Anda di halaman 1dari 2

RASIONALITAS KOMUNIKASI DALAM EKSISTENSI MAJELIS MASYARAKAT

MAIYAH

Ayu Adriyani dan Mochammad Imron Rosyidi


Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta | +628114192456 | +628548383877
ayu.adriyani@mail.ugm.ac.id | irosyidi41@gmail.com

Abstrak

Jürgen Habermas dalam kritiknya terhadap teori kritis Mazhab Frankfurt dan Max Weber dalam
konsep “rasionalitas”nya, memberikan sumbangsih gagasan tentang konsep “Rasionalitas”
secara lebih lanjut. Konsep Rasionalitas yang memasuki proses humanisasi (komunikasi),
melampui batas-batas yang tidak dijangkau oleh Weber sebagai pendahulu. Rasionalitas
Komunikasi ini menjadi wujud Teori Tindakan Komunikatif (The Theory of Communicative
Action) yang menjadi jalan keluar dari kebuntuan rumusan teori kritis dan konsep rasionalitas
oleh Weber.

Habermas menekankan bahwa dunia praksis manusia tidak hanya berkisar diantara rumusan-
rumusan instrumental melainkan juga masuk hingga kepada proses-proses komunikasi, yang
olehnya juga disebut sebagai upaya untuk menggerus dehumanisasi. Rasionalitas komunikasi
yang dimaksudkan ini bisa ditemukan dalam forum-forum diskusi yang tidak didominasi oleh
segelintir orang dan menempatkan segelintir lainnya sebagai bagian yang pasif. Rasionalitas
komunikasi juga bisa ditemukan dalam segala upaya untuk meminimalisir terjadinya tindakan-
tindakan represif baik melalui aksi maupun gagasan terhadap norma-norma sosial yang berlaku,
forum-forum yang dirancang keluar dari kekakuan bahkan kekerasan, serta dalam penerapan
norma-norma yang fleksibel dan masih terbuka atas upaya-upaya untuk berefleksi.

Olehnya, Rasionalitas komunikasi mendapat peluang lebih untuk berkembang dalam medium
alternatif. Salah satu medium alternatif yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Majelis
Masyarakat Maiyah yang mulai aktif sejak tahun 1990-an hingga saat ini. Medium ini digunakan
oleh Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) untuk melakukan pengajian (membentuk majelis) yang
tidak memberi sekat bagi yang hadir dalam pengajian tersebut. Tidak ada batas panggung dan
pola komunikasi satu arah. Seluruh jamaah bebas berpendapat di sini.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan tujuan untuk melihat
bagaimana Majelis Masyarakat Maiyah menghidupkan rasionalitas komunikasi sebagaimana
yang dimaksudkan oleh Habermas. Beberapa rasionalitas komunikasi yang dimaksud adalah
pasrtisipasi aktif dalam memberikan respon, dan setiap individu yang terlibat dalam proses
komunikasi adalah subjek dan bukan objek, dll. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses
yang berlangsung dalam Majelis Masyarakat Maiyah memberi ruang bagi tercapainya
rasionalitas komunikasi bahkan hingga pada konsep “dunia publik” (Public Sphere) yang
dikemukakan oleh Habermas.

Kata Kunci: Rasionalitas Komunikasi, Maiyah, Public Sphere

Data Diri:

Presenter 1:

Ayu Adriyani, lahir di Bulukumba 16 Desember 1992. Menempuh pendidikan S1 dalam bidang
Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin Makassar Sulawesi Selatan (2010-2014), saat ini
sedang belajar Komunikasi Pembangunan di Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan di
Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Memiliki minat di bidang kajian Literasi Media
dan Komunikasi untuk Masyarakat. Di tahun 2013 menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Majalah
Baruga (Majalah Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi) dan aktif di berbagai kegiatan Pers
Kampus, serta menjadi reporter dan penulis (freelance) di Majalah Identitas (Majalah internal
Universitas Hasanuddin di bawah pengelolaan Humas Universitas Hasanuddin). Terlibat dalam
berbagai aktifitas penelitian dan pemberdayaan masyarakat di Sulawesi Selatan.

Presenter 2:

Mochammad Imron Rosyidi lahir di Surabaya, 11 April 1994. Lulus pendidikan S1 (2016) di
Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Trunojoyo Madura dengan skripsi berjudul ‘Representasi
Konsep Poligami Dalam Kumpulan Essay Istriku Seribu Karya Emha Ainun Nadjib’. Memiliki
minat di bidang kajian Masyarakat Maiyah. Pernah menjadi Ketua Umum DPM FISIB UTM dan
masih menjabat Wasekum bidang PU HMI Cabang Bangkalan. Pernah menerbitkan antologi
puisi ‘Sajak-sajak untuk Ibunda’. Aktif menulis di LPM SM UTM dan beberapa media lokal di
Madura. Saat ini tinggal di Yogyakarta dan sedang menempuh pendidikan S2 di jurusan
Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan UGM serta menjadi asisten peneliti di IMPULSE.

Anda mungkin juga menyukai