pemda, 4. Terapi fisik, Kelompok/ 4. Jumlah SDM yang melakukan aktualisasi
rehabilitatif) psikososial, dan
LKS, Komunitas/LKS mendampingi ATENSI diri sesuai potensi yang
§ Fokus pada mental spiritual; dimiliki.
relawan 5. Pelatihan vokasional
setempat
pelayanan berbasis • % PM yang kembali ke
• Sarpras dan pembinaan keluarga.
institusi/ panti.
• Peralatan& kewirausahaan; 2. % KPM yang mampu
§ Fungsi terbatas 6. Bantuan dan asistensi SDM Pusat,
teknologi melaksanakan
sosial; dan Pemda, & LKS
pada single layanan/ • Monev/ pengasuhan/ perlindungan
layanan kepada 7. Dukungan
Riset social
aksesibilitas. 3. % Komunitas/ LKS yang
keluarga dan
masyarakat terbatas mampu melaksanakan
Peningkatan ATENSI.
§ Pengalaman praktisi kapasitas Pemda, 4. % SDM yang mampu
kemanusiaan LKS, SDM melaksanakan ATENSI.
Kampanye Nasional
PD
Sinergi sistem dukungan dari Pemerintah Pusat, Provinsi, Kab/Kota
Terhadap Asistensi Rehabilitasi Sosial

APBN Kemensos & KL (makro)


Regulasi Nasional, NSPK,
Sinergi Kebijakan & Program
Akreditasi & Sertifikasi

Dinsos & Pemda Provinsi (Mezo)


STRUKTURAL
Pendekatan
Regulasi Regional,
Sinergi Program & Kegiatan

APBD
Dinsos & Pemda Kab/Kota (mikro)
Regulasi Regional,
Sinergi Kegiatan dan SMEP
Family Community
Swadaya Based
Care
based care

Masyarakat Pendekatan FUNGSIONAL


Residential
(Dinamis, Integrative, Complementary
Based Care
Berbasis Case management)
ATENSI BERBASIS KELUARGA

“ Keluarga

adalah unit terkecil dalam masyarakat dan merupakan lembaga sosialisasi pertama serta utama
dalam masyarakat yang mempunyai peranan penting dalam mewujudkan kesejahteraan anggotanya

1. Keluarga menjadi tempat untuk memenuhi kebutuhan


fisik dan psikis;
2. Keluarga tempat berlindung yang utama;
3. Keluarga tempat penerima manfaat untuk
menjalankan peran dan mengaktualisasikan dirinya
4. Keluarga yang baik, harmonis dan bahagia dapat meningkatkan
kualitas kesejahteraan sosial penerima manfaat;
5. Keluarga yang tidak peduli, tidak harmonis, dan penuh konflik akan
beresiko bagi kesehatan fisik dan psikis penerima manfaat;
6. Keluarga tempat terbaik bagi penerima manfaat.
Maka, dukungan keluarga harus diperkuat,
agar terwujudnya pemenuhan hak dan kebutuhan penerima manfaat
DUKUNGAN KELUARGA SECARA INTENSIF

HOME CARE: Family Preservation :


Home Visit, Terapi Psikososial Family Dialogue, Family Mediation

INTENSIVE
FAMILY
SUPPORT

Parenting Skills/ Konseling Keluarga


Psikoedukasi
ATENSI BERBASIS KOMUNITAS

“ Setiap masyarakat mempunyai potensi untuk mengatasi


masalah kesejahteraan sosial yang ada secara mandiri
dengan mengorganisisr diri untuk mengelola sumber daya
manusia, alami dan sosialnya.

1. Komunitas merupakan lingkungan terdekat bagi penerima


manfaat dalam pemenuhan kebutuhan fisik dan psikis;
2. Komunitas yang memiliki kesadaran bersama akan
melindungi penerima manfaat dari kerentanan, stigma dan
diskriminasi;
3. LKS menjadi penggerak utama bagi keluarga dan
komunitas untuk mendampingi/ merawat Penerima
Manfaat;
4. Komunitas adalah yang terdekat dengan keluarga
penerima manfaat. Maka, komunitas harus dikuatkan
melalui LKS agar lebih sensitif dan responsif dalam
mencegah dan menyelesaikan permasalahan yang
dialami penerima manfaat .
LKS Memiliki Peran Penting dalam Penguatan Sistem Layanan Sosial di Masyarakat

• Rehsos menyediakan
layanan sesuai proses
REHSOS
penargetan dan informasi PERLINDUNGAN,
di lapangan. PENCEGAHAN, REHABILITASI, • PENARGETAN
DAN CONTINUUM CARE PROGRAM &
• Bansos melalui program LAYANAN &
yang ada. Proses rujukan PEMUTAKHIRAN
REKOMENDASI
lancar dan responsif. KEBIJAKAN
DATA
RUJUKAN KE • DTKS/ Register
• Balai memberikan LINJAMSOS, PFM, K/L Sosial
masukan praktik baik dan Centerlink LAIN UNTUK: • SILANI
kebutuhan kualifikasi. • SIM PD
• PROGRAM • Sumber data lain
LKS SEMBAKO
BALAI REHSOS
PEKERJA SOSIAL • PKH/PIP • FUNGSI HUB
KONTROL & UPDATING • VOKASI LAYANAN/CASE
KUALIFIKASI • KUR/UMI MANAGER
• PROGRAM LAIN • SLRT
• Puskesos
SERTIFIKASI;
PENINGKATAN PENDUDUK RENTAN
KAPASITAS DI FASILITAS & KOMUNITAS 24
32
ATENSI BERBASIS RESIDENTIAL CARE “
“ Pelayanan berbasis institusi/ residensial merupakan alternatif terakhir setelah
pelayanan berbasis keluarga dan komunitas.

1. Layanan residential melalui Balai Rehsos, Panti Rehsos atau LKS menjadi
kebutuhan bagi penerima manfaat yang tidak memiliki keluarga atau
ditelantarkan oleh keluarga atau keluarga yang tak mampu mengasuh
penerima manfaat karena permasalahan ekonomi dan sosial;
2. Perawatan/ Pengasuhan di Panti atau LKS dapat menjamin kualitas
kesejahteraan sosial bagi terpenuhinya kebutuhan fisik, psikologis dan
sosial penerima manfaat yang dilaksanakan secara temporer;
3. Layanan Residensial adalah alternatif terakhir.
Maka, UPT Pusat/ Balai sebagai centrelink/ SERASI harus
memfokuskan pelayanannya kepada meningkatkan kapasitas UPT Daerah
& LKS agar lebih bisa memfokuskan kegiatannya pada penguatan
dukungan keluarga agar penerima manfaat terlantar/rentan/berkebutuhan
khusus dapat sesegera mungkin kembali kepada keluarga.
Contoh Model Peran Balai/ Panti dalam Rehabilitasi Sosial Disabilitas ke Depan
PENDAMPINGAN Home care

Perawatan Day care


Sosial
Nursing care

Long Term Care


Lembaga OKUPASI
Kapabilitas Integrasi
Layanan Dukungan Insentif melalui
pelatihan bagi
Rehabilitasi Keluarga
keluarga
Sosial –
VOKASI
SERASI Fisik
Kapasitas
Keluarga (Centrelink)
Psikososial
Terapi
Mental Spiritual
Sertifikasi Pekerja Akreditasi Lembaga
Sosial Kesejahteraan Sosial Keterampilan

KONDISI PERLU
Kompetensi dan STANDAR Pelibatan Kerja sama lintas Pencegahan, Sistem
Sinkronisasi Integrasi Akreditasi
Sertifikasi Pekerja PELAYANAN Keluarga dan sektor di pusat & 5 Penjangkauan, Rujukan dan
Regulasi Basis Data Lembaga
Sosial MINIMAL Masyarakat daerah 2 Intervensi Dini Tindak Lanjut
3
Perubahan Paradigma : Fungsi LKS/ Balai/ Loka
KONDISI SAAT INI KONDISI YANG DIHARAPKAN
Fungsi terbatas, hanya § Multifungsi bagi anak, perempuan, lansia, disabilitas, korban
melayani kategori tertentu napza (satu rumpun karakteristik masalah/ sasaran & multiple
(misal PSAA, BRS PD SN, metode) à children centre, woman centre, elderly centre, disable
BRS Watunas, dll) centre, drug & narcotic rehabilitation centre à national centre link

Longterm care § Temporary shelter & early intervention berbasis managemen


kasus
Layanan kepada keluarga
dan masyarakat terbatas, § Pusat layanan kepada keluarga (family support) dan komunitas
serta dikotomi panti versus (participatory community empowerment), sementara
non panti Balai/LKS berfungsi sebagai temporary shelter berjejaring
dengan unit-unit layanan (back office)
Pengalaman praktisi
kemanusiaan § Praktek Pekerjaan Sosial Profesional (outreaching, tracing, daycare,
social assistance, home visit, family mediation, family support, family
preservation, family reunification/ reintegration, community development,
sosialisasi/ awareness raising, kampanye sosial, dll.) 35
Rancangan "SERASI” untuk Layanan Sosial Integratif
Dinas Dinas Warga
TANPA CENTERLINK Kesehatan Sosial
Dinas dihadapkan
BEROBAT pada Multi-
Pendidikan
PKH Birokrasi
Dinas
BPNT/ BSP Ketenaga- untuk
PEKERJAAN kerjaan / mengakses
RUMAH TINGGAL LAYAK HUNI Dinas Terkait UMKM multi-
PUPR Dinas layanan
DOKUMEN ADMINDUK Dukcapil
sosial

ADA CENTERLINK Dinas


Kesehatan Warga cukup
CENTRELINK
Dinas datang ke
SYSTEM
APAPUN Sosial Dinas CENTRE LINK
KELUHAN NYA PENGHUBUNGNYA Pendidikan untuk
SERASI
mengak-ses
(Balai) Dinas Dinas
Ketenagakerjaan Terkait multi-
PUPR layanan
Lembaga/Organisasi Non-
Pemerintah Daerah (Non-OPD)
Dinas Dukcapil
5
SERASI (sentra Layanan Sosial)
MISI
• As “the face of” Indonesian Government
Memudahkan akses warga negara terhadap layanan asistensi
• Kantor juru bayar pemerintah untuk
rehabilitasi sosial (ATENSI) pemerintah dan komunitas guna
pembayaran manfaat perlindungan sosial bagi
meningkatkan kapasitas personal dan ketahanan keluarga agar PPKS
penduduk miskin dan rentan, terutama mereka
terpenuhi hak dasarnya dan dalam perlindungan keluarga.
yang mengalami goncangan, krisis, atau
transisi/perubahan besar dalam hidup, termasuk VISI
korban Covid-19.
Excellent dalam penyediaan layanan asistensi rehabilitasi
• Penyedia layanan rehabilitasi sosial integratif sosial (ATENSI) pemerintah dan komunitas bagi setiap warga
pemerintah bagi para pemerlu pelayanan negara yang memerlukan pelayanan sosial.
kesejahteraan sosial (PPKS) secara langsung
dan/atau melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial NILAI
(Community Services Organization)
• Keluarga tempat terbaik bagi PPKS. Maka, ketahanan keluarga
harus diperkuat, agar anggota keluarga dapat dicegah menjadi
Ditjen Rehsos-Kemensos PPKS.
• Bertanggungawab atas pengembangan • Komunitas adalah yang terdekat dengan keluarga PPKS. Maka,
kebijakan, penetapan standar, peningkatan komunitas (terutama Toga, Tomas, & figur kunci lainnya di
kapasitas, dan supervisi pelayanan. masyarakat) harus dikuatkan melalui LKS agar lebih sensitif dan
• Menyediakan akses dan support system responsif dalam mencegah dan menyelesaikan permasalahan
kepada SERASI dan mitra. PPKS.
• Bersama-sama dengan Pusdatin Kesos dan • Layanan Residensial sebagai Centre of Excelence. Maka, UPT
Ditjen terkait memastikan SERASI terhubung Pusat sebagai SERASI harus memfokuskan pelayanannya kepada
dengan SLRT melalui Puskesos di meningkatkan kapasitas UPT Daerah & LKS agar lebih bisa
kecamatan. memfokuskan kegiatannya pada penguatan ketahanan keluarga
agar PPKS dapat sesegera mungkin teratasi permasalahannya
DESA / KELURAHAN KECAMATAN KABUPATEN / KOTA PUSAT / PROVINSI/ DAERAH

Back Office ICT Front Office


PROGRAM PUSAT
PROGRAM PROVINSI
PROGRAM KAB/ KOTA
PROGRAM SWASTA/ LAIN

Tiga Jalur Fasilitator Menjangkau Warga Pusat rujukan dan interkoneksi


Warga Mengunjungi Sekretariat
Penyampaian SLRT Kab/ Kota layanan sosial
Keluhan Warga Mengunjungi

Keterangan : ICT (Information, Communication, Technology)


SEBARAN LKS YANG SAAT INI TERDATA

Provinsi Anak Lansia Disabilitas


Provinsi Anak Lansia Disabilitas Kalimantan Barat 25 3 3
Aceh 61 15 10 Kalimantan Tengah 12 4 3
Kalimantan Selatan 4 6 6 Provinsi Anak Lansia Disabilitas
Sumatera Utara 35 35 30
Sumatera Barat 14 5 17 Kalimantan Timur 21 5 1 Maluku 10 6 11
Riau 50 6 1 Kalimantan Utara - 1 - Maluku Utara 1 4 2
Jambi 11 3 5 JUMLAH 62 19 13 Papua 0 0 20
Papua Barat 0 0 0
Sumatera Selatan 5 17 3
JUMLAH 11 10 33
Bengkulu 10 10 4
Lampung 164 42 10
Provinsi Anak Lansia Disabilitas
Kepulauan Bangka
Belitung - 4 5 Sulawesi Utara 5 21 8
Kepulauan Riau 25 4 2 Sulawesi Tengah 25 4 2
JUMLAH 375 141 87 Sulawesi Selatan 36 9 10
Sulawesi Tenggara 23 3 9
Gorontalo 3 2
Sulawesi Barat 5 3 7
JUMLAH 94 43 38

Provinsi Anak Lansia Disabilitas


DKI Jakarta 41 114 14
Jawa Barat 520 113 85
Provinsi Anak Lansia Disabilitas ANAK LANSIA DISABILITAS
Jawa Tengah 132 28 73
D.I. Yogyakarta 66 14 25 Bali 20 2 16 TOTAL 1.886 586 500
Jawa Timur 428 39 24 Nusa Tenggara Barat 69 39 36
Banten 62 13 10 Nusa Tenggara Timur 6 11 46
JUMLAH 1.249 321 231 JUMLAH 95 52 98
Sumber Data: Krisna DAK, 2020
PERAN PEMERINTAH TERHADAP PDM/ODGJ
UU No. 18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa UU No. 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas
Peraturan Presiden No. 35 Tahun 2015 Tentang Kementerian Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 39 Tahun Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat
Peraturan Menteri Sosial No. 12 tahun 2018 Tentang Pedoman Pencegahan dan Penanganan Pemasungan Bagi Penyandang Disabilitas
Mou Tentang Pencegahan dan Penanganan Pemasungan bagi Penyandang Disabilitas Mental, ODGJ
PP 52 Tentang Kesejahteraan Sosial PP 75 Tentang Pelayanan Habilitasi dan Rehabilitasi
Peraturan Menteri Sosial No. 16 Tahun 2020 Tentang Asistensi Rehabilitasi Sosial

“Indonesia Bebas
Pasung” 2017 “Gerakan Stop Pemasungan 2019”

2926
MOU Penanganan dan pencegahan pemasungan
Puskesmas yang siap melayani Kementerian Sosial, Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian Kesehatan, POLRI dan BPJS
gangguan kejiwaan

TARGET 2019
9601 Puskesmas tersebar di 34 Provinsi mampu menangani gangguan jiwa
IMPLEMENTASI PERMENSOS 12 TAHUN 2018 TENTANG PENCEGAHAN
UILS
Rumah DAN PENANGANAN PEMASUNGAN
Antara
• Perawatan medis
secara rutin dan Kembali ke Keluarga § Psikiater § Dinsos
komprehensif
• Terapi
§ Psikolog §Pekerja Sosial
melalui Unit Informasi § Dinkes § Perawat
Layanan Sosial (UILS) Psikososial Rumah Antara/ UILS Dinyatakan
dilatih berdaya dan • Kembali ke Stabil
berkarya keluarga
Balai Rehabilitasi
Sosial/Panti Daerah/LKS
Penjangkauan
Pasung §TKSK/Pendamping
START R
• asesmen awal
Perawatan
• memastikan
rumah
§BPJS S
ketersediaan Nomor J
Pemasungan Induk Kependudukan memproses
Perlu Terdapat pembuatan dirujuk ke…
PDM/ODGJ (NIK) dalam bentuk rujukan
NIK
KTP/KK KIS
layanan
kesehatan
• TKSK/Pendamping
• Tim: Tidak
§ Dinsos terdapat
NIK
§ Dinkes
§ Pendamping / TKSK
§ Polisi •membantu q Secara berkala
§ Aparat Desa penerbitan NIK dilaksanakan case conference
bagi PDM/ODGJ penanganan kasus pasung oleh
§ Keluarga pihak-pihak terkait.
§ Masyarakat
§Disdukcapil
MEKANISME PENANGANAN PEMASUNGAN

Sistem Respon Penanganan Pemasungan Perawatan di RSU/RSJ


untuk pemulihan

Rumah antara :
B 1. Menjamin
e keberlanjutan obat
outreach b 2. Pemulihan social skill
Informasi a 3. Treatment terhadap
s keluarga
keberadaan TIM Korban Asesmen
pasung cepat p Layanan pada
a UPT/UPTD, LKS, UILS, Pos
s Rehsos :
Tim Pusat, Dinas Sosial
setempat, Dinkes
u 1. Menjamin
n keberlanjutan obat
setem-pat, RSU/RSJ,
2. Peningkatan Fungsi
TRC, g
TKSK, PSM, Puskesmas (Peksos,
sosial dan
keterampilan (social
pendamping, Dokter, tksk, aparat and vocational skill)
kader rbm/ pihak kecamatan/ desa) 3. Penguatan peran
keluarga
lain di Masya-
rakat
Edukasi dan
Pendampingan terhadap
keluarga
LANGKAH KONKRIT PENCEGAHAN PEMASUNGAN

Peksos Pendampingan Keluarga


IMPLEMENTASI Evaluasi Layanan
Pendampingan ASESMEN PENGUATAN rujukan lain
Keluarga LANJUTAN Kondisi PDM &
KELUARGA
Keluarga jika
diperlukan
PERENCANAAN
Edukasi tentang perawatan
PELAYANAN
dan pemeliharaan kondisi
PDM è mencegah
kekambuhan

Asesmen Lanjutan dan rencana Implementasi Terminasi • PDM dan Keluarga


•Identifikasi Kebutuhan Pemulihan •Edukasi keluarga berfungsi sosial
PDM lebih lanjut •Konseling keluarga
• Disability Inclusion
•Identifikasi Kondisi & kapasitas •Bantuan JS-PDM
keluarga •Penguatan keluarga dengan
•Identifikasi sistem sumber/ penyedia bantuan modal
layanan •Pendampingan untuk akses
•Tujuan, jenis, dan Rencana layanan & layanan lain yang dibutuhkan
Kesepakatan pelayanan
STRATEGI REHABILITASI
BAGI PDM/ODGJ

Mendorong akses perolehan dokumen administrasi


kependudukan

Meningkatkan akses layanan rehabilitasi psikiatrik ke


Puskesmas, Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa dan keberlanjutan
pengobatan

Meningkatan akses layanan rehabilitasi sosial (Dukungan pemenuhan hidup


layak, perlindungan, perawatan sosial dan/atau pengasuhan, dukungan
keluarga, terapi fisik/psikososial/mental spiritual, pelatihan vokasional dan
pembinaan kewirausahaan, bantuan sosial dan asistensi sosial, dukungan
aksesibilitas)

Reintegrasi dengan keluarga dan pemberdayaan ODGJ di masyarakat è


Mengoptimalkan peran pendamping Penyandang disabilitas/TKSPD/relawan
peduli keswa
BRSPDM
Phala Martha
Sukabumi
Balai PD
BRSPDM
Mental
Margo Laras Pati

BRSPDM
Budi Luhur Banjar
Baru Kalimantan
Selatan

BRSPDM
Dharma Guna
Bengkulu
Koordinator Program Regional
Koordinasi program PDM dengan Provinsi wilayah kerja

Pusat Intervensi Krisis


Melakukan respon ketika ada pengaduan dari masyarakat
dan media sosial

Pusat Penguatan Lembaga dan SDM.


Pemberian Bimtek kepada pendamping, LKS dan
Masyarakat

Lembaga Percontohan.
Tempat studi banding dan magang untuk mahasiswa, LKS
FUNGSI dan Masyarakat .
BALAI MENTAL Pusat Respon Kasus
Pembebasan pemasungan

Pusat Pengembangan Model Layanan


1. Ruang tunggu/ ruang tamu 5. Ruang terapi
2. Ruang bahas 6. Toilet/kamar mandi
3. Ruang konsultasi 7. Sarana dan prasarana : kursi/sofa bed, meja
4. Ruang pengamatan dan kursi tamu, meja konsultasi, TV, CCTV,
soundsystem, Kulkas, Rak sepatu, rak buku,
Karpet, pelapis kedap suara dll.
PEMBENTUKAN UNIT INFORMASI DAN LAYANAN SOSIAL
(UILS) DI DAERAH

Layanan informasi dan konsultasi Layanan pendampingan bagi ODGJ


bagi ODGJ dan keluarga dalam mengakses kebutuhan dan
haknya

Layanan sosialiasi dan edukasi kepada Layanan terapi fisik, mental spiritual,
masyarakat untuk mendukung upaya psikososial dan Latihan kewirausahaan bagi
pemulihan ODGJ ODGJ sesuai dengan minat dan bakatnya

Layanan day care sebagai alternatif membantu keluarga dalam


upaya pemulihan gangguan jiwa anggota keluarganya
SENTRA KREASI ATENSI (SKA)

Sentra Kreasi ATENSI adalah pusat pengembangan


kewirausahaan dan vokasional serta media promosi hasil karya
penerima manfaat dalam satu kawasan.

Tujuan Sentra Kreasi ATENSI Sasaran Sentra Kreasi ATENSI


1. Penerima Manfaat
1. Meningkatnya kemampuan kewirausahaan dan (Gelandangan, Pengemis, Pemulung,
vokasional penerima manfaat Anak Terlantar, Disabilitas Terlantar,
2. Terciptanya lapangan pekerjaan bagi penerima Lansia Terlantar, Korban
manfaat Perdagangan Orang dan Korban PHK)
3. Meningkatnya taraf kesejahteraan sosial 2. Dunia Usaha (BUMN dan Swasta)
penerima manfaat dari kelompok termiskin/ 3. Masyarakat Umum
termarjinal/ terlantar (extreme poverty)
4. Terciptanya tempat perbelanjaan dan rekreasi
dalam satu kawasan
Ternak Lalat dan
Maggot

Rusun Penerima Agrowisata


Manfaat Lansia

Kolam
Pengolahan Kompos
Pemancingan

Ternak Ayam Sentra Kuliner


Petelur

Budidaya
SENTRA KREASI ATENSI Workhshop
Penerima Manfaat
Ikan Lele Asistensi Rehabilitasi Sosial

Live Music
Budidaya Tanaman
Porang
Taman
Budidaya Tanaman
Anggur
Hidroponik
ATENSI KARTINI TEMANGUNG

Pelatihan Vokasional dan atau


Pembinaan Kewirausahaan
1. Menjahit
2. Keset Instalasi Produksi
3. Housekeeping
4. Tanaman hias 1. Batik Ciprat
5. Handycraft 2. Ternak
6. Laundry 3. Pertukangan Kayu
7. Ternak

Sentra Kreasi ATENSI


1. Sentra Kuliner
2. Galeri ATENSI
3. Laundry
4. Kartini Mart
SENTRA KREASI ATENSI
CAFÉ DAN KULINER
MENU KULINER
GALERI BATIK CIPRAT
Daur Ulang Sampah & Komposter Ternak Ayam Petelur

Budidaya Tanaman Porang Tanaman Hidroponik


Budidaya Ikan Lele
Gazebo Kuliner

Taman Anggur & Hortikultura

Kolam Pemancingan
Sentra Kreasi ATENSI
Ternak Lalat dan Maggot
Lokasi
Pembangunan Rusun Agrowisata Lanjut Usia

Mesin Pres Daur Ulang Sampah


Live Music
2
1

Pelatihan Olahan Pangan (Kuliner), Kerjasama Kementerian Sosial


dengan Surabaya Hotel School (SHS)

Pelatihan Daur Ulang Sampah


Pelatihan Budidaya Ikan Air Tawar
4

Pelatihan Tanaman Hidroponik

Pelatihan Ternak Ayam


6

Pelatihan Tanaman Media Tanah (Tanaman Porang)

Pelatihan Pembuatan Komposter


MULTIFUNGSI LAYANAN UPT
MULTIFUNGSI LAYANAN UPT

Permensos 16 Tahun 2020


PERATURAN MENTERI SOSIAL RI
Tentang Asistensi Rehabilitasi Sosial
NOMOR 16 TAHUN 2020
TENTANG
ASISTENSI REHABILITASI SOSIAL
Pasal 1
Program Rehabilitasi Sosial adalah program yang
bersifat holistik, sistematik, dan terstandar untuk
mencapai Keberfungsian Sosial individu, keluarga,
kelompok, dan/atau masyarakat.

Dasar Hukum Pasal 4 (Bersifat umum dan dapat dilakukan semua UPT)
Pelaksanaan ATENSI bertujuan untuk
mencapai Keberfungsian Sosial individu, keluarga,
dan komunitas dalam:
• memenuhi kebutuhan dan hak dasar
• melaksanakan tugas dan peranan sosial
• mengatasi masalah dalam kehidupan
5 KLUSTER UPT

DIREKTORAT RS DIREKTORAT RS DIREKTORAT RS DIREKTORAT RS DIREKTORAT RS


ANAK PD TS & KPO KP NAPZA LANJUT USIA

8 19 6 5 3
UPT ANAK UPT DISABILITAS UPT KARYA UPT RESIDEN UPT LANSIA

7 Balai 3 Balai Besar 4 Balai 4 Balai 2 Balai


1 Loka 1 Balai Literasi 2 Loka 1 Loka 1 Loka
14 Balai
1 Loka
41 Unit Pelaksana Teknis
Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial
Semua
UPT Kemensos Menjalankan
Multifungsi
Aceh
Loka RS AMPK Daarussadah Aceh

Riau Sulut
Balai RS AMPK Rumbai
Balai RS Disabilitas Netra Tumou Tou Manado
Sumatera Utara
Balai RS ODHIV Bahagia Medan
Balai RS KP Napza Insyaf Medan Maluku Utara
Jambi Balai RS ODH Wasana Bahagia Ternate

Balai RS AMPK Alyatama Jambi Sulteng


Balai RS Disabilitas Intelektual Nipotowe Palu
Sumatera Selatan
Bengkulu
Balai RS Disabilitas Fisik Budi Perkasa Palembang
Sultra
Balai RS Disabilitas Mental Dharma Guna Bengkulu
Kalsel Balai RS Disabilitas Sensorik Rungu Wicara Meohai Kendari
Balai RS Disabilitas Lansia Minaula Kendari
Balai RS Disabilitas Mental Budi Luhur Banjar Baru
Sulsel
Balai RS Eks WTS Mulya Jaya Jakarta DKI Balai RS Lansia Gau Mabaji Gowa Loka RS KP NAPZA Pangurangi Takalar
Baial RS KP Napza Bambu Apus Jakarta Bali Balai RS Disabilitas Fisik Wirajaya Makassar Loka RS ODH Pangurangi Takalar
Balai RS Disabilitas Sensorik RW Melati Jakarta Balai RS Disabilitas Sensorik Netra Mahatmiya Tabanan Balai RS AMPK Intelektual Toddopuli Makassar
Balai RS AMPK Handayani Jakarta
Jabar Jateng
Balai Besar RS Disabilitas Fisik Cibinong Balai RS Disabilitas Sensorik Rungu Wicara Efata Kupang
Balai Besar RS Disabilitas Fisik Soeharso Surakarta
Balai Literasi Abiyoso Cimahi
Balai Besar RS Disabilitas Intelektual Kartini Temanggung NTB NTT Balai RS AMPK Naibonat Kupang
Balai RS Disabilitas Sensorik Netra Wiyata Guna Bandung Balai RS AMPK Paramitha Mataram
Balai RS AMPK PSMP Antasena Magelang
Balai RS Disabilitas Intelektual Ciung Wanara Bogor
Balai RS Dusabilitas Margo Laras Pati
Balai RS Disabilitas Sensorik Netra Tan Miyat Bekasi
Balai RS Lansia Budhi Dharma Bekasi Balaik RS NAPZA Satria Baturaden
Balai RS Eks Gepeng Pangudi Luhur Bekasi
Balai RS KP Napxa Galih Pakuan Bogor
Loka RS ODHIV Kahuripan Sukabumi
Balai RS Disabilitas Mental Phala Martha Sukabumi
MULTIFUNGSI LAYANAN UPT
KLUSTER MULTIFUNGSI
ü Pelayanan bersifat Fragmentaris ü Pelayanan bersifat Komplementer
ü Layanan terbatas ü Layanan luas
ü Masyarakat jauh untuk ü Masyarakat dekat untuk
menjangkau Layanan menjangkau Layanan
ü Sebagian PPKS tidak terpenuhi ü Semua PPKS terpenuhi hak-nya
hak-nya VS ü Satu tempat untuk multi-layanan
ü Multi-birokrasi untuk multi- ü Pelibatan multi-profesi menjadi
layanan keharusan
ü Pelibatan multi-profesi rendah ü SDM UPT ada tantangan baru
ü SDM UPT jenuh ü SDM Pendamping Rehsos untuk
ü SDM Pendamping Rehsos semua
berdasarkan kluster

ATENSI
MENUJU MULTIFUNGSI UPT
Bisnis Proses
Penyesuaian pola kerja

Target Multifungsi UPT


Penganggaran 1. Jangka Pendek
Penyesuaian Anggaran Untuk 2021 Integrasi layanan dalam satu kluster
2. Jangka Menengah
Regulasi Integrasi layanan lintas kluster
Permensos Perubahan OTK 3. Jangka Panjang
Integrasi layanan lintas program
SDM kemensos
Peningkatan pengetahun dan
keterampilan SDM

Sarana dan Prasarana


Penyesuaian sarana
prasarana
Kementerian Sosial Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial
Jl. Salemba Raya 28 Kenari, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 40130
Telp/Fax . (021) 3100470 | e-Mail : rehsos@kemsos.go.id |
website : http:www.kemsos.go.id

Anda mungkin juga menyukai