Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang


bertanggungjawab terhadap pembangunan keehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas
berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan
yang optimal. Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan,pusat pemberdayaa keluarga dan masyarakat
serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Upaya kesehatan yang dielenggarakn di Puskesmas terdiri dari Upaya Kesehatan Wajib
dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Upaya Kesehatan Wajib merupakan upaya
keehatan yang dilaksanakan oleh seluruh Puskesmas di Indonesia. Upaya ini memberikan
daya ungkit paling besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan melalui
peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), serta merupakn keepakatan global
maupun nasional.

Yang termasuk dalam Upaya Kesehatan Wajib adalah Promosi Kesehatan, Kesehatan
Lingkungan, Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat,
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular serta Pengobatan. Sedangkan Upaya
Kesehatan Pengembangan adalah upaya kesehatan yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat setempat serta disesuaikan
dengan kemempuan Puskesmas.

Upaya Kesehatan Pengembangan ditetapkan bersama Dinas Kesehatan Kbupaten/Kota


dengan mempertimbangkan masukan dari masyarakat melalui perwakilan masyarakat
dalam bentuk Badan Penyantun Puskesmas/Konsil Kesehatan Kecamatan (bagi yang
sudah terbentuk). Apabila Puskesmas belum mampu menyelenggarakannya, tetapi telah
menjadikebutuhan masyarakat, maka Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib
menyelenggarakannya. Upaya Kesehatan Pengembangan, antara lain : Upaya Kesehatan
Sekolah, Upaya Kesehatan Olah Raga, Upaya Ksehatan Kerja, Upaya Kesehatan Gigi dan
Mulut, Upaya Kesehatan Jiwa, Upaya Kesehatan Mata, Kesehatan Usia Lanjut,
Pembinaan Pengobatan Tradisional, Perawatan Kesehata Masyarakat, dan sebagainya.

Upaya laboratorium (medis dan kesehatan masyarakat) dan upaya pencatatan-


pencatatan tidak termasuk pilihan karena merupakan pelayanan penunjang dari setiap
Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas. Adapun
perawtan kesehatan masyarakat merupakan bagian integral dari berbagai upaya
pelayanan yangada, sehingga diharapkan pelayanan Puskesmas baersifat menyeluruh.

Upaya Kesehatan Pengembangan Pukesmas dapat pula bersifat upaya inovasi, yakni
upya lain di luar upaya Puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan.

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 1


Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan wajib da upaya kesehatan pengembangan
harus menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara terpadu yaitu azas
pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat, keterpaduan dan rujukan.

Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka Puskesmas harus


melaksanakan manajemen dengan baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan secara sistematik untuk menghasilkan luaran Puskesmas
secara efektif dan efisien. Manajemen Puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, dan pngendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Seluruh
kegiatan di atas merupakan suatu kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan.

Perencanaan tigkat Puskesmas disusun untuk mengatasi mesalah kesehatan yang ada di
wilayah kerjanya, baik upaya keehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan maupn
upaya kesehatan penunjang. Perencanaan ini disusun untuk kebutuhan satu tahun agar
Puskesmas mampu melaksanakannya secara efisien, efektif dan dapat
dipertanggungjawabkan. Diharapkan buku ini dapat diguakan sebagai salah satu
pedoman dalam penyusunan perencanaan di Puskemas.

B. TUJUAN DAN MANFAAT


1. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan manajmen di Puskesmas dalam menyusun
perencanaan kegiatan tahunan berdasarka fungsi dan aas
penyelenggaraannya.
b. Tujuan Khusus
1) Tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas utuk tahun
berikutnya dalam upy mengtasi masalh atau sebagian masalah kesehatan
masyarakat.
2) Tersusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) setelah diterimanya
alokasi smber daya untuk kegiatan tahun berjalan dari berbagai sumber.
2. MANFAAT
a. Perencanaan dapat membeikan petunjuk untuk menyelenggarakan upaya
kesehatansecara efektif dan efisien demmi mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Perencanaan memudahkan pengawasan dan pertaggungjawaban.
c. Perencanaan dapat mempertimbangkan hambatan, dukungan dan potensi
yang ada.

C. PENGERTIAN
perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang harus dilakukan untuk
mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan
dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya
guna.
Perencanaan Tingkat Puskesmas diartikan sebagai proses penyusunan rencana
kegiatan Puskesmas pada tahn yang akan datang yag dilakukan secara sistematis

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 2


untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya

D. RUANG LINGKUP
Perencanaan Tngkat Puskesmas mencakup semua kegiatan yang termasuk dalam
Upaya Kesehatan Wajib, Upaya Kesehatan Pengmbangan dan upaya kesehatan
penunjang. Perencanaan ini dsusun oleh Puskesmas sebagai Rencana Tahunan
Puskesmas yang dibiayai oleh Pmerintah Daerah, Pemerintah Pusat serta umber dana
lainnya.

Perencanaan Tingkat Pusesmas disusun melalui 4 tahap yaitu:


1. Tahap persiapan
2. Tahap Analisa Situasi
3. Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
4. Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 3


BAB II

MEKANISME

PERENCANAN TINGKAT PUSKESMAS

Langkah pertama dalam mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas adalah menyusun


Rencana Usulan Kegiatan yang meliputi Usulan Kegiatan Wajb dan Usulan Kegiatan
Pengembangan.

Penyusunan Rencana Usulan Kegitan Puskesmas harus memperhatikan berbagai kebijakan


yang berlaku baik secara global, nasional maupun daerah sesua dengan hasil kajian data dan
informasi yang tersedia di Puskesmas. Puskesmas perlu mempertimbangkan masukan dari
masyarakat melalui konsil Kesehatan Kecamatan/ Badan Penyantun Puskesmas. Rencana
Usulan Kegiatan harus dlengkapi pula dagan usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin,
sarana, prasarana dan operasional Puskesmas. RUK yang disusun merupakan RUK tahun
mendatang (H+1). Penyusuan RUK tersebut disusun pada bulan Januari tahun berjalan (H)
berdaskan hasil kajian pecapaian keiatan tahun sebelumnya (H-1), dan diharapkan proses
penysuan RUK telah seesai dilaksanakan di Puskesmas pada akh bulan Januari tahun berjalan
(H).

Rencana Usulan Kegiatan yang telah disusun dibahas di dinas kesehatan kabupaten/kota,
diajukan ke Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui dinas kesehatan kabupaten/kota.
Selanjutnya RUK Puskesmas yang tercantum dalam usulan dinas kesehatan kabupaten/kta
akan diajukan ke DPRD untuk memperoleh persetujuan pembiayaan dan dukungan politis.

Setelah mendapat persetujua dari DPRD, selanjutnya diserahkan ke Puskesmas melalui dinas
kesehatan kabupaten/kota. Berdasarkan alokasi biaya yang telah disetujui tersebut,
Puskesmas menyusn Rencana Pelaksanaan Kegiatan. Sumber pembiayaan Puskesmas selain
darianggaran Daerah (DAU) adalah dari Pusat dan pnjaman/bantuan luar negeri yang
dialokaskan melalui dinas keehatan kabupaten/kota. RPKdisusun dengan melakukan
penyesuaiaan dan tetap mempertimbangkan masukan dar masyarakat. Penyesuaian ini
dilakukan, olehkarena RPK yang disusun adalah persetujuan atas RUK tahun yang lalu (H-1),
alokasi yang diterima tidak selalu sesuai dengan yang diusulkan, adanya perubahan sasaran
kegiatan, tambahan anggaran (selain DAU) dan lain-lainnya. Penyusunan RPK dilaksanakan
pada bulan Januari tahun berjalan, dalam forum Lokakarya Mini yang pertama.

Untuk memudahkan pemahaman terhadap mekanisme Perencanaan Tingkat Puskemas,


dapat dilihat pada alur berikut ini:

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 4


Pemda Kabupaten/Kota
Penyandang Dana Lain

Dinas Kesehatan

Upaya
Kesehatan
Wajib Rencana Usulan Rencana Rencana
Usulan Kegiatan Pelaksanaan Tahunan
Kegiatan yang telah Kegiatan Puskesmas
Upaya H+1 disetujui
Kesehatan
Pengembangan

Masyarakat Konsil Kesehatan Kecamatan/ Badan Penyantun


Puskesmas

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas


5
BAB III

TAHAP PENYUSUNAN

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS

Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas dilakukan melalui 4 (empat) tahap sebagai


berikut:

A. TAHAP PERSIAPAN
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam proses penyusunan
Perencanaan Tingkat Puskesmas agar memperoleh kesamaan pandangan dan
pengetahuan untuk melaksanakan tahap-tahap perencanaan. Tahap ini dilakukan
dengan cara :
1. Kepala Puskesmas membentuk Tim Penyusun Perencanaan Tingkat Puskesmas
yang anggotantaterdiri dari staf Puskesmas.
2. Kepala Puskesmas menjalankan tentang pedoman Perencanaan Tingkat
Puskesmas kepada timagar dapat memahami pedoman tersebut demi
keberhasilan penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas.
3. Puskesmas mempelajari kebijakan dan pengarahan yang telah ditetapkan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Propinsi dan Departemen
Kesehatan.

B. TAHAP ANALISIS SITUASI


Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan
permasalahan yang dihadapi Puskesmas melalui proses analisis data yang
dikumpulkan. Tim yang telah disusun oleh Kepala Puskesmas melakukan
pengumpulan data. Ada 2 (dua) kelompok data yang perlu dikumpulkan yaitu data
umum dan data khusus.

1. Data Umm :
a) Peta Wilayah Kerja serta Fasilitas Pelayanan (Format-1) Data Wilayah
mencakup luas wilayah, jumlah desa/dusun/ RT/ RW, jarak desa dengan
Puskesmas, waktu tempuh ke Puskesmas. Data ini dapat diperoleh di kantor
Kelurahan/ Desa atau Kantor Kecamatan.
b) Data Sumber Daya
Data sumber daya Puskesmas (termasuk Puskesmas Pembantu dan Bidan di
Desa, mencakup :
1) Ketenangan (Format – 2a)
2) Obat dan bahan habis pakai (Format – 2b)
3) Peralatan(Format – 2c)
4) Sumber pembiayaan yang berasaldari pemerintah (Pusat dan Daerah),
masyarakat, dan sumber lainnya ( Format – 2d)
5) Sarana dan prasarana, antara lain gedung, rumah dina, komputer, mesin
tik, meubelair, kendaraan (Format – 2e)
c) Data Peran Serta Masyarakat (Format – 3)
Data ini mencakup Posyandu, kader, dukun bayi dan tokoh masyarakat.
d) Data Penduduk dan Sasaran Program (Format – 4)

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 6


Data penduduk dan sasaran program mencakup : jumlah penduduk
seluruhnya berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur (sesuai sasaran
program), sosio ekonomi pekerjaan, pendidikan, keluarga miskin (persentase
ditiap desa/ kelurahan). Data ini dapat diperoleh di kantor Kelurahan/ Desa,
Kantor Kecamatan, dan data estimasi sasaran di Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota.
e) Data Sekolah (Format – 5)
Data sekolah dapat diperoleh dari dinas pendidikan setempat, mencakuo jenis
sekolah yang ada, jumlah siswa, klasifikasi sekolah UKS, juklah dokter kecil,
jumlah guru UKS, dll.
f) Data Kesehatan Lingkungan Wilayah Kerja Puskesmas (Format – 6)
Data kesehatan lingkungan mencakup rumah sehat, tempat pembuatan
makanan/ minuman, tempat-tempat umum, tempat pembuangan sampah,
sarana air bersih, jamban keluarga dan sistem pembuangan air limbah.

2. Data Khusus (hasil penilaian kinerja Puskesmas)


a) Status Kesehatan terdiri dari :
 Data kematian (Format – 7),
 Kunjungan Kesakitan (Format – 8),
 Pola Penyakit yaitu 10 penyakit terbesar yang ditemukan (Format –
9).
b) Kejadian Luar Biasa (Format – 10), dapat dilihat pada laporan W1 (Simplus).
c) Cakupan Program Pelayanan Kesehatan 1 (satu) tahun terakhir di tiap desa/
kelurahan, dapat dilihat dari Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas (Format –
11).
d) Hasil survey (bila ada), dapat dilakukan sendiri oleh Puskesmas atau pihak lain
(Format – 12).

C. TAHAP PENYUSUNAN RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK)


Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK), dilaksanakan dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
a. Menyusun Rencana Usulan Kegiatan bertujuan untuk mempertahankan kegiatan
yang sudah dicapai pada periode sebelumnya dan memperbaiki program yang
masih bermasalah.
b. Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi di wilayah
tersebut dan kemampuan Puskesmas.

Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan ini terdiri dari 2 (dua) langkah, yaitu Analisa
Masalah dan penyusunan Renacana Usulan Kegiatan.

1. Analisa Masalah
Analisa masalah dapat dilakukan melalui kesepakatan kelompok Tim Penyusun
Perencanaan Tingkat Puskesmas dan Konsil Kesehatan Kecamatan/ Badan
Penyantun Puskesmas Melalui tahapan :
a) Identifikasi masalah,

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 7


Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Identifikasi
masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang dikelompokkan
menurut jenis program, cakupan, mutu, ketersediaan sumber daya.

Contoh tabel Cara Pemecahan Masalah :

No Program Target pencapaian Masalah


1
2
3
4
dst

b) Menetapkan urutan prioritas masalah


Mengingat adanya keterbatasan kemampuan mengatasi masalah secara
sekaligus, ketidak tersediaan teknologi atau adanya keterkaitan satu maslah
dengan masalah lainnya, maka perlu dipilih masalah prioritas dengan jalan
kesepakatan tim. Bila tidak dicapai kesepakatan dapat ditempuh dengan
menggunakan kriteria lain. Dalam menetapkan urutan prioritas masalah dapat
menggunakan berbagai macam metode seperti kriteria matriks, MCUA,
Hanlon, CARL dsb. Penetapan penggunaan metode tersebut diserahkan
kepada masing-masing Puskesmas.
Contoh Kriteria matriks.
Masing-masing kriteria ditetapkan dengan nilai 1 – 5. Nilai semakin besar jika
tingkat urgensinya sangat mendesak, atau tingkat perkembangan dan tingkat
keseriusan semakin memprihatinkan apabila tidak diatasi. Kemudian kalikan
tingkat urgensi (U) dengan tingkat perkembangan (G) dan tingkat keseriusan
(S). Prioritas masalah diurutkan berdasarkan hasil perkalian yang paling besar
dari ketiga hal tersebut dan disusun dalam bentuk matriks.

Masalah Masalah Masalah Masalah Masalah


Kriteria 1 2 3 4
Tingkat Urgensi (U)
Tingkat Keseriusan (S)
Tingkat Perkembangan (G)
UXSXG

Penggunaan kriteria penilaian tidak harus terpaku pada contoh di atas, akan
tetapi dapat disesuaikan dengan tingkat pemahaman petugas, situasi dan
kondisi tempat.
c) Merumuskan masalah
Hal ii mencakup apa masalahnya, siapa yang terkena masalahnya, berapa
besar masalahnya, dimana masalah itu terjadi dan bila mana masalah itu
terjadi (What, Who, When, Where, and How).
d) Mencari akar penyebab masalah

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 8


Mencari akar masalah dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan
metode :
1) Diagram sebab akibat dari Ishikawa (disebut juga diagram tulang ikan
karena digambarkan membentuk tulang ikan).
2) Pohon masalah (problem trees)

Kemungkinan penyebab masalah dapat berasal dari :

1) Input (sumber daya) : jenis dan jumlah alat, obat, tenaga serta prosedur
kerja manajemen alat, obat dan dana.
2) Proses (Pelaksana kegiatan) : frekwensi, kepatuhan pelayanan medis dan
non medis.
3) Linkungan.

Kategori yang dapat digunakan antara lain adalah :

1) Man, money, material, methode.


2) Apa, bagaimana, mengapa, dimana.

Penyebab masalah agar dikonfirmasi dengan sumber data primer (survey) dan
data sekunder yaitu SP2TP (kartu pasien, buku register, LPLPO, dsb) ataupun
data lainnya.

Contoh :

1. Mencari penyebab masalah dengan menggunakan diagram sebab akibat


dari Ishikawa (fishbone).
Masalah :
Cakupan persalinan tenaga kesehatan rendah.
Langkah-langkah :
 Tuliskan “masalah” pada bagian kepala ikan.
 Buat garis horizontal dengan anak panah menunjuk ke arah kepala
ikan.
 Tetapkan kategori utama dari penyebab.
 Buat garis dengan anak panah menunjuk ke garis horizontal.
 Lakukan “brainstorminng” (curah pendapat) dan fokuskan pada
masing-masing kategori.
 Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk
kategori utama yan lain.
 Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat
daftar sub penyebab dan letakkan pada cabang yang lebih kecil.
 Setelah semua ide/ pendapat dicatat, lakukan klasifikasi (data)
untuk menghilangkan duplikasi, ketidaksesuaian dengan masalah,
dll.

Yang perlu diperhatikan :

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 9


 Fisbone diagram hanya menggambarkan tentang kemungkinan
suatu penyebab, bukan fakta/ penyebab yang sesungguhnya,
untuk itu diperlukan pengumpulan data untuk memastikannya.
 Efek (masalah) perlu diidentifikasi dan dipahami dengan jelas
sehingga tidak terjadi kerancuan dalam mencari kemungkinan
penyebabnya.
 Alat ini merupakan cara terbaik untuk mengidentifikasi
kemungkinan penyebab secara terfokus sehingga dapat
dihindari kemungkinan terlewatnya penyebab yang penting
yang mungkin terjadi.
 Pastikan bahwa setiap anggota tim dapat terlihat secara penuh
dalam proses penyusunan fishbone diagram tersebut.

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 10


Diagram sebab akibat dari Ishikawa (Fishbone) :

Lingkungan
Metode

Dana
Manusia

Sarana

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 11


2. Mencari penyebab masalah dengan menggunakan “pohon masalah
(problem trees)”.
Langkah-langkah :
 Tuliskan maslah pada kotak di puncak pohon masalah.
 Buat garis panah vertikal menuju kotak tersebut.
 Tetapkan kategori utama dari penyebab dan tuliskan pada kotak di
bawahnya dengan arah panah menuju kotak masalah.
 Lakukan “brainstorming” (curah pendapat) dan fokuskan pada
masing-masing kategori.
 Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk
kategori utama yang lain.
 Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat
daftar sub penyebab dan letakkan pada kotak yang ada di
bawahnya.
 Setelah semua pendapat tercatat, lakukan klarifikasi data untuk
menghilangkan duplikasi, tidak sesuai dengan masalah, dll.

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 12


Pohon masalah (Problem Trees)

Cakupan
persalinan
nakes

Metode Manusia Sarana Dana Lingkungan

Data Bidan tidak Banyak Sarana Obat Dana Tarif Budaya Tingkat
bumil tinggal di dukun penyuluhan untuk tersponsor persalinan percaya pendidikan
tidak desa kurang resti peugas bidan dukun rendah
akurat kurang kurang mahal tinggi

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas


13
e) Menetapkan cara-cara pemecahan masalah
Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dapat dilakukan dengan
kesepakatan di antara anggota tim. Bila tidak terjadi kesepakatan dapat
digunakan kriteria matriks. Untuk itu harus dicari alternatif pemecahan
masalahnya.

Contoh tabel Cara Pemecahan Masalah

No Alternatif Pemecahan
Prioritas Penyebab
Pemecahan Masalah Ket
Masalah Masalah
Masalah Terpilih

dst

Brain storming (curah pendapat)

Adalah suatu metode untuk dapat membangkitkan ide/ gagasan/ pendapat tentang suatu
topik atau masalah tertentu dari setiap anggota timdalam periode waktu yang singkat dan
bebas dari kritik.

a. Manfaat dari brain storming adalah untuk :


1) Mendapatkan ide/gagasan/pendapat sebanyak-banyaknya.
2) Pengembangan kreatifitas berpikir dari anggota tim.
3) Memacu keterlibatan seluruh peserta (anggota tim)
b. Tipe :
1) Terstruktur, tiap anggota tim menyampaikan ide/ gagasan bergiliran.
2) Tidak terstruktur, tiap peserta yang mempunyai ide/ gasasan dapat langsung
menyampaikannya.
c. Langkah-langkah
1) Tetapkan suatu topik/ masalah sejenis mungkin.
2) Beri waktu beberapa saat kepada anggota untuk memahami dan memikirkannya.
3) Tetapkan waktu yang akan digunakan untuk curah pendapat, misalnya 30-45
menit.
4) Anggota tim menyampaikan ide/gagasan/pendapat (secara terstruktur atau tidak
terstruktur).
5) Apabila terdapat beberapa anggota yang mendominasi, gunakan curah pendapat
terstruktur sehingga seluruh anggota mempunyai kesempatan yang sama. Bila
yang dipilih secara terstruktur, anggota yang tidak menyampaikan pendapat pada

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 14


gilirannya harus mengucapkan “Pass”, dan kesempatan diberikan kepada anggota
yang berikutnya.
6) Beri dorongan/rangsangan agar anggota berani memberikan/mengajukan
pendapat.
7) Selama brainstorming berjalan, tidak dibenarkan menanggapi pendapat anggota
yang sedang berbicara. Apabila ini terjadi, pimpinan sidang harus segera menegur
dengan kata-kata : “no comment please”
8) Tuliskan setiap ide/gagasan tersebut pada flipchart/papan tulis sehingga dapat
dilihat oleh seluruh anggota.
9) Teruskan brainstorming sampai waktu yang ditetepkan telah habis.
10) Lakukan klarifikasi, hilangkan sesuatu yang menyimpang dari topik atau duplikasi
yang terjadi.
11) Buat list pendek yang sangat dekat/ berhubungan dengan topik yang dibahas.

2. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)


Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan meliputi upaya kesehatan wajib, upaya
kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan penunjang, yang meliputi :
a) Kegiatan tahunyang akan datang (meliputi kegiatan rutin, sarana/prasarana,
operasional dan program hasil analisis masalah).
b) Kebutuhan Sumber Daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang ada
pada tahun sekarang.
c) Rekapitulasi Rencana Usulan Kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan ke
dalam format RUK Puskesmas.

Rencana Usulan Kegiatan disusun dalam bentuk matriks dengan memperhatikan


berbagai kebijakan yang berlaku, baik kesepakatan global, nasional, maupun
daerah sesuai dengan masalah yang ada sebagai hasil dari kajian data dan
informasi yang teersedia di Puskesmas.

2.1 Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib


a) Menyusun Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib ke dalam
matriks.

Matriks Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib

Kebutuhan sumber Indikator Sumber


Upaya daya Keberhasilan Pembiayaan
No Kegiatan Tujuan Sasaran Target
Kesehatan
Dana Alat Tenaga
1 Prom. Kes
2 Kes. Lingk
3 KIA & KB
4 Gizi Masy
5 P2M
6 Pengobatan

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 15


Catatan :

 Kegiatan diisi dengan kegiatan dari paket program yang diusulkan dalam upaya
mencapai tujuan program.
 Tujuan diisi dengan tujuan dari setiap kegiatan program.
 Sasaran adalah jumlah jumlah populasi atau area di wilayah kerja yang akan dicakup
dalam kegiatan.
 Target adalah jumlahh bagian dari sasaran/ area yang akan diberikan pelayanan oleh
Puskesmas dihitung berdasarkan faktor koreksi kondisi geografis, jumlah sumber
daya dan target pasar serta pencapaian tahun lalu.
 Besar biaya mengacu pada peraturan daerah yang ada.
 Sumber pembiayaan dapat berasal dari pemerintah, swasta, masyarakat atau
pendapatan fungsional Puskesmas.
b) Mengajukan Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib
Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib diajukan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mendapat pembiayaannya. Apabila
sumber pembiayaan berasal dari non pemerintah maka diusulkan kepada
institusi yang bersangkutan.
c) Waktu penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
Jadwal penyusunan Rencana Usulan Kegiatan dilaksanakan dengan
memperhatikan siklus perencanaan Kabupaten/Kota, yaitu jadwal
pembahasan yang dilakukan Kabupaten/Kota sehingga RUK tersebut
harus sudah selesai atau sudah diterima oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota sebelum dilakukan pembahasan, demikian pula dengan
Rencana Usulan Kegiatan untuk mitra kerja Puskesmas.
2.2 Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan
a) Identifikasi Upaya Kesehatan Pengembangan
Telah disebut bahwa Upaya Kesehatan Pengembangan dapat dipilih adri
daftar upaya kesehatan Puskesmas yang telah ada atau dapat berupa
inovasi yang dikembangkan sesuai dengan permasalahan kesehatan yang
terjadi di wilayah kerja Puskesmas.
Apabila Puskesmas mempunyai kemempuan, identifikasi masalah dapat
dilakukan bersama masyarakat (Konsil Kesehatan Kecamatan / Badan
Penyantun Puskesmas) melalui pengumpulan data secara langsung di
lapangan (Survey Mawas Diri). Tetapi apabila kemampuan tersebut tidak
dimiliki oleh Puskesmas maka identifikasi dilakukan melalui kesepakatan
kelompok (Delbecq Technique) oleh petugas Puskesmas dengan
melibatkan Konsil Kesehatan Kecamatan/ Badan Penyantun Puskesmas
(lihat langkah analisis masalah).
Dari hasil identifikasi ini kemungkinan akan muncul usulan Puskesmas
yang sangat beragam. Dengan pertimbangan kondisi sumber daya yang
ada, baik tenaga, sarana maupun biaya, maka perlu dibuat penyusunan
prioritas.
Apabila Puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan tersebut tetapi telahmejnadi kebutuhan masyarakat

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 16


setempat maka dinas kesehatan kabupaten/ kota yang wajib
menyelenggarakannya.

Catatan :

Survey Mawas Diri adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengenali keadaan
dan masalah yang dihadapi, serta potensi yang dimiliki untuk mengatasi masalah
tersebut. Tahapannya dimulai dari pengumpulan data primer dan data sekunder,
pengolahan dan penyajian data masalah dan potensi yang ada.

Delbecq Technique adalah perumusan dan identifikasi potensi melalui


sekelompok orang yang memahami masalah tersebut. Tahapan pelaksanaannya
dimulai dengan pembentukan tim, menyusun daftar masalah, menetapkan
kriteria penilaian masalah dan menetapkan urutan prioritas masalah
berdasarkan kriteria penilaian.

b) Menyusun Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan ke Dalam


Matriks.

Matriks Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembnagan

Kebutuhan Sumber
Upaya Daya Indikator Sumber
No Kegiatan Tujuan Sasaran Target
Kesehatan Keberhasilan Pembiayaan
Dana Alat Tenaga
1

c) Mengajukan Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan.


Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan diajukan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bersama-sama dengan Upaya
Kesehatan Wajib untuk pembahasan lebih lanjut. Rencana Usulan
Kegiatan ini dapat juga diajukan pembiayaannya kepada pihak non
pemerintah.
Puskesmas dapat melibatkan potensi yang ada di wilayahnya untuk ikut
serta dalam pembiayaan tersebut. Penggalangan dana dapat dilakukan
kepada masyarakat, perusahaan, swasta, atau LSM melalui advokasi dan
sosialisasi rencana kegiatan yang telah disusun dengan didukung oleh data
yang telah diolah, sehingga dapat dipahami oleh masyarakat dan mitra
kerja Puskesmas.

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 17


Potensi lainnya dapat pula berasal dari pendapatan fungsional Puskesmas
atau sumber pembiayaan lainnya.

D. TAHAP PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK)


Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan baik untuk upaya kesehatan wajib,
upaya kesehatan pengembangan, upaya kesehatan penunjang maupun upaya inovasi
dilaksanakan secara bersama, terpadu dan terintegrasi. Hal ini sesuai dengan azas
penyelenggaraan Puskesmas yaitu keterpaduan.

Langkah-langkah penyusunan RPK adalah :


a. Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui.
b. Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan Rencana Usulan Kegiatan
(RUK) yang diusulkan dan situasi pada sat penyusunan RPK.
c. Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akan dilaksanakan
serta sumber daya pendukung menurut bulan dan lokasi pelaksanaan.
d. Mengadakan Lokakarya Mini Tahunan untuk membahas kesepakatan RPK.
e. Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk matriks.

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 18


Contoh Reranca Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Puskesmas...... Tahun..........

No Upaya Volume Rincian Lokasi Tenaga


Sasaran Target Jadwal Biaya
Kesehatan kegiatan Kegiatan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksana

1
2
3
4
5
6
7
8
8
9
10

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas


19
Tahap-tahap Perencanaan Tingkat Puskesmas :

DATA UMUM

Penyusunan RUK Penyusunan RPK


PROSES Pengumpulan Data LOKAKARYA MINI
-Upaya Kesehatan Wajib –Upaya Kesehatan Wajib
PERSIAPAN
-Upaya Kes. Pengembangan –Upaya Kes. Pengembangan

DATA KHUSUS
(Penilaian Kinerja
Puskesmas)

TAHAP TAHAP ANALISIS DATA TAHAP PENYUSUNAN RUK TAHAP PENYUSUNAN RPK
PERSIAPAN

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas


20
BAB IV

DUKUNGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DALAM PROSES

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS

Ditingkat Kabupaten/Kota, dinas kesehatan bertanggung jawab atas kelancaran dan


keberhasilan proses dan kegiatan perencanaan kesehatan di Kabupaten/ Kota, dalam hal ini
termasuk Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP). Perencanaan tingkat Puskesmas juga harus
dapat mengakomodasikan hasil diskusi pembangunan tingkat desa dan tingkat kecamatan.

Dukunga dinas kesehatan Kabupaten/ Kota dalam proses perencanaan tingkat Puskesmas
adalah sebagai berikut :

1. Mengajukan ke Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota agar diterbitkan Surat Edaran


Bupati/ Walikota tentang Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas dan
diinformasikan ke seluruh Puskesmas serta semua instansi keshatan maupun non
kesehatan yang terkait dengan penyelenggaraan peleyanan kesehatan.
2. Melakukan advokasi kepada Pemerintah Daerah agar proses perencanaan,
pembahasan dan persetujuan terhadap rencana usulan kegiatan dapat
diselenggarakan tepat waktu. Sehingga realisasi anggaran dapat tepat waktu, dan
selanjutnya Puskesmas dapat melaksanakan kegiatan sesuai jadwal.
3. Pemberian tanda penghargaan kepada Puskesmas yang telah melaksanakan
Perencanaan Tingkat Puskesmas dengan baik dan kepada instansi nonkesehatan yang
telah memberikan peran aktif dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar.
4. Meningkatkan kerjasama lintas sektor dalam proses Perencanaan Tingkat Puskesmas
melalui forum resmi, seperti rapat tim perencanaan kesehatan Kabupaten/Kota
maupun kegiatan lainnya dalam rangkaian proses Perencanaan Tingkat Puskesmas.
Dalam hal ini dapat ditempuh dengan membentuk Tim perencanaan Kesehatan
Tingkat Kbupaten/Kota yang beranggotakan lintas program dan lintas sektor.
5. Menyusun petunjuk teknis tata cara penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas
yang memuat :
a. Kebijakan pelaksanaan pembangunan kesehatan tahunan Kabupaten/Kota,
termasuk ketentuan prioritas upaya kesehatan untuk wilayah Kabupaten/Kota
yang bersangkutan.
b. Perkiraan target cakupan tahunan masing-masing program dan Puskesmas,
termasuk ketentuan-ketentuan pokok untuk pelayanan kesehatan swadaya
masyarakat.
c. Ketentuan-ketentuan tentang sumber daya (tenaga, peralatan dan pembiayaan).
6. Supervisi dan bimbingan teknis.
a. Melakukan pelatihan bagi staf Puskesmas dalam pengenalan dan penguasaan
Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas serta berbagai kebijakan pelaksanaan
pembangunan kesehatan di Kabupaten/Kota.
b. Melakukan bimbingan teknis dalam proses penyusunan Perencanaan Tingkat
Puskesmas, untuk :
1) Memberi penjelasan atas petunjuk teknis penyusunan Perencanaan Tingkat
Puskesmas sebagai masukan terhadap rencana usulan kegiatan Puskesmas
yang sedang disusun dan saran-saran perbaikan/umpan balik yang diperlukan.

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 21


2) Membantu kemajuankegiatan penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas,
agar setiap Puskesmas dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Usulan
Kegiatan secara tepat waktu.
c. Supervisi dan bimbingan teknis dilakukan terpadu dengan melibatkan sektor non
kesehatan yang terkait.
7. Menyusun rencana tahunan kesehatan Kabupaten/Kota, dengan proses sebagai
berikut :
a. Menyusun Pra-Rencana Tahunan Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan hasil
supervisi dan bimbingan teknis penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas.
b. Melaksanakan pertemuan/ pembhasan perencanaan kesehatak Kabupaten/Kota
dengan membahas Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas.
c. Menyusun rancangan Rencana Tahunan Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan
Pra-Rencana Tahunan Kesehatan Kabupaten/Kota dan hasil konsultasi Rencana
Usulan Kegiatan Puskesmas. Rancangan Rencana Tahunan ini dibahas dalam Pra-
Rakorbang Kabupaten/Kota yang melibatkan sektor non kesehatan yang terkait.
d. Menyusun dan menyampaikan Rencana Tahunan Kesehatan Kabupaten/Kota
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota untuk dibahas dalam Rakorbang
Tingkat Kabupaten/Kota.
8. Menyusun Rencana Operasional :
a. Rencana Operasional disusun secara terpadu dengan memperhatikan secara
seksama semua kegiatan yang dibiayai dari berbagai sumber (DAU, DAK, APBD).
b. Rencana operasional disusun dengan memperhatikan Rencana Usulan Kegiatan
Puskesmas yang sudah diakomodasikan dalam Rencana Tahunan Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan mengikut sertakan Puskesmas dalam proses
penyusunannya. Dengan demikian, alokasi kegiatan dan sumber pembiayaan
untuk setiap Puskemas telah termuat dalam Rencana Operasional ini.

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 22


BAB V

PENUTUP

Buku Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas ini diharapkan dapat digunakan sebagai
salah satu pegangan dalam penyusunan dan pembinaan Perencanaan Tingkat Puskesmas di
daerah.

Dengan demikian Puskesmas diharapkan mampu menyusun rencana kegiatan tahunannya


secara optimal berdasarkan besarnya masalah yang dihadapi dan kemampuan sumber daya
yang ada, dengan tetap mengembangkan dan membina peran serta masyarakat dalam
upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 23


LAMPIRAN-LAMPIRAN

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 24


Yang ada Status
No Jenis Ketenagaan kekurangan keterangan
sekarang kepegawaian
I.Puskesmas Induk
1 Dokter
2 Dokter Gigi
3 Sarjana/D3
a. SKM
b. Akper
c. Akbid
d. Akademi Gizi
e. Lain-lain
4 Bidan
5 Perawat (SPK)
6 Perawat Gigi

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 25


7 Sanitarian
8 SPAG
9 Tenaga Laboratorium
10 Pengelola Obat
11 Lain-lain

II.Puskesmas
1 Pembantu
2 Perawat Kesehatan
Tenaga Lain....

1 III.Polindes
2 Bidan
Tenaga Lain....

1 IV.Poskesdes
2 Bidan
Tenaga Lain....

Format – 2a : Ketenagaan

Format – 2b

KEADAAN OBAT DAN BAHAN HABIS PAKAI

DI PUSKESMAS ..................

TAHUN.................

Jumlah
No Jenis Obat keterangan
Tersedia Pemakaian sisa

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 26


1 Ampicilin
2 Amoksilin
3 ................
4 ................
dst

Format – 2c

KEADAAN PERALATAN KESEHATAN

DI PUSKESMAS................

TAHUN............

No Jenis Alat Jumlah Kondisi Keterangan

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 27


Tidak
Berfungsi
Berfungsi

I KIA set
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. ...............
d. ...............
Dst

II Poliklinik set
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Termometer
d. Diagnostik set
e. ...............
Dst

III UKS kit


a. .............
b. .............
c. .............
dst

Format – 2d

PEMBIAYAAN KESEHATAN DI PUSKESMAS .............

TAHUN.............

No Sumber Biaya Jumlah

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 28


1 Pengembalian retribusi
2 PKPS BBM/ Askeskin
3 ASKES
4 APBD Kaabupaten/ Kota
5 APBD Propinsi
6 APBN
7 .............
8 .............
9 .............
10 .............

Format – 2e

KEADAAN SARANA PRASARANA KESEHATAN

DI PUSKESMAS........................

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 29


TAHUN.....................

Kondisi
No Jenis Sarana/ Prasarana Jumlah
Rusak Rusak Rusak Berat
Ringan Sedang

I Sarana Kesehatan
1. Puskesmas Pembantu
2. Polindes
3. Rumah Dinas Dokter
4. Rumah Dinas Perawat
5. Rumah Dinas Bidan
6. Puskesmas Keliling
Roda 4
7. Ambulance
8. Sepeda Motor
9. ..............
10. ..............
Dst

Sarana Penunjang
1. Komputer
2. Mesin Tik
3. Telepon
II 4. .............
5. .............
Dst

Format 8 : Data Kunjungan

Jumlah Kunjungan Jumlah


Kelurahan/
No Laki-laki Perempuan Total
Desa Baru Lama
Baru Lama Baru Lama

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 30


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah

Format 9 : Sepuluh Penyakit Terbanyak

Jumlah
No Nama Penyakit Total
Laki-laki Perempuan

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 31


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Format 11 : Cakupan Program Pelayanan Kesehatan

Kelurahan/Desa
No Program Target Jumlah
A B C

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 32


% % % %

Pencapaian

Pencapaian

Pencapaian

Pencapaian
A. Upaya
Kesehatan
Wajib
1. Promosi
Kesehatan
a. ....
b. ....
c. ....
2. Kesehatan
Lingkungan
a. ....
b. ....
3. Dll....

Format 12 : Hasil Survey

No Kegiatan Lokasi Hasil


1

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 33


2
3
4
5
6
7
8
9
10

Cak Persalinan
Nakes

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas 34


Diagram sebab akibat dari Ishikawa (Fihbone)

Manusia Metode

Lingkungan

Tingkat
pendidikan
rendah

Sarana Dana Lingkungan

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas


35
Pohon masalah (Problem Trees)

Cakupan
persalinan
nakes

Metode Manusia Sarana Dana

Data Bidan tidak Banyak Sarana Obat Dana Tarif Budaya


bumil tinggal di dukun penyuluhan untuk tersponsor persalinan percaya
tidak desa kurang resti peugas bidan dukun
akurat kurang kurang mahal tinggi

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas


36

Anda mungkin juga menyukai