Pembahasan Recording
Pembahasan Recording
pemeliharaan ayam broiler dari DOC (Days Old Chick), dilakukan pencatatan selama periode
pemeliharaan (recording). Pencatatan saat periode pemeliharaan ayam broiler ini meliputi jumlah
konsumsi ransum dan bobot badan ayam. Dari data tersebut akan diketahui mengenai perfoma dari
ayam tersebut (pertambahan bobot badan, konversi ransum, dan konsumsi ransum ayam) dan
Pertambahan bobot badan merupakan kenaikan bobot badan yang dicapai oleh ternak.
Pertambahan bobot badan ini didapat dari pengukuran/penimbangan yang dilakukan setiap
minggunya selama periode pemeliharaan. Data pertambahan bobot badan yang diperoleh dari hasil
penimbangan minggu ke-2 adalah 30,9, 39,8, 32,4, 36,2 dan 23,6. Angka yang diperoleh dengan
dibandingkan standar performa mingguan ayam broiler menurut PT. Charoen Pokphand (2006)
yang tertera pada tabel 1 itu jauh berbeda, tetapi jika dilihat dari laju pertambahan bobot badannya
sudah sesuai.
membentuk kurva sigmoid yaitu meningkat perlahan kemudian cepat dan perlahan lagi atau
berhenti.
Rata – rata bobot badan ayam pada minggu keempat (akhir periode pemeliharaan)
didapatkan sebesar 424,8 gram/ekor. Hal ini tidak jauh berbeda dengan standar performa
mingguan ayam broiler CP 707 PT. Charoen Pokphand (2006) yaitu 244,5 gram/ekor. Perbedaan
yang tidak terlalu signifikan ini salah satunya dipengaruhi oleh faktor genetik, karena bangsa ayam
yang dipelihara ini berbeda dengan literatur. Selain itu, faktor lingkungan juga mempengaruhi
pertambahan bobot badan. Kondisi lingkungan pemeliharaan ayam broiler ini dirasa cukup tinggi,
karena dilihat dari perilaku ayam yang bernapas dengan cepat (panting). Menurut Manurung
(2011) perilaku seperti itu akan menyebabkan peredaran darah banyak ke organ pernapasan,
Konversi Ransum
dengan pertambahan bobot badan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Manurung (2011) yang
menyatakan bahwa konversi ransum atau Feed Converstion Ratio (FCR) adalah perbandingan
antara jumlah ransum yang dikonsumsi dengan pertumbuhan bobot badan. Selama periode
pemeliharaan ini, didapatkan bahwa FCR kumulatif per minggu (selama 4 minggu) nya adalah
1,46, 1,22, 1,68, dan 2,01. Data tersebut tidak sesuai dengan standar performa mingguan ayam
broiler menurut PT. Charoen Pokphand (2006) yang menyatakan bahwa seharusnya nilai FCR
ayam broiler ini setiap minggunya bertambah (pada tabel 1), tidak naik-turun seperti yang
Hal tersebut dikarenakan faktor lingkungan pemeliharaan yang kurang mendukung, seperti
suhu dalam kandang yang cukup tinggi. Suhu yang cukup tinggi ini ditandai dengan perilaku ayam
yang terlihat panting dan air minum yang cepat habis. Selain itu, menurut Lacy dan Vest (2000)
dapat disebabkan oleh ventilasi yang kurang baik, kualitas pakan, jenis pakan, kualitas air,
Pada minggu terakhir pemeliharaan, didapat bahwa FCR kumulatif nya adalah 2,02. Nilai
tersebut dirasa kurang menguntungkan karena semakin tinggi nilai FCR menandakan bahwa
semakin boros juga pakan yang dikeluarkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Manurung (2011)
yang menyatakan bahwa nilai konversi pakan yang sudah jauh diatas angka dua, maka
Perhitungan FCR :
Feed Converstion Ratio (FCR) minggu ke-1 = 426 / 301 = 1,41
Feed Converstion Ratio (FCR) minggu ke-2 = 1708 / 1145 = 1,49
Feed Converstion Ratio (FCR) minggu ke-3 = 4500 gram – 271 gram / 2765 gram – 162 gram = 1,62
Feed Converstion Ratio (FCR) minggu ke-4 = 6500 gram / 3218 gram = 2,02
Konsumsi pakan (feed intake) merupakan jumlah pakan yang dikonsumsi ternak dalam
jangka waktu tertentu. Pada periode pemeliharaan selama 4 minggu ini, setiap minggunya
bertambah yaitu dari 85,2, 258,4, 445,8, dan 400 gram/hari/ekor. Hal tersebut karena kebutuhan
ternak semakin meningkat seiring dengan bertambahnya umur ternak. Konsumsi pakan yang
diperoleh ini angkanya berbeda dengan standar performa mingguan ayam broiler PT. Charoen
Pokphand (2006) yang tertera pada tabel 1. Konsumsi pakan pada literatur lebih banyak jika
dibandingkan dengan praktikum pemeliharaan yang dilakukan, ini dikarenakan oleh perbedaan
penelitian Santosa (2002) konsumsi ayam broiler dengan mulai pemeliharaan minggu ke-tiga
sampai minggu ke-lima sebesar 2525 gram/ekor, hal ini jauh berbeda dengan pemeliharaan yang
dilakukan. Pada pemeliharaan yang dilakukan konsumsi pakan lebih sedikit dibandingkan
literatur, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor lingkungan. Suhu
lingkungan yang terlalu panas akan menyebabkan proses metabolisme ternak terganggu sehingga
pakan tidak tercerna dengan baik dan nutrien pakan banyak dibuang dalam bentuk feses, ini
terbukti dengan banyaknya feses pada litter dan seringnya penambahan sekam yang dilakukan.
Selain itu, kualitas pakan juga berpengaruh terhadap jumlah konsumsi. Menurut Manurung (2011)
jika kandungan energi ransum rendah maka ternak cenderung meningkatkan konsumsinya, tetapi
sebaliknya jika kandungan energi pada ransum tinggi maka konsumsi ransum akan menurun.
Indeks prestasi atau indeks performa pada ayam broiler merupakan suatu indikator yang
digunakan dalam melihat keberhasilan pemeliharaan yang telah dilakukan. berdasarkan hasil
perhitungan, didapatkan bahwa indeks performa pada pemeliharaan yang telah dilakukan sebesar
281,847. Berdasarkan kriteria indeks performa ayam pedaging menurut Sudaryani dan Santosa
(2004), nilai tersebut dinyatakan kurang baik. Indeks performa yang dikatakan cukup adalah >300.
Hal tersebut menandakan bahwa pemeliharaan yang dilakukan kurang baik dan efisien yang
disebabkan oleh manajemen yang kurang baik dan faktor lingkungan yang kurang mendukung.
Suhu lingkungan kandang yang cukup tinggi dengan ventilasi yang kurang baik dan litter yang
terkadang basah membuat ternak tidak nyaman sehingga konsumsi pakan dan konversi pakan
kurang baik.
Perhitungan FCR :
Feed Converstion Ratio (FCR) minggu ke-1 = 426 / 301 = 1,41
Feed Converstion Ratio (FCR) minggu ke-2 = 1708 / 1145 = 1,49
Feed Converstion Ratio (FCR) minggu ke-3 = 4500 gram – 271 gram / 2765 gram – 162 gram = 1,62
Feed Converstion Ratio (FCR) minggu ke-4 = 6500 gram / 3218 gram = 2,02
PT. Charoen Pokphand Indonesia. 2006. Manajemen broiler modern. Kiat-kiat memperbaiki FCR.
Technical Service dan Development Departement, Jakarta
Manurung, Eddy Julius. 2011. Performa Ayam Broiler pada Frekuensi dan Waktu Pemberian
Pakan yang Berbeda. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi Dan Teknologi Peternakan
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Lacy, M. & L. R. Vest. 2000. Improving Feed Convertion in Broiler : A Guide for Growers.
Springer Science and Business Media Inc, New York.
Sudaryani, T. & H. Santosa. 2004. Pemeliharaan Ayam Ras Pembibit. Penebar Swadaya, Jakarta.