Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN KELOMPOK

A. Komponen Layanan Layanan Dasar


B. Bidang Layanan Bidang Pribadi-Sosial
C. Topik Layanan ‘Menangkal Virus Hoaks’
D. Fungsi Layanan Fungsi Pemahaman dan Pencegahan
E. Tujuan Umum Anggota kelompok mampu menangkal berita hoaks dan dapat
membuktikan kebenaran informasi sebelum menyampaikan
kepada orang lain
F. Tujuan Khusus 1. Anggota kelompok mampu mengetahui kebenaran informasi
yang diterima
2. Anggota kelompok mampu membedakan informasi yang
benar dan salah
3. Anggota kelompok mampu menolak informasi yang belum
terbukti kebenarannya
G. Sasaran Layanan Siswa kelas XI
H. Materi Layanan 1. Pengertian Informasi Hoaks
2. Faktor penyebab hoaks
3. Dampak hoaks
4. Cara menyikapi berita hoaks
I. Waktu 45 menit
J. Sumber Rosmalinda, Ruri (2017). Fenomena penyesatan Berita di
Media Sosial dalam artikel ilmiah.
Http://www.seskoad.mil.id/admin/file/artikel/Artikel_Rur
y3.pdf
Pratama, A. B. ,2016, Ada 800 Ribu Situs Penyebar Hoax di
Indonesia. CNN Indonesia. Retrieved from
http://www.cnnindonesia.com/teknologi/
20161229170130-185-182956/ada-800ribu-situs-
penyebar-hoax-di-indonesia/
https://kominfo.go.id/content/detail/8949/ini-cara-mengatasi-
berita-hoax-di-dunia-maya/0/sorotan_media
K. Metode/ Teknik Diskusi kelompok, video
L. Media/Alat 1. Gulungan kertas
2. Laptop
M. Pelaksanaan
1. Tahap Awal/ Pendahuluan
a. Pernyataan tujuan 1. Guru BK memberi salam dan mengucapkan terima kasih
kepada anggota kelompok atas kehadirannya
2. Guru BK memimpin doa
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

3. Guru BK memimpin anggota untuk saling memperkenalkan


diri
4. Guru BK mengajak anggota untuk Ice breaking
5. Guru BK membangun rapport dengan anggota kelompok
b. Penjelasan tentang Guru BK menjelaskan langkah-langkah bahwa akan melakukan
langkah-langkah kegiatan Bimbingan Kelompok dengan materi “Menangkal
kegiatan Virus Hoaks”
c. Mengarahkan 1. Guru BK menjelaskan tentang Kegiatan Bimbingan
kegiatan Kelompok
(konsolidasi) 2. Guru BK menjelaskan tentang asas-asas dalam kegiatan
bimbingan kelompok.
3. Guru BK menjelaskan tentang cara untuk bertanya /
mengemukakan pendapat
4. Guru BK memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk melakukan konsolidasi untuk meyakinkan bahwa
semua peserta didik sudah paham atau belum dengan
tugasnya masing-masing.
2. Tahap Peralihan (Transisi)
a. Guru BK menanyakan kesiapan kelompok dalam
melaksanakan kegiatan kelompok
b. Guru BK memberi kesempatan bertanya kepada setiap
kelompok tentang hal-hal yang belum mereka pahami
c. Guru BK menjelaskan kembali secara singkat tentang tugas
dan tanggung jawab peserta dalam melakukan kegiatan
d. Guru BK memberikan motivasi dan semangat pada Peserta
didik untuk mengikuti kegiatan secara teratur dan baik dan
berusaha mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan
supaya kondusif serta menyenangkan.
3. Tahap Inti a. Pemimpin kelompok memberikan penjelasan tentang
informasi hoaks
b. Setiap anggota kelompok diberikan gulungan kertas yang
berisi tentang batasan masalah / sub topik yang akan dibahas
c. Anggota kelompok diperlihatkan video dengan tema ‘Stop
Hoaks’
d. Setelah memonton video, pemimpin kelompok meminta
angota kelompok untuk memberikan penjelasan terkait
hoaks yang sesuai dengan isi gulungan kertas yang dimiliki
e. Aanggota kelompok memberikan penjelasan tentang video
yang telah di lihat berdasarkan isi dari gulungan kertas
f. Anggota kelompok bersama pemimpin kelompok
menyimpulkan hasil diskusi mengenai topik yang telah
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

dibahas
4. Tahap Penutup 1. Anggota kelompok menyimpulkan hasil kegiatan
2. Anggota kelompok merefleksi kegiatan (dengan format
penyadaran-akomodasi-tindakan / UCA)
3. Guru BK memberi penguatan dan rencana tindak lanjut
4. Guru BK menutup kegiatan layanan dengan mengajak
anggota kelompok berdoa dan mengakhiri dengan salam
N. Evaluasi
1. Evaluasi Proses 1. Mengamati sikap atau antusias anggota kelompok dalam
mengikuti layanan
2. Mengamati cara berdiskusi dan menyampaikan hasil
diskusinya
3. Mengamati cara anggota kelompok dalam memberikan
penjelasan dan dan keaktifan terhadap pertanyaan Guru BK
2. Evaluasi Hasil Guru BK mengevaluasi hasil melalui :
1. Understanding : menanyakan pemahaman kepada anggota
kelompok mengenai materi yang telah disampaikan
2. Comportable : menanyakan perasaan anggota kelompok
setelah menerima materi
3. Action : menanyakan tindakan selanjutnya yang akan
dilakukan dengan memberikan kartu action

Semarang, 6 November 2018


Mengetahui,
Dosen Pembimbing Praktikan Konselor

Sigit Hariyadi, S.Pd.,M.Pd. Yuliana


NIP. 198805162015041002 NIM. 1301416030

Lampiran :
1. Uraian materi
2. Lembar Evaluasi
3. Media

Lampiran 1
Uraian materi

A. Pengertian Hoaks
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

Dalam bahasa Indonesia istilah hoax diserap menjadi hoaks, padanan kata untuk
hoax tersebut tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mana hoaks
diartikan sebagai berita bohong (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016).
Hoax (dibaca: /hōks/) adalah sebuah pesan atau berita yang mencoba meyakinkan
pembaca tentang kebenarannya dan kemudian berusaha meyakinkan pembaca untuk
melakukan tindakan tertentu. Penyebaran hoax bergantung pada pembaca yang dengan
sengaja mengirimkan pesan atau berita tersebut ke korban potensial lainnya yang
mungkin juga melakukan hal yang sama (Hintzbergen et al., 2010).
Hoax bertujuan untuk membuat opini publik, menggiring opini publik, membentuk
persepsi juga untuk hufing fun yang menguji kecerdasan dan kecermatan pengguna
internet dan media sosial. Tujuan penyebaran hoax beragam tapi pada umumnya hoaks
disebarkan sebagai bahan lelucon atau sekedar iseng, menjatuhkan pesaing (black
campaign), promosi dengan penipuan, ataupun ajakan untuk berbuat amalan – amalan
baik yang sebenarnya belum ada dalil yang jelas di dalamnya. Namun ini menyebabkan
banyak penerima hoaks terpancing untuk segera menyebarkan kepada rekan sejawatnya
sehingga akhirnya hoaks ini dengan cepat tersebar luas.

B. Faktor Penyebab Hoaks


Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ruri Rosmalinda (2017) penyebab
munculnya hoaks adalah masyarakat mudah terpengaruh oleh isu-isu yang belum jelas
tanpa memverifikasi atau mengkonfirmasi kebenaran informasi/berita tersebut, sehingga
langsung melakukan tindakan share informasi yang belum jelas kebenarannya.
Faktor penyebab hoaks yang lain yaitu :
1. Hanya sebuah humor demi kesenangan belaka. Setiap orang memiliki cara
sendiri untuk membuat dirinya merasa senang.
2. Hanya untuk ikut-ikutan agar terlihat lebih seru. Dimasa kini internet juga termasuk
salah satu hal penting yang dengan cepat mampu mencampur adukkan perasaan
seorang pembaca. Ini juga merupakan salah satu strategi internet marketing, dengan
menyuguhkan berita yang lebay maka akan semakin banyak komentar dan like hal ini
menimbulkan kesan sehingga kelihatan lebih hidup dan lebih ramai.
3. Untuk menyudutkan pihak tertentu (black campaign). Keadaan ini sering terjadi
saat sedang berlangsungnya Pilkada/ Pilgub/ Pileg/ Pilpres. Begitulah manusia
saat hawa nafsunya tinggi, banyak cara yang akan dilakukan untuk memilikinya
alias menghalalkan segala cara.
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

4. Niatan untuk mengadu domba. Inilah yang sering terjadi pada saat ini yaitu ada
oknum yang tidak bertanggungjawab melakukan penyebaran hoaks hanya untuk
mengadu domba tanpa kepentingan tertentu ataupun menjatuhkan kedua lawan.
Contoh pada bidang politik yang ada saat ini lebih kepada politik adu domba.

C. Dampak Hoaks
Media sosial memiliki salah satu dampak negatif yaitu akan mengurangi kepekaan
penggunanya. Kekurang pekaan terhadap dirinya sendiri, maupun kekurang pekaan
terhadap sekitar. Peneliti Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK), Miko
Ginting, menjelaskan bahwa penyebar berita hoaks/ kabar bohong/ kabar yang tidak
lengkap itu dapat dikenakan sanksi pidana sesuai pasal 14 dan 15 UU No. 1 Tahun 1946
tentang Peraturan Hukum Pidana. Jerat hukum jika menggunakan pasal 14 dan 15 UU
1/1946 ini tidak tanggung-tanggung, kata Miko, ada yang bisa dikenakan sanksi 2 tahun,
3 tahun bahkan 10 tahun yang dikualifikasi dalam 3 bentuk pelanggaran.
Hadirnya berita hoax dalam keseharian masyarakat Indonesia ternyata dianggap
memberikan dampak yang buruk bagi masyarakat dan pembangunan. Dalam survei yang
dirilis oleh MASTEL, 98.7 persen menanggap bahwa hoax mengganggu kerukunan
masyarakat. 96.8 persen menganggap bahwa berita hoax mampu menghambat
pembangunan. 84.5 persen menganggap bahwa hoax mengganggu kehidupan mereka.
(http://mastel.id/press-releaseinfografis-hasil-survey-mastel-tentangwabah-hoaxnasional/
diakses pada 18 April 2017 Pukul 15.30). Maraknya peredaran berita hoax tentunya
berpotensi menimbulkan perpecahan, instabilitas politik, dan gangguan keamanan.
Dalam berita mengenai dampak berita hoax (Republika.co.id, 2017) menjelaskan
beberapa dampak negative yang dihasilkan oleh berita hoax karena hoax akan menyasar
emosi masyarakat, menimbulkan opini negatif sehingga terjadi disintergratif bangsa,
memberikan provokasi dan agitasi negatif, dan menyulut kebencian, kemarahan, hasutan
kepada orang banyak (untuk mengadakan huru-hara, pemberontakan, dan sebagainya).

D. Cara Mengatasi Berita Hoaks


Dilansir pada halaman kompas.com, Minggu (8/1/2016), Ketua Masyarakat Indonesia
Anti Hoaks Septiaji Eko Nugroho menguraikan lima langkah sederhana yang bisa
membantu dalam mengidentifikasi mana berita hoax dan mana berita asli. Berikut
penjelasannya:
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

1. Hati-Hati dengan Judul Provokatif


Berita hoax seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya
dengan langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya pun bisa diambil dari
berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang
dikehendaki sang pembuat hoax.
Oleh karenanya, apabila menjumpai berita denga judul provokatif, sebaiknya
Anda mencari referensi berupa berita serupa dari situs online resmi, kemudian
bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda. Dengan demikian, setidaknya Anda
sebabagi pembaca bisa memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang.

2. Cermati Alamat Situs


Untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link, cermatilah
alamat URL situs dimaksud. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai
institusi pers resmi -misalnya menggunakan domain blog, maka informasinya bisa
dibilang meragukan.
Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs di Indonesia
yang mengklaim sebagai portal berita. Dari jumlah tersebut, yang sudah terverifikasi
sebagai situs berita resmi tak sampai 300. Artinya terdapat setidaknya puluhan ribu situs
yang berpotensi menyebarkan berita palsu di internet yang mesti diwaspadai.

3. Periksa Fakta
Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi
seperti KPK atau Polri? Sebaiknya jangan cepat percaya apabila informasi berasal dari
pegiat ormas, tokoh politik, atau pengamat. Perhatikan keberimbangan sumber berita. Jika
hanya ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan gambaran yang utuh.
Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan
fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti,
sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki
kecenderungan untuk bersifat subyektif.

4. Cek Keaslian Foto


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

Di era teknologi digital saat ini , bukan hanya konten berupa teks yang bisa
dimanipulasi, melainkan juga konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya
pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca.
Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari
Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images.
Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet
sehingga bisa dibandingkan.

5. Ikut Serta Grup Diskusi Anti-Hoax


Di Facebook terdapat sejumlah fanpage dan grup diskusi anti hoax, misalnya
Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax
Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci.
Di grup-grup diskusi ini, netizen bisa ikut bertanya apakah suatu informasi
merupakan hoax atau bukan, sekaligus melihat klarifikasi yang sudah diberikan oleh
orang lain. Semua anggota bisa ikut berkontribusi sehingga grup berfungsi layaknya
crowdsourcing yang memanfaatkan tenaga banyak orang.

Lampiran 2
Lembar Evaluasi

EVALUASI PROSES BIMBINGAN KELOMPOK

Hari/Tanggal :..........................
Kelas : .........................
Materi : Menangkal Virus Hoaks
Pemberi Layanan :
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

PETUNJUK
Guru BK memberikan skor penilaian aspek yang diobservasi pada masing-masing
siswa sesuai dengan kolom yang telah disediakan dengan kriteria sebagai berikut:
Skor 5 jika hal ini dilakukan siswa dengan sangat baik
Skor 4 jika hal ini dilakukan siswa dengan baik
Skor 3 jika hal ini dilakukan siswa dengan cukup baik
Skor 2 jika hal ini dilakukan siswa dengan kurang baik
Skor 1 jika hal ini dilakukan siswa dengan sangat kurang baik

ASPEK YANG NAMA SISWA (INISIAL)


NO DIOBSERVASI
1 2 3 4 5 6 7
1 Keaktifan siswa mengikuti
layanan BKP
2 Antusias dalam setiap
kegiatan BKP
3 Perhatian siswa saat guru
menjelaskan langkah-langkah
pelaksanaan kegiatan BKp.

4 Keberanian siswa bertanya


ketika ada hal kurang
dimengerti
5 Partisipasi siswa berpendapat
mengenai topik yang dibahas
6 Kesesuain antara pendapat
dengan topik yang dibahas
7 Respon siswa ketika proses
diskusi
8 Komunikasi siswa dalam
kelompok bersama siswa
yang lain
9 Mengembangkan hubungan
positif dalam kelompok
10 Keaktifan siswa dalam
memberikan kesimpulan
11 Keaktifan siswa dalam proses
evaluasi bimbingan kelompok
Jumlah Skor
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

Kritera

Penentuan Skor
Skor Total = 𝒋𝒖𝒎𝒍�h 𝒔𝒌𝒐�/55 � 𝟏𝟎𝟎

Kriteria Hasil

Rentangan Kategori
74 – 100 Sangat Aktif
68 – 73 Aktif
Praktikan Konselor
52 – 67 Cukup Aktif
36 - 51 Kurang Aktif
20 - 35 Sangat Kurang
Aktif
......................................................

EVALUASI HASIL LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

Nama Siswa :……………………………………


Kelas : ...……………………………........
Topik : Menangkal Virus Hoaks

Pernyataan di bawah ini berisi tentang hasil yang anda peroleh setelah mengikuti
layanan bimbingan kelompok. Bacalah dengan cermat setiap pernyataan tersebut. Berikan
jawaban dengan cara memberi tanda cek (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai,
SS : Sangat Sesuai (5) KS : Kurang Sesuai (2)
S : Sesuai (4) STS : Sangat Tidak Sesuai (1)
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

CS : Cukup Sesuai (3)


Jawaban Anda, tidak menuntut jawaban benar dan salah. Jawablah semua pernyataan
secara sungguh-sungguh dan jujur sesuai diri anda. Hasil dari instrument ini tidak mempengaruhi
nilai pelajaran anda di sekolah, namun bermanfaat sebagai pertimbangan pemberian layanan
berikutnya. Atas bantuan dan kerjasamanya, diucapkan terima kasih.

Skor
Aspek/ Pernyataan
SS S CS KS STS
Pemahaman Baru
1 Saya mendapatkan pemahaman baru mengenai
materi yang telah dibahas.
2 Saya mampu menjelaskan kembali mengenai
materi yang telah disampaikan.
3 Saya mampu mendiskusikan inti topik yang
dibahas.
4 Saya dapat memberikan contoh perilaku yang
sesuai dengan topik yang dibahas.
5 Saya dapat meyimpulkan mengenai faktor
penyebab, dampak dan cara mengatasi informasi
hoaks
Perasaan Positif
6 Saya merasa senang karena dalam kegiatan
bimbingan kelompok ini mengajarkan saling
berbagi ide, gagasan, pendapat dan pengalaman.
7 Saya merasa dihargai dalam pelaksanaan layanan
ini.
8 Saya merasa puas mengikuti layanan ini karena
dilakukan dengan cara yang menyenangkan.
9 Saya senang karena merasa materi yang
disampaikan bermanfaat bagi kehidupanku saat
ini dan yang akan datang.
10 Saya merasa lega karena merasa terbantu akan
layanan ini.
Rencana Kegiatan Setelah Layanan

11 Saya akan menerapkan pengetahuan yang saya


dapat dari layanan ini sebagai dasar untuk
bertindak dan berperilaku.
12 Saya akan melaksanakan hal-hal positif terkait
kegiatan ini dalam kehidupan sehari-hari
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

13 Saya mengembangkan potensi yang saya miliki


setelah mengikuti kegiatan ini.
14 Saya menentukan keputusan terbaik terhadap
suatu sikap setelah mengikuti layanan ini.
Jumlah skor

Kriteria Penentuan Skor

Skor Total = 𝒋𝒖𝒎𝒍�𝒉 𝒔𝒌𝒐� � 𝟏𝟎𝟎


𝟕𝟎

Kriteria Hasil
Rentangan Kategori
74 – 100 Sangat Baik
68 – 73 Baik
52 – 67 Cukup Baik Siswa yang mengisi,
36 - 51 Kurang Baik
20 - 35 Sangat Kurang
Baik .......................................

Anda mungkin juga menyukai