Anda di halaman 1dari 88

DISEMINASI

Kesehatan Dan Perawatan


Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Permasalahan Bangsa

Eksistensi Negara di hadapan


1 Bangsa dan Warganegaranya

2 Kemandirian Ekonomi

3 Kepribadian atau Budaya Bangsa


Nawa Cita (Visi)
1. Menghadirkan kembali negara utk. melindungi segenap
bangsa dan memberikan rasa aman pd. seluruh warga negara
2. Membuat pemerintah tdk. absen dgn. membangun tata
kelola pemerintah yg. bersih, efektif, demokratis & terpercaya
3. Membangun Indonesia dr pinggiran dgn memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan
4. Menolak negara lemah dgn melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yg bebas korupsi, bermartabat &
terpercaya
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh ke-bhinneka-an dan memperkuat restorasi
sosial Indonesia
Mewujudkan keamanan nasional yg. mampu
1.
menjaga kedaulatan wilayah, menopang
Misi
kemandirian ekonomi dgn. mengamankan sumber
daya maritim & mencerminkan kepribadian
Indonesia sbg. negara kepulauan
2. Mewujudkan masyarakat maju, brkesinambungan &
demokratis berlandaskan negara hukum
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan
memperkuat sebagai negara maritim
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia
yang hidup sejahtera
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing
6. Mewujudkan Indonesia mjd. negara maritim yang
mandiri, kuat & berbasiskan kepentingan nasional
7. Mewujudkan masyarakat yg. berkepentingan dlm.
kebudayaan
Perubahan Paradigma PNS

1 MENTALITAS KEMANDIRIAAN

2 BUDAYA KEGOTONGROYONGAN

3 BUDAYA PELAYANAN
Implementasi Visi & Misi Presiden

1. Penyusunan prioritas Prolegnas


2. Percepatan Pembentukan Peraturan
PERENCANAAN Perundang-undangan yang lebih
1 DAN
PEMBENTUKAN
MENDORONG TERWUJUDNYA PEMERINTAHAN
YANG BERSIH DAN MENDUKUNG Indonesia
HUKUM sebagai negara berdaulat, mandiri serta
berkepribadian (antara lain PRIORITAS
PEMBAHASAN RUU KUHP DAN KUHAP)

1. Penguatan dan peningkatan pelayanan


hukum dan HAM berbasis teknologi
PELAYANAN informasi (imigrasi, AHU, dan HKI)
2 HUKUM 2. Pemberian bantuan hukum bagi
masyarakat miskin (tidak diskriminatif)
3. RAN HAM
Lanjutan ..... Implementasi Visi Dan Misi

Penegakan hukum di bidang kemandirian,


pemasyarakatan, dan hak kekayaan
PENEGAKAN intelektual dalam upaya menciptakan
3 HUKUM penegakan hukum yang adil, konsekuen,
tidak diskriminatif, dan menyediakan akses
yang mudah bagi masyarakat

1. Peningkatan kesejaterahan pegawai: tunjangan


resiko bahaya keselamatan dan kesehatan kerja,
serta insentif bagi petugas tertentu
2. Re-distribusi pegawai: mengatasi kekurangan
DUKUNGAN
4 MANAJEMEN
pegawai PAS, Imigrasi, HKI dan Itjen (penempatan
TNI polri mjd. pengamanan Lapas/Rutan)
3. Restukturisasi Organisasi
4. Pembentukan Gugus Tugas: Pelayanan Publik
5. Layanan pengaduan masyarakat secara Online
yang Quick Response
Kebijakan Prioritas
 Motto:
Kerja Keras, Kerja Lebih Keras, Kerja Lebih Keras Lagi
(Smart Work - KERJA CERDAS)
 Prinsip dasar pengambilan keputusan dan kebijakan
operasional K/L yaitu prinsip knowledge, fact based,
evidence based.
 Kebutuhan SDM aparatur: berdasarkan prinsip peran aktif
dalam pekerjaan dan bukan pada jumlah personil
 Keterbukaan data dan informasi harus dilakukan bagi
masyarakat luas terutama informasi terhadap hasil
pelaksanaan pekerjaan
 Pengadaan barang dan jasa dilakukan secara efektif dan
efisien dengan prinsip persaingan sehat, transparan,
terbuka, dan perlakuan adil bagi semua pihak.
 Prespektif pelaksanaan tugas pemasyarakatan harus
berorientasi pada prinsip Restorative Justice (Lapas tidak
boleh menjadi School Of Crime)
Lanjutan ..... Kebijakan Prioritas
 Kajian Kebijakan Pembebasan Bersyarat, Asimilasi, Remisi,
Bagi Narapidana Dengan Indikator Yang Terukur
 Kajian Mengenai CMK Dengan Melihat Konsep Conjugal Visit
Agar Negara Tidak Sekaligus Melakukan Penghukuman
Kepada Isteri Dan Keluarga
 Kerjasama Dengan Perguruan Tinggi Dalam Rangka
Meningkatkan Pembinaan Narapidana
 Pemetaan UPT Pas Berdasarkan Standar (Tingkat Hunian,
Jenis Kejahatan, Layanan, Program Pembinaan Serta Kamtib.
 Penanganan Over Crowded Melalui Rehabilitasi Pengguna
Narkoba, Transmigrasi Napi Pada Pulau Terluar
 Mewujudkan Lapas Menjadi Lembaga Latihan Kerja Produktif
Yang Mampu Berkontribusi Mewujudkan Indonesia Mandiri
 Lakukan Tugas Dengan Benar. Kolusi Dan Pungli NO!!!
 Buka Sumbatan/Hambatan Pelaksanaan Tugas, Lakukan
Terobosan Kreatif Untuk Mencari Solusi Yang Berkebudayaan
Lampiran 4
Surat :SEK.UM.03.01-111
Tanggal :29 Mei 2015
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA

DEKLARASI
“GERAKAN AYO KERJA KAMI PASTI”

Kami Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berkomitmen :


1. Senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Mengutamakan kejujuran dalam pengabdian kepada masyarakat, sebagai bentuk
dukungan dalam menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap
bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga Negara;
3. Menjunjung tinggi integritas dan kehormatan sebagai aparatur negara, yang
mengutamakan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi;
4. Membangun karakter bangsa dengan semangat kerja keras, kerja cerdas, kerja
ikhlas dalam mewujudkan Kami PASTI (Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan,
Inovatif);
5. Menguatkan semangat gotong royong dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN

DIREKTORAT BINA KESEHATAN DAN PERAWATAN


NARAPIDANA DAN TAHANAN

Subdit
Subdit Subdit Penyakit Kelompok
Subdit
Pengawasan Menular & Rentan Dan
Pengawasan
Kesehatan Ketergantungan Risiko
Makanan
Napza Tinggi

Struktur
Direktorat Bina Kesehatan Dan Perawatan
Narapidana Dan Tahanan
Tugas
Melaksanakan Penyiapan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan,Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
bina kesehatan dan perawatan Narapidana dan tahanan
sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur
jenderal pemasyarakatan
Fungsi
a. Penyiapan Perumusan Rancangan Kebijakan Dibidang Bina
Kesehatan Dan Perawatan Narapidana Dan Tahanan;
b. Pelaksanaan Pembinaan,bimbingan Dan Pelayanan Dibidang
Bina Kesehatan Dan Perawatan Narapidana Dan Tahanan;
c. Penyiapan Penyusunan Norma,standar,prosedur,dan Kriteria
Dibidang Kesehatan Dan Perawatan Narapidana Dan Tahanan
d. Penyiapan Kebijakan, Pembinaan Dan Pelaksanaan Teknis
Dibidang Gizi, Bahan Makanan, Sarana Dan Prasarana
Makanan, Di Lapas/Rutan
e. Penyiapan Kebijakan, Pembinaan Dan Pelaksanaan Teknis
Di Bidang Standarisasi Kesehatan, Pelayanan Kesehatan,
Sarana Dan Prasarana Kesehatan Serta Sanitasi Dan
Kesehatan Lingkungan Di UPT Pemasyarakatan
f. Penyiapan Kebijakan, Pembinaan Dan Pelaksanaan Teknis
Di Bidang Pencegahan Penyakit Menular Dan
Ketergantungan Narkotika Psyikotropika Dan Zat Adiktif Di
Lapas Dan Rutan Serta Rehabilitasi Medik Dan Sosial Bagi
WBP
g. Penyiapan Kebijakan, Pembinaan Dan Pelaksanaan Teknis
Di Bidang Perlindungan Kelompok Rentan Dan Resiko
Tinggi Serta Penyiapan Evaluasi Dan Penyusunan Laporan
Kesehatan Dan Perawatan; Dan
h. Pelaksanaan Urusan Tata Usaha Dan Rumah Tangga
Direktorat Bina Keswat
Perawatan Kesehatan Narapidana &
Tahanan

Rehabilitasi
- Medis
Pengobatan - Sosial
- Rawat Jalan Pre-Post
- Rawat Inap
Release
- Rujukan
Kader (Persiapan
Pencegahan dan Promosi
Kesehatan Kesehatan keberlanjutan
- Pelayanan Makanan
- Perilaku Hidup Bersih pengobatan
Dan Sehat
(sep. Cuci Tangan
pakai Sabun)
selama di
- Kesehatan Lingkungan
DASAR HUKUM
• Surat Edaran PAS-PK.01.07.01-51 Tentang Rujukan
Terencana dan Gawat Darurat bagi Narapidana/Tahanan
• Surat Edaran PAS.HM.01.02-43 Tanggal 5 Juli 2012
tentang Kerjasama dengan Dinas Kesehatan Setempat
terkait Pengendalian Vektor (Binatang Pembawa) Penyakit
dan Kesehatan Lingkungan
• Surat Edaran Menteri Hukum Dan HAM RI Nomor
M.HH.01.PK.01.06.10 Tahun 2015 tanggal 8 April
Tentang Mekanisme Pelaksanaan Rehabilitasi
Penyalahguna Narkoba di Lapas dan Rutan.
• Surat Edaran Dirjenpas No. PAS.PK.01.06.10-182,
tanggal 21 April 2015, tentang Peunjuk Pelaksana Surat
Edran Menkumham RI, tentang Mekanisme Pelaksanaan
Rehabilitasi Penyalahguna Narkoba di Lapas dan Rutan. I
• Angka Kecukupan Gizi ( AKG) sesuai dengan Surat
Edaran Ditjen PAS. No : E.PP.02.05-02 Th 2007
ditetapkan 2.250 kkal

15
10 PENYAKIT TERBANYAK 10 PENYAKIT PENYEBAB
TAHUN 2014 KEMATIAN 2014

1) INFEKSI SALURAN NAFAS 1) HIV-AIDS


2) KULIT 2) TUBERKULOSIS (TB)
3) GANGGUAN SALURAN 3) HEPATITIS
CERNA
4) PENY. SALURAN PERNAPASAN
4) TB
5) PENY. SALURAN
5) HIV – AIDS
PENCERNAAN
6) JANTUNG DAN PEMBULUH
DARAH 6) PENY. GINJAL DAN SAL.
7) SARAF, OTOT, TULANG
KEMIH
8) MATA 7) PENY. SARAF
9) INFEKSI MENULAR 8) PENY. JANTUNG DAN PEMB.
SEKSUAL DARAH
10) GANGGUAN JIWA 9) DIABETES MELLITUS
10) GANGGUAN JIWA
PETUGAS KESEHATAN DI LAPAS / RUTAN
Tenaga Medis Paramedis

Paruh Waktu Purna Waktu

Dokter 124 161

Dokter Gigi 25 52
Perawat 179 561
Psikolog 5 10
Bidan 0 3
Apoteker 1 1
Ahli Gizi 2 2
Laboran 0 3
JUMLAH 446 744
Contoh Arahan Kanwil Sumsel di Grup
Perawatan Dan Rupbasan
ALUR PELAYANAN KESEHATAN
DI LAPAS DAN RUTAN

BAP
Narapidana/ Kesehatan Rawat
Tahanan baru Skrining Jalan
PENYAKIT Sehat
Penyakit MENULAR
Menular
KIE Rawat
Inap
-Petugas
Kesehatan
-Kader
Rujuk ke
Kesehatan
•PRE & POST RS untuk
PENYAKIT
Narapidana/ TIDAK
RELEASE perawatan
•BAPAS
Tahanan MENULAR •RS Rujukan lanjutan
lama •LSM
ALUR PERMINTAAN REKOMENDASI RUJUKAN

PEMOHON (TAHANAN/NARAPIDANA/INSTANSI) MENGAJUKAN PERMOHONAN KEPADA DIRJEN


PEMASYARAKATAN MELALUI KEPALA LAPAS/RUTAN DAN KANTOR WILAYAH

DIRJEN PAS MENYAMPAIKAN KEPADA DIT BINA KESEHATAN DAN PERAWATAN

DIT BINA KESEHATAN DAN PERAWATAN MELAKUKAN TELAAHAN DAN MEMBUAT SURAT
REKOMENDASI BEROBAT DITANDATANGANI OLEH DIRJEN PAS

SURAT REKOMENDASI BEROBAT DIKIRIMKAN KE KANTOR WILAYAH

KANTOR WILAYAH MENERUSKAN KEPADA PEMOHON MELALUI KEPALA


LAPAS/RUTAN

KEPALA LAPAS/RUTAN BERKOORDINASI KE RSUD SETEMPAT DALAM MEMINTA REKOMENDASI MEDIS


RUJUKAN
GAWAT DARURAT &
TERENCANA
BAGI NARAPIDANA/
TAHANAN DI
LAPAS/RUTAN

21
ALUR RUJUKAN GAWAT DARURAT
BAGI NARAPIDANA/TAHANAN DI LAPAS/RUTAN
Pasien Gawat Darurat di Poliklinik Lapas/Rutan

Pemeriksaan oleh Petugas Kesehatan

Diagnosis dan Pertolongan Pertama pada Kondisi Gawat Darurat

Rekomendasi Rujukan Dokter


Pihak Penahan
Kepala UPT -Informasi
-Permintaan Pengawalan

Pendamping Medis Pengawalan


-Petugas Keamanan Lapas/Rutan
-Polisi (Bila Memungkinkan)

Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Rujukan Terdekat

Rawat Inap dengan


Pengawalan Polisi

Kembali ke Lapas/Rutan

22
ALUR RUJUKAN TERENCANA (ELEKTIF)
NARAPIDANA/TAHANAN DI LAPAS/RUTAN
Pasien Elektif/Terencana di Narapidana/Tahanan Mengajukan
Poliklinik Lapas/Rutan Permohonan kepada UPT

Disposisi Kepala UPT

Pemeriksaan dan Terapi Sementara


oleh Dokter Lapas/Rutan

Rekomendasi Rujukan Dokter

Kepala UPT
Mekanisme Second Opinion
Tahanan
Melengkapi:
-Surat Pernyataan Pembiayaan bermaterai
- Surat jaminan Tidak melarikan diri Narapidana
Melengkapi:
-Surat Pernyataan Pembiayaan bermaterai
- Surat jaminan Tidak melarikan diri
Menginformasikan
kepada pihak penahan

Pihak Penahan yang Pihak Lapas/Rutan yang


memberangkatkan memberangkatkan dengan Pengawalan
Ijin tertulis pihak penahan - Petugas Keaman Lapas/Rutan
- Polisi

Kembali ke Lapas/Rutan
PELAYANAN KESEHATAN
WBP/TAHANAN KELOMPOK RENTAN

Kelompok Rentan, yaitu :


1. Anak
2. Wanita
3. Lanjut Usia, usia di atas 60
tahun

Standar Pelayanan Kesehatan


untuk kelompok Rentan masih
mengacu pada standar pelayanan
untuk WBP pada umumnya.
PELAYANAN KESEHATAN WBP/TAHANAN ANAK

Empat Prinsip penting memenuhi hak anak, yaitu :


1. Non Diskriminasi
2. Kepentingan terbaik bagi anak
3. Hak hidup, kelangsungan hidup dan tumbuh kembang
4. Penghargaan terhadap pendapat anak.

Masalah kesehatan anak yang sering dijumpai :


1. Kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
2. Rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja
3. Rendahnya kualitas sanitasi dan kesehatan lingkungan
4. Lingkungan psikososial yang kurang kondusif

Masalah kesehatan yang dihadapi anak pada umumnya, adalah :


5. Masalah Kondisi Lingkungan
6. Masalah Penyelenggaraan Makanan
7. Masalah Kesehatan Jiwa dan Perilaku
8. Masalah Pelayanan Kesehatan
STANDARISASI PENANGANAN
MASALAH KESEHATAN ANAK

Pelayanan kesehatan fisik Anak pada dasarnya mengikuti pola


penanganan dan pelayanan kesehatan sesuai dengan
pedoman yang telah ditetapkan.
Dalam rangka menjamin proses tumbuh kembang anak dan
perkembangan kejiwaan berlangsung baik, perlu dilakukan
upaya sebagai berikut :
1. Penciptaan lingkungan sesuai prinsip “Ramah Anak”
2. Makanan untuk Anak harus memenuhi AKG (Angka
Kecukupan Gizi), 2.250 kal ditambah satu gelas susu yang
setara dengan 204 kal
3. Penyediaan tenaga profesional di Lapas Anak seperti
Psikiater, Psikolog, Konselor, Pekerja Sosial dan
Pembimbing Keagamaan.
PELAYANAN KESEHATAN WANITA
DI LAPAS/RUTAN

Masalah kesehatan yang dihadapi seringkali lebih rumit


dibandingkan laki-laki.
Beberapa masalah utama yang dijumpai di kalangan
WBP/Tahanan wanita, yi:
1. Wanita Datang Bulan
2. Wanita Hamil
3. Wanita Melahirkan
4. Wanita Menyusui
5. Gangguan Kejiwaan

Standarisasi Penanganan :
6. Standarisasi Penyediaan Sarana
7. Standarisasi Tata Laksana Pelayanan
PELAYANAN KESEHATAN LANSIA DI LAPAS/RUTAN

UU Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang


dimaksud dengan Lanjut Usia adalah penduduk yang telah
mencapai usia 60 tahun keatas.

Permasalahan Pelayanan Kesehatan Bagi Lansia di Lapas/Rutan :


1. Masalah Kondisi Lingkungan
2. Masalah Kesehatan Akibat Kondisi Lanjut Usia
3. Masalah Kesehatan Jiwa dan Perilaku

Standarisasi Penanganan Permasalahan Pelayanan Kesehatan Lansia


di Lapas/Rutan adalah upaya dalam:
4. Pengananan Masalah Kesehatan akibat kondisi lingkungan
5. Penanganan masalah kesehatan akibat kondisi lanjut usia
6. penanganan masalah kesehatan jiwa dan perilaku pada lanjut
usia
SAKIT BERKEPANJANGAN

Kondisi sakit berkepanjangan yang sering


diderita oleh WBP, antara lain :
1. Penyakit Gangguan Jantung
2. Penyakit Hipertensi
3. Penyakit Stroke
4. Penyakit Hepatitis
5. Penyakit Diabetes Melitus
6. Penyakit Gangguan Ginjal (Gagal Ginjal)
7. Penyakit Tumor / Kanker
8. Penyakit Gangguan Jiwa
9. Penyakit Cacat Tubuh
PROGRAM REHABILITASI WBP

ALUR REHABILITASI I
WBP PENYULUHAN SUPORT
BARU
MAPENALING
HIV-AIDS VCT GRUP

ASESMENT

REHABILITASI

REHABILITASI MEDIS REHABILITASI SOSIAL

DETOKSIFIKASI TC PESANTREN

SUBSTITUSI KEGIATAN
CRIMINON
BEKERJA

PRAMUKA

KURSUS BHS
INGGRIS, DLL
ALUR REHABILITASI II
LAPAS/RUTAN

SELEKSI WBP YG AKAN DI 1.RSU PENGAYOMAN


REHABILITASI 2. LAPAS / RUTAN (ADA TEMPAT REHAB)
I. MASA PIDANA
 1 thn 3 bln ke atas yg
diusul : PB, CMB.
 1 thn 3 bln kebawah yg DILAKUKAN REHAB :
diusul : CB. WBP YG
A. REHAB MEDIS :
 Ditetapkan oleh kanwil LULUS - Detoksifikasi
II. TIM ASSESMENT : ASSESMENT (Menghilangkan Adiksi)
(terdiri dari )
- Substitusi
a. Tim medis ( Dokter,
B. REHAB SOSIAL :
psikolog)
- Metode Therapeutic
b. Tim Hukum ( Polisi,
Community (TC)
Jaksa, BNN, dan
- Dll.
Kemenkumham.
 Program Program Rehabilitasi Di Lapas/Rutan
Terapi
terapi khusus untuk narapidana yang
Rumatan
menggunakan heroin – putaw
Metadone (ada 13 UPT)
(PTRM)

 Metadone sintetik heroin yang digunakan substitusi


konsumsi opiat ilegal.
(ada 5 UPT)

 Therapeutic Metode rehabilitasi sosial, sebagai sebuah


Community “keluarga” terdiri atas orang-orang yang
memiliki masalah & tujuan yang sama, yakni
(TC) menolong diri sendiri & sesama sehingga
terjadi perubahan tingkah laku yang negatif ke
arah yang positif (ada15 UPT)
 Terapi
Terapi alternatif untuk melengkapi terapi yang
Komplementer sudah ada, mis. akupuntur, yoga, pencak silat
pernafasan, terapi alam, sengatan lebah, dan
lainnya (ada 6 UPT)
LAPAS TEMPAT REHABILITASI NARAPIDANA
PENYALAHGUNA NARKOBA
KERJASAMA BNN

36 LAPAS
UPT YANG DITETAPKAN SEBAGAI TEMPAT REHABILITASI
NO KANWIL NO. UPT PEMASYARAKATAN
1. Lapas Klas IIA Banda Aceh
1. Kanwil Kemenkumham NAD
2. Lapas III Narkotika Langsa
3. Lapas III Narkotika Langkat
4. Lapas IIA Narkotika Pematang Siantar
2. Kanwil Kemenkumham Sumatera Utara
5. Lapas IIA Wanita Medan
6. Lapas IIA Lubuk Pakam
3. Kanwil Kemenkumham Sumatera Barat 7. Lapas IIA Padang
8. Lapas I Palembang
4. Kanwil Kemenkumham Sumatera Selatan 9. Lapas IIA Narkotika Lubuk Linggau
10. Lapas III Narkotika Palembang
11. Lapas III Narkotika Muara Sabak
5. Kanwil Kemenkumham Jambi
12. Lapas IIA Jambi
13. Lapas IIA Narkotika Bandar Lampung
6. Kanwil Kemenkumham Lampung
14. Lapas I Bandar Lampung
7. Kanwil Kemenkumham Bangka Belitung 15. Lapas III Narkotika Pangkal Pinang
Kanwil Kemenkumham Bengkulu 16. Lapas IIA Bengkulu
8. Kanwil Kemenkumham Riau 17. Lapas IIA Pekan Baru
18. Lapas IIA Narkotika Tanjung Pinang
9. Kanwil Kemenkumham Kepulauan Riau 19. Lapas IIA Batam
20. Lapas IIA Tanjung Pinang
21. Lapas IIA Narkotika Cipinang
10. Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta 22. Lapas I Cipinang Jakarta
23. Lapas IIA Salemba Jakarta Pusat
LANJUTAN
24. Lapas IIA Narkotika Bandung
25. Lapas IIA Narkotika Cirebon
11. Kanwil Kemenkumham Jawa Barat 26. Lapas IIA Wanita Bandung
27. Lapas IIA Banceuy Bandung
28. Lapas IIA Bogor
29. Lapas IIA Pemuda Tangerang
12. Kanwil Kemenkumham Banten 30. Lapas I Tangerang
31. Lapas IIA Wanita Tangerang
32. Lapas IIA Narkotika Nusakambangan
33. Lapas I Semarang
13. Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah
34. Lapas IIA Wanita Semarang
35. Lapas IIA Magelang
36. Lapas Kelas I Malang
37. Lapas IIA Narkotika Pamekasan
38. Lapas III Narkotika Madiun
14. Kanwil Kemenkumham Jawa Timur
39. Lapas I Madiun
40. Lapas IIA Pamekasan
41. Lapas IIA Sidoarjo
42. Lapas IIA Narkotika Yogyakarta
15. Kanwil Kemenkumham D.I. Yogyakarta
43. Lapas IIA Yogyakarta
44. Lapas IIA Denpasar
16 Kanwil Kemenkumham Bali 45. Lapas IIB Tabanan
46. Lapas III Narkotika Bangli
17. Kanwil Kemenkumham Kalimantan Barat 47. Lapas IIA Pontianak
LANJUTAN
48. Lapas III Narkotika Samarinda
18. Kanwil Kemenkumham Kalimantan Timur
49. Lapas IIA Samarinda
19. Kanwil Kemenkumham Kalimantan Selatan 50. Lapas IIA Narkotika Karang Intan
20. Kanwil Kemenkumham Kalimantan Tengah 51. Lapas III Narkotika Kasongan
52. Lapas IIA Narkotika Sungguminasa
21. Kanwil Kemenkumham Sulawesi Selatan
53. Lapas IIA Wanita Sungguminasa
22. Kanwil KemenkumhamSulawesi Utara 54. Lapas IIA Manado
23. Kanwil Kemenkumham Sulawesi Tengah 55. Lapas IIA Palu
24. Kanwil Kemenkumham Gorontalo 56. Lapas IIA Gorontalo
25. Kanwil Kemenkumham Sulawesi Tenggara 57. Lapas IIA Kendari
26. Kanwil Kemenkumham NTB 58. Lapas IIA Mataram
27. Kanwil Kemenkumham Maluku 59. Lapas IIA Ambon
28. Kanwil Kemenkumham Maluku Utara 60. Rutan IIA Ternate
29. Kanwil Kemenkumham Papua 61. Lapas IIA Narkotika Jayapura
30. Kanwil Kemenkumham Papua Barat 62. Lapas Papua Barat
SDM PELAKSANA REHABILITASI DI 62 LAPAS
PESERTA
NO DIKLAT KETERANGAN
(orang)
1 Magang 66 Lido, Sukabumi
2 Kurikulum 1 dan 2 26 Jakarta
Modalitas 62 x 5 orang di
3 Therapeutic 310 Wilayah/Provinsi
Community
Petugas pada 62
4 Konselor adiksi 78
Lapas
Catatan :
kebutuhan tenagaTOTAL
assesor dan480
konselor adiktif dipenuhi melalui
kordinasi dengan BNN/P/K.
62 LAPAS TEMPAT REHABILITASI

Jumlah WBP Peserta Rehabilitasi Tahap I (Mei- Agustus 2015)


• Tahap Skrining = 847 WBP
• Mulai pelaksanaan rehab = 1.226 WBP
• Total = 2.073 WBP
• Target minimal tahap I (30 WBP x 62 UPT) = 1.860 WBP
Kendala Yang Dihadapi
 Terus bertambahnya tingkat hunian Lapas dan Rutan sehingga
semakin mempersulit pengawasan;
 Masih adanya keterlibatan oknum petugas Lapas/Rutan dalam
penyalahgunaan Narkotika;
 Minimnya penggunaan perangkat yang berbasis IT, seperti alat
deteksi Narkotika, CCTV, dan alat pengacak signal; dan
 Belum optimalnya program rehabilitasi bagi narapidana
pecandu dan penyalahguna Narkotika.

Kebijakan Yang Dilakukan


 Kebijakan Kemenkumham terhadap setiap bentuk penyalahgunaan
Narkotika sangat jelas : Tidak ada toleransi (zero tolerance).
 Kebijakan ini selaras dengan UU 35/2009 tentang Narkotika.
 Sebagai dukungan pencapaian “Indonesia Negeri Bebas
Narkoba”, tertuang dalam Inpres 12 Th. 2011 ttg.
Implementasi Kebijakan dan Strategi Nasional P4GN
Th.2011-15.
Pemasyarakatan Perangi Narkoba
Layanan Penyelenggaraan Makanan
di Lapas/Rutan
Dasar-dasar Penyelenggaraan
makanan:
1. Perencanaan
2. Angka Kecukupan gizi
3. Penyelenggaraan Makanan
4. Kerangka Menu dan Menu
5. Kebutuhan Porsi
6. Spesifikasi bahan makanan
7. Indeks harga makanan
8. Pengadaan Bahan makan
1. Perencanaan
Perencanaan Penyelenggaraan Bahan Makanan Terdiri Dari :
 Perencanan Anggaran Belanja Diperlukan Untuk Pengadaan
Bahan Makanan Bagi Narapidana, Tahanan, Dan Anak
 Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan Untuk Mengetahui
Kebutuhan Bahan Makanan Di Lapas/Rutan Selama 1 Th.
Sesuai Prosedur Pengadaan Barang Dan Jasa
2. Angka Kecukupan Gizi ( AKG) sesuai dengan Surat Edaran
Ditjen PAS. No : E.PP.02.05-02 Th 2007 ditetapkan 2.250 kkal
3. Penyelenggaraan makanan adalah proses pengolahan makanan
bagi orang banyak yang mencakup perencanaan anggaran
belanja, kerangka menu & menu, bama, persiapan,
pengelolaan, penyajian, monitoring, evaluasi, pencatatan &
pelaporan
4. Kerangka menu dan menu
kerangka menu: hal yang disiapkan sebelum menyusun menu
menu: susunan hidangan yg. dibuat berdasar kerangka menu
5. Kebutuhan porsi terdiri dari :
 standar porsi
 porsi baku
 porsi
6. Spesifikasi bama adalah standar bama yang ditetapkan oleh unit
peminta (instansi, perorangan) sesuai ukuran besaran untuk
mempertahankan kualitas bahan makanan .
Spesifikasi bahan makanan dibagi menjadi :
 kualitas BAMA yang diukur secara objektif dengan menggunakan
instrumen tertentu, misalnya spesifikasi bahan makanan
 kualitas barang yang dikeluarkan pabrik diketahui oleh pembeli
 kualitas barang yang diukur melalui fungsinya
7. Indeks harga
Adalah angka yang menunjukan perubahan mengenai harga barang
barang yang diperlukan dalam pengadaan bahan makanan di lapas
dan rutan yang dapat dijadikan acuan kemenkumham
8. Pengadaan bahan makanan
berpedoman pada ketentuan yang termuat pada peaturan presiden
nomor 70 tahun 2012
STANDAR PERBAIKAN BAHAN MAKANAN DAN BAHAN BAKAR
PER ORANG DALAM SIKLUS MENU 10 HARI
BAGI NARAPIDANA/TAHANAN
No Bahan Makanan Standar Lama Standar Baru Nilai Gizi Kalori
(2009) (2014) (2014)

1. Beras 4500 gr 4000 gr


2. Ubi Jalar/Ketela 1200 gr 1350 gr
3. Daging Sapi/Kerbau 150 gr 175 gr
4. Ikan Asin/Kering 80 gr 75 gr Rata-rata Nilai Gizi
5. Ikan Segar 150 gr 240 gr Per Hari
6. Telor Ayam 6 btr 6 btr
7. Tempe/Kacang Kedelai 700 gr 350 gr Kalori : 2.460 kkal
8. Kacang Hijau 125 gr 100 gr
9. Kacang Tanah 75 gr 120 gr
10. Kelapa Daging 200 gr 300 gr Protein : 72,5 gr
11. Sayuran Segar 2500 gr 3000 gr KH : 434,5 gr
12. Bumbu termasuk terasi & Cabe 70 gr 300 gr Lemak : 44,2 gr
13. Garam Dapur 100 gr 120 gr
14. Gula Kelapa/Aren 100 gr 65 gr
15. Gula Pasir 0 130 gr
16. Minyak Goreng Kelapa 100 gr 150 gr
17. Pisang 5 buah 10 buah
18. Cabe Merah 10 buah 100 gr
Kayu Bakar/ 0,10 M³ 0,10 M³
Minyak Tanah/ 4,5 Liter 4,5 Liter
Gas 2,56 Kg 1,75 Kg
ALUR MEKANISME PENYELENGGARAAN LAYANAN MAKANAN / MINUMAN
NARAPIDANA DAN TAHANAN LAPAS /RUTAN

PERSIAPAN PENYEDIAAN PENGOLAHAN PENDISTRIBUSIAN


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) PETUGAS DAPUR
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) PETUGAS DAPUR MENERIMA BAHAN MAKANAN
PENYUSUNAN RENCANA KEBUTUHAN BAHAN MAKANAN MENGAJUKAN SURAT PERMINTAAN BARANG KEPADA MENYIAPKAN DAFTAR JUMLAH NARAPIDANA DAN
BERDASARKAN INDEKS KEBUTUHAN BAHAN MAKANAN SE-ORANG
DARI PANITIA PENERIMA DALAM KEADAAN TAHANAN SETIAP BLOK;
PENYEDIA BERDASARKAN KEBUTUHAN MENU DAN
PERHARI SELAMA SATU TAHUN ANGGARAN JUMLAH ISI LAPAS CUKUP DAN BAIK MEMPERSIAPKAN MAKANAN SESUAI JUMLAH
NAPI/TAH DAN JADWAL MENU PAGI/SIANG/SORE.

BAHAN MAKANAN DIPILAH BERDASARKAN


PENETAPAN PAGU ANGGARAN UNTUK KEBUTUHAN
BAMA BERDASARKAN JUMLAH ISI RATA-RATA PENYEDIA BAMA (REKANAN) KEBUTUHAN MENU PAGI, SIANG DAN SORE
PETUGAS DAPUR MENYAMPAIKAN
NAPI/TAHANAN DAN KETERSEDIAAN DANA DIPA MENGIRIMKAN BAMA BERDASAR CONTOH MENU KE TIM PENGAWAS
SELAMA SATU TAHUN ANGGARAN(RKAKL) SURAT PERMINTAAN BARANG MAKANAN/MINUMAN DAN KALAPAS
TIDAK LANGSUNG
DIOLAH
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) PANITIA PENERIMA
MENELITI DAN MEMERIKSA JENIS, KWALITAS BAHAN LANGSUNG
MENETAPKAN RENCANA PELAKSANAAN PENGADAAN SETELAH COTOH MENU DISETUJUI OLE TIM PENGAWAS
BAMA NARAPIDANA & TAHANAN YANG MELIPUTI: DAN KWANTITAS BAHAN MAKANAN DIOLAH MAKANAN/MINUMAN
1) SPESIFIKASI TEKNIS;2) HARGA PERKIRAAN SENDIRI PETUGAS DAPUR DENGAN DIBANTU TAMPING/KORVE
(HPS); DAN 3) RANCANGAN KONTRAK. DILAKUKAN DAPUR MENDISTRIBUSIKAN MAKANAN KE SELURUH
PENYIMPANAN DAN PENGHUNI DENGAN CARA SATU ORANG MENERIMA
PERAWATAN UNTUK
SATU JATAH MENU, DISAKSIKAN OLEH
MENJAGA KWALITAS
PETUGAS KEAMANAN LAPAS/KARUGA.
PEMBENTUKAN PANITIA PENGADAAAN BAHAN PENGIRIMA PENGIRIMAN
MAKANAN DAN PANITIA PENERIMA BAHAN MAKANAN BAHAN
(SURAT KEPUTUSAN KALAPAS) N SESUAI TIDAK SESUAI
PROSES PENYIAPAN BAHAN MAKANAN :
MENSORTIR BAHAN, MEMOTONG BAHAN SESUAI
.
KEBUTUHAN, MENCUCI BAHAN, MENIRIS, DLL. PENDISTRIBUSIAN SELESAI
PETUGAS DAPUR MEMBUAT BERITA ACARA
PENYUSUNAN DOKUMEN PENGADAAN PENERIMAAN MAKANAN YANG DIWAKILI OLEH
BARANG DITERIMA DILAKUKAN TAMPING BLOK DENGAN DISAKSIKAN OLEH
DAN DIBUATKAN PENUKARAN/PENAM PETUGAS BLOK DAN ATAU KEPALA REGU JAGA
BERITA ACARA BAHAN SESUAI SURAT PENYIAPANKAN BUMBU MASAKAN
PENERIMAAN PERMINTAAN
PELAKSANAAN PROSES LELANG BAMA BARANG /KONTRAK

EVALUASI
PROSES MEMASAK SESUAI KEBUTUHAN MENU YANG
AKAN DISAJIKAN PADA HARI ITU
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) PANITIA PENERIMA
MENGELUARKAN SPPBJ Menyerahkan Bahan Makanan Kepada Yaitu kegiatan penilaian terhadap
PETUGAS DAPUR
(selaku Pengolah Bahan Makanan) MENGUJI CITA RASA
penyelenggaraan makanan sejak
perencanaan sampai pendistribusian
PENANDATANGANAN KONTRAK yang dilaksanakan secara rutin dan
(DIPEROLEH PENYEDIA BAHAN MAKANAN YANG berkala dengan tujuan untuk menilai
MEMENUHI PERSYARATAN TEKNIS, KUALIFIKASI DAN PENCATATAN DAN PELAPORAN MAKANAN SIAP pelaksanaan kegiatan
HARGA PENAWARAN TERENDAH) Pembuatan catatan harian yang terdiri dari pencatatan tentang penyelenggaraan makanan sesuai
jumlah Napi/tahanan dan pencatatan penerimaan serta
penggunaan berdasarkan jenis dan jumlah bama serta harga. dengan rencana dan kebijakan yang
telah disusun sehingga dapat
mencapai sasaran yang dikehendaki.
SANITASI DAN KESEHATAN LINGKUNGAN
DI LAPAS/RUTAN
SANITASI Mengatur tentang:
adalah semua upaya yang 1. Air Minum dan Bersih (Bersertifikat)
dilakukan dalam
2. Pengendalian Vektor Pembawa
meningkatkan dan memelihara
Penyakit
derajat kesehatan dan
keamanan melalui kegiatan seperti Tungau Skabies, Lalat, Kecoa,
kebersihan dan faktor-faktor Nyamuk, Kutu dan Tikus
lingkungan yang bisa 3. Perilaku Hidup Besih Dan Sehat
menimbulkan penyakit. (PHBS)
4. Pengolahan Air Limbah
KESEHATAN LINGKUNGAN (bersertifikat, pengolahan Bio Gas)
adalah suatu kondisi atau 5. Persyaratan dan Pemeliharaan Toilet
keadaan lingkungan yang 6. Pengelolaan Sampah
optimal sehingga berpengaruh
(bersertifikat, pengolahan menjadi
positif terhadap terwujudnya
Pupuk, Bio Gas dll.)
status kesehatan yang optimal.
7. Sistem Drainase
MASALAH DALAM PENGELOLAAN
SANITASI & KESEHATAN LINGKUNGAN

1. Ventilasi dan Pencahayaan yang Kurang


2. Cuci dan Jemur Pakaian
3. Banjir Jika Hujan dan Peningkatan
Ketinggian Air Laut (Banjir Rob)
4. Sistem Drainase Yang Buruk Sehingga
Menimbulkan Air Tergenang
5. Kualitas Air Buruk
6. Kejadian Luar Biasa Karena Penularan
Penyakit Melalui Vektor (Seperti Skabies,
Diare, Demam Berdarah Dll.)
7. Kapasitas Septictank Yang Kurang
8. Air Limbah Yang Mencemari Lingkungan
9. Sampah Yang Mencemari Lingkungan
PEDOMAN DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SANITASI DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI LAPAS/RUTAN

Standar Operasional Prosedur (SOP):


1. Pemeliharaan Sarana Air Bersih
2. Pemeliharaan Sistem Drainase/Selokan
3. Pemeliharaan Saluran Pembuangan
Akhir Air Limbah Rumah Tangga
4. Pemeliharaan Toilet
5. Pemeliharaan Septictank
6. Pengelolaan Sampah Domestik
7. Pengelolaan Sampah Medis
8. Pelaksanaan Pengasapan (Fogging)
9. Pengendalian Jentik Nyamuk
10. Penemuan Kasus Skabies
Best Practice Pengolahan Limbah dan Sampah
Di Lapas/Rutan
Lapas Klas I Cipinang,
Jakarta
Pengolahan Sampah menjadi
BioGas dan Pupuk Organik

Lapas Klas IIA Kerawang,


Jawa Barat
Pengolahan Limbah Septic Tank
menjadi BioGas
Penggunaan Kembali Air
Limbah
untuk menyiram tanaman dan
perkembangbiakan lele
Situasi TB dan HIV di Lapas/Rutan
 AIDS merupakan penyebab
kematian tertinggi di
Lapas/Rutan pada tahun
2014 yg diikuti dengan TB
 TB menempati peringkat
ke 4 dan HIV ke 5 pada10
penyakit terbanyak di
Lapas/Rutan tahun 2014
 TB merupakan kasus
kunjungan di poliklinik
terbanyak ke-4 di th. 2013
TB & HIV-AIDS Terkait erat dengan kepadatan
penduduk yg. berlebihan & gizi buruk

Orang-orang yang memiliki risiko


tinggi terinfeksi TB dan HIV antara lain:

Orang yang menyuntik obat


terlarang
Penghuni dan tempat-tempat ber-

kumpulnya orang-orang rentan


(misalnya, penjara dan tempat
penampungan gelandangan),
Orang-orang miskin yang tidak
memiliki akses perawatan kesehatan
yang memadai
• Lapas/Rutan menjadi padat (over crowded)
• Rentan dengan berbagai penyakit terutama TB dan HIV-AIDS
• Penularan TB:
1. Melakukan kontak dalam waktu lama & frekuensi sering
2. Selalu berdekatan atau kontak erat dengan penderita TB
• Penularan HIV dan penurunan daya tahan tubuh sehingga
menimbulkan AIDS
Kebijakan Dalam Pengendalian TB & HIV
PERATURAN
MENTERI HUKUM DAN HAM RI
NO. M.HH.01.PH.02.05 YEAR 2010
TENTANG
RENCANA AKSI NASIONAL
PENANGGULANGAN HIV-AIDS DAN DRAFT
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
DI LAPAS/RUTAN RENCANA AKSI
2010 - 2014 NASIONAL
PENGENDALIAN
TB – HIV
DI UPT
RENCANA AKSI NASIONAL PEMASYARAKAT
PENGENDALIAN
TUBERKULOSIS
AN
DI RUTAN, LAPAS DAN BAPAS 2015 - 2019
TAHUN 2012- 2014
Kolaborasi TB dan HIV
1. Penguatan komitmen para
pihak;
2. Pelatihan Program Kolaborasi
TB-HIV kepada petugas;
3. Pembuatan wahana KIE; Bekerjasama dengan.....
4. Penemuan kasus TB, HIV, dan 1. Kementerian Kesehatan
TB-HIV; 2. Pemerintah Prov. & Kab/Kota
5. Penguatan dalam pelaksanaan 3. Komisi Penanggulangan
program yang efektif dan AIDS Nasional
berkesinambungan; 6. Global Fund Untuk AIDS,
6. Pelaksanaan Supervisi dan Tuberkulosis And Malaria
Monev; 7. HIV-AIDS Cooperation
7. Pertemuan Jejaring Pelaksana Program For Indonesia (HCPI)
Program TB dan HIV. 8. FHI360
9. Dan Para Pihak Lainnya
KERANGKA KERJA OPERASIONAL
PROGRAM TB & HIV

DINAS KESEHATAN PROVINSI

PRISON SYSTEM

PETUGAS LAYANAN HIV :


KLINIK · PITC/VCT
LAYANAN TB : · ART
· DOTS CLINIC PEER PETUGAS · CST
EDUCA- BIDANG
· CASE MANAGER · IO
TOR LAIN
· SUPPORT GROUP · KEL. DUKUNGN
SEBAYA
NARAPIDANA/ •MANAJER KASUS
TAHANAN

PRE-RELEASE
BAPAS

POST-RELEASE
LSM
Strategi Dalam Pengendalian TB Dan HIV di UPT
Pemasyarakatan

1. Memperkuat Komitmen
• Perkuat kerjasama internal UPT, bahwa Pengendalian TB dan HIV bukan hanya
tanggung jawab petugas kesehatan
• Perkuat kerjasama eksternal dengan Dinkes Prov/Kab/Kota dan Fayankes
setempat
• Susun rencana operasional bersama Rutan, Lapas, Bapas dan RSU Pengayoman
serta Dinkes setempat, LSM dan RS Rujukan

2. Membangun Kapasitas Sumber Daya


• Pelatihan petugas kesehatan di Lapas, Rutan, Bapas dan RSU Pengayoman
• Sosialisasi pengetahuan TB dan HIV bagi petugas terkait lainnya
• Menyediakan sarana penunjang kegiatan seperti ruang labotaratorium, konseling
dll.

3. Meningkatkan Penemuan Kasus TB dan HIV


• Aktif melakukan Skrining gejala TB dan perilaku berisiko HIV bagi
seluruh tahanan dan WBP baru masuk, berkala min 1 X/tahun dan saat akan
keluar
• Pelacakan kontak 1 kamar hunian dan pemeriksaan kontak dg. suspek TB
• Menurunkan beban TB pada ODHA dan beban HIV pada pasien TB
LANJUTAN STRATEGI

4. Diagnosis & Pengobatan Kasus TB & HIV Sesuai Standar


Nasional
 Diagnosis TB dengan pemeriksaan dahak

 Diagnosis HIV dengan Rapid Tes

 Penatalaksanaan TB dng. strategi DOTS

 Penatalaksanaan HIV-AIDS sesuai dengan CST dan terapi ART

5. Mengembangkan Sistem Informasi Untuk Surveilans


 Pencatatan skrining gejala dan kasus TB dengan form yg baku

 Pelaporan secara berjenjang Lapas/Rutan ke Kanwil dan Ditjenpas

yang bersinergi dengan pelaporan nasional


6. Promosi Kesehatan Di Lingkungan Rutan, Lapas Dan Bapas
 Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku pasien TB & HIV,
keluarga, PMO, petugas kesehatan dan petugas lainnya
 Meningkatkan peran serta aktif lintas sektor, LSM, kelompok

potensial (penyuluhan dan media KIE)


LANJUTAN STRATEGI
7. Meningkatkan Upaya Pencegahan, Pengendalian Infeksi TB dan HIV
 Penyuluhan dari Petugas Kesehatan dan Pendampingan oleh Kader

Kesehatan
 Ruang perawatan khusus utk. suspek dan pasien TB yg menular

 Menerapkan etika batuk bagi petugas dan WBP/Tahanan

 Meningkatkan kebersihan sanitasi, ventilasi & pencahayaan alami

 Menerapkan prinsip kewaspadaan standar

 Penggunaan alat pelindung diri

8. Pembiayaan.
 APBN

 APBD

 Sumber lain yang tidak mengikat

9. Monitoring Dan Evaluasi


 Menelaah data dari pencatatan dan pelaporan

 Pengamatan langsung secara berkala setiap 6 bulan oleh Kanwil dan

Dinkes serta 1 kali setahun oleh Ditjenpas, Ditjen PP dan PL, Kanwil dan
Dinkes setempat
PEDOMAN PENGENDALIAN HIV DAN TB
STRATEGI PENINGKATAN EFEKTIFITAS
PERAWATAN KESEHATAN DI LAPAS/RUTAN
 PENETAPAN LAPAS PENGAMPU DI WILAYAH
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
(BERKOORDINASI DENGAN DIVISI PEMASYARAKATAN
SETEMPAT)
 PENCATATAN DAN PELAPORAN KESEHATAN DAN
PERAWATAN BERBASIS INFORMASI DAN TEKNOLOGI
(SDP  SIMPAS)
Pencatatan dan Pelaporan
Kesehatan dan Perawatan
Berbasis Teknologi dan Informasi

Ditjenp Kemenk
SDP 
as es/KPAN
SIMPAS
UPT PAS
Kanwil
Para
Kemenku
Pihak mham
Pencatatan dan Pelaporan Berbasis Teknologi
dan Informasi (SDP)

Provinsi Nusa Tenggara Timur


Kab. Timur Tengah Utara
DASAR HUKUM BPJS
1. UU No.40/ 2004
Tentang SJSN (Sistem
Jaminan Sosial Nasional)
2. UU No.36 / 2004
tentang Kesehatan
3. UU No.24 /2011
Tentang BPJS
4. PP No. 101/ 2012
Tentang PBI (Penerima
Bantuan Iuran)
5. Perpres No.12/ 2013
tentang Jaminan
Kesehatan
PROGRAM KIS BAGI WBP

Bersurat ke Kemensos terkait


usulan peserta KIS

MENTERI
HUKUM
DAN KEMENKES
HAM
Pembayaran
PENETAPAN
KEMENSOS
SK

BPJS
Usulan
KIS
46.000
DITJENPAS WBP

UPT
DASAR HUKUM KEPESERTAAN BPJS BAGI WBP
KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL NOMOR 58/HUK/2015
TENTANG PENETAPAN JUMLAH PENERIMA
BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN
Best Practice
Akses Jaminan Kesehatan Nasional (BPJS)
Di Lapas/Rutan

Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta


Biaya BPJS bagi WBP dan Tahanan ditanggung oleh APBD
Prov. DKI Jakarta (MoU Kanwil dengan Pemda)
Telah bisa diakses oleh seluruh WBP dan Tahanan di
Lapas/Rutan wilayah DKI Jakarta

Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Timur


-Biaya BPJS bagi WBP dan Tahanan ditanggung oleh APBD Prov.
Jawa Timur (MoU Kanwil dengan Pemda)
-Hanya bisa diakses di RS Provinsi
-Beberapa Lapas/Rutan di Kab./Kota belum dapat mengakses
program tersebut karena letaknya jauh dari RS provinsi
KEPESERTAAN

PESERTA IURAN

Pekerja &
Penerima Upah Pemberi Kerja

Non Penerima Kelompok/


WAJIB Upah Keluarga / Individu

Penerima
Bantuan Iuran
(PBI) Pemerintah

Narapidana /
Tahanan
PBI
KEPESERTAAN
NON PBI
BPJS
MANDIRI

APBN
PEMBAYARAN
APBD JAMKESDA
OLEH
PEMERINTAH
MANDIRI NGO

KELUARGA /
PRIBADI

MANDIRI
Diseminasi Kesehatan dan Perawatan
di Prov. Jawa Timur (31 Maret – 2 April 2015)
Rekomendasi Diseminasi Keswat
Provinsi Jawa Timur
 Petugas Kesehatan yang tidak merata penyebarannya
 Banjir
 Kekurangan Air Bersih
 Septic Tank yang mudah meluap dan harus sering disedot

5 (lima) Lapas Satelit di Wilayah Jawa Timur, yaitu:


 Lapas Klas I Malang

 Septic Tank yang mudah meluap dan harus sering disedot

 Lapas Wanita Klas IIA Malang

 Lapas Klas I Madiun

 Lapas Klas I Porong

 Lapas Narkotika Klas IIA Pamekasan

(mempertimbangkan ketersediaan petugas kesehatan dan


efektifitas optimalisasi pelayanan kesehatan dan
perawatan di Lapas/Rutan)
Lapas-lapas tersebut bertugas membantu Lapas/Rutan di
sekeliling, seperti yang telah ditentukan.
KALIMANTAN TENGAH
JAWA TENGAH
Rekomendasi Diseminasi Keswat
Provinsi Jawa Tengah
 Klinik belum memiliki ijin
 Limbah Medis belum dikelola dengan benar (belum ada perjanjian tertulis
dengan para pihak terkait)
 Pembuangan limbah septictank ke sungai
 Sampah dibuang secara konvensional, belum dilakukan pemisahan organik dan
non organik, belum ada inovasi utk melakukan Reuse, Reduce dan Recycle
sampah. (contoh yang sudah melakukan pemisahan adl. LP Pekalongan)

Lapas Pengampu di Wilayah Jawa Tengah, yaitu:


 Lapas ............. (ex Karesidenan Semarang)

 Lapas ............. (ex Karesidanan Surakarta)

 Lapas ............. (ex Karesidenan Banyumas)

 Lapas ............. (ex Karesidenan Pekalongan)

 Lapas ............. (ex Karesidenan Grobogan)

 Lapas ............. (ex Karesidenan Pati)

 Lapas ............. (ex Karesidenan Kedu)

Pemilihan Lapas pengampu mempertimbangkan:


 ketersediaan petugas kesehatan

 Lapas tersebut mampu mendukung Lapas/Rutan di sekelilingnya


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai