dibahas
4. Tahap Penutup 1. Anggota kelompok menyimpulkan hasil kegiatan
2. Anggota kelompok merefleksi kegiatan (dengan format
penyadaran-akomodasi-tindakan / UCA)
3. Guru BK memberi penguatan dan rencana tindak lanjut
4. Guru BK menutup kegiatan layanan dengan mengajak
anggota kelompok berdoa dan mengakhiri dengan salam
N. Evaluasi
1. Evaluasi Proses 1. Mengamati sikap atau antusias anggota kelompok dalam
mengikuti layanan
2. Mengamati cara berdiskusi dan menyampaikan hasil
diskusinya
3. Mengamati cara anggota kelompok dalam memberikan
penjelasan dan dan keaktifan terhadap pertanyaan Guru BK
2. Evaluasi Hasil Guru BK mengevaluasi hasil melalui :
1. Understanding : menanyakan pemahaman kepada anggota
kelompok mengenai materi yang telah disampaikan
2. Comportable : menanyakan perasaan anggota kelompok
setelah menerima materi
3. Action : menanyakan tindakan selanjutnya yang akan
dilakukan dengan memberikan kartu action
Lampiran :
1. Uraian materi
2. Lembar Evaluasi
3. Media
Lampiran 1
Uraian materi
A. Pengertian Hoaks
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Dalam bahasa Indonesia istilah hoax diserap menjadi hoaks, padanan kata untuk
hoax tersebut tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mana hoaks
diartikan sebagai berita bohong (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016).
Hoax (dibaca: /hōks/) adalah sebuah pesan atau berita yang mencoba meyakinkan
pembaca tentang kebenarannya dan kemudian berusaha meyakinkan pembaca untuk
melakukan tindakan tertentu. Penyebaran hoax bergantung pada pembaca yang dengan
sengaja mengirimkan pesan atau berita tersebut ke korban potensial lainnya yang
mungkin juga melakukan hal yang sama (Hintzbergen et al., 2010).
Hoax bertujuan untuk membuat opini publik, menggiring opini publik, membentuk
persepsi juga untuk hufing fun yang menguji kecerdasan dan kecermatan pengguna
internet dan media sosial. Tujuan penyebaran hoax beragam tapi pada umumnya hoaks
disebarkan sebagai bahan lelucon atau sekedar iseng, menjatuhkan pesaing (black
campaign), promosi dengan penipuan, ataupun ajakan untuk berbuat amalan – amalan
baik yang sebenarnya belum ada dalil yang jelas di dalamnya. Namun ini menyebabkan
banyak penerima hoaks terpancing untuk segera menyebarkan kepada rekan sejawatnya
sehingga akhirnya hoaks ini dengan cepat tersebar luas.
4. Niatan untuk mengadu domba. Inilah yang sering terjadi pada saat ini yaitu ada
oknum yang tidak bertanggungjawab melakukan penyebaran hoaks hanya untuk
mengadu domba tanpa kepentingan tertentu ataupun menjatuhkan kedua lawan.
Contoh pada bidang politik yang ada saat ini lebih kepada politik adu domba.
C. Dampak Hoaks
Media sosial memiliki salah satu dampak negatif yaitu akan mengurangi kepekaan
penggunanya. Kekurang pekaan terhadap dirinya sendiri, maupun kekurang pekaan
terhadap sekitar. Peneliti Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK), Miko
Ginting, menjelaskan bahwa penyebar berita hoaks/ kabar bohong/ kabar yang tidak
lengkap itu dapat dikenakan sanksi pidana sesuai pasal 14 dan 15 UU No. 1 Tahun 1946
tentang Peraturan Hukum Pidana. Jerat hukum jika menggunakan pasal 14 dan 15 UU
1/1946 ini tidak tanggung-tanggung, kata Miko, ada yang bisa dikenakan sanksi 2 tahun,
3 tahun bahkan 10 tahun yang dikualifikasi dalam 3 bentuk pelanggaran.
Hadirnya berita hoax dalam keseharian masyarakat Indonesia ternyata dianggap
memberikan dampak yang buruk bagi masyarakat dan pembangunan. Dalam survei yang
dirilis oleh MASTEL, 98.7 persen menanggap bahwa hoax mengganggu kerukunan
masyarakat. 96.8 persen menganggap bahwa berita hoax mampu menghambat
pembangunan. 84.5 persen menganggap bahwa hoax mengganggu kehidupan mereka.
(http://mastel.id/press-releaseinfografis-hasil-survey-mastel-tentangwabah-hoaxnasional/
diakses pada 18 April 2017 Pukul 15.30). Maraknya peredaran berita hoax tentunya
berpotensi menimbulkan perpecahan, instabilitas politik, dan gangguan keamanan.
Dalam berita mengenai dampak berita hoax (Republika.co.id, 2017) menjelaskan
beberapa dampak negative yang dihasilkan oleh berita hoax karena hoax akan menyasar
emosi masyarakat, menimbulkan opini negatif sehingga terjadi disintergratif bangsa,
memberikan provokasi dan agitasi negatif, dan menyulut kebencian, kemarahan, hasutan
kepada orang banyak (untuk mengadakan huru-hara, pemberontakan, dan sebagainya).
3. Periksa Fakta
Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi
seperti KPK atau Polri? Sebaiknya jangan cepat percaya apabila informasi berasal dari
pegiat ormas, tokoh politik, atau pengamat. Perhatikan keberimbangan sumber berita. Jika
hanya ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan gambaran yang utuh.
Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan
fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti,
sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki
kecenderungan untuk bersifat subyektif.
Di era teknologi digital saat ini , bukan hanya konten berupa teks yang bisa
dimanipulasi, melainkan juga konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya
pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca.
Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari
Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images.
Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet
sehingga bisa dibandingkan.
Lampiran 2
Lembar Evaluasi
Hari/Tanggal :..........................
Kelas : .........................
Materi : Menangkal Virus Hoaks
Pemberi Layanan :
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
PETUNJUK
Guru BK memberikan skor penilaian aspek yang diobservasi pada masing-masing
siswa sesuai dengan kolom yang telah disediakan dengan kriteria sebagai berikut:
Skor 5 jika hal ini dilakukan siswa dengan sangat baik
Skor 4 jika hal ini dilakukan siswa dengan baik
Skor 3 jika hal ini dilakukan siswa dengan cukup baik
Skor 2 jika hal ini dilakukan siswa dengan kurang baik
Skor 1 jika hal ini dilakukan siswa dengan sangat kurang baik
Kritera
Penentuan Skor
Skor Total = 𝒋𝒖𝒎𝒍�h 𝒔𝒌𝒐�/55 � 𝟏𝟎𝟎
Kriteria Hasil
Rentangan Kategori
74 – 100 Sangat Aktif
68 – 73 Aktif
Praktikan Konselor
52 – 67 Cukup Aktif
36 - 51 Kurang Aktif
20 - 35 Sangat Kurang
Aktif
......................................................
Pernyataan di bawah ini berisi tentang hasil yang anda peroleh setelah mengikuti
layanan bimbingan kelompok. Bacalah dengan cermat setiap pernyataan tersebut. Berikan
jawaban dengan cara memberi tanda cek (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai,
SS : Sangat Sesuai (5) KS : Kurang Sesuai (2)
S : Sesuai (4) STS : Sangat Tidak Sesuai (1)
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Skor
Aspek/ Pernyataan
SS S CS KS STS
Pemahaman Baru
1 Saya mendapatkan pemahaman baru mengenai
materi yang telah dibahas.
2 Saya mampu menjelaskan kembali mengenai
materi yang telah disampaikan.
3 Saya mampu mendiskusikan inti topik yang
dibahas.
4 Saya dapat memberikan contoh perilaku yang
sesuai dengan topik yang dibahas.
5 Saya dapat meyimpulkan mengenai faktor
penyebab, dampak dan cara mengatasi informasi
hoaks
Perasaan Positif
6 Saya merasa senang karena dalam kegiatan
bimbingan kelompok ini mengajarkan saling
berbagi ide, gagasan, pendapat dan pengalaman.
7 Saya merasa dihargai dalam pelaksanaan layanan
ini.
8 Saya merasa puas mengikuti layanan ini karena
dilakukan dengan cara yang menyenangkan.
9 Saya senang karena merasa materi yang
disampaikan bermanfaat bagi kehidupanku saat
ini dan yang akan datang.
10 Saya merasa lega karena merasa terbantu akan
layanan ini.
Rencana Kegiatan Setelah Layanan
Kriteria Hasil
Rentangan Kategori
74 – 100 Sangat Baik
68 – 73 Baik
52 – 67 Cukup Baik Siswa yang mengisi,
36 - 51 Kurang Baik
20 - 35 Sangat Kurang
Baik .......................................