Anda di halaman 1dari 4

Penyalahgunaan Data Pengguna Facebook

Seperti yang telah diketahui bahwasannya sekarang kita telah memasuki era
modernisasi dimana segala hal atau kegiatan manusia terasa mudah karena adanya
kemajuan di bidang teknologi dan informasi. Mulai dari munculnya internet yang berbasis
4G, lalu ada WiFi yang hampir di segala tempat daerah perkotaan pasti ada dan bias
dijangkau dengan mudah, dan lain – lain. Hal – hal tersebut memudahkan pengguna
smarthphone yang mayoritas anak muda untuk mengakses social media, salah satu
contohnya adalah facebook.

Zaman sekarang atau kalau kata anak muda “ zaman now “ pasti tahu semua dengan
salah satu social media yang dulu pernah gempar saat saya masih sekolah dasar, yaitu
Facebook. Berbagai macam pengguna dari berbagai umur yang aktif memakai facebook.
Mulai dari sekedar untuk menjalin komunikasi dengan teman yang terpisah akan jarak, lalu
mencari teman baru yang berbeda wilayah atau bahkan usia, dan ada yang menggunakannya
untuk urusan bisnis. Biasanya untuk anak muda, facebook digunakan untuk memposting
foto atau video kesehariannya, keluarga, dan lain – lain, yang mungkin dirasanya perlu
untuk dibagikan dengan yang lain. Kemudian, dari postingan tersebut pasti ada yang
berkomentar, entah itu yang sifatnya positif, maupun negatif. Tetapi, di zaman saya
komentar – komentar yang ada sering nyeleneh atau kalua kata orang jawa “ gak karuan “.
Nah, berangkat dari hal – hal tersebut ada berbagai macam dampak yang ditimbulkan, baik
itu yang berpengaruh pada penggunanya secara langsung atau pun tidak.

Pertama – tama, saya akan bahas apa itu data ?

Data adalah catatan atas kumpulan fakta dalam bentuk jamak dari datum, berasal
dari bahasa Latin yang berarti " sesuatu yang diberikan ". Dalam penggunaan sehari - hari
data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil
pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata -
kata, atau citra.

Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa data bisa bermacam – macam,
tergantung dari apa yang kita butuhkan. Dalam Facebook juga terdapat berbagai jenis data
yang disimpan, seperti biodata, foto, nomor telefon, dan lain - lain seputar apa yang pernah
dibagikan oleh pengguna. Semua hal atau data tersebut tidak akan mungkin save atau aman,
walaupun kita telah memasang atau mengatifkan fitur keamanan yang disediakan oleh
pihak Facebook. Karena, setiap system yang dibuat oleh manusia pasti memiliki celah,
apalagi ini menyangkut sesuatu yang digunakan orang banyak, yaitu social media. Hanya
dengan bermodalkan beberapa data pengguna, seseorang bisa membobol akun facebook
orang lain dengan sangat mudah.
Seperti yang terjadi pada kasus skandal data Facebook – Cambridge
Analytica adalah skandal yang melibatkan pengumpulan informasi pribadi 87 juta
pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica pada tahun 2014. Data ini digunakan untuk
memengaruhi pandangan pemegang hak pilih sesuai keinginan politikus yang mengontrak
Cambridge Analytica. Setelah kebocoran ini diketahui, Facebook meminta maaf dan
mendapat kecaman masyarakat serta penurunan harga saham. Facebook menilai bahwa
pengumpulan data oleh Cambridge Analytica " tidak pantas dilakukan ". Facebook
dilaporkan sudah lama mengetahui masalah tersebut, tapi perusahaan dikiritik karena tidak
mengambil langkah serius untuk mengatasinya.

Dari contoh di atas dapat dinilai bahwasannya kebocoran data yang terjadi pada
pihak Facebook menyebabkan penyalahgunaan data pengguna untuk kepentingan pribadi
atau golongan, yang tentu sifatnya merugikan. Baik itu dari sisi privasi pengguna yang
dilanggar, sehingga kepercayaan terhadap keamanan data dalam pihak Facebook perlu
dikhawatirkan. Karena kita tidak tahu akan dipakai untuk apa data tersebut, apa untuk
keuntungan pribadi yang nantinya merugikan orang lain atau untuk tindak kriminalitas yang
juga merugikan orang lain, bahkan dalam jumlah banyak.

Lalu ada contoh lain yang datang dari negara Amerika Serikat, dikatakan terdapat
sebuah ancaman palsu di Facebook yang diposting oleh seseorang yang mengaku memiliki
hubungan dengan orang yang bekerja di keamanan nasional. Postingan tersebut melaporkan
kepada 911 bahwa Black Panther Party berencana pergi ke sekolah - sekolah dan
universitas. Di Amerika Serikat, Black Panther Party dikenal sebagai organisasi nasionalis
dan sosialis orang - orang kulit hitam. Menurut postingan tersebut, Black Panther Party
berencana membunuh siswa dan mahasiswa kulit putih, dan kemudian menargetkan polisi
kulit putih. Demikian ungkap para pejabat kepolisian Gaston County, seperti dikutip dari
Wsoc TV, Jumat ( 10/09/2015 ). Masih banyak lagi kasus penyalahgunaan atau
penyelewengan data yang arahnya bisa saja hoax, kriminalitas, atau hal lain.

Kesimpulan, Data pribadi merupakan data yang merujuk kepada individu tertentu
atau data tersebut dapat mengidentifikasi seseorang secara langsung atau tidak secara
langsung. Kemampuan data pribadi untuk dapat merujuk atau mengidentifikasi seseorang,
membuat perlu adanya keamanan dari pengelolaan data pribadi agar terjaga keamanannya.
Pelaku usaha yang juga merupakan penyelenggara sistem elektronik mempunyai kewajiban
untuk menjaga kerahasian dari data pribadi pengguna sistem elektroniknya.
Dalam kasus kebocoran data pengguna Facebook terdapat tiga pihak, yaitu
Facebook, pengguna Facebook, dan Cambridge Analytica (CA). Facebook sebagai pelaku
usaha merupakan pihak yang mengelola situs dan aplikasi Facebook. Pengguna Facebook
sebagai konsumen merupakan pihak yang menggunakan situs dan/atau aplikasi Facebook.
CA sebagai pihak ketiga merupakan pengembang dalam situs dan aplikasi Facebook.

Terjadinya peristiwa kebocoran data pengguna menandakan bahwa hak pengguna


Facebook sebagai konsumen telah dilanggar. Dengan adanya hubungan langsung antara
Facebook dengan pengguna Facebook, maka pengguna Facebook berhak untuk meminta
pertanggungjawaban dari Facebook dan mendapatkan ganti kerugian dari Facebook. Ganti
kerugian dapat dimintakan konsumen dengan mengajukan gugatan di pengadilan.
Facebook dan mendapatkan ganti kerugian dari Facebook. Ganti kerugian dapat dimintakan
konsumen dengan mengajukan gugatan wanprestasi di pengadilan dengan dasar adanya
perjanjian yang mengikat keduanya, yaitu perjanjian baku berupa kebijakan data. Adanya
hubungan kontraktual antara pihak Facebook dan pihak pengguna Facebook tidak menutup
kemungkinan dilakukannya gugatan perbuatan melawan hukum terhadap Facebook oleh
pengguna Facebook. Selain itu, meskipun tidak terdapat hubungan langsung dan tidak terdapat
suatu perjanjian antara pengguna Facebook dan CA, pengguna Facebook juga dapat meminta
pertanggungjawaban kepada CA dengan mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum di
pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai