Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Isi Halaman
Cover ...................................................................................................................i
Kata Pengantar ....................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................2
C. Tujuaan Masalah ....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Prilaku Konsumen ...................................................................................3
B. Hubungan Antara Produsen Dan Konsumen ..........................................4
C. Keadilan Antara Produsen Dan Konsumen Secara Islami ......................5
D. Kewajiban Produsen Terhadap Konsumen .............................................6
E. Konsumen Muslim Terhadap Komsumsi Halal ......................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................................17
B. Saran ........................................................................................................17
Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur'an menggunakan konsep produksi barang dalam artian luas. Al-
Qur'an menekankan manfaat dari barang yang diproduksi. Memproduksi suatu
barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan manusia. Berarti barang
itu harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan manusia, bukan untuk
memproduksi barang mewah secara berlebihan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan manusia, karenanya tenaga kerja yang dikeluarkan untuk memproduksi
barang tersebut dianggap tidak produktif. Produksi adalah sebuah proses yang
telah terlahir di muka bumi ini semenjak manusia menghuni planet ini. Produksi
sangat prinsip bagi kelangsungan hidup dan juga peradaban manusia dan bumi.
Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia
dengan alam. Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan
distribusi. Kegiatan produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian
dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan
berhenti, begitu pula sebaliknya. Untuk menghasilkan barang dan jasa kegiatan
produksi melibatkan banyak faktor produksi. Fungsi produksi menggambarkan
hubungan antar jumlah input dengan output yang dapat dihasilkan dalam satu
waktu periode tertentu. Dalam teori produksi memberikan penjelasan tentang
perilaku produsen tentang perilaku produsen dalam memaksimalkan
keuntungannya maupun mengoptimalkan efisiensi produksinya. Dimana Islam
mengakui pemilikian pribadi dalam batas-batas tertentu termasuk pemilikan alat
produksi, akan tetapi hak tersebut tidak mutlak.
Prilaku produsen terhadap konsumen adalah hal yang sangat
mempengaruhi etika bisnis baik secara presefektif islam maupun konfesional,
maka dari itu penulis akan menjelaskan dalam persefektif islam tentang pilaku
hubungan produsen dan konsumen.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian prilaku konsumen ?
2. Bagaimana hubungan antara produsen dan konsumen ?
3. Bagaimana keadilan antara produsen dan konsumen secara islami ?
4. Bagaimana kewajiban produsen terhadap konsumen ?
5. Bagaimana konsumen muslim terhadap komsumsi halal ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian prilaku konsumen
2. Mengetahui hubungan antara produsen dan konsumen
3. Mengetahui hubungan keadilan antara produsen dan konsumen secara islami
4. Mengetahui kewajiban produsen terhadap konsumen
5. Mengetahui perlindungan konsumen muslim terhadap komsumsi halal.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang atau
organisasi dalam mencari, membeli, memakai, mengevaluasi, dan membuang
produk ataupun jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Atau
Menurut Schiffman dan Kanuk [2000]: adalah proses yang dilalui oleh seseorang
dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, & bertindak pasca
konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi
kebutuhannya.
Konsumen dapat merupakan seorang individu maupun suatu organisasi,
mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi. Perilaku
konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap diantaranya tahap sebelum
pembelian, pembelian, dan tahap setelah pembelian barang atau jasa. Pada tahap
sebelum pembelian konsumen biasanya melakukan pencarian informasi mengenai
produk dan jasa tersebut.
Lalu pada tahap pembelian, konsumen melakukan pembelian produk atau
jasa. Dan pada tahap setelah pembelian, konsumen akan melakukan konsumsi
atau penggunaan produk, evaluasi kinerja produk atau jasa tersebut, dan pada
akhirnya akan membuang produk atau jasa tersebut setelah digunakannya.
a. Pengertian Perilaku Konsumen Menurut Para Ahli
Agar lebih dapat memahami apa yang dimaksud dengan perilaku konsumen
maka kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli berikut ini:
1. Menurut Schiffman Dan Kanuk
Pengertian perilaku konsumen adalah suatu proses yang dilalui oleh
seorang konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi serta
bertindak pada konsumsi barang dan jasa, maupun ide yang diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan orang tersebut.
3
2. Menurut Mowen
Pengertian perilaku konsumen adalah suatu aktivitas saat seseorang
mendapatkan, mengkonsumsi atau membuang suatu produk “barang atau jasa”
pada saat proses pembelian.
3. Menurut Engel, Balckwell Dan Miniard
Pengertian perilaku konsumen adalah berbagai tindakan terhadap produk
dan jasa, termasuk didalamnya adalah proses keputusan yang mengawali serta
mengikuti tindakan pembelian tersebut. Tindakan tersebut dilakukan dengan
terlibat secara langsung dalam proses memperoleh, mengkonsumsi, membuang
suatu produk “barang atau jasa”.
4. Menurut The American Marketing Association
The American Marketing Association, consumer behavior adalah proses
membagi interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku dan lingkungan,
dimana seseorang melakukan pertukaran aspek kehidupan.
5. Menurut Loudon dan Bitta (1995)
Mencakup proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang dilakukan
konsumen secara fisik dalam pengevaluasian, perolehan, penggunaan dan
mendapatkan barang atau jasa.
6. Menurut Hawkins, Best dan Coney (2007)
Merupakan studi tentang bagaimana individu, kelompok atau organisasi
melakukan proses pemilihan, pengamanan, penggunaan dan penghentian produk,
jasa, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhannya terhadap konsumen
dan masyarakat.
4
luas terminoogi produsen juga termasuk pembuat, grosir, leveransir, dan pengecer
profesional.
Sedangkan pengertian konsumen menurut UUPK merupakan konsumen
akhir, bukan konsumen antara, yang masih akan memperdagangkan produk
barang dan/atau jasa yang dibeli kepada pihak lain.
Konsumen dengan produsen mempunyai tingkat hubungan ketergantungan
yang tinggi satu dengan yang lain. Konsumen membutuhkan produsen, begitu
juga sebaliknya, produsen membutuhkan konsumen. Dapat dinyatakan bahwa
hubungan antara konsumen dan produsen merupakan suatu hubungan yang
bersifat simbiosis mutualisme, saling menguntungkan satu sama lain.
Selama ini sejarah hubungan antara produsen dan konsumen menunjukkan
bahwa konsumen biasanya berada pada posisi lebih lemah. Adapun produsen
biasanya sering dikenal sebagai pihak yang mempunyai keunggulan baik dari segi
teknologi maupun modal. Sehingga dengan kemampuan itu produsen mampu
menghasilkan produk dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Karenanya dalam kegiatan menjalankan usaha, UUPK memberikan sejumkah hak
dan membebankan sejumlah kewajiban dan larangan kepada produsen.
Pengaturan tentang hak, kewajiban dan larangan itu dimaksudkan untuk
menciptakan hubungan yang sehat antara produsen dan konsumennya, sekaligus
menciptakan iklim berusaha yang kondusif bagi perkembangan usaha dan
perekonomian pada umumnya.
Seorang konsumen yang berperilaku Islami tidak boleh melakukan dalam
takaran mudharat, perilaku konsumen yang seperti ini tentu akan sulit berwujud
apabila kegiatan produksi tidak sejalan dengan produksi dan mata rantainya
seperti pemasaran.
5
seseorang pengusaha muslim untuk menghindari segala bentuk eksploitasi
terhadap sesama manusia.
2. Keadilan
Dibidang ekonomi , keadilan merupakan ‘nafas” dalam
menciptakan pemerataan dan kesejahteraan, oleh sebab itu Isalam
melarang peredaran harta yang hanya ada pada segelintir kalangan orang
kaya.
3. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Prinsip ini merupakan turunan dari dua prinsip pertama, tauhid dan
keadilan. Amar ma’ruf nahi mungkar mempunyai arti hukum digerakan
untuk umat manusia menuju tujuan yang baik dan benar yang dikehendaki
dan diridhoi Allah.
4. Kemerdekaan atau Kebebasan
Kewajiban dalam menyeru kebajikan dan mencegah kemungkaran
(amar ma’ruf nahi mungkar) hanya dapat dilaksakan jika ada kebebasan
yang sempurna dalam berbicara dan berbuat. Dalam hal ini konsumen
bebas untuk melakukan transaksi.
5. Persamaan
Bukan bearti hukum Islam menghendaki masyarakat tanpa kelas
ala komunisme, kemulian manusia adalah karena dzat manusia itu sendiri.
6. Tolong-menolong
Prinsip ini merupakan membantu antara sesama masyarakat Bantu
mebantu ini diarahkan sesuai dengan tauhid, teruatama dalam uapaya
meningkatkan kebaikan dan ketaqwaan kepada Allah.
7. Toleransi
Tolerasi dalam Islam adalah toleransi yang menjamin tidak
terlanggarnya hak-hak Islam dan umatnya, toleransi dapat diterima dan
terselenggara selagi tidak merugikan agama Islam.
6
D. Kewajiban Produsen terhadap Konsumen
Setiap individu memiliki hak dan kewajiban, demikian pula dengan
konsumen dan produsen, hak dan kewajiban tersebut diatur oleh Undang-undang
nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Berikut akan dibahas lebih
lanjut mengenai hak konsumen dan kewajiban produsen.
a. Hak dan Kewajiban Konsumen
Hak konsumen (pasal 4 UU no.8 tahun 1999), yaitu :
1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi
barang dan/jasa.
2. Hak untuk memilih serta mendapatkan barang dan/ atau jasa sesuai nilai
tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
3. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/ atau jasa.
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/ atau jasa
yang digunakan.
5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut dan baik.
6. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan.
7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminasi.
8. Hak untuk mendapatkan kompensasi ganti rugi dan/ atau penggantian
apabila barang dan/ atau jasa yang diterima tidak dengan sesuai dengan
perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.
9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya.
b. Kewajiban Konsumen
1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian
atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan.
2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau
jasa.
3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati.
7
4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen
secara patut.
Kewajiban yang harus dipenuhi oleh produsen diatur dalam UU nomor 8 tentang
Perlindungan Konsumen pasal 7, yaitu :
1. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.
2. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/jasa serta memberikan penjelasan penggunaan,
perbaikan, dan pemeliharaan.
3. Memperlakukan atau melayani konsumen dengan benar dan jujur serta
tidak diskriminatif.
4. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa
yang berlaku.
5. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau
mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau
garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan.
8
6. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian
akibat penggunaan, dan pemanfaatan barang dan/ jasa yang
diperdagangkan.
7. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang
dan/atau jasa yang dterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan
perjanjian.
Adapun hak-hak konsumen muslim terhadap produk olahan dalam regulasi
ekonomi antara lain:
Sesuai dengan ketentuan hukum islam maka konsumen muslim berhak untuk
mendapatkan produk, pangan , dan jasa sesuai dengan syariat Islam.
1. Hak untuk mendapatkan produk yang aman
2. Hak untuk mendapatkan penjelasan sebuah produk.
3. Hak untuk memilih produk yang tersedia atau menolak sebuah produk
4. Hak untuk didengar oleh perusahaan terhadap keluhan konsumen
5. Hak untuk membentuk sebuah organisasi atau kelompok.
6. Hak untuk mendapatkan perlindungan halal dari Negara
7. Hak untuk mendapatkan Pendidikan Konsumen dan pengetahuan terutama
terhadap produk halal.
8. Hak Untuk memilih Produk consumer
9. Hak untuk memperoleh ganti rugi,
10. Hak untuk memperoleh lingkungan yang sehat.
9
Produsen harus menginformasikan secara jelas bahan-bahan yang dipakai
sejauh mana keamanannya, penggunaan bahan tanbahan yang berasal dari
bahan halal dan tingkat kadaluarsanya.
3. Pemantauan produk yang beredar.
4. Memperhatikan ketentuan halal dalam Syariat Islam Termasuk dalam
proses Produksi.
10
BAB III
PENUTUP
A. keimpulan
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang
lain. Oleh sebab itu antara produsen, konsumen, dan pekerja saling membutuhkan
satu sama lain dan saling bergantung pula satu sama lain. Karena tanpa adanya
produsen maka konsumen tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya
demikian juga produsen tanpa adanya konsumem akan memgalami kerugian
materi yang sangat besar sebab tak ada yang menggunakan barang-barang hasil
produksinya., dan juga Hubungan Keadilan Antara Produsen dan Konsumen
Secara Islami
1. Tauhid
2. Keadilan
3. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
4. Kemerdekaan atau Kebebasan
5. Persamaan
6. Tolong-menolong
7. Toleransi
Hubungan diantara produsen dan konsumen sangat erat kaitannya karena
keduanya mempunyai ikatan yang sangat erat bagaikan mata rantai yang tidak
dapat dipisahkan karena tujuan akhir dalam konsumen dan produsen adalah Falah.
Setiap individu memiliki hak dan kewajiban, demikian pula dengan
konsumen dan produsen, hak dan kewajiban tersebut diatur oleh Undang-undang
nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
B. Saran
Mempelajari prilaku hubungan produsen dan konsumen dalam islam ini
sangat penting pada umumnya bagi yang ingin membuka usaha dan bisnis,
Penulis juga menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan
sehingga membutuhkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
11
Daftar Pustaka
12