Anda di halaman 1dari 12

Format LTM

Prosedur Keterampilan Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG)


Disusun oleh Sari Nabila, 1606882521, Kelas C3 PK 2

1. Definisi

Elektrokardiogram (EKG) adalah visualisasi aktivitas kelistrikan jantung


yang direkam oleh alat elektrokardigraf (Smeltzer et al, 2010). EKG didapatkan
dengan meletakan elektroda pada bagian dada dan ekstremitas. Rekaman dari
elektroda-elekktroda tersebut kemudian akan ditampilkan melalui kertas grafik
atau tampilan di monitor. Untuk mendapatkan rekaman yang berbeda, dapat
digunakan kombinasi elektroda yan disebut leads atau sadapan. Pada umumnya,
EKG terdiri dari 12 sadapan yang biasa digunakan untuk mendiagnosa
disritmia, conduction abnormalites, iskemik miokardial, injury, infark, dan
dapat juga untuk mengetahui efek yang terjadi pada jantung akibat dari
ketidakseimbangan elektrolit (tinggi atau rendahnya level Ca dan K) (Smeltzer,
2010). EKG merepresentasikan aktivitas listrik total pada jantung yang direkam
pada permukaan tubuh (Kusumawati, et al, 2019).

2. Tujuan / kegunaan
Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG) bertujuan untuk mengetahui:
 Adanya kelainan-kelainan irama jantung
 Adanya kelainan-kelainan miokard seperti infark
 Adanya pengaruh obat-obat jantung terutama digitalis
 Gangguan-gangguan elektrolit
 Adanya perikarditis
 Pembesaran jantung
(Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin, 2017).
3. Kompetensi yang diperlukan
Physical Examination, yaitu kemampuan untuk melakukan pemeriksaan
lengkap pada jantung dengan inspeksi dan palpasi untuk menentukan garis
imaginer dan titik peletakan elektroda.
4. Indikasi
 Ada kelainan irama jantung
 Ada kelainan miokard (infark miokard, hipertrofi atrial)
 Adanya pengaruh obat-obat jantung terutama digitalis
 Gangguan elektrolit
 Adanya perikarditis, adanya pembesaran jantung
5. Kontra indikasi : -
6. Komplikasi : -
7. Alat-alat yang diperlukan
a) Mesin EKG
b) Elektroda
c) Jelly
d) Swab alkohol
e) Tisu
8. Pengetahuan terkait yang diperlukan (anatomi, fisiologi, patofisiologi,
dll)

The Conducting System

Setaip kali jantung berdetak, ia akan mengalami kontraksi dan relaksasi otot.
Tidak seperti otot lainnya, otot jantung bekerja sendiri tanpa ada stimulus saraf
maupun hormon yang disebut dengan Automaticity atau autoritmik (Martini,
Nath, & Bartholomew, 2015). Terdapat dua jenis sel otot jantung yaitu,
pacemaker cells yang merupakan sel khusus untuk mengontrol dan
mengoordinasikan denyut jantung, dan contractile cells yang berfungsi untuk
menghasilkan kontraksi kuat saat mendorong darah (Martini, Nath, &
Bartholomew, 2015). Macam-macam pacemaker cells yaitu, SA node, AV
node, dan serat Purkinje. Ketiga sel tersebut bekerja dengan menghasilkan
pontensial aksi yang dipengaruhi oleh aktivitas keluar dan masuknya ion K+,
Na+, dan Ca2+. Karakteristik dari sel SA node dan AV node ialah tidak memiliki
potensial resting yang stabilpada membrannya. Sehingga proses repolarisasi
dan depolarisasi akan selalu terjadi.
Interpretasi Strip EKG

Komponen Interpretasi Nilai Normal

Irama Ditentukan dengan - Reguler, jika jarak


membandingkan jarak antar antara R – R sama
gelombang R yang - Ireguler, jika jarak
berdampingan (jarak R1 – antara R – R tidak
R2 sama dengan jarak R2 – sama
R3 dan seterusnya)

Frekuensi Rumus 1: 80 – 100 kali/menit


300 dibagi jumlah kotak
besar antar R – R

Rumus 2:

1500 dibagi kotak kecil


antar R – R

Rumus 3 (jika irama


ireguler):

Jumlah R dalam 6 detik,


kemudian dikalikan 10

Gelombang P Lebar gelombang P dihitung Lebar : < 3 kotak kecil


dari mulai munculnya (< 0,12 detik)
gelombang P hingga akhir
Tinggi: < 3 kotak kecil
gelombang P.
(< 0,3 mV)
Tinggi gelombang P
dihitung dari garis
isoelektris hingga puncak
gelombang P.

Interval PR Dihitung mulai dari awal Lebar: 3 – 5 kotak


muncul gelombang P hingga kecil (0,12 – 0,20
awal muncul komplek QRS detik)

Komplek Lebar gelombang QRS Lebar:


QRS dihitung mulai dari
<0,12 detik (< 3 kotak
munculnya gelombang Q
kecil)
hingga akhir gelombang S

Segmen ST Ditentukan dari akhir Isoelektris (datar)


gelombang S hingga awal
gelombang T
Gelombang T Tinggi gelombang T Tinggi: < 5 kotak kecil
dihitung dari garis (< 0,5 mV).
isoelektris hingga puncak
Gelombang
gelombang T
tegak/menghadap ke
atas (upright), tidak
terbalik (inverted),
tidak datar (flat).

Kesan Sinus Ritmia

Table 1Buku KerjaPraktikum Mahasiswa: Keperawatan Dewasa: Sirkulasi

Aritmia Jantung

No. EKG Keterangan


1. Pada PAC yang terjadi ialah
munculnya kontraksi atrial sesaat
setelah ritme atrial yang normal
(terlihat seperti ada 2 P). Hal tsb
disebabkan oleh meningkatnya
permeabilitas SA node yang bisa
dipiccu oleh stres, kafein, dan
medikasi.
2. Munculnya premature atrial
contraction menyebabkan atrial
activity meningkat. Ventrikel
masih mampu mengkuti
kecepatan yang terjadi dan HR
meningkat sekitar 180x/menit.
3. Atrium berdenyut dengan cepat
dan tidak teratur.
4. Terjadi ketika serat Purkinje atau
ventricular myocardial cell
mengalami depolarisasi sampai
ambang batas dan memicu
munculnya kontraksi prematur.
5. Didefinisikan sbg 4 atau lebih
PVCs tanpa adanya denyut
normal.
6. Disebut juga dengan cardiac
arrest. Kondisi ini terjadi ketika
ventrikel berhenti memompa
darah.
Table 2 Cardiac Arrhytmia (Martini, Nath, & Bartholomew, 2015

Hal khusus (termasuk prinsip –prinsip) yang harus diperhatikan: (Lynn,


2011)

- Lakukan persiapan dengan mengecek kembali medical record klien dan


rencana perawatannya terkait dengan kebutuhan EKG.
- Kaji status jantung klien, termasuk di dalamnya HR, BP, dan auskultasi
suara jantung.
- Jika klien telah tersambung dengan cardiac monitor, lepas elektroda
yang ada untuk mengakomodasi sadapan prekordial dan mengurangi
kemungkinan terjadinya gangguan pada aliran listrik saat dilakukan
EKG.
- Pastikan klien aman dari barang-barang yang memicu gangguan pada
aliran listrik.
- Inspeksi bagian dada klien untuk melihat apakah terdapat area yang
iritasi, luka, atau memiliki banyak rambut yang kemungkinan akan
mengganggu aliran listrik EKG.
- Saat menginterpretasikan hasil EKG, hal yang perlu diperhatikan ialah:
 Tentukan iramanya
 Tentukan frekuensinya
 Evaluasi P wave
 Tentukan durasi PR interval
 Tentukan durasi QRS complex
 Evaluasi T waves
 Tentukan durasi QT interval
 Evaluasi komponen lainnya

9. Protokol prosedur

No Prosedur Keterangan
1. Menyampaikan salam
2. Menyampaikan tindakan dan tujuannya
3. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
4. Menjaga privasi pasien
5. Membersihkan permukaan kulit dikedua
pergelangan tangan dan kaki dengan kapas
alkohol
6. Memberi jeli secukupnya dan pasang
elektroda tersebut di tempat yang telah
dibersihkan. Menghubungkan kabel
penghubung pasien dengan elektroda
sebagai berikut :
 Kabel merah dengan elektroda di
pergelangan tangan kanan
 Kabel kuning dengan elektroda di
pergelangan tangan kiri
 Kabel hijau dengan elektroda di
pergelangan kaki kiri
 Kabel hitam dengan elektroda di
pergelangan kaki kanan
7. Membersihkan permukaan kulit di area
sadapan dada dengan kapas alkohol
8. Memberi jeli secukupnya dan pasang
elektroda tersebut di tempat yang telah
dibersihkan. Menghubungkan kabel
penghubung pasien dengan elektroda
sebagai berikut :
 C1 : Ruang interkostal IV garis
sternal kanan
 C2: Ruang interkostal IV garis sternal
kiri
 C3: Pertengahan garis lurus yang
menghubungkan C2 dan C4
 C4: Ruang interkostal V kiri di garis
midklavikula
 C5: Titik potong garis aksila kiri
dengan garis mendatar C4
 C6: Titik potong garis aksila kiri
dengan garis mendatar C5 dan C6

9. Menyalakan mesin EKG, menggunakan


EKG sesuai petunjuk pada mesin EKG
10. Merekam jantung pasien sesuai kebutuhan
dan matikan mesin EKG setelah
perekaman
11. Menuliskan identitas pasien (nama, usia),
tanggal dan jam perekaman, serta nama
dan paraf pemeriksa
12. Membersihkan dada dan pergelangan
ekstrimitas pasien dari sisa-sisa jeli
13. Merapikan mesin EKG
14. Menyampaikan bahwa tidakan sudah
selesai
10. Keamanan (untuk pasien dan perawat)
Pastikan klien aman dari barang-barang yang memicu gangguan pada aliran
listrik
11. Hal yang harus dilaporkan dan didokumentasikan

 Waktu dan prosedur


 Respon pasien
 Analisis hasil EKG dalam bentuk grafik
Daftar Pustaka

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. (2017). Buku acuan peserta CSL 2:


Pemasangan dan interpretasi elektrokardiografi. Diakses dari
https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wpcontent/uploads/2017/09/PEMASA
NGAN-DAN-INTERPRETASI-ELEKTROKARDIOGRAFI.pdf

Kariasa, I. M., Herawati, T., Adam, M., Putri, A. F., & Edison, C. (2016). Buku
Kerja Praktikum Mahasiswa: Keperawatan Dewasa: Sirkulasi. Depok:
Departemen Keperawatan Medikal Bedah FIK UI

Lynn, P. (2011). Taylor’s Clinical Nursing Skills : a nursing process approach. 3rd
ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins

Martini, Frederic H., Nath, Judi L., & Bartholomew, Edwin F. (2015).
Fundamentals of anatomy & physiology tenth edition. United States of
America: Pearson Education,Inc

Smeltzer, S. C., et al. (2010). Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical-Surgical


Nursing. (12th Edition). Philadelphia Lippincott Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai